Anda di halaman 1dari 9

A.

KONSEP DASAR PJR


1.1 Definisi
Penyakit jantung rematik (pjr) atau dalam bahasa medisnya rheumatic
heart disease (rhd) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada
katub jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katu
mitral sebagai akibat adanya gejala sisa dari demam rematik.
Rhemautick heart disease (rhd) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian jantung
dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitik-b grup a.
Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat
akut, subakut, kronik, atau fulminant, dan dapat terjadi setelah infeksi
streptococcus beta hemoliticus group a pada saluran pernafasan bagian
atas. Demam rematik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung
berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik
terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada
anak dibawah usia 4 tahun, dan dewasa di atas 50 tahun.
1.2 Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah
reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik.
Infeksi streptococcus B hemoliticus group A pada tenggorok selalu
mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan
pertama maupun demam reumatik serangan ulang.
Infeksi streptococcus beta-hemolyticus group A pada tenggorok selalu
mendahului terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama
maupun serangan ulang
Tidak diketahui bahwa dalam hal terjadinya demam reumatik terdapat
beberapa predisposisi antara lain:
a. Faktor-faktor pada individu:
1. Factor genetic
Adanya antigen limfosit manusia (HILA) yang tinggi HILA
terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloaantigen
sel B spesifik dikenal dengan antibody monoclonal dengan status
reumatikus.
2. Jenis kelamin
Demam reumatik sering didaptkan pada anak wanita dibandingkan
dengan anak laki-laki. Tetapi data lebih besar menunjukan tidak ada
perbedaan antara jenis kelamin meskipun manifestasi tertentu
mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
3. Golongan etnik dan ras
Data di Amerika utara menunjukan bahwa serangan pertama
maupun ulang demam reumatik lebih sering didaptkan pada orang
kulit hitam dibandingkan dengan orang kulit putih. Tetapi data ini
harus dinilai hati-hati, golongan tersebut ikut berperan atau bahkan
merupakan sebab yang sebenarnya.
4. Umur
Umur agaknya merupakan factor predisposisi terpenting pada
timbulnya demam reumatik/penyakit jantung reumatik. Penyakit ini
paling sering mengenai anak umur antar 5-15 tahun dengan puncak
sekitar 8 tahun. Tidak bisa ditemukan pada anak antara umur 3-5
tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah
20 tahun. Distribusi usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan
bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur
2-6 tahun.
5. Keadaan gizi dan lain-lain
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat
ditentukan apakah merupakan factor predisposisi untuk timbulnya
demam reumatik.
b. Faktor-faktor lingkungan
1. Keadaan social ekonomi yang buruk
Mungkin ini merupakan factor lingkungan yang terpenting sebagai
predisposisi untuk terjadinya demam reumatik.
2. Iklim dan geografi
Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit
terbanyak didapatkan didaerah beriklim sedang.
3. Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insiden
infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insiden
demam reumatik juga meningkat.
1.3 Patofisiologi

Demam rematik terjadi Karena terdapatnya proses autoimun atau


antigenic similarity anatara jaringan tubuh manusia dan antigen somatic
streptococcus. Apabila tubuh terinfeksi oleh streptococcus beta hemolyticus
group A maka terhadap antigen asing ini segera terbentuk reaksi imunologik
yaitu antibody. Karena sifat antigen ini sama maka antibody tersebut akan
menyerang juga komponen jaringan tubuh dalam hal ini sarcolemma
myocardial dengan akibat terdapatnya antibody terhadap jaringan jantung
dalam serum penderita demam reumatik dan jaringan myocard yang rusak.
Salah satu toxin yang mungkin berperan dalam kejadian demam reumatik ialah
stretolysin titer 0, suatu produk ekstraseluler streptococcus beta hemolyticus
group A yang dikenal bersifat toxik terhadap jaringan miocard.
1.4 WOC
Penderita dengan infeksi saluran nafas
yang tidak terobati (streotococus beta
hemoliticus group A)

Infeksi

Demam Anak dengan penyakit


reumatik reumatik

Menyebabkan lesi patologik di


Perubahan proses
jantung, pembuluh darah, sendi,
keluarga
dan jaringan subcutan

Inflamasi eksudatif dan Karditis Korea Polyarthritis Eritema


Nobul
poliferasi jaringan marginatu
subcutan
mesenkim jantung m

Intoleransi Nyeri
Suplai darah aktivitas
ke jaringan
berkurang

 Mual Perubahan nutrisi


Saluran  Muntah kurang dari
pencernaan  Anoreksia kebutuhan tubuh

 Rasa sakit waktu menelan


 Peradangan pada toksil yang
disertai eksudat
1.5 Tanda dan gejala

Penderita umunya mengalami sesak nafas yang disebabkan jantungnya


sudah mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah-pindah bercak
kemerahan dikulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak
terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil dibawah kulit. Selain itu tanda
yang juga turut menyertainya adalah, nyeri perut kehilangan berat badan, cepat
lelah dan tentu saja demam.

Demam reumatik merupakan kumpulan sejumlah gejala dan tanda klinik.


Demam reumatik merupakan penyakit paada banyak system terutama jantung
sendi, otak, dan jaringan kulit. Tanda dan gejala akut demam reumatik
bervariasi tergantung organ yang terlibat dan derajat keterlibatannya. Biasanya
gejala-gejala ini berlangsung satu sampai enam minggu setelah infeksi oleh
streptococcus. Gejala klinis pada penyakit jantung reumatik bisa berupa gejala
kardiak (jantung) dan non kardiak.

a) Gejala kardiak (jantung)


1. Manifestasi kardiak dari demam reumatik
2. (infeksi dan peradangan jantung) adalah komplikasi paling serius
dan kedua paling umum dari demam reumatik (sekitar 50%)
3. Pada pemeriksaan fisik karditis (peradangan pada jantung)
umumnya dideteksi dengan ditemukannya bising jantung (gangguan
bunyi jantung) atau takikardia (jantung berdetak > 100x/menit)
4. Manifestasi kardiak lain adalah gagal jantung kongesif dan
perkarditis (radang selaput jantung)
5. Pasien dengan diagnosis demam reumatik akut harus dikontrol
sesering mungkin
6. Murmur (bising jantung) baru atau perubahan bunyi murmur.
Murmur yang didengar pada demam reumatik akut biasanya
disebabkan insufisiensi katup (gangguan katup)
7. Gagal jantung kongesif
8. Gagal jantung dapat terjadi skunder akibat insufisiensi katup yang
berat atau miokarditis (radang pada sel otot jantung)
9. Pericarditis
b) Gejala non karditis
1. Poliartritis (peradangan pada banyak sendi) adalah gejala umum dan
merupakan dan merupakan manifestasi awal dari demam reumatik
(70-75%)
2. Khorea shydenham khorea minor atau St Vence, Dance mengenai
hamper 15% penderita demam rheumatic
3. Erithema marginatum merupakan ruam yang khas untuk demam
rheumatic dan jarang ditemukan pada penyakit lain
4. Nodul subcutan frekuensi manifestasi ini menurun sejak beberapa
decade terakhir

1.6 Pemeriksaan diagnosis

1. pemeriksaan darah

 LED tinggi sekali


 Lekosistosis
 Nilai HB dapat rendah

2. pemeriksaan bakteriologi

 Pemeriksaan serologi diukur titer ASTO asiptreptokinase anti


hyaluronidase
 pemeriksaan radiolgi
4. elektrokardiografi untuk menilai adanya kelainan jantung

1.7 komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit jantung rheumatic dianatra


adalah gagal jantung pankarditis (infeksi dan peradangan diseluruh bagian
jantung), pneumonitis rheumatic (infeksi paru) emboli atau subatan pada paru,
kelainan katup jantung, dan infark (kematian sel jantung)
1.8 penatalaksanaan

Penatalaksanaa demam rheumatic aktif atau reaktivasi kembali


diantaranya adalah:

a) tirah baring dan mobilitasi (kembali keaktivitas normal) secara bertahap


b) pemberantasan terhadap kuman streptococcus dengan pemberian
antibiotic penisilin atau eritromisin. Untuk profilaksis atau pencegahan
dapat diberikan antibiotic penisilin benzatin atau sulfadiazine
c) antiinflamasi (antiperadangan)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1.1 Pengkajian
1) Identitas pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan
terakhir nomor registrasi, pekerjaan dan penanggung jawab
2) Keluhan utama
Tidak menutup kemungkinan jika seoarang anak memasuki kondisi
sakit, maka dari itu perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan
kesehatan baik secara langsung pada anak ataupun orang tua
3) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan
utama
4) Riwayat kesehatan dahulu
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera atau
pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan
sebagai petunjuk
5) Riwayat kesehatan keluarga
Ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien atau
tidak
6) Riwayat kehamilan dan persalinan
(riwayat prenatal, intranatal dan postnatal)
1.2 Pemeriksaan fisik
5. Keadaan umum
6. Suhu
7. Nadi
8. BB
9. PB

Inspeksi

 Pharyng heperemis
 Kelenajar getah bening membesar
 Pembengkakan sendi
 Tonjolan dibawah kulit daerah sendi
 Ada gerakan yang terkoordinasi

palpasi

 Nyeri tekan
 Tonjolan keras tidak merasa nyeri dan mudah digerakan

Auskultasi

 Murmur sistolik
 Stridor suara nafas
1.3 Diagnosa keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplai oksigen
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan filtrasi
glomerulus
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2020. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Ediai 8

. Jakarta: EGC.Doenges, Marilyn E.dkk. 2020.

Rencana Perawatan. Jakarta : EGC.Mansjoer, Arif dkk. 2020.

Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2

. Jakarta: Media Aesculapius FK UI.Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.


1985.

Ilmu Kesehatan. Jakarta : InfoMedika Jakarta.Muttaqin, Arif.

Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pernapasan

:Salemba

Anda mungkin juga menyukai