Windiyati*, S. Arismawati*
Abstrak
Menurut WHO hanya 36% dari bayi usia 0-6 bulan diseluruh dunia yang mendapatkan ASI
eklusif periode 2007-2014. Berdasarkan laporan tumbuh kembang balita di UPTD Puskesmas
Kec. Pontianak Kota tahun 2017, kasus perlambatan tumbuh gigi adalah 67,5%. Hal ini sesuai
dengan teori Purnamawati (2005) umumnya gigi tumbuh pada usia 4-7 bulan. Dan teori Ade
Benih (2014) nutrisi yang cukup akan mempengaruhi percepatan pertumbuhan gigi bayi. Oleh
karena itu judul penelitian ini adalah evaluasi antara pemberian ASI secara eklusif dan susu
formula terhadap percepatan pertumbuhan gigi pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil evaluasi antara pemberian ASI secara eklusif dan susu formula dengan
percepatan pertumbuhan gigi pertama kali pada bayi usia 6-12 bulan di UPTD Puskesmas Kec.
Pontianak Kota tahun 2017. Desain penelitian ini menggunakan survey analitik dengan
pendekatan cros sectional. Populasi sebanyak 135 bayi dan jumlah sampel 34 bayi dengan tehnik
sampling kuota. Instrument penelitian yaitu kuisioner dan observasi. Variabel penelitian
meliputi pemberian ASI secara eklusif dan susu formula dan percepatan pertumbuhan gigi
pertama kali pada bayi usia 6-12 bulan. Data dianalisis dengan univariat dan bivariat
menggunakan uji statistik wilcoxon match pairs test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil
penelitian bayi yang diberi ASI secara eklusif sebagian besar mengalami percepatan
pertumbuhan gigi yaitu sebanyak 14 responden (82,4 %). Dan bayi yang diberi susu formula
sebagian mengalami perlambatan pertumbuhan gigi yaitu sejumlah 10 responden (58,9 %).
Didapatkan nilai p=0,00 < alpha (0,05) artinya ada hubungan dan perbedaan yang signifikan
percepatan pertumbuhan gigi pada bayi yang diberi ASI secara eklusif dan diberi susu formula.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pemberian ASI secara eklusif dan
pemberian susu formula dengan percepatan pertumbuhan gigi (p=0,00 < alpha 5% (0,05). Oleh
karena itu disarankan pemberian konseling tentang ASI eklusif dapat lebih di tingkatkan kepada
ibu hamil.
Setiap ibu yang melahirkan harus maupun individu, yang bisa diukur dengan
memberikan ASI secara eklusif kepada bayi ukuran berat (gram, pound, kilogram),
yang dilahirkan. Menurut Weni (2009) ASI ukuran panjang (cm, meter), umur tulang
eklusif adalah bayi yang hanya diberi ASI dan keseimbangan metabolik (retensi
saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan kalsium dan nitrogen tubuh) (Hanum, 2010).
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air Ciri pertumbuhan anak meliputi
teh dan air putih serta tanpa tambahan pertambahan material, baik terkait
makanan padat seperti pisang, bubur susu, pertumbuhan yang bersifat kuantitatif dan
biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. kualitatif, asalkan tidak berhubungan dengan
Sedangkan susu formula adalah susu fungsinya. Mengacu pada pengertian
yang berasal dari hewan (sapi, kambing, pertumbuhan anak, dapat ditentukan ciri-ciri
domba) yang nutrisinya diserupakan dengan yang menunjukan pertumbuhan anak, yakni
kandungan air susu ibu (ASI). Susu formula bertambah berat badan, tinggi badan, lingkar
merupakan cairan atau bubuk dengan kepala, tumbuh dan tanggalnya gigi, serta
formula tertentu, diberikan pada bayi dan perubahan tubuh lainnya (Fida, Maya, 2012).
anak-anak yang berfungsi sebagai pengganti Penelitian yang dilakukan oleh Yandi
ASI. Susu formula memiliki peranan yang Locitasari (2015). Untuk membandingkan
sangat penting dalam makanan bayi karena perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan
sering kali bertindak sebagai satu-satunya secara umum yang diberi ASI secara eklusif
sumber gizi bagi bayi (Ronald, 2011). dengan yang diberi susu formula di
Bahan dasar susu formula adalah susu Kecamatan Ngawi. Penelitian yang
sapi yang telah dimodifikasi dan diformulasi dilakukan terhadap 42 responden
sedemikian rupa agar memberikan diketahui bahwa bayi dengan pertumbuhan
keseimbangan zat gizi bagi bayi yaitu baik yang diberi ASI secara eklusif berjumlah
mengandung zat-zat yang terdapat dalam 18 orang (85,7%) dan yang diberi susu
ASI. Tetapi setelah melalui proses modifikasi formula berjumlah 11 orang (52,4%),
zat-zat yang ada di dalam susu formula sedangkan bayi dengan pertumbuhan
berkurang atau menyusut (Sara Lewis, buruk yang diberi ASI secara eklusif
2004). berjumlah 3 orang (14,3%) dan yang diberi
Susu formula bukan pengganti susu formula berjumlah 10 orang (47,6%).
makanan, melainkan hanya melengkapi. Jadi Dari hasil penelitian menunjukan
pemberian susu formula belum memenuhi pertumbuhan bayi yang diberi ASI secara
kebutuhan gizi bayi. Bayi tidak perlu di eklusif lebih baik dari pada diberi susu
berikan susu formula sebelum menjelang formula. (Yandi Locitasari, 2015).
penyapihan (Nurhaeni, 2009). Menurut World Health Organization
Pengganti air susu ibu (PASI) (WHO) setiap bayi dan anak berhak untuk
diantaranya berbagai produk formula mendapatkan nutrisi yang baik sesuai
komplit yang komposisinya mendekati ASI, dengan konvensi hak-hak anak. Secara global
kecuali dalam hal komposisi mineral dan hanya 36% dari bayi usia 0-6 bulan yang
imunoglobulin. Jika keseimbangan gizi dan mendapatkan ASI secara eklusif. Analisis
mineral tidak terpenuhi maka pertumbuhan menunjukan bahwa banyak bayi dan anak-
mekanisme perlindungan alami terganggu, anak tidak menerima makanan secara
potensi tumbuh kembang tidak optimal optimal. Misalnya hanya sekitar 36% dari
(Atikah, Eni, 2010). bayi usia 0-6 bulan diseluruh dunia
Pemberian makanan utama pada bayi mendapatkan ASI secara eklusif selama
sangat menentukan pada proses periode 2007-2014. World Health
pertumbuhan dan perkembangan. Istilah Organization (WHO) dan The United Nations
tumbuh kembang sebenarnya mencangkup 2 Children’s Fund (UNICEF)
peristiwa yang sifatnya berbeda, tapi sering merekomendasikan pola pemberian
berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu makanan terbaik bagi bayi dan anak sampai
pertumbuhan dan perkembangan. usia dua tahun. Rekomendasi tersebut antara
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan lain memberikan ASI secara eklusif sejak
masalah perubahan dalam besar jumlah, lahir sampai usia enam bulan, memberi
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ makanan pendamping ASI sejak bayi berusia
dua tahun atau lebih, menetapkan kebijakan dalam seluruh proses metabolisme tulang
tentang pemberian nutrisi bagi bayi. Semua dan gigi. Keterlambatan pertumbuhan dan
negara didunia sangat diharapkan dapat perkembangan tulang dan gigi serta kelainan
mengimplementasikan rekomendasi tulang dan gigi penduduk Indonesia cukup
tersebut sesuai dengan kondisi masing- tinggi, kejadian ini dihubungkan dengan
masing negara dalam rangka mencapai daya konsumsi makanan tinggi protein dan
derajat kesehatan anak yang optimal (Ika kalsium penduduk Indonesia masih cukup
Murtiyarini dkk, 2014). rendah (Aryati, Dharmayanti, 2014).
Menurut data survey Dinas Kesehatan Benih gigi mulai dibentuk sejak janin
Kota Pontianak tahun 2015 jumlah bayi berusia 7 minggu dan berasal dari lapisan
yang ada diwilayah Kota Pontianak adalah ektodermal serta mesodermal. Lapisan
sekitar 12.050 bayi, jumlah bayi yang berusia eksodermal berfungsi untuk membentuk
0-6 bulan yaitu sebanyak 5.288. Menurut email dan odontoblas, sedangkan
jenis kelamin 2.648 jiwa laki-laki dan 2.640 mesodermal membentuk dentil pulpa,
jiwa perempuan. Dari 5.288, bayi usia 0-6 sementum. Membran periodontal, dan tulang
bulan yang ada di Kota Pontianak, berjumlah alveolar (Amandia, Sulistiyani, 2010).
2.155 bayi yang diberi ASI secara eklusif dan Penelitian yang dilakukan oleh Naora
3.133 bayi yang di beri ASI secara non- Atika dkk (2014). Untuk membandingkan
eklusif. Kemudian jumlah bayi yang berusia perbedaan pemberian ASI secara eklusif dan
6-12 bulan yang berkunjung ke UPTD susu formula terhadap pertumbuhan bayi
Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota tahun umur 7-12 bulan di Desa Reksosari Kec.
2015 berkisar 232 bayi. Dari 232 bayi, 85 Suruh Kab. Semarang. Penelitian yang
diantaranya diberi ASI secara eklusif dan dilakukan terhadap 34 bayi dari hasil
147 bayi yang susu formula saja. penelitian di dapatkan dari 17 bayi yang
Berdasarkan buku laporan tumbuh diberikan ASI secara eklusif ada 15 bayi
kembang balita di ruang Kesehatan Ibu dan (88,2%) memiliki pertumbuhan baik dan 2
Anak (KIA) UPTD Puskesmas Kecamatan bayi (11,8%) memiliki pertumbuhan
Pontianak Kota pada tahun 2016, kasus kurang. Sedangkan dari 17 bayi yang
perlambatan tumbuh gigi pada balita yakni diberikan susu formula, 4 bayi (23,5%)
gigi tumbuh pada usia lebih dari 7 bulan memiliki pertumbuhan baik dan 13 bayi
adalah 67,5%. Dan balita yang mengalami (76,5%) memiliki pertumbuhan kurang.
tumbuh gigi pada usia 4-7 bulan sejumlah Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
32,5%. Hal ini menunjukan masih banyaknya signifikan pemberian ASI secara eklusif dan
balita yang mengalami perlambatan susu formula terhadap status pertumbuhan
pertumbuhan gigi yang menurut laporan bayi umur 7-12 bulan yang meliputi tinggi
tumbuh kembang anak disebabkan oleh badan, berat badan, ukur lingkar kepala,
asupan yang diberikan kepada anak selama ukur lingkar lengan atas dan tumbuh gigi di
usia 0-12 bulan. Desa Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang
Kandungan nutrisi penting untuk (Naora Atika, 2014).
seluruh proses metabolisme di dalam tubuh. Nutrisi yang cukup memenuhi
Pemilihan jenis makanan sepanjang kebutuhan bayi akan mempengaruhi
kehidupan akan menentukan status percepatan pertumbuhan bayi sesuai usia,
pertumbuhan dan perkembangan gigi dan bentuk pertumbuhan bayi usia 6-12 bulan
tulang, terutama makanan dengan tinggi salah satunya adalah pertumbuhan gigi.
protein dan kalsium. Makanan dengan Serta proses menyusui membuat otot-otot
kualitas dan konsentrasi protein dan rahang dan wajah berperan ketika bayi
kalsium yang tinggi mempunyai hubungan menghisap puting ibu yang dapat
linier dengan pertumbuhan dan merangsang pertumbuhan gigi. Demikian
perkembangan tulang dan gigi. Hal ini bayi yang mendapat ASI secara eklusif akan
disebabkan protein merupakan makanan mengalami lebih cepat tumbuh gigi
yang mengandung banyak asam amino dibandingkan dengan bayi yang mendapat
sebagai unsur pembangun struktur susu formula (Ade Benih, 2014).
jaringan tubuh, sedangkan kalsium Penelitian oleh Edi Sutrisno (2014),
merupakan mineral penting yang berperan tentang hubungan pemberian dot dengan
pertumbuhan gusi dan gigi pada bayi 6 – 24 pertumbuhan gigi pada usia 5-7 bulan, dan 1
bulan di desa Gayaman Mojokerto. Hasil uji bayi lainnya mengalami pertumbuhan gigi
chi square di dapatkan nilai p-value = 0,001 < pada usia 11 bulan. Sedangkan 1 diantara 10
alpha (0,05). Menunjukan ada hubungan bayi yang diberi susu formula mengalami
yang bermakna antara pemberian dot pertumbuhan gigi pada usia 6 bulan, 3 bayi
dengan pertumbuhan gusi dan gigi bayi. mengalami pertumbuhan gigi pada usia 8-10
Serta dipertegas dengan hasil penelitian bulan dan 6 bayi lainnya belum tumbuh gigi.
Naomi dkk (2015), tentang hubungan
pemberian ASI eklusif dengan kesehatan Metode
mulut dan pertumbuhan gigi pada bayi 6-12 Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
bulan di desa Waru Jawa Timur. Hasil uji chi deskriptif korelasional dengan pendekatan
square di dapatkan nilai p-value = 0,00 < cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada
alpha (0,05). Menunjukan ada hubungan bulan Januari hingga Mei 2017 di UPTD
yang signifikan antara pemberian ASI eklusif Puskesmas Kecamatan Pontianak. Populasi
dengan kesehatan mulut dan pertumbuhan penelitian yaitu bayi usia 6-12 bulan yang
gigi. diberi ASI secara eksklusif sebanyak 68 bayi
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dan diberi susu formula sebanyak 79 bayi.
yang peneliti lakukan pada tanggal 02 Peneliti menggunakan 15% dari populasi
februari 2017 di ruang gizi UPTD Puskesmas menjadi sampel sebanyak 34 bayi.
Kecamatan Pontianak Kota kepada 10 bayi Pengumpulan data menggunakan kuesioner
yang mendapat ASI secara eklusif dan 10 kemudian diolah dan dianalisis
bayi yang mendapat susu formula saja. menggunakan analisis univariat serta
Peneliti melakukan wawancara kepada ibu analisis bivariat menggunakan uji wilcoxon
bayi didapatkan hasil 9 dari 10 bayi yang match pairs test.
mendapat ASI secara eklusif mengalami
Tabel 2. Dirstribusi Rata-Rata Percepatan Pertumbuhan Gigi Bayi Pertama Kali yang diberi
ASI Eksklusi dan diberi Susu Formula
Standar Standar
Kategori Mean P value N
Deviasi Error Mean
ASI Eksklusif & Percepatan -5.535 1.367 .331 0,000 17
Tumbuh Gigi
Susu Formula & Percepatan -8.588 1.906 .462 0,000 17
Tumbuh Gigi
deviasi 1,906 bulan. Hasil uji statistik saat usia 4-7 bulan berjumlah 7 responden
didapatkan nilai p=0,00 < alpha 5% (0,05) (41,1%).
terlihat ada perbedaan yang signifikan Hal ini sesuai pendapat dari Nurhaeni
percepatan pertumbuhan gigi pada bayi Arif (2009) mengatakan susu formula tidak
usia 6-12 bulan yang mendapat ASI secara dapat mengoptimalkan pertumbuhan bayi
eklusif dan yang mendapat susu formula akibat proses pengenceran dengan
saat usia 0-6 bulan. konsentrasi tertentu yang tidak sesuai
Pertumbuhan gigi bayi yang diberi dengan kemampuan daya serap saluran
ASI secara eklusif, berdasarkan hasil cerna bayi. Jika terlalu encer, dapat
penelitian yang dilakukan hampir seluruh menyebabkan kekurangan gizi sehingga
responden yang diberi ASI secara eklusif pertumbuhannya terhambat, dan
mengalami percepatan pertumbuhan gigi pertumbuhan gigi menjadi lambat.
yaitu pada saat usia 4-7 bulan, sebanyak 14 Sebaliknya jika pengencerannya terlalu
responden (82,4%). Dan yang mengalami pekat dapat memicu terjadinya obesitas
perlambatan pertumbuhan gigi yaitu pada (kegemukan) dan karies gigi pada bayi
saat usia > 7 bulan sejumlah 3 orang dikemudian hari.
(17,6%). Didukung oleh penelitian Yandi
Hal ini didukung oleh teori dari Jane Locitasari (2015) membandingkan
(2003) yang menyatakan tidak perlu perbedaan pertumbuhan bayi usia 0-6
melakukan hal khusus untuk membantu gigi bulan secara umum yang diberi ASI secara
bayi tumbuh dengan baik, selain merawat eklusif dengan yang diberi susu formula di
dan menyantap makanan dengan gizi Kecamatan Ngawi. Hasil penelitian
seimbang. Namun beberapa peristiwa yang menunjukan pertumbuhan bayi yang diberi
dapat berdampak langsung pada susu formula sebagian mengalami
pertumbuhan gigi diantaranya adalah pertumbuhan yang buruk (52,4%).
asupan nutrisi ibu selama hamil, infeksi atau Berdasarkan hasil penelitian yang
terpapar virus atau bakteri, serta obat- dilakukan diketahui rata-rata pertumbuhan
obatan yang dapat menggangu gigi bayi yang diberi ASI secara eklusif
perkembangan benih gigi bayi. adalah 5,3 bulan dengan standar deviasi
Diperkuat oleh Purnamawati (2005) 1,367 bulan, sedangkan pertumbuhan gigi
bahwa setiap gigi berbeda-beda secara pada bayi yang diberi susu formula 8,5
anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya bulan dengan standar deviasi 1,906 bulan.
sama. Gigi sudah mulai terbentuk (dibawah Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,00 <
gusi) saat bayi masih di dalam kandungan. alpha 5% (0,05) terlihat ada perbedaan
Usia saat pertama gigi anak keluar dari gusi yang signifikan percepatan pertumbuhan
sangat bervariasi. Namun yang paling gigi pada bayi usia 6-12 bulan yang
umum gigi muncul pada usia 4-7 bulan. mendapat ASI secara eklusif dan yang
Dan sesuai dengan hasil penelitian mendapat susu formula saat usia 0-6 bulan.
Naora dkk (2014) tentang perbedaan Hal tersebut sesuai pendapat Ade
pemberian ASI secara eklusif dan susu Benih (2014) bahwa Ibu menyusui bisa
formula terhadap pertumbuhan bayi umur memproduksi susu diperuntukkan khusus
7-12 bulan. Membuktikan pertumbuhan gigi untuk bayi. Dan juga merupakan susu yang
bayi yang diberi ASI secara eklusif lebih telah bervolusi untuk bisa menyesuaikan
cepat (88,2%) di bandingkan dengan bayi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
yang diberi susu formula (23,5%) di Desa Sedangkan susu formula yang berasal dari
Reksosari Kec. Suruh Kab. Semarang. mamalia tentu tidak sama dengan
Sedangkan pertumbuhan gigi bayi pemberian ASI kepada bayinya, yang
yang diberi susu formula, berdasarkan hasil mendasari perbedaan pertumbuhan gigi
penelitian yang dilakukan, sebagian dari antara pemberian ASI secara eklusif dan
responden yang diberi susu formula susu formula adalah pada nutrisi yang di
mengalami perlambatan pertumbuhan gigi kandungnya. Nutrisi yang cukup memenuhi
yaitu pada saat usia >7 bulan berjumlah 10 kebutuhan bayi akan mempengaruhi
responden (58,9%). Dan yang mengalami percepatan pertumbuhan bayi sesuai usia,
percepatan pertumbuhan gigi yaitu pada