(RHD)
Anggota : Kelompok 4
• Neng Ayu Yuliandri (KHGC19072)
• Nola Isdiarti Aida (KHGC19074)
• Putri Intan Pratiwi (KHGC19076)
• Rahma Cintia Nadila (KHGC19078)
• Revita Fitria (KHGC19080)
• Rista Tresna Dewi (KHGC19082)
PENGERTIAN
• Penyakit jantung rematik ( PJR ) atau dalam bahasa medisnya Heart Disease ( RHD) adalah suatu
proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian,
jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A. ( Pusdiknakes, 1993 ).
Penyakit jantung rematik merupakan proses imun sistemik sebagai reaksi terhadap infeksi streptokokus
hemolitikus di faring (Brunner & Suddarth, 2001).
• Penyakit jantung rematik adalah Penyakit peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan
suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolytikus grup A yang mekanisme
perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala Mayor yaitu polyarthritis migrain akut
karditis, Koreaminor, nodul subkutan dan eritema marginatum (Lawrebce M. Tierney, 2002).
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya penyakit jantung rematik diperkirakan adalah reaksi autoimun kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh demam rematik. infeksi Streptococcus B hemolitikus grup A pada tenggorokan selalu
mendahului terjadinya demam rematik baik dengan rematik serangan pertama maupun demam rematik
serangan ulang.
Faktor-faktor individu :
1. Faktor genetic : Adanya antigen limfosit manusia (HLA) yang tinggi.
2. jenis kelamin : Demam rematik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki.
3. Golongan etnik dan ras : Demam rematik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak
laki-laki.
4. Umur : Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5 sampai 15 tahun dengan puncak sekitar umur
8 tahun.
5. Keadaan gizi dan lain nya : Keadaan gizi Serta adanya penyakit-penyakit lain
6. Reaksi autoimun : adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus
grup A dengan glikoprotein mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada demam rematik.
7. Serangan deman reumatik : Serangan ulang demam rematik sesudah adanya Reinfeksi dengan Prapto cus
beta hemolitikus grup A
Faktor-faktor lingkungan :
1. Keadaan sosial ekonomi yang buruk : sanitasi lingkungan yang
buruk,rumah dengan penghuni padat, rendahnya
pendidikan,pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk
perawatan kesehatan kurang yang memudahkan timbulnya demam
rematik
2. Iklim dan geografi : Di daerah yang letaknya agak tinggi adanya
insiden demam rematik lebih tinggi daripada di dataran rendah.
3. Cuaca : Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan
insiden demam rematik juga meninggi.
PATOFISIOLOGI
Terjadinya jantung rematik disebabkan langsung oleh demam rematik, suatu penyakit sistemik yang
disebabkan oleh infeksi streptokokus grup A.
Demam rematik mempengaruhi semua persendian, menyebabkan poliartritis. Jantung merupakan
organ sasaran dan merupakan bagian yang kerusakannya paling serius.Kerusakan jantung dan lesi
sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung
dirusak oleh organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitivitas atau reaksi, yang
terjadi sebagai respon terhadap streptokokus hemolitikus.Leukosit darah akan tertimbun pada jaringan
yang terkena dan membentuk nodul, yang kemudian akan diganti dengan jaringan parut.
Miokardium tentu saja terlibat dalam proses inflamasi ini; artinya, berkembanglah miokarditis rematik,
yang sementara melemahkan tenaga kontraksi jantung.
Demikian pula pericardium juga terlibat; artinya, juga terjadi pericarditis rematik selama perjalanan
akut penyakit. Komplikasi miokardial dan pericardial biasanya tanpa meninggalkan gejala sisa yang
serius. Namun sebaliknya endokarditis rematik mengakibatkan efek samping kecacatan permanen.
MANIFESTASI KLINIS
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantung reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium:
Stadium I
Stadium ini berupa infeksi saluran napas bagian atas oleh kuman beta- Streptococcus hemolyticus grup A. Keluhan biasanya berupa
demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, tidak jarang disertai muntah dan bahkan pada anak kecil dapat terjadi diare.
Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi Streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik,
biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.
Stadium III
Merupakan fase akut demam reumatik, saat timbulnya berbagai manifestasi klinik demam reumatik/penyakit jantung reumatik.
Manifestasi klinik tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum (gejala minor) dan manifestasi spesifik (gejala
mayor) demam reumatik/penyakit jantung reumatik.
Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung atau penderita penyakit jantung
reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa. Pada psewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi
penyakitnya.enderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, Pada fase ini baik penderita demam
reumatik .
PENATALAKSANAAN
2. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti 5. Anjurkan peningkatan pemasukan pritein dan vitamin B
6. Anjurkan agar banyak makan buah dan minum.
3. Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
7. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan kalori dan protein
4. Asupan nutrisi dan cairan adekuat
8. Diskusikan dengan dokter tentang kebutuhan stimulasi nafsu makan, makan
5. Klien melaporkan keadekuatan tingkat energi pelengkap, pemberi makan melalui selang atau nutrisi parenteral total agar
asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan
9. Tawarkan makan dalam porsi besar pada siang hari ketika makan tingggi.
10. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
11. Tawarkan hygiene mulut sebelum makan
PERENCANAAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 2. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang keterbatasannya
jam dengan kriteria hasil: 3. Motivasi untuk melakukan periode istirahat dan aktivitas
4. Rencanakan periode aktivitas saat klien memiliki banyak tenaga
1. Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari Klien
mengungkapkan kepuasan setelah melakukan 5. Bantu klien untuk bangun dari tempat tidur atau duduk di samping tempat tidur atau berjalan
aktivitas sehari-hari 6. Bantu klien untuk mengidentivikasi aktivitas yang lebih disukai
7. Evaluasi program peningkatan tingkat aktivitas.
Bantu aktivitas kebutuhan sehari-hari
1. Observasi kemampuan klien untuk perawatan mandiri
2. Observasi kebutuhan klien untuk alat bantu kebersihan diri, bepakaian, berhias, toileting, dan
makan
3. Sediakan bantuan sesuai kebutuhan agar klien dapat secara utuh melakukan perawatan diri
4. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang
dimiliki
IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan berdasarkan diagnosa
keperawatan yang sudah ditegakkan.
EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah tindakan yang telah dilakukan berhasil untuk
mengatasi masalah pasien dan dilihat juga berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Thank
You