Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN PENDAHULUAN

ASMA BRONKHIAL

A. Konsep Dasar

1. Definisi

Asma bronkhial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon

trakhea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifetasinya

adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah –

ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan. ( Soeparman, 21

: 1999 ).

Asma bronkhial adalah obstruksi jalan nafas akut, episodik yang

diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respon pada orang

sehat. Asma telah didefinisikan sebagai gangguan yang dikarakteristikkan

oleh paroksisme rekurens mengi dan dispnea yang tidak disertai oleh penyakit

jantung atau penyakit lain ( Dr. Jan Tambayong, 97 : 2000 ).

2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

Pernafasan ( respirasi ) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang

mengandung oksigen kedalam tubuh. Serta menghembuskan udara yang

banyak mengandung karbondioksida ( CO2 ) sebagai sisa dari oksidasi keluar


dari tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut

ekspirasi.

Secara garis besar saluran pernafasan dibagi menjadi dua zona, zona

konduksi yang dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus

segmentalis dan berakir pada bronkiolus terminalis. Sedangkan zona

respiratoris dimulai dari bronkiolus respiratoris, duktus alveoli dan berakhir

pada saksu alveolus terminalis ( Syaifurddin, 1997 ).

1. Hidung

Saluran pernafasan mulai dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh

membran mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk ke rongga hidung,

udara tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini

merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel

thorak yang bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Permukaan epitel

dilapisi oleh lapisan mukus yang disekreasi sel goblet dan kelenjar serosa.

Partikel – partikel debu yang kasa dapat disaring oleh rambut – rambut

yang terdapat dalam lubang hidung. Sedangkan partikel yang halus akan

terjerat dalam lapisan mukus untuk kemudian dibatukkan atau ditelan. Air

untuk kelembapan diberikan oleh lapisan mukus, sedangkan panas yang

disuplai ke udara inspirasi berasal dari jaringan dibawahnya yang kaya

dengan pembuluh darah, sehingga bila udara mencapai faring hampir

bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh dan kelembapannya mencapaii

100%.
2. Faring

Udara mengalir dari hidung ke faring yang merupakan tempat

persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Faring dapat

dibagi menjadi tiga bagian yaitu : nasofaring, orofaring dan laringofaring.

Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat

terdapatg follikel getah bening yang dinamakan adenoid. Disebelahnya

terdapat dua buah tonsil kiri dan kanan dari tekak.

3. Laring

Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara

terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan

masuk ke trakea di bawahnya. Laring merupakan rangkaian cincin tulang

rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara. Diantara

pita suara terdapat glotis yang merupakan pemisah saluran pernafasan

bagian atas dan bawah. Pada saat menelan, gerakan laring keatas,

penutupan dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dari epiglotis yang

berbentuk daun berperan untuk mengarahkan makanan ke esofagus, tapi

jika benda asing masih bisa melampaui glotis, maka laring mempunyai

fungsi batuk yang akan membantu mengeluarkan benda dan sekret luar

dari saluran pernafasan bagian bawah.

4. Trakhea
Trakhea dibentuk 16 sampai dengan 20 cincin tulang rawan, yang

berbentuk seperti kuda dengan panjang kurang lebih 5 inci ( 9 – 11 cm),

lebar 2,5 cm, dan diantara kartilago satu dengan yang lain dihubungkan

oleh jaringan fibrosa, setelah dalam diliputi oleh selaput lender yang

berbulu getar (sel bersilia) yang hanya bergerak luar. Sel – sel bersilia ini

berguna untuk mengeluarkan benda – benda asing yang masuk bersama

udara pernafasan, dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi

oleh otot polos dan lapisan mukosa.

5. Bronkhus

Bronkus merupakan lanjutan dari trakhea ada dua buah yang terdapat pada

ketinggian vertebra torakalis ke IV dan V. Sedangkan tempat dimana

trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri disebut karina.

Karina memiliki banyak syaraf dan dapat menyebabkan bronkospasme

dan batuk yang kuat jika batuk dirangsang. Bronkus utama kanan lebih

pendek, lebih besar dan lebih vertikal dari yang kiri. Terdiri dari 6 – 8

cincin, mempunyai tiga cabang. Bronkus utama kiri lebih panjang, dan

lebih kecil, terdiri dari 9 – 15 cincin serta mempunyai dua cabang.

Brongkiolus terminalis merupakan saluran udara kecil yang mengandung

alveoli ( kantung udara ) dan memiliki garis 1 mm. bronkiolus tidak

diperkuat oleh cincin tulang rawan, tapi dikelilingi oleh otot polos

sehingga ukurannya dapat berubah. Saluran udara, mulai dari hidung

sampai bronkiolus terminalis ini disebut saluran penghantar udara atau


zona konduksi. Bronkiolus ini mengandung kolumnar epitellium yang

mengandung lebih banyak sel goblet dan otot polos, diantaranya strech

reseptor yang dilanjutkan oleh nervus vagus.

Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit

fungsional paru, yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari :

Bronkiolus respiratoris, duktus alveolaris dan saksu alveolaris terminalis

yang merupakan struktur akhir dari paru.

Secara garis besar fungsi pernafasan dapat dibagi menjadi dua yaitu

pertukaran gas dan keseimbangan asam basa. Fungsi pertukaran gas ada

tiga proses yang terjadi, yaitu :

1. Ventilasi, merupakan proses pergerakan keluar masuknya udara

melalui cabang – cabang trakeo bronchial sehingga oksigen sampai

pada alveoli dan karbondioksida dibuang.

2. Difusi yaitu masuknya oksigen dari alveoli ke kapiler melalui

membrane alveoli – kapiler.

3. Perfusi yaitu proses penghantaran oksigen dari kapiler ke jaringan

melalui transport aliran darah.

Fungsi sebagian pengaturan keseimbangan asam basa : pH darah yang

normal berkisar 7,35 – 7,45. Sedangkan manusia dapat hidup dalam

rentang pH 7,0 – 7,45. Pada peninggian CO2 baik karena kegagalan fungsi

maupun tambahnya produksi CO2 jaringan yang tidak dikompensasi oleh

paru menyebabkan perubahan pH darah. ( Hudak dan Gallo, 1997 ).


3. Etiologi

Penyebab asma sampai saat ini tidak diketahui. Namun asma selalu

dihubungkan dengan bronkospame yang reversible, dan sebagai pencetusnya

adalah :

1. Inhalasi allergen

Debu rumah, tepung sari rumput – rumputan, serpihan bulu kucing dan

spora jamu.

2. Alergen makanan

Susu, telur, coklat, ikan, ayam, udang, kacang, kerang.

3. Inhalasi iritan

Asap rokok, udara dingin, polusi udara, zat kimia (industri) dan bensin.

4. Mekanik

Tertawa, aktivitas fisik, perubahan cuaca.

5. Faktor infeksi

Influenza, sinusitis, bronchitis.

6. Faktor kejiwaan

Depresi

4. Patofisiologi

Serangan asma timbul karena seseorang yang atopi terpapar dengan

alergen yang ada dalam lingkungan sehari – hari bronco kontriksi yang timbul
segera setelah paparan alergen merupakan reaksi hipersensitivitas tipe cepat.

Dalam reaksi ini yang memegang peranan penting adalah imunoglobulin E (

lgE ), sel mast yang terdapat pada mukosa dan sub mukosa, dan basofil yang

terdapat dalam darah.

Bila antigen terinhalasi, maka antigen ini akan melekat pada antibody

(Ab) dari lgE. Terjadi reaksi antara fraksi Ab dan lgE yang menyebabkan lgE

melekat pada sisi reseptor dari sel mast, sehingga menimbulkan proses

degranulasi.

Degranulasi ini kemudian menyebabkan sel mast mengeluarkan

berbagai mediator yang aktif, antara lain histamine, bradikinin, serotonin,

slow releasing suptance of anaphylaksis ( SRS-A ), eosinophil chemotactic

factor of anaphylaxis (ECF. A) dan lain – lain. Mediator yang aktif ini

menyebabkan timbulnya tiga reaksi utama, yaitu : kontraksi otot-otot polos

baik saluran nafas besar maupun saluran nafas kecil yang akan menyebabkan

bronkospasme, peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam

terjadinya edema mukosa yang menambah semakin menyempitnya saluran

nafas dan peningkatan produksi mukus.


Tiga reaksi tersebut menimbulkan gangguan ventilasi, perfusi dan difusi gas

ditingkat alveoli. Pada tahap yang sangat lanjut akan menyebabkan

hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis. ( Barbara C.Long. 1996, Karnen B,

1994, William R.S. 1995 ).

Skema patofisologi terjadinya Asma

Sumber : June M. Thompson ( 1997 : 14 )


5. Manifestasi Klinis

Pada penderita yang bebas serangan tidak ditemukan gejala kronis,

sedangkan pada waktu serangan ditemukan gejala klinis :

a. Tampak penderita bernafas cepat dan dalam

b. Gelisah

c. Duduk dengan tangan menyangga ke depan

d. Tampat otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras

Gejala asma klasik terdiri atas :

a. Batuk

b. Sesak

c. Mengi (wheezing) atau ronchi kering

d. Pada sebagian penderita disertai nyeri dada

Gejala – gejala tersebut tidak selalu terdapat bersama – sama. Ada penderita

yang hanya batuk tanpa rasa sesak, atau sesak dan mengi saja tanpa adanya

batuk.

Pada serangan asma yang berat, gejala – gejala timbul makin banyak antara

lain :

a. Kontraksi otot bantu nafas

b. Sianosis

c. Silent chest

d. Gangguan kesadaran
e. Penderita tampak letih

f. Hiperinflasi dada

g. Takikardi

6. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada asma antara lain :

a. Edema pulmoner

b. Gagal pernafasan

c. Status asmatikus

d. Pneumonia

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Spirometri

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya obstruksi jalan nafas

reversible. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk diagnosis asma

adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.

b. Tes Provokasi Brokial

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menunjukkan adanya hiperaktivitas

bronkus. Jika pemeriksaan spirometri normal, untuk menunjukkan adanya

hiperaktivitas bronkus harus dilakukan tes provokasi. Beberapa cara untuk

melakukan tes provokasi, salah satunya dengan tes kegiatan jasmani yaitu
dengan berlari cepat selama 6 menit. Denyut jantung 80-90% dari

maksimum dianggap bermakna.

c. Pemeriksaan tes kulit

Tujuan tes kulit yaitu untuk menunjukkan adanya antibody lgE yang

spesifik dalam tubuh. Tes ini hanya menyokong anamnesis, karena

allergen yang menunjukkan tes kulit spesifik tidak selalu merupakan

penyebab asma.

d. Pemeriksaan kadar lgE total dan lgE spesifik dalam serum

Kegunaan pemeriksaan ini tidak banyak, hanya untuk menyokong

anamnesis. Pemeriksaan ini lebih berarti jika tes kulit tidak dapat

dikerjakan atau hasilnya kurang dapat dipercaya.

e. Pemeriksaan radiology

Pada umumnya pemeriksaan foto dada penderita asma adalah normal.

Pemeriksaan dilakukan bila ada kecurigaan terhadap proses patologik

diparu atau adanya komplikasi asma.

f. Laboratorium

1. Analisa gas darah

Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terdapat

hipoksemia, hyperkapnea, dan asidosis respiratorik.

2. Pemeriksaan eosinopil total dalam darah


Pada serangan asma yang berat, jumlah eosinopil dapat mencapai

1000 – 1500 / mm3, sedangkan hitungan eosinopil normal antara

100 – 200 / mm3.

g. Sputum

Pada pemeriksaan sputum ditemukan kristal – kristal charcot leyden yang

merupakan degranulasi dari kristal eosinopil. Terdapatnya spiral

curschmann, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang bronkus.

Sputum pada umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi.

8. Penatalaksanaan

Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non

farmakologik dan pengobatan farmakologik.

a. Pengobatan non farmakologik

b. Penyuluhan

Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang

penyakit asma sehingga klien secara sadar menghindari faktor – faktor

pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsultasi pada tim

kesehatan.

c. Menghindari factor pencetus


Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma yang ada

pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi

faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.

d. Fisioterapi

Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini

dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.

a. Pengobatan farmakologik

b. Bronkodilator

Merupakan obat utama yang mengatasi obstruksi jalan nafas, tiga

golongan bronkodilator yaitu xanti, simpatomimetik dan

antikolinergik.

c. Kortikosteroid

Golongan obat ini merupakan obat yang secara langsung mempunyai

efek terhadap komponen inflamasi saluran nafas. Manfaat anti asma

terjadi melalui penekanan inflamasi dan menghambat pelepasan

mediator dari sel mast.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. F DENGAN ASMA BRONKHIAL DI

RUANG DALAM RSUD AGOES DJAM

KETAPANG

Tanggal MRS : 10 Januari 2011 Jam masuk : 10.00


Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2011 No RM : 2573
Jam pengkajian : 15.00 Diagnosa Medis : Asma
Bronkhial

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Tn. F
b. Jenis kelamin : laki - laki
c. Umur : 46 tahun
d. Agama : Islam
e. Status material : kawin
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Swasta
h. Alamat : Jl. Gajah Mada Sukabangun
i. Penanggung jawab : Hasanah

B. Riwayat Kesehatan Klien

a. Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit yang

dialaminya seperti sekarang ini yang diderita klien sejak ± 3 tahun, dan
sudah berobat ke dokter penyakit dalam RSUD Dr. Soedarso Pontianak

dan klien sembuh, namun kemudian kambuh kembali.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke Rumah Sakit dengan keadaan umum lemah. Menurut

keterangan dari keluarga klien, klien mengalami sesak napas secara tiba –

tiba sejak 2 hari yang lalu dan mengalami batuk berdahak, klien juga

mengalami nyeri dada sejak 3 hari yang lalu. Keluarga klien mengatakan

sebelum datang ke rumah sakit, klien ada berobat ke praktek dokter

penyakit dalam RSUD Dr. Agoes Djam agar mendapatkan perawatan dan

pengobatan lebih lanjut.

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

Didalam kaluarga klien tidak ada yang mengalami riwayat penyakit

hipertensi, diabetes melitus dan penyakit jantung atau penyakit keturunan

lainnya.
D. Struktur Keluarga / Genogram

46

Keterangan :

: Laki – Laki.

: Perempuan.

: Klien .

X : Meninggal.

-------- : Tinggal Serumah.


E. Data Biologis

a. Pola Nutrisi

Dirumah : Klien mengatakan di rumah makan 3 x sehari

dengan menu berupa nasi lauk pauk dan sayur serta

makan tambahan lainnya yang bervariasi dan klien

mampu menghabiskan 1 porsi makan yang

disediakan.

Dirumah sakit : klien makan 3 x sehari dengan menu disesuaikan

dengan rumah sakit. Klien hanya mampu

menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan.

Klien tidak memiliki pantangan atau alergi pada

makanan tertentu.

b. Pola Minum

Dirumah : Klien mengatakan kebiasaan minum saat dirumah

sakit berbeda dengan saat dirumah. Dirumah klien

minum 6 – 7 gelas perhari (± 1200 cc perhari).

Dengan jenis minuman berupa air putih dan air kopi.

Dirumah sakit : klien hanya minum ± 4 – 5 gelas perhari (± 1000 cc

perhari) dengan jenis minuman berupa air putih.


c. Pola Eliminasi

Dirumah : Klien mengatakan dirumah kebiasaan buang air

kecilnya ± 3 – 4 kali perhari dengan warna urine

kuning tua. Dan kebiasaan buang air besar klien ±

1 – 2 kali perhari dengan konsistensi feses lunak.

Dirumah sakit : kebiasaan buang air kecil ± 4 – 5 kali perhari

dengan warna urine kuning tua. Sedangkan pola

buang air besar klien dirumah sakit 2 hari sekali

per/hari. Klien tidak mengalami gangguan saat

BAB maupun BAK.

d. Pola Istirahat Tidur

Dirumah :Kilen mengatakan saat klien mengalaami

gangguan saat tidur karena klien batuk dan

kadang disertai dengan sesak napas, lama tidur

malam klien 3 – 5 jam perhari.

Dirumah sakit : klien juga mengalami keluhan yang sama, klien

hanya bisa tidur ± 3 – 4 jam perhari, klien sering

terbangun pada saat tidur dengan frekuensi 3 – 4

kali.
e. Pola kebersihan

Dirumah : klien biasanya melakukan perawatan diri secara

mandiri khususnya personal hygiene, misalnya

mandi 3 – 4 kali perhari dengan menggunakan

sabun mandi dan selalu membersihkan mulutnya

dengan air bersih.

Dirumah sakit :klien dalam melakukan perawatan diri dibantu

dengan tingkat ketergantungan 50 % oleh

keluarganya. Klien mandi 2 x /hari.

f. Pola aktivitas

Dirumah :Keluarga klien mengatakan klien dapat

melakukan aktivitasnya secara mandiri. Klien

mengatakan kalau dirinya bekerja di sebuah

perusahaan swasta. Sedangkan istrinya hanya ibu

rumah tangga biasa.

Di rumah sakit :klien dibantu oleh keluarga dalam beraktivitas,

skala aktivitas 2 (dibantu oleh orang lain dalam

melakkan aktiviatas)., kekuatan otot 4 5

5 5
F. Pemeriksaan Fisik

Saat dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum klien lemah, kesadaran

compos mentis, GCS = 15 (E = 4, M = 6, V= 5). Saat dipantau tanda -tanda


100
vital antara lain : tekanan darah = mmHg, respirasi 28 kali /menit, nadi
90
= 90 kali/menit, suhu = 37o C.

a. Kepala, leher dan axilla : bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan atau

masa, rambut tipis terdapat uban, rambut bersih namun berbau, tidak ada

ketombe. Leher simetris tidak terdapat pembesaran pada vena jugularis

dan pembesaran kelenjar Tyroid. Pada axilla berambut halus tidak terdapat

pembesaran kelenjar limfe.

b. Mata : bentuk mata simetris kanan dan kiri, sklera mata putih, reflek pupil

isokor, konjungtiva berwarna merah muda, penglihatan klien baik dan

klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Pandangan mata klien

sayu dan terdapat lingkaran hitam disekitar mata.

c. Telinga : bentuk telinga simetris kanan dan kiri, telinga bersih dan tidak

ada serumen serta tidak terdapat sekret. Fungsi pendengaran baik, klien

dapat mendengar dan dapat melihat dengan baik.

d. Hidung : bentuk hidung simetris, distribusi bulu hidung normal, septum

nasal berada ditengah, tidak terdapat adanya penumpukan sekret, fungsi


penciuman baik. Pada hidung tidak terdapat polip. Klien dapat mencium

bau – bauan dengan baik.

e. Mulut dan faring : bentuk mulut simetris, bibir kering tidak terdapat

sariawan, lidah bersih, tidak terdapat bercak – bercak putih, reflek

menelan baik.

f. Dada : letak simetris, ekspansi paru kurang optimal dan tampak adanya

penggunaan otot bantu napas. Iga lengkap, paru – paru saat diperkusi

suara resonan, auskultasi bunyi napas ronkhi positif, irama napas ireguler

dengan respirasi 28 kali/menit, taktil premitus teraba diseluruh iga

belakang. Pada pemeriksaan jantung, saat di auskultasi terdengar bunyi S1

dan S2 tunggal (lup-dup), terdapat bunyi jantung ekstra. Keadaan bentuk

payudara simetris, tidak terdapat benjolan atau massa pada payudara.

g. Abdomen : keadaan perut simetris, tidak terdapat benjolan Umbilicus dan

tidak terdapat Acites. Pada abdomen terdapat Distensi. Pada daerah

epigastrium tidak terasa nyeri saat dipapasi, saat diperkusi suara resonan,

bising usus 14 kali/menit.

h. Punggung : punggung klien berbentuk simetris, tidak ada nyeri tekan

i. Genetalia dan Rektum : tidak terdapat pembengkakan pada Genetalia,

tidak terdapat pendarahan pada genetalia, rektum, dan anus juga tidak

terdapat hemoroid.
j. Ekstremitas : ekstremitas atas dan bawah tidak ada gangguan dan tidak

terdapat kelainan muskuloskeletal. Klien tidak bisa melakukan aktivitas

4 5
5 5

k. yang berat dan butuh bantuan orang lain karena kondisi klien lemah dan

pada tangan kanan terpasang infus.. Pada ekstremitas atas dan bawah tidak

terdapat sianosis. Kekuatan otot.

Integumen : warna kulit sawo matang, turgor kulit agak lembek, elastisitas

kulit tidak elastis karena pengaruh proses penuaan, tidak terdapat odema

pada kulit.

2. Data Psikologis

Keluarga klien mengatakan klien adalah seseorang yang memiliki sifat sabar

dalam menghadapi masalah, klien sangat dekat dengan anaknya. Klien

memiliki konsep diri yang baik, klien tidak merasa malu karena penyakit yang

dialaminya. Saat diajak berbicara klien dapat berkomunikasi dengan baik,

baik dengan keluarga, perawat maupun dengan orang sekitarnya. Klien

menggunakan bahasa indonesia yang baik dan mudah di mengerti. Klien

dapat berinteraksi dengan baik pada keluarga, perawat dan orang sekitarnya.

Jika menghadapi masalah selalu mengutarakannya kepada anak nya. Cuma

anak yang ke empat yang perhatian penuh dengan klien. Walaupun sakit klien

mencoba untuk tabah.


3. Data Sosial

Menurut data yang didapat, pendidikan klien adalah hanya sampai pada

tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Klien mengatakan tidak tahu

tentang penyakitnya dan klien sering bertanya kepada perawat dan dokter

mengenai penyakitnya. Saat ini klien sebagai kepala rumah tangga yang

menafkahi keluarganya. Dan kebutuhan hidup ditanggungnya sendiri. Dalam

hubungan sosial klien, hubungan klien dengan anggota keluarga lainnya

harmonis. Klien berasal dari suku melayu dan klien memegang teguh adat dan

kebiasaan dari sukunya. Namun klien tidak memiliki pantangan dalam hal

makan dan minum yang bertentangan dengan kesehatan. Klien mengatakan

bahwa klien adalah orang yang bergaya hidup sederhana dan tidak

mengutamakan kehidupan dalam segi keuangan.

4. Data Spiritual

Keluarga klien mengatakan saat dirumah klien rutin melaksanakan kegiatan

ibadah seperti sholat lima waktu. Namun saat dirumah sakit klien tidak dapat

melaksanakan ibadah seperti biasanya, klien hanya bisa berdo’a saja ditempat

tidur. Hal ini karena penyakit yang diderita klien saat ini.
5. Data Penunjang

Dari hasil pemeriksaan laboraturium

- Tanggal 11 April 2010

 Hb : 13,2 g/dl (normal L: 14 – 18 g/dl) (normal P:

12 – 16 f/dl)

 Leukosit : 12.600/UI (normal 5.000 – 10.000 UI)

 Trombosit : 286.000/UI ( normal 150 – 440 ribu K/UI)

 Hematokrit : 43,8 % (normal 40 – 48 %)

 Ureum : 20 Mg/dl (noemal 10 - 50 mg/dl)

 Creatine : 0,4 mg/dl (normal 0,6 – 1,1 mg/dl)

 Gula Darah : 85 mg/dl (normal 55 – 150 mg/dl)

6. Pengobatan

Tanggal 12 Januari 2011

a. Dexa 3 x 1 ampul (IV)

b. Ranitidine 2 x 1 ampul (IV)

c. Salbutamol 2 mg 3 x 1 tablet

d. Omeprazol 30 mg 1 x 1 tablet

e. Ambroxol 30 mg 3 x 1 tablet (dapat resep tambahan)

f. B. Complex 3 x 1 tablet (dapat resep tambahan)

g. Nebulizer combivent 2 x 1
Tanggal 13 Januari 2011

a. Dexa 3 x 1 ampul (IV)

b. Ranitidine 2 x 1 ampul (IV)

c. Salbutamol 2 mg 3 x 1 tablet

d. Omeprazol 1 x 1 tablet

e. B. Complex 30 mg 3 x 1 tablet

Tanggal 14 Januari 2011

a. Salbitamul 2 mg 3 x 1 tablet

b. Omeprazol 1 x 1 tablet

c. Ambroxsol 30 mg 3 x 1 tablet

d. B. Complex 3 x 1 tablet
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Bronkospasme Tidak efektif

- klien mengatakan sering batuk dan penumpukan bersihan jalan

berdahak dan kadang sesak nafas sputum yang nafas

DO : kental

- Klien batuk dengan warna dahak putih

dan kental

- Terdengar bunyi nafas ronkhi

- RR : 28 x / menit

- Klien tampak sesak

2 DS : Penurunan suplay Resiko nyeri :

- Klien mengatakan nyeri dada, dan Sakit oksigen ke sakit kepala

kepala pada saat sesak cerebral

DO :

- Skala nyeri 1 – 3 (sedang), klien

tampak pucat sekitar wajah,

- Ekspresi wajah datar,

- P : pada saat bernafas

- Q : nyeri

- R: bagian dada
- S : 1 – 3 ( sedang )

- T : berkala tidak tentu

- TD : 100/90 mmHg N : 90 x/menit,

- Akral dingin

3 DS : Anoreksia Perubahan pola

- Klien mengatakan tidak mau makan nutrisi kurang

dan hanya mampu menghabiskan ½ dari kebutuhan

porsi makanan yang diberikan tubuh

DO :

- Klien hanya mampu menghabiskan ½

porsi dari makanan yang disediakan,

- Berat badan sekarang 58 kg, BB

sebelumnya 60 kg, tinggi badan 170 cm

lingkat lengan atas 28 cm, klien

terpasang infus RL 15 tetes/menit.

- Dirumah sakit klien mendapat diet

bubur, tubuh klien tampak lemah


4 DS : Adanya batuk dan Perubahan pola

- Klien mengatakan sulit tidur dan sering sesak istirahat tidur

terbangun pada malam hari karena

batuk dan kadang sesak.

DO :

- Jumlah jam tidur malam klien ± 3 – 4

jam/hari dengan frekuensi terbangun 3

– 4 kali.

- Klien tampak lemah,

- Pandangan mata klien sayu,

- Terdapat lingkaran hitam didaerah

sekitar mata.
5 DS : Kelemahan fisik Intoleransi

- Klien mengatakan badannya lemah, dan Aktivitas

keluarga klien mengatakan kebutuhan

klien di rumah sakit dibantu oleh

keluarga.

DO :

- Klien tampak lemah, aktivitas klien

sehari – hari dibantu oleh keluarga

dengan skala aktivitas 2 (dibantu oleh

orang lain dalam melakukan aktivitas).


4 5
Kekuatan otot
5 5
- Klien terpasang infus RL 15

tetes/menit.

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah pengkajian, tahap yang kedua dari proses asuhan keperawatan adalah

perumusan diagnosa keperawatan. Dalam merumuskan diagnosa keperawatan

berdasarkan hasil analisa masalah yang telah dibuat maka diagnosa keperawatan

yang muncul pada Tn.Z dengan Asma adalah sebagai berikut:


1. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sputum

yang kental dan bronkospame

2. Resiko nyeri : sakit kepala berhubungan dengan penurunan suplay oksigen ke

cerebral.

3. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia.

4. Perubahan pola istirahat tidur berhubungan dengan adanya batuk dan sesak.

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

C. Perencanaan

Adapun rencana tindakan keperawatan pada Tn.Z dengan Asma adalah sebagai

berikut:

Tujuan dan
Tanggal Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
kriteria hasil

12/4/2010 Tidak efektif bersihan Diharapkan 1.Kaji bunyi 1. Untuk mengetahui


jalan napas berhubungan setelah nafas, irama apakah ada

dengan penumpukan dilakukan dan kedalaman gangguan pada

sputum yang kental dan tindakan pernapasan . bunyi napas atau

bronkospasme ditandai keperawatan 3 2.Kaji karakter, tidak misalnya :

dengan : x 24 jam jumlah dan wheezing,

DS : diharapkan warna sputum. krekels, ronkhi

- klien mengatakan bersihan jalan 3.Anjurkan klien 2. Untuk mengetahui

sering batuk napas klien untuk selalu jumlah dan

berdahak kadang kembali efektif minum air karakteristik

sesak nafas dengan kriteria hangat. skutum

DO : hasil . 3. Untuk menambah

- Klien batuk dengan - Klien tidak napsu makan dan

warna dahak putih batuk lagi menghilangkan

dan kental, - Bunyi napas rasa mual

- bunyi napas ronkhi bersih

(vesikuler)

R : 20

x/menit

12/4/2010 Gangguan nyeri : sakit Setelah 1.Kaji skala 1. Untuk mengetahui

kepala berhubungan dilakukan nyeri. skala nyeri pada

dengan penurunan tindakan 2.Kaji TTV klien


suplay oksigen ke keperawatan 3 3.Anjurkan 2. Untuk mengetahui

cerebral ditandai x 24 jam menarik napas tanda – tansa vital

dengan : diharapkan dalam atau pada klien

DS : nyeri hilang tekhnik 3. Untuk

- Klien mengatakan dengan kriteria relaksasi mengelurkan

nyeri dada, dan sakit hasil : 4.Berikan posisi sekret

kepala pada saat - Klien tidak yang nyaman 4. Agar klien merasa

sesak nyeri lagi 5.Ciptakan nyaman pada saat

DO : - Skala nyeri lingkungan bernapas dan tidak

- Skala nyeri 1 – 3 nol yang tenang merasa sesak

(sedang), klien - Wajah 6.Anjurkan 5. Agar klien tidak

tampak pucat sekitar kelihatan melaporkan merasa sesak dan

wajah, cerah nyeri bila dapat istirahat

- Ekspresi wajah - Tekanan mucul dengan nyaman

datar, darah 7.Batasi aktivitas 6. Untuk

- TD : 100/90 mmHg 130/90 8.kolaborasi mengidentifikasi

N : 90 x/menit, mmHg, R : dengan dokter intervensi

- Akral dingin, tangan 20 x/menit, dalam selanjutnya

tremor N : 80 pemberian 7. Agar sesak klien

- Klien tampak x/mnt, S : terapi analgesik tidak kambuh lagi

merinigis sambil 37o C 8. Untuk mengurangi


memegang kepala rasa nyeri

dan dadanya

12/4/2010 Perubahan pola nutrisi Setelah 1. Kaji pola 1. Untuk mengetahui

kurang dari kebutuhan dilakukan nutrisi klien status nutrisi klien

tubuh berhubungan tindakan 2. Timbang 2. Untuk mengawasi

dengan anoreksia keperawatan 3 berat badan pengurangan berat

ditandai dengan : x 24 jam klien tiap hari badan

DS : diharapkan . 3. Untuk memenuhi

- Klien mengatakan kebutuhan 3. Anjurkan kebutuhan nutrisi

tidak mau makan nutrisi klien keluarga klien

dan hanya terpenuhi memberikan 4. Agar napsu makan

menghabiskan ½ dengan kriteria makanan klien bertambah

porsi makanan yang hasil : sedikit tapi 5. Agar klien merasa

diberikan - Nafsu sering. tidak bosan dengan

DO : makan klien 4. Anjurkan makanan yang

- Klien hanya mampu bertambah keluarga diberikan

menghabiskan ½ - Klien memberikan 6. Agar kebutuhan

porsi dari makanan menghabisk makanan nutrisi klien

yang disediakan, an 1 porsi yang terpenuhi

- Berat badan makanan disenangi

sekarang 58 kg berat yang oleh klien.


