Anda di halaman 1dari 40

ASa ASUHAN

s KEPERAWATAN
PSIKOTIK PADA
GELANDANGAN
Aprianty naomi panjaitan
193302040008
Diana safitri 193302040032
Elsis abia Br sitepu 193302040035
Ikakartika suheani ndruru 193302040102
Iman setia gea 193302040061
Feryaman Dachi 193302040083
Maryudha dwi firmansyah 193302040071
KEMAMPUAN AKHIR YANG
DIHARAPKAN
 Mahasiswa mampu mengenal asuhan keperawatan
pada klien psikotik dan Gelandangan dan mampu
melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
psikotik dan gelandangan.
 Tujuan khusus :
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien
dengan psikotik
2. Mampu membuat analisis hasil pengkajian
3. Mampu menentukan diagnosa keperawatan
4. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada
klien
dengan psikotik dan gelandangan.
5 Mampu melakukan evaluasi
PSIKOTIK
Pengertian
Psikotik adalah bentuk disorder mental atau
kegalauan jiwa yang dicirikan dengan adanya
disintegrasi kepribadian dan terputusnnya
hubungan jiwa dengan Realita
Kriteria
Psikotik
Psikotik organik
adalah psikotik yang penyebabnya adalah gangguan
pada susunan syaraf pusat dan psikotik yang
disebabkan oleh kondisi fisik , gangguan metabolisme
dan intoksikasi obat.

Psikotik Fungsional
Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian
seseorang yang bersifat psikogenetik yaitu skizofrenia
(perpecahan kepribadian) seperti psikotik paranoid dan
curiga.
Faktor penyebab
psikotik
1. Tekanan-tekanan kehidupan ( emosional)
2. Kekecewaan yang tidak pernah terselesaikan
3. Adanya hambatan yang terjadi pada masa
tumbuh
kembang
4. kecelakaan yang menyebabkan kerusakan gangguan
otak
5. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan
masyarakat.
Gelandangan
Kata gelandangan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia memiliki artian orang yang
tidak mempunyai pekerjaan dan tempat
tinggal yang tetap

Gelandangan sebagai entitas sosial


merupakan orang yang dalam keadaan tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak
dalam masyarakat setempat, serta tidak
mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan
yang tetap di wilayah tertentu dan hidup
mengembara di tempat umum ( PP no. 31
tahun 1980 tentang penanggulangan
gelandangan dan pengemis )
A. Pengertian
Gelandangan psikotik adalah penderita
gangguan jiwa kronis yang keluyuran di
jalan-
jalan umum, sehingga dapat mengganggu
ketertiban umum dan merusak
keindahan lingkungan (Caplan, 2000)

Gelandangan psikotik merupakan salah


satu masalah psikososial yang
penanganannya belum maksimal.
Penyebab gelandangan dan
psikotik
UU no 23 tentang kesehatan jiwa menyebutkan penyebab
munculnya gelandang dan psikotik adalah:
1. Keluarga tidak perduli
2. keluarga malu
3. keluarga tidak tahu
4. Obat tidak diberikan
5. Tersesat ataupun karena Urbanisasi
C. Tanda Dan
Gejala
Tanda dan gejala gelandangan psikotik
yaitu
:
orang dengan tubuh yang kotor sekali,
rambutnya seperti sapu ijuk, pakaiannya
compang-camping, membawa bungkusan
besar yang berisi macam-macam
barang, bertingkah laku aneh seperti
tertawa sendiri, serta sukar diajak
Ciri gelandang
psikotik
 Tubuh kotor sekali
 Rambut seperti sapu ijuk
 Pakaian compang camping
 Membawa bungkusan besar dan berisi macam-macam
barang
 Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri dan
sukar diajak berkomunikasi dan bermusuhan
 Pribadi tidak stabil
 Tidak memiliki kelompok
Layanan yang dibutuhkan oleh
gelandangan dan psikotik
 Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan,
pakaian,
perumahan dan kesehatan
 Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis
psikiatris. keperawatan dan psikologis
 Kebutuhan sosial seperti rekreasi, kesenian dan
olah
raga
 Layanan kebutuhan ekonomi meliputi
ketrampilan usaha, ketrampilan kerja dan
penempatan dalam masyarakat.
 Kebutuhan rohani
Langkah –langkah Rehabilitasi sosial pada psikotik
dan gelandangan
 Tahap identifikasi
 Tahap diagnosis
 Tahap treatment
Tahap
identifikasi
Masalah sosial merupakan fenomena yang
muncul dalam kehidupan masyarakat,
perwujudannya dapat merupakan masalah lama
yang mengalami perkembangan ataupun masalah
baru yang muncul akibat perkembangan dan
perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan
kultural
Tahap
Diagnosis
setelah masalah sosial teridentifikasi, maka
akan mendorong timbulnya respon
masyarakat berupa tindakan bersama
untuk memecahkan masalah bersama
Tahap
treatment
 Pendekatan awal
 Penerimaan dan
pengasramaan
 Resosialisasi
 Penyaluran
 Bimbingan lanjut dan evaluasi
Pendekatan
awal
 Razia oleh petugas
 Kemitraan dengan
lembaga atau pihak
lain rumah sakit dan
dinas sosial.
Penerimaan dan
pengasramaan
 Pengungkapan masalah
 Pelaksanaan rehabilitasi
sosial
1.Bimbingan fisik
2.Bimbingan mental
3.Bimbingan sosial
Resosialisas
i Serangkaian bimbingan yang
bertujuan untuk
mempersiapkan klien agar
dapat berintergrasi penuh
dalam kehidupan
masyarakat secara normatif
dan juga mempersiapkan
masyarakat untuk dapat
menerima klien
Penyalura
nSerangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengembalikan klien kedalam kehidupan
masyarakat secara normatif.
Bimbingan
lanjut
Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
lebih memantapkan klien kembali dalam
kehidupan masyarakat
Evalua
siBertujuan untuk memastikan proses
pelaksanaan rehabilitasi sosial
berjalan dengan baik
Askep pada klien gelandangan
dan psikotik di rumah sakit
Saat ini di Indonesia terdapat 33 Rumah
Sakit Jiwa, 1 Rumah Sakit Ketergantungan
Obat, sebagai pusat rujukan spesialistik
dan pusat
pembinaan kesehatan jiwa masyarakat di
wilayahnya masing-masing. Fasilitas ini
jelas tidak memadai untuk dapat melayani
dan menjangkau seluruh penduduk
Indonesia
Karena itu tenaga kesehatan di Puskesmas perlu
diberdayakan dalam upaya penanggulangan
masalah psikososial, Hal ini mengingat sekitar
28% pengunjung Puskesmas menunjukkan gejala-
gejala gangguan kesehatan jiwa dan 80% dari
kasus tersebut belum terdeteksi oleh dokter
Puskesmas sehingga tidak terobati dengan baik.
Apalagi masalah-masalah psikososial diperkirakan
lebih banyak dibandingkan masalah-masalah
kesehatan jiwa lainnya.
D.PENANGANAN
Penanganan yang dilakukan adalah melakukan
Perawatan sampai sembuh di Rumah Sakit Jiwa
atau Panti Laras (Dinas Sosial), program
wirausaha eks psikotik (psychopreneur),
kemitraan ruumah sakit dengan industri,
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE); obat
injeksi long acting; penciptaan lapangan pekerjaan
di desa.
Penanganan gelandangan psikotik melibatkan
berbagaidinas, yaitu dinas kesehatan dan dinas
sosial, kepolisian, pertamanan serta kerjasama
berbagai disiplin, karena penanganannya tidak
bisa diselesaikan hanya dengan memasukan ke
Peran Puskesmas dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan permasalahan psikososial yang
ada di masyarakat adala :
1.Meningkatkan pengetahuan (knowledge)
2.Sikap (attitude)
3.Perilaku (practice)
Petugas Puskesmas terhadap setiap
permasalahan psikososial yang timbul.
Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan permasalahan psikososial
tersebut, ditinjau berdasarkan masing-masing
masalah psikososial yang ada.
Tugas utama pengasuh panti dalam perannya
di bidang rehabilitasi klien meliputi :

1. Melakukan pendataan yang


berhubungan dengan kecacatan klien
termasukperkembangan kemampuan
dan ketidakmampuan klien.
2. Melakukan asesmen, baik yang
berhubungan dengan aspek fisik, psikis,
sosial, dan
keterampilan untuk memperoleh data
tentang kemampuan dan ketidakmamuan klien.
3. Melakukan komunikasi kepada masyarakat/orang
tua untuk membantu melakukan rehabilitasi dan
pengawasan terhadap aktivitas klien sehari
-hari di lingkungan keluarga. Antara tenaga
rehabilitasi, pengasuh dan orang tua perlu
bekerjasama dengan baik dalam rangka
kelancaran pelaksanaan kegiatan rehabilitasi, yang
pada gilirannya akan mengantarkan klien mampu
melaksanakan fungsi sosial secara wajar di
lingkungan masyarakat.
4.Melaksanakan bentuk-bentuk kegiatan
rehabilitasi yang dilaksanakan dalam
kegiatan bimbingan spiritual
keagamaan, bimbingan sosial,
bimbingan
psikologis, medik dan keterampilan.
Pengkajia
n Faktor predisposisi
 Faktor presipitasi
 Penilaian terhadap stresor
 Sumber koping
 Mekanisme koping
Faktor
predisposisi
 Genetik
 Neurobiologis : penurunan volume
otak dan perubahan sistem
neurotransmiter.
 Teori virus dan infeksi
Stresor
presipitasi
 Biologis
 Sosialkutural
 Psikologis
Rentang respon
neurobiologis

Respon adaptif Respon mal adaptif

Berfikir logis Pemikiran sesekali Gangguan pemikiran


Persepsi akurat terdistorsi waham/halusinasi
emosi konsisten dengan Ilusi Kesulitan pengolahan
pengalaman Reaksi emosi berlebih emosi
Perilaku sesuai Dan tidak bereaksi Perilaku kacau dan isolasi
Berhubungan sosial Perilaku aneh dan sosial
penarikan tidak biasa
Sumber koping
 Disonasi kognitif ( gangguan jiwa
aktif )
 Pencapaian wawasan
 Kognitif yang konstan
 Bergerak menuju prestasi kerja
Mekanisme koping
 Regresi( berhubungan dengan masalah dalam
proses informasi dan pengeluaran sejumlah
besar tenaga dalam upaya mengelola
anxietas)
 Proyeksi ( upaya untuk menjelaskan presepsi
yang membingungkan dengan menetapkan
tanggung jawab kepada orang lain)
 Menarik diri
 Pengingkaran
Diagnosis keperawatan yang sering ditemukan
pada klien gelandangan dan psikotik
 GSp : halusinasi
 Isolasi sosial
 Harga diri rendah
 Resiko perilaku kekerasan/perilaku kekerasan
 Gangguan proses pikir :waham
 Resiko bunuh diri
 Defisit perawatan diri
Tindakan
keperawatan
Tindakan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang di
temukan
Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan dalam tahap
pemeliharaan berfokus ada pendidikam
manajemen dan pengendalian diri dari
gejala dan mengidentifikasi gejala yang
berhubungan dengan kekambuhan
Tahapan kekambuhan
 Tahap 1 : kewalahan berlebih ( mengeluh
kewalahan,
gejala anxietas yang intensif)
 Tahap 2 : pembatasan kesadaran (gejala
anxietas
sebelumnya bergabung dengan gejala depresi)
 Tahap 3 : rasa malu ( biasanya hipomania dan
halusinasi
dan klien tidak bisa mengendalikan)
 Tahap 4 : disorganisasi Psikotik( tahap ini
gejala
gangguan jiwa jelas terjadi, halusinasi, waham)
 Tahap 5 : resolusi Psikotik ( tahap ini di rumah
sakit dan

Anda mungkin juga menyukai