Anda di halaman 1dari 26

ANNISA HERAWATI

ANNISA KARTIKASARI ANGGIUTAMI


Asuhan keperawatan IKE MARYANI

pada pasien dengan RATIH DWI YANTI


YULIANA
CHF SANITA SARI SAPITRI
Definisi
Click icon to add picture Click icon to add picture
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi memompakan darah
secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan
tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi
(Aspani, 2016).

Click icon to add picture Click icon to add picture

Presentation Title
Menurut Smeltzer (2012) dalam Buku Ajar
Keperawatan Medikal-Bedah, gagal jantung
disebabkan dengan berbagai keadaan seperti :
Kelainan otot jantung
Etiologi Aterosklerosis koroner
Hipertensi Sistemik atau pulmonal
(peningkatan after load)
Penyakit jantung lain
Faktor sistemik

9/3/20XX Presentation Title 3


Manifestasi Klinik
Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan
• Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru, • Kongestif jaringan perifer dan viscelar menonjol,
kadar saturasi oksigen yang rendah, adanya bunyi jantung karena sisi kanan jantung tidak mampu
tambahan bunyi jantung S3 atau “gallop ventrikel” bisa di mengosongkan volume darah dengan adekuat
deteksi melalui auskultasi. sehingga tidak dapat mengakomondasikan semua
• Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena.
paroksismal (PND). • Edema ekstremitas bawah
• Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan • Distensi vena leher dan escites
dapat berubah menjadi batuk berdahak.
• Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan
• Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah). atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena dihepar.
• Perfusi jaringan yang tidak memadai. • Anorexia dan mual
• Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih • Kelemahan
dimalam hari)
• Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala-
gejala seperti: gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala,
konfusi, gelisah, ansietas, sianosis, kulit pucat atau dingin
dan lembab.
• Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.
9/3/20XX Presentation Title 4
Klasifikasi Gagal Jantung
Klasifikasi Fungsional gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA),

Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang biasa tidak menyebabkan dipsnea napas, palpitasi atau keletihan
Kelas 1
berlebihan

Gangguan aktivitas ringan : merasa nyaman ketika beristirahat, tetapi aktivitas biasa menimbulkan
Kelas 2
keletihan dan palpitasi.

Keterbatasan aktifitas fisik yang nyata : merasa nyaman ketika beristirahat, tetapi aktivitas yang kurang
Kelas 3
dari biasa dapat menimbulkan gejala.

Tidak dapat melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman : gejala gagal jantung kongestif
Kelas 4 ditemukan bahkan pada saat istirahat dan ketidaknyamanan semakin bertambah ketika melakukan
aktifitas fisik apapun.
9/3/20XX 5
Sumber : (Aspiani,2016)
Patofisiologi

9/3/20XX Sumber : (WOC) dengan menggunakan Standar Diganosa Keperawatan Indonesia dalam (PPNI,2017) 6
Pemeriksaan Penunjang
If you don’t see the Notes pane or it is
During your presentation, the speaker notes are completely minimized, click Notes on the
To start a presentation, go to the Slide Show visible on your monitor, but aren't visible to the task bar across the bottom of the
tab, and select From Beginning. audience. PowerPoint window. 

Title Title

Title Title Title

To display Presenter view, in Slide Show view, The Notes pane is a box that appears below
on the control bar at the bottom left select the each slide. Tap it to add notes. 
three dots, and then Show Presenter View. 

9/3/20XX Presentation Title 7


Penatalaksanaan
Terapi farmakologi : Terapi non farmakologi :
Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan Terapi non farmakologi yaitu antara lain tirah
diuretik, angiotensin converting enzym inhibitor baring, perubahan gaya hidup, pendidikan
(ACEI), beta bloker, angiotensin receptor blocker kesehatan mengenai penyakit, prognosis, obat-
(ARB), glikosida jantung , antagonis aldosteron, obatan serta pencegahan kekambuhan, monitoring
serta pemberian laksarasia pada pasien dengan dan kontrol faktor resiko.
keluhan konstipasi.

9/3/20XX Presentation Title 8


Analisa Kasus
A. Pengkajian
• Nama : Tn. K
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 65 tahun
• Status Perkawinan : menikah
• Pekerjaan : buruh
• Agama : Islam
• Pendidikan Terakhir: SMP
• Alamat : Jl. Alamanda 1 no. 43
• Diagnosa Medis : CHF + HT
• Nomor Register : 25.22.123
• MRS/ Tgl Pengkajian
9/3/20XX
: 05 Juni 2021 / 07 Juni 2021
Presentation Title 9
Analisa Kasus
B. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri dada
Riwayat Penyakit Sekarang Tn.K masuk melalui IGD RSUD Kabupaten bekasi pada tanggal 05 Juni 2021 jam 14.40 wib.
Pasien datang sendiri dengan keluhan Nyeri dada, sesak nafas, dada terasa tertekan, ada mual dan
muntah pasien mengatakan batuk berdahak sudah 1 minggu. pasien mengatakan pada saat tidur
harus menggunakan bantal 3. Tekanan darah:154/79 mmHg, Nadi: 71x/menit, Pernafasan: 26x/m,
Suhu: 36,7°C.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 07 Juni 2021 jam 12.10 wib. Pasien sudah dirawat hari ke-
3. Pasien mengeluh nyeri dada kiri, pasien mengatakan masih batuk berdahak, tubuh terasa lemas,
pasien mengatakan sedikit sesak, pasien mengatakan pada saat beraktivitas berat sesak timbul.
P: Pasien mengatakan nyeri dada kiri saat batuk
Q: nyeri seperti berdenyut
R: dada kiri
S: skala 4
T: hilang timbul
Pasien terpasang IVFD vemplon, terpasang O2 nasal kanul 3lt/menit dan kateter urine Hasil Tanda-
tanda vital TD : 107/77mmHg, Nadi : 102x/menit, Pernafasan :22x/menit, Suhu : 36,6°C.
SpO2 : 98%

Presentation Title 10
Analisa Kasus
B. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit
Riwayat Kesehatan Dahulu Pasien mengatakan pernah di
rawat di RSUD Kabupaten bekasi pada tahun 2009 yang lalu karena penyakit
jantung.

Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
seperti Hipertensi, Jantung, Asma, dan Diabetes militus.

Mempengaruhi Kesehatan Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi alkohol, pasien dulunya pernah
merokok terkadang sebungkus rokok bisa habis dalam sehari dan pasien
berhenti merokok pada 1 tahun, pasien tidak menggunakan obat-obatan tanpa
resep dokter, dan pasien tidak melakukan olahraga.

Presentation Title 11
Observasi dan Pemeriksaan Keterangan
Fisik
1. Keadaan Umum Keadaan umum pasien sedang, pasien dalam posisi fowler, pasien
terpasang infus, nasal kanul 3Lpm dan kateter urine.
2. Kesadaran Compos mentis GCS 15, E4V5M6
E4 :pasien dapat membuka mata secara spontan,
M6: pasien dapat melakukan gerakan sesuai instruksi, V5: pasien mampu menjawab dengan benar,
orientasi sempurna.

3. Pemeriksaan Tanda TD : 107/77 mmHg, N : 102 X/menit R : 22X/menit, S : 36,6°C, SpO2 :98%
TandaVital
4. Kenyamanan/nyeri Ada :
P:Pasien mengatakan nyeri dada kiri saat batuk
Q: nyeri seperti berdenyut
R : dada kiri
S: skala 4
T: hilang timbul
5. Status fungsional/ Aktivitas • Pasien dapat mengendalikan rangsanga BAB secaramandiri
dan mobilisasi Barthel Indeks • Mengendalikan rangsangan BAK menggunakankateter
• Membersihkan dirisecara mandiri
• Penggunaan jamban, masuk dan kleuar (melepas, memakai membersihkan dan menyiram) perlu
pertolongan
• Makan secara mandiri
• Berubah sikap dar baring ke duduk secara mandiri
• Berpindah/ berjalan dengan bantuan 1orang
• Memakai baju di bantu sebagian
• Naik turun tangga butuh pertolongan
• Mandi secaramandiri
9/3/20XX Pasien Ketergantungan Ringan
Presentation Title 12
6. Pemeriksaan Fisik kepala • Kulit kepalabersih.
• Rambut:
Penyebaran rambut merata, warna Hitam beruban, tidak mudah patah dan tidak bercabang, tidak ada
kelainan.
• Mata:
Sklera putih, konjungtiva merah mudah tidak tampak anemis, palebra tidak adad edema, kornea keruh,
Reflek cahaya + , pupil isokor. Kelainan : pasien mengalami gangguan penglihatan seperti kabur, tidak
dapat melihat jarak jauh akibat keruhnya lensa mata yang normalnya jernihm transparan dan
berbentuk seperti kantung baju.
• Hidung:
Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasi di tengah, lubang hidung bersih didak ada
kotoran, ketajaman penciuman baik, tidak terdapat kelainan.
• Mulut:
Bibir warna hitam, Gigi semua molar satu mandibular permanen, lidah warna merah keputih- putihan,
mukosa lembab, tonsil ukuran normal, dan letak uvula simetris di tengah
• Telinga:
Daun telinga bersih dan normal, kanalis telinga tidak ada masalah, pendengaran masih baik.
Tidak dilakukan pemeriksaan tes weber, tes rinner, dan tes swabch pada telinga kanan dan kiri.
• Leher :
Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid tidak teraba, trakea di tengah, tidak ada peningkatan JVP.

7. Pemeriksaan Thorak : Sistem • Pasien tidak mengeluh sesak, pasien mengeluh batuk dan ada sekret berwarna putih , konsistensi cair
pernapasan berlendir dan tidak berbau.

9/3/20XX Presentation Title 13


• inspeks : bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 22 X/menit, irama nafas teratur,
pola nafas takipnea, pernafasan cuping hidung tidak ada, otot bantu pernafasan tidak
ada, usaha nafas dalam posisi duduk (fowler), alat bantu nafas 3Lpm (stanby)
• palpasi: vocal premitus anterior dan posterior teraba jelas,Ekspansi paru anterior dan
posterior Normal , tidak ada kelainan.
• perkusi : terdengar redup, batas paru hepar ICS4 sampai ICS6.
• auskultasi: suara nafas ronkhi, suara ucapan jelas, pasien tidak terpasang WSD

8. Pemeriksaan Jantung : Pasien ada keluhan nyeri dada P:Pasien mengatakan nyeri dada kiri saat batuk
Sistem Kardiovaskular Q: nyeri seperti berdenyur R : dada kiri
S: skala 4
T: hilang timbul
• inspeksi: bentuk dada normal tidak ada kelainan CRT<3detik
, tidak ada sianosis.
• palpasi: ictus cordis teraba di RIC V (tepat pada posisinya , Akral Hangat.
• perkusi: batas atas bawah, kanan dan kiri bunyi sonor
• auskultasi : BJ II-Aorta : Normal lup dup, BJ II- Pulmonal : Normal lup dup. kedua BJ
II Aorta dan Pulmonal ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta dan pulmonal
menandakan fase diastolik ventrikel.
BJ I-Trikuspidalis : Normal lup dup, BJ I-Mitral Normal lup dup. kedua BJ I Trikuspidalis
dan Mitral ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral dan

9/3/20XX Presentation Title 14


trikuspidalis menandakan fase sistolik ventrikel.
Tidak ada bunyi jantung tambahan, terjadi kesan kardiomegali .
Pasien tidak terpasang CVP, CRT
>50% Kardiomegali. Hasil EKG
 sinus ritme ireguler : bisa menunjukkan adanya hipoksia, iskemia, dan regangan otot jantung
 QT – Prolangation : menunjukkan dapat menyebabkansinkop
 ST-T abnormal :menunjukkan adanya infarks fase subakut
 Gelombang Q abnormal : menunjukkan adanyainfark.

9. Pemeriksaan Sistem Satus nutrisi :


Pencernaan dan Status Nutrisi BB pasien 62kg TB pasien 165cm dengan nilai IMT: 22,7 kategori berat badan Normal. selama 6
bulan pasien tidak ada penurunan BB yang berarti nafsu makan pasien baik.
Eliminasi dan Diet:
Pasien BAB 0x/hari, 2hari terakhir pasien belum ada BAB sejak tanggal 5 juli 2021 dengan
konsistensi keras. Pasien makan 3x sehari dengan jenis diet rendah garam,nafsumakanbaikdanporsi
makan selaluhabis.
Abdomen
• Inspeksi: bentuk perut normal, tidak ada bayangan vena atau benjolan massa, dan pasientidak ada
lukaoprasi.
• Auskultas: peristaltik usus 8x/menit.
• Palpasi: perut pasien kembung, adanyeritekan,tidakadamassa, hepar dan ginjal tidak ada
pembesaran.
• Perkusi: pasien tidak ada asites , pada ginjal tidak ada nyeri ketuk.

9/3/20XX Presentation Title 15


10. Sistem Memori pasien baik dapat mengulang. bahasa pasien baik, kognisi baik. orientasi orang, tempat, dan
Persyarafan waktu baik. saraf sensori nyeri ketuk, suhu, sentuhan baik. saraf kordinasi baik. refleks fisiologi patella,
achiles, bisep, trisep, brakipradialis normal. Tidak ada reflekspatologis.Pasienmengeluh pusing.
Pasien kurang tidur ,tidur kurang lebih 4jam sehari karena kesulitan untuk memulai tidur akibat nyeri
dansesak.
Pemeriksaan XII Saraf Kranial:
I. (Olfaktorius): penciuman pasien baik.
II. (Optikus): pasien ada gangguan penglihatan akibat katarak.
III. (Okulomotoris): pasien dapat menggerakkan bolamata.
IV. (Troklearis): pasien dapat menggerakkanmata.
V. (Trigemminus): pasien dapat berkspresi.
VI. (Abdusen): pasien dapat melotot danmelirik.
VII.(Fasialis): ekspresi wajah normal.
VIII.(Vestibulokoklearis): pendengarannormal.
IX. (Glosofaringis): pasien dapat sensasi dengannormal.
X. (Vagus): Refleks menelan normal.
XI. (Assesorisius): pasien dapat menggerakkanleher.
XII.(Hipoglosus): gerakan lidah normal.
11. Sistem Kebersihan bersih,
Perkemihan keluhan kecing tidak ada, kemampuan berkemih menggunakan kateter ukuran dewasadiharike-
3,prosuksiurine 1300 ml/hari warna kuning cerah dan tidak berbau. Kandung kemih tidak membesar
dan tidak ada nyeritekan.
Intake:
Minuman peroral kurang lebih 500ml/hari. Obat IV kurang lebih

9/3/20XX Presentation Title 16


200ml/hari. NGT tidak terpasang. Makanan 147ml/hari = 847ml/hari
Output:
Urine 720ml/hari. Tidakterpasang drain. IWL 600ml/hari. Tidak ada diare, muntah, perdarahan. Dan
pasien tidak ada BAB = 1320ml/hari
Balance cairan: Input – Output
847 – 1320 = –473ml

12. Sistem Pergerakan bebas. Kekuatan otot


muskuloskeletal dan integumen 5 4
5 5
Kelainan eksremitas tidak ada, kelainan tulang belakang tidak ada, Fraktur tidak ada , Traksi/ Spalk/
Gips tidak ada, kompartemen symdrome tidak ada, kulit baik tidak ada sianosis , tidak ada luka,
tidak ada edema eksremitas, Ekskoriasis, psoriasis, uritkaria tidak ada , pasien tidak beresiko terjadi
decubitus.

13. Sistem endokrin Pasien tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelanjar getah bening pasien tidak ada riwayat luka
DM serta tidak mengalami luka gangren.

14. Seksualitas dan reproduksi Pasien tidak ada masalah pada kelenjar prostat.
15. Keamanan dan lingkungan pasien tidak ada riwayat jatuh 3bulan terakhir, Diagnosa pasien lebih dari 1, pasien menggunakan
alat bantu dengan berpegangan pada benda-benda sekitar, pasien menggunakan kateter,
kemampuan berjalan pasien lemah, status mental orientasi sesuai dengan kemampuan pasien.
Dengan kesimpulan =Pasien
Resiko Jatuh
9/3/20XX Presentation Title 17
Pemeriksaan Keterangan
penunjang
Laboratorium Tanggal 05 juni 2021
Hemotologi
Hemoglobin : 14,8, Leukosit :9,37
Eritrosit :5,10
Hematokrit :44,7
Trombosit : 192
Hitung jumlah Leukosit
Basofil:0,5
Eosinofil :3,8
Neutrofil : 69,1 Limfosit : 19,4 Monosit :7,2
Kimia Darah Kalsium (ion) : 1,32 Natrium 138
Kalium : 4,2 Glicosa sewaktu : 148 Ureum darah : 70 Kreatinin darah : 1,15 GFR Troponin T (hs) : 31,7

Tanggal 7 juni 2021


EKG Hasil :
Sinus Ritme Ireguler : bisa menunjukkan adanya hipoksia, iskemia, dan regangan otot jantung QT – Prolangation :
menunjukkan dapat menyebabkan sinkop
ST-T abnormal : menunjukkan adanya infarks fase sub akut Gelombang Q abnormal : menunjukkan adanya infark
Radiologi Tanggal 05 juni 2021
Photo Thorak Hasil:
Kardiomegali dan edema basal paru

9/3/20XX Presentation Title 18


Analisa Data
Masalah Keperawatan
No Data Etiologi
1. Data Subjektif: Sekret yang tertahan Bersihan jalan nafas tidak efektif
a. pasien mengtakan batuk berdahak (D.0001)
b. pasien mengatakan terkadang sesak
c. pasien mengatakan tubuh terasa lemas
Data Objektif:
d. pasien terpasang O2 nasal kanul 3 Lpm
e. pasien sesak
f. pasien batuk berdahak
g. suara nafas ronkhi
h. pasien pisis fowler
i. Tanda-tanda vital:
 TD: 107/77mmHg,
 Nadi :102x/menit,
 Pernafasan:22x/menit,
 Suhu : 36,6°C.
 SpO2 : 98%
j. Hasil Pemeriksaan penunjang Hasil radiologi :
Kardiomegali dan edema basal paru

9/3/20XX Presentation Title 19


Analisa Data
2. Data Subjektif: Perubahan kontraktilitas otot jantung Penurunan curah jantung (D.0008)
a. Pasien mengeluh tubuh lemas
b. Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri
c. Pasien mengeluh pusing Data Objektif:
d. Ku :sedang
e. Keadaan compos mentis
f. Tanda-tanda vital:
 TD: 107/77mmHg,
 Nadi :102x/menit
 Pernafasan:22x/menit,
 Suhu : 36,6°C.
 SpO2 : 98%
g. Pemeriksaan penunjang EKG
 Sinus Ritme Ireguler : bisa menunjukkan adanya
hipoksia, iskemia, dan regangan otot jantung
 QT - Prolangation : menunjukkan dapat
menyebabkan sinkop
 ST-T abnormal :menunjuk kan adanya infarks
fase sub akut
 Gelombang Q abnormal :menunjukkan
adanya infark.
h. Hasil Pemeriksaan penunjang Hasil radiologi :
Kardiomegali dan edema basal paru

9/3/20XX Presentation Title 20


Analisa Data
3. Data Subjektif : Agen pencidera fisiologis (nyeri Nyeri akut (D.0077)
a. Pasien mengeluh nyeri pada Dada kiri dada)
b. Pasien mengatakan nyeri pada saat bernafas
c. Pasien mengatakan sulit tidur
Data Objektif:
d. Ku: sedang
e. Keadaan composmentis
f. Pasien tampak meringis
g. P: Pasien mengatakan nyeri dada kiri saat
batuk
Q: nyeri seperti berdenyut R : dada kiri
S: skala 4
T: hilang timbul

9/3/20XX Presentation Title 21


Diagnosa Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekret yang tertahan
• Penurunan curah jantung b.d perubahan kontrakulitas otot jantung’
• Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisiologis (nyeri dada)

9/3/20XX Presentation Title 22


Intervensi Keperawatan
Hari/ Tanggal Diagnosa keperawatan (SDKI) Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi

Rabu,19 Oktober Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Latihan batuk efektif (I.01006)
2022 b.d sekresi yang tertahan. selama 1x8jam di harapkan bersihan Observasi
jam 16.00 jalan nafas meningkat (L.01001). 1. Identifikasi kemampuanbatuk
Dengan kriteria hasil : 2. Monitor adanya retensisputum
a. Btuk efektif meningkat Teraupetik
b. Produksi sputum menurun 3. Atur posisi semi-fowler atau Fowler
c. Mengi menurun Pola Edukasi
nafasmembaik 4. Anjurkan tarik napas dalam melalui
hidung selama 4detik, ditahan selama
2detik, kemudian keluarkan dari mulut
denga bibir mencucu selama 8detik
5. Anjurkan mengulangi tarik napas
dalam sebanyak3kali
6. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yangke-3
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberianNebulizer

9/3/20XX Presentation Title 23


Intervensi Keperawatan
Penurunan curah jantung b.d Setelah dilakukan asuhan Perawatan jantung I.02075)
perubahan kontraktilitas otot keperawatan selama 1x24jam Observasi
jantung. diharapkan curah jantung meningkat 1. Identifikasi tanda/gejala primer
(L,02008). dengan kriteria hasil : penurunan curah jantung (dispnea,
a. Tanda-tanda vital dalam batas kelelahan,edema)
normal TD 110-120/ 70-80 2. Monitor tekanan darah
mmhg 3. Monitor intake dan output
b. Edemamenurun cairan
c. Keluhan lelah menurun Teraupetik
CRT membaik 4. Posisikan semifowler/fowler
Edukasi
5. Anjurkan beraktifitasfisik sesuai
toleransi
6. Anjurkan berakitifitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi
Kalaborasi pemberian analgetik, jika perlu

9/3/20XX Presentation Title 24


Intervensi Keperawatan
Nyeri akut b.d angen Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri ( I.08238)
pencidera fisiologis. keperawatan selama 1x8jam Observasi
diharapkan Tingkat Nyeri 1. Identifikasi lokasi , karakteristik, durasi ,
menurun (L.08066) dengan frekuensi, kualitas danintesitasnyeri
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi skalanyeri
a. Keluhan Nyeri menurun 3. Identifikasi factor yang memperberat
b. Meringismenurun danmemperingan nyeri
c. Sikap protektif menurun Terapeutik
d. Gelisahmenurun 4. Berikan teknik nonfarmakologis
e. Frekuensi nadi membaik untuk mengurangi rasanyeri
5. Kontrol lingkungan yang
memperberatnyeri
Edukasi
6. Ajarkan teknik non farmakologi
(nafasdalam)
Kalaborasi
7. Kalaborasi pemberian analgetik,
jikaperlu

9/3/20XX Presentation Title 25


Thank you Click icon to add picture

Click icon to add picture

Anda mungkin juga menyukai