Anda di halaman 1dari 16

PENYAKIT TROPIS

LEPTOSPIROSIS
K E LO M P O K 1
APRILLIA WONGKAR V E R O N I C A TO LO L I U M A R I A AY U
A N A S TA S YA S U M O L A N G M E I LY S O N D A K H
G I S E L L E KOJ O N G I A N I R I V I N O B E H E TA N
DEFINISI
Leptospirosis merupakan penyakit hewan yang disebabkan oleh beberapa

bakteri dari golongan leptospira yang berbentuk spiral kecil disebut

spirochaeta. Bakteri ini dengan flagellanya dapat menembus kulit atau mukosa

manusia normal. Leptospira ini dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1

bulan. Sistem klasifikasi tradisional didasarkan atas patogenitas yang

membedakan antara spesies patogen yaitu Leptospira interrogans dan spesies

nonpatogen yang hidup bebas, yaitu Leptospira biflexa. Leptospira berbentuk

ulir yang rapat, tipis dengan panjang 5-15 mm. Leptospira dapat hidup

berminggu-minggu di dalam air, khususnya pada pH basa. (Brooks, 2005)


ETIOLOGI
Leptospirosis disebabkan bakteri pathogen
(dapat menyebabkan penyakit) berbentuk
spiral termasuk genus Leptospira, famili
leptospiraceae dan ordo spirochaetales.
Spiroseta berbentuk bergulung-gulung tipis,
motil, obligat, dan berkembang pelan secara
anaerob. Genus Leptospira terdiri dari 2
spesies yaitu L interrogans yang merupakan
bakteri patogen dan L biflexa adalah
saprofitik.
ETIOLOGI
Berdasarkan temuan DNA pada beberapa penelitian terakhir, 7 spesies patogen yang tampak
pada lebih 250 varian serologi (serovars) telah berhasil diidentifikasi. Leptospira dapat
menginfeksi sekurangnya 160 spesies mamalia diantaranya adalah tikus, babi, anjing, kucing,
rakun, lembu, dan mamalia lainnya. Hewan peliharaan yang paling berisiko mengidap bakteri ini
adalah kambing dan sapi.

Setiap hewan berisiko terjangkit bakteri leptospira yang berbeda-beda. Hewan yang paling
banyak mengandung bakteri ini (resevoir) adalah hewan pengerat dan tikus. Hewan tersebut
paling sering ditemukan di seluruh belahan dunia.
CARA PENULARAN
MANIFESTASI KLINIS
Perjalanan penyakit leptospira terdiri dari 2 fase
yang berbeda, yaitu fase septisemia dan fase
imun. Dalam periode peralihan dari 2 fase
tersebut selama 1-3 hari kondisi penderita
menunjukkan beberapa perbaikan
Karakteristik manifestasi klinis yang terjadi adalah
demam, menggigil kedinginan, lemah dan nyeri
terutama tulang rusuk, punggung dan perut.
Gejala lain adalah sakit tenggorokan, batuk, nyeri
dada, muntah darah, ruam, sakit kepala regio
frontal, fotofobia, gangguan mental, dan gejala
lain dari meningitis.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala non spesifik seperti demam dan nyeri otot mungkin sedikit lebih ringan dibandingkan
fase awal dan 3 hari sampai beberapa minggu terakhir. Beberapa penderita sekitar 77%
mengalami nyeri kepala terus menerus yang tidak respon dengan pemberian analgesik.
Gejala ini sering dikaitkan dengan gejala awal meningitis. Delirium (tidak waras, kegilaan) juga
didapatkan pada tanda awal meningitis, Pada fase yang lebih berat didapatkan gangguan mental
berkepanjangan termasuk depresi, kecemasan, psikosis dan dementia.
Uveitis
Perdarahan subkonjuntiva
Sindrom Weil
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi paru meliputi batuk, dispnu, nyeri dada, sputum darah, batuk darah, dan gagal
napas
Hepatomegali
Sering juga didapatkan gagal multi-organ, rhabdomyolysis, sindrom gagal napas, hemolisis,
splenomegali, gagal jantung kongestif, miocarditis, dan pericarditis
Pada fase kedua manifestasi klinis yang ditemukan sesuai organ yang terganggu. Gejala umum
yang didaptkan adalah adenopathy, rash, demam, perdarahan, tanda hipovolemia atau syok
kardiogenik. Pada pemeriksaan fungsi hati didapatkafn ikterus, hepatomegali, tanda
koagulopati. Gangguan paru didapatkan batuk, batuk darah, dispneu, dan distres pernapasan.
Manifestasi neurologi didapatkan palsi saraf kranial, penurunan kesadaran, delirium atau
gangguan mental berkepanjangan seperti depresi, kecemasan, iritabel, psikosis, dan demensia.
MASA INKUBASI
Masa inkubasi (dari terinfeksi sampai munculnya
penyakit) leptospirosis biasanya berlangsung antara
2 hari sampai sekitar 4 minggu. Namun, rata-rata
masa inkubasi adalah 10 hari setelah terinfeksi.
Penyakit ini bisa berlangsung selama 3 hari sampai 3
minggu, atau bahkan lebih lama lagi. Jika tidak
diobati, maka penyembuhan penyakit ini akan
memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bisa saja
berakibat fatal (kematian pada yang mengalami
kerusakan ginjal).
KOMPLIKASI
Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
Pada Ginjal : Gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
Pada Jantung : Berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung
yang dapat menyebabkan kematian mendadak
Pada paru paru : Batuk darah, nyeri dada, sesak napas
Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernapasan,
saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata ( konjungtiva )
Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati
PENCEGAHAN
1. Membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
3. Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan
4. Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/
tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya
5. Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis ( petugas kebersihan, petani, petugas
pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
6. Menjaga kebersihan lingkungan
7. Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah
8. Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
9. Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
10. Menghindari pencemaran oleh tikus.
11. Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh tikus.
12. Meningkatkan penangkapan tikus .
PENGOBATAN
Pengobatan kasus leptospirosis masih diperdebatkan. Sebagian ahli
mengatakan bahwa pengobatan leptospirosis hanya berguna pada
kasus kasus dini (early stage)atau fase awal sedangkan pada fase
ke dua atau fase imunitas (late phase) yang paling penting adalah
perawatan.
Tujuan pengobatan dengan antibiotik adalah:
1. mempercepat pulih ke keadaan normal
2. mempersingkat lamanya demam
3. mempersingkat lamanya perawatan
4. mencegah komplikasi seperti gagal ginjal (leptospiruria)
5. menurunkan angka kematian
PENGOBATAN
Obat pilihan adalah Benzyl Penicillin. Selain itu
dapat digunakan Tetracycline, Streptomicyn,
Erythromycin, Doxycycline, Ampicillin atau
amoxicillin.
PENGOBATAN
Pengobatan dengan Benzyl Penicillin 6-8 MU iv dosis terbagi selama 5-
7 hari. Atau Procain Penicillin 4-5 MU/hari kemudian dosis diturunkan
menjadi setengahnya setelah demam hilang, biasanya lama
pengobatan 5-6 hari.
Jika pasien alergi penicillin digunakan Tetracycline dengan dosis awal
500 mg, kemudian 250 mg IV/IM perjam selama 24 jam, kemudian
250-500mg /6jam peroral selama 6 hari. Atau Erythromicyn dengan
dosis 250 mg/ 6jam selama 5 hari. Tetracycline dan Erythromycin
kurang efektif dibandingkan dengan Penicillin. Ceftriaxone dosis 1 g.
iv. selama 7 hari hasilnya tidak jauh berbeda dengan pengobatan
menggunakan penicillin.
PENGOBATAN
Oxytetracycline digunakan dengan dosis 1.5 g. peroral, dilanjutkan
dengan 0.6 g. tiap 6 jam selama 5 hari; tetapi cara ini menurut
beberapa penelitian tidak dapat mencegah terjadinya komplikasi hati
dan ginjal.Pengobatan dengan Penicillin dilaporkan bisa menyebabkan
komplikasi berupa reaksi Jarisch-Herxheimer. Komplikasi ini biasanya
timbul dalam beberapa waktu sampai dengan 3 jam setelah
pemberian penicillin intravena; berupa demam, malaise dan nyeri
kepala; pada kasus berat dapat timbul gangguan pernafasan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai