Oleh :
Dewa Ayu Shinta Suryaningrum 18C10056
Ni Putu Sintya Melinika Dewi 18C10057
Ni Made Sri Ari Ratih 18C10058
Ni Kadek Sri Rahayu 18C10059
Dewa Ayu Putu Sukariani 18C10060
I Gede Surya Darma 18C10061
VGA Dammara Yuandarini 18C10064
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TENOLOGI KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
yang berjudul “Laporan Pendekatan Holistik Dalam Keperawatan”.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ns. I Nyoman Arya Maha Putra, Sp.Kep.MB selaku kordinator mata
ajar dan sekaligus yang memberikan tugas laporan ini.
2. Teman – teman Keperawatan A 2018 yang tidak tersebut namun telah
memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyelesaian laporan ini
3. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu laporan ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan laporan ini masih belum sempurna.
Maka dari itu dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
kontruktif untuk dapat memperbaiki serta menyempurnakan tulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk
kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan masyarakat.
Keperawatan holistik berasal dari praktek perawatan kesehatan Barat dan
tradisional serta pengalaman perawat dan pasien, emosi, keyakinan terhadap
kesehatan dan nilai-nilai pasien. Konsep penyembuhan adalah pusat untuk
keperawatan holistik. Perawatan holistik mengurangi ketidak nyamanan dan
meningkatkan makna kehidupan seumur hidup dan potensi pribadi (Cowling,
2000).
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan
merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang
muncul di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana
terjadi peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang
bersifat dinamis. Artinya pada fase ini dapat menyesuaikan diri dari lingkungan
yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal. Konsep yang
mendasari tindakan keperawatan holistik tersebut merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Apabila satu dimensi terganggu maka mampu mempengaruhi dimensi
lainnya.
Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling
mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.Untuk
mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu
adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.Pelayanan pada pasien
HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini
bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang
hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan
holistik memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan
aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental,
sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi. Pelayanan kesehatan di dunia saat
ini berusaha untuk menerapkan konsep holistik, yaitu suatu pendekatan yang
memandang manusia secara keseluruhanmeliputi pikiran, status emosi, gaya
hidup, fisik, dan lingkungan social (Azizatunnisa 2013).
Konsep holistik ini dimiliki oleh praktisi kesehatan, baik bidang kedokteran
maupun keperawatan. Kedokteran memandang holistik sebagai suatu upaya
pengobatan yang menggabungkan antara western/conventional medicine dan
eastern medicine seperti complementary and alternative medicine (CAM),
sedangkan keperawatan memandang pasien secara keseluruhan, meliputi aspek
psiko-sosio, kultural dan spiritual (Azizatunnisa 2013).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2. 1 Pengertian Holistic Care
Holistic memiliki arti “menyeluruh yang terdiri dari kata holy and
healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan
sehat, dan seimbang dengan seluruh aspek dalam pembelajaran seperti,
spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi dan fisik. Jadi
healthy yang dimaksud bukan hanya phiscally, tetapi lebih pada aspek
sinergitas spiritually. Pengobatan holistic adalah pengobatan dengan
meggunakan konsep menyeluruh yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga
dengan metode alamiah yang ilmiah dimana tubuh manusia merupakan
keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama
lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu
fungsi/elemen/unsur tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal
bahwa didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya
jiwa yang sehat dapat membetuk raga yang sehat. Pembetukan jiwa yang
sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang
Pencipta dan Penguasa Jagat Raya yang memiliki segala sesuatu. Pengobatan
Holistic terpadu memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan
Konsep Kedokteran (Konvensional). Konsep Konvensional lebih menekankan
pada tindakan seperti obat-obatan kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik
dengan pembedahan atau operasi, sementara pengobatan holistic lebih
menekankan membangkitkan sistem imun pasien, dan memperbaiki secara
menyeluruh dari factor pencetus penyakit menular (akar permasalahan
penyakit), sehingga didefinisi kessembuhan cenderung permanen (tidak
kambuh lagi), sedangkan yang konvensional pada umumnya bersifat tindakan
sementara sehingga ada istilah pasien langganan dokter.
1.2. 2 Sejarah Holistc Care
Sejarah holistic dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan
Christian Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini
berkembang dalam istilah holistic, yang mengkombinasi penyembuhan, seni,
dan ulmu hidup. Holistik popular dengan cepat di tahun 70-an.
Walaupun istilah holism diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan
holistic sebenarnya sudah ada jauh di zaman kuno kira-kira 5000 tahun yang
lalu. Sejarawan belum bias memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia
dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistic
dimuai di India dan Cina. Para praktisi holistic mempraktekan prinsip hidup
sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu atau
harmonis dengan alam. Contoh praktisi holistic adalah Socrates, yang hidup 4
abad sebelum kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan mengajarkan
bahwa kita harus memandang tubuh sebagai keseluruhan, bukannya bagian
yang terpisah
1.2. 3 Perawatan Holistic Care
Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah
membantukesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat
pasien sebagaimanusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh,
pikiran, emosi,sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan.
Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara
totalyang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi
dan spiritualseseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien
terhadappenyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhikebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman yang
mendukung danmemotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami
arti kehidupan.
DIMENSI PERAWATAN HOLISTIK
Dimensi hubungan antara bio- psiko- sosial dan spiritual seseorang.
Dimensipemahaman bahwa seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh
tanpa bisadipisahkan.
NILAI UTAMA PERAWATAN HOLISTIK
1. Filosofi dan Pendidikan. Menekankan bahwa asuhan yang holistik
didasarkan pada suatu kerangkafilosofi dan pengetahuan.
2. Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset.
Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori,diinforma
sikan oleh penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjukpraktik
yang kompeten.
3. Holistik Nurse Save Care.
Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri
untukmeningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat
melayaniorang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang.
4. Holistic Communication, Therapeutic Environment and
Cultural Competency.
Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan
asuhanterapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan
suatulingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
No Aspek Data
1 Segi Psikologis S:
- Pasien mengatakan sudah menerima
keadaan sakitnya
- Pasien mengatakan merasa bahwa
kematian sudah semakin dekat
- Pasien mengungkapkan terkadang
stress karena merasa jadi beban pada
keluarganya
- Pasien terkadang merasa depresi jika
memikirkan hal tersebut
O:
- Pasien tampak stress
- Pasien tampak depresi
2 Segi Kultural S:
- Pasien mengatakan mempunyai riwayat
perilaku berisiko diantaranya
berhubungan seks dengan berganti
pasangan yang tidak aman, serta
sebagai IDU. Perilaku ini dilakukan
karena terpengaruh dengan teman-
temannya yang berasal dari luar negeri,
padahal di keluarga sangat menekankan
supaya tidak sampai terjerumus
narkoba dan seks bebas.
O:
- Pasien tampak menyesal
- Pasien tampak murung
2. Diagnosa Keperawatan
No Aspek Diagnosa Keperawatan
1 Segi Psikologis - Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan stressor ditandai
dengan pasien mengeluh stress karena
merasa jadi beban keluarganya, pasien
mengungkapkan merasa depresi jika
memikirkan hal tersebut.
- Integritas ego berhubungan dengan
perasaan tak berdaya/putus asa ditandai
dengan pasien mengatakan merasa
bahwa kematian sudah semakin dekat.
2 Segi Kultural - Perilaku kesehatan cenderung berisiko
berhubungan dengan pasien mengatakan
perilaku ini dilakukan karena
terpengaruh dengan teman-temannya
yang berasal dari luar negeri ditandai
dengan berganti pasangan yang tidak
aman, serta sebagai IDU, padahal di
keluarganya sangat menekankan supaya
tidak sampai terjerumus narkoba dan
seks bebas
1. Intervensi Keperawatan
No Aspek Diagnosa Keperawatan Intervensi (Tujuan & Kriteria
Hasil)
1 Segi - Koping individu Setelah diberikan asuhan
Psikologis tidak efektif keperawatan 3x24 jam diharapkan
berhubungan tingkat stress menurun dengan
dengan stressor kriteria hasil:
ditandai dengan - Mengungkapkan optimisme
pasien mengeluh terhadap masa sekarang (saat
stress karena ini)
merasa jadi beban - Mengungkapkan penurunan
keluarganya, stress dan pengurangan perasaan
pasien negatif
mengungkapkan Intervensi:
merasa depresi 1. Kaji faktor-faktor penyebab
jika memikirkan stress dan tentukan jenis situasi
hal tersebut. seperti apa yang dapat
meningkatkan stress
2. Kaji penyebab koping tidak
efektif
3. Libatkan sumber-sumber di
rumah sakit dalam memberikan
dukungan emosional untuk
pasien
4. Bantu pasien dalam
mengembangkan rencana untuk
menerima atau mengubah situasi
5. Dukung pengungkapan secara
verbal tentang perasaan,
persepsi, dan ketakutan.
6. Dorong kemandirian dan
berikan penguatan positif untuk
perilaku kemandirian yang
ditampilkan.
7. Berikan penguatan positif untuk
strategi koping yang adaptif
8. Bantu pasien untuk tehnik
relaksasi dan keterampilan
asertif
9. Berikan informasi faktual yang
terkait dengan diagnosis, terapi,
dan prognosis
10. Berikan informasi mengenai
sumber-sumber di komunitas.
- Memberi
kesempatan kepada
pasien untuk
mengambil
keputusan terhadap
dirinya
- mengidentifikasi
sumber-sumber
pribadi dan
lingkungan yang
dapat
meningkatkan
control diri :
keyakinan , agama
3. Evaluasi
No Diagnosa Hari/Tanggal NOC Evaluasi
Keperawatan
1 Koping individu tidak Selasa 10 mei 1. Mengungkapkan S : Pasien
efektif berhubungan 2022 optimisme terhadap mengatakan
dengan stressor masa sekarang (saat stressnya berkurang
ditandai dengan pasien ini) dan optimis untuk
mengeluh stress 2. Mengungkapkan menjalani
karena merasa jadi penurunan stress dan perawatannya
beban keluarganya, pengurangan perasaan O : Pasien tampak
pasien negative tenang setelah
mengungkapkan mengungkapkan
merasa depresi jika perasaannya
memikirkan hal A : Stressor
tersebut. berkurang
P : Intervensi
dihentikan
2 Integritas ego Selasa 10 mei 1. mengidentifikasi
berhubungan dengan 2022 sumber-sumber S : Pasien
perasaan tak pribadi dan mengatakan sudah
berdaya/putus asa lingkungan yang lebih tenang dan
ditandai dengan pasien dapat mulai menerima
mengatakan bahwa meningkatkan kondisinya
kematian sudah control diri : O : pasien tampak
semakin dekat keyakinan , tenang
agama A : masalah teratasi
P : intervene
dihentikan
2 Perilaku kesehatan Rabu 11 mei 1. Melakukan tindakan S : Pasien
cenderung berisiko 2022 untuk mengurangi mengatakan sudah
berhubungan dengan risiko. mulai menerima
pasien mengatakan 2. Menerapkan program kondisinya
perilaku ini dilakukan keperawatan. O : Pasien tampak
karena terpengaruh optimis dalam
dengan teman- melakukan
temannya yang berasal pengobatan
dari luar negeri A : Masalah teratasi
ditandai dengan P : Intervensi
berganti pasangan dihentikan
yang tidak aman, serta
sebagai IDU, padahal
di keluarganya sangat
menekankan supaya
tidak sampai
terjerumus narkoba
dan seks bebas
BAB IV
PEMBAHASAN
Holistic memiliki arti “menyeluruh yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang dengan seluruh aspek dalam pembelajaran seperti, spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud
bukan hanya phiscally, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually. Pengobatan
holistic adalah pengobatan dengan meggunakan konsep menyeluruh yaitu
keterpaduan antara jiwa dan raga dengan metode alamiah yang ilmiah dimana tubuh
manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu
fungsi/elemen/unsur tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Sejarah holistic dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan
Christian Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini
berkembang dalam istilah holistic, yang mengkombinasi penyembuhan, seni, dan
ulmu hidup. Holistik popular dengan cepat di tahun 70-an. Walaupun istilah holism
diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistic sebenarnya sudah ada jauh di
zaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bias memastikan dari
bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa
penyembuhan holistic dimuai di India dan Cina.
Pada kasus diatas Tuan RM berusia 33 tahun terdiagnosis HIV sejak 2010.
Hasil pengkajian yang didapatkan dari segi aspek psikologi pasien tampak stress dan
depresi, dari segi kultural pasien tampak murung dan menyesal serta mempunyai
riwayat perilaku berisiko diantaranya berhubungan seks dengan berganti pasangan
yang tidak aman, serta sebagai IDU. Perilaku ini dilakukan karena terpengaruh
dengan teman-temannya yang berasal dari luar negeri, padahal di keluarga sangat
menekankan supaya tidak sampai terjerumus narkoba dan seks bebas.
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada kasus tersebut dari segi
psikologi yaitu : 1. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stressor
ditandai dengan pasien mengeluh stress karena merasa jadi beban keluarganya, pasien
mengungkapkan merasa depresi jika memikirkan hal tersebut. 2. Integritas ego
berhubungan dengan perasaan tak berdaya/putus asa ditandai dengan pasien
mengatakan merasa bahwa kematian sudah semakin dekat. Dari segi kultural
diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada kasus tersebut yaitu : Perilaku
kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pasien mengatakan perilaku ini
dilakukan karena terpengaruh dengan teman-temannya yang berasal dari luar negeri
ditandai dengan berganti pasangan yang tidak aman, serta sebagai IDU, padahal di
keluarganya sangat menekankan supaya tidak sampai terjerumus narkoba dan seks
bebas.
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA