Dosen Pengampu:
Epifania M. Ladapase S.Psi, M.Psi
Disusun Oleh:
Laurensiana Alfonsa Kene (051210028)
Agustina Vika Riani Noeng (051210032)
Donata Trifiyanti Walbaum (051210038)
Theresia Nona Selvi (051210042)
Saverius Sura (051210040)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikopatologi. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
psikopatologi, ibu Epifania M. Ladapase S.Psi, M.Psi karena diberikan tugas membuat laporan
mengenai gangguan kepribadian, wawasan kami bertambah luas. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah membantu
memberikan motivasi dalam menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi perbaikan laporan diamasa yang akan datang.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
memiliki motivasi untuk mencari pertolongan dan sulit untuk mendapatkan perbaikan atau
kesembuhan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk lebih memahami secara mendalam materi mengenai Personality Disorder.
1.3.2 Untuk mengetahui faktor penyebap timbulnya gangguan kepribadian.
1.3.3 Untuk mengenal jenis-jenis gangguan dan karakteristik kepribadian yang dialami
oleh sebagian besar orang.
1.3.4 Untuk memahami penindak lanjutan dalam menangani penderita yang mengalami
Gangguan Kepribadian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah yang di gunakan dalam PPDGJ adalah Gangguan Jiwa atau Gangguan
Mental (mental disorder), tidak mengenal istilah “ penyakit Jiwa” mental disease/mental
illness).
Gangguan kepribadian atau Personality Disorder adalah suatu kondisi yang
menyebabkan pengidapnya memiliki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dan berbeda
dari rata-rata orang biasanya. Pengidapnya juga sulit untuk memahami, merasakan, atau
berinteraksi dengan orang lain, tentu saja bisa menyebabkan kekacauan pribadi dan situasi
sosial. Istilah lain dari Personality Disorder ini juga merupakan suatu gangguan yang dapat
dikatakan kategori berat. Gangguan ini terdapat pada karakter dan perilaku individu yang
bisa terjadi baik itu pada kanak-kanak, masa remaja, dan berlanjut pada masa dewasa.
Keadaan ini merupakan pola perilaku yang tertanam dan berlangsung lama, muncul sebagai
respon yang kaku terhadap rentangan situasi pribadi dan sosial yang luas.
Sedangkan gangguan- gangguan pola kepibadian adalah gangguan berat yang
memberikan sedikit kemampuan kepada individu untuk menangani situasi-situasi yang
menekan. Pada individu ini, cara perilaku maladaptif itu tampak lebih melekat pada dirinya.
Biasanya mereka menolak untuk mendapatkan pertolongan dari terapis dan menolak atau
menyangkal bahwa dirinya memeiliki suatu masalah. Apabila dibandingkan dengan
individu yang mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan obsesif-kompulsif. Secara
umum individu yang mengalami gangguan kepribadian maka kegiatan sehari-harinya pun
ikut terganggu. Ia kesulitan untuk mempertahankan hubungan yang di jalinnya dengan
orang lain .
Penderita gangguan kepribadian biasa di kenal dengan beberapa karakter atau cirinya
secara umum seperti:
1. Berperilaku aneh, mengurung diri atau menghindari interaksi sosial, sulit menjalin
hubungan dekat dengan orang lain, kesulitan mengendalikan pikiran dan sering
berprasangka buruk (Menurut dr, Marianti dalam Alodokter.com,2017)
2. Merasa sedih berkepanjangan, kadang tanpa sebab yang jelas.
3. Sering marah berlebihan dan sangat sensitif, tidak berenergi, dan mengalami masalah
tidur.
4. Merasa ketakutan
5. Memiliki banyak permintaan
6. Berusaha mempengaruhi individu dengan mengendalikan segala keinginan dan
gagasan dibawah sadar (sugesti).
Selain ciri-ciri diatas, berikut ini sikap atau perilaku individu yang mengalami
gangguan kepribadian
(1) Sikap dan perilakunya cenderung merugikan orang lain. Karena itu, hubungan
pribadinya dengan oran lain terganggu.
(2) Memiliki pandangan bahwa kesulitan yang terjadi pada dirinya disebabkan oleh nasib
buruk atau perlakuan tidak baik dari orang lain. Jadi, ia tidak pernah merasa bersalah.
3
(3) Tidak memiliki rasa tanggung jawab.
(4) Tidak mengenal rasa menyesal bila ia telah melukai atau mencelakai orang lain.
(5) Mementingkan diri sendiri.
4
2.3 Jenis Gangguan Kepribadian dan Karakteristiknya
Permasalahan gangguan kepribadian beragam, diantaranya berikut.
(1) Ketergantungan pada alkohol.
(2) Kecemasan dan gangguan makan.
(3) Keinginan bunuh diri
(4) Gangguan seksual
(5) Keinginan melakukan hal-hal tang dapat membahayakan, baik diri sendiri
maupun orang lain.
(6) Gangguan suasana perasaan dan pikiran (mood)
Dari beberapa jenis uraian dapat diketahui bahwa individu yang mengalami
gangguan kepribadian penuh dengan berbagai pengalaman konflik atau permasalahan.
Akibatnya, terjadi ketidakstabilan dalam berbagai aspek kehidupannya.
Adapun jenis gangguan kepribadian dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu
kelompok A-kepribadian eksentrik, Kelompok B-kepribadian dramatik, dan
kelompok C-kepribadian dengan kecemasan.
1. Kelompok A, Kepribadian Eksentrik
Orang dengan gangguan kepribadian kelompok A umumnya memiliki pemikiran
dan perilaku yang aneh dan tidak wajar.
Gangguan yang termasuk kedalam kelompok A sebagai berikut.
a. Gangguan Kepribadian Skizoid (Schizoid Personality Desorder)
Skizoid adalah gangguan kepribadian dimana penderitanya mengalami
ketidakmampuan dalam membentuk hubungan sosial.
Individu yang mengalami gangguan kepribadian skizoid menunjukan tanda-
tanda seperti berikut (terdapat dalam buku PPDGJ Hal.103 F60.1)
(1) Sedikit (bila ada ) aktifitas yang memberi kesenangan.
(2) Emosi datar dan perilakunya dingin( detach men)
(3) Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan atau
kemarahan terhadap orang lain.
(4) Tidak terpengaruh pujian dan kritik orang lain
(5) Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang
lain(perhitungkan usia penderita)
(6) Lebih suka memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
(7) Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
(8) Tak pernah tertarikberhubungan dengan orang lain termasuk anggota
keluarga dan teman dekat ( kalau ada hanya satu)
(9) Jarang memilih waktu untuk bersenang-senang
(10) Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.
5
Gangguan kepribadian ini sifatnya menetap dalam diri individu dan
menghindari terjadinya hubungan sosial. Individu dengan gangguan
kepribadian ini biasanya tidak memiliki emosi dalam menanggapi (respon)
diberbagai situasi. Seolah-olah ia tidak memiliki kemampuan dalam
menikmati berbagai pengalaman hidup.
6
(1) Gangguan dalam kapasitas untuk hubungan sosial dan dekat, dan
ekstrinsik dalam kognisi, persepsi dan perilaku yangb terkait dengan citra
diri yang terdistorsi dan tujuan pribadi yang tidak koheren dan disertai
dengan kecurigaan dan keterbatasan emosi.
(2) Tidak merasa nyaman dalam situasi sosial
(3) Cara berpikir termasuk didalamnya fantasinya (khayalan-khayalan) , dan
aneh
(4) Penampilan dan perilakunya aneh
(5) Suka bicara tentang hal-hal yang aneh
(6) Sedikit teman akrab
(7) Suka menunjukan perasaan-perasaan yang tidak pantas diungkapkan.
Induividu dengan kepribadian skizotipe akan mengalami kesulitan dalam
mengingat sesuatu (memori), belajar dan konsentrasi. Oleh karena itu, ia harus
segera diberi tindakan penyembuhan (treatmment) baik secara medis maupun
terapi.
7
(7) Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak
substantif dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri
maupun pada umumnya.
(8) Tidak percaya pada orang lain
(9) Memiliki rasa waspada berlebihan
(10) Fanatik dan Suka mengeluh
(11) Suka membantah orang lain
(12) Khayalannya (fantasinya) tinggi
8
(4) Terus menerus mencari kegairahan (excitement), penghargaan
(appreciation) dari orang lain, dan aktivitas dimana pasien menjadi
pusat perhatian
(5) Penampilan atau perilaku “merangsang” (seductive) yang tidak
memadai
(6) Terlalu peduli dengan daya tarik fisik
(7) Keinginan memperoleh pujian yang berlebihan,
(8) Menciptakan rayuan secara tidak tepat
(9) Berhias diri mencolok untuk menarik perhatian orang lain
(10) Mudah merasa diri(GR)
Orang yang berpotensi mengalami gangguan kepribadian histrionik
antara laki-laki dan perempuan adalah sama. Pada perempuan, gangguan
kepribadian tersebut mengarah pada diri sendiri. Ia berperilaku sesuka
hatinya dan bergantung pada orang lain. Sifatnya kekanak-kanakan,
harapan-harapan yang dimilikinya tidak realistik dan tidak nyata. Ketika
dalam keadaan tertekandan kesuitan untuk memahami orang lain, ia tidak
dapat memahami hubungan dengan orang lain terutama pasangannya.
Pada laki-laki, permasalahanyang sering muncul berkaitan dengan
krisis identitas diri, impulsif, dan gangguan yang berhubungan dengan
orang lain. Meskipun laki-laki apabila ia mengalami gangguan kepribadian
tersebut dapat bersikap ttidak dewasa, antisosial, dan dramatis. Ia juga
merasa bersalah terhadap didrinya sendiri bila tidak mampu dekat dengan
sesorang atau orang alain.
b. Gangguan Kepribadian Narsisistik (Narcissictic Personality Disorder)
Gangguan kepribadian narsisistik adalah gangguan mental pada
orang yang menganggap dirinya sebagai orang penting dan dikagumi
banyak orang. Ia merasa dirinya lebih hebat dari orang lain (superioritas).
Karenanya, ia sulit menghargai perasaan orang lain. Orang dengan
gangguan kepribadian ini terlihat seakan-akan memiliki rasa percaya diri
yang tinggi. Padahal sebenarnya ia takut bila ada kritikan yang
ditujukannya.
Dari urain tersebut, diketahui ciri khas orang dengan gangguan
kepribadian narsisistik seperti yang ada dalam DSM V(Hal. 767), sebagai
berikut:
(1) Harga diri yang bervariasi dan rentan, dengan upaya pengaturan
melalui pencarian perhatian dan persetujuan, dan kebesaran yang
terang-terang atau terselubung.
(2) Melebih-lebihkan bakat atau atau prestasi yang dimiliki
(3) Merasa dirinya sebagai orang penting
(4) Merasa dirinya lebih baik dari orang lain.
(5) Pujian dari orang lain dianggap sebagai suatu kebutuhan
(6) Bersifat iri terhadap orang lain
(7) Harga dirinya rendah
(8) Suka mengambil keuntungan dari orang lain
(9) Merasa orang lain selalu iri dengannya
9
(10) Sulit menjaga atau mempertahankan persahabatan
(11) Mengharapkan hanya ide-ide dan rencananya yang digunakan
oleh orang lain.
Gangguan kepribadian narsisistik berkaitan dengan kegagalan pada
masa perkembangan masa kanak-kanak, seperti anak di manja berlebihan,
tuntutan orang tua yang terlalu tinggi terhadap anak-anak. Selain itu faktor
genetik dan psikobiologi ( fungsi otak, perilaku, dan cara berpikir) ikut
menyebabkan gangguan kepribadian narsisistik. Gangguan kepribadian
narsisistik yang tidak segera diatasi dan diobati dapat menimpulkan
permasalahan-permasalahan seperti:
1. Ingin bunuh diri
2. Penyalahgunaan alkohol
3. Perasaan tertekan
4. Sulit menjalin hubungan dengan orang lain.
Adapun faktor penyebab munculnya gangguan kepribadian
narsisistik seperti yang dikemukakan oleh Kohut (1971,1977) yaitu:
1. Terjadi akibat kegagalan anak dalam meniru empati dari orang tua
khususnya pada masa perkembangan awal anak-anak , anak terfikasi
pada tahap berikutnya. Akibatnya, setelah dewasa belum
menemukan hasil dalam mencari figur ideal untuk memenuhi
kebutuhan empatinya. Menurut teori psikodinamik individu akan
terhindar dari gangguan kepribadian narsistik jika pada masa anak-
anak mampu menjalani fase perkembangan secara normal.
2. Orang tua lalai atau lebih mementingkan kesibukan pribadi
3. Bahkan Sigmund Freud berkeyakianan bahwa perilaku narsis
muncul dari kombinasi pujian orang tua dan penolakan. Disis lain
Sikap orang tua memanjakan anaknya secara berlebihan pun
menjadi pemicu munculnya gangguan kepribadian narsisitik.
4. Ahli lain juga berpendapat bahwa trauma masa kanak-kanak
merupakan salah satu faktor utama menjaadi penyebab munculnya
narsis.
10
c. Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder)
Dalam DSM-V atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (American Psychiatric Association, 2013), kepribadian ambang
didefinisikan sebagai suatu gangguan dengan kriteria ketidakstabilan dalam
hubungan interpersonal, citra atau gambaran diri yang kabur, dan
impulsivitas yang diawali pada masa dewasa.
Gangguan kepribadian ambang berkaitan dengan permasalahan-
permasalahan emosi, perilaku, identitas diri, dan hubungan dengan orang
lain.
Orang dengan gangguan kepribadian ambang yang disertai
permasalahan diatas akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan
dengan orang lain secara positif. Terkadang ia malah bergantung pada
orang lain, sementara orang lain tersebut ada yang menghindari keakraban
atau memilih mandiri.
11
(d) Rasa bosan dan kesepian sepanjang hidupnya
12
(7) Gejala yang muncul sebelum umur 15 tahun seperti : sering
membolos, pergi dari rumah, berbohong, suka mencuri,
menghancurkan barag dengan sengaja.
Gangguan ini sering terjadi pada orang dengan sosio ekonomi rendah
Dalam DSM-V (Hal.764) ciri khas lainnya seperti:
kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan perilaku yang sah dan etis, dan
egosentris, kurangnya kepedulian terhadap orang lain, disertai dengan tipu
daya, tidak bertanggung jawab manipulatif dan atau pengambilan resiko.
Adapun kriteria diagnostik yang diusulkan, gangguan sedang atau lebih
besar dalam fungsi kepribadian, dimanifestasikan oleh kesulitan
karakteristik dalam empat bidang berikut yaitu:
(1) Egosentrisme; harga diri yang berasal dari unsur pribadi,
kekuasaan atau kesenangan
(2) Self-Direction penetapan tujuan berdasarkan kepuasan pribadi;
(3) Empati; kurangnya kepedulian terhadap perasaan, kebutuhan, atau
penderitaan orang lain.
(4) Keintiman; ketidakmampuan untuk hubungan yang saling intim.
Adapun pembentukan karakter sosiopat berkaitan erat dengan
keadaan lingkungan keluarga yang mempunyai orang tua alkholik
(kecanduan pada alkohol atau pemabuk. Begitu halnya dengan penelitian
yang dilakukan oleh Glueck dan Glueck (1968). Dalam penelitiannya,
gangguan kepribadian antisosial dapat di pengaruhi hal-hal berikut:
(1) Mempunyai orang tua alkholik
(2) Perlakuan tindakan kekerasan terhadap anak.
(3) Kehidupan keluarga yang tidak harmonis atau berantakan.
(4) Orang tua tidak menerapkan disiplin terhadap anak.
(5) Kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anak
13
psikologis dan kultural yang menimbulkan munculnya stres dan
ketegangan kuat yang kronis pada seseorang
Terdapat juga ciri-ciri dari gangguan disososial, (buku PPDGJ hal.104,
F60.2), yang ditandai oleh :
(1) Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain.
(2) Sikap yang amat tidak bergantung jawab dan berlangsung terus-
menerus (persistent), serta tidak peduli terhadap norma, peraturan,
dan kewajiban sosial.
(3) Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama,
meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya
(4) Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah
untuk melampiaskan agresi termasuk tindakan kekerasan
(5) Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari
pengalaman, khususnya dari hukuman.
(6) Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan
rasionalisasi yang masuk akal untuk perilaku yang membuat pasien
konflik dengan masyarakat.
Adapun faktor penyebab gangguan adalah:
1. Predisposisi pembawaan berupa sistem syaraf yang lemah
2. Disiplin kebiasaan hidup yang salah. Hal ini mengakibatkan kontrol
kepribadian yang kurang baik atau memunculkan integrasi
kepribadian yang sangat rapuh
3. Tekanan-tekanan mental (stres) yang disebabkan oleh kesusahan,
kekecewaan, shocks dan pengalaman-pengalaman pahit yang
menjadi trauma.
14
Gangguan kepribadian menghindar dapat dikatakan memilki gejala
yang hampir sama dengan fobia sosial (social axiety disorder). Keduanya
sama-sama menghindari kontak sosial atau berhubungan dengan orang
lain.
Pada orang yang mengalami gangguan kepribadain menghindar
mempunyai kecenderungan pemalu.
Gangguan kepribadian tergantung merupakan bentuk gangguan
kepribadian yang sifatnya menetap dengan ketergantungan pada orang lain.
Karena ketergantungannya pada orang lain, ia menjadi patuh dan takut
terpisah dengan orang itu. Orang dengan gangguan kepribadian tergantung
selalu merasa butuh bantuan orang lain untuk memberi dukungan
kepadanya. Gangguan kepribadian ini lebih banyak dialami atau dideritai
oleh perempuan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ciri-ciri orang
dengan gangguan kepribadian sebagai berikut.
Seperti yang terdapat dalam buku PPDGJ(hal.105, F60.6) ciri khas lainnya
seperti:
15
(1) Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar
keputusan penting untuk dirinya
(2) Meletakan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia
bergantung, dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan
mereka
(3) Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang
dimana tempat ia bergantung
(4) Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkanna tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri
(5) Kesulitan mengambil keputusan sendiri
(6) Selalu menunggu dukungan (support) dan persetujuan dari orang lain
untuk memulai suatu pekerjaan.
(7) Merasa tidak nyaman sendirian.
(8) Merasa takut ditinggal orang-orang terdekatnya.
(9) Kesulitan berpendapat yang berbeda dengan orang lain.
(10) Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
mendapat nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.
16
(1) Kesulitan dalam membangun dan mempertahankan hubungan dekat,
terkait dengan perfeksionisme yang kaku, tidak fleksibel, dan ekspresi
emosional yang terbatas.
(2) Pelit, baik untuk dirinya sendiri mapun orang lain.
(3) Kaku jadi tidak fleksibel
(4) Terikat dengan aturan atau jadwal
(5) Rajin dan tekun pada pekerjannya
(6) Tidak menghabiskan uang hasil pekerjaan untuk kegiatan
(7) Bersifat tertutup( introver).
(8) Sulit membuang barang yang sudah tidak mempunyai nilai lagi.
(9) Keras kepala
17
11. Bersikap dan berperilaku sederhana secara proposional agar terhindar dari
perangkap hedonisme
12. kemudian, melatih diri memandang orang lain secara positif. Dalam konteks ini
individu dilatih agar memiliki pandangan dan keyakinan bahwa orang lain meiliki
kelebihan dan keistimewaan
13. koreksi terhadap ucapan, perilaku dan sikap yang munvul dalam diri yang
mengandung kesombongan, hal ini bisa muncul direnungkan.
14. Melatih diri bersikap rendah hati .
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan kepribadian atau Personality Disorder merupakan proses perkembangan yang
timbul pada masa kanak-kanak, dan remaja sehingga berlanjut pada masa dewasanya
seseorang. Hal ini sudah tertanam pada diri masing-masing. Adapun gangguan-gangguan
tersebut dibagi kedalam 3 kelompok diantaranya : kelompok A, Kepribadian eksentrik
atau berperilaku aneh, kelompok B Kepribadian dramatik, Kelompok C Kepribadian
dengan kecemasan. Sehingga dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa siapa saja
berpotensi untuk mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak
saja disebabkan oleh faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh faktor
temperamental,faktor biologis( hormon neurontransmitter dan elektrofisiologi, dan faktor
psikoanalitik( yaitu adanya fiksasi pada salah satu tahap perkembangan psikoseksual dan
juga tergantung dari mekanisme pertahanan ego orang yang bersangkutan)
3.2 Saran
Dalam makalah ini, kami menyadari masi terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan masukan dari para pembaca demi kesempurnaan
laporan ini untuk kedepannya. Kami selaku penulis mengucapkan terimakasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
20