Anda di halaman 1dari 49

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama untuk bayi sebagai

pemenuhan kebutuhan gizi bayi dengan cara pemberiannya secara esklusif

sampai bayi berusis 6 bulan. Oleh karena itu, dalam menghasilkan ASI yang

banyak maka setiap ibu menyusui dianjurkjan untuk memperbaiki gizinya

sebelum menyusui dan saat menyusui. ASI mempunyai kandungan nilai gizi

yang san gat lengkap serta sempurna bagi kebutuhan pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Maka dari itu hanya ASI lah yang merupakan maknan

paling baik dan cocok untuk bayi hingga umur 6 bulan (Pomarida, 2017:1)

Menyusui ialah tindakan yang fisiologis dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi bayi secara maksimal dan optimal. Pemberian ASI akan

mempengaruhi kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi sejak awal

kehidupannya. banyak peneltiian yang menyebutkan bahwa nilai gizi yang

terkandung dalam ASI lebih lengkap dan sempurnah dari pada nilai gizi yan g

terkandung dalam susu formula (Robin Dompas 2021 : 9)

World Health Organization (WHO) dan United Nations of Children’s

Fund (UNICEF) dalam strategi global pemberian makanan pada bayi dan anak

menyatakan bahwa pencegahan kematian bayi adalah dengan pemberian

makanan yang tepat yaitu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan kehidupan

dan pengenalan makanan pendamping ASI (MPASI) yang aman dan bergizi

pada usia 6 bulan bersamaan dengan pemberian ASI lanjutan hingga usia 2
2

tahun atau lebih (WHO, 2020).

ASI merupakan nutrisi ideal untuk bayi yang mengandung zat gizi paling

sesuai dengan kebutuhan bayi dan mengandung seperangkat zat perlindungan

untuk memerangi penyakit. Dua tahun pertama kehidupan seorang anak sangat

penting, karena nutrisi yang optimal selama periode ini menurunkan

morbiditas dan mortalitas, mengurangi risiko penyakit kronis, dan mendorong

perkembangan yang lebih baik secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemberian

ASI yang optimal yaitu saat anak berusia 0-23 bulan sangat penting karena

dapat menyelamatkan nyawa lebih dari 820.000 anak di bawah usia 5 tahun

setiap tahun (WHO, 2020).

Hasil laporan rutin Direktorat Gizi Masyarakat pada tahun 2021

menunjukkan dari 1.845.367 bayi dengan usia < 6 bulan ditemukan 1.287.130

bayi dengan usia < 6 bulan yang diberi ASI Eksklusif, dari data tersebut maka

dapat di simpulkan bahwa capaian pemberian ASI ekslusif hanya 69,7%.

Adapun data pemberian ASI ekslusif di Sulawesi selatan 73,4% (Kemenkes RI

2021).

Laporan dari dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, menyebutkan

bahwa di tahun 2020 prevalansi bayi yang diberikan ASI edengan ksklusif

hanya sebesar 67,8% angka ini belum mencapai target Renstra pada tahun 2020

yaitu 85% (Kemenkes RI 2021). Sedangkan data Dinkes Kota Palopo, cakupan

ASI eksklusif di tahun 2017 sebanyak 67%, tahun 2018 sebanyak 68 %, pada

tahun 2019 sebanyak  70,42% dan tahun 2020 sebanyak  66,27%. (Dinkes

Palopo, 2021)

Berdasarkan data Di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo diketahui

bahwa pada tahun 2018 sebayak 75 bayi , pada tahun 2019 sebayak 90 bayi
3

dan pada tahun 2020, mengalami penurunan sebanyak 61 bayi ibu yang

memberikan ASI Eksklusif. (Data Pkm. Wara Utara Kota Palopo tahun 2020).

dari uraian tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian yang

berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif

pada bayi cukup bulan di Puskemas Wara Utara Kota Palopo Tahun 2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar maka rumusan masalah dalam penelitian

adalah “Apakah usia, paritas, pendidikan, pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif, dukungan keluarga dan konseling ASI oleh tenaga kesehatan

berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan yang

dilakukan di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo Tahun 2021?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apakah faktor usia ibu berpengaruh terhadap

pemberian ASI Esklusif pada bayi cukup bulan di Puskesmas Wara

Utara Kota Palopo Tahun 2021?

b. Untuk mengetahui apakah faktor paritas ibu berpengaruh terhadap

pemberian ASI Esklusif pada bayi cukup bulan di Puskesmas Wara

Utara Kota Palopo Tahun 2021?

c. Untuk mengetahui apakah faktor pendidikan ibu tentang ASI eksklusif

berpengaruh terhadap pemberian ASI Esklusif pada bayi cukup bulan di

Puskesmas Wara Utara Kota Palopo Tahun 2021?

d. Untuk mengetahui apakah faktor pengetahuan ibu tentang ASI


4

eksklusif berpengaruh terhadap pemberian ASI Esklusif pada bayi cukup

bulan di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo Tahun 2021?

e. Untuk mengetahui apakah faktor dukungan keluarga berpengaruh

terhadap pemberian ASI Esklusif pada bayi cukup bulan di Puskesmas

Wara Utara Kota Palopo Tahun 2021?

f. Untuk mengetahui apakah faktor konseling oleh tenaga kesehatan

berpengaruh terhadap pemberian ASI Esklusif pada bayi cukup bulan di

Puskesmas Wara Utara Kota Palopo Tahun 2021?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Penelitian ini dihapkan menjadi salah satu sumber peningkatan informasi

untuk semua layanan keseahatan mengenai upaya dalam pemberian ASI

ekslusif.

2. Manfaat Praktis

Sebagai rujukan dalam meningkatkan pengetahuan dengan cara melakukan

perbandingan antara teori yang diperoleh selama melangsungkan pendidikan

dengan pelaksanaan paraktek di lahan.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan utama untuk bayi sebagai

pemenuhan kebutuhan gizi bayi dengan cara pemberiannya secara esklusif

sampai bayi berusis 6 bulan. Oleh karena itu, dalam menghasilkan ASI yang

banyak maka setiap ibu menyusui dianjurkjan untuk memperbaiki gizinya

sebelum menyusui dan saat menyusui (Purwati, 2014 Hal, 3)

ASI ialah makanan yang baik bagi bayi karena memiliki kulitas yang

tinggi serta merupakan makanan yang paling aman untuk diterima sistem

pencernaan hingga bayi bayi berumur 6 bulan. ASI ialah makanan utama dan

paling baik untuk bayi hal ini dikarenakan dalam ASI terdapat banyak

makanan yang sagat dibuthkan bayi untuk pertumbuhan, perkebangan otak dan

daya tahan tubuhnya, adapun kandungan penting yang terpenting dalam ASI

yaitu nutrisi yang lengkap (Purwati, 2014 Hal, 4)

ASI ialah makanan yang sangat kompleks yang memiliki peran penting

dalam proses perkembangan dan pertumbuhan bayi (WHO, 2002). Dengan

masa pemberiannya yaitu ASI eksklusif dalam waktu 0 hingga 6 bulan

kehidupan bayi dialuar kandungan oleh kalena itu pemberian ASI merupakan

salah satu solusi penting dalam pemecahan masalah gizi di masyarakat.

Pemberian ASI secara eksklusif terbukti mampu memecahkan masalah gizi

bayi dimasa ini dan dimasa yang akan datang (Purwati, 2014 Hal, 4-5).
6

ASI ialah makanan utama dan paling baik untuk bayi hal ini

dikarenakan dalam ASI terdapat banyak makanan yang sagat dibuthkan bayi

untuk pertumbuhan, perkebangan otak dan daya tahan tubuhnya, adapun

kandungan penting yang terpenting dalam ASI yaitu nutrisi yang lengkap.

Pemberian ASI tidak secara eksklusif akan memebrikan risiko buuruk pada

bayi. Pemberian ASI ekslusif yang rendah akan mengaancam pertumbuhan dan

perkembangan bayi sehingga bayi akan mengalami masalah pada tumbuh

kembangnya

B. Fisiologi Laktasi

1. Segera setelah pengeluaran plasenta terjadi penuruanan hormon estrogen

dan progesterone dengan waktu 3-4 hari.

2. Selanjutnya Payudara akan nampak membengkak setelah melahirkan yang

disebabkan oleh prolactin.

3. Setelah adanya isapan bayi pada putting susu menyebabkan ujung-ujung

saraf mengirim implus pada hipotalamus sehingga terjadi pelpasan

prolactin dan oksitosin serta TSH yang mengakibatkan terjadi peningkatan

produksi ASI.

4. Semakin sering payudara dikosongkan maka akan semakin terjadi

peningkatan produksi ASI (Simbolon, 2017, 21: 22)

C. Macam-Macam ASI

1. Kolostrum

Cairan yang pertama kali keluar dari payudara ibu setelah

melahirkan disebut dengan kolostrum. Perlangsungan kolostrum di mulai

dari hari 1 hingga 4 hari pasca bersalin dengan volume 150 hingga 300 ml
7

per hari dengan ciri berwrna kuning, banyak lemak dengan beragam

manfaat di awal kehidupan bayi.

