Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

TEORITIS VENTRIKEL SEPTUM DEFEK (VSD)

OLEH:

 Ni Luh Ade Sukartini 18C10001


 Ni Wayan Ayu Eka Perantini 18C10013
 Ni Wayan Eka Krisnayanti 18C10027
 Ni Putu Indah Candra Kusuma Yanti 18C10033
 Ni Kadek Katarina Damayanti 18C10036
 Ni Putu Kristiani 18C10038
 Ni Wayan Oktiani 18C10049
 Luh Putu Rena Dewi Agustini 18C10051
 Dewa Ayu Putu Sukariani 18C10060
 I Gede Surya Darma 18C10061
 VGA Damarra Yuandarini 18C10064

SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
VENTRIKEL SEPTUM DEFEK (VSD)

1.1 DEFINISI
VSD (Ventricular Septal Defect) atau Defek Septum Ventrikel adalah suatu
keadaan abnormal jantung berupa adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel
kanan.(Rita &Suriadi, 2001).VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat
yang memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni et al, 2001; Webb GD et al,
2011; Prema R, 2013; AHA, 2014)
VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding
pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan
sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling
umum ditemukan (Junadi, 1982; Prema R, 2013; AHA, 2014).
Ventrikel Septum Defek (VSD) yaitu kelainan jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat
kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan, sehingga darah
bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya. VSD yaitu defek yang
biasanya terjadi pada septum pars membranaseum dan terletak di bawah katup aorta
kadang defek terjadi pada pars muscolorum. VSD perimembraneus dapat pula terletak
baik di bawah cincin katup aorta maupun pulmonal. Keadaan ini disebut “doubly
commited vsd”. VSD biasanya bersifat tunggal tetapi dapat pula multiple yang disebut
“swiss cheese vsd” [ CITATION Gra13 \l 1033 ].

1.2 ETIOLOGI
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring perkembangan
fetus, sebuah dinding/sekat pemisah antara kedua ventrikel tersebut normalnya terbentuk.
Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna maka timbullah suatu keadaan
penyakit jantung bawaan yang disebut defek septum ventrikel. Penyebab terjadinya
penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti (idopatik), tetapi ada
beberapa yang diduga berpengaruh pada peningkatan kejadian VSD. Faktor-faktor
terscbut antara lain:
1. Faktor Pranatal
- Ibu menderita infeksi Rubella.
- Ibu alkoholisme.
- Umur ibu lebih dari 40 tahun.
- Ibu menderita IDDM.
- Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor genetic
- Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
- Ayah atau ibu mendernta PJB.
- Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down.
- Lahir dengan kelainan bawaan lain.

1.3 MANIFESTASI KLINIS


1. Murmur
2. Dipsnea
3. Anorcksia (penurunan nafsu makan)
4. Takipnea (napas cepat)
5. Ujung-ujung jari hiperemik dan diameter dada bertambah
6. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik
7. Pada palpasi dan auskultasi tekanan arteri pulmonalis yang tinggi dapat penutupan
katup pulmonalis teraba jelas pada sela iga ketiga dekat sternum, dan mungkin teraba
getaran bising pada dinding dada.

1.4 PATOFISIOLOGI
Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan.
Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya
oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya
dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.
3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat,
menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari
ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner.
Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung
kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya
pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira
3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun. (Kapita Selekta
Kedokteran, 2000; Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013; AHA, 2014).

1.5 KLASIFIKASI
Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:
- perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars
membranaceae septum interventricularis.
- subarterial doubly commited, bila lubang terletak di daerah septum infundibuler
dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan
katup pulmonal.
- muskuler, bila lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis
(PDPDI, 2009).

1.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Ekokardiografi dapat meunjukkan beban volume ventrikel kanan yang berlebihan
dengan adanya ventrikel dan atrium kanan yang membesar, dan kadang-kadang
tampak defeknya itu sendiri
2. Echo transesofageal dapat meningkatkan sensitivitas akan adanya pirau yang kecil
dan feramen ovale paten
3. Akiran radionuklir menilai besarnya pirau dari kiri ke kanan
4. MRI untuk menjelaskan anatomi
5. Kateterisai jantung, masih merupakan diagnostic pasti, karena dapat menunjukkan
dengan jelas adanya peningkatan saturasi oksigen antara vena cava dan ventrikel
kanan akibat bercampurnya darah mengandung oksigen dari atrium kiri,menilai
beratnya pirau dan mengukur tahanan vascular darah pulmonary
6. Angiografi kontras ventrikel kanan dan ventrikel kiri dapat menunjukkan kelainan
katup terkait atau anomaly aliran vena pulmonalis.

1.7 PENATALAKSANAAN MEDIS


Pada penderita dengan VSD kecil, orang tua harus diyakinkan lagi mengenai sifat lesi
yang relatif jinak, dan anak harus didorong untuk hidup secara normal tanpa pembatasan
aktifitas fisik. Perbaikan secara bedah tidak dianjurkan sebagai perlindungan terhadap
endokarditis. Penderita ini dapat dipantau dengan kombinasi pemeriksaan klinis dan
kadang-kadang uji laboratorium non infasif sampai defek telah menutup secara spontan.
Pada bayi dengan VSD besar, manajemen medik mempunyai 2 tujuan: mengendalikan
gagal jantung kongesif dan mencegah terjadinya penyakit vaskular pulmonal. Cara cara
pengobatan ditunjukkan pada pengendalian gejala gagal jantung dan mempertahankan
pertumbuhan normal. Penutupan dengan pembedahan dapat dilakukan resiko kecil pada
kebanyakan bayi, manajemen medik harus tidak diteruskan pada bayi bergejala sesudah
percobaan yang tidak berhasil. Penyakit vaskuler pulmonal dicegah bila pembelahan
dilakukan pada umur tahun pertama dengan demikian defek besar yang disertai dengan
hipertensi pulmonal harus ditutup secara efektif pada umur antara 6 dan 12 bulan.
Sesudah penutupan (obliterasi shunt) dari kiri ke kanan jantung yang hiperdinamik
menjadi tenang, ukuran jantung berkurang kearah normal.
Pada penderita dengan VSD sedang, jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat
ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila
terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat
dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat
Badannya 12 kg.
Pada penderita dengan VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen,
biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya
menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya
diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau
bila ada gangguan dapat
dilakukan setelah berumur 6 bulan.
Pada penderita dengan VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen, operasi
paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis
mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang
berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri .
1.8 PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA PEYAKIT
VENTRIKEL SEPTUM DEFEK (VSD)

2.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, agama, tanggal lahir dan lain-lain.

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis
defek yang terjadi baik ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesak,
pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya mengalami sesak nafas, berkeringat banyak dan pembengkakan pada
tungkai tapi biasanya pada derajat dari defek yang terjadi.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
 Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Rubella), mungkin ada riwayat penggunaan alkohol dan obat-obatan serta
penyakit DM pada ibu.
 Intra Natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
 Riwayat Neonatus
1. Gangguan respirasi sesak, takipnea
2. Anak rewel dan kesakitan
3. Tumbuh kembang anak terhambat
4. Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegaly
5. Sosial ekonomi keluarga yang rendah
d. Riwayat Penyakit Keluarga
 Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan
defek jantung.
 Penyakit keturunan atau diwariskan.
 Penyakit congenital atau bawaan.

3. Pola Kebiasaan
a. Pola Aktivitas dan Latihan
 Keletihan/kelelahan
 Dyspnea
 Perubahan status mental
 Takipnea
 Kehilangan tonus otot
b. Pola Persepsi dan Pemeriksaan Kesehatan
 Riwayat hipertensi
 Endocarditis
 Penyakit katup jantung
c. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
 Anisetas, khawatir, takut
 Stress yang berhubungan dengan penyakit
d. Pola Nutrisi dan Metabolik
 Anoreksia
 Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
e. Pola Persepsi dan Konsep Diri
 Kelemahan
 Pening
f. Pola Peran dan Hubungan Dengan Sesama
Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga
4. Pemeriksaan Fisik
1. VSD kecil :
 Palpasi
Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising
pada SIC III dan IV kiri.
 Auskultasi
Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak
keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.
2. VSD besar :
 Inspeksi
Pertumbuhan badan jelas terhambat, pucat dan banyak keringat bercucuran.
Ujung-ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjol ialah nafas pendek dan
retraksi pada juguulum, sela intercostal dan region epigastrium.
 Palpasi
Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising pada dinding dada.
 Auskultasi
Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dan sering diikuti
“click” sebagai akibat terbukaknya katup pulmonal dengan kekuatan pada
pangkal arteria pulmonalis yang melebar. Bunyi jantung kedua mengeras
terutama pada sela iga II kiri.

2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume darah ditandai
dengan peningkatan CVP.
2. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan hospitalisasi ditandai dengan
ketakutan.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai dengan
kurang pengetahuan terkait penanganan VSD.
2.3 INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN
INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
Penurunan curah NOC NIC
jantung  Cardiac pump Cardiac care
berhubungan dengan effectiveness 1. Evaluasi adanya nyeri dada
peningkatan volume  Circulation status (intensitas, lokasi, durasi)
darah ditandai  Vital sign status 2. Catat adanya disritmia jantung
dengan peningkatan 3. Catat adanya tanda dan gejala
Kriteria Hasil : penurunan cardiac output
CVP. 1. Tanda vital dalam
4. Monitor status kardiovaskuler 
rentang normal
5. Monitor status pernafasan
(Tekanan darah, nadi,
yang menandakan gagal jantung
respirasi)
6. Monitor abdomen sebagai
2. Dapat mentoleransi
indikator penurunan perfusi
aktifitas, tidak ada
7. Monitor balance cairan
kelelahan
8. Monitor adanya perubahan
3. Tidak ada edema paru,
tekanan darah
perifer dan tidak ada
9. Monitor respon pasien
asites
terhadap efek pengobatan anti
4. Tidak ada penurunan
aritmia
kesadaran
10. Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
11. Monitor toleransi aktifitas
pasien
12. Monitor adanya dispneu,
fatigue, takipneu dan ortopneu
13. Anjurkan untuk menurunkan
stress
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
3. Monitor vital sign saat pasien
berbaring, duduk atau berdiri
4. Auskultasi TD  pada kedua
lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR sebelum,
selama dan setelah aktifitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus
paradoksus
8. Monitor adanya pulsus alterans
9. Monitor jumlah dan irama 
jantung
10. Monitor bunyi jantung
11. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
12. Monitor suara paru
13. Monitor pola pernapasan
abnormal
14. Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit
15. Monitor sianosis perifer 
16. Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan
sistolik)
17. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Cemas berhubungan NOC NIC
dengan kurang  Anciety control Anxiety Reduction
pengetahuan dan  Coping (penurunankecemasan)
hospitalisasi 1. Gunakan pendekatan yang
Kriteria Hasil : menenangkan
ditandai dengan 1. Klien mampu
ketakutan. 2. Nyatakan dengan jelas harapan
mengidentifikasi dan terhadap prilaku pasien
mengungkapkan 3. Jelaskan semua prosedur dan
gejala cemas apa yang dirasakan selama
2. Mengidentifikasi prosedur
mengungkapkan dan 4. Temani pasien untuk
menunjukkan tehnik memberikan keamanan dan
untuk mengontol mengurangi takut
cemas 5. Berikan informasi faktual
3. Vital sign dalam batas mengenai diagnosis, tindakan
normal prognosis
4. Postur tubuh, ekspresi 6. Dorong keluarga untuk
wajah, bahasa menemani anak
tubuh dan tingkat 7. Lakukan back / neck rub
aktivitas menunjukkan 8. Dengarkan dengan penuh
berkurangnya perhatian
kecemasan 9. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan, keta
kutan, persepsi
12. Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
13. Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
Defisit pengetahuan NIC
berhubungan dengan Fasilitasi pembelajaran
keterbatasan
kognitif ditandai 1. Kaji pengetahuan
dengan kurang pasien tentang VSD
pengetahuan terkait 2. Beri penjelasan
tentang penyakitnya
penanganan VSD.

2.4 IMPLEMENTASI
Implementasi pada proses keperawatan adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Fase implementasi memberikan tindakan keperawatan aktual dan respons
klien yang dikaji pada fase akhir, fase evaluasi (Kozier, 2010).
Menurut PPNI (2018), untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan maka
tindakan implementasi terdiri atas tindakan observasi, terapeutik, edukasi dan kolaborasi.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuannya yaitu
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan ., pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping.
Perencanaan asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika klien
mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam implementasi asuhan keperawatan.
Selama tahap ini perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan
keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien (Nursalam, 2011).
2.5 EVALUASI
Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan (Price & Wilson. 2009). Menurut Price & Wilson (2009), evaluasi
keperawatan ada 2 yaitu:
1. Evaluasi proses (formatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan.
Berorientasi pada etiologi dan dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang
telah ditentukan tercapai.
2. Evaluasi hasil (sumatif) yaitu evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan
keperawatan secara paripurna. Berorientasi pada masalah keperawatan dan
menjelaskan keberhasilan atau ketidakberhasilan. Rekapitulasi dan kesimpulan status
kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Indriani, Fitri. 2018. ASKEP VSD. https://www.scribd.com/document/376187586/ASKEP-


VSD. Diakses : 19 Maret 2021

Nurkasim, Ismail. Kumpulan Diagnosa, tujuan&Intervensi Keperawatan NANDA NIC NOC.


https://www.academia.edu/11550151/Kumpulan_Diagnosa_tujuan_and_Intervensi_Keperaw
atan_NANDA_NIC_NOC. Diakses : 19 Maret 2021

Rafie. 2016. LAPORAN PENDAHULUAN VSD. https://id.scribd.com/doc/308201791/LP-


VSD. Diakses : 18 Maret 2021

Samad, Riswati. 2019. LAPORAN PENDAHULUAN VSD.


https://www.academia.edu/38893823/Laporan_pendahuluan_RISMAWATI_SAMAD_R.
Diakses : 19 maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai