supuratifyang digolongkan pada kelainan vaskularkolagen atau kelainan jaringan ikat
Penyakit jantung rematik
• Kelainan jantung yang terjadi
akibatdemam rematik atau kelainan karditisrematik • Tahun 1994 - >>12 juta penderita diseluruh dunia • 3 juta mengalami gagal jantung dan memerlukan rawat inap berulang di rumah sakit. • Prevalensi di negara berkembang berkisar antara7,9 sampai 12,6 per 1000 anak sekolah Pendahuluan • Penyakit Jantung Reumatik (PJR) merupakan kelainan katup jantung yang menetap akibat demam reumatik akut sebelumnya. • Penyakit ini terutama mengenai katup mitral (75%), aorta (24%), jarang mengenai katup trikuspidal (1%) dan tidak pernah menyerang katup pulmonal. • Menurut Afif. A (2008), PJR adalah penyakit jantung sebagai akibat adanya gejala sisa (sekuele) dari Demam Rematik (DR),yang ditandai dengan terjadinya cacat katup jantung. • Definisi lain juga mengatakan bahwa PJR adalah hasil dari demam reumatik, yang merupakan suatu kondisi yang dapat terjadi 2-3 minggu setelah infeksi streptococcus beta hemolyticus grup A pada saluran nafas bagian atas. Epidemiologi • DR dapat ditemukan di seluruh dunia dan mengenai semua umur, tetapi 90% dari serangan pertama terjadi pada umur 5-15 tahun, sedangkan yang terjadi di bawah umur 5 tahun jarang sekali. • Sebuah penelitian melaporkan bahwa DR adalah penyebab utama penyakit jantung untuk anak usia 5-30 tahun, DR dan PJR adalah penyebab utama kematian akibat penyakit jantung untuk usia di bawah 45 tahun, selain itu dilaporkan bahwa 25-40% penyakit jantung disebabkan oleh PJR untuk semua umur. • Ditemukan perempuan lebih sering mengalami PJR dibandingkan laki-laki dengan perbandingan 7:1. PJR kronis diperkirakan terjadi pada 5-30 juta anak-anak dan orang dewasa muda; 90.000 orang meninggal karena penyakit ini setiap tahun. Angka kematian dari penyakit ini masih1-10%. Etiologi dan Faktor Risiko • Telah lama diketahui DR mempunyai hubungan dengan infeksi kuman Streptokokus beta hemolitik grup A pada saluran nafas atas. • Kuman Streptokokus Beta Hemolitik dapat dibagi atas sejumlah grup serologinya yang didasarkan atas antigen polisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut. • Tercatat saat ini lebih dari 130 serotipe M yang bertanggung jawab pada infeksi pada manusia, tetapi hanya grup A yang mempunyai hubungan dengan etiopatogenesis DR dan PJR. Beberapa faktor predisposisi lain yang berperan pada penyakit ini adalah keadaan sosial ekonomi yang rendah,kepadatan penduduk, golongan etnik tertentu, faktor genetik, golongan HLA tertentu, daerah iklim sedang, daerah tropis bercuaca lembab dan perubahan suhu yang mendadak. Patofisiologi Patofisiologi • Hubungan yang pasti antara infeksi streptokokus dan demam rematik akut tidak diketahui. Cedera jantung bukan merupakan akibat langsung infeksi, seperti yang ditunjukkan oleh hasil kultur streptokokus yang negative pada bagian jantung yang terkena. Fakta berikut ini menunjukkan bahwa hubungan tersebut terjadi akibat hipersensitifitas imunologi yang belum terbukti terhadap antigen-antigen streptokokus : 1. Demam rematik akut terjadi 2-3 minggu setelah faringitis streptokokus, sering setelah pasien sembuh dari faringitis. 2. Kadar antibody anti streptokokus tinggi (antistreptolisin o, anti –DNase, anti hialoronidase ) terdapat pada pasien demam rematik akut. 3. Pengobatan dini faringitis streptokokus dengan penisilin menurunkan resiko demam rematik akut. 4. Immunoglobulin dan komplemen terdapat pada permukaan membrane sel-sel miokardium yang terkena. 5. Hipersensitifitas kemungkinan bersifat imunologik, tetapi mekanisme demam rematik akut masih belum diketahui. Adanya antibody-antibodi yang memiliki aktifitas terhadap antigen streptokokus dan sel-sel miokardium menunjukkan kemungkinan adanya hipersensitifitas tipe II yang diperantarai oleh antibody reaksi silang. Adanya antibody-antibodi tersebut di dalam serum beberapa pasien yang kompleks imunnya terbentuk untuk melawan antigen-antigen streptokokus menunjukkan hipersensitifitas tipe III. Pathway terlampir. Manifestasi Klinis Untuk menegakkan diagnosis RHD dengan melihat tanda dan gejala maka digunakan kriteria Jones yang terdiri dari kriteria mayor dan kriteria minor. a. Kriteria Mayor 1. Carditis Yaitu terjadi peradangan pada jantung ( miokarditis dan atau endokarditis ) yang menyebabkan terjadinya gangguan pada katup mitral dan aorta dengan manifestasi terjadi penurunan curah jantung ( seperti hipotensi, pucat, sianosis, berdebar-debar dan heart rate meningkat ), bunyi jantung melemah, dan terdengar suara bising katup pada auskultasi akibat stenosis dari katup terutama mitral ( bising sistolik ), Friction rub. 2. Polyarthritis Klien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan nyeri pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku ( polyarthritis migrans ), gangguan fungsi sendi. 3. Khorea Syndenham Merupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal , bilateral,tanpa tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan kelemahan otot ,sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat. 4. Eritema Marginatum • Eritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit, berupa bercak-bercak merah dengan bagian tengah berwarna pucat sedangkan tepinya berbatas tegas , berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi dan tidak gatal. Biasanya terjadi pada batang tubuh dan telapak tangan. 5. Nodul Subcutan • Nodul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras dibawah kulit tanpa adanya perubahan warna atau rasa nyeri. Biasanya timbul pada minggu pertama serangan dan menghilang setelah 1-2 minggu. Ini jarang ditemukan pada orang dewasa.Nodul ini terutama muncul pada permukaan ekstensor sendi terutama siku,ruas jari,lutut,persendian kaki. Nodul ini lunak dan bergerak bebas. Kriteria Minor 1. Memang mempunyai riwayat RHD 2. Artralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi, klien kadang kadang sulit menggerakkan tungkainya 3. Demam namun tidak lebih dari 39 derajat celcius dan pola tidak tentu 4. Leukositosis 5. Peningkatan laju endap darah ( LED ) 6. C- reaktif Protein ( CRP ) positif 7. P-R interval memanjang 8. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur ( sleeping pulse ) 9. Peningkatan Anti Streptolisin O ( ASTO ) Komplikasi • Komplikasi potensial yaitu gagal jantung akibat insufisiensi atau stenosis katup jantung. Komplikasi lainnya seperti aritmia, edema paru, emboli paru, infektif endokarditis, pembentukan trombus intrakranial dan emboli sistemik