2. ASI Transisi/Peralihan

Pada tahap ini payudarah mulai memproduksi ASI dengan

kandungan seperti protein rendah dan lemak dan hidrat tinggi yang

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang mulai beradapsi dengan

lingkungan luar uterus, proses ini akan berlangsung pada hari ke-4 hingga

ke-10.

3. ASI Matur

ASI matur ialah ASI dengan kandungan nutrisi tinggi yang

berfungsi dalam perkembangan dan pertumbuhan bayi hingga umur 6

bulan tanpa adanya makanan pendamping (Maryunani 2015, 41-44)

D. Proses Pemberian ASI

ASI terbentuk karena adanya rangsangan hormon prolactin. Selanjutnya

prolactin akan terus mengalami peningkatan mengikuti lamanya umur

kehamilan yang dipemgaruhi oleh hormon yang diproduksi palsenta. Setelah

proses persalinan maka terjadi peningkatan prolaktin yang semakin besar

sehingga akan mulai memproduksi ASI secara progresif. Setelah 3 hari pascra

bersalin, payudara mulai mengeluarkan kolostrum dengan jumlah yang masih

sedikit. Pada 4 hari pasca bersalin, jumplah produksi ASI dalam payudara

semakin meningkat sesui dengan yang dibutuhkan oleh bayi di minggu-minggu

pertama kelhairannya hingga usia 6 bulan. Setelah beberapa tahun pasca

bersalinan jumlah produksi ASI akan tetap berlangusng apabila anak tetap

mengisap putting susu.


8

E. Manfaat ASI Ekslusif

1. Manfaat bagi bayi

a. Sebagai pelindung dari infeksi serta adanya protein tinggi yang

terkandung dalam ASI akan memberikan perlindungan yang efektif

terhadap alergi.

b. ASI memelikim kmomposisi yang komplek seperti protein tinggi,

karbohidrat, lemak serta minera yang seimbang.

c. Melancarkan pencernbaan karena mudah diserap usus

d. Membantu bayi dalam medapatkanb berat badan yang ideal

e. Memiliki peran penting dalam memperbaiki pertumbuhan dan

perkembangan serta meningkatkan kecerdasan

f. Kebersihan ASI yang tinggi.

2. Manfaat Untuk Ibu

a. Memperbaiki proses involusio sehingga tidak terjadi perdarahan

b. Dapat dijadikan sebagai alat kontrasepsi karena isapan bayi dapat

menghambat proses ovulasi

c. Meningkatkan ikatan kasih saying antara ibu dan bayinya.

3. Manfaat Untuk Keluarga

a. Ekonomis dan praktis

b. Tidak mengeurangi pendapatan dalam keluarga

c. Meningkatkan kebahagiaan dalam keluarga (Dompas, 2021 10:11).


9

F. Nilai Nutrisi ASI

Tabel 2.2
Komposisi ASI
10

G. Produksi ASI

1. ASI stadium I (kolostrum)

Cairan yang pertama kali keluar dari payudara ibu setelah

melahirkan disebut dengan kolostrum. Perlangsungan kolostrum di mulai

dari hari 1 hingga 4 pasca bersalin dengan volume 150 hingga 300 ml per

hari. Kolostrum memiliki ciri yaitu berwrna kuning dan mengandung

banyak lemak yang memiliki banyak manfaat nbagi bayi di awal

kehiduoannya salah satu diantaranya adalah membersihkan usus hingga

mengeluarkan mekonium.

2. ASI stadium II (ASI peralihan)

Pada tahap ini paytudarah mulai memproduksi ASI dengan

kandungan seperti protein rendah dan lemak dan hidrat tinggi yang

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang mulai beradapsi dengan

lingkungan luar uterus.

3. ASI stadium III (ASI matur)

ASI matur ialah ASI nutrisi yang tinggi yang diperlukan untuk

perkembangan dan pertumbuhan bayi hingga umur 6 bulan tanpa ada

bantuan makanan yang lain. Dalam menilai produksi ASI pada payudara

banyak atau tidak yaitu :

a. PAyudara nampak mengeras, dan tegang.

b. Bayi setiap kali disusui akan tertidur pulas.

c. Frekuensi BAK bayi 6 hingga 8 kali sehari.

d. Frekuen BAB bayi 3 hingga 4 kali sehari

e. Saat bayi menyusu suaran ASI yang sedang di telan akan terdengar

oleh ibu
11

f. Urin bayi berwaran kuning (Pomarida, 2017 16:20)

4. Faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

1. Usia Ibu

Usia ialah lama hidup seseorang yang dimulai sejak lahir hingga

berulang tahun. usian yang paling bai untuk wanita hamil dan melahirkan

adalah uasi 20-35 tahun hal ini dikarenakan pada usia ini semua organ

reproduksi wanita telah matang dan siap dibuahi sehingