Anda di halaman 1dari 30

PENDEKATAN HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN

Oleh :
Dewa Ayu Shinta Suryaningrum 18C10056
Ni Putu Sintya Melinika Dewi 18C10057
Ni Made Sri Ari Ratih 18C10058
Ni Kadek Sri Rahayu 18C10059
Dewa Ayu Putu Sukariani 18C10060
I Gede Surya Darma 18C10061
VGA Dammara Yuandarini 18C10064

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TENOLOGI KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
yang berjudul “Laporan Pendekatan Holistik Dalam Keperawatan”.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ns. I Nyoman Arya Maha Putra, Sp.Kep.MB selaku kordinator mata
ajar dan sekaligus yang memberikan tugas laporan ini.
2. Teman – teman Keperawatan A 2018 yang tidak tersebut namun telah
memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyelesaian laporan ini
3. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu laporan ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan laporan ini masih belum sempurna.
Maka dari itu dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
kontruktif untuk dapat memperbaiki serta menyempurnakan tulisan ini.

Denpasar, 15 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk
kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan masyarakat.
Keperawatan holistik berasal dari praktek perawatan kesehatan Barat dan
tradisional serta pengalaman perawat dan pasien, emosi, keyakinan terhadap
kesehatan dan nilai-nilai pasien. Konsep penyembuhan adalah pusat untuk
keperawatan holistik. Perawatan holistik mengurangi ketidak nyamanan dan
meningkatkan makna kehidupan seumur hidup dan potensi pribadi (Cowling,
2000).
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan
merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang
muncul di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana
terjadi peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang
bersifat dinamis. Artinya pada fase ini dapat menyesuaikan diri dari lingkungan
yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal. Konsep yang
mendasari tindakan keperawatan holistik tersebut merupakan suatu kesatuan yang
utuh. Apabila satu dimensi terganggu maka mampu mempengaruhi dimensi
lainnya.
Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling
mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.Untuk
mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu
adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.Pelayanan pada pasien
HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini
bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang
hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan
holistik memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan
aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental,
sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi. Pelayanan kesehatan di dunia saat
ini berusaha untuk menerapkan konsep holistik, yaitu suatu pendekatan yang
memandang manusia secara keseluruhanmeliputi pikiran, status emosi, gaya
hidup, fisik, dan lingkungan social (Azizatunnisa 2013).
Konsep holistik ini dimiliki oleh praktisi kesehatan, baik bidang kedokteran
maupun keperawatan. Kedokteran memandang holistik sebagai suatu upaya
pengobatan yang menggabungkan antara western/conventional medicine dan
eastern medicine seperti complementary and alternative medicine (CAM),
sedangkan keperawatan memandang pasien secara keseluruhan, meliputi aspek
psiko-sosio, kultural dan spiritual (Azizatunnisa 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan keperawatan holistik?
1.2.2 Bagaimana sejarah holistic care?
1.2.3 Bagaimana perawatan holistic care ?
1.2.4 Apa saja konsep holistic care?
1.2.5 Apa saja macam- macam penyembuhan holistik?
1.2.6 Bagaimana tindakan pendekatan model asuhan keperawatan holistik
pada pasien HIV ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian keperawatan holistik
1.3.2 Untu mengetahui sejarah keperawatan holistik
1.3.3 Untuk mengetahui perawatan holistik
1.3.4 Untuk mengetahui konsep holistic care
1.3.5 Untuk mengetahui macam- macam penyembuhan holistic care
1.3.6 Untuk mengetahui tindakan asuhan keperawatan pada pasien HIV
Azizatunnisa, Nurul. 2013. “Di Indonesian Holistic Tourist Hospital Purwakarta.”
Jurnal Keperawatan Komunitas 1(2): 80–86.
Cowling, H. (2000). Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Edisi 6, Vol. 1.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
https://www.academia.edu/9108806/Makalah_holistic_care
https://www.academia.edu/29583829/KONSEP_HOLISTIC_CARE

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.2. 1 Pengertian Holistic Care
Holistic memiliki arti “menyeluruh yang terdiri dari kata holy and
healthy. Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan
sehat, dan seimbang dengan seluruh aspek dalam pembelajaran seperti,
spiritual, moral, imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi dan fisik. Jadi
healthy yang dimaksud bukan hanya phiscally, tetapi lebih pada aspek
sinergitas spiritually. Pengobatan holistic adalah pengobatan dengan
meggunakan konsep menyeluruh yaitu keterpaduan antara jiwa dan raga
dengan metode alamiah yang ilmiah dimana tubuh manusia merupakan
keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling berinteraksi satu sama
lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu
fungsi/elemen/unsur tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Keterkaitan antara jiwa dan raga tidak terpisahkan, sebagaimana dikenal
bahwa didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat, dan juga sebaliknya
jiwa yang sehat dapat membetuk raga yang sehat. Pembetukan jiwa yang
sehat adalah dengan berserah diri secara penuh dan ikhlas kepada Sang
Pencipta dan Penguasa Jagat Raya yang memiliki segala sesuatu. Pengobatan
Holistic terpadu memiliki perbedaan konsep yang sangat nyata dengan
Konsep Kedokteran (Konvensional). Konsep Konvensional lebih menekankan
pada tindakan seperti obat-obatan kimiawi, dan tindakan rekayasa fisik
dengan pembedahan atau operasi, sementara pengobatan holistic lebih
menekankan membangkitkan sistem imun pasien, dan memperbaiki secara
menyeluruh dari factor pencetus penyakit menular (akar permasalahan
penyakit), sehingga didefinisi kessembuhan cenderung permanen (tidak
kambuh lagi), sedangkan yang konvensional pada umumnya bersifat tindakan
sementara sehingga ada istilah pasien langganan dokter.
1.2. 2 Sejarah Holistc Care
Sejarah holistic dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan
Christian Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini
berkembang dalam istilah holistic, yang mengkombinasi penyembuhan, seni,
dan ulmu hidup. Holistik popular dengan cepat di tahun 70-an.
Walaupun istilah holism diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan
holistic sebenarnya sudah ada jauh di zaman kuno kira-kira 5000 tahun yang
lalu. Sejarawan belum bias memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia
dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistic
dimuai di India dan Cina. Para praktisi holistic mempraktekan prinsip hidup
sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu atau
harmonis dengan alam. Contoh praktisi holistic adalah Socrates, yang hidup 4
abad sebelum kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan mengajarkan
bahwa kita harus memandang tubuh sebagai keseluruhan, bukannya bagian
yang terpisah
1.2. 3 Perawatan Holistic Care
Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah
membantukesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat
pasien sebagaimanusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh,
pikiran, emosi,sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan.
Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara
totalyang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi
dan spiritualseseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien
terhadappenyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhikebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman yang
mendukung danmemotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami
arti kehidupan.
DIMENSI PERAWATAN HOLISTIK
Dimensi hubungan antara bio- psiko- sosial dan spiritual seseorang.
Dimensipemahaman bahwa seseorang merupakan satu kesatuan secara utuh
tanpa bisadipisahkan.
NILAI UTAMA PERAWATAN HOLISTIK
1. Filosofi dan Pendidikan. Menekankan bahwa asuhan yang holistik
didasarkan pada suatu kerangkafilosofi dan pengetahuan.
2. Holistik Etik, Teori Keperawatan dan Riset.
Menekankan bahwa asuhan yang professional didasarkan pada teori,diinforma
sikan oleh penelitian dan didasarkan oleh prinsip etik sebagai petunjukpraktik
yang kompeten.
3. Holistik Nurse Save Care.
Keyakinan bahwa perawat harus terlibat dalam perawatan diri
untukmeningkatkan kesehatan dan kesadaran pribadi sehingga perawat dapat
melayaniorang lain sebagai suatu alat sebagai proses penyembuhan seseorang.
4. Holistic Communication, Therapeutic Environment and
Cultural Competency.
Menekankan pada perkembangan untuk memanfaatkan penkajian dan
asuhanterapeutik yang mengacu pada pola, masalah dan kebutuhan klien dan
suatulingkungan yang mendukung proses penyembuhan pasien.

1.2. 4 Konsep Holistic Care


Holistic care sendiri merupakan Pelayanan kesehatan dengan lebih
memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi
kehidupan jasmani, mental, social, spiritual yang saling mempengaruhi.
CARING Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara
seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan
orang lain. Menurut Pasquali dan Arnold serta Watson,human care terdiri dari
upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan rasa
kemanusiaan dengan membantu orang lain.
Menurut Watson, ada 7 asumsi yang mendasari konsep caring yaitu:
a) Caring hanya akan efektif bila Di perlihatkan dan dipraktekkan secara
interperonal.
b) Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam
membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien.
c) Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga.
d) Caring merupakan respon yang dterima oleh seseorang tidak hanya saat itu
saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang terebut
nantinya.
e) Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung
perkembangan seseorang dan mempengaruh seseorang dalam memilih
tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
f) Caring lebih kompleks dari pada curing
g) Caring merupakan inti dari keperawatan.
Proses Keperawatan dalam Teori Caring Watson (1979) menekankan bahwa
proses keperawatan memiliki langkah - langkah sama dengan proses riset
ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan masalah
dan menemukan solusi yang terbaik.
1.2. 5 Macam-Macam Penyembuhan Holistik
Holistik Tradisional. Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam
dengan prinsip holisme, berawal sejak ribuan tahun lalu.Biasa disebut sebagai
penyembuhan atau pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional.Yang
termasuk holistik tradisional adalah akupuntur, akupresur, herbal, ayurveda,
uropathy, pranic healing, apitherapy, dan lain-lain.Gelar para praktisinya
bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai tabib, sin-se, dukun, dan lain-
lain.
Holistik Modern. Suatu teknik penyembuhan yang menggabungkan
penyembuhan tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang
memanfaatkan alam dengan prinsip holisme.Holistic modern berawal sekitar
200 tahun yang lalu dengan adanya homeopathy. Yang termasuk holistik
modern adalah homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis,
naturopathy modern, dan sebagainya.Gelar para praktisinya bermacam-
macam sesuai dengan aliran/disiplin ilmunya.Untuk homeopathy, praktisinya
disebut sebagai homeopath. Osteopathy, praktisinya disebut sebagai osteopath
atau DO (Doctor of Osteopathy) di belakang nama. Naturopathy, praktisinya
disebut sebagai naturopathy atau DN (Doctor of Naturopathy) di belakang
nama. Saya pribadi dari aliran/disiplin ilmu ananopathy, praktisinya disebut
sebagai ananopath (syukur bukan psikopat) atau Dt (Danton) di awal nama.
Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa tidak semua alternatif adalah holistik.
Jika suatu pengobatan alternatif tidak memandang permasalahan kesehatan
secara menyeluruh, pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan holistik.
Holistik Moderen Antophaty Ananopathy adalah gabungan teknik
pengobatan alternatif tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern,
dimana tujuannya adalah menyembuhkan, bukan sekedar merawat.
Pengobatan Ananopathy fokus pada akar penyakit, bukan pada gejala;
merawat manusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak
saja. Tehnik yang digunakan adalah dengan menggunakan Hukum Alam,
Hukum Sebab-Akibat, perbaikan pola makan dan gaya hidup, penggunaan
bahanbahan alami, yang diterapkan dengan basis alam dan sains modern.
Praktisi Ananopathy disebut sebagai ananopath, sedangkan gelar master atau
pemimpin Ananopath adalah Danton. Ananopathy dari segi aplikasinya
bersifat 3, yaitu:
a) Sederhana. Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan kimia
dan operasi.
b) Cerdik. Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik, bukannya
pandai.
c) Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas dan
keselarasan.
Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu: Tuhan.
Selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan, Hukum Alam.
Berpedoman pada Hukum Alam., Kasih. Mendasari pemikiran dan prakteknya
atas dasar kasih. Contoh beberapa “penyakit serius” yang bisa Anda taklukkan
setelah menguasai teknik Ananopathy, tanpa obat-obatan kimia dan operasi
adalah:
a) Diabetes Melitus
b) Kolestrol tinggi dan sakit jantung
c) Stroke
d) Asam urat dan rematik
e) Tumor dan Kanker
f) TBC
g) Mag akut dan kronis
h) Hepatitis
i) Gagal Ginjal
j) Demam Berdarah
k) AIDS
1.2. 6 Pendekatan Model Asuhan Keperawatan Holistik Pada Pasien
HIV
Pengaturan Pola hidup dan Pola makan dengan gizi dan kebutuhan
berimbang, Rileksasi, dengan konsep Meditasi Penyembuhan, Stimulasi
Otak dengan tehnik perangsangan alamiah, Silaturahmi Doktrin, Pancaran Bio
energy (Pranaisasi), Stimulan promotor dengan Nutrisi Herbal, Terapi Doa,
dengan kepasrahan mencapai God Spot, Hydroteraphy dan stimulant alam
sebagai pelengkap dan penyeimbang.

Motto Klinik Holistik Care:


C : Caring-kami senantiasa mempertahankan pelayanan kesehatan bernuansa
A : Accessible-kami memberikan pelayanan yang terjangkau oleh semua
lapisan
R : Research bassed-kami mengintegrasikan pembuktianklinis dengan
keahlian pilihan klien dalam membuat keputusan kesehatan yang tepat bagi
dirinya
E: Empowerment-kami memberikan informasi yang tepat bagi pasien agar
mampu
memberdayakan dirinya sendiridalam membuat keputusan yang tepat bagi
kesehatannya.
Azizatunnisa, Nurul. 2013. “Di Indonesian Holistic Tourist Hospital Purwakarta.”
Jurnal Keperawatan Komunitas 1(2): 80–86.
Cowling, H. (2000). Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Edisi 6, Vol. 1.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
https://www.academia.edu/9108806/Makalah_holistic_care
https://www.academia.edu/29583829/KONSEP_HOLISTIC_CARE

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Laporan studi kasus

Tuan RM berusia 33 tahun terdiagnosis HIV sejak 2010. Sempat


mengalami perburukan kondisi dan menderita tuberculosis di tahun tersebut.
Namun pasien menjalani pengobatan OAT dan ARV secara rutin, kondisinya
berangsur membaik. Namun di tahun 2018 kondisi pasien mengalami
penurunan kondisi diperparah dengan adanya striktur esofagus yang membuat
pasien kesulitan menelan. Sampai saat ini, pasien sudah melakukan dilatasi
esofagus sebanyak 24 x. Namun pasien terkadang masih merasa kesulitan
untuk menelan.Terdapat penurunan 5 kg dalam sebulan. Saat ini BB: 44 kg,
TB: 183 cm. Selain itu, pasien juga menderita pneumotoraks pada kedua paru
yang menyebabkan pasien harus terpasang WSD. Nyeri dirasakan pada skala
3 di area pemasangan WSD terutama saat bergerak yang dirasakan seperti
tertusuk-tusuk. Pasien mengatakan sudah menerima keadaan sakitnya. Namun
rasa takut tetap dirasakan dan terkadang merasa bahwa kematian sudah
semakin dekat sehingga pasien terkadang merasa depresi jika memikirkan hal
tersebut. Pasien sudah mempunyai istri yang saat ini menjadi tulang punggung
keluarga. Namun belum dikaruniai anak. Pasien dirawat oleh sang istri dan
juga orang tuanya. Pasien mengatakan sangat sayang pada istri dan
keluarganya. Namun karena mengalami kondisi AIDS, terkadang pasien stress
karena merasa menjadi beban bagi keluarganya. Pasien mengatakan bahwa
dulu mempunyai riwayat perilaku yang berisiko diantaranya, berhubungan
seks dengan berganti pasangan yang tidak aman, serta sebagai IDU. Perilaku
ini dilakukan karena terpengaruh dengan teman-temannya yang berasal dari
luar negeri. Padahal di keluarganya sangat menekankan supaya tidak sampai
terjerumus NARKOBA dan seks bebas. TTV: TD: 109/81 mmHg, N: 93
x/mnt, S: 36,5⁰C, RR: 18x/mnt.

1. Pengkajian
No Aspek Data
1 Segi Psikologis S:
- Pasien mengatakan sudah menerima
keadaan sakitnya
- Pasien mengatakan merasa bahwa
kematian sudah semakin dekat
- Pasien mengungkapkan terkadang
stress karena merasa jadi beban pada
keluarganya
- Pasien terkadang merasa depresi jika
memikirkan hal tersebut
O:
- Pasien tampak stress
- Pasien tampak depresi
2 Segi Kultural S:
- Pasien mengatakan mempunyai riwayat
perilaku berisiko diantaranya
berhubungan seks dengan berganti
pasangan yang tidak aman, serta
sebagai IDU. Perilaku ini dilakukan
karena terpengaruh dengan teman-
temannya yang berasal dari luar negeri,
padahal di keluarga sangat menekankan
supaya tidak sampai terjerumus
narkoba dan seks bebas.

O:
- Pasien tampak menyesal
- Pasien tampak murung

2. Diagnosa Keperawatan
No Aspek Diagnosa Keperawatan
1 Segi Psikologis - Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan stressor ditandai
dengan pasien mengeluh stress karena
merasa jadi beban keluarganya, pasien
mengungkapkan merasa depresi jika
memikirkan hal tersebut.
- Integritas ego berhubungan dengan
perasaan tak berdaya/putus asa ditandai
dengan pasien mengatakan merasa
bahwa kematian sudah semakin dekat.
2 Segi Kultural - Perilaku kesehatan cenderung berisiko
berhubungan dengan pasien mengatakan
perilaku ini dilakukan karena
terpengaruh dengan teman-temannya
yang berasal dari luar negeri ditandai
dengan berganti pasangan yang tidak
aman, serta sebagai IDU, padahal di
keluarganya sangat menekankan supaya
tidak sampai terjerumus narkoba dan
seks bebas

1. Intervensi Keperawatan
No Aspek Diagnosa Keperawatan Intervensi (Tujuan & Kriteria
Hasil)
1 Segi - Koping individu Setelah diberikan asuhan
Psikologis tidak efektif keperawatan 3x24 jam diharapkan
berhubungan tingkat stress menurun dengan
dengan stressor kriteria hasil:
ditandai dengan - Mengungkapkan optimisme
pasien mengeluh terhadap masa sekarang (saat
stress karena ini)
merasa jadi beban - Mengungkapkan penurunan
keluarganya, stress dan pengurangan perasaan
pasien negatif
mengungkapkan Intervensi:
merasa depresi 1. Kaji faktor-faktor penyebab
jika memikirkan stress dan tentukan jenis situasi
hal tersebut. seperti apa yang dapat
meningkatkan stress
2. Kaji penyebab koping tidak
efektif
3. Libatkan sumber-sumber di
rumah sakit dalam memberikan
dukungan emosional untuk
pasien
4. Bantu pasien dalam
mengembangkan rencana untuk
menerima atau mengubah situasi
5. Dukung pengungkapan secara
verbal tentang perasaan,
persepsi, dan ketakutan.
6. Dorong kemandirian dan
berikan penguatan positif untuk
perilaku kemandirian yang
ditampilkan.
7. Berikan penguatan positif untuk
strategi koping yang adaptif
8. Bantu pasien untuk tehnik
relaksasi dan keterampilan
asertif
9. Berikan informasi faktual yang
terkait dengan diagnosis, terapi,
dan prognosis
10. Berikan informasi mengenai
sumber-sumber di komunitas.

- Integritas ego Setelah diberikan asuhan


berhubungan keperawatan selama 3x24 jam
dengan perasaan diharapkan pasien dapat
tak berdaya/putus mengontrol diri sendiri dengan
asa ditandai kriteria hasil :
dengan pasien - Meningkatkan perilaku
mengatakan menyelesaikan masalah
bahwa kematian - Meningkatkan rasa percaya
sudah semakin diri pasien
dekat Intervensi
1. Identifikasi masalah dan
seberapa jauh dia dapat
mengontrol diri
2. Membantu meningkatkan
rasa percaya diri pasien ,
bahwa pasien akan
mendaptkan hasil yang
lebih baik
3. Memberi kesempatan
kepada pasien untuk
mengambil keputusan
terhadap dirinya
4. Identifikasi sumber-sumber
pribadi dan lingkungan
yang dapat meningkatkan
control diri : keyakinan ,
agama
2 Segi Perilaku kesehatan Setelah diberikan asuhan
Kultural cenderung berisiko keperawatan selama 3x24 jam
berhubungan dengan diharapkan manajemen kesehatan
pasien mengatakan meningkat dengan kriteria hasil :
perilaku ini dilakukan - Melakukan tindakan untuk
karena terpengaruh mengurangi risiko.
dengan teman-temannya - Menerapkan program
yang berasal dari luar keperawatan.
negeri ditandai dengan Intervensi :
berganti pasangan yang 1. Identifikasi persepsi mengenai
tidak aman, serta sebagai masalah dan informasi yang
IDU, padahal di memicu konflik.
keluarganya sangat 2. Mengajarkan proses penyakit
menekankan supaya dan mengidentifikasi resiko
tidak sampai terjerumus 3. Bersikap tenang dan tidak
narkoba dan seks bebas terburu-buru saat berinteraksi
dengan pasien.
4. Diskusikan budaya yang
dimiliki pasien.
5. Terima nilai-nilai keluarga
dengan cara yang tidak
menghakimi.
6. Berikan kesempatan keluarga
unutk memahami
infomasi/pesan yang
disampaikan.
7. Diskusikan kelebihan dan
kekurangan dari setiap solusi.
8. Informasikan alternatif solusi
secara jelas.
9. Hormati hak pasien untuk
menerima atau menolak
informasi.
10. Kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain/keluarga dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan.
2. Implementasi Keperawatan
No Hari / Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tanggal
1 Selasa 1. Koping individu - Mengkaji faktor- S : Pasien
10 mei tidak efektif faktor penyebab mengatakan stress
2022 berhubungan stress dan tentukan berkurang setelah
dengan stressor jenis situasi seperti pasien
ditandai dengan apa yang dapat mengungkapkan
pasien meningkatkan perasaannya,
mengeluh stress stress pasien merasa
karena merasa - Mengkaji penyebab tenang dan
jadi beban koping tidak efektif mampu
keluarganya, - Melibatkan mengidentifikasi
pasien sumber-sumber di situasi yang
mengungkapkan rumah sakit dalam mencetus stressor
merasa depresi memberikan O : Pasien tampak
jika memikirkan dukungan tenang setelah
hal tersebut. emosional untuk mengungkapkan
pasien perasaannya dan
- Membantu pasien selalu melakukan
dalam tehnik relaksasi
mengembangkan dan keterampilan
rencana untuk asertif
menerima atau A : Stress
mengubah situasi berkurang setelah
- Mendukung melakukan tehnik
pengungkapan relaksasi
secara verbal P : Intervensi
tentang perasaan, dilanjutkan
persepsi, dan
ketakutan.
- Mendorong
kemandirian dan
berikan penguatan
positif untuk
perilaku
kemandirian yang
ditampilkan.
- Memberikan
penguatan positif
untuk strategi
koping yang
adaptif
- Membantu pasien
untuk tehnik
relaksasi dan
keterampilan
asertif
- Memberikan
informasi faktual
yang terkait dengan
diagnosis, terapi,
dan prognosis
- Memberikan
informasi
2. Integritas ego mengenai sumber- S : pasien
berhubungan sumber di mangatakan
dengan komunitas. mampu menontrol
perasaan tak diri sendiri
berdaya/putus - Mengidentifikasi O : pasien tampak
asa ditandai masalah dan sangat antusias
dengan pasien seberapa jauh dia mendengarkan
mengatakan dapat mengontrol solusi yang
bahwa kematian diri diberikan
sudah semakin A : masalah
dekat - meningkatkan rasa teratasi sebagaian
percaya diri P : lanjutjan
pasien , bahwa intervensi
pasien akan
mendaptkan hasil
yang lebih baik

- Memberi
kesempatan kepada
pasien untuk
mengambil
keputusan terhadap
dirinya

- mengidentifikasi
sumber-sumber
pribadi dan
lingkungan yang
dapat
meningkatkan
control diri :
keyakinan , agama

2 Rabu 11 Perilaku 1. Mengidentifikasi persepsi S : Pasien mengatakan


mei 2022 kesehatan mengenai masalah dan sudah mengerti dan
cenderung informasi yang memicu menyesal atas prilaku
berisiko konflik. yang sudah dilakukan
berhubungan 2. Mengajarkan proses penyakit O : Pasien tampak
dengan pasien dan mengidentifikasi resiko sangat antusias
mengatakan 3. Menyikapi dengan tenang mendengarkan solusi
perilaku ini dan tidak terburu-buru saat yang diberikan dan
dilakukan karena berinteraksi dengan pasien. memahami cara
terpengaruh 4. Mendiskusikan budaya yang mengurangi resiko
dengan teman- dimiliki pasien A : Masalah teratasi
temannya yang 5. Menerima nilai-nilai sebagian
berasal dari luar keluarga dengan cara yang P : Lanjutkan
negeri ditandai tidak menghakimi. intervensi
dengan berganti 6. Memberikan kesempatan
pasangan yang keluarga unutk memahami
tidak aman, serta infomasi/pesan yang
sebagai IDU, disampaikan.
padahal di 7. Mendiskusikan kelebihan
keluarganya dan kekurangan dari setiap
sangat solusi.
menekankan 8. Menginformasikan alternatif
supaya tidak solusi secara jelas.
sampai 9. Menghormati hak pasien
terjerumus untuk menerima atau
narkoba dan seks menolak informasi.
bebas 10. Mengkolaborasi dengan
tenaga kesehatan
lain/keluarga dalam
memfasilitasi pengambilan
keputusan.

3. Evaluasi
No Diagnosa Hari/Tanggal NOC Evaluasi
Keperawatan
1 Koping individu tidak Selasa 10 mei 1. Mengungkapkan S : Pasien
efektif berhubungan 2022 optimisme terhadap mengatakan
dengan stressor masa sekarang (saat stressnya berkurang
ditandai dengan pasien ini) dan optimis untuk
mengeluh stress 2. Mengungkapkan menjalani
karena merasa jadi penurunan stress dan perawatannya
beban keluarganya, pengurangan perasaan O : Pasien tampak
pasien negative tenang setelah
mengungkapkan mengungkapkan
merasa depresi jika perasaannya
memikirkan hal A : Stressor
tersebut. berkurang
P : Intervensi
dihentikan
2 Integritas ego Selasa 10 mei 1. mengidentifikasi
berhubungan dengan 2022 sumber-sumber S : Pasien
perasaan tak pribadi dan mengatakan sudah
berdaya/putus asa lingkungan yang lebih tenang dan
ditandai dengan pasien dapat mulai menerima
mengatakan bahwa meningkatkan kondisinya
kematian sudah control diri : O : pasien tampak
semakin dekat keyakinan , tenang
agama A : masalah teratasi
P : intervene
dihentikan
2 Perilaku kesehatan Rabu 11 mei 1. Melakukan tindakan S : Pasien
cenderung berisiko 2022 untuk mengurangi mengatakan sudah
berhubungan dengan risiko. mulai menerima
pasien mengatakan 2. Menerapkan program kondisinya
perilaku ini dilakukan keperawatan. O : Pasien tampak
karena terpengaruh optimis dalam
dengan teman- melakukan
temannya yang berasal pengobatan
dari luar negeri A : Masalah teratasi
ditandai dengan P : Intervensi
berganti pasangan dihentikan
yang tidak aman, serta
sebagai IDU, padahal
di keluarganya sangat
menekankan supaya
tidak sampai
terjerumus narkoba
dan seks bebas

BAB IV
PEMBAHASAN

Holistic memiliki arti “menyeluruh yang terdiri dari kata holy and healthy.
Pandangan holistik bermakna membangun manusia yang utuh dan sehat, dan
seimbang dengan seluruh aspek dalam pembelajaran seperti, spiritual, moral,
imajinasi, intelektual, budaya, estetika, emosi dan fisik. Jadi healthy yang dimaksud
bukan hanya phiscally, tetapi lebih pada aspek sinergitas spiritually. Pengobatan
holistic adalah pengobatan dengan meggunakan konsep menyeluruh yaitu
keterpaduan antara jiwa dan raga dengan metode alamiah yang ilmiah dimana tubuh
manusia merupakan keterpaduan sistem yang sangat kompleks, dan saling
berinteraksi satu sama lainnya dengan sangat kompak dan otomatis terganggunya satu
fungsi/elemen/unsur tubuh manusia dapat mempengaruhi fungsi yang lainnya.
Sejarah holistic dimulai sebelum istilah holism diperkenalkan oleh Jan
Christian Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini
berkembang dalam istilah holistic, yang mengkombinasi penyembuhan, seni, dan
ulmu hidup. Holistik popular dengan cepat di tahun 70-an. Walaupun istilah holism
diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistic sebenarnya sudah ada jauh di
zaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bias memastikan dari
bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa
penyembuhan holistic dimuai di India dan Cina.
Pada kasus diatas Tuan RM berusia 33 tahun terdiagnosis HIV sejak 2010.
Hasil pengkajian yang didapatkan dari segi aspek psikologi pasien tampak stress dan
depresi, dari segi kultural pasien tampak murung dan menyesal serta mempunyai
riwayat perilaku berisiko diantaranya berhubungan seks dengan berganti pasangan
yang tidak aman, serta sebagai IDU. Perilaku ini dilakukan karena terpengaruh
dengan teman-temannya yang berasal dari luar negeri, padahal di keluarga sangat
menekankan supaya tidak sampai terjerumus narkoba dan seks bebas.
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada kasus tersebut dari segi
psikologi yaitu : 1. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stressor
ditandai dengan pasien mengeluh stress karena merasa jadi beban keluarganya, pasien
mengungkapkan merasa depresi jika memikirkan hal tersebut. 2. Integritas ego
berhubungan dengan perasaan tak berdaya/putus asa ditandai dengan pasien
mengatakan merasa bahwa kematian sudah semakin dekat. Dari segi kultural
diagnosa keperawatan yang dapat diangkat pada kasus tersebut yaitu : Perilaku
kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pasien mengatakan perilaku ini
dilakukan karena terpengaruh dengan teman-temannya yang berasal dari luar negeri
ditandai dengan berganti pasangan yang tidak aman, serta sebagai IDU, padahal di
keluarganya sangat menekankan supaya tidak sampai terjerumus narkoba dan seks
bebas.
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai