Anda di halaman 1dari 27

Atrial Septal

Defect
KELOMPOK 1

Farizah Tia Avinka (011911055)


Novi Setia Handayani (011911020)
Sarwa Ganiyy (011911013)
Wiwit Yolanda Dewi Fortuna (011911059)

2
Penyakit jantung bawaan (PJB) atau dikenal
PENDAHULUAN dengan nama Penyakit Jantung Kongenital
adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang
dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya
gangguan atau kegagalan perkembangan
struktur jantung pada fase awal perkembangan
janin. Salah satu jenis dari Penyakit Jantung ini
adalah ASD ( Artial Septal Defect )

3
Definisi ASD
Atrial Septal Defect (ASD) adalah keadaan
lubang antara atrium kanan dan kiri.
Kondisi ini terjadi ketika foramen ovale gagal
menutup setelah lahir, atau jika ada lubang lain
antara atrium kanan dan kiri akibat penutupan
dinding yang tidak sempurna antara kedua
atrium selama masa gestasi.

4
Etiologi Berikut merupakan faktor predisposisi
terjadinya penyakit :
▹ Pada saat hamil ibu menderita rubella
▹ Ibu hamil yang alkoholik
▹ Usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun
▹ Penderita IDDM.

5
ASD di awalnya tidak menimbulkan gejala. Saat tanda
Tanda & dan gejala muncul biasanya murmur akan muncul.
Gejala Seiring dengan berjalannya waktu ASD besar yang tidak
diperbaiki dapat merusak jantung dan paru dan
menyebabkan gagal jantung. Tanda dan gejala gagal
jantung diantaranya:
▹ Kelelahan
▹ Mudah lelah dalam beraktivitas
▹ Napas pendek dan kesulitan bernapas
▹ Berkumpulnya darah dan cairan pada paru
▹ Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh

6
Klasifikasi
Ostium Ostium Sinus
ASD secundum primum venosus

Kerusakan yang Kerusakan Kerusakan terjadi


terjadi terletak terjadi pada pada bagian atas
pada bagian bagian bawah septum atrial,
tengah septum septum atrial. didekat vena
atrial dan fossa besar (vena cava
ovalis. superior)

7
Pemeriksaan
Penunjang 1. Foto Ronsen Dada
2. Elektrokardiografi
3. Katerisasi Jantung
4. Eko kardiogram
5. Radiologi

8
1. ASD kecil (diameter < 5 mm) karena tidak menyebabkan gangguan
Penatalaksanaan hemodinamik dan bahaya endokarditis infeksi, tidak perlu dilakukan
operasi.
2. ASD besar (diameter > 5 mm s/d beberapa centimeter), perlu
tindaklan pembedahan dianjurkan < 6 tahun, karena dapat
menyebabkan hipertensi pulmonal (walaupun lambat)
▸ Pembedahan: menutup defek dengan karakterisasi jantung
▸ Penutupan defek sekat atrium dengan kateter
▸ Terapi intervensi non bedah

9
👪

PATHWAY
Pathway ASD (Atrial Septal Defect).pdf

10
Kasus

11
By. Kinanti datang ke RS pada tanggal 25
Oktober 2021, pada pukul 13.00 WIB.
Dengan keluhan sesak napas, tidak mau
menyusu, tidak bisa tidur dan gelisah. Ibu
tampak cemas dan menangis menanyakan
kondisi anak

12
Pengkajian

13
1. Identitas
Nama : By. Kinanti
Tanggal lahir : 26 Juli 2021
Umur : 3 Bulan 20 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jln. Dewi Sartika
Nama ayah : Tn. Mumun Awan Teguh Suyono
Tanggal MICU : 25 Oktober 2021
Tanggal MRS : 30 Oktober 2021
Tanggal pengkajian : 25 Oktober 2021, jam 13.00 wib
Diagnosa medis : ASD
No. register : 1068121
Sumber informasi : orang tua dan status

14
2. Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama : sesak, tidak mau menyusu, tidak bisa tidur, gelisah

Riwayat Penyakit Sekarang :


Tgl 6 Agustus 2021 : usia bayi 10 hari, mulai batuk-batuk belum disertai sesak.
Tgl 19 Agustus 2021 : bayi mulai batuk-batuk disertai sesak pertama kali
Tgl 30 Agustus 2021 : penderita dibawa ke RS untuk berobat dan langsung dirawat, karena
tidak teratasi penderita dirujuk ke RSUD
Tgl 25 Oktober 2021 : penderita masuk ICU post op open heart : Ligasi coartasio aorta.
Riwayat Penyakit Sebelumnya :
Bayi lahir spontan pada tanggal 26 Juli 2021, usia kehamilan 9 bulan 1 minggu dengan BB 2,6 kg
ditolong oleh bidan. Bayi langsung menangis, warna kulit merah, tidak ada tanda dan gejala penyakit yang
disertai. Saat lahir bayi didiagnosa mengalami penyakit jantung bawaan.
 
Riwayat Kesehatan Keluarga :
- Tidak ada yang mengalami sakit seperti penderita.
- Saat hamil tidak minum obat sembarang, kecuali dari rumah sakit, jamu tidak pernah minum.
- Ayah dan ibu sering pilek dan batuk dipagi hari bila kena debu

15

ASUHAN KEPERAWATAN

16
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 DS : Ketidakseimbangan ventilasi paru Gangguan pertukaran gas


• Ibu mengatakan sangat cemas karena nafas anaknya
begitu cepat.
• Ibu sering menanyakan kondisi anaknya
• Ibu menangis saat bertanya tentang anaknya dan
berharap cepat sembuh

DO :
• pasien nampak tachipnea,
• Frekwensi nafas 40 x/mnt, PCO2 meningkat dan
makin turun. Ronchi positif (+), Pernafasan cuping
hidung positif (+)
• Menggunakan otot aksesorius untuk bernafas (+)

2 DS : Penurunan arteri Ketidakefektifan Perfusi


• Ibu mengatakan bahwa anak sering tidur dari pada Jaringan Perifer
bangun, dan jika bangun bisanya menangis.

DO :
• Capilary refill time 3 detik, Pasien terlihat pucat dan
lemas, TD : 60/30 mmHg, Nadi : 95 x/mnt
• Perfusi jaringan dingin, klien tampak biru

17
ANALISA DATA (lanjutan)
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

3 DS: Perubahan Kontraktilitas Jantung Penurunan Curah Jantung


• Keluarga mengatakan bahwa anak tidak banyak
aktifitas dan lemas.
 
DO:
• Bradikardi
• Penurunan stroke volume index
• TD : 60/30 mmHg
• Nadi : 95 x/mnt
• terdengar suara jantung S3 dan/atau S4

18
Diagnosa Keperawatan PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan gangguan


pertukaran gas
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan
dengan Penurunan arteri
3. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan
Kontraktilitas Jantung

19
INTERVENSI
NO. TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
DX
1 Setelah diberikan asuhan keperawatan Observasi :
1x 24 jam diharapkan masalah gangguan • Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
pertukaran gas dapat teratasi dengan • Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, tonkhi kering)
kriteria hasil : • Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
1. Dyspnea menurun Terapeutik :
2. Napas cuping hidung menurun • Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head – tilt dan chin – lift
3. PCO2 membaik • Berikan minuman hangat
4. PO2 membaik • Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
5. Pola napas membaik • Berikan oksigen, jika perlu
6. Bunyi napas tambahan menurun Kolaborasi :
• Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

2 Setelah diberikan asuhan keperawatan Observasi


1x24 jam diharapkan perfusi perifer • Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna, suhu,
tidak efektif dengan Kriteria hasil : angkle brachial index)
1. Warna kulit pucat menurun • Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua,
2. CRT < 3 detik. hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
3. Tekanan darah membaik • Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
4. Sianosis membaik Terapeutik
5. Akral membaik • Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
• Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi
• Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera
20
INTERVENSI (lanjutan)
NO. TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
DX
2 • Lakukan pencegahan infeksi
• Lakukan perawatan kaki dan kuku
• Lakukan hidrasi
Edukasi
• Anjurkan keluarga mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
• Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit kering
pada kaki)
• Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa) pada orang tua

3 Setelah diberikan asuhan keperawatan Observasi


selama 1x 24 jam diharapkan masalah • Identifikasi tanda/gejala primer Penurunan curah jantung (meliputi dispenea,
penurunan curah jantung dapat diatasi kelelahan, adema ortopnea paroxysmal nocturnal dyspenea, peningkatan CPV)
dengan kriteria hasil : • Identifikasi tanda /gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan
1. Bradikardia menurun berat badan, hepatomegali ditensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria,
2. Stroke volume index meningkat batuk, kulit pucat)
3. Batuk menurun • Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
4. Suara jantung S3 dan S4 menurun • Monitor intake dan output cairan
5. Tekanan darah membaik • Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor aritmia (kelainan irama dan frekwensi)

21
INTERVENSI (lanjutan)
NO. TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI
DX
3 • Monitor fungsi alat pacu jantung
• Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi secara berkala
• Periksa tekanan darah dan frekwensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Betablocker,
ACEinhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
Terapeutik
• Posisikan pasien dalam posisi nyaman
• Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi hidup sehat
• Edukasi
• Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
• Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
• Rujuk ke program rehabilitasi jantung

22
IMPLEMENTASI & EVALUASI
NO. IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
1 1) Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, S:
usaha napas) - Keluarga Pasein mengatakan sudah tidak cemas dengan
2) Memonitor bunyi napas tambahan (mis. kondisi anaknya
Gurgling, mengi, wheezing, tonkhi kering)
O:
3) Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
- Frekuensi napas pasien sudah membaik
4) Mempertahankan kepatenan jalan napas dengan
- PCO2 normal
head – tilt dan chin – lift
- Ronchi positif (-)
5) Memberikan minuman hangat
- Pernafasan cuping hidung positif (-)
6) Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik A: Masalah Teratasi
7) Memberikan oksigen  
P: Intervensi di hentikan

23
IMPLEMENTASI & EVALUASI
NO. IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2 1) Memeriksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, S:
pengisian kalpiler, warna, suhu, angkle brachial index) - Keluarga Pasien mengatakan istirahat dan tidur
2) Memonitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak anak membaik
pada ekstremitas - Jika bangun sudah tidak menangis
3) Melakukan pencegahan infeksi
O:
4) Melakukan perawatan kaki dan kuku
- Pasien tampak membaik
5) Menganjurkan keluarga mengecek air mandi untuk
- TTV dalam batas normal
menghindari kulit terbakar
6) Meengajarkan keluarga melakukan perawatan kulit A: Masalah Teratasi
yang tepat
P : Intervensi di hentikan
7) Menginformasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa) pada
orang tua

24
IMPLEMENTASI & EVALUASI
NO. IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
3 1) Mengidentifikasi tanda/gejala primer Penurunan
S:
curah jantung (meliputi dispenea, kelelahan,
adema ortopnea paroxysmal nocturnal dyspenea, - keluarga pasien mengatakan bahwa anak sudah banyak
peningkatan CPV) aktivitas seperti bergerak
2) Mengidentifikasi tanda /gejala sekunder
penurunan curah jantung (meliputi peningkatan
O:
berat badan, hepatomegali ditensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit - Pasien tampak membaik
pucat) - TTV dalam batas normal
3) Memonitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
ortostatik, jika perlu)
A: Masalah Teratasi
4) Memonitor intake dan output cairan
5) Memonitor berat badan
6) Memonitor saturasi oksigen
P : Intervensi di hentikan
7) Memeriksa tekanan darah dan frekwensi nadi
8) Memosisikan pasien dalam posisi nyaman
9) Mengajarkan keluarga mengukur intake dan output
cairan harian

25
KESIMPULAN

Defek Septum Atrial atau Atrial Septal Defect


(ASD) adalah gangguan septum atau sekat
antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum
tersebut tidak menutup secara sempurna dan
membuat aliran darah atrium kiri dan kanan
bercampur.

26
TERIMA KASIH

27

Anda mungkin juga menyukai