Kep
ASKEP
DEFISIT KEPERAWATAN DIRI
DI SUSUN OLEH :
MARIANA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugaas askep “Defisit
Perawatan Diri”, dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan
yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen, sehingga kami bisa
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan penulisan.................................................................................. 2
C. Ruang lingkup penulisan..................................................................... 3
D. Metode penulisan................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS..........................................................................
A. Konsep dasar defisit perawatan diri...................................................... 3
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................. 11
A. Pengkajian................................................................................................ 12
B. Diagnosa keperawatan.............................................................................. 14
C. Dioagnosa................................................................................................... 16
D. Rencana tindakan keperawatan.................................................................. 16
BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN.............................................................
A. Proses keperawatan............................................................................... 19
B. Strategi komunisasi dalam pelaksanaan tindakan ................................ 21
BAB V PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................ 23
B. Saran...................................................................................................... 23
DAFTARPUSTAKA.................................. ..................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan jiwa dari rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa yang terjadi pada
anak sampai lansia. Salah satu pilar model keperawatan profesional adalah
proses keperawatan. Salah satu asuhan keperawatan yang kami bahas ini
diri.
(Susilowati, 2005).
1
macam gangguan mental. Gangguan mental tersebut sangat bervariatif,
tergantung dari berat ringannya sumber tekanan, perbedaan antar individu, dan
kekerasan dan merasa tidak nyaman. Saat ini lebih dari 450 juta penduduk
lebih 150. 000. 000 orang yang mengalami gangguan mental emosional.
(Sunaryo, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
perawatan diri.
2. Tujuan Khusus
2
c. Mengetahui tentang penyebab defisit keperawtan diri
perawat diri.
D. Metode Penulisan
tinjauan terhadap beberapa referensi baik melalui buku literatur yang terdapat
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Defenisi
Depkes 2000).
(Nurjannah, 2004).
untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dirinya.
4
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
berdandan sendiri.
2004,77-79 ).
a. Kelelahan fisik
b. Penurunan kesadaran
5
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), penyebab kurang
1) Faktor prediposisi
a) Biologis
perawatan diri.
merawat diri
kebersihan dirinya.
6
c) Sosial
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi
a. Body image
b. Praktik sosial
7
d. Pengetahuan
kebersihan kakinya.
e. Budaya
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
dan lain-lain.
h. Dampak fisik
8
i. Dampak psikososial
interaksi sosial.
9
4) Mekanisme koping
a. Mandi/hygiene
b. Berpakaian/berhias
10
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
c. Makan
d. BAB/BAK(toileting)
kecil.
BAB III
11
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
Defisit dalam merawat diri, dari perawatan perawatan diri yang biasa
senang menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan orang lain, terlihat
murung.
Faktor prediposisi
1) Biologis
perawatan diri.
glukosa terganggu.
12
2) Kemampuan psikologi turun
perawatan diri.
diri
3) Sosial
lingkungannya.
4) Faktor presipitasi
4. Pemeriksaan fisik
13
a. Rambut: Keadaan kesuburan rambut, keadaan rambut yang mudah
pertumbuhan bulu.
B. Diagnosa keperawatan
2. Rambut kotor
Kondisi klinis :
14
1. Stroke
2. Fraktur
3. Koma
Intervensi :
kebersihan.
Objektif :
kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan
kotor.
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak
15
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
C. Diagnosa
1. Tujuan
bab/bak.
No Kemampuan l l l
A Pasien
SP I
1 Mengidentifikasi penyebab defisit perawatan
diri pasien
2 Berdiskusi dengan pasien tentang pentingnya
kebersihan diri
3 Berdiskusi dengan pasien tentang cara menjaga
kebersihan diri
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
16
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Menjelaskan cara mandi yang baik
3 Membantu pasien mempraktekkan cara
mandi yang baik
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
jadual
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
berdandan
4 Menganjurkan pasien memasukkan dalam
perawatan diri
SP II
1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat
17
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat
planning)
2 Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Proses Keperawatan
Kondisi klien
1. Data Subyektif :
2. Data Obyektif :
Baju kotor
Badan bau
Kulit kotor
Menggaruk tubuh
3. Diagnosa Keperawatan
18
Defisit perawatan diri
1. Tindakan Keperawatan
a. Tujuan Sp1
b. Intervensi
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat.
b. Berjabat tangan
pasien.
perawatan diri
19
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
1. Orientasi
a. Salam Kenal
yang akan praktek di ruang 5 ini, selama dua minggu, yang nantinya
20
bapak rasakan, bapak namanya siapa?Senang dipanggil apa?Asalnya
b. Evaluasi/validasi
mandi??
c. Kontrak :
1. Topik
perawatan diri, Dan kegiatan ini akan kita masukan dikegiatan harian
bapak.
2. Waktu
3. Tempat
dimana?
2. Terminasi
21
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
— Topik :
— Waktu :
— Tempat :
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan diri merupakan suatu hal yang penting bagi setiap individu,
karena dengan melakukan perawatan diri pada tubuh kita dapat menciptakan suatu
pola hidup yang sehat dan memberikan kepedulian pada diri suatu individu.
%, dialami oleh orang yang mengalami gangguan jiwa. Defisit perawatan diri
yang sering dialami yaitu mengenai mandi, makan, berhias diri, dan eliminasi.
Oleh sebab itu peran perawatan sangat penting bagi klien yang mengalami defisit
perawatan diri, agar dapat memberikan motivasi dan mengajarkan klien agar dapat
22
B. Saran
berikut :
1. Untuk Keluarga
Apabila sudah mengetahui dan memahami akibat yang akan dilakukan oleh
klien yang mengalami defisit perawatan diri, maka sebagai orang terdekat /
keluarga harus memberikan motivasi dan nasehat agar pasien dapat melakukan
2. Untuk Perawat
Bagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti baik secara
teoritis maupun praktek tentang defisit perawatan diri agar dapat memberikan
nasehat, motivasi, dorongan pada klien yang mengalami defisit perawatan diri
agar dapat melakukan perawatan diri pada dirinya dan dapat memberikan asuhan
23
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta :EGC.
Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
https://jurnalis-perawat.blogspot.com/2019/04/makalah-askep-defisit-perawatan-
24
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
25