badan sebelumnya disediakan 5. Berikan

60 kg, tinggi badan - Berat badan makanan

170 cm lingkat klien yang

lengan atas 28cm, bertambah bervariasi.

klien terpasang infus 6. Kolaborasi

RL 15 tetes/menit. untuk

- Dirumah sakit klien pemberian

mendapat diet terapi

bubur, tubuh klien suplemen.

tampak lemah

12/4/2010 Perubahan pola Setelah 1. Kaji pola 1. Untuk

istirahat tidur dilakukan istirahat tidur mengidentifikasi

berhubungan dengan tindakan klien. intervensi yang

adanya batuk dan keperawatan 2. Atur jam tepat

sesak, ditandai dengan selama 3 x 24 kunjung 2. Agar klien dapat

: jam klien. istirahat dengan

DS : diharapkan 3. Ciptakan tenang

- Klien mengatakan kebutuhan suasana yang 3. Memberikan

sulit tidur dan sering istirahat tidur tenang saat situasi kondusif

terbangun pada klien terpenuhi klien untuk tidur

malam hari karena dengan kriteria istirahat. 4. Agar klien dapat


batuk dan kadang hasil : 4. Berikan tidur dengan

sesak. - Klien dapat posisi yang nyenyak

DO : tidur dengan nyaman saat 5. Agar klien merasa

- Jumlah jam tidur nyenyak dan tidur. lebih nyaman

malam klien ± 3 – 4 teratur 5. Anjurkan

jam/hari dengan klien untuk

frekuensi terbangun minum air

3 – 4 kali. hangat

- Klien tampak sebelum tidur

lemah,

- Pandangan mata

klien sayu

- Terdapat lingkaran

hitam didareah

sekitar mata.

12/4/2010 Intoleransi aktivitas Setelah 1. Kaji skala 1. Untuk mengetahui

berhubungan dengan dilakukan aktivitas dan drajat

kelemahan fisik tindakan tonus otot ketergantungan

ditandai dengan : keperawatan klien. klien


DS : selama 3 x 24 2. Bantu klien 2. Agar kebutuhan

- Klien mengatakan jam dalam kelien terpenuhi

badannya lemah, diharapkan memenuhi 3. Agar kebutuhan

dan keluarga klien klien dapat kebutuhannya klien terpenuhi

mengatakan melakukan sehari – hari. 4. Untuk

kebutuhan klien di aktivitas secara 3. Anjurkan memudahkan klien

rumah sakit dibantu mandiri (Self keluarga dalam melakukan

oleh keluarga. Care) skala untuk aktivitasnya

DO : aktivitas 0 berpartisipasi

- Klien tampak (mandiri) dalam

lemah, aktivitas dengan kriteria membantu

klien sehari – hari hasil : aktivitas klien

dibantu oleh - Kebutuhan 4. Dekatkan

keluarga dengan klien alat-alat yang

skala aktivitas 2 terpenuhi menjadi

(dibantu oleh orang secara kebutuhan

lain dalam mandiri klien.

melakukan - Kekuatan

aktivitas). Kekuatan otot normal

otot 5 5
5 5
- Klien terpasang
infus RL 15

tetes/menit.

12/4/2010 Kurangnya Diharapkan 1. Kaji tingkat 1. Untuk

pengetahuan tentang setelah pengetahuan mengetahui

proses penyakit dan memberi klien tingkat

pengobatan penjelasan 2. Berikan pengetahuan klien

berhubungan dengan klien mengerti informasi 2. Memberikan

kurangnya informasi tentang tentang asma dasar

tentang penyakit asma penyakitnya 3. Berikan pengetahuan

ditandai dengan : dengan kriteria Penkes pada sehingga klien

DS : hasil : klien dapat membuat

- Klien mengatakan - Data perubahan yang

tidah tahu penyebab subjektif : tepat

penyakit yang klien 3. Supaya klien

dideritanya dan ia mengatakan lebih mengerti

sangat khawatir mengerti dan paham

dengan penyakitnya tentang tentang

DO : penyakit penyakitnya.

- Klien tampak yang

bingung saat ditanya dideritanya

penyakitnya,
- Klien hanya tamatan

SMP
D. Penatalaksanaan

Adapun pelaksanaan tindakan keperawatan pada Tn. Z dengan Asma adalah

sebagai berikut.

Diangnosa
No. Hari / tgl/jam Tindakan Paraf
Keperawatan

1 Diagnosa Senin, D:

Pertama 12 April 2010 DS : - Klien mengatakan sesak

08.00 WIB napas dan sering batuk

berdahak

DO : - Klien tampak sesak napas

- Klien tampak gelisah, batuk

- RR : 28 x/menit

08.15 WIB A :- Mengkaji bunyi nafas, irama

dan kedalaman pernapasan .

- Mengkaji karakter, jumlah

dan warna sputum.

- Menganjurkan klien untuk

selalu minum air hangat.

08.20 WIB R: - Bunyi napas ronkhi, RR =


27 x/menit

- Warna sputum putih dan

kenyal

- Klien merasa agak lebih

nyaman setelah minum air

hangat

2 Diagnosa Senin,

Kedua 12 April 2010

08.35 WIB D:

DS : - Klien mangatakan nyeri

dada dan sakit kepala pada

saat sesak

DO : - Klien tampak pucat sekitar

wajah

- Ekspresi wajah datar

- Tekanan darah 100/90

mmHg, nadi 88 x/menit

- Akral dingin

- Klien tampak meringis

sambil memegang kepala

dan dadanya
08.40 WIB A : - Mengkaji slaka nyeri

- Mengkaji TTV

- Menganjurkan tekhik napas

dalam dan batuk efektif

- Memberikan posisi yang

nyaman misalnya : semi

fowler

- Menciptakan lingkungan

yang tenang

- Menganjurkan melaporkan

nyeri bila muncul

- Membatasi aktifitas

- Berkolaborasi dalam

pemberian terapi analgesik

08.45 WIB R: - Skala nyeri 1 – 3 (sedang)

- Klien tampak meringis

- TD : 100/80 mmHg, N : 86

x/mnt, S : 36,5 oC, R : 27

x/mnt

- Klien mau mengikuti tekhnik


relaksasi dan batuk efektif

- Klien merasa lebih nyaman

dengan posisi semi fowler

- Kelurga klien membatasi

pengunjung yang ramai

3 Diagnosa Senin, D:

Ketiga 12 April 2010 DS : - Klien mengatakan tidak

08.50 WIB ada nafsu makan

DO : - Klien hanya menghabiskan

½ porsi dari makanan

yang disediakan

- Berat Badan sekarang 58

kg, BB sebelumnya 60 kg

- Lingkar lengan atas 28 cm

- Klien tampak lemah,

terpasang inpus RL 15

tetes /menit, klien

mendapat diet bubur

09.05 WIB A : - Mengkaji pola nutrisi klien

- Menimbang betar badan


- Menganjurkan keluarga

untuk memberikan makanan

sedikit tapi sering dalam

keadaan hangat

- Menganjurkan keluarga

memberikan makanan yang

disenangi oleh klien

- Memberikan makanan yang

bervariasi

- Berkonsultasi denagn ahli

gizi

09.20 WIB R : - Kebutuhan nutrisi klien kurang

- BB sekarang 58 kg, BB

sebelumnya 60 kg

- Klien sudah diberi makanan

oleh keluarga

- Klien tidak merasa bosan

kerena makanan yang diberikan

kepadanya selalu dengan menu

yang bervariasi.
- Klien mendapatkan diet bubur

4 Diagnosa Senin,

Keempat 12 April 2010

09. 35 WIB D:

DS : - Klien mengatakan sulit tidur

dan sering terbangun pada

malam hari karena batuk dan

kadang sesak

DO : - Klien tidur malam hanya ± 3 –

4 jam saja dengan frekuensi

terbangun 3 – 4 kali

- Klien tampak lemah, pand

angan mata klien sayu

- Terdapat lingkaran hitam

didaerah sekitar mata

09.45 WIB A : - Mengkaji pola istirahat tidur

klien

- Mengatur jam kunjung klien

- Menciptakan suasana yang

tenang saat klien istirahat


- Memberikan posisi yang

nyaman saat tidur

- Menganjurkan klien untuk

minum air hangat sebelum

tidur

10.00 WIB R: - Klien tidur malam hanya ± 3

– 4 jam saja sedangkan

siang hari klien tidur hanya

± 1 jam.

- Kelurga klien membatasi

pengunjung yang ramai

- Klien merasa lebih nyaman

dengan posisi semi fowler

- Klien merasa lebih nyaman

setelah minum air hangat

5 Diagnosa Senin,

Kelima 12 April 2010

10.15 WIB D:

DS : - Klien mengatakan

badannya lemah, dan


keluarga klien mengatakan

aktivitas klien dirumah

sakit dibantu oleh

keluarga

DO : - Klien tampak lemah

- Aktivitass klien sehari -

hari dibantu oleh kelurga

- Klien terpasang inpus RL

15 tetes/menit

10.20 WIB A : - Mengkaji skala aktivitas dan

tonus otot klien

- Membantu klien dalam

memenuhi kebutuhan sehari

– hari

- Menganjurkan keluarga

untuk berpartisipasi dalam

- Mendekatkan alat – alat

yang menjadi kebutuhan

klien
10.30 WIB R: - Skala aktivitas 2 (dibantu

orang lain dalam melakukan

aktivitas

- Kekuatan otot 4 5

5 5

- Kebutuhan sehari – hari klien

dibantu oleh keluarga

6 Diagnosa Senin,

Keenam 12 April 2010

10.45 WIB D:

DS : - Klien mengatakan tidak tahu

penyebab penyakitnya dan

pengobatan dan ia sangat

khawatir dengan penyakitnya

DO : - Klien tampak bingung saat

ditanya tentang penyakitnya

- Klien hanya tamatan SMP

11.00 WIB A : - Mengkaji tingkat

pengetahuan klien

- Memberikan informasi
tentang asma

- Memberikan prenkes pada

klien

11. 15 WIB R : - Klien tampak bingung saat

ditanya tetang penyakitnya

- Pengetahuan klien tentang asma

masih kurang

- Klien tampak bingung saat

diberikan penkes.

1 Diagnosa Selasa,

Pertama 13 April 2010

09.00 WIB D:

DS : - Klien mengatakan sesak

napas dan sering batuk

berdahak

DO : - Klien tampak sesak napas

- Klien tampak gelisah,


batuk

- RR : 28 x/menit

09.30 WIB A :- Mengkaji bunyi nafas,

irama dan kedalaman

pernapasan .

- Mengkaji karakter,

jumlah dan warna

sputum.

- Menganjurkan klien

untuk selalu minum air

hangat.

09.45 WIB R: - Bunyi napas ronki, RR =

27 x/menit

- Warna skutum putih dan

kenyal

- Klien merasa agak lebih

nyaman setelah minum

air hangat
2 Diagnosa Selasa,

Kedua 13 April 2010

10.00 WIB D:

DS : - Klien mangatakan nyeri

dada dan sakit kepala

pada saat sesak

DO : - Klien tampak pucat

sekitar wajah

- Ekspresi wajah datar

- Tekanan darah 100/80

mmHg, nadi 89 x/mnt

- Akral dingin

- Klien tampak meringis

sambil memegang

kepala dan dadanya

10.15 WIB A : - Mengkaji slaka nyeri

- Mengkaji TTV

- Menganjurkan tekhik

napas dalam dan batuk

efektif
- Memberikan posisi yang

nyaman misalnya : semi

fowler

- Menciptakanlingkungan

yang tenang

- Menganjurkan

melaporkan nyeri bila

muncul

- Membatasi aktifitas

- Berkolaborasi dalam

pemberian terapi

analgesik

10.20 WIB R: - Skala nyeri 1 – 3 (sedang)

- TD : 100/80 mmHg, N : 86

x/menit, S : 36,5 oC, R : 27

x/menit

- Klien mau mengikuti

tekhnik relaksasi dan batuk

efektif

- Klien merasa lebih nyaman

dengan posisi semi fowler


- Kelurga klien membatasi

pengunjung yang ramai

3 Diagnosa Selasa,

Ketiga 13 April 2010

10.35 WIB D:

DS : - Klien mengatakan tidak

ada nafsu makan

DO : - Klien hanya menghabiskan

½ porsi dari makanan

yang disediakan

- Berat Badan sekarang

58 kg, BB sebelumnya

60 kg

- Lingkar lengan atas 28

cm

- Klien tampak lemah,

terpasang inpus RL 15

tetes /menit, klien

mendapat diet bubur


10.45 WIB A : - Mengkaji pola nutrisi

klien

- Menimbang berat badan

- Menganjurkan keluarga

untuk memberikan

makanan sedikit tapi

sering dalam keadaan

hangat

- Menganjurkan keluarga

memberikan makanan

yang disenangi oleh klien

- Memberikan makanan

yang bervariasi

- Berkonsultasi dengan ahli

11. 00 WIB R: - Kebutuhan nutrisi klien

kurang

- BB sekarang 58 kg, BB

sebelumnya 60 kg

- Klien sudah diberi

makanan oleh keluarga


- Klien tidak merasa bosan

kerena makanan yang

diberikan kepadanya

selalu dengan menu yang

bervariasi.

- Klien mendapatkan diet

bubur.

4 Diagnosa Selasa,

Keempat 13 April 2010

11.15 WIB D:

DS : - Klien mengatakan sulit

tidur dan sering

terbangun pada malam

hari karena batuk dan

kadang sesak

DO : - Klien tidur malam hanya ±

3 – 4 jam saja dengan

frekuensi terbangun 3 – 4

kali

- Klien tampak lemah,

pandangan mata klien sayu


- Terdapat lingkaran hitam

didaerah sekitar mata

11.45 WIB A : - Mengkaji pola istirahat

tidur klien

- Mengatur jam kunjung

klien

- Menciptakan suasana

yang tenang saat klien

istirahat

- Memberikan posisi yang

nyaman saat tidur

- Menganjurkan klien

untuk minum air hangat

sebelum tidur

12.25 WIB R : - Klien tidur malam hanya ± 3

– 4 jam saja sedangkan pada

siang hari klien tidur hanya ±

1 jam.

- Kelurga klien membatasi


pengunjung yang ramai

- Klien merasa lebih nyaman

dengan posisi semi fowler

- Klien merasa lebih nyaman

setelah minum air hangat

5 Diagnosa Selasa,

Kelima 13 April 2010

12.45 WIB D:

DS : - Klien mengatakan

badannya lemah, dan

keluarga klien mengatakan

aktivitas klien dirumah

sakit dibantu oleh keluarga

DO : - Klien tampak lemah

- Aktivitass klien sehari -hari

dibantu oleh keluarga

- Klien terpasang infus RL

15 tetes/menit

13.00 WIB A : - Mengkaji skala aktivitas

dan tonus otot klien


- Membantu klien dalam

memenuhi kebutuhan

sehari – hari

- Menganjurkan keluarga

untuk berpartisipasi

dalam membantu

aktivitas klien

- Mendekatkan alat – alat

yang menjadi kebutuhan

klien

13.20 WIB R : - Skala aktivitas 2 (dibantu

orang

lain dalam melakukan

aktivitas
4 5
- Kekuatan otot
5 5
- Kebutuhan sehari – hari klien

dibantu oleh keluarga

6 Diagnosa Selasa,

Keenam 13 April 2010

13.45 WIB D:
DS : - Klien mengatakan tidak

tahu penyebab penyakitnya

dan cara pengobatan dan ia

sangat khawatir dengan

penyakitnya

DO : - Klien tampak bingung saat

ditanya tentang

penyakitnya

- Klien hanya tamatan SMP

14.00 WIB A : - Mengkaji tingkat

pengetahuan klien

- Memberikan informasi

tentang asma

- Memberikan prenkes

pada klien

14.15 WIB R: - Klien tampak bingung

saat ditanya tentang

penyakitnya

- Pengetahuan klien
tentang asma masih

kurang

- Klien tampak bingung

saat diberikan penkes.

1 Diagnosa Rabu,

Pertama 14 April 2010

08.00 WIB D:

DS : - Klien mengatakan sesak

dan batuknya sudah agak

berkurang

DO : - Klien tampak tidak sesak

napas

- Klien tampak lebih tenang

- RR : 24 x/menit

08.20 WIB A :- Mengkaji bunyi nafas,

irama dan kedalaman

pernapasan .

- Mengkaji karakter,
jumlah dan warna

sputum.

- Menganjurkan klien

untuk selalu minum air

hangat.

08.40 WIB R: - Bunyi napas ronki, RR =

24 x/menit

- Warna sputum putih dan

kental

- Klien merasa agak lebih

nyaman setelah minum

air hangat

2 Diagnosa Rabu,

Kedua 14 April 2010

08.55 WIB D:

DS : - Klien mangatakan nyeri

dada dan sakit kepala

sudah agak berkurang

DO : - Klien tampak senang

- Tekanan darah 120/90


mmHg, nadi 86 x/mnt

09.15 WIB A : - Mengkaji slaka nyeri

- Mengkaji TTV

- Menganjurkan tekhik

napas dalam dan batuk

efektif

- Memberikan posisi yang

nyaman misalnya : semi

fowler

- Menciptakanlingkungan

yang tenang

- Menganjurkan

melaporkan nyeri bila

muncul

- Berkolaborasi dalam

pemberian terapi analesik

- Membatasi aktifitas

09.30 WIB R: - Skala nyeri 1 – 3 (sedang)

- TD : 120/80 mmHg, N : 86
x/mnt, S : 36,5 oC, R :

24x/mnt

- Klien mau mengikuti

tekhnik relaksasi dan batuk

efektif

- Klien merasa lebih nyaman

dengan posisi semi fowler

- Kelurga klien membatasi

pengunjung yang ramai

3 Diagnosa Rabu,

Ketiga 14 April 2010

09.45 WIB D:

DS : - Klien mengatakan sudah

mau makan

DO : - Klien mampu

menghabiskan 1 porsi dari

makanan yang disediakan

- Berat Badan sekarang 58

kg, BB sebelumnya 60 kg

- Lingkar lengan atas 28 cm

- Klien tampak lemah,


terpasang inpus RL 15

tetes /menit, klien

mendapat diet bubur

10.00 WIB A : - Mengkaji pola nutrisi klien

- Menimbang betar badan

- Menganjurkan keluarga

untuk memberikan

makanan sedikit tapi

sering dalam keadaan

hangat

- Menganjurkan keluarga

memberikan makanan

yang disenangi oleh klien

- Memberikan makanan

yang bervariasi

- Berkonsultasi denagn ahli

gizi

10.15 WIB R: - Kebutuhan nutrisi klien

mulai tercukupi
- BB sekarang 58 kg, BB

sebelumnya 60 kg

- Klien sudah diberi

makanan oleh keluarga

- Klien tidak merasa bosan

kerena makanan yang

diberikan kepadanya selalu

dengan menu yang

berfariasi.

- Klien mendapatkan diet

bubur.

4 Diagnosa Rabu,

Keempat 14 April 2010

10.30 WIB D:

DS : - Klien mengatakan jarang

bangun pada malam hari

karena batuk dan sesaknya

sudah agak berkurang

DO : - Klien tidur malam ± 5 – 6

jam dengan frekuensi

terbangun 1 – 2 kali
- Klien tampak senang,

pandangan mata klien

tidak sayu lagi

11.00 WIB A : - Mengkaji pola istirahat

tidur klien

- Mengatur jam kunjung

klien

- Menciptakan suasana

yang tenang saat klien

istirahat

- Memberikan posisi yang

nyaman saat tidur

- Menganjurkan klien

untuk minum air hangat

sebelum tidur

11.15 WIB R: - Klien tidur malam ± 5 –

6 jam saja sedangkan

siang hari klien tidur

hanya ± 1 jam.
- Kelurga klien membatasi

pengunjung yang ramai

- Klien merasa lebih

nyaman dengan posisi

semi fowler

- Klien merasa lebih

nyaman setelah minum

air hangat

5 Diagnosa Rabu,

Kelima 14 April 2010

11.30 WIB D:

DS : - Klien mengatakan

badannya sudah tidak

lemah lagi dapat

melakukan aktivitas

seperti biasanya

DO : - Klien tampak lebih segar

- Klien dapat melakukan

aktivitas seperti biasanya

- Klien terpasang infus RL 15

tetes/menit
11.45 WIB A : - Mengkaji skala aktivitas

dan tonus otot klien

- Membantu klien dalam

memenuhi kebutuhan

sehari – hari

- Menganjurkan keluarga

untuk berpartisipasi

dalam membantu

aktivitas klien

- Mendekatkan alat – alat

yang menjadi kebutuhan

klien

12.00 WIB R: - Skala aktivitas 0 (melakukan

aktivitas secara mandiri)

- Kekuatan otot

Klien dapat melakukan

aktivitas secara mandiri

6 Diagnosa Rabu,

Keenam 14 April 2010

12.15 WIB D:
DS : - Klien mengatakan sudah

agak mengerti tentang

penyebab penyakit yang

dideritanya

DO : - Klien dapat menjawab

pertanyaan saat di tanya

tentang penyakit yang

dideritanya

12.45 WIB A : - Mengkaji tingkat

pengetahuan klien

- Memberikan informasi

- tentang asma

- Memberikan prenkes

pada klien

13.45 WIB R:- Klien sudah mengerti

tentang penyakit yang

dideritanya

- Pengetahuan klien tentang

asma sudah mulai

meningkat
E. Evaluasi

Adapun evaluasi yang dilakukan pada hari pertama sampai hari ketiga mulai tanggal

12 April 2010 – 14 April 2010 sebagai berikut :

Diagnosa Tanggal /
No. Evaluasi (SOAP) Paraf
Keperawatan Waktu

1 Diagnosa Senin, S : Klien mengatakan masih sesak napas

Pertama 12 April 2010 dan batuk berdahak

O: - Klien tampak sesak napas dan batuk

- Klien tampak gelisah

- RR : 28 x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi keperawatan a,b,c

I: - Mengkaji bunyi napas

- Mengkaji karakter, jumlah dan

warna sputum

- Menganjurkan klien untuk selalu

minum air hangat

E: - Bunyi napas ronkhi, RR : 28

x/menit

- Warna sputum putih dan kental


- Klien merasa lebih agak nyaman

setelah minum air hangat

2 Diagnosa Senin, S : Klien mengatakan nyeri dada dan sakit

Kedua 12 April 2010 kepala pada saat sesak

O: - Klien tampak pucat sekitar wajah

- Ekspresi wajah datar

- TD : 100/90 mmHg, N : 87x/mnt,

- Akral dingin

- Klien tampak meringis sambil

memegang kepala dan dadanya

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c,d,e,f

I: - Mengkaji skala nyeri

- Mengajurkan tekhnik napas dalam

dan batuk efektif

- Memberikan posisi yang nyaman

- Menciptakan lingkungan yang

tenang

- Menganjurkan melaporkan nyeri

bila muncul
- Berkolaborasi dalam pemberian

terapi analgesik

- Mambatasi aktivitas

E: - Skala nyeri 1 – 3 (sedang)

- Klien tampak meringis

- TD 100/90 mmHg, N : 86 x/mnt, S :

36,5 oC, R : 27 x/mnt

- Klien mau mengikuti tekhnik

relaksasi dan batuk efektif

- Klien merasa lebih nyaman denan

posisi semi fowler

- Keluarga Klien membatasi

pengunjung yang ramai

3 Diagnosa Senin, S : - Klien mengatakan tidak ada nafsu

Ketiga 12 April 2010 makan

O: - Klien hanya mampu menghabiskan

½ porsi dari makanan yang

disediakan

- BB Klien sekarang 58 kg, BB

sebelumya 60 kg, TB 170 cm

- Lingkar lengan atas 28 cm


- Klien tampak lemah, terpasang

inpus RL 15 tetes/menit

- Klien mendapat diet bubur

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c,d,e,f

I: - Mengkaji pola nutrisi klien

- Menimbang berat badan

- Mengajurkan keluarga untuk

memberikan makanan sedikit tapi

kering dalam keadaan hangat

- Mengajurkan kelurga dalam

memberikan makanan yang

disenangi oleh klien

- Memberikan makanan yang

bervariasi

- Berkonsultasi dengan ahli gizi

E: - Kebutuhan Nutrisi klien kurang

- BB sekarang 58 kg, BB sebelumnya

60 kg

- Klien sudah diberi makanan oleh


keluarganya

- Klien tidak merasa bosan karena

makanan yang diberikan padanya

selalu dengan menu yang bervariasi

- Klien mendapatkan diet bubur

4 Diagnosa Senin, S : - Klien mengatakan sulit tidur dan

Keempat 12 April 2010 sering terbangun pada malam hari

karena batuk dan kadang sesak

nafas

O: - Klien tidur malam hanya ± 3 – 4

jam saja dengan frekuensi

terbangun 3 – 4 kali

- Klien tampak lemah

- Pangan mata klien sayu

- Terdapat lingkaran hitam didaerah

sekitar mata

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c,d,e

I: - Mengkaji pole istirahat tidur klien

- Mengatur jam kunjung klien


- Menciptakan suasana yang tenang

saat klien istirahat

- Memberikan posisi yang nyaman

saat tidur

- Mengajurkan klien untuk minum air

hangat sebelum tidur

E: - Klien tidur malam hanya ± 3 – 4

jam dan tidur siang hanya ± 1 jam

- Klien merasa lebih nyaman dengan

posisi semi fowler

- Keluarha klien membatasi

pengunjung yang ramai

5 Diagnosa Senin, S: - Klien mengatakan badannya terasa

Kelima 12 April 2010 lemah dan keluarga klien

mengatakan aktivitas klien dirumah

sakit dibantu oleh keluarga

O: - Klien tampak lemah

- Aktivitas klien sehari – hari dibantu

oleh keluarga

- Klien terpasang inpus RL 15

tetes/menit
A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c,d

I: - Mengkaji skala aktivitas dan tonus

otot klien

- Membantu klien dalam memenuhi

kebutuhan sehari – hari

- Mengajurkan keluarga untuk

berpartisipasi dalam membantu

aktivitas klien

- Mendekatkan alat – alat yang

menjadi kebutuhan klien

E: - Skala aktifitas 2 (dibantu orang lain

dalam melakukan aktivitas


5 5
- Kekuatan otot 5 5

- Kebutuhan sehari – hari klien

dibantu oleh keluarga

6 Diagnosa Senin, S: - Klien mengatakan tidak tahu

Keenam 12 April 2010 penyebab penyakitnya dan ia sangat

khawatir dengan penyakitnya

O: - Klien tampak bingung saat ditanya


tentang penyakitnya

- Klien hanya tamatan SMP

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c

I: - Mengkaji tingkat pengetahuan klien

- Memberikan informasi tentang

asma

- Memberikan penkes pada klien

E: - Klien tampak bingung saat ditanya

tentang penyakitnya

- Klien tampak bingung saat

diberikan penkes

1 Diagnosa Selasa, S : Klien mengatakan batuk dan sesak

Pertama 13 April 2010 nafasnya sudah agak berkurang

O: - Kadang- kadang saja klien tampak

sesak napas dan batuk berdahak

- Klien tampak agak lebih tenang

- RR : 25 x/mnt

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi keperawatan a,b,c


2 Diagnosa Selasa, S : Klien mengatakan nyeri dada dan sakit

Kedua 13 April 2010 kepalanya sudah agak berkurang

O: - Klien tampak agak lebih segar dari

sebelumnya

- TD : 110/90 mmHg, N : 86x/mnt,

- Akral tidak dingin lagi

- Klien masih tampak meringis

sambil memegang kepala dan

dadanya

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c,d,e,f

3 Diagnosa Selasa, S : - Klien mengatakan nafsu makannya

Ketiga 13 April 2010 sudah agak meningkat

O: - Klien mampu menghabiskan 1 porsi

dari makanan yang disediakan

- BB Klien sekarang 58 kg, BB

sebelumya 60 kg, TB 170 cm

- Lingkar lengan atas 28 cm

- Klien tampak lemah, terpasang

inpus RL 15 tetes/menit
- Klien mendapat diet bubur

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c,d,e,f

4 Diagnosa Selasa, S : - Klien mengatakan sudah agak jarang

Keempat 13 April 2010 bangun pada malam hari karena

batuk dan sesak nafasnya sudah

agak berkurng

O: - Klien tidur malam hanya ± 4 – 6

jam saja dengan frekuensi

terbangun 2 – 3 kali

- Klien tampak senang

- Pandangan mata klien masih sedikit

sayu

- Lingkaran hitam didaerah sekitar

mata klien sudah agak berkurang

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c,d,e
5 Diagnosa Selasa, S: - Klien mengatakan badannya sudah

Kelima 13 April 2010 tidak lemah lagi dan klien dapat

melakukan aktivitas yang tidak

berat

O: - Klien tampak lebih segar dari

sebelumnya

- Klien dapat melakukan aktivitas

seperti biasanya

- Klien terpasang inpus RL 15

tetes/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi keperawatan

a,b,c,d

6 Diagnosa Selasa, S: - Klien mengatakan sudah agak

Keenam 13 April 2010 mengerti tentang penyakit yang

dideritanya

O: - Klien tampak mengerti saat ditanya

tentang penyakitnya

- Klien hanya tamatan SMP

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi keperawatan


a,b,c

1 Diagnosa Rabu, S : Klien mengatakan sudah tidak sesak

Pertama 14 April 2010 napas dan batuk berdahak lagi

O: - Klien tampak senang

- Klien tampak tenang

- RR : 22x/menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan

2 Diagnosa Rabu, S : Klien mengatakan nyeri dada dan sakit

Kedua 14 April 2010 kepalanya sudah hilang

O: - Klien tampak senang

- Ekspresi wajah lebih fres

- TD : 120/90 mmHg, N : 88x/mnt,

- Akral dingin

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan

3 Diagnosa Rabu, S : - Klien mengatakan nafsu makannya

Ketiga 14 April 2010 meningkat

O: - Klien mampu menghabiskan 1porsi

dari makanan yang disediakan

- BB Klien sekarang 59 kg, BB


sebelumya 60 kg, TB 170 cm

- Lingkar lengan atas 28 cm

- Klien tampak senang, terpasang

infus RL 15 tetes/menit

- Klien mendapat diet bubur

A : Masalah teratasi

P : intervensi di hentikan

4 Diagnosa Rabu, S : - Klien mengatakan sudah bisa tidur

Keempat 14 April 2010 pada malam hari

O: - Klien tidur malam ± 6 – 7 jam saja

dengan frekuensi terbangun 3 – 4

kali

- Klien tampak senang

- klien tampak tenang

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan

5 Diagnosa Rabu, S: - Klien mengatakan badannya tidak

Kelima 14 April 2010 lemah lagi dan dapat melakukan

aktivitas seperti biasanya

O: - Klien tampak senang

- Klien dapat melakukan aktivitas


seperti biasanya

- Klien terpasang inpus RL 15

tetes/menit

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan

6 Diagnosa Rabu, S: - Klien mengatakan sudah tahu

Keenam 14 April 2010 tentang penyebab penyakit yang

dideritanya

O: - Klien sudah mengerti saat ditanya

tentang penyakitnya

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai