Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN RHD

DI SUSUN OLEH :

1. MELIATI KAITA RENGU (171100362)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA


PRODI S1 KEPERAWATAN
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penyakit jantung rematik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan
padakatup jantung akibat serangan karditis rematik akut yang berulang kali (Arif
Mansjoer,2002). RHD atau yang lebih dikenal dengan Reumatik Heart Disease terdapat
diseluruhdunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik didiagnosa setiap
tahunnya,khususnya pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada
daerahdengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya
kurangmemadai.Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena
tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna. Dari data 
8rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus RHD rata-rata 3,44 ℅ dari
seluruh jumlah penderita yang dirawat.Secara Nasional mortalitas akibat RHD cukuptinggi
dan ini merupakan penyebab kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40tahun.
B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian RHD
2.      Penyebab RHD
3.      Patofisiologi RHD
5.      Data Lab RHD
6.      Askep RHD
C.    Tujuan
1.      Tujuan umum
Mahasiswa mampu menguasai tentang penyakit RHD
2.      Tujuan khusus
a.       Mahasiswa mampu mengetahui apa itu RHD?
b.      Mahasiswa dapat mengetahui penyebab RHD
c.       Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi RHD
d.      Mahasiswa dapat memahami data leb pasien RHD
e.       Mahasiswa dapat mengetahui askep RHD
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian
Rematoid heart disease ( RHD ) merupakan penyebab terpenting dari
penyakit jantung yang didapat,baik pada anak maupun pada dewasa. Rematoid fever
adalah peradangan akut yang sering diawali oleh peradangan pada farings. Sedangkan
RHD adalah penyakit berulang dan kronis. Pada umumnya seseorang menderita penyakit
rematoid fever akut kira-kira dua minggu sebelumnya pernah menderita radang
tenggorokan. Reumatoid heart disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993).
RHD adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang mengenai jaringan konektif
seperti pada jantung,tulang, jaringan subcutan pembuluh darah dan pada sistem
pernapasan yang diakibatkan oleh infeksi streptococcus hemolitic-b grup A. Demam
reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul setelah suatu
infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A, mempunyai
kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada jantung
khususnya katub (LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994) Penyakit jantung reumatik
adalah penyakit yang di tandai dengan kerusakan pada katup jantung akibat serangan
karditis reumatik akut yang berulang kali. (kapita selekta, edisi 3, 2000) Demam
Reumatik / penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau
kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus
Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau
lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul
subkutan dan Eritema marginatum

2.      Penyebab/Etiologi
Penyebab secara pasti dari RHD belum diketahui, namun penyakit ini sangat berhubungan erat
dengan infeksi saluran napas bagian atas yang disebabkan oleh streptococcus hemolitik-b grup A
yang pengobatanya tidak tuntas atau bahkan tidak terobati. Pada penelitian menunjukan bahwa
RHD terjadi akibat adanya reaksi imunologis antigen-antibody dari tubuh.Antibody yang
melawan streptococcus bersifat sebagai antigen sehingga terjadi reaksi autoimun.
Terdapat faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada reaksi timbulnya RHD :
a.       Faktor-faktor pada individu
·         Faktor Genetik
Meskipun pengetahuan tentang faktor genetik  pada RHD ini tidak lengkap
namun pada umumnya ada pengaruh faktor keturunan pada proses terjadinya RHD,
walaupun cara penurunanya belum dapat dipastikan.
·         Jenis Kelamin
Dulu sering dinyatakan bahwa RHD lebih sering terjadi pada anak wanita daripada anak
laki-laki.
·         Golongan Etnik dan Ras
Data di Amerika menunjukan bahwa serangan awal maupun serangan ulangan lebih sering
terjadi pada orang berkulit hitam dibandingkan orang berkulit putih
•    Umur
RHD paling sering terjadi pada anak-anak berumur antara 6- 15 tahun ( usa sekolah )
dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasanya ditemukan pada anak sebelum
berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun
b.      Faktor-faktor lingkungan
·   Keadaan sosial ekonomi yang buruk Keadaan sosial ekonomi yang buruk adalah
sanitasi lingkungan yang buruk, rumah dengan penghuni yang padat, rendahnya
pendidikan sehingga pemahaman untuk segera mencari pengobatan anak yang menderita
infeksi tenggorokan sangat kurang ditambah pendapatan yang rendah sehingga biaya
perawatan kesehatan kurang.
·         Iklim dan geografis
RHD adalah penyakit kosmopolit. Penyakit ini terbanyak didapatkan pada daerah
beriklim sedang,tetapi data akhir-akhir ini menunjukan bahwa daerah tropispun
mempunyai insiden yang tinggi. Didaerah yang letaknya tinggi, insiden RHD lebih tinggi
daripada dataran rendah
·         Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insiden infeksi saluran napas atas
meningkat, sehingga mengakibatkan kejadian RHD juga dapat meningkat.

3.      Patofisiologi
Terjadinya jantung rematik disebabkan langsung oleh demam rematik, suatu penyakit
sistemik yang disebabkan oleh infeksi streptokokus grup A. demam rematik
mempengaruhi semua persendian, menyebabkan poliartritis. Jantung merupakan organ
sasaran dan merupakan bagian yang kerusakannya paling serius. Kerusakan jantung dan
lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan tersebut tidak mengalami infeksi atau
secara langsung dirusak oleh organism tersebut, namun hal ini merupakan fenomena
sensitivitas atau reaksi, yang terjadi sebagai respon terhadap streptokokus hemolitikus.
Leukosit darah akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan membentuk nodul, yang
kemudian akan diganti dengan jaringan parut. Miokardium tentu saja terlibat dalam
proses inflamasi ini; artinya, berkembanglah miokarditis rematik, yang sementara
melemahkan tenaga kontraksi jantung. Demikian pula pericardium juga terlibat; artinya,
juga terjadi pericarditis  rematik selama perjalanan akut penyakit. Komplikasi miokardial
dan pericardial biasanya tanpa meninggalkan gejala sisa yang serius. Namun
sebaliknya endokarditis rematik mengakibatkan efek samping kecacatan permanen.
Endokarditis rematik secara anatomis dimanifestasikan dengan adanya tumbuhan kecil
yang transparan, yang menyerupai manik dengan ukuran sebesar kepala jarum pentul,
tersusun dalam deretan sepanjang tepi bilah katup. Manic-manik kecil itu tidak tampak
berbahaya dan dapat menghilang tanpa merusak bilah katup, namun yang lebih sering
mereka menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
secara bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkan menjadi memendek dan
menebal disbanding yang normal, sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna.
Terjadilah kebocoran, suatu keadaan yang disebut regurgitasi katup.Tempat yang palinh
sering mengalami regurgitasi katup adalah katup mitral.
5.      Data Lab
a.       Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan ASTO, peningkatan laju
endap darah (LED), terjadi leukositosis, dan dapat terjadi penurunan hemoglobin .
b.      Radiologi
Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung.
c.       Pemeriksaan Echokardiogram
Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi
d.      Pemeriksaan Elektrokardiogram
Menunjukan interval P-R memanjang.
e.       Hapusan tenggorokan
ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A

    
6.      Askep
Pengkajian
1.        Identitas Klien
·         Timbul pada umur 10
·         Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena, lingkungan
sosial juga ikut berpengaruh.
2.    Keluhan utama : Sakit persendian dan demam.
3.    Riwayat penyakit sekarang
Demam, sakit persendian, kardits, nodu noktan timbul minggu, minggu pertama,
entena marginatun timbul pada akal penyakit, cloera, timbul gerakan yang tiba-tiba.
4.    Riwayat penyakit dahulu: Fonsilitis, faringitis, autitis media.
5.    Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung
6.    ADL
a.       Aktifitas
Keletihan, malaise, keterbatasan rentang gerak atropi otot, kontraktur/ kelainan
pada sendi otot.
b.       Cardio vaskuler
Fenomena reynoud jari tangan/ kaki misalnya pusat intermitten sianosis, kemerahan
pada jari
c.        Integritas ego
Faktor stres akut/ kronis seperti finansial,pekerjaan, ketidakmampuan, ancaman pada
konsep diri.
d.       Nutrisi
Penurunan berat badan kekeringan pada membran mukosa, dehidrasi, kesulitan
mengunyah, mual, anoreksia.
e.       Higiene
Ketergantungan pada orang lain, berbagai kesulitn untuk melaksanakan aktifitas
perawatan pribadi.

f.        Interaksi social
Perubahan peran, isolasi.
7.      Pemeriksaan
a.       Pemeriksaan Umum
Keadaan umum lemah
Suhu : 38
N : 120

BB: Awal 15 kg
Sakit 12 kg

Pemeriksaan fisik
·   Kepala dan leher meliputi keadaan kepala, rambut, mata.
·    Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae takipnos serta
takhikardi
·   Abdomen pembesaran hati, mual, muntah.
b.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah
Astopiter
LED
Hb 10 g/dl
Leukosit
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan hapus tenggorokan.

No Data Etiologi Masalah


Ds: ibu klioen mengatakan anaknya
1 sesak nafas gangguan pada penutupan
Do : rr 30x/ menit katup mitral Penurunan cureah
Td 70/50 jantung
N : 120 x/ menit
Terdapat sianosis

2 DS : ibu klien mengatakan anaknya


demam sejak 1 hari yang lalu dan Proses penyakit Hipertermia
sudah diberi parasetamol
DO : - S : 380 C
Kulit terasa hangat
Gelisah
N : 120

peningkatan asam lambung


3 DS: ibu klien mengatakan anaknya akibat kompensasi sistem Ketidakseimbangan
nafsu makan menurun sejak 2 bulan saraf simpatis nutrisi ; kurang dari
yang lalu dan enggan makan. kebutuhan tubuh
DO:1. BB awal 15 kg
BB sekarang 12 kg
2. pasien enggan makan
3. pasien hanya mengahabiskan 2
sendok makan saja
4. membrane mukosa pucat
HB : 10 g
Diagnosa Keperawatan
1.       Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada penutupan katup
mitral ( stenosiskatup )
2.       Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
inflamasi, destruksi sendi.
3.       Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis
RENCANA KEPERAWATAN
DX TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

Penurunan curah jantung Tujuan:


berhubungan dengan adany Setelahdiberikan asuhan keperawatan,penurunan curah jantung 1. Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur
a gangguan pada penutupan dapat  diminimalkan. setiap 4 jam.
katup mitral Kriteria hasil:
( stenosiskatup ) 1.    Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas yang dapat 2.     Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis
diterima (disritmia terkontrol atau hilang). dan pucat.
2.    bebas gejala gagal jantung (mis : parameter hemodinamik
dalam batas normal, haluaran urine adekuat). 3.     atur posisi klien
3.    Melaporkan penurunan episode dispnea,angina. Ikut serta
dalam akyivitas yang mengurangi beban kerja jantung. 4.     Berikan kondisi psikologis lingkungan yang
tenang.

5.      Kolaborasi untuk pemberian oksigen


6.     Kolaborasi untuk pemberian digitalis

Hipertermia : 1. Pantau suhu setiap 2 jam sesuai dengan kebutuhan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam pasien
2. pantau warna kulit
teratasi dengan kriteruia hasil :
Gunakan waslap ( di balut dengan kain ) tempelkan
:
pada kening, aksila, tengkuk, dan liupatan paha. Jurnal
1. pasien meunjukan termogulasi yang di buktikan oleh indikator :
kep. Volume 11, no 1 hal 33-40 maret 2019.
no Indikator Awal Tujuan
Eajarkan kepada keluarga untuk mengukiur suhu
1 Peningkatan √ √ sendiri agar kelurga bisa mengetahui hipertermia sejak
suhu dini
2 hipertermia √ √
3 Dehidrasi √ √ gunakan obat antipirewtik
4 Mengantuk √ √
Ket : 1 ganguuan ekstream
2, berat
3. sedang
4 ringan
5 tidak ada gangguan
2. pasiemn menunjukan termogulasi yang dibuktikan oleh indikator

Ketidakseimbangan nutrisi ; Tujuan :  1. sediakan data dasar untuk memantau perubahan
kurang dari kebutuhan Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah dan mengevaluasi intervensi
tubuh berhubungan dengan ketidakseimbangan  nutrisi kurang dari kebutuhan dapat teratasi. 2.   bantu dalam mempertimbangkan penyusunan
peningkatan asam lambung Kriteria hasil : menu sehingga klien berselera makan
akibat kompensasi sistem Klien mengatakan mual dan anoreksia berkuarang / hilang, 3.    sediakan informasi mengenai faktor yang harus
saraf simpatis masukan makanan adekuat dan kelemahan hilang. BB dalam ditanggulangi sehingga asupan nutrisi adekuat.
rentang normal 4.    bantu mengurangi produksi asam
lambnung/HCl akibat faktor-faktor perangsang dari
luar tubuh

5.    Membantu mengurangi produksi HCL oleh


epitel lambung
6.    Mendorong peningkatan selera makan.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No.DX Hari/tgl/jam Implementasi EVALUASI Paraf
1 -Jumat 18 september S : ibu klien mengatakan anaknnya lebih
2020 jam 15.00 1. Mengkaji Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap membaik
Jam 18.00 4 jam. O:
rr : 25 x/ menit
2. .     Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat
3. Mengatur posisi klien dengan semi flower Td 70/50
N : 120 x/ menit
Terpasang oksigen
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1. Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara
teratur setiap 4 jam.

2.     Kaji perubahan warna kulit terhadap


sianosis dan pucat.
¥
3.     atur posisi klien

4.     Berikan kondisi psikologis lingkungan


yang tenang.

5.      Kolaborasi untuk pemberian oksigen


6.     Kolaborasi untuk pemberian digitalis

2 - Jumat 18 mengukur suhu tubuh pasien S : ibu klien mengatakan panas anknya ¥
september 2020 jam 2. mengajarkan kepada kelurga mengenai cara megukur suhu berkurang
3. memberikan obat amox
17 .00 wib O : DO : - S : 36,9 C
Kulit sudah tidak panas
N : 120
Klienm terlihat membaik
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
sediakan data dasar untuk memantau
perubahan dan mengevaluasi intervensi
2.   bantu dalam mempertimbangkan
penyusunan menu sehingga klien berselera
makan
3.    sediakan informasi mengenai faktor
yang harus ditanggulangi sehingga asupan
nutrisi adekuat.
4.    bantu mengurangi produksi asam
lambnung/HCl akibat faktor-faktor
perangsang dari luar tubuh

5.    Membantu mengurangi produksi HCL


oleh epitel lambung

3 - - Jumat 18 . Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan dan S : ibu klienmengatakan anaknya masih ¥
september 2020 jam mengevaluasi intervensi susah makan
18.00 wib 2.    Membantu dalam mempertimbangkan penyusunan menu O : BB awal 15 kg
sehingga klien berselera makan BB sekarang 12 kg
3.    Menyediakan informasi mengenai faktor yang harus 2. pasien enggan makan
ditanggulangi sehingga asupan nutrisi adekuat. 3. pasien hanya mengahabiskan 2 sendok
makan saja
4. membrane mukosa pucat
HB : 10 g

A : nasalah belum teratasi


P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai