Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang membahayakan
dari demam reumatik.Penyakit jantung reumatik adalah sebuah kondisi dimana terjadi
kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang disebabkan oleh demam reumatik. Katup-
katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi
tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus hemoliticus tipe A (contoh:
Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam reumatik.
Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadi
kelainan pada jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung, perikarditis (radang selaput
jantung), bahkan kematian.Dengan penyakit jantung reumatik yang kronik, pada pasien bisa
terjadi stenosis katup (gangguan katup), pembesaran atrium (ruang jantung), aritmia
(gangguan irama jantung) dan gangguan fungsi ventrikel (ruang jantung).Penyakit jantug
reumatik masih menjadi penyebab stenosis katup mitral dan penggantian katup pada orang
dewasa di Amerika Serikat.
RHD terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik
didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung
terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan
gizinya kurang memadai.Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun
karena tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna. Dari
data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus RHD rata-rata 3,44
dari seluruh jumlah penderita yang dirawat.Secara Nasional mortalitas akibat RHD cukup
tinggi dan ini merupakan penyebab kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa definisi Rheumatic Heart Disease?
3. Apa etiologi Rheumatic Heart Disease?
4. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik / PenunjangRheumatic Heart Disease?
5. Apa komplikasi Rheumatic Heart Disease?
6. Bagaimana prognosis Rheumatic Heart Disease?
7. Bagaimana klasifikasi Rheumatic Heart Disease?
8. Bagaimana manifestasi klinik Rheumatic Heart Disease?
9. Bagaimana penatalaksanaan Rheumatic Heart Disease?
10. Bagaimana patofisiologi sekaligus askep pada pasien Rheumatic Heart Disease?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami baik konsep penyakit RHD
maupun konsep keperawatan pada klien dengan Reumatoid Heart Disease( RHD ).
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui:
1. Definisi Rheumatic Heart Disease
2. Etiologi Rheumatic Heart Disease
3. Pemeriksaan Diagnostik / PenunjangRheumatic Heart Disease
4. Komplikasi Rheumatic Heart Disease
5. Prognosis Rheumatic Heart Disease
6. Klasifikasi Rheumatic Heart Disease
7. Manifestasi klinik Rheumatic Heart Disease
8. Penatalaksanaan Rheumatic Heart Disease
9. Patofisiologi sekaligus askep pada pasien Rheumatic Heart Disease.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart
Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong
tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus
hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993).
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul setelah
suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai
kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya
katub (LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994)
Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras,
kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun,
penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.
Penyakit ini cenderung berulang dan dipandang sebagai penyebab penyakit jantung didapat
pada anak dan dewasa muda di seluruh dunia.

2.2 ETIOLOGI
Disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan fibrosis, dan beberapa factor predisposisi
lainnya, menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;83seperti :
1. Faktor Genetik
Banyak penyakit jantung rheumatic yang terjadi pada satu keluarga maupun pada
anak-anak kembar, meskipun pengetahuan tentang factor genetic pada penyakit jantung
rheumatic ini tidak lengkap, namun pada umumnya disetujui bahwa ada factor keturunan
pada penyakit jantung rheumatic, sedangkan cara penurunannya belum dapat dipastikan

2. Jenis Kelamin
Dahulu sering dinyatakan bahwa lebih sering didapatkan pada anak wanita dibanding
anak laki-laki, tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis
kelamin.Kelainan katub sebagai gejala sisa penyakit jantung rheumatic menunjukkan
perbedaan jenis kelamin.Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral sering
didapatkan pada wanita. Sedangkan insufisiensi aorta lebih sering ditemukan pada laki-laki
3. Golongan Etnik dan Ras
Di Negara-negara barat umumnya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun setelah
penyakit jantung rheumatic akut, tetapi di India menunjukkan bahwa stenosis mitral organic
yang berat sering kali tejadi dalam waktu yang singkat, hanya 6 bulan 3 tahun.
4. Umur
Umur agaknya merupakan factor predisposisi terpenting pada timbulnya penyakit
jantung rheumatic, penyakit ini paling sering mengenai anak berumur 5-18 tahun dengan
puncak sekitar umur 8 tahun, tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan
sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun

2.3 KOMPLIKASI
Komplikasi rheumatic heart disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak,
1994;88 adalah:
a. Kambuh demam reumatik
b. Gagal jantung
c. Endokarditis bakterial subakut
d. Fibrilasi atrium
e. Pembentukan trombus yang dapat lepas atau menimbulkan obstruksi
f. Robekan korda tendiena

2.4 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Rheumatic Heart Disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak,
1994;83 adalah:
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului oleh radang
saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus
golongan A, sehingga kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti
fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala
demam reumatik akut.
Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan langsung antara infeksi
streptokokus dengan gejala demam reumatik akut.
Yang masih dianut dengan sekarang adalah teori autoimunitas.
Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan
merangsang jaringan limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen streptokokus,
khususnya Streptolisin O dapat mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti terhadap
streptokokus dan jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif maupun
proliferatif dengan manifestasi artritis, karditis, nodul subkutan eritema marginatum dan
khorea.
Kelainan pada jantung dapat berupa endokarditis, miokarditis, dan perikarditis.
Pathway :
2.5 PROGNOSIS
Prognosis RHD terdiri dari lama penyakit, kesempatan komplikasi dari penyakit,
kemungkinan hasil, prospek untuk pemulihan, pemulihan periode untuk penyakit, harga
hidup, tingkat kematian, dan hasil kemungkinan lainnya dalam keseluruhan prognosa dari
penyakit jantung reumatik.
2.6 KLASIFIKASI
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantun reumatik dapat dibagi
dalam 4 stadium menurut Ngastiyah, 1995:99 adalah:
1. Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup
A. Keluhan : Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan, Muntah, Diare, Peradangan pada
tonsil yang disertai eksudat
2. Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten,ialah masa antara infeksi streptococcus dengan
permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu,kecuali
korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.
3. Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung
reumatik.Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan
menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum : Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia, Lekas tersinggung,
Berat badan menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis, Athralgia, Rasa sakit disekitar sendi, Sakit
perut
4. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif.Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa
kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak
menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung,
gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan.Pasa fase ini baik penderita
demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami
reaktivasi penyakitnya.
2.7 MANIFESTASI KLINIS
Untuk menegakkan diagnose demam dapat digunakan criteria Jones yaitu:
a. Kriteria mayor:
1. Poliarthritis
Pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah pindah, radang sendi
sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku (Poliartitis migran).
2. Karditis
Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis)
3. Eritema Marginatum
Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak gatal.
4. Nodul Subkutan
Terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut, persendian
kaki; tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan.
5. Khorea Syndendham
Gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal, sebagai manifestasi peradangan
pada sistem saraf pusat.
b. Kriteria minor:
1. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik atau penyakit jantung reumatik
2. Artraliga atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi; pasien kadang kadang
sulit menggerakkan tungkainya
3. Demam tidak lebih dari 390 C
4. Leukositosis
5. Peningkatan laju endap darah (LED)
6. C-Reaktif Protein (CRP) positif
7. P-R interval memanjang
8. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur
9. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)

2.8 DIAGNOSIS BANDING


Diagnosa banding penyakit reumatic heart disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan
Anak, 1994;88 adalah:
Kelainan jantung bawaanadalah suatu keadaan kelainan pada jantung bayi termasuk
didalamnya struktur dan fungsi dari peredaran darah jantung bayi. Keadaan ini terjadi sejak
awal masa pertumbuhan dan perkembangan hasil pembuahan dalam kandungan
2.9 PEMERIKSAAN DIAGNOSIS / PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan ASTO, peningkatan
laju endap darah ( LED ),terjadi leukositosis, dan dapat terjadi penurunan hemoglobin.
2. Radiologi
Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung.
3. Pemeriksaan Echokardiogram
Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi
4. Pemeriksaan Elektrokardiogram
Menunjukan interval P-R memanjang.
5. Hapusan tenggorokan
Ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A

2.10 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penyakit jantung reumatik terdiri dari 2 tahapmenurut LAB/UPF
Ilmu Kesehatan Anak, 1994;88 adalah:
1. Pengobatan/ pencegahan medical
2. Pembedahan
Pengobatan medikal penderita penyakit jantung reumatik ditujukan pada penyulit
yag timbul.
a. Tanda keluhan/komplikasi:tidak perlu pengobatan
b. Gagal jantung
Tirah baring
Diit rendah garam,tinggi kalori
Digitalisasi
Deuretika
Vasodilator
c. Endokarditis bacterial subakut:
Antibiotika yang disesuaikan dengan kuman penyebabnya
d. Fibrilasi atrium:
Obat antiaritma
Defibrilasi DC
Bila pengobatan katup medical telah optimal, perlu dipertimbangkan tindakan
invasive/pembedahan untuk mengoreksi kelainan anatomic katup:
1. Valvuloplasti balon untuk stenosis mitral murni
2. pembedahan secara terbuak untuk mengoreksi atau mengganti katup mitral dan/atau katup
aorta bila katup sudah sangat rusak atau mengalami perkapuran.
2.11 PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit rheumatic heart disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak,
1994;89 adalah:
1. Penisilin Benzatin 600.000 U untuk anak dengan berat badan kurang dari 30 kg dan 1,2 juta
U bila berat badan lebih dari 30 kg diberikan sekali dalam 4 minggu.
2. Sulfadiazin 1 x 500 mg/hari untuk anak dibawah 30 kg dan 1 g untuk anak lebih dari 30 kg.
Pencegahan diberikan sekurang-kurangnya sampai 5 tahun bebas serangan ulang
demam reumatic.
Pada penderita dengan penyakit jantung reumatik dengan gagal jantung atau katup
buatan dianjurkan pemberian pencegahan seumur hidup.
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Timbul pada umur 5-15 th, wanita dan pria = 1 : 1
Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena, lingkungan sosial juga
ikut berpengaruh.
2. Keluhan utama: Sakit persendian dan demam.
3. Riwayat penyakit sekarang
Demam, sakit persendian, kardits, nodu noktan timbul minggu, minggu pertama, entena
marginatun timbul pada akal penyakit, cloera, timbul gerakan yang tiba-tiba.
4. Riwayat penyakit dahulu: Fonsilitis, faringitis, autitis media.
5. Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung
6. ADL
a. Aktifitas
Keletihan, malaise, keterbatasan rentang gerak atropi otot, kontraktur/ kelainan pada
sendi otot.
b. Cardio vaskuler
Fenomena reynoud jari tangan/ kaki misalnya pusat intermitten sianosis, kemerahan
pada jari
c. Integritas ego
Faktor stres akut/ kronis seperti finansial,pekerjaan, ketidakmampuan, ancaman pada
konsep diri.
d. Nutrisi
Penurunan berat badan kekeringan pada membran mukosa, dehidrasi, kesulitan
mengunyah, mual, anoreksia.
e. Higiene
Ketergantungan pada orang lain, berbagai kesulitn untuk melaksanakan aktifitas
perawatan pribadi.
f. Interaksi social
Perubahan peran, isolasi.
7. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum lemah
Suhu : 38 390
Nadi cepat dan lemah
BB: turun
TD: sistol, diastole
b. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher meliputi keadaan kepala, rambut, mata.
b. Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos serta takhikardi
c. Abdomen pembesaran hati, mual, muntah.
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Astopiter
LED
Hb
Leukosit
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan hapus tenggorokan.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup
mitral ( stenosiskatup )
2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
inflamasi, destruksi sendi.
3. Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis

3.3 intervensi
1. Penurunan curah jantung b/d adanya gangguan penutupan katup mitral

NOC

Tujuan :

Efektifitas pompa jantung


Status sirkulasi
Status vital sign
Kriteria Hasil :

Tanda vital dan rentang normal


Dapat mentoleransi aktivitas,tidak ada kelelahan
Tidak ada edema paru,perifer,dan tidak ada asites
NIC:
Evaluasi adanya nyeri dada
Catat adanya disrirmia jantung
Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

2.Nyeri akut b/d distensi jaringan oleh proses inflamasi

NOC

Tujuan :

Skala nyeri
Pengontrolan Nyeri
Skala Kenyamanan
Kriteria Hasil :

Mampu mengontrol nyeri


Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
NIC :

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, kualitas,dan faktor presipitasi
Observasi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapiutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


NOC

Tujuan :

Status Nutrisi : Makanan dan Intake Cairan


Kriteria Hasil :

Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan


Berat badab ideal sesuai dengan tinggi tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
NIC :
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
Anjurka pasien untuk meningkatkan intake Fe
Berikan substansi gula

3.4 Implementasi
Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang diangkat
dengan memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir tindakan yang akan dilakukan.

3.5 Evaluasi
1. Interview dengan keluarga pasien tentang pengetahuan dalam menghindari faktor pencetus
terjadinya jantung reumatik
2. Observasi gejala dan serangan kelemahan kontrktilitas jantung.
3. Observasi klien dan bicarakan dengan keluarga tentang macam macam permasalahan yang
dihadapi dan komplikasi lain
4. Interview dengan klien tentang kegiatan sehari-dari
5. Tentukan persetujuan dimana keluarga dan klien mengerti kondisi klien dan perpanjangan
terapi yang dilaksanakan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh
organisme streptococcus hemolitic-b grup A.
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul
setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai
kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung khususnya
katub.
Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga kuman termasuk
dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti
fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala
demam reumatik akut.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat,
Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh
kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami
demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan,
dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan
racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan
katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit,
atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi
kebocoran.
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya
infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter
adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin
secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat
tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin.
Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan
terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung,
endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang
mengandung cukup vitamin.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami
demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk
menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit
Jantung Rematik
4.2 SARAN
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami demam
reumatik, harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini untuk
menghindari kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan penyakit jantung
reumatik.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin E. Nursing Care Plans. F.A Davis Company. Philadelphia. USA.

Jumiarni Ilyas,dkk, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga,PusatPendidikan


Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta

LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Soetomo, Surabaya

Ngastiyah , Perawatan Anak Sakit, Edisi III EGC ,Jakarta.

http://laloerezan.blogspot.com/2012/12/askep-rhd-rematik-heart-diseases.html

http://hilal-setyawan.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-rheumatic-heart.html
ASUHAN KEPERAWATAN PADA RHEUMATIC
HEART DISEASE

KELOMPOK 5 :

1. Bayu Cahyo
2. Edy Purnomo
3. Eka Indah P.W
4. Dhara Retno Juwita
5. Fitri Kristiani
6. M.Lisa Jiddin
7. Nur Hayatul Nupus
8. Saddam Husein

KELAS IVC

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG
2013

Anda mungkin juga menyukai