Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN

AIR SUSU(ASI) EKLUSIF UNTUK PERKEMBANGAN BAYI

OLEH

Nama : Heldi D.N. Salamor

Prodi : keperawatan

Semester : VI (enam)

Nmp : 1420118130

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES

MALUKU HUSADA

AMBON

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang pertama, utama dan terbaik pada awal usia kehidupan bayi
yang bersifat alamiah. ASI ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan karena ASI adalah cairan hidup
yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi (Firmansyah
dkk., 2012).
Pada Pekan ASI sedunia Agustus 2008, The World Alliance For BreastFeeding Action (WABA) memilih
tema Mother Support: Going For the
Gold. Makna tema tersebut adalah suatu gerakan untuk mengajak semua orang meningkatkan
dukungan kepada ibu untuk memberikan bayi-bayi mereka makanan yang berstandar emas yaitu ASI
yang diberikan eksklusif selama enam bulan pertama dan melanjutkan ASI bersama makanan
pendamping ASI lainnya yang sesuai sampai bayi berusia dua tahun atau lebih (Robiwala M et al., 2012).
Maksud ASI eksklusif disini adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan tim
sejak lahir hingga bayi umur 6 bulan (Sugiarti dkk., 2011). Dahulu pemberian ASI eksklusif berlangsung
sampai bayi berusia 4 bulan, namun belakangan sangat dianjurkan agar ASI eksklusif diberikan sampai
anak berusia 6 bulan

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu-ibu terhadap pemberian ASI
eksklusif untuk perkembangan bayi di tingkat Puskesmas.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu-ibu terhadap pemberian ASI
eksklusif untuk perkembangan bayi di tingkat Puskesmas.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
1.3.2.1 Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif.

1.3.2.2 Menentukan hubungan antara tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang kepentingan ASI eksklusif
untuk perkembangan bayi di tingkat Puskesmas.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


a. BAGI MASYARAKAT
Menambah pengetahuan masyarakat terutamanya kaum ibu mengenai ASI, sehingga ibu mau dan
bersedia untuk memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif dan dilanjutkan sampai bayi berumur 2
tahun.
b. BAGI TENAGA KESEHATAN
Sebagai masukan bagi puskesmas dan tenaga ahli untuk menyarankan agar ibu memberikan ASI secara
eksklusif serta menjelaskan manfaat pemberian ASI terhadap ibu dan bayinya.
c. BAGI PENELITI
Sepanjang penelitian ini dilakukan dapat menjadi pengalaman yang berharga dalam rangka menambah
wawasan keilmuan serta pengembangan diri peneliti khususnya dibidang penelitian lapangan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberian ASI eksklusif


2.1.1 Pengertian Pemberian ASI Eksklusif
ASI adalah air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas dan kuantitasnya. Pemberian ASI
merupakan metode pemberian makanan bayi yang
terbaik. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi
pada 6 bulan pertama. Pemberian ASI selama 6 bulan
tanpa makanan pendamping apapun sering disebut ASI eksklusif (Roesli, 2008).
ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai

usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain kecuali obat, vitamin dan mineral. Sedangkan
ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun bahkan lebih dari 2 tahun. Praktik pemberian ASI telah
dilakukan di seluruh lapisan masyarakat dunia(HargonoR, 2014).
Upaya peningkatan penggunaan air susu ibu (ASI) telah disepakati secara global. WHO dan UNICEF
dengan Deklarasi Innocenti (September 1990) dan Konferensi Puncak untuk anak (September 1991)
menetapkan bahwa untukmencapai status kesehatan ibu dan anak yang optimal, semua wanita harus
dapat memberikan ASI saja sampai bayi berusia 4-6 bulan

Pemberian ASI eksklusif pada bayi meliputi beberapa hal. Antaranya, tindakan ASI eksklusif diberikan
setelah bayi dilahirkan dengan segera yaitu dalam waktu ½ jam-1 jam (memberikan kolostrum yaitu ASI
yang keluar pada hari-hari pertama). ASI juga diberikan sesuai kemauan bayi tidak kira pagi, siang dan
malam. Makanan dan minuman tambahan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu dan pisang juga
tidak dibutuhkan pada seawal usia ini.

2.1.2 Kandungan ASI


Komposisi ASI dari satu ibu berbeda dengan komposisi ASI ibu yang lain dan turut berbeda dari hari ke
hari. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8 % lemak, 7% laktosa, 0,9% protein, serta 0,2% zat
lainnya yang berupa DHA, DAA, shpynogelindan zat gizi lainnya. ASI mengandung zat protektif yang
diperlukan bagi perkembangan bayi.
a)Lemak ASI
Lemak ASI merupakan komponen ASI yang dapat berubah–ubah kadarnya. Kadarnya bervariasi sesuai
kebutuhan kalori bayi yang sedang membesar. ASI mengandung enzim lipase untuk mencerna lemak.
Lemak ikatan panjang seperti omega 6, omega 3, DHA dan DAA merupakan komponen penting untuk
pertumbuhan otak bayi. Pada pertumbuhan otak yang cepat maka diperlukan kolesterol yang cukup
tinggi sehingga kolesterol berfungsi meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Komposisi kolesterol dalam
ASI tergolong tinggi jikadibandingkan dengan susu sapi (Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina, 2002

b) Karbohidrat ASI

ASI mengandung laktosa kira-kira 20-30% yaitu merupakan karbohidrat utama ASI. Laktosa juga
dibutuhkan untuk pertumbuhan otak disamping penting untuk pertumbuhan tulang karena
meningkatkan penyerapan kalsium. Bukan itu sahaja, laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri
usus baik. Laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat yang dapat memberikan suasana
asam di dalam usus bayi, sekali gus turut menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya.C) Protein
ASi Secara umumnya, protein merupakan bahan utama untukproses pertumbuhan. Susu sapi dan ASI
kedua-duanya mengandung 2 macam protein utama, yaitu whey dan casein. Whey adalah protein yang
halus, lembut dan mudah dicerna. Sedangkan casein adalah protein yang bentuknya kasar, bergumpal
dan sukar dicerna oleh usus bayi. Protein yang utama dalam ASI adalah whey dan protein yang utama
dalam susu sapi adalah casein. Hal ini ditunjukkan melalui rasio whey dan casein pada ASI adalah
sebanyak 60:40. Protein yang istimewa yang terdapat pada ASI tetapi tidak ada dalam susu sapi adalah
taurin. Taurin adalah protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak syaraf dan retina (Marie, 1999)

2.1.3 Manfaat ASI


a)Bagi ibu
Apabila ibu menyusui bayi segera setelah dilahirkan, maka dapat membantu meningkatkan produksi ASI
dan proses laktasi, serta mengurangi kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan (post
partum). Pada ibu menyusui
terjadi peningkatan oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah,
sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti. Selain itu, pemberian ASI juga dapat melindungi
kesehatan ibu seperti mengurangi risiko kanker payudara dan indung telur, serta mengurangi anemia.
Seterusnya, pemberian ASI juga dapat membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan
dan dimana saja, ekonomis, murah dan menghemat waktu. (Depkes. R.I., 2004)

b)Bagi bayi

ASI merupakan makanan ideal dan terbaik bagi bayi. ASI berfungsi sebagai imunitas dengan mengurangi
risiko diare, infeksi jalan nafas, alergi dan infeksi lainnya. Dari aspek psikologis, pemberian ASI eksklusif
dapat mempereratkan hubungan ibu dan bayi,

meningkatkan status mental dan intelektual

2.1

Pengetahuan
2.2.1 Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi
melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. (Notoatmodjo ,2003)
2.2.2 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang
menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan seperti berikut:- (Notoatmodjo, 2005)


Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% - 100%
Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56% - 75%
Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 56%

Anda mungkin juga menyukai