ASMA BRONKHIAL
A. Konsep Dasar
1. Definisi
adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah –
: 1999 ).
oleh paroksisme rekurens mengi dan dispnea yang tidak disertai oleh penyakit
ekspirasi.
Secara garis besar saluran pernafasan dibagi menjadi dua zona, zona
konduksi yang dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus
1. Hidung
merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel
dilapisi oleh lapisan mukus yang disekreasi sel goblet dan kelenjar serosa.
Partikel – partikel debu yang kasa dapat disaring oleh rambut – rambut
yang terdapat dalam lubang hidung. Sedangkan partikel yang halus akan
terjerat dalam lapisan mukus untuk kemudian dibatukkan atau ditelan. Air
100%.
2. Faring
3. Laring
rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara. Diantara
bagian atas dan bawah. Pada saat menelan, gerakan laring keatas,
penutupan dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dari epiglotis yang
jika benda asing masih bisa melampaui glotis, maka laring mempunyai
fungsi batuk yang akan membantu mengeluarkan benda dan sekret luar
4. Trakhea
Trakhea dibentuk 16 sampai dengan 20 cincin tulang rawan, yang
lebar 2,5 cm, dan diantara kartilago satu dengan yang lain dihubungkan
oleh jaringan fibrosa, setelah dalam diliputi oleh selaput lender yang
berbulu getar (sel bersilia) yang hanya bergerak luar. Sel – sel bersilia ini
udara pernafasan, dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi
5. Bronkhus
Bronkus merupakan lanjutan dari trakhea ada dua buah yang terdapat pada
trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri disebut karina.
dan batuk yang kuat jika batuk dirangsang. Bronkus utama kanan lebih
pendek, lebih besar dan lebih vertikal dari yang kiri. Terdiri dari 6 – 8
cincin, mempunyai tiga cabang. Bronkus utama kiri lebih panjang, dan
diperkuat oleh cincin tulang rawan, tapi dikelilingi oleh otot polos
mengandung lebih banyak sel goblet dan otot polos, diantaranya strech
Secara garis besar fungsi pernafasan dapat dibagi menjadi dua yaitu
pertukaran gas dan keseimbangan asam basa. Fungsi pertukaran gas ada
rentang pH 7,0 – 7,45. Pada peninggian CO2 baik karena kegagalan fungsi
Penyebab asma sampai saat ini tidak diketahui. Namun asma selalu
adalah :
1. Inhalasi allergen
Debu rumah, tepung sari rumput – rumputan, serpihan bulu kucing dan
spora jamu.
2. Alergen makanan
3. Inhalasi iritan
Asap rokok, udara dingin, polusi udara, zat kimia (industri) dan bensin.
4. Mekanik
5. Faktor infeksi
6. Faktor kejiwaan
Depresi
4. Patofisiologi
alergen yang ada dalam lingkungan sehari – hari bronco kontriksi yang timbul
segera setelah paparan alergen merupakan reaksi hipersensitivitas tipe cepat.
lgE ), sel mast yang terdapat pada mukosa dan sub mukosa, dan basofil yang
Bila antigen terinhalasi, maka antigen ini akan melekat pada antibody
(Ab) dari lgE. Terjadi reaksi antara fraksi Ab dan lgE yang menyebabkan lgE
melekat pada sisi reseptor dari sel mast, sehingga menimbulkan proses
degranulasi.
factor of anaphylaxis (ECF. A) dan lain – lain. Mediator yang aktif ini
baik saluran nafas besar maupun saluran nafas kecil yang akan menyebabkan
b. Gelisah
a. Batuk
b. Sesak
Gejala – gejala tersebut tidak selalu terdapat bersama – sama. Ada penderita
yang hanya batuk tanpa rasa sesak, atau sesak dan mengi saja tanpa adanya
batuk.
Pada serangan asma yang berat, gejala – gejala timbul makin banyak antara
lain :
b. Sianosis
c. Silent chest
d. Gangguan kesadaran
e. Penderita tampak letih
f. Hiperinflasi dada
g. Takikardi
6. Komplikasi
a. Edema pulmoner
b. Gagal pernafasan
c. Status asmatikus
d. Pneumonia
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Spirometri
reversible. Cara yang paling cepat dan sederhana untuk diagnosis asma
melakukan tes provokasi, salah satunya dengan tes kegiatan jasmani yaitu
dengan berlari cepat selama 6 menit. Denyut jantung 80-90% dari
Tujuan tes kulit yaitu untuk menunjukkan adanya antibody lgE yang
penyebab asma.
anamnesis. Pemeriksaan ini lebih berarti jika tes kulit tidak dapat
e. Pemeriksaan radiology
f. Laboratorium
g. Sputum
8. Penatalaksanaan
b. Penyuluhan
pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsultasi pada tim
kesehatan.
d. Fisioterapi
a. Pengobatan farmakologik
b. Bronkodilator
antikolinergik.
c. Kortikosteroid
KETAPANG
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Nama : Tn. F
b. Jenis kelamin : laki - laki
c. Umur : 46 tahun
d. Agama : Islam
e. Status material : kawin
f. Pendidikan : SMP
g. Pekerjaan : Swasta
h. Alamat : Jl. Gajah Mada Sukabangun
i. Penanggung jawab : Hasanah
dialaminya seperti sekarang ini yang diderita klien sejak ± 3 tahun, dan
sudah berobat ke dokter penyakit dalam RSUD Dr. Soedarso Pontianak
keterangan dari keluarga klien, klien mengalami sesak napas secara tiba –
tiba sejak 2 hari yang lalu dan mengalami batuk berdahak, klien juga
mengalami nyeri dada sejak 3 hari yang lalu. Keluarga klien mengatakan
penyakit dalam RSUD Dr. Agoes Djam agar mendapatkan perawatan dan
lainnya.
D. Struktur Keluarga / Genogram
46
Keterangan :
: Laki – Laki.
: Perempuan.
: Klien .
X : Meninggal.
a. Pola Nutrisi
disediakan.
makanan tertentu.
b. Pola Minum
kali.
e. Pola kebersihan
f. Pola aktivitas
5 5
F. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala, leher dan axilla : bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan atau
masa, rambut tipis terdapat uban, rambut bersih namun berbau, tidak ada
dan pembesaran kelenjar Tyroid. Pada axilla berambut halus tidak terdapat
b. Mata : bentuk mata simetris kanan dan kiri, sklera mata putih, reflek pupil
c. Telinga : bentuk telinga simetris kanan dan kiri, telinga bersih dan tidak
ada serumen serta tidak terdapat sekret. Fungsi pendengaran baik, klien
e. Mulut dan faring : bentuk mulut simetris, bibir kering tidak terdapat
menelan baik.
f. Dada : letak simetris, ekspansi paru kurang optimal dan tampak adanya
penggunaan otot bantu napas. Iga lengkap, paru – paru saat diperkusi
suara resonan, auskultasi bunyi napas ronkhi positif, irama napas ireguler
epigastrium tidak terasa nyeri saat dipapasi, saat diperkusi suara resonan,
tidak terdapat pendarahan pada genetalia, rektum, dan anus juga tidak
terdapat hemoroid.
j. Ekstremitas : ekstremitas atas dan bawah tidak ada gangguan dan tidak
4 5
5 5
k. yang berat dan butuh bantuan orang lain karena kondisi klien lemah dan
pada tangan kanan terpasang infus.. Pada ekstremitas atas dan bawah tidak
Integumen : warna kulit sawo matang, turgor kulit agak lembek, elastisitas
kulit tidak elastis karena pengaruh proses penuaan, tidak terdapat odema
pada kulit.
2. Data Psikologis
Keluarga klien mengatakan klien adalah seseorang yang memiliki sifat sabar
memiliki konsep diri yang baik, klien tidak merasa malu karena penyakit yang
dapat berinteraksi dengan baik pada keluarga, perawat dan orang sekitarnya.
anak yang ke empat yang perhatian penuh dengan klien. Walaupun sakit klien
Menurut data yang didapat, pendidikan klien adalah hanya sampai pada
tentang penyakitnya dan klien sering bertanya kepada perawat dan dokter
mengenai penyakitnya. Saat ini klien sebagai kepala rumah tangga yang
harmonis. Klien berasal dari suku melayu dan klien memegang teguh adat dan
kebiasaan dari sukunya. Namun klien tidak memiliki pantangan dalam hal
bahwa klien adalah orang yang bergaya hidup sederhana dan tidak
4. Data Spiritual
ibadah seperti sholat lima waktu. Namun saat dirumah sakit klien tidak dapat
melaksanakan ibadah seperti biasanya, klien hanya bisa berdo’a saja ditempat
tidur. Hal ini karena penyakit yang diderita klien saat ini.
5. Data Penunjang
12 – 16 f/dl)
6. Pengobatan
c. Salbutamol 2 mg 3 x 1 tablet
d. Omeprazol 30 mg 1 x 1 tablet
g. Nebulizer combivent 2 x 1
Tanggal 13 Januari 2011
c. Salbutamol 2 mg 3 x 1 tablet
d. Omeprazol 1 x 1 tablet
e. B. Complex 30 mg 3 x 1 tablet
a. Salbitamul 2 mg 3 x 1 tablet
b. Omeprazol 1 x 1 tablet
c. Ambroxsol 30 mg 3 x 1 tablet
d. B. Complex 3 x 1 tablet
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Bronkospasme Tidak efektif
DO : kental
dan kental
- RR : 28 x / menit
DO :
- Q : nyeri
- R: bagian dada
- S : 1 – 3 ( sedang )
- Akral dingin
DO :
DO :
– 4 kali.
sekitar mata.
5 DS : Kelemahan fisik Intoleransi
keluarga.
DO :
tetes/menit.
B. Diagnosa Keperawatan
Setelah pengkajian, tahap yang kedua dari proses asuhan keperawatan adalah
berdasarkan hasil analisa masalah yang telah dibuat maka diagnosa keperawatan
cerebral.
anoreksia.
4. Perubahan pola istirahat tidur berhubungan dengan adanya batuk dan sesak.
C. Perencanaan
Adapun rencana tindakan keperawatan pada Tn.Z dengan Asma adalah sebagai
berikut:
Tujuan dan
Tanggal Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
kriteria hasil
(vesikuler)
R : 20
x/menit
kepala pada saat - Klien tidak yang nyaman 4. Agar klien merasa
dan dadanya
RL 15 tetes/menit. untuk
tampak lemah
sulit tidur dan sering istirahat tidur tenang saat situasi kondusif
3 – 4 kali. hangat
lemah,
- Pandangan mata
klien sayu
- Terdapat lingkaran
hitam didareah
sekitar mata.
DO : aktivitas 0 berpartisipasi
melakukan - Kekuatan
otot 5 5
5 5
- Klien terpasang
infus RL 15
tetes/menit.
DO : penyakit penyakitnya.
penyakitnya,
- Klien hanya tamatan
SMP
D. Penatalaksanaan
sebagai berikut.
Diangnosa
No. Hari / tgl/jam Tindakan Paraf
Keperawatan
1 Diagnosa Senin, D:
berdahak
- RR : 28 x/menit
kenyal
hangat
2 Diagnosa Senin,
08.35 WIB D:
saat sesak
wajah
- Akral dingin
dan dadanya
08.40 WIB A : - Mengkaji slaka nyeri
- Mengkaji TTV
fowler
- Menciptakan lingkungan
yang tenang
- Menganjurkan melaporkan
- Membatasi aktifitas
- Berkolaborasi dalam
- TD : 100/80 mmHg, N : 86
x/mnt
3 Diagnosa Senin, D:
yang disediakan
kg, BB sebelumnya 60 kg
terpasang inpus RL 15
keadaan hangat
- Menganjurkan keluarga
bervariasi
gizi
- BB sekarang 58 kg, BB
sebelumnya 60 kg
oleh keluarga
yang bervariasi.
- Klien mendapatkan diet bubur
4 Diagnosa Senin,
09. 35 WIB D:
kadang sesak
terbangun 3 – 4 kali
klien
tidur
± 1 jam.
5 Diagnosa Senin,
10.15 WIB D:
DS : - Klien mengatakan
keluarga
15 tetes/menit
– hari
- Menganjurkan keluarga
klien
10.30 WIB R: - Skala aktivitas 2 (dibantu
aktivitas
- Kekuatan otot 4 5
5 5
6 Diagnosa Senin,
10.45 WIB D:
pengetahuan klien
- Memberikan informasi
tentang asma
klien
masih kurang
diberikan penkes.
1 Diagnosa Selasa,
09.00 WIB D:
berdahak
- RR : 28 x/menit
pernapasan .
- Mengkaji karakter,
sputum.
- Menganjurkan klien
hangat.
27 x/menit
kenyal
air hangat
2 Diagnosa Selasa,
10.00 WIB D:
sekitar wajah
- Akral dingin
sambil memegang
- Mengkaji TTV
- Menganjurkan tekhik
efektif
- Memberikan posisi yang
fowler
- Menciptakanlingkungan
yang tenang
- Menganjurkan
muncul
- Membatasi aktifitas
- Berkolaborasi dalam
pemberian terapi
analgesik
- TD : 100/80 mmHg, N : 86
x/menit
efektif
3 Diagnosa Selasa,
10.35 WIB D:
yang disediakan
58 kg, BB sebelumnya
60 kg
cm
terpasang inpus RL 15
klien
- Menganjurkan keluarga
untuk memberikan
hangat
- Menganjurkan keluarga
memberikan makanan
- Memberikan makanan
yang bervariasi
kurang
- BB sekarang 58 kg, BB
sebelumnya 60 kg
diberikan kepadanya
bervariasi.
bubur.
4 Diagnosa Selasa,
11.15 WIB D:
kadang sesak
frekuensi terbangun 3 – 4
kali
tidur klien
klien
- Menciptakan suasana
istirahat
- Menganjurkan klien
sebelum tidur
1 jam.
5 Diagnosa Selasa,
12.45 WIB D:
DS : - Klien mengatakan
15 tetes/menit
memenuhi kebutuhan
sehari – hari
- Menganjurkan keluarga
untuk berpartisipasi
dalam membantu
aktivitas klien
klien
orang
aktivitas
4 5
- Kekuatan otot
5 5
- Kebutuhan sehari – hari klien
6 Diagnosa Selasa,
13.45 WIB D:
DS : - Klien mengatakan tidak
penyakitnya
ditanya tentang
penyakitnya
pengetahuan klien
- Memberikan informasi
tentang asma
- Memberikan prenkes
pada klien
penyakitnya
- Pengetahuan klien
tentang asma masih
kurang
1 Diagnosa Rabu,
08.00 WIB D:
berkurang
napas
- RR : 24 x/menit
pernapasan .
- Mengkaji karakter,
jumlah dan warna
sputum.
- Menganjurkan klien
hangat.
24 x/menit
kental
air hangat
2 Diagnosa Rabu,
08.55 WIB D:
- Mengkaji TTV
- Menganjurkan tekhik
efektif
fowler
- Menciptakanlingkungan
yang tenang
- Menganjurkan
muncul
- Berkolaborasi dalam
- Membatasi aktifitas
- TD : 120/80 mmHg, N : 86
x/mnt, S : 36,5 oC, R :
24x/mnt
efektif
3 Diagnosa Rabu,
09.45 WIB D:
mau makan
DO : - Klien mampu
kg, BB sebelumnya 60 kg
- Menganjurkan keluarga
untuk memberikan
hangat
- Menganjurkan keluarga
memberikan makanan
- Memberikan makanan
yang bervariasi
gizi
mulai tercukupi
- BB sekarang 58 kg, BB
sebelumnya 60 kg
berfariasi.
bubur.
4 Diagnosa Rabu,
10.30 WIB D:
terbangun 1 – 2 kali
- Klien tampak senang,
tidur klien
klien
- Menciptakan suasana
istirahat
- Menganjurkan klien
sebelum tidur
hanya ± 1 jam.
- Kelurga klien membatasi
semi fowler
air hangat
5 Diagnosa Rabu,
11.30 WIB D:
DS : - Klien mengatakan
melakukan aktivitas
seperti biasanya
tetes/menit
11.45 WIB A : - Mengkaji skala aktivitas
memenuhi kebutuhan
sehari – hari
- Menganjurkan keluarga
untuk berpartisipasi
dalam membantu
aktivitas klien
klien
- Kekuatan otot
6 Diagnosa Rabu,
12.15 WIB D:
DS : - Klien mengatakan sudah
dideritanya
dideritanya
pengetahuan klien
- Memberikan informasi
- tentang asma
- Memberikan prenkes
pada klien
dideritanya
meningkat
E. Evaluasi
Adapun evaluasi yang dilakukan pada hari pertama sampai hari ketiga mulai tanggal
Diagnosa Tanggal /
No. Evaluasi (SOAP) Paraf
Keperawatan Waktu
- RR : 28 x/menit
warna sputum
x/menit
- Akral dingin
a,b,c,d,e,f
tenang
bila muncul
- Berkolaborasi dalam pemberian
terapi analgesik
- Mambatasi aktivitas
disediakan
inpus RL 15 tetes/menit
a,b,c,d,e,f
bervariasi
60 kg
nafas
terbangun 3 – 4 kali
sekitar mata
a,b,c,d,e
saat tidur
oleh keluarga
tetes/menit
A : Masalah belum teratasi
a,b,c,d
otot klien
aktivitas klien
a,b,c
asma
tentang penyakitnya
diberikan penkes
- RR : 25 x/mnt
sebelumnya
dadanya
a,b,c,d,e,f
inpus RL 15 tetes/menit
- Klien mendapat diet bubur
a,b,c,d,e,f
agak berkurng
terbangun 2 – 3 kali
sayu
a,b,c,d,e
5 Diagnosa Selasa, S: - Klien mengatakan badannya sudah
berat
sebelumnya
seperti biasanya
tetes/menit
a,b,c,d
dideritanya
tentang penyakitnya
- RR : 22x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
- Akral dingin
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
infus RL 15 tetes/menit
A : Masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
kali
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
tetes/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
dideritanya
tentang penyakitnya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan