PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang membahayakan dari demam
reumatik.Penyakit jantung reumatik adalah sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen
dari katup-katup jantung yang disebabkan oleh demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut
rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe A (contoh: Streptococcus pyogenes),
bakteri yang bisa menyebabkan demam reumatik.
Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadi kelainan pada
jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung, perikarditis (radang selaput jantung), bahkan
kematian.Dengan penyakit jantung reumatik yang kronik, pada pasien bisa terjadi stenosis katup
(gangguan katup), pembesaran atrium (ruang jantung), aritmia (gangguan irama jantung) dan
gangguan fungsi ventrikel (ruang jantung).Penyakit jantug reumatik masih menjadi penyebab
stenosis katup mitral dan penggantian katup pada orang dewasa di Amerika Serikat.
RHD terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik didiagnosa setiap
tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada daerah
dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang
memadai.Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat
perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna. Dari data 8 rumah
sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus RHD rata-rata 3,44 ℅ dari seluruh jumlah
penderita yang dirawat.Secara Nasional mortalitas akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan
penyebab kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami baik konsep penyakit RHD
maupun konsep keperawatan pada klien dengan Reumatoid Heart Disease ( RHD ).
2) Tujuan Khusus
Agar Mahasiswa mengetahui:
A. DEFINISI
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD)
adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama
persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A
(Pusdiknakes, 1993).
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul setelah suatu
infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai kecenderungan
untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya katub (LAB/UPF
Ilmu Kesehatan Anak, 1994)
Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang
cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini
jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun. Penyakit ini
cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab penyakit jantung didapat pada anak dan
dewasa muda di seluruh dunia.
B. ETIOLOGI
Disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan fibrosis, dan beberapa factor predisposisi
lainnya, menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;83seperti :
1. Faktor Genetik
Banyak penyakit jantung rheumatic yang terjadi pada satu keluarga maupun pada anak-anak
kembar, meskipun pengetahuan tentang factor genetic pada penyakit jantung rheumatic ini tidak
lengkap, namun pada umumnya disetujui bahwa ada factor keturunan pada penyakit jantung
rheumatic, sedangkan cara penurunannya belum dapat dipastikan
2. Jenis Kelamin
Dahulu sering dinyatakan bahwa lebih sering didapatkan pada anak wanita dibanding anak laki-
laki, tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin.Kelainan katub
sebagai gejala sisa penyakit jantung rheumatic menunjukkan perbedaan jenis kelamin.Pada orang
dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral sering didapatkan pada wanita. Sedangkan insufisiensi
aorta lebih sering ditemukan pada laki-laki
3. Golongan Etnik dan Ras
Di Negara-negara barat umumnya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun setelah penyakit jantung
rheumatic akut, tetapi di India menunjukkan bahwa stenosis mitral organic yang berat sering kali
tejadi dalam waktu yang singkat, hanya 6 bulan – 3 tahun.
4. Umur
Umur agaknya merupakan factor predisposisi terpenting pada timbulnya penyakit jantung
rheumatic, penyakit ini paling sering mengenai anak berumur 5-18 tahun dengan puncak sekitar
umur 8 tahun, tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum
anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun
C. KOMPLIKASI
Komplikasi rheumatic heart disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;88 adalah:
b. Gagal jantung
d. Fibrilasi atrium
D. PATOFISIOLOGI
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului oleh radang saluran nafas
bagian atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga
kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase laten
(asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik
akut.
Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan langsung antara infeksi
streptokokus dengan gejala demam reumatik akut.
Yang masih dianut dengan sekarang adalah teori autoimunitas.
Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan merangsang
jaringan limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen streptokokus, khususnya
Streptolisin O dapat mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti terhadap streptokokus dan
jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif maupun proliferatif
dengan manifestasi artritis, karditis, nodul subkutan eritema marginatum dan khorea.
E. PROGNOSIS
Prognosis RHD terdiri dari lama penyakit, kesempatan komplikasi dari penyakit, kemungkinan
hasil, prospek untuk pemulihan, pemulihan periode untuk penyakit, harga hidup, tingkat
kematian, dan hasil kemungkinan lainnya dalam keseluruhan prognosa dari penyakit jantung
reumatik.
F. KLASIFIKASI
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantun reumatik dapat dibagi dalam 4
stadium menurut Ngastiyah, 1995:99 adalah:
1. Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhan
: Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan, Muntah, Diare, Peradangan pada tonsil yang disertai
eksudat
2. Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten,ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan
gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu,kecuali korea yang dapat
timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.
3. Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya
berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik.Manifestasi klinis
tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam
reumatik /penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum : Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia, Lekas tersinggung, Berat badan
menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis, Athralgia, Rasa sakit disekitar sendi, Sakit perut
4. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif.Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung
/ penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang
timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan.Pasa fase ini baik penderita demam reumatik
maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.
G. MANIFESTASI KLINIS
a. Kriteria mayor:
1. Poliarthritis
Pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah – pindah, radang sendi – sendi besar,
lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku (Poliartitis migran).
2. Karditis
3. Eritema Marginatum
Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak gatal.
4. Nodul Subkutan
Terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut, persendian kaki; tidak
nyeri dan dapat bebas digerakkan.
5. Khorea Syndendham
Gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal, sebagai manifestasi peradangan pada sistem
saraf pusat.
b. Kriteria minor:
2. Artraliga atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi; pasien kadang –
kadang sulit menggerakkan tungkainya
4. Leukositosis
5. Peningkatan laju endap darah (LED)
H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa banding penyakit reumatic heart disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak,
1994;88 adalah:
Kelainan jantung bawaanadalah suatu keadaan kelainan pada jantung bayi termasuk didalamnya
struktur dan fungsi dari peredaran darah jantung bayi. Keadaan ini terjadi sejak awal masa
pertumbuhan dan perkembangan hasil pembuahan dalam kandungan
1. Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan ASTO, peningkatan laju endap
darah ( LED ),terjadi leukositosis, dan dapat terjadi penurunan hemoglobin.
2. Radiologi
3. Pemeriksaan Echokardiogram
4. Pemeriksaan Elektrokardiogram
5. Hapusan tenggorokan
2. Pembedahan
Pengobatan medikal penderita penyakit jantung reumatik ditujukan pada penyulit yag timbul.
b. Gagal jantung
· Tirah baring
· Digitalisasi
· Deuretika
· Vasodilator
d. Fibrilasi atrium:
· Obat antiaritma
· Defibrilasi DC
2. pembedahan secara terbuak untuk mengoreksi atau mengganti katup mitral dan/atau katup
aorta bila katup sudah sangat rusak atau mengalami perkapuran.
2.11 PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit rheumatic heart disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak,
1994;89 adalah:
1. Penisilin Benzatin 600.000 U untuk anak dengan berat badan kurang dari 30 kg dan 1,2 juta
U bila berat badan lebih dari 30 kg diberikan sekali dalam 4 minggu.
2. Sulfadiazin 1 x 500 mg/hari untuk anak dibawah 30 kg dan 1 g untuk anak lebih dari 30 kg.
Pada penderita dengan penyakit jantung reumatik dengan gagal jantung atau katup buatan
dianjurkan pemberian pencegahan seumur hidup.
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena, lingkungan sosial juga ikut
berpengaruh.
Demam, sakit persendian, kardits, nodu noktan timbul minggu, minggu pertama, entena
marginatun timbul pada akal penyakit, cloera, timbul gerakan yang tiba-tiba.
6. ADL
a. Aktifitas
Keletihan, malaise, keterbatasan rentang gerak atropi otot, kontraktur/ kelainan pada sendi otot.
b. Cardio vaskuler
Fenomena reynoud jari tangan/ kaki misalnya pusat intermitten sianosis, kemerahan pada jari
c. Integritas ego
Faktor stres akut/ kronis seperti finansial,pekerjaan, ketidakmampuan, ancaman pada konsep diri.
d. Nutrisi
Penurunan berat badan kekeringan pada membran mukosa, dehidrasi, kesulitan mengunyah,
mual, anoreksia.
e. Higiene
Ketergantungan pada orang lain, berbagai kesulitn untuk melaksanakan aktifitas perawatan
pribadi.
f. Interaksi social
Perubahan peran, isolasi.
7. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Suhu : 38 – 390
BB: turun
b. Pemeriksaan fisik
b. Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos serta takhikardi
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Astopiter
LED
Hb
Leukosit
Pemeriksaan EKG
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup
mitral ( stenosiskatup )
C. Intervensi
D. Implementasi
Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang diangkat dengan
memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir tindakan yang akan dilakukan.
E. Evaluasi
1. Interview dengan keluarga pasien tentang pengetahuan dalam menghindari faktor pencetus
terjadinya jantung reumatik
3. Observasi klien dan bicarakan dengan keluarga tentang macam –macam permasalahan
yang dihadapi dan komplikasi lain
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-
jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme
streptococcus hemolitic-b grup A.
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul setelah suatu
infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai kecenderungan
untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya katub.
Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas yang disebabkan
oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga kuman termasuk dianggap
sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase laten
(asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik
akut.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat
mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus
Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana
diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan
pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui
sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup
mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau
menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh
kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian
antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau
benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain
adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang
biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir tentang
penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau
trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam
rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk
menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit
Jantung Rematik
B. SARAN
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami demam reumatik,
harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini untuk menghindari
kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan penyakit jantung reumatik.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E. (1989) Nursing Care Plans. F.A Davis Company. Philadelphia. USA.
LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak (1994), Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soetomo, Surabaya