Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP PATOFISIOLOGI RHD

Disusun oleh :
Kelompok 1

1. Aldo Fikrianto
2. Aziz Zagi
3. Fivi Marya Dwi Kirana
4. Gita Puspita
5. Herdinda Putri
6. Melda Anjelita
7. Muhammad Hafizh Vito
8. Nia Febriana
9. Putri Dwi Aizyiah
10. Putri Yolanda (P01720222042)
11. Tania Jayanti
12. Widya
13. Wike Nopita Sari
14. Yoli Elfiyanti

1
BAB 1
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb


Alhamdulillah Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT atas limpahan RahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
kami susun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah
Keperawatan Anak II. Makalah ini kami beri judul “Peradangan Sistem
Cardiovascular : Rheumatic Heart Disease (RHD) pada Anak”
Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini tidaklah
sempurna, oleh karena itu apabila terdapat kesalahan-kesalahan di dalamnya
dengan senang hati kami menerima koreksi dan kritik yang membangun, serta
akan kami perbaiki demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya dalam bidang kesehatan terutama keperawatan.

Bengkulu, 24 September 2023

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................31
5.1 Kesimpulan.................................................................................................31
5.2 Saran...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................32

3
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang
membahayakan dari demam reumatik. Penyakit jantung reumatik adalah
sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung
yang disebabkan oleh demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak
karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan
yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe A (contoh:
Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam reumatik.
Dengan penyakit jantung reumatik yang kronik, pada pasien bisa terjadi
stenosis katup (gangguan katup), pembesaran atrium (ruang jantung), aritmia
(gangguan irama jantung) dan gangguan fungsi ventrikel (ruang jantung).
Penyakit jantug reumatik masih menjadi penyebab stenosis katup mitral dan
penggantian katup pada orang dewasa di Amerika Serikat.
RHD (Rheumatic Heart Desease) terdapat diseluruh dunia. Lebih dari
100.000 kasus baru demam rematik didiagnosa setiap tahunnya, khususnya
pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada daerah
dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya
kurang memadai. Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai
menurun karena tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan
penyakit lebih sempurna. Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-
1985 menunjukan kasus RHD rata-rata 3,44 ℅ dari seluruh jumlah penderita
yang dirawat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah penyakit jantung rematik itu?
2. Bagaimana etiologi penyakit jantung rematik?
3. Apa saja klasifikasi dari penyakit jantung rematik?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit jantung rematik?
5. Bagaimana Manifestasi klinis penyakit jantung rematik?

4
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit jantung rematik
2. Untuk mengetahu bagaimana etiologi dari jantung rematik
3. Untuk mengetahui klasifikasi jantung rematik
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi jantung rematik
5. Untuk mengetahui bagaimana Manifestasi klinis jantung rematik

5
BAB II
TINJAUA PUSTAKA

2.1 Definisi Rheumatic Heart Disease (RHD)


Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic
Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A.

Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau


kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta
Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum
diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans
akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.

2.2 Etiologi Rheumatic Heart Disease (RHD)


Disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan fibrosis dan beberapa faktor
predisposisi lainnya, menurut LAB/UPF ilmu kesehatan Anak, seperti :
1. Faktor Genetik
Banyak penyakit jantung rheumatic yang terjadi pada satu keluarga
maupun anak-anak kembar, meskipun pengetahuan tentang faktor
genetik pada penyakit jantung rheumatic ini tidak lengkap, namun pada
umumnya disetujui bahwa ada faktor keturunan pada penyakit jantung
rheumatic, sedangkan cara penularannya belum dapat dipastikan.
2. Jenis Kelamin
Dahulu sering dinyatakan bahwa lebih sering didapatkan pada anak
wanita dibandingkan anak laki-laki, tetapi data yang lebih besar

6
menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin. Kelainan kutub
sebagai gejala sisa penyakit jantung rheumatic menunjukkan perbedaan
jenis kelamin. Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral
sering didapatkan wanita. Sedangkan insufisiensi aorta lebih sering
ditemukan pada laki-laki.
3. Golongan etnik dan ras
Di Negara-negara barat umunya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun
setelah penyakit jantung rheumatic akut, tetapi di India menunjukkan
bahwa stenosis mitral organic yang berat sering terjadi dalam waktu
yang singkat, hanya 6 bulan – 3 tahun.
4. Umur
Umur agakna merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya
penyakit jantung rheumatic, penyakit ini paling sering mengenai anak
berumur 5-18 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun, tidak biasa
ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum
anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun.

2.3 Klasifikasi Rheumatic Heart Disease (RHD)


Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantun reumatik
dapat dibagi dalam 4 stadium menurut Ngastiyah, 1995:99 adalah:
1. Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus
Hemolyticus Grup A. Keluhan : Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan,
Muntah, Diare, Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat
2. Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten,ialah masa antara infeksi
streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini
berlangsung 1-3 minggu,kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau
bahkan berbulan-bulan kemudian.
3. Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam
reumatik, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik

7
/penyakit jantung reumatik.Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan
dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik
/penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum : Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia,
Lekas tersinggung, Berat badan menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis,
Athralgia, Rasa sakit disekitar sendi, Sakit perut
4. Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam
reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa
gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan
katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya
kelainan.Pada fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit
jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.

2.4 Patofisiologi Rheumatic Heart Disease (RHD)


Patofisiologi penyakit jantung rematik terjadi sebagai komplikasi dari
infeksi faring oleh Streptococcus grup A yang kemudian menimbulkan reaksi
inflamasi dan reaktivitas silang antara protein bakteri dan jaringan jantung yang
bermanifestasi sebagai demam rematik akut.
Demam rematik akut merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 2 dimana
terjadi reaksi imun yang dimediasi oleh interaksi antigen antibodi. Terdapat
kemiripan molekuler antara protein M dari Streptococcus dengan protein alfa
helix jantung, seperti miosin tropomiosin, keratin, laminin, vimentin dan endotel
katup, sehingga sistem imun mengenali mimikri molekuler tersebut sebagai
autoantigen. Kemudian terjadi reaksi silang autoimun, baik secara humoral
maupun dimediasi oleh sel. Sebagai hasilnya, auto antibodi monoklonal penderita
demam rematik akut akan bereaksi tidak hanya terhadap Streptococcus, tetapi juga
terhadap myosin pada miokardium dan endothelium katup jantung. Reaksi
peradangan pada endotelium yang mengelilingi katup menyebabkan sel T masuk
ke dalam katup sehingga menghasilkan jaringan parut. Inflamasi sitokin, seperti

8
TNF-alpha, IFN-gamma, IL-10, IL-4 juga bertanggung jawab pada
progresifitas lesi fibrotik katup
Penyakit jantung rematik ditandai dengan adanya kerusakan
permanen pada satu atau lebih katup jantung. Pada kondisi akut, katup
mengalami inflamasi dan edema ringan. Sedangkan pada kondisi kronis,
katup akan mengalami penebalan dan fibrosis. Sekitar 50-60% kasus
penyakit jantung rematik berdampak pada katup mitral, 20-30% mengenai
katup aorta, dan hanya 10% berdampak pada katup trikuspid atau pulmonal.
Kelainan katup yang paling sering terjadi adalah fusi komisura yang
mengakibatkan stenosis katup mitral. Selain itu, dapat terjadi juga lesi
fungsional seperti regurgitasi katup mitral dan regurgitasi katup aorta. Jika
tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi gagal
jantung kongestif.

9
PATHWA

10
2.5 Manifestasi Klinis Rheumatic Heart Disease (RHD) Gejala umum :
a. Tanda-tanda demam reumatik bisanya muncul 2-3 minggu setelah infeksi, tetapi dapat juga
muncul awal minggu pertama atau setelah 5 minggu.
b. Insiden puncak antara umur 5-15 tahun, demam reumatik jarang terjadi sebelum umur 4
tahun dan setelah umur 40 tahun.
c. Karditis reumatik dan valvulitis dapat sembuh sendiri atau berkembang lambat menjadi
kelainan katup.
d. Karakteristik lesi adalah adanya reaksi granulomotosa perivaskuler dengan vaskulitis.
e. Pada 75-85% kasus, yang terserang adalah katup mitral, katup aorta pada 30% kasus (tetapi
jarang berdiri sendiri), dan mengenai katup pulmonalis kurang dari 5%. (Bungsu Kana,
2019).

Untuk menegakkan diagnosa demam dapat digunakan kriteria Jones yaitu:


a. Kriteria Mayor

1. Poliarthritis : Pasien RHD biasanya datang dengan keluhan sakit pada sendi yang
berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan
tangan, siku (Poliartitis migran)

2. Karditis : Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis) yang menyebabkan


terjadinya gangguan pada katub mitral dan aorta dengan manifestasi terjadi
penurunan curah jantung (seperti hipotensi, pucat, sianosis, berdebar-debar dan heart
rate meningkat), bunyi jantung melemah, dan terdengar suara bising katup pada
auskultasi akibat stenosis dari katup terutama mitral (bising sistolik), Friction rub.
(Agus et al., 2018)

3. Eritema marginatum : Eritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit,


berupa bercak-bercak merah dengan bagian tengah berwarna pucat sedangkan
tepinya berbatas tegas , berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi dan tidak
gatal. Biasanya terjadi pada batang tubuh dan telapak tangan.

4. Nodul Subkutan : Terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari,
lutut persendian kaki, tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan. Nodul subcutan ini
terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras dibawah kulit tanpa adanya perubahan warna
atau rasa nyeri. Biasanya timbul pada minggu pertama. Serangan dan menghilang
setelah 1-2 minggu. Ini jarang ditemukan pada orang dewasa.Nodul ini terutama
muncul pada permukaan ekstensor sendi terutama siku,ruas jari,lutut,persendian
kaki. Nodul ini lunak dan bergerak bebas. (Bungsu Kana, 2019)

5. Khorea Syendendham : Gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal,


bilateral,tanpa tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan kelemahan otot
sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat

b. Kriteria Minor

1. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik atau penyakit jantung reumatik

2. Artraliga atau nyeri sendi tanpa adanya tanda objektif pada sendi, pasien kadang sulit
menggerakkan tungkainya

3. Demam tidak lebih dari 39°C

4. Leukositosis

5. Peningkatan laju endap darah (LED)

6. C-Reaktif Protein (CRP) positif

7. P-R Interval memanjang

11
8. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur

9. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)

Selain kriteria mayor dan minor tersebut, terjadi juga gejala-gejala umum seperti, akral dingin, lesu,terlihat
pucat dan anemia akibat gangguan eritropoesis.gejala lain yang dapat muncul juga gangguan pada GI tract
dengan manifestasi peningkatan HCL dengan gejala mual dan anoreksia. Diagnosis RHD ditegakkan
apabila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor.

12
BAB III
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung
dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A.
Etiologi dari RHD ini disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan
fibrosis dan beberapa faktor predisposisi lainnya, menurut LAB/UPF ilmu
kesehatan Anak, seperti : faktor genetik, jenis kelamin, umur dan etnik / ras.
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantung reumatik dapat
dibagi dalam 4 stadium yaitu stadium I, stadium II, stadium III dan stadium
IV.
5.2 Saran
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus danmengalami
demam reumatik harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotic hal
ini untuk menghindari kemungkinan serangan kedua kalinya bahkan
menyebabkan penyakit jantung reumati

13
DAFTAR PUSTAKA

Chopra P, Gulwani H. Pathology and Pathogenesis of Rheumatic Heart Disease.


https://id.scribd.com/document/535811900 /MAKALAH-RHD

14

Anda mungkin juga menyukai