KJ
PANDUAN PRAKTIS
EDISI KETIGA
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 1/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
KATA PENGANTAR
Dengan bergulirnya waktu, tanpa disadari buku Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat
Psikotropik telah sampai pada edisi ketiga tahun 2007 dalam kurun waktu sekitar lima tahun. Serial ini
berupaya mengikuti kebutuhan yang berkembang di kalangan para praktisi kedokteran yang
merasakan manfaat langsung dengan adanya buku panduan praktis sbagai pegangan klinis dalam
praktek mereka sehari-hari.
Kami menerima banyak masukan, kritik, komentar, dan saran dari teman sejawat yang telah
membaca buku ini. Kesemuanya kami terima dengan senang hati dan tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih atas perhatian dan partisipasi-nya utnuk perbaikan dan peningkatan mutu,
sehingga benar-benar mencapai sasaran yang diinginkan.
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya buku ini adalah agar terwujud suatu “alih
pengetahuan dan keterampilan” (transfer of knowledge and skill ) dari profesi Psikiatri yang sedang
berkembang pesat di Indonesia dan makin hari makin dirasakan urgensi-nya dalam menunjang
peningkatan mutu pelayanan kesehatan umum.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gangguan kesehatan jiwa makin meningkat seirama
dengan perubahan-perubahan yang cepat dalam tata kehidupan masyarakat, dan sebagian besar
bermanifestasi dalam gangguan kesehatan fisik yang membawa mereka datang ke instansi
pelayanan kesehatan umum (rumah sakit umum, puskesmas, dokter praktek umum, dll). Sehingga
tenaga medik tersebut membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi dan
menanggulangi masalah kesehatan jiwa tersebut.
Adanya buku sederhana ini kiranya dapat menyumbangkan sesuatu bagi peningkatan mutu
pelayanan kesehatan umum dan secara tidak langsung membawa manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Namun demikian, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih mungkin ada kekurangan
disana-sini. Untuk itu kami terbuka dan dengan senang hati menerima kritik-kritik serta saran-saran
untuk perbaikan buku ini lebih lanjut, khususnya dari sejawat profesi Psikiatri.
Akhir kata, kami juga ingin menyamnpaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga memungkinkan penerbitan buku ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan dan akhirnya sampai ke tangan sejawat profesi pelayanan kesehatan.
2|Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 2/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
PANDUAN UMUM........................................................................................ 6
PENGGOLONGAN OBAT PSIKOTROPIK .................................................. 14
OBAT ANTI-PSIKOSIS ................................................................................ 18
OBAT ANTI-DEPRESI ................................................................................. 27
OBAT ANTI-MANIA ...................................................................................... 34
OBAT ANTI-ANXIETAS ............................................................................... 40
OBAT ANTI-INSOMNIA ............................................................................... 46
OBAT ANTI-OBSESIF KOMPULSIF ............................................................ 50
OBAT ANTI-PANIK ...................................................................................... 55
DOEN PSIKOFARMAKA.............................................................................. 61
DAFTAR PSIKOTROPIKA UU NO. 5/1997 .................................................. 63
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 66
CURRICULUM VITAE .................................................................................. 67
3|Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 3/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
PENDAHULUAN
psikotropika dan menimbulkan “citra buruk” dari obat tersebut. Sehingga timbul
4|Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 4/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
keinginan pihak yang berwenang mengendalikan secara ketat pemakaian obat anti
psikotropik.
Miskonsepsi dan salah kaprah tersebut membawa banyak sekali kerugian
dan dampak negatif terhadap taraf kesehatan masyarakat yang membutuhkan
maupun kualitas profesional praktek kedokteran.
Keadaan tersebut sebenarnya bisa dihindari apabila dokter-dokter
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang benar sesuai dengan
perkembangan dan temuan mutakhir di bidang psikofarmakologi.
Panduan praktis yang dipaparkan buku sederhana ini merujuk pada literatur
yang mutahir, disesuaikan dengan obat psikotropik yang beredaar di Indonesia, dan
disajikan sesederhana mungkin untuk tujuan-tujuan klinis praktis, sehingga
diharapkan dapat menjadi pegangan klinis bagi dokter-dokter yang mau tidak mau
pasti dihadapkan pada penggunaan obat psikotropik dalam kegiatan prakteknya
sehari-hari.
5|Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 5/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
PANDUAN UMUM
1 . P e r b e d a an O b a t P s i k o t r o p i k d a n N a r k o t i k .
Adalah obat yang berkerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku (mind and
behavior alteing drugs), digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik
( psychotherapeutic medication).
O b a t N a r k o t i k = N a r k o t i k a
Adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, dan mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri ( altered reaction
to the painful stimulus), digunakan untuk analgesik, antitusif, antispasmodik, dan
premedikasi anestesi dalam praktek kedokteran.
Menurut undang-undang No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, yang
tergolong narkotika adalah : Opioid, kokain, ganja (bahan alami, sintetik, semi-
sintetik, derivat dan garam-garamnya): Sedangkan secara medik, yang tergolong
narkotika hanya golongan Opioid (misalnya : morfin, petidin, kodein, papaverine).
Di dalam PPDGJ-II (Pedoman Penggolongan dan Diagnoiss Gangguan Jiwa
di Indonesia, Edisi ke III, 1993 yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan RI) terdapat kategori diagnosis F10-F19 “G a n g g u a n
Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif” . Yang termasuk za t
p s i k o a k t i f (zat yang mempengaruhi aktivitas mental dan perilaku) disini adalah :
6|Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 6/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
2 . R i s i k o p e n y a l a h g u n a an o b a t p s i k o t r o p i k
Obat psikotropik, sebagai salah satu zat psikoaktif bila digunakan secara salah
(misuse) atau disalah-gunakan (abuse) berisiko menyebabkan timbulnya gangguan
jiwa yang menurut PPDGJ-III termasuk kategori diagnosis F10-F19 Gangguan Mental
dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif”.
Gangguan Mental dan Perilaku tersebut dapat bermanifestasi dalam bentuk sebagai
berikut :
a . In t o k s i k a s i ak u t (t a n p a a t au d e n g a n k o m p l i k a s i )
- Berkaitan dengan dosis zat yang digunakan (efek yang berbeda pada dosis
yang berbeda)
- Gejala intoksikasi tidak selalu mencerminkan efek primer dari zat (dapat
terjadi efek paradoksal)
b . P e n g g u n a a n y a n g me r u g i k a n (H a r mf u l u s e )
- Pola penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan (dapat berupa fisik
dan atau mental)
- Belum menunjukkan adanya sindrom ketergantungan
- Sudah ada hendaya psikososial sebagai dampaknya
c . S i n d r o m k e te r g an t u n g a n (d e p e n d e n c e s y n d r o m )
7|Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 7/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
- Gejala-gejala fisik dan mental yang terjadi pada penghentian pemberian zat
sesudah suatu penggunaan zat yang terus menerus dalam jangka waktu
panjang dan/atau dosis tinggi.
- Bentuk dan keparahan gejala tersebut tergantung pada jensi dan dosis zat
yang digunakan sebelumnya.
- Gejala putus zat tersebut mereda dengan meneruskan penggunaan zat
- Salah satu indikator dari sindrom ketergantungan
e . G a n g g u a n p s i k o t i k (p s y c h o t i c d i s o r d e r )
8|Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 8/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
3 . O r i e n t a s i p a d a g e j al a s a s a r a n (t a r g e t s y n d r o m e o r i e n t e d )
menjadi sasaran terapi. Sebagai panduan pada setiap topik bahasan Obat
Psikotropik pada buku ini, diberikan “Butir-butir Diagnostik ” sebagai pegangan klinis
untuk menentukan “Diagnosis” dari Sindroma klinis tersebut (Psikosis, Depresi,
Mania, Anxietas, Insomnia, Obsesif Kompulsif, Panik).
Penggolongan obat psikotropik berdasarkan orientasi pada gejala sasaran tersebut
diatas sejalan (mempunyai padanan) dengan penggolongan “WHO-Revised List of
Essential Drugs, 1994” sebagai berikut:
9|Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 9/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
memperbaiki kegelisahan dan gangguan tidur (efek sekunder yang muncul cepat),
dan pada penggunaan selanjutnya akan memperbaiki gejala psikois utama secara
sedikit demi sedikit (efek primer). Jadi efek sekunder sebagai efek samping obat
juga dimanfaatkan untuk tujuan terapi.
Perlu dibedakan dengan e f e k i d i o s i n k r a s i yang disebabkan faktor individual
(hipersensitivitas) dan e f e k t o k s i k yang disebabkan overdosis.
5 . P r i n s i p t i t r as i d o s i s ( ta i l o r i n g t h e d o s e o f d r u g )
Respons terhadap obat psikotropik ber sifat “Individual ” dan perlu pengaturan secara
empirik (therapeutic trial ).
Pengaturan dosis biasanya mulai dengan d o s i s a w a l (dosis anjuran), dinaikkan
secara cepat sampai mencapai d o s i s e f ek t i f (dosis yang mulai berefek supresi
gejala sasaran), dinaikkan secara gradual sampai mencapai d o s i s o p t i m a l (dosis
yang mampu mengedalikan gejala sasaran) dan dipertahankan untuk jangka waktu
tertentu sambil disertakan terapi yang lain (non medikamentosa), kemudian
diturunkan secara gradual sampai mencapai d o s i s p e me l i h a r a a n (maintenance
dose) yaitu dosis terkecil yang masih mampu mencegah kambuhnya gejala.
Bila sampai jangka waktu tertentu dinilai sudah cukup mantap hasil terapi-nya dosis
dapat diturunkan secara gradual sampai berhenti pemberian (t a p e r i n g o f f)
Rentang : tidak efektif (terlalu kecil) efektif (optimal) efek toksik (terlalu besar)
Fase: - Terapi “symotomatic” (a c u t e c a s e) : “Upward titration” .
Dosis awal yang lebih kecil ditingkatkan sampai mencapai dosis
efektif, kemudian dinaikkan sampai dengan dosis optimal
- “Downward titration” .
Terapi “disease monitoring”. (c h r o n i c c a s e):
6 . O b a t A c u a n ( r ef e r e n c e d r u g )
d o s i s ek u i v a l e n .
10 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 10/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Perkembangan obat-obat baru berupaya lebih baik dari obat acuan, dalam arti
efektivitas klinis lebih ampuh dan efek samping lebih ringan dalam dosis ekivalen.
Misalnya, obat anti-depresi Sertralind dosis 50 mg/h dosis tunggal sama ampuhnya
dengan Amitriptyline 75 mg/h dalam 3 kali pemberian (obat acuan), namun efek
samping Sertraline sangat minimal dibandingkan Amitriptyline pada dosis ekivalen
tersebut.
7 . A s a s ma n f a a t d a n r is i k o
bayi.
- Pasien dengan kelainan jantung dan ginjal, glaukoma, hipertrofi prostat, asma
bonkiale, epilepsi (pilihan obat yang palin minimal berdamapk terhadap
penyakit tersebut)
- Pasien yang mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin yang
memerlukan kewaspadaan tinggi (sedapat mungkin dihindarkan)
11 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 11/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
9 . S i mp t o ma t i c & D i s e as Mo d i f y i n g D r u g s
Misalnya, menggunakan efek sedasi dari obat psikotropik untuk membantu kesulitan
tidur pada penderita yang menderita penyakit tertentu (obat simptomatis), tetapi
penggunaan Chlorpromazine pada penderita Skizofrenia merupakan “disease
m odifying drugs” seperti halnya penggunaan obat antihipertensi atau antidiabetik.
10. Trias : Gejala Sasaran, Dosis & L ama Pem berian , Cara Pemb erian
12 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 12/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Pada setiap pemberian obat psikotropik selalu harus jelas, pada saat itu apa gejala
sasaran (target syndrom)-nya, harus mulai dengan dosis berapa, berapa lama
pemberian untuk menilai efektivitas klinisnya; bila belum tercapai harus dinaikkan
dosis berapa dan berapa lama pemberian untuk menilai kembali efektivitas klinis-
nya. Juga diperhatikan cara pemberian-nya, apakah diberi oral melalui obat
tablet/capsul atau tetes, atau diberikan suntikan intramuskular/intravena, semuanya
tergantung kondisi klinis pasien. Bila sudah mencapai dosis efektif dan optimal,
berapa lama harus dipertahankan untuk stabilisasi, sambil mendapat terapi-terapi
yang lain, dan kapan mulai diturunkan sampai dosis pemeliharaan (maintenance
dose) serta berapa lama harus menggunakan obat dalam dosis ini. Patokan l=klinis
apa untuk mulai “tapering off” dan sampai berapa lama pemberian obat sehingga
bisa berhenti total penggunaan obat psikotropik.
13 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 13/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
I OBAT ANTI-PSIKOSIS
Rantai Aliphatic : CHLORPROMAZINE (Largactil)
Rantai Piperazine : PERPHENAZINE (Trilafon)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
Rantai Piperidine : THIORIDAZINE (Melleril)
2. Butyrophenone : HALOPERIDOL (Haldol, Serenace,dll
3. Diphenyl-butyl-piperidine : PIOMOZIDE (Orap)
14 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 14/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
II OBAT ANTI-DEPRESI
2. T et r a c y c l i c C o m p o u n d : MAPROTILINE (Ludiomil)
MIANSERIN (Tolvon)
AMOXAPINE (Asendin)
15 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 15/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
IV OBAT ANTI-ANXIETAS
2. Non-Benzodiazepine
BUSPIRONE (Buspar, Tran-Q, Xiety)
SULPIRIDE (Dogmatil-50)
HYDOXYZINE (Iterax)
V OBAT ANTI-INSOMNIA
2. Non-Benzodiazepine
ZOLPIDEM (Stilnox, Zolmia)
16 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 16/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
PAROXETINE (Seroxat)
FLUVOXAMINE (Luvox)
FLUOXETINE (Prozac)
CITALOPRAM (Cipram)
FLUVOXETINE (Luvox)
FLUOXETINE (Prozac)
CITALOPRAM (Cipram)
17 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 17/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
OBAT ANTI-PSIKOSIS
18 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 18/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
PENGGOLONGAN
III. OBAT ANTI-PSIKOSIS TIPIKAL (TYPICAL-A NTI PSYCHOTICS
)
1. Phenothiazine
Rantai Aliphatic : CHLORPROMAZINE (Largactil)
Rantai Piperazine : PERPHENAZINE (Trilafon)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
Rantai Piperidine : THIORIDAZINE (Melleril)
2. Butyrophenone : HALOPERIDOL (Haldol, Serenace,dll
3. Diphenyl-butyl-piperidine : PIOMOZIDE (Orap)
IV. OBAT ANTI-PSIKOSIS ATIPIKAL (ATYPICAL ANTI PSYCHOTICS
)
1. Benzamide : SULPRIDE (Dogmatil)
2. Dibenzodiazepine : CLOZAPINE (Clozaril)
OLANZAPINE (Zyprexa)
QUETIAPIENE (Seroquel)
ZOTEPINE (Lodopin)
3. Benzisoxazole : RISPERIDON (Risperdal)
ARIPIPRAZOLE (Abilify)
INDIKASI PENGGUNAAN
19 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 19/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
S i n d r o m P s i o s i s d a p a t t e r j ad i p a d a :
MEKANISME KERJA
Hipotesis : Sindrom Psikosis terjadi berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter
Dopamine yang meningkat. (Hiperaktivitas sistem dopaminergik
sentral)
Mekanisme kerja Obat anti-psikosis tipikal adalah memblokade Dopamine
pada reseptor pasca-sinaptik neuron di Otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonists), sehingga efektif untuk gejala
POSITIF. Sedangkan Obat anti-psikosis atipikal disamping berafinitas terhadap
“Dopamine D2 Receptors”, juga terhadap “Serotonin 5 HT2 Receptors” ( Serotonin-
dopamine antagonists), sehingga efektif juga untuk gejala NEGATIF.
berulang involunter pada : lidah, wajah, mulut/rahang, dan anggota gerak, dimana
pada waktu tidur gejala tersebut menghilang). Biasanya terjadi pada pemakaian
jangka panjang (terapi pemeliharaan) dan pada pasien usia lanjut . Efek samping ini
tidak berkaitan dengan dosis obat anti-psikosis (non dose related ).
20 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 20/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
kurang menguntungkan sebaiknya dilakukan “lavage lambung” bila obat belum lama
dimakan.
INTERAKSI OBAT
Antipsikosis + Antipsikosis lain = potensial efek samping obat dan tidak ada bukti
lebih efektif (tidak ada efek sinergis antara 2 obat anti-psikosis). Misalnya,
Chlorpromazine + Reserpine potensial efek hipotensif.
Antipsikosis + Antidepresan trisiklik efek samping antikolinergik meningkat (hati-
hati pada pasien dengan hipertrofi prostat, glaukoma, ileus, penyakit jantung).
Antipsikosis + ECT= dianjurkan tidak memberikan obat anti-psikosis pada pagi
hari sebelum dilakukan ECT (Electro Convulsive Therapy) oleh karena angka
mortalitas yang tinggi.
Antipsikosis + antikonvulsan = ambang konvulsi menurun, kemungkinan
serangan kejang meningkat, oleh karena itu dosis antikonvulsan harus lebih
besar (dose-related ). Yang paling minimal menurunkan ambang kejang adalah
obat anti-psikosis Haloperidol.
Antipsikosis + Antasida = efektivitas obat antipsikosis menurun disebabkan
gangguan absorbsi.
CARA PENGGUNAAN
P e mi l i h a n O b a t
21 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 21/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Fluphenazine
Haloperidol 52 5 –100
2 – 60 ++
+ ++ +++
++++
Pimozide 2 2 – 6 + + ++
Clozapine 25 25 – 200 ++++ + -
Zotepine 50 75 – 100 + + +
Sulpiride 200 200 – 1600 + + +
Risperidone 2 2 – 9 + + +
Quetiapine 100 50 – 4-- + + +
Olanzapine 10 10 – 20 + + +
Aripiprazole 10 10 – 20 + + +
Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan g e j a l a p s i k o s i s y a n g
d o m i n a n dan e f ek s a m p i n g obat. Pergantian obat disesuaikan dengan d o s i s
.
ekivalen
22 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 22/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Apabila gejala negatif (afek tumpul, penarikan diri, hipobulia, isi pikiran miskin)
lebih menonjol dari g e j a l a p o s i t i f (waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku tak
terkendali) pada pasien Skizofrenia, pilihan o b a t a n t i p s i k o s i s –a t i p i k a l perlu
dipertimbangkan. Khususnya pada penderita Skizofrenia yang tidak dapat
mentolelir efek samping ekstrapiramidal atau mempunyai risiko medik dengan
adanya gejala ekstrapiramidal (neuroleptic induced medical complication).
P e n g a t u r a n D o s i s
L a ma P e mb e r i an
23 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 23/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
P e n g g u n a a n P a r e n t e r al
PERHATIAN KHUSUS
E f ek s a m p i n g y a n g s e r i n g t i m b u l d a n t i n d a k a n m e n g a t as i n y a :
Penggunaan Chlorpromazine injeksi (im) : sering menimbulkan H i p o t e n s i
O r t o s t a t i k pada waktu perubahan posisi tubuh (efek alfa adrenergic blockade).
24 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 24/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
25 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 25/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Pengobatan :
- Hentikan segera obat anti-psikosis
- Perawatan suportif
- Obat dopamine agonist (bromokriptin 7,5 – 60 mg/h 3 dd, I – dopa 2 x 100
mg/h, atau amantadin 200 mg/h)
26 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 26/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Pada pasien usia lanjut atau dengan Sindrom Psikosis Organik , obat anti-
psikosis diberikan dalam dosis kecil dan minimal efek samping otonomik
(hipotensi ortostatik) dan sedasi-nya yaitu golongan “high potency neuroleptics”,
misalnya Haloperidol, Trifluoperazine, Flupherazine atau anti-psikosis atipikal.
Penggunaan pada wanita hamil , berisiko tinggi anak yang dilahirkan menderita
gangguan saraf ekstrapiramidal.
OBAT ANTI-DEPRESI
Sinonim : THYMOLEPTICS, PSYCHIC ENERGIZERS, ANTI DEPRESSANTS, ANTI
DEPRESAN
Obat acuan : Amitriptyline
27 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 27/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
PENGGOLONGAN
1. Obat Anti-depresi TRISIKLIK = TRICYCLIC ANTIDEPRESSANTS (TCA) e.g.
Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine
2. Obat Anti-depresi TETRASIKLIK , e.g. Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala Sasaran (target syndrome) : SINDROM DEPRESI
Butir-butir diagnostik S in d r o m D e p r es i
Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami :
1. Rasa hati yang murung
2. Hilang minat dan rasa senang
3. Kurang tenaga hingga mudah lelah dan kendur kegiatan
Keadaan di atas disertai gejala-gejala :
1. Penurunan konsentrasi pikiran dan perhatian
2. Pengurangan rasa harga diri dan percaya diri
3. Pikiran perihal dosa dan diri tidak berguna lagi
4. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan
5. Gagasan atau tindakan mencederai diri / bunuh diri
6. Gangguan tidur
7. Pengurangan nafsu makan
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala :
penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
28 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 28/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
S i n d r o m D e p r e s i d a p a t te r j a d i p a d a :
MEKANISME KERJA
Hipotesis : Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu
atau beberapa “a m i n e r g i c n e u r o t r a n s m i t t er” (noradrenaline,
serotonin, dopamine) pada celah sinaps neuron di SSP
(khususnya pada sistem limbik) sehingga aktivitas serotonin
menurun.
Mekanisme kerja Obat Anti-Depresi adalah :
- Menghambat “re-uptake aminergic neurotransmitter”
- Menghambat penghancuran oleh enzim “Monoamine Oxidase”
Sehingga terjadi peningkatan jumlah “a mi n e r g i c n e u r o t r a n s mi t t e r” pada celah
sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin.
29 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 29/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita), biasanya
berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.
Pada keadaan O v e r d o s i s / I n t o k s i k a s i T r i s i k l i k dapat timbul “Atropine
Toxic Syndrome” dengan gejala : eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi,
toxic confusional state (confusion, delirium, disorientation).
Tindakan untuk keadaan tersebut :
Gastric lavage (hemodialisis tidak bermanfaat oleh karena obat Trisiklik
bersifat “p r o t e i n b i n d i n g”,
forced diuresis juga tidak bermanfaat oleh karena
“r e n a l e x c r e t i o n o f f r e e d r u g” rendah)
Diazepam 10 mg (im) untuk mengatasi efek anti-kolinergik (dapat diulangi
setiap 30-45’ sampai gejala mereda)
Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung.
Kematian dapat terjadi oleh karena “Cardiac Arrest ”. “Lethal Dose” Trisiklik =
sekitar 10 kali “therapeutic dose”, maka itu tidak memberikan obat dalam jumlah
besar kepada penderita depresi ( t i d ak l e b i h d a r i d o s i s s e m i n g g u), dimana pasien
seringkali sudah ada pikiran untuk bunuh diri. Obat anti-depresi golongan SSRI
relatif paling aman pada overdosis.
INTERAKSI OBAT
Trisiklik + Haloperidol / Phenothiazine = mengurangi kecepatan ekskresi dari
Trisiklik (kadar dalam plasma meningkat). Terjadi potensial efek antikolinergik
(ileus paralitik, disuria, gangguan absorbsi)
SSRI / TCA + MAOI = S er o t o n i n M a li g n a n t S y n d r o m e dengan gejala-gejala
: gatrointestinal distress (mual, muntah, diare), agitation (mudah marah,
ganas), reslesness (gelisah), gerakan kedutan otot, dll.
MAOI + Sympathomimetic drugs” (phenylpropanolamine, pseudoephedrine
30 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 30/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
CARA PENGGUNAAN
P e mi l i h a n o b a t
efek samping otonomik, kardiologik relatif kecil, efek sedasi lebih kuat
diberikan pada pasien yang kondisinya kurang tahan terhadap efek otonomik
dan kardiologik (usia lanjut) dan sindrom depresi dengan gejala anxietas dan
insomnia yang menonjol.
- SSRI (Fluoxetine, Sertraline, dll) efek sedasi, otonomik, kardiologik sangat
minimal untuk pasien dengan “retarded depression”. Pada usia dewasa &
31 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 31/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
usia lanjut, atau yang dengan gangguan jantung, berat badan lebih, dan
keadaan lain yang menarik manfaat dari efek samping yang minimal
tersebut.
- MAOI – Reversible (Meclobemide) efek samping hipotensi ortostatik (relatif
sering) pasien usia lanjut mendadak bangun malam hari ingin miksi
risiko jatuh dan trauma lebih besar. Perubahan posisi tubuh dianjurkan tidak
mendadak, dengan tenggang waktu dan gradual.
- Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada Sindrom Depresi
ringan dan sedang yang datang berobat jalan pada fasilitas pelayanan
kesehatan umum, pemilihan obat anti-depresi sebaiknya mengikuti urutan
(s t e p c a r e) :
Step 1 = Golongan SSRI (Fluoxetine, Sertraline, dll.)
Step 2 = Golongan Trisiklik (Amitriptyline, dll.)
Step 3 = Golongan Tetrasiklik (Maprotiline, dll)
Golongan “Atypical” (Trazodone, dll)
Golongan MAOI Reversible (Moclobemide)
Pertama-tama menggunakan golongan SSRI yang efek sampingnya sangat
minimal (meningkatkan kepatuhan minum obat, bisa digunakan padaa
berbagai kondisi medik), spektrum efek anti-depresi luas, dan gejala putus
obat sangat minimal, serta “lethal dose” yang tinggi (>6000 mg) sehingga
relatif aman.
Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat dalam jangka waktu yang
cukup (sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke pilihan kedua, golongan
Trisiklik, yang spektrum anti-depresinya juga luas tetapi efek sampingnya
Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih ketiga dengan spektrum anti-
depresi yang lebih sempit, dan juga efek samping lebih ringan dibandingkan
Trisiklik, yang teringan adalah golongan MAOI reversible.
32 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 32/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
intoksikasi.
Dosis obat Lithium sekitar 250 – 500 mg/h untuk mencapai kadar serum
L i t h i u m P r o f il a k s is .
Pengaturan Dosis
33 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 33/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
L a ma P e mb e r i a n
P e r h a t i an K h u s u s
OBAT ANTI-MANIA
34 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 34/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
PENGGOLONGAN
Mania Akut : Haloperidol (Haldol, Serenace, dll)
Carbamezapine (Tegretol, dll)
Valproic Acid (Depakene)
Divalproex (Depakote)
Profilaksis Mania : Lithium Carbonate (Frimania)
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala Sasaran (Target Syndrome) : SINDROM MANIA
Butir-butir diagnostik S in d r o m M a n i a
Dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir setiap hari terdapat
keadaan afek (mood, suasana perasaan) yang meningkat, ekspresif atau
iritabel.
Keadaan tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut :
1. Peningkatan aktivitas (ditempat kerja, dalam hubungan sosial atau
seksual), atau ketidak-tenangan fisik.
2. Lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya dorongan untuk
berbicara terus menerus.
3. Lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayalan subjektif bahwa
pikirannya sedang berlomba.
4. Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang dapat bertaraf
sampai waham/delusi)
35 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 35/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
MEKANISME KERJA
Hipotesis : Sindrom mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam
celah sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik, yang
berdampak terhadap “dopamine receptor supersentivity ”, dengan
meningkatkan “cholinergic-muscarinic activity ”, dan menghambat
“Cyclic AMP (adenosine monophosphate) & phosphoinositides”.
Gejala efek samping yang d i n i (kadar serum Lithium 0,8 – 1,2 mEq/L) :
- Mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare, feces
lunak), kelemahan otot, poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyata
pada pasien usia lanjut dan penggunaan bersamaan dengan
neuroleptika dan antidepressan).
- Tidak ada efek sedasi dan gangguan ekstrapiramidal
Efek samping lain : hypothyroidism, peningkatan berat badan, perubahan
fungsi thyroid (penurunan kadar thyroxine dan peningkatan kadar TSH),
oedema pada tungkai, “metalic taste”, lekositosis, gangguan daya ingat dan
konsentrasi pikiran.
36 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 36/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
INTERAKSI OBAT
Lithium + diuretika Thiazide = dapat meningkatkan konsentrasi serum Lithium
sebanyak 50% risiko intoksikasi menjadi besar, sehingga dosis Lithium
harus dikurangi 50% agar tidak terjadi intoksikasi. Sedangkan “l o o p
”, seperti Furosemide, kurang mempengaruhi konsentrasi Lithium.
diuretics
37 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 37/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
dengan Haloperidol dosis rendah (kurang dari 20 mg/h). Keadaan yang sama
untuk Lithium + Carbamezapine.
NSAID (e.g. Indomethacin, Ibuprofen) + Lithium = dapat meningkatkan
konsentrasi serum Lithium, sehingga risiko intoksikasi menjadi besar.
Aspirin dan Paracetamol (analgesics) tidak ada interaksi dengan Lithium.
CARA PENGGUNAAN
P e mi l i h a n O b a t
P e n g a t u r a n D o s i s
38 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 38/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
L a ma P e mb e r i an
PERHATIAN KHUSUS
Sebelum dan selama penggunaan obat Anti-mania Lithium Carbonate perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium secara periodik :
39 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 39/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
OBAT ANTI-ANXIETAS
Sinonim : PSYCHOLEPTICS, MINOR TRANQUILLIZERS, ANXIOLYTICS,
ANTIANXIETY DRUGS, ANSIOLITIKA
Obat Acuan : Diazepam / Chlordiazepoxide
5 Bromazepam PROCLOZAM
LEXOTAN (Mersifarma)
(Roche) Tab 1,5
Tab 10 mg
-3-6 mg 3 x 1,5 mg/hari
6 Alprazolam ALPRAZOLAM (Dexa Medica) Tab 0,25-0,5-1mg 3 x 0,25-0,5 mg/hari
40 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 40/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
PENGGOLONGAN
1. Benzodiazepine
E.g. Diazepam, Chlorprodiazepoxide, Lorazepam, Clobazam, Bromazepam,
Alprazolam.
2. Non-Benzodiazepine
e.g. Sulpride, Buspirone, Hydroxyzine
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala sasaran (target syndrome) : SINDROM ANXIETAS
Butir-butir diagnostik S in d r o m A n x i e t as :
- Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau
lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan
individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability to relax ).
- Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala berikut :
Ketegangan Motorik : 1. Kedutan otot atau rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/pegal linu
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas otonomik : 5. Nafas pendek/terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah-dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
13. Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang : 14. Perasaan jadi peka/mudah ngilu
41 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 41/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
S i n d r o m A n x i e t as d a p a t t er j a d i p a d a :
MEKANISME KERJA
Hipotesis : Sindrom Anxietas disebabkan hiperaktivitas dari sistem limbik
SSP yang terdiri dari ”d o p a m i n e r g i c , norandrenergic,
42 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 42/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
INTERAKSI OBAT
Benzodiazepine + CNS Depressants (phenobarbital, alcohol, obat anti-psikois,
anti-depresi, opiates) potensial efek sedasi dan penekanan pusat napas,
risiko timbulnya “respiratory failure”.
Benzodiazepine + CNS stimulants (amphetamine, caffeine, appetite
suppressants) = antagonisme efek Anti-Anxietas, sehingga efek Benzodiazepine
menurun.
Benzodiazepine + Neuroleptika = manfaat efek klinis dari Benzodiazepine
mengurangi kebutuhan dosis neuroleptika, sehingga risiko efek samping
neuroleptika mengurang.
43 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 43/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
CARA PENGGUNAAN
P e mi l i h a n O b a t
P en g a t u r a n d o s i s
“Steady state” (keadaan dengan jumlah obat yang masuk ke dalam badan sama
dengan jumlah obat yang keluar dari badan) dicapai setelah 5-7 hari dengan
dosis 2-3 kali sehari (half life ≤ 24 jam). “onset of action” cepat dan langsung
memberikan efek.
Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai “steady state”
44 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 44/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
L a ma P e mb e r i an
Pada sindrom anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal, pemberian obat
tidak lebih dari 1-3 bulan.
Pemberian yang sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila sindrom anxietas dapat
diramalkan waktu datangnya dan hanya pada situasi tertentu (anticipatory
anxiety ), serta terjadinya tidak sering.
Penghentian selalu secara bertahap (stepwise) agar tidak menimbulkan gejala
lepas obat (withdrawal symptoms).
PERHATIAN KHUSUS
Kontra-indikasi : pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepine,
glaucoma, myasthenia gravis, chronic pulmonary insufficiency, chronic renal or
hepatic disease.
Gejala Overdosis/Intoksikasi :
- Kesadaran menurun, lemas, jarang sampai dengan coma
- Pernapasan, tekanan darah, denyut nadi menurun sedikit
- Ataksia, disertai, “confusion”, refleks fisiologis menurn
Terapi Suportif : tata laksana terhadap “Respiratory Depression” dan “Shock”
Terapi Kausal : “Benzodiazepine antagonist ”
Flumazenil (ANEXATE) Ampul 0,5 mg/5 cc (iv)
Tidak ada kematian pada Diazepam sampai dengan 1400 mg dan
Chlorazepoxide 6000 mg (benzodiasepines are the safest of all psychotropic
agents when taken in overdose)
Efek teratogenik (khususnya pada trisemester I) berkaitan dengan obat
golongan benzodiazepine yang dapat melewati placenta dan mempengaruhi
janin.
45 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 45/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
OBAT ANTI-INSOMNIA
Sinonim : HYPNOTIC, SOMNIFACIENT, HIPNOTIKA
Obat Acuan : Phenobarbital
PENGGOLONGAN
1. Benzodiazepine : Nitrazepam, Flurazepam, Estazolam
2. Non-Benzodiazepine : Zolpidem
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejaal Sasaran (Target Syndrome) : SINDROM INSOMNIA
Butir-butir diagnostik S in d r o m I n s o m n i a
Membutuhkan waktu lebih dari ½ jam untuk tertidur (troubling in falling asleep)
atau tidur kembali setelah terbangun (sleep continuity interuption) sehingga
siklus tidur tidak utuh dan menimbulkan keluhan gangguan kesehatan.
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala :
penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
Lama tidur tidak bisa dijadikan acuan oleh karena bersifat sangat “i n d i v i d u a l” .
- Long Sleeper (7-8 jam/hari)
- Short Sleeper (3-4 jam/hari)
S i n r o m In s o m n i a dapat dibagi dalam 3 tipe menurut lama-nya :
46 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 46/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
MEKANISME KERJA
P r o s e s T i d u r = Suatu Siklus yang terdiri dari :
47 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 47/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Satu siklus berlansung sekitar 90 menit, sehingga terjadi sekitar 4-5 siklus tidur yang
teratur pada tidur yang normal.
Pada Keadaan : Tidur Ringan = Stadium 1 dan 2
Tidur Dalam = Stadium 3 dan 4 (Non REM Sleep)
Tidur Dangkal = Stadium REM (terjadi mimpi)
Obat golongan Benzodiazepine tidak menyebabkan “REM Supression & rebound”.
Pada kasus Depresi terjadi pengurangan “delta sleep” (gelombang delta
<20%), sehingga tidak pulas tidurnya dan mudah terbangun.
Pada awal depresi terjadi defisit “REM Sleep” (0-10%, dimana pada orang
normal sekitar 20%) yang menyebabkan tidur sering terbangun akibat mimpi buruk
(REM Sleep bertambah untuk mengatasi defisit), sehingga siklus tidur menjadi tidak
teratur (disorganized).
Obat anti-depresi (Trisiklik & Tetrasiklik) menekan dan menghilangkan “REM
Sleep” dan menignkatkan “delta Sleep”, sehingga pasien tidur nyaman tidak
diganggu mimpi buruk. Bila obat mendadak dihentikan terjadi “REM rebound”
dimana pasien akan mengalami mimpi-mimpi buruk lagi.
48 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 48/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
INTERAKSI OBAT
Obat anti-insomnia + CNS Depressants (alkohol dll) = potensiasi efek supresi
SSP yang dapat menyebabkan “oversedation & respiratory failure”.
Obat golongan Benzodiazepine tidak meng”induce hepatic microsomal
enzymnes” atau “produce protein binding displacement”, sehingga jarang
menimbulkan interaksi obat yang digunakan untuk kondisi medik tertentu.
Overdosis jarang menimbulkan kematian, tetapi bila disertai Alkohol atau “CNS
depressants” lain, risiko kematian menjadi meningkat.
CARA PENGGUNAAN
P e mi l i h a n O b a t
P e n g a t u r a n D o s i s
49 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 49/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
L a ma P e mb e r i an
Pemakaian obat anti-insomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih
dari 2 minggu, agar risiko ketergantungan kecil. Penggunaan lebih dari 2 minggu
dapat menimbulkan perubahan “Sleep EEG” yang menetap sekitar 6 bulan
lamanya.
Kesulitan pemberhentian obat seringkali oleh karena “Psychological
Dependence” (habituasi) sebagai akibat rasa nyaman setelah gangguan tidur
dapat ditanggulangi.
PERHATIAN KHUSUS
Kontraindikasi :
- Sleep Apneu Syndrome
- Congestive Heart Failure
- Chronic Respiratory Disease
Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai risiko menimbulkan
“teratogenic effect” (e.g. cleft-palate abnormalities) khususnya pada trimester
pertama. Juga Benzodiazepine diekskresi melalui ASI, berefek pada bayi
(penekanan fungsi SSP).
50 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 50/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
23 Fluvoxamine
Sertraline LUVOX
ZOLOFT (Solvay Pharma)
(Pfizer-Pharmacia) Tab 50
Tab 50 mg
mg 100 – 250mg/h
50 – 150 mg/h
4 Fluoxetine PROZAC (Eli Lilly) Cap 20 mg 20 – 80 mg/h
NOPRES (Dexa Medica) Cap 20 mg
ANSI (Bernofarma) Cap 10-20 mg
ANDEP (Medikom) Cap 20 mg
ANTIPRESTIN (Pharos) Cap 10-20 mg
COURAGE (Soho) Tab 20 mg
ELIZAC (Mersifarma) Cap 20 mg
KALXETIN (Kalbe) Cap 10-20 mg
LODEP (Sunthi Sepuri) Cap 20 mg
OXIPRES (Sandoz) Cap 20 mg
ZAC (Ikapharmindo) Cap 10-20 mg
5 Paroxetine ZACTIN
SEROXAT (Merck)
(Glaxo Smith-Kline) Cap 20 mg
Tab 20 mg 40 – 60 mg/h
6 Citalopram CIPRAM (Lundbeck) Tab 20 mg 40 – 60 mg/h
PENGGOLONGAN
1. Obat Anti-Obsesif kompulsif TRISIKLIK
, e.g. Clomipramine
2. Obat Anti-Obsesif Kompulsif SSRI (serotonin reuptake inhibitors), e.g.
Sertraline, Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram.
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala Sasaran (Target Syndrome) : SYNDROM OB SESIF K OMPULSIF
Butir-butri diagnostik S in d r o m O b s e s i f K o m p u l s i f
Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami gejala-gejala
obsesif kompulsif yang memiliki ciri-ciri berikut :
1. Diketahui/disadari sebagai, pikiran, bayangan atau impuls dari diri individu
sendiri
2. Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang
tidak menyenangkan (ego-distonik)
3. Melaksanakan tindakan sesuai dengan pikiran, bayangan atau impuls
tersebut di atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau
kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas)
4. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dilawan/
dielakkan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan/dielakkan oleh
penderita
51 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 51/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
MEKANISME KERJA
Hipotesis : Sindrom Obsesif kompulsif berkaitan dengan hipersensitivitas dari
“serotonergic receptors” di SPP
Mekanisme kerja obat anti-obsesif kompulsif adalah sebagai “serotonin
reuptake blockers” (menghambat reuptake neurotransmitter serotonin), sehingga
hipersensitivitas tersebut berkurang.
Hipotesis tersebut berdasarkan temuan penelitian klinis bahwa ada kaitan
erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan g e j a l a d e p r e s i f.
Penderita gangguan obsesif kompulsif sering menunjukkan gejala depresif, dan
sebaliknya penderita depfesi berulang (F.33.-) dapat menunjukkan pikiran-pikiran
obsesif selama episode depresifnya. Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut,
meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara pararel
dengan perubahan gejala obsesif.
52 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 52/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
laboratorium. Yang teliti, terutama fungsi hati dan fungsi ginjal, serta pemeriksaan
EKG dan EEG, khususnya pada penderita anak-anak atau dewasa dengan riwayat
kejang (efek epileptogenik dari obat anti-obsesif kompulsif Trisiklik) dan penderita
yang berusia lanjut (the anticholinergic side effects which magnify with age).
Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita),
umumnya dapat ditoleransi oleh penderita dan akan menghilang dalam waktu sekitar
3 minggu bila tetap diberikan dalam dosis yang sama.
Efek samping TRISIKLIK yang paling sering dalam praktek adalah mulut
kering dan konstipasi, sedangkan yntuk golongan SSRI adalah sakit nausea dan
sakit kepala.
Pada keadaan overdosis dapat terjadi i n t o k s i k a s i Tr i s i k l i k dengan gejala-
gejala: eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, toxic confusional state
(confusion, delirium, disorientation). Lihat bab Obat Anti-Depresi, “A t r o p i n T o x i c
S y n c r o m e”.
“L e t h a l D o s e” Clomipramine = lebih dari 1-2 gr/hari (lebih kecil pada anak-
anak dan usia lanjut atau sudah ada penyakit organik sebagai penyulit). Oleh karena
itu tidak memberikan obat dalam jumlah besar sekaligus kepada penderita obsesif
kompulsif (yang seringkali disertai juga gejala-gejala depresi dengan ide percobaan
bunuh diri), s e b a ik n y a t i d a k l e b i h d a r i d o s i s s e m i n g g u.
Obat anti-obsesif kompulsif golongan SSRI relatif l e b i h a ma n pada overdosis
dibandingkan dengan golongan TRISIKLIK.
INTERAKSI OBAT
Clomipramine + Haloperidol/Phenothiazine = mengurangi kecepatan ekskresi
dari Clomipramine, sehingga kadar dalam plasma meningkat, sebagai akibatnya
dapat terjadi potensialsi efek samping antikolinergik (ileus paralitik, disuria,
gangguan absorbsi, dll)
Obat anti-obsesif kompulsif TRISIKLIK/SSRI + “CNS Depressants” (alkohol,
opioida, benzodiazepind, dll) menyebabkan potensiasi efek sedasi dan
penekanan terhadap pusat pernapasan (dapat berakibat terjadinya “respiratory
failure”)
Obat anti-obsesif kompulsif TRISIKLIK/SSRI + Obat Simpatomimetik (derivat
53 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 53/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
CARA PENGGUNAAN
P e mi l i h a n O b a t
Sampai sekarang ini, Clomipramine masih merupakan obat yang paling efektif
dari kelompok TRISIKLIK oleh karena paling bersifat “serotonin selective” dan
masih dianggap sebagai “first line drug ” dalam pengobatan terhadap gangguan
obsesif kompulsif. Dengan demikian juga merupakan pilihan utama pada terapi
gangguan depresi yang menunjukkan aspek-aspek obsesif.
Dalam hal gangguan obsesif kompulsif, tidak banyak pilihan yang dapat
dilakukan, kecuali bagi mereka yang peka terhadap efek samping golongan
TRISIKLIK, dapat beralih ke golongan SSRI di mana relatif efek sampingnya
lebih ringan.
Pengaturan Dosis
Mulai dengan dosis rendah untuk penyesuaian efek samping namun dosis ini
umumnya lebih tinggi dari dosis sebagai anti-depresi, Clomipramine mulai
dengan 25-50 mg/hari (dosis tunggal pada malam hari, waktu paruh-nya 10
sampai 20 jam), dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25 mg/h,
sampai tercapai dosis efektif yang mampu mengendalikan sindrom obsesif
kompulsifnya (biasanya sampai 200-300 mg/h) dan ini sangat tergantung pada
toleransi penderita terhadap efek samping obat.
Dosis pemeliharaan (maintenance) umumnya agak tinggi meskipun sifatnya
individual, Clomipramine sekitar 100-200 mg/h dan Sentraline sekitar 100 mg/h,
serta bertahan untuk jangka waktu yang lama (1-2 tahun), sambil dilakukan
TERAPI PERILAKU atau PSIKOTERAPI lain.
Sebelum dihentikan, pengurangan dosis harus secara “tapering off ” agar tidak
terjadi kekambuhan dan kesempatan yang luas untuk menyesuaikan diri.
54 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 54/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
L a ma P e mb e r i an
PERHATIAN KHUSUS
Pengobatan gangguan obsesif kompulsif biasanya berjangka waktu lama. Hal ini
perlu dijelaskan kepada penderita dan keluarganya, disamping menunjang
kepatuhan berobat, juga karena harga obatnya cukup tinggi dan jumlah dosis
yang digunakan juga agak tinggi.
Penting sekali disertai TERAPI PERILAKU untuk pengobatan terhadap
gangguan obsesif kompulsif, agar penderita dapat mencapai taraf perbaikan
yang optimal dan mempercepat pengurangan dosis obat. Pengurangan dosis
obat harus bertahap (tapering off).
Sangat hati-hati pada penderita usia lanjut atau penderita dengan penyakit
organik yang sulit menerima efek samping obat (penyakit jantung, pembesaran
prostat, glaukoma, dll)
Dengan dosis obat yang relatif tinggi, penderita harus menghindarkan
mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin yang membutuhkan perhatian
penuh, risiko kecelakaan menjadi besar.
Sangat tidak dianjurkan penggunaan obat anti-obsesif kompulsif pada wanita
hamil atau menyusui .
OBAT ANTI-PANIK
Sinonim : DRUGS USED IN PANIC DISORDERS
Obat Acuan : Imipramine
55 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 55/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
23 Clomipramine
Alprazolam ANAFRANIL
XANAX (Novartis)
(Upjohn) Tab
Tab 25 mg
0,25-0,5-1 mg 75 –
2 – 4150
mg/hmg/h
4 Moclobemide AURORIX (Roche) Tab 150 mg 300 – 600 mg/h
5 Sertraline ZOLOFT (Pfizer) Tab 50 mg 50 – 100 mg/h
6 Fluoxetine PROZAC (Ely Lilly) Cap 20 mg 20 – 40 mg/h
ELIZAC (Mersifarma) Cap 20 mg
ANSI (Bernofarma) Cap 10-20 mg
ANDEP (Medikon) Cap 20 mg
ANTIPRESTIN (Pharos) Cap 10-20 mg
COURAGE (Soho) Tab 20 mg
KALXETIN (Kalbe) Cap 10 -20 mg
7 Paracetine SEROXAT (Glaxo Smith-Kline) Tab 20 mg 20 – 40 mg/h
8 Fluvoxamine LUVOX (Solvay Pharma) Tab 50 mg 50- 100 mg/h
9 Citalopram CIPRAM (Lundbeck) Tab 20 mg 20 – 40 mg/h
PENGGOLONGAN
1. Obat Anti-Panik TRISIKLIK
, e.g. Imipramine, Clomipramine.
2. Obat Anti-Panik BENZODIAZEPINE
, e.g. Alprazolam
3. Obat Anti-Panik R IMA ( R ev e r s i b l e I n h i b i t o r s o f Mo n o a mi n e O x y d a s e -A ),
e.g. Moclobemide
4. Obat Anti-Panik SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)
, e.g.
Sertraline, Fluoxetine, Paroxetine, Fluvoxamine, Citalopram.
INDIKASI PENGGUNAAN
Gejala sasaran (target syndrome) : SINDROM PANIK
Butir-butri diagnostik S in d r o m P an i k
Selama paling sedikit satu bulan, mengalami beberapa kali serangan anxietas
berat (severe attacks of autonomic anxiety ) yang memiliki ciri-ciri berikut :
1. Serangan anxietas terjadi pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara
objektif tidak ada bahaya (unprovoked of episodic paroxysmal anxiety );
2. Serangan anxietas tersebut tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui
atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations);
3. Terdapat keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode
di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian, umumnya dapat
terjadi juga komplikasi “anxietas antisipatorik”, yaitu anxietas yang terjadi
56 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 56/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
MEKANISME KERJA
Hipotesis : Sindrom Panik berkaitan dengan hipersensitivitas dari
“serotonergic receptors” di SSP
Mekanisme kerja Obat Anti-Panik adalah menghambat “Reuptake serotonin pada
celah sinaptik antar neuron, sehingga pada awalnya terjadi peningkatan serotonin
dan sensitivitas reseptor (timbul gejala efek samping anxietas, agitasi, insomnia),
sekitar 2 sampai 4 minggu, kemudian seiring dengan peningkatan serotonin terajdi
penurunan sensitivitas reseptor (down regulation). Penurunan sensitivitas reseptor
tersebut berkaitan dengan penurunan serangan panik (adrenergic overactivity ) dan
juga gejala depresi yang menyertai akan berkurang pula. Penurunan
hipersensitivitas melalui dua fase tersebut disebut juga “ e f ek b i f a s i k ” .
Temuan mutakhir menunjukkan adanya “c o - m o r b i d i t y ” antara gangguan obsesif
kompulsif (O b s e s s i v e C o m p u l s i v e D i s o r d e r),
fobia sosial (S o c i a l Ph o b i a),
dan
57 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 57/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
EEG, untuk mencegah pengaruh buruk dari efek samping obat tersebut (khususnya
pada penderita usia lanjut, anak-anak dengan riwayat kejang).
“Lethal Dose” Trisiklik Imipramine lebih dari 1-2 gram/hari (lebih kecil pada anak-
anak dan usia lanjut, atau yang sudah ada penyakit organik sebagai penyulit).
Jumlah tersebut sekitar 10 kali “therapeutic dose” maka itu tidak bioleh memberikan
obat dalam jumlah besar kepada penderita gangguan panik yang disertai gejala
depresi (t i d a k l eb i h d a r i d o s i s s e m i n g g u), dimana penderita seringkali sudah ada
pikiran untuk bunuh diri.
Pada keadaan overdosis dapat terjadi In t o k s i k a s i T r i s i k l i k dengan gejala-gejala
eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, “toxic confusional state” (confusion,
delirium, disorientation). Lihat Bab obat anti-derpesi, “A t r o p i n e T o x i c Sy n d r o m e”.
INTERAKSI OBAT
Obat anti-panik TRISIKLIK (Imipramine / Clomipramine) + Haloperidol /
Phenothiazine = mengurangi kecepatan ekskresi dari Trisiklik, sehingga kadar
dalam plasma meningkat, sebagai akibatnya dapat terjadi potensial efek
samping antikolinergik (ileus paralitik, disuria, gangguan absorbsi, dll).
Obat anti-panik TRISIKLIK/SSRI + “ CCNS Depressants” (alkohol, opioida,
benzodiazepine, dll) menyebabkan potensial efek sedasi dan penekanan
terhadap pusat pernapasan (dapat berakibat terjadinya “respiratory failure”).
Obat anti-panik TRISIKLIK/SSRI + MAOI, tidak boleh diberikan bersamaan,
dapat terjadi “S er o t o n i n M a li g n a n t S y n d r o m e”. Perubahan dari obat anti-panik
golongan TRISIKLIK (Imipraine, Clomipramine) atau SSRI (Sertraline, dll) ke
RIMA (Moclorbemide) atau sebaliknya membutuhkan selang waktu sekitar 2-4
minggu untuk “washout period ”.
Pemberian bersama obat anti-panik SSRI dan TRISIKLIK, umumnya
meningkatkan kadar TRISIKLIK dalam Plasma, sehingga dapat terjadi gejala
over-dosis (intoksikasi Trisiklik).
CARA PENGGUNAAN
P e mi l i h a n O b a t
58 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 58/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Bagi yang peka terhadap efek samping golongan TRISIKLIK atau adanya
penyakit organik sebagai penyulit, dapat beralih ke golongan SSRI atau RIMA di
mana efek samping relatif lebih ringan.
Alprazolam merupakan obat yang paling kurang toksik dan “onset of action”
yang lebih cepat.
P e n g a t u r a n D o s i s
Cara terbaik untuk melihat apakah terdapat keseimbangan antara efek samping
dan khasiat obat adalah dengan meneliti sebaik mungkin antara waktu
pemberian obat dan dosis, dalam hubungan dengan jumlah serangan panik
dalam periode waktu tertentu.
Mulai dengan dosis rendah, secara perlahan-lahan dosis dinaikkan dalam
beberapa minggu untuk meminimalkan efek samping dan mencegah terjadinya
toleransi obat. Dosis efektif dicapai dalam waktu 2-3 bulan.
apabila dosis tidak dinaikkan secara perlahan-lahan, penderita tidak akan
merasakan manfaatnya, atau malahan akan mundur dari perkembangan yang
sudah mulai membaik pada awal pengobatan dalam beberapa minggu.
Dosis efektif untuk Alprazolam pada umumnya sekitar 4 mg/hari, pada beberapa
kasus dapat mencapai 6 mg/hari. Untuk golongan Trisiklik, dosis efektif biasanya
sekitar 150-200 mg//hari.
Alprazolam umumnya telah mulai berkhasiat dalam waktu beberapa hari setelah
pemberian obat, sedangkan TRISIKLIK/RIMA/SSRI baru berkhasiat setelah
pemberian 4-6 minggu.
Imipramine atau Clomipramine dapat dimulai dengan 25-50 mg/hari, (dosis
tunggal pada malam hari), dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25
mg/h dengan selang waktu beberapa hari sampai 1 minggu, sampai tercapai
dosis efektif yang mampu mengendalikan sindrom panik (biasanya sampai
sekitar 150-200 mg/h), dengan efek samping obat yang dapat ditoleransi oleh
penderita. Dosis efektif dipertahankan sekitar 6 bulan, kemudian dikurangi
secara perlahan-lahan sampai 1-2 bulan.
59 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 59/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
L a ma P e mb e r i an
PERHATIAN KHUSUS
Pengobatan gangguan panik biasanya berjangka waktu lama. Hal ini perlu
dijelaskan kepada penderita dan keluarganya, disamping menunjang kepatuhan
berobat, juga karena harga obatnya cukup mahal dan jumlah dosis yang
digunakan juga agak tinggi.
Pada saat mulai pengobatan atau saat dengan dosis agak tinggi akan
menyebabkan “reaction time” menurun, sehingga harus dihindarkan
mengendarai kendaraan sendiri atau menjalankan mesin yang membutuhkan
perhatian tinggi.
Pasien usia lanjut dan atau dengan penyakit organik sebagai penyulit yang
kurang bisa mentolelir efek samping obat, dosis obat harus seminimal mungkin.
Wanita hamil atau menyusui tidak dianjurkan menggunakan obat antipanik.
60 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 60/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
DOEN PSIKOFARMAKA
Sedangkan pada DOEN 1987 dan 1990 termasuk dalam Kelas Terapi No. 1
obat Susunan Saraf, dengan subkelas.
1.6 PSIKOFARMAKA
1.6.1. Anti-anxietas
1.6.2. Anti-depresi
1.6.3. Anti-psikosis
1.6.4. Hipnotik-sedatif
61 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 61/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
62 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 62/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
LAMPIRAN
UNDANG-UNDANG REPUBILK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997
TANGGAL : 11 MARET 1997
63 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 63/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
2 DEKSAMFETAMINA - (+)-α-metilfenetilamina
3 FENETILANA - 7-[2-[(α-metilfenitilamino)etil] teofilina
4 FENMETRAZINA - 3-metil-2-fenilmorfolina
5 FENSIKLIDINA PCP - 1-(1-fenisikloheksi)-piperidina
6 LEVAMFETAMINA Levamefetamina - (-)-(R)-α-metilfenetilamina
Levometamfetamina - (-)-N, α-dimetilfenetilamina
7 MEKLOKUALON - 3-(o-klorofenil(-2-metil-4 (3H)-kuinazolinon
8 METAMFETAMINA - (+)-N, α- dimetilfenetilamina
9 METAMFETAMINA - (+)-N, α- dimetilfenetilamina
RASEMAT
10 METAKUALON - 2-metil-3-o-tolil-4(3H)-kuinazolinon
11 METILFENIDAT
12 SEKOBARBITAL -- Metil-α-fenil-2-piperidina
Asam asetat
5-alil-5-(1-metilburit) barbiturat
13 ZIPEPROL - α-(α-metoksibenzil)-4-(p-metoksifenetil)-1-piperazinetano
64 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 64/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
10 DIAZEPAM - 7-kloro-1,3-dihidro-1-metil-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-
on
11 ESTAZOLAM - 8-kloro-6-fenil-4H-s-triazolo[4,3-α][1,4]benzodiazepina
12 ETILAMFETAMINA N-etilamfetamina - N-etil-α-metilfenetilamina
13 ETIL LOFLAZEPATE - Etil-7-kloro-5-(o-fluorofenil)-2,3-dihidro-2-okso-1H-1,4-
14 ETINAMAT - benzodiazepina-3-karboksilat
15 ETKLORVINOL - 1-kloro-3-etil-1-penten-4-in-3-ol
16 FENCAMFAMINA - N-etil-3-fenil-2-norbomanamina
17 FENDIMETRAZINA - (+)-(2S,3S)-3,4-dimetil-2-fenilmorfolina
18 FENOBARBITAL - Asam 5-etil-5-fenilbarbiturat
19 FENPROPOREKS - (±)-3-[α-metilfenetil)amino] propionitril
20 FENTERMINA - α, α –dimetilfenetilamina
21 FLUDIAZEPAM - 7-kloro-5-(o-flurofenil)-1,3-dihidro-1-metil-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on
22 FLURAZEPAM - 7-kloro-1-[2-dietilamino)etil]-5-(o-fluorofenil)-1,3-dihidro-2H-
1,4-benzodiazepin-2-on
23 HALAZEPAM - 7-kloro-1,3-dihidro-5-fenil-1-(2,2,2-trifluoroetil)-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on
24 HALOKSAZOLAM - 10-bromo-11b-(o-fluorofenil)-2,3,7,11b-tetrahidrooksazolo
[3,2-d][1,4]benzodiazepin-6 (5H)-on
25 KAMAZEPAM - 7-kloro-1,3-dihiro-3-hidroksi-1-metil-5-fenil-2H-1,4-
benzodiazepin-2-ondimetilkarbamat (ester)
26 KETAZOLAM - 11-kloro-8,12b-dihidro-2,8-dimetil-12b-fenil-4H-
[1,3]iksazino[3,2-d][1,4] benzodiazepin-4,7 (6H)-dion
27 KLOBAZAM - 7-kloro-1-metil-5-fenil-1H-1,5-benzodiazepin-2,4(3H,5H)-
dion
28 KLOKSAZOLAM - 10-kloro-11b-(oklorofenil)-2,3,7,11b-tetrahidroksazolo-[3,2-
d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-on
29 KLONAZEPAM - 5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-7nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2on
30 KLORAZEPAT - Asam 7-kloro-2,3-dihidro-2-okso-5-fenil-1H-1,4-
benzodiazepina-3-karboksilat
31 KLORDIAZEPOKSIDA - 7-kloro-2-(metilamino)-5-fenil-3H-1,4-benzodiazepine-4-
oksida
32 KLOTIAZEPAM - 5-(o-klorofenil)-7etil-1,3-dihidro-1-metil-2H-teino [2,3-e]-1,4-
diazepin-2-on
33 LEFETAMINA SPA - (-)-N,N-dimetil-1,2-difeniletilamina
34 LOPRAZOLAM - 6-(o-klorofenil)-2,4-dihidro-2-[(4-metil-1-piperazinil) metilen]-
8-nitro-1H-imidazol [1,2-α]
35 LORAZEPAM - 7-kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-hidroksi-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on
36 LORMETAZEPAM - 7-kloro-5-(o-klorofenil)-1,3-dihidro-3-hidroksi-1-metil-2H-
1,4-benzodiazepin-2-on
37 MAZINDOL - 5-(p-klorofenil)-2,5-hidro-3H-imidazol(2,1-α)soindol-5-ol
38 MEDAZEPAM - 7-kloro-2,3-dihidro-1-metil-5-fenil-1H-1,4-benzodiazepine
39 MEFENOREKS - N-(3-kloropropil)-α-metilfenetilamina
40 MEPROBAMAT - 2-metil-2-propil-1,3-propanadiol, dikarbamat
41 MESOKARB - 3-(α-metilfenetil)-N-(fenikarbamoil) sidnon imina
42 METILFENOBARBITAL - Asam 5-etil-1-metil-5-fenilbarbiturat
43 METIPRILON - 3,3-dietil-5-metil-2,4-piperidina-dion
44 MIDAZOLAM - 8-kloro-6(-(o-fluorofenil)-1-metil-4H-imidazol
benzodiazepina (1,5-α)[1,4]
65 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 65/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
45 NIMETAZEPAM - 1,3-hidro-1metil-7-nitro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepin-2-on
46 NITRAZEPAM - 1,3-dihidro-7-nitro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazein-2-on
47 NODRDAZEPAM - 7-kloro-1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4-benzodiazepine-20n
48 OKSAZEPAM - 7-kloro-1,3-dihidro-3-hidroksi-5-fenil-2H-1,4-
benzodiazepine-2-on
49 OKSAZOLAM - 10-kloro-2,3,7,11b-tetrahidro-2-metil-11b-feniloksazolo[3,2-
d] [1,4] benzodiazepin-6(5H)-on
50 PEMOLINA - 2-1mino-5-fenil-2-oksazolin-4-on(=2-imino-5-fenil-4-
oksazolidinon)
51 PINAZEPAM - 7-kloro-1,3-dihidro-5-fenil-1-(2-propronil)-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on
52 PIPRADROL - α,α-difenil-2-piperidinmetanol
53 PIROVALERONA - 4-metil-2-(1-pirolidinil)valerofenon
54 PRAZEPAM - 7-kloro-1-(siklopilmetil)-1,3-dihidro-5-fenil-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on
55 SEKBUTABARBITAL - Asam 5-sek-butil-5-etilbarbiturat
56 TEMAZEPAM - 7-kloro-1,3-dihidro-3-hidroksi-1 metil-5-fenil-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on
57 TETRAZEPAM - 7-kloro-5-(1sikloheksen-1-il)-1,3-dihidro-1-metil-2H-1,4-
benzodiazepin-2-on
58 TRIAZOLAM - 8-kloro-6-(o-klorofenil)-1-metil-4H-s-triazolol[4,3-
α][1,4]benzodiazepina
59 VINILBITAL - Asam 5-(1-metilbutil)-5-vinilbarbiturat
DAFTAR RUJUKAN
Arana, GW. Hyman, SE. Handbook of Psychiatric Drug Therapy. Second Edition. A little, Brown & Co. USA 1991
Appleton, WS; Davis, JM. Practical Clinical Psychopharmacology and Edition. The Williams & Wilkins Co.,
Baltimore, USA, 1980.
Bazire, S. Psychotropic Drug Directory 2000. The Professionals pocket handbook, Quay Books, 2000.
Bowden, CL., Giffen, MB. Psychopharmacology for Primary Care physicians. The Williams & Wilkin Co,m
Baltimore, USA, 1978.
Burrels, RH. Antipsychotic Drugs. Tailoring Therapy Medical Progress, October, 1990, pp 43 -51.
Burrows, GD.; Norman, TR, Psychoterapeutic Drugs: Important Adverse Reactions and Interactions. Medical
Progress, Vol.8 No. 2, 1981, pp 42-49.
Baldessarini, RJ. Chapter 18 Drugs and the treatment of Psychiatric Disorcers, Goodman and Gilman ’s The
Pharmacological Basis of Therapeutics, 8th Edition, Volume I, 1991.
Bazire, S. Psychoterapic Drug Direstory 2000. Mark Allen Publishing Ltd., 2000.
Essential Drugs in Psychiatry. Division of Mental Health, Worldh Health Organization, Geneva, 1993.
Estrada, hR. Principles of Use of Psychotherapeutic Drugs. Medical Progress, Vol. 7 No. 1, 1980, pp11 -16.
Evan, L., Schneider, P. Psychotropic Drug Combinations. Which Ones Make Sense?. Medical Progress, Vol 11
no. 9, 1984, pp 49-56, 1992.
Lader, M. Antianxiety Drugs : Clinical Pharmacology and Therapeutic Use. Medical Progress, February, 1977, pp
52-61.
66 | H a l a m a n
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 66/67
7/27/2019 Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Dr. Rusdi Maslim, Sp.KJ
Lumbantobing, S.M. Sindrom Parkinsom. Majalah Dokter Keluarga. Vol. 11, No. 4 1992, Hal. 11-17.
Maslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, 2003.
MIMS. Official Drug Reference for Indonesia Medical Profession. Volume 7, 2006.
Nurhayati,
Tahun XXVIS;No.
et.4,Al. Sindrom 1993,
Desember Neuroleptik Maligna. Beberapa Pengalaman Klinik di Semarang. Majalah JIWA
hal 33-45.
Poldinger, W.: Compendium of Psychopharmacotherapy. Editiones Roche, Basle, 1984, pp 11 -18, 51-54.
Pirodsky, DM.; Cohn, J.S. Clinical Primer of Psychopharmacology. A Practical Guide, Second Edition. McGraw-
HILL, USE, 1992.
Puri, BK.; laking, PJ.; Treasaden, IH. Textbook of Psychiatry, Churchill livingstone, USA, 1996.
Sadock, BJ. Pocket Hand book of Psychiatric Drug Treatment, Third Edition, Lippincott Williams & Wilkins, PA,
USA, 2001.
Stahl, SM. Essential Psychopharmacology. Neuroscientific Basis and Practical applications, Second Edition,
Cambridge University Press, 2000.
Wibisono S. Penggunaan dan Penyalahgunaan Obat-obat Antistress (Psychotropic Drugs). Majalah Farmakologi
Indonesia & Terapi, Vol. 3 No. 1, 1986 : 4-12.
CURRICULUM VITAE
Nama : Dr. RUSDI MASLIM, Sp.KJ
Jabatan Terakhir : Executive Director Indonesian Center for Mental Health Training and
Research (ICMTR), Jakarta
http://slidepdf.com/reader/full/penggunaan-klinis-obat-psikotropik-dr-rusdi-maslim-spkj 67/67