Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Aldo Fikrianto
2. Aziz Zagi
3. Fivi Marya Dwi Kirana
4. Gita Puspita
5. Herdinda Putri
6. Melda Anjelita
7. Muhammad Hafizh Vito
8. Nia Febriana
9. Putri Dwi Aizyiah
10. Putri Yolanda (P01720222042)
11. Tania Jayanti
12. Widya
13. Wike Nopita Sari
14. Yoli Elfiyanti
1
BAB 1
KATA PENGANTAR
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................31
5.1 Kesimpulan.................................................................................................31
5.2 Saran...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................32
3
BAB I
PENDAHULUA
N
4
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit jantung rematik
2. Untuk mengetahu bagaimana etiologi dari jantung rematik
3. Untuk mengetahui klasifikasi jantung rematik
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi jantung rematik
5. Untuk mengetahui bagaimana Manifestasi klinis jantung rematik
5
BAB II
TINJAUA PUSTAKA
6
menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin. Kelainan kutub
sebagai gejala sisa penyakit jantung rheumatic menunjukkan perbedaan
jenis kelamin. Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral
sering didapatkan wanita. Sedangkan insufisiensi aorta lebih sering
ditemukan pada laki-laki.
3. Golongan etnik dan ras
Di Negara-negara barat umunya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun
setelah penyakit jantung rheumatic akut, tetapi di India menunjukkan
bahwa stenosis mitral organic yang berat sering terjadi dalam waktu
yang singkat, hanya 6 bulan – 3 tahun.
4. Umur
Umur agakna merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya
penyakit jantung rheumatic, penyakit ini paling sering mengenai anak
berumur 5-18 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun, tidak biasa
ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum
anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun.
7
/penyakit jantung reumatik.Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan
dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik
/penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum : Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia,
Lekas tersinggung, Berat badan menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis,
Athralgia, Rasa sakit disekitar sendi, Sakit perut
4. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam
reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa
gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan
katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya
kelainan.Pada fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit
jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.
8
TNF-alpha, IFN-gamma, IL-10, IL-4 juga bertanggung jawab pada
progresifitas lesi fibrotik katup
Penyakit jantung rematik ditandai dengan adanya kerusakan
permanen pada satu atau lebih katup jantung. Pada kondisi akut, katup
mengalami inflamasi dan edema ringan. Sedangkan pada kondisi kronis,
katup akan mengalami penebalan dan fibrosis. Sekitar 50-60% kasus
penyakit jantung rematik berdampak pada katup mitral, 20-30% mengenai
katup aorta, dan hanya 10% berdampak pada katup trikuspid atau pulmonal.
Kelainan katup yang paling sering terjadi adalah fusi komisura yang
mengakibatkan stenosis katup mitral. Selain itu, dapat terjadi juga lesi
fungsional seperti regurgitasi katup mitral dan regurgitasi katup aorta. Jika
tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi gagal
jantung kongestif.
9
PATHWA
10
2.5 Manifestasi Klinis Rheumatic Heart Disease (RHD) Gejala umum :
a. Tanda-tanda demam reumatik bisanya muncul 2-3 minggu setelah infeksi, tetapi dapat juga
muncul awal minggu pertama atau setelah 5 minggu.
b. Insiden puncak antara umur 5-15 tahun, demam reumatik jarang terjadi sebelum umur 4
tahun dan setelah umur 40 tahun.
c. Karditis reumatik dan valvulitis dapat sembuh sendiri atau berkembang lambat menjadi
kelainan katup.
d. Karakteristik lesi adalah adanya reaksi granulomotosa perivaskuler dengan vaskulitis.
e. Pada 75-85% kasus, yang terserang adalah katup mitral, katup aorta pada 30% kasus (tetapi
jarang berdiri sendiri), dan mengenai katup pulmonalis kurang dari 5%. (Bungsu Kana,
2019).
1. Poliarthritis : Pasien RHD biasanya datang dengan keluhan sakit pada sendi yang
berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan
tangan, siku (Poliartitis migran)
4. Nodul Subkutan : Terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari,
lutut persendian kaki, tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan. Nodul subcutan ini
terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras dibawah kulit tanpa adanya perubahan warna
atau rasa nyeri. Biasanya timbul pada minggu pertama. Serangan dan menghilang
setelah 1-2 minggu. Ini jarang ditemukan pada orang dewasa.Nodul ini terutama
muncul pada permukaan ekstensor sendi terutama siku,ruas jari,lutut,persendian
kaki. Nodul ini lunak dan bergerak bebas. (Bungsu Kana, 2019)
b. Kriteria Minor
2. Artraliga atau nyeri sendi tanpa adanya tanda objektif pada sendi, pasien kadang sulit
menggerakkan tungkainya
4. Leukositosis
11
8. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur
Selain kriteria mayor dan minor tersebut, terjadi juga gejala-gejala umum seperti, akral dingin, lesu,terlihat
pucat dan anemia akibat gangguan eritropoesis.gejala lain yang dapat muncul juga gangguan pada GI tract
dengan manifestasi peningkatan HCL dengan gejala mual dan anoreksia. Diagnosis RHD ditegakkan
apabila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor.
12
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung
dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A.
Etiologi dari RHD ini disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan
fibrosis dan beberapa faktor predisposisi lainnya, menurut LAB/UPF ilmu
kesehatan Anak, seperti : faktor genetik, jenis kelamin, umur dan etnik / ras.
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantung reumatik dapat
dibagi dalam 4 stadium yaitu stadium I, stadium II, stadium III dan stadium
IV.
5.2 Saran
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus danmengalami
demam reumatik harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotic hal
ini untuk menghindari kemungkinan serangan kedua kalinya bahkan
menyebabkan penyakit jantung reumati
13
DAFTAR PUSTAKA
14