PENDAHULUAN
B. Batasan Masalah
Dalam tugas akhir ini jenis penyakit jantung dibatasi pada jenis penyakit jantung
yang didapat dari data pasien dan diagnosa dokter dari Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta, yaitu Normal, HHD (Hypertensive Heart Disease), CHF
(Congestive heart Failure), dan Angina Pectoris.
C. Rumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagi dunia kesehatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
informasi mengenai diagnosa penyakit jantung.
PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN RHD
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik
yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A
yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu
Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart
Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa
berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai
akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
Sindroma klinik sebagai akibat infeksi streptococcus Beta hemolitikus group A
dengan salah satu atau lebih gejala mayor. Rheumatik Heart Desease ini merupakan :
Reaksi radang akut
Beta hemolitikus streptococcus group A
Sering pada infeksi pharynx berulang
Bersifat asimtomatis
Usia anak 5 Tahun-15 Tahun
Proses sampai sekarang belum jelas
Faktor-faktor lingkungan
1. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk
terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju,
jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk
sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya
pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat
kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-
lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.
2. Iklim dan geografi
Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah
yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun
mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang
letaknya agak tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih tinggi daripada didataran
rendah.
3. Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian
atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.
Dampak dari RHD
Terjadi jaringan parut pada selaput jantung
Pada myocardium umumnya reversible
Dapat menimbulkan kelainan katup jantung, bila berlangsung kronis
Elastisitas myocard menurun
Menurunnya fungsi jantung
4. PATOFISIOLOGI RHD
Infeksi pada saluran pernapasan yang ditimbulkan oleh sejenis kuman, maka antigen
yang terdapat dalam kuman tersebut bentuknya bermacam-macam jenis protein yang akan
menimbulkan antibodi. Mengandalkan antigen antibod reaction akan terbentuk Ag-Ab
complek yang akan terdefosit pada jaringan ikat, terutama jaringan ikat synovial,
endocardium, pericardium, pleura sehingga menyebabkan reaksi radang granulomatous
spesifik (Aschoff bodies), gejala yang ditimbulkan bervariasi.
. Karditis Klinis :
. Poliartritis . Demam
. Khorea . Arthralgia
- LED , lekositosis
Ditambah bukti adanya bukti infeksi streptokokus yang mendahului: titer ASO atau titer
antibodi terhadap streptokokus lainnya yang meningkat, kultur hapusan tenggorokan positif
streptokokus grup A, atau demam skarlatina.
6. MANIFESTASI KLINIS RHD
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat dibagi
dalam 4 stadium :
Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup
A. Keluhan : Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan, Muntah, Diare, Peradangan pada
tonsil yang disertai eksudat.
Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus
dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1 - 3 minggu,
kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.
Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan
menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.
Gejala peradangan umum : Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia, Lekas tersinggung,
Berat badan menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis, Athralgia, Rasa sakit disekitar sendi,
Sakit perut
Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa
kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak
menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung,
gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita
demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami
reaktivasi penyakitnya.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Pharynx heperemis
- Kelenjar getah bening membesar
- Pembengkakan sendi
- Tonjolan di bawah kulit daerah kapsul sendi
- Ada gerakan yang tidak terkoordinasi
Palpasi
- Nyeri tekan persendian
- Tonjolan keras tidak terasa nyeri dan mudah digerakkan
Auskultasi
- Murmur sistolik injection dan friction rub
b) Pemeriksaan Penunjang
ECG : Perpanjangan interval P-R
Radiologi : - Thorax Foto : cardiomegali
- Foto sendi : tidak spesifik
Laboratorium
- Hemoglobin : kurang dari normal
- LED : meningkat
- C-Rp : positif
- ASO : positif
- Swab tenggorokan : streptococcus positif
8. KOMPLIKASI
a. Dekompensasi Cordis
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya
sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk
pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena
kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau
gabungan kedua faktor tersebut.
Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis
dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan
yang paling penting mengobati penyakit primer.
b. Pericarditis
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang
yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard.
Pengkajian
- Lakukan pengkajian fisik rutin
- Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai bukti-bukti infeksi streptokokus
antesenden.
- Observasi adanya manifestasi demam rematik.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi myocardium
Tujuan : Pasien dapat menunjukkan perbaikan curah jantung.
Intervensi & Rasional
- Beri digoksin sesuai instruksi, dengan menggunakan kewaspadaan yang sudah ditentukan
untuk mencegah toksisitas.
- Kaji tanda- tanda toksisitas digoksin (mual, muntah, anoreksia, bradikardia, disritmia)
- Seringkali diambil strip irama EKG
- Jamin masukan kalium yang adekuat
- Observasi adanya tanda-tanda hipokalemia
- Beri obat-obatan untuk menurunkan afterload sesuai instruksi dapat meningkatkan curah
jantung
- Untuk mencegah terjadinya toksisitas
- Mengkaji status jantung
- Penurunan kadar kalium serum akan meningkatkan toksisitas digoksin
2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi penyakit.
Tujuan : Suhu tubuh normal (36 – 37’ C)
Intervensi & Rasional
- Kaji saat timbulnya demam
- Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, TD, pernafasan setiap 3 jam
- Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
- Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
- Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan
- Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 – 3 liter/hari dan jelaskan manfaatnya
- Berikan kompres hangat dan anjurkan memakai pakaian tipis
- Berikan antipiretik sesuai dengan instruksi Dapat diidentifikasi pola/tingkat demam
- Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadan umum klien
- Penjelasan tentang kondisi yang dilami klien dapat membantu mengurangi kecemasan klien
dan keluarga
- Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebih kooperatif
- Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di RS
- Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
- Kompres akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian tipis akan dapat
membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
- Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi suhu tubuh
sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, klien mampu menghabiskan makanan yang telah
disediakan.
Intervensi Rasional
- Kaji faktor-faktor penyebab
- Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup
- Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil dan sering, jika tidak muntah teruskan
- Lakukan perawatan mulut yang baik setelah muntah
- Ukur BB setiap hari
- Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien
- Penentuan factor penyebab, akan menentukan intervensi/ tindakan selanjutnya
- Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga sehingga klien termotivasi untuk
mengkonsumsi makanan
- Menghindari mual dan muntah dan distensi perut yang berlebihan
- Bau yang tidak enak pada mulut meningkatkan kemungkinan muntah
- BB merupakan indikator terpenuhi tidaknya kebutuhan nutrisi
- Mengetahui jumlah asupan / pemenuhan nutrisi klien
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi Rasional
- Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (1-10), tetapkan tipe
nyeri dan respon pasien terhadap nyeri yang dialami
- Kaji factor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri
- Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang
- Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasian dari rasa nyeri (libatkan
keluarga)
- Berikan kesempatan pada klien untuk berkomunikasi dengan teman/ orang terdekat
- Berikan obat-obat analgetik sesuai instruksi Untuk mengetahui berapa tingkat nyeri yang
dialami
- Reaksi pasien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai factor begitupun juga respon
individu terhadap nyeri berbeda dab bervariasi
- Mengurangi rangsang nyeri akibat stimulus eksternal
- Dengan melakukan aktifitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri
yang dialami
- Tetap berhubungan dengan orang-orang terdekat/teman membuat pasien gembira / bahagia
dan dapaty mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri
- Mengurangi nyeri dengan efek farmakologik
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPILAN
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik
yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A
yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu
Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
DAFTAR PUSTAKA