OLEH :
FAKULTAS KESEHATAN
Evaluasi
Melakukan evaluasi dengan memberi pertanyaan secara langsung disesuaikan dengan tujuan
penyuluhan. Adapun beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam proses evaluasi adalah :
1. Pengertian pertumbuhan & perkembangan
2. Menyebutkan kebutuhan pada masa bayi
3. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
4. Mengetahui pemberian asi ekslusif
5. Menyebutkan kandungan asi
6. Menyebutkan manfaat asi eksklusif
7. Mengetahui penyebab asi ibu tidak keluar
8. Menyebutkan cara menstimulasi keluarnya asi setelah melahirkan
9. Mengetahui kekurangan dari pemberian susu formula dibandingkan dengan asi
Pengorganisasian
a. Moderator : - Ni Kadek Ayu Septiyola Salvadila
b. Pemateri : - I Ketut Wisma Sastrawan
- Ni Luh Gede Elys Sandra Dewi
Lampiran Materi
PENDAHULUAN.
Mempelajari tumbuh kembang memang sangat menarik karena cara manusia tumbuh
menjadi besar dan berkembang merupakan proses yang mengagumkan dan banyak
menyimpan misteri yang belum terungkap. Istilah tumbuh merupakan peristiwa
bertambahnya ukuran fisik dan structural tubuh, sedangkan perkembangan merupakan
peristiwa bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh. Laju tumbuh kembang
setiap individu tidak selalu sama.
Ketika dalam kandungan dan dua tahun pertama setelah lahir, proses tumbuh kembang
berlangsung pesat sekali. Selanjutnya berkurang perlahan lahan pada umur 3-4 tahun. Seiring
dengan pertumbuhan jasmaninya terjadi perkembangan jiwa, intelegensi, dan perilaku anak.
Peristiwa tumbuh kembang banyak dipengaruhi oleh faktor genetic, gizi, dan lingkungan.
Faktor genetik diturunkan dari orang tuanya. Dengan demikian, yang dapat diupayakan
adalah peningkatan gizi dan penciptaan lingkungan hidup yang mendukung.
Seperti yang kita ketahui bahwa masa bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit, seperti
flu, diare, bronchitis, atau penyakit infeksi lainnya. Jika anak sering menderita sakit dapat
menghambat atau mengganggu proses tumbuh kembangnya.
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang telah dibuahi,
dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan
intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang (Soetjiningsih dalam
Supariasa, I. D. N, Bachyar B., Ibnu F., 2001). Beberapa faktor yang termasuk faktor
internal yaitu : Perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin,
kelainan genetic, kelainan kromosom.
ASI (Air Susu Ibu ) adalah air susu yang dihasilkan oleh ibu dan
mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi untuk kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding
ciptaan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam
melawan serangan penyakit (Yahya, 2005).
Kandungan ASI
ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih,
dengan porsi yang tepat dan seimbang. Komposisi ASI bersifat spesifik pada tiap ibu,
berubah dan berbeda dari waktu ke waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi
saat itu (Roesli, 2005)
1. Stress: Mulai dari kecemasan hingga serangan jantung, stres bisa memicu
semua jenis masalah kesehatan, bahkan memicu produksi ASI yang rendah
atau tidak ada sama sekali. Stres bisa jadi alasan utama dalam produksi ASI.
Ketika berada di bawah stres berat, tubuh kita tidak berfungsi sebaik ketika
normal. Stres bisa menyebabkan tubuh bereaksi dengan cara aneh dan tidak
sehat ketika berusaha mengatasinya. Stress bisa memicu produksi asi yang
rendah atau tidak sama sekali..
2. Hormon: Hormon menjadi faktor utama dalam produksi ASI. Estrogen dan
progesteron adalah hormon yang menstimulasi perkembangan payudara
selama pubertas dan kehamilan.
3. Deficient glandular tissue: Mammary hypoplasia atau deficient glandular
tissue bisa jadi penyebab persediaan ASI sedikit. Wanita dengan insufficient
glandular tissue tidak banyak mengalami perubahan pada payudara selama
pubertas dan atau kehamilan, tidak bengkak, dan persediaan ASI rendah.
4. Penggunaan alat kontrasepsi: Alat kontrasepsi berperan dalam hormone
seseorang, yang tidak sehat untuk tubuh dan bisa menyebabkan iu tidak bisa
memproduksi ASI.
5. Konsumsi obat atau herbal tertentu: Obat seperti pseudoephedrine, bisa
menyebabkan produksi ASI turun. Peppermint, methergine, bromocriptine,
dan oregano juga bisa berpengaruh negatif pada persediaan ASI.
6. Persalinan yang sulit: . Ada banyak ceria tentang ibu yang tidak bisa
menyusui setelah kelahiran yang sulit yaitu persediaan ASI rendah atau tidak
ada sama sekali.
7. Lingkungan: Lingkungan sangat berpengaruh ketika kita sakit, mengalami
alergi, dan bahkan menyusui. Di udara yang kita hirup dan di makanan yang
kita makan, kita dihadapkan pada bahan kimia, polusi, dan banyak lagi.
Kanker meningkat, bersama dengan penyakit lain, serta produksi ASI rendah
hingga tidak keluar sama sekali.
8. Masalah kesuburan yang tidak terdeteksi: Masalah kesuburan baik yang
sudah terdeteksi atau belum diketahui bisa jadi pemicu produksi ASI rendah,
beberapa tes darah bisa menentukan apakah penyebab produksi ASI yang
rendah.
9. Kapasitas penyimpanan payudara: Normal bila payudara wanita
menyimpan sekitar 6 ounce ASI, kurang dari jumlah ini menjadi tanda
masalah produksi.
10. Gaya hidup : Gaya hidup ibu akan sangat mempengaruhi persediaan ASI-nya.
Saran yang biasanya diberikan untuk ibu hamil adalah menghindari obat-
obatan, alkohol, kafein, stres, dan bahan kimia berbahaya. Beberapa wanita
tidak mendengarkan saran ini dan sayangnya ini bisa menyebabkan kerusakan
pada janin atau masalah pada kemampuan untuk memproduksi ASI untuk
bayi.
11. Pengosongan payudara tidak memadai: Menghisap yang salah tidak akan
membuat bayi minum cukup ASI dan ASI yang tersisa akan tetap berada di
payudara, di mana bisa menyebabkan produksi ASI menurun.
Cara menstimulasi keluarnya ASI setelah melahirkan
Ibu bisa lakukan hal berikut sebagai cara agar ASI cepat keluar:
1. Usahakan agar tetap rileks : Melahirkan bayi menimbulkan stres dan
melelahkan dan karenanya mempengaruhi proses produksi ASI. Ibu harus
tetap rileks untuk membiarkan tubuh melepas hormon oksitosin yang
dibutuhkan sebagai cara agar ASI cepat keluar.
2. Lakukan skin to skin dengan bayi : Bidan selalu menyarankan ibu agar
menempatkan bayinya yang telanjang di atas dadanya atau inisiasi menyusu
dini (IMD). Ini untuk membantu bayi menemukan puting dengan instingnya.
Ketika bayi mencoba menghisap puting, tubuh ibu menerima pesan untuk
mulai melepas oksitosin dan menghasilkan ASI yang dibutuhkan bayi.
3. Susui bayi secara teratur dan sering : Ini akan menstimulasi tubuh untuk
menjaga produksi ASI di payudara. Bayi bisa disusui tiap satu atau dua jam
untuk menghindari kelaparan dan minum terlalu cepat yang bisa
memicu gumoh.
4. Sering kosongkan payudara : Di sela interval ketika Ibu sedang tidak
menyusui bayi, Ibu bisa mengosongkan payudara dengan memompa. Mirip
dengan menyusui, memompa juga menyampaikan pesan ke otak untuk terus
melepas prolaktin dan memproduksi lebih banyak ASI.
5. Jaga payudara tetap hangat : Gunakan lap dengan air hangat dan letakkan di
payudara. Ini akan membuat payudara rileks dan meningkatkan produksi
oksitosin sebagai cara agar ASI cepat keluar.
6. Stimulasi puting : Anda bisa memelintir-melintir puting untuk memberi
stimulasi serupa dengan hisapan bayi. Pastikan melakukannya dengan lembut
dan perlahan karena puting Ibu sangat sensitif. Gerakan ini akan menstimulasi
prolaktin untuk bekerja dan memproduksi lebih banyak ASI. Ibu juga bisa
coba cara ini meski puting sedang dalam keadaan masuk ke dalam. Tepat
begitu si kecil lahir, bayi bisa disusui kolostrum yang diproduksi oleh
payudara, jadi Ibu punya waktu untuk mempersiapkan persediaan ASI.
Hal yang dapat dilakukan saat ASI tidak keluar
Apabila ASI tidak keluar di 2-3 hari pertama itu hal yang sangat normal. Sambil
menunggu ASI keluar.
1. Bayi perlu sering melakukan pelekatan sebagai cara agar ASI cepat keluar.
2. Bisa juga dengan cara memompa dengan tangan dan dekap bayi untuk kontak
kulit. Hal ini meningkatkan hormon yang terlibat dalam produksi ASI
(oksitosin dan prolaktin)
3. Jangan lupa letakkan bayi di posisi yang tepat agar sering menyusu.
4. Memerah dengan tangan tiap beberapa jam juga bisa menjadi cara agar ASI
cepat keluar.
5. Bila ASI tidak keluar hingga hari ketiga atau lebih setelah ibu melahirkan
dapat diberikan saran tentang suplemen dari donor ASI atau susu formula jika
memang dibutuhkan.
Kekurangan dari pemberian susu formula dibandingkan dengan ASI
Menurut Sidi, dkk, (2010) susu buatan mempunyai beberapa kekurangan, seperti :
DAFTAR PUSTAKA
Herlina, sara. 2018. Tumbuh kembang bayi yang mendapatkan asi ekslusif diwilayah
kerja puskesmas simpang baru kota pekan baru. Jurnal Kebidanan. 7(2), 166-176
Rianti,Puji. 2015. SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada Masa Bayi. Link : https://nerspuji.wordpress.com/2015/10/21/sap-satuan-acara-
penyuluhan-perumbuhan-dan-perkembangan-pada-masa-bayi/amp/ (diakses 7 november
2020)
Ismawati, Yusrina. 2020. 12 cara agar ASI cepat keluar pasca ibu melahirkan. Link :
https://www.ibupedia.com/artikel/kelahiran/12-cara-agar-asi-cepat-keluar-pasca-ibu-
melahirkan (diakses 10 november 2020)
Sofyana, Haris. (2011). Perbedaan Dampak Pemberian Nutrisi Asi Eksklusif dan Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Al Ihsan Provinsi Jawa Barat. Depok: Universitas Indonesia.
Link : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20281070-T%20Haris%20Sofyana.pdf. (diakses 10
november 2020)
Ambarawati, Wulan. (2013). Perbandingan Pertumbuhan Bayi Yang Diberi Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif Dengan Pengganti Air Susu Ibu (PASI) di Kelurahan Kebon Jeruk. Link :
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25700/1/Wulan%20Ambarwati
%20-%20fkik.pdf. (diakses 10 november 2020)