Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN

REUMATIC FEVER







OLEH:
KELOMPOK 6
1. ADELA FITRI MULYA
2. CHINTIA
3. ELDA OKTAVIA
4. ELDA SUKAMA YENTI
5. EKO AGUSTIAWAN
6. FAJAR DARMAYANSA
7. HESTI DWI PRATIWI
8. NOVIA BETRIYOLLA
9. REZKI IMILGA
10. YOHANA MAYA SARI




STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
PRODI S1 KEPERAWATAN
2014
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengertian
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease
(RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa
berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral)
sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
Demam Rheumatik merupakan suatu penyakit radang yang terjadi setelah adanya
infeksi streptokokus golongan beta hemolitik A, yang dapat menyebabkan lesi patologis
di daerah jantung, pembuluh darah, sendi, dan jaringan subkutan. ( Alimul Aziz.
Salemba Medika. 2006 )
Demam rematik atau Rheumatic Fever adalah salah satu penyakit rematik inflamasi
yang disebabkan oleh infeksi kuman Streptokokus A Beta Hemolitikus. Kuman ini acap
kali bersarang pada infeksi gigi atau infeksi tenggorokan dan biasanya banyak
menyerang anak usia 5-15 tahun.

B. Tanda & Gejala
a. Stadium I
Pada stadium ini terdapat infeksi saluran nafas oleh kuman streptococcus beta
hemoliticus gruop A, dengan keluhan demam, batuk, sakit sat menelan,dan kadang
disertai diare
b. Stadium II
Disebut juga periode laten. Timbul dalam waktu 1-3 minggu, kecuali korea yang
dapat timbul dalam 6 minggu atau beberapa bulan kemudian
c. Stadium III
Merupakan fase akut demam rematik. Terdapat gejala mayor dan gejala minor
d. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Baik pasien DR tanpa kelainan jantung maupun
dengan kelainan jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala
kelainan. Pada stadium ini klien dapat mengalami reaktivitas penyakitnya




C. Patofisiologi
Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang
disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang menyerang pada
pharynx
Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak
ekstrasel; yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase,
streptokinase, difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta streptococca
erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. Demam
reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa
produk tersebut.
Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang membentuk
imun kompleks. Reaksi silang imun komleks tersebut dengan sarcolema kardiak
menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya terjadi
pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen.
Demam rematik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau
pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok kuman A
betahemolytic. Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang sesak khususnya di
ruang kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan risiko. Penyebab utama
morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan karditis.
D. Pemeriksaan penunjang
- Riwayat adanya infeksi saluran nafas atas dan gejala
- Positif antistretolysin titer O
- Positif stretozyme positif anti uji DNAase B
- Meningkatnya C-reaktif protein
- Meningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah (eritrosit)
Foto rontgen menunjukkan pembesaran jantung
- Elektrokardiogram menunjukkan arrhtythmia E
- Ehocardiogram menunjukkan pembesaran jantung dan lesi
E. Fokus Pengkajian
a. Data Subyektif :
Riwayat demam rematik
cepat lelah
DOE
PND
riwayat nyeri dada
b.Data obyektif :
Sistem Respirasi : Dyspnoe,orthopnoe,PND,sianosis,rales.
Sistem Kardiovaskular : Bunyi jantung abnormal,thrill sistolik murmur,diastolik
murmur,AF.takikardia, hipotensi,narrow pulse - - pressure,pulsasi perifer
lambat,riwayat sinkope.
Sistem Gastrointestinal : asites,hepatomegali,mual,muntah, dan nyeri lambung.
Sistem Integumen : diaphoresis,sianosis,clubbing,periperal edema.
Sistem Neurologi : pusing dan nyeri.
Rontgen thorax : pembesaran ruang-ruang jantung.
KG : aritmia
b. Diagnosa keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan orang tua/ anak berhubungan dengan pengobatan, pembatasan
aktivitas, risiko komplikasi jantung
2. Tidak efektif koping individu berhubungan dengan kondisi penyakit
3. Nyeri berhubungan dengan polyartritis.
4. Risiko ijury berhubungan dengan infeksi streptococcus
c. Perencanaan
1. Orang tua dan anak akan memahami tentang regimen pengobatan dan pembatasan
aktivitas.
2. Anak tidak akan menunjukakan stress emosional dan dapat menggunakan strategi
koping yang efektif
3. Anak dapat menunjukkan dalam pengontrolan nyeri sesuai tingkat kesanggupan.
4. Anak akan memperlihatkan tidak adanya gejala-gejala sakit menelan untuk pertama
kali atau tidak ada injury
d. Imlementasi
1. Mencegah atau mendeteksi komplikasi
Auskultasi bunyi jantung untuk mengetahi adanya perubahan irama
Pemberian antibiotik sesuai program
Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan berikan
periode istirahat.
Berikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah.
2. Support anak dalam pembatasan aktivitas
Kaji keinginan untuk bermain sesuai dengan usia dan kondisi
Buat jadual aktivitas dan istirahat
Ajarkan untuk partisipasi dalam aktivitas kebutuhan sehari-hari
Ajarkan pada anak/ orang tua bahwa pergerakan yang tidak disadari adalah
dihubungkan dengan Chorea dan temporer.
3. Memberikan kontrol nyeri yang adekuat
Kaji nyeri dengan skala
Pemberian analgeik, anti peradangan dan antipiretik sesuai program
Reposisi untuk mengurangi stress sendi
Berikan terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakit
Lakukan distraksi misalnya; teknik relaksasi dan hayalan.
4. Mencegah infeksi dan injury
Monitor temperatur setiap 4 jam selama dirawat.
Pemberian antibiotik sesuai program
Lihat juga dalam perencanaan pemulangan
Anak diistirahatkan
e. Perencanaan pemulangan
Berikan informasi tentang kebutuhan aktivitas bermain yang sesuai dengan pembatasan,
aktivitas
Istirahat 2-6 minggu, bantu segala pemenuhan aktivitas kebutuhan sehari-hari
Jelaskan pentingnya istirahat dan membuat jadual istirahat dan aktivitas sampai tanda-
tanda klinis tidak ada.
Jelaskan terapi yang diberikan; dosis, efek samping, risiko komplikasi jantung
Berikan support lingkungan yang aman, jangan biarkan anak tidur di lantai
Instruksikan untuk menginformasikan jika ada tanda sakit menelan
Tekankan pentingnya kontrol ulang.


DAFTAR PUSTAKA
http://cardiacku.blogspot.com/2012/01/askep-katub-jantung.html
http://lizanurviana.blog.com/2010/11/27/askep-reumatic-heart-disease-rhd/
http://nata03111990.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-rematic-
hearth.html

Anda mungkin juga menyukai