Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan Jiwa

Dengan Psikotik Gelandangan

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
1. Annisa Kartikasari A (2720227209)
2. Dian Andika Eryuwanti (2720227201)
3. Nunuk febriyanti (2720220150)
4. Sanita Sari (2720227185)
5. Selatus sadiah (2720227186)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM AS-
SYAFI”IYAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa dengan
Psikotik Gelandangan” tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas Keperawatan
Jiwa.
Dengan adanya makalah ini di harapkan mahasiswa dapat lebih memahami
tentang Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Psikotik Gelandangan. Makalah ini kami
buat dengan semaksimal mungkin, walaupun kami menyadari masih banyak
kekurangan yang harus kami perbaiki. Oleh karena itu kami mengharapkan saran
ataupun kritik dan yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca maupun bagi
kami.

Bekasi, Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikotik gelandangan merupakan penderita gangguan jiwa kronis


yang keluyuran di jalan- jalan umum, dapat mengganggu ketertiban
umum dan merusak keindahan lingkungan. Fenoma sosial mengenai
Gelandangan Psikotik dapat ditemui secara langsung di sepanjang
jalan, trotoar, jembatan, di pasar ataupun di pusat pertokoan.
Gelandangan Psikotik yang hidupnya secara nomaden (berkeliaran di
lingkungan masyarakat) dan serta memiliki keterbelakangan mental
(gangguan jiwa) ini sangat merugikan masyarakat sekitar dan
Pemerintah. Tekanan kehidupan dan ketidaksiapan dalam perubahan
sosial salah satu penyebab utama terhadap pertambahan Gelandangan
Psikotik. Sehingga jumlah dari Gelandangan Psikotik semakin hari
semakin bertambah.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari psikotik ?
 b. Apa kriteria psikotik ?
c. Apa faktor penyebab ?
d. Apa pengertian gelandangan?
e. Apa ciri psikotik gelandangan?
f. Bagaimana asuhan keperawatan dari psikotik gelandangan?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Apa pengertian dari psikotik
b. Untuk mengetahui Apa kriteria psikotik ?
c. Untuk mengetahui Apa faktor penyebab ?
d. Untuk mengetahui Apa pengertian gelandangan?
e. Untuk mengetahui Apa ciri psikotik gelandangan?
f. Untuk mengetahui Bagaimana asuhan keperawatan dari psikotik
gelandangan?
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Psikotik

Psikotik adalah bentuk disorder mental atau kegalauan


jiwa yang dicirikan dengan adannya disintergasi kepribadian
dan terputusnnya hubungan jiwa dengan Realita.
Kriteria Psikotik :
• Psikotik organik
Merupakan psikotik yang penyebabnya adalah gangguan
pada susunan syaraf pusat dan psikotik yang disebabkan
oleh kondisi fisik, gangguan metabolisme dan intoksikasi
obat.
• Psikotik Fungsional
Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian
seseorang yang bersifat psikogenetik yaitu skizofrenia
(perpecahan kepribadian) seperti psikotik paranoid dan
curiga.

Faktor penyebab psikotik:


• Tekanan-tekanan kehidupan ( emosional)
• Kekecewaan yang tidak pernah terselesaikan
• Adanya hambatan yang terjadi pada masa tumbuh
kembang
• Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan gangguan otak
• Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
masyarakat

B. Gelandangan

Kata gelandangan dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia memiliki artian orang yang tidak mempunyai
pekerjaan dan tempat tinggal yang tetap. Gelandangan sebagai
entitas sosial merupakan orang yang dalam keadaan tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat
setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan
pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup
mengembara di tempat umum (PP no. 31 tahun 1980
tentang penanggulangan gelandangan dan pengemis).

C. Gelandangan Psikotik

Gelandangan Psikotik adalah Klien dengan gangguan jiwa kronis


yang keluyuran di jalan-jalan dan dapat menganggu ketertiban umum
dan merusak keindahan lingkungan.

Penyebab gelandangan dan psikotik :


UU no 23 tentang kesehatan jiwa menyebutkan penyebab munculnya
gelandangan dan psikotik adalah :

1. Keluarga tidak perduli


2. Keluarga malu
3. Keluarga tidak tahu
4. Obat tidak diberikan
5. Tersesat ataupun karena Urbanisasi

D. Ciri gelandang psikotik :

1. Tubuh kotor sekali

2. Rambut seperti sapu ijuk

3. Pakaian compang camping

4. Membawa bungkusan besar dan berisi macam-macam barang

5. Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri dan sukar


diajak berkomunikasi dan bermusuhan
6. Pribadi tidak stabil

7. Tidak memiliki kelompok

E. Layanan yang dibutuhkan oleh gelandangan dan psikotik


:

1. Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan, pakaian,


perumahan dan kesehatan
2. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris,
keperawatan dan psikologis.
3. Kebutuhan sosial seperti rekreasi, kesenian dan olah raga
4. Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan usaha,
ketrampilan kerja dan penempatan dalam masyarakat.
5. Kebutuhan rohani
F. Langkah - langkah Rehabilitasi sosial pada psikotik dan
gelandangan :

1. Tahap identifikasi
Masalah sosial merupakan fenomena yang muncul dalam
kehidupan masyarakat, perwujudannya dapat merupakan
masalah lama yang mengalami perkembangan ataupun
masalah baru yang muncul akibat perkembangan dan
perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan kultural.

2. Tahap diagnosis
Setelah masalah sosial teridentifikasi, maka akan
mendorong timbulnya respon masyarakat berupa
tindakan bersama untuk memecahkan
masalah bersama.

3. Tahap treatment
a. Pendekatan awal
• Razia oleh petugas
• Kemitraan dengan lembaga atau pihak
lain rumah sakit dan dinas sosial.

 b. Penerimaan dan pengasramaan


• Pengungkapan masalah
• Pelaksanaan rehabilitasi sosial

✓ Bimbingan fisik
✓ Bimbingan mental
✓ Bimbingan sosial

c. Resosialisasi
Serangkaian bimbingan yang bertujuan
untuk mempersiapkan klien agar dapat
berintergrasi penuh dalam kehidupan
masyarakat secara normatif dan juga
mempersiapkan masyarakat untuk dapat
menerima klien.

d. Penyaluran
Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengembalikan klien kedalam kehidupan
masyarakat secara normatif.

e. Bimbingan lanjut
Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk lebih
memantapkan klien kembali dalam kehidupan
masyarakat.

f. Evaluasi
Bertujuan untuk memastikan proses pelaksanaan
rehabilitasi sosial berjalan dengan baik.
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOTIK GELANDANGAN
1. Pengkajian
 Faktor predisposisi
1. Genetik: menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang
sangat berpengaruh
2. Neurobiologis penurunan volume otak dan perubahan system
neurotransmiter.
3. Teori virus dan infeksi
 Faktor presipitasi
1. Biologis: kecelakaan yang menyebabkan kerusakan gangguan otak
2. Sosial kultural. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
masyarakat
3. Psikologis. Tekanan-tekanan kehidupan (emosional), Kekecewaan yang tidak
pernah terselesaikan.
 Penilaian terhadap stresor
Rentang respon neurobiologis
Respon adaptif Respon maladaptif
 Berfikir logis  Pemikiran sesekali  Gangguan pemikiran
 Persepsi akurat terdistorsi  Waham/ halusinasi
 Emosi konsisten  Ilusi  Kesulitan pengolahan
dengan pengalaman  Reaksi emosi emosi
 Perilaku sesuai berlebih dan tidak  Perilaku kacau dan
 Berhubungan sosial bereaksi isolasi sosial
 Perilaku aneh dan
penarikan tidak biasa

 Sumber koping
1. Disonasi kognitif (gangguan jiwa aktif)
2. Pencapaian wawasan
3. Kognitif yang konstan
4. Bergerak menuju prestasi kerja
 Mekanisme koping
1. Regresi ( berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan
pengeluaran sejumlah besar tenaga dalam upaya mengelola ansietas)
2. Proyeksi (upaya untuk menjelaskan presepsi yang membingungkan dengan
bertanggung jawab kepada orang lain)
3. Menarik diri
4. Pengingkaran

2. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Defisit Perawatan Diri

Pohon Masalah
Defisit Perawatan Diri

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

3. Intervensi & Iplementasi Keperawatan :


1) Strategi Pelaksanaan Isolasi Sosial

1. STRATEGI PELAKSANAAN (SP1)

A. Pasien
 Identifikasi penyebab isolasi sosial: siapa yang serumah, siapa yang dekat,
yang tidak dekat, dan apa sebabnya
 Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap
 Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
 Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu
 Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan

B. Keluarga
 Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
 Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial
(gunakan booklet)
 Jelaskan cara merawat isolasi sosial
 Latih dua cara merawat berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian saat besuk

2. STRATEGI PELAKSANAAN (SP2)

A. Pasien
 Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa orang)
 Beri pujian
 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan 2- 3 orang pasien,
perawat dan tamu, berbicara saat melakukan kegiatan harian

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien berkenalan dan
berbicara saat melakukan kegiatan harian
 Beri pujian
 Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat melibatkan pasien berbicara
(makan, sholat bersama) di rumah
 Latih cara membimbing pasien berbicara dan memberi
pujian
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual saat besuk

3. STRATEGI PELAKSANAAN (SP3)

A. Pasien
 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (berapa orang) & bicara saat melakukan
dua kegiatan harian
 Beri pujian
 Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang, berbicara
saat melakukan 4 kegiatan harian

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien berkenalan,
berbicara saat melakukan kegiatan harian
 Beri pujian
 Jelaskan cara melatih pasien melakukan kegiatan sosial seperti berbelanja,
meminta sesuatu dll
 Latih keluarga mengajak pasien belanja saat besuk
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian saat besuk

4. STRATEGI PELAKSANAAN (SP4)

A. Pasien
 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan empat kegiatan
harian.
 Beri pujian
 Latih cara bicara sosial: meminta sesuatu, menjawab pertanyan
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang, orang
baru, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi
B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien berkenalan,
berbicara saat melakukan kegiatan harian/RT, berbelanja
 Beri pujian
 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual kegiatan dan memberikan pujian

5. STRATEGI PELAKSANAAN (SP5)


A. Pasien
 Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan
harian dan sosialisasi
 Beri pujian
 Latih kegiatan harian
 Nilai kemampuan yang telah mandiri
 Nilai apakah isolasi sosial teratasi

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien berkenalan,
berbicara saat melakukan kegiatan harian/RT, berbelanja & kegiatan lain
dan follow up
 Beri pujian
 Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
 Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM

2) Strategi Pelaksanaan Harga Diri Rendah

1. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 :

A. Pasien
 Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat
daftar kegiatan)
 Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
 Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
untuk dilatih
 Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya)
 Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari

B. Keluarga
 Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
 Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah
(gunakan booklet)
 Diskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit
 Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian semua
hal yang positif pada pasien
 Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih
pasien: bimbing dan beri pujian
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian
2. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 :

A. Pasien
 Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
 Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
 Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing2 dua
kali per hari

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama yang dipilih dan dilatih pasien
 Beri pujian
 Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan kedua yang
dipilih pasien
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian
3. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 :

A. Pasien
 Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
 Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
 Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan, masing-masing
dua kali per hari

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih
 Beri pujian
 Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian
4. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 :

A. Pasien
 Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian
 Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
 Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: empat kegiatan masing-
masing dua kali per hari

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan
kegiatan pertama, kedua dan ketiga
 Beri pujian
 Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan keempat yang dipilih
 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian
5. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 5 :

A. Pasien
 Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian.
 Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga
 Nilai kemampuan yang telah mandiri
 Nilai apakah harga diri pasien meningkat
B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melakukan kegiatan
yang dipilih oleh pasien
 Beri pujian
 Nilai kemampuan keluarga mmbimbing pasien
 Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM

3) Strategi Pelaksanaan Defisit Perawatan Diri

1. STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 :

A. Pasien
 Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAB/BAK
 Jelaskan pentingnya kebersihan diri
 Jelaskan cara dan alat kebersihan diri
 Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku
 Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu)
B. Keluarga
 Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
 Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan
diri (gunakan booklet)
 Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri
 Latih dua cara merawat : kebersihan diri dan berdandan
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

2. STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 :


A. Pasien
 Evaluasi kegiatan kebersihan diri
 Beri pujian
 Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
 Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan
B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri
 Beri pujian
 Latih dua (yang lain) cara merawat : Makan & minum, BAB & BAK
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian

3. STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 :


MELATIH CARA MAKAN DAN MINUM YANG BAIK.
A. Pasien
 Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan
 Beri pujian
 Jelaskan cara dan alat makan dan minum
 Latih cara makan dan minum yang baik
 Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan dan
makan & minum yang baik

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri dan
berdandan
 Beri pujian
 Bimbing keluarga merawat kebersihan diri dan berdandan dan makan &
minum pasien
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian

4. STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELATIH BAB DAN BAK YANG


BAIK
A. Pasien
 Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan & minum
 Beri pujian
 Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
 Latih BAB dan BAK yang baik
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan,
makan & minum dan BAB & BAK

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri,
berdandan, makan & minum.
 Beri pujian
 Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK pasien
 Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan
 Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian

5. STATEGI PELAKSANAAN (SP) 5


A. Pasien
 Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan
& minum, BAB & BAK
 Beri pujian
 Latih kegiatan harian
 Nilai kemampuan yang telah mandiri
 Nilai apakah perawatan diri telah baik

B. Keluarga
 Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dalam perawatan
diri: kebersihan diri, berdandan, makan & minum, BAB & BAK
 Beri pujian
 Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
 Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Psikotik adalah bentuk disorder mental atau kegalauan


jiwa yang dicirikan dengan adannya disintergasi
kepribadian dan terputusnnya hubungan jiwa dengan
Realita.

KriteriaPsikotik :

1. Psikotikorganik 

2. PsikotikFungsional

Gelandangan
Kata gelandangan dalam  Kamus Besar Bahasa
Indonesia  memiliki artian orang yang tidak
mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal yang
tetap. Gelandangan sebagai entitas sosial
merupakan orang yang dalam keadaan tidak sesuai
dengan norma kehidupan yang layak dalam
masyarakat setempat, serta tidak mempunyai
tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap diwilayah
tertentu dan hidup mengembara ditempat umum
(PP no.31 tahun 1980 tentang penanggulangan
gelandangan dan pengemis).

3.2 Saran

Untuk para mahasiswa keperawatan seharusnya lebih aktif


dalam berbagai diskusi waktu  penyajian makalah sehingga
pengatahuan dan wawasannya dapat berkembang terutama tentang
asuhan keperawatan pada psikotik gelandangan. Bagi para dosen,
kami mengharapkan agar dapat memberikan arahan dan
pengetahuan baru yang mungkin belum dibahas oleh mahasiswa
dalam forum diskusinya sehingga ada suatu kesinambungan dan
kontribusi antara mahasiswa dengan dosen.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar


Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI

Dochteman, J. M., &Bulecheck, G. M.


(2004). Nursing Interventions
Classification (NIC) (5thed.). America: Mosby
Elsevier 

Moorhead, S., Jhonson, dkk. (2008 ). Nursing


Outcomes Classification (NOC) (5th ed).

United states of America: Mosby Elsevier

 Nanda international. (2015). Diagnose keperawatan:


defenisidanklasifikasi

2015- 2017 (10thed). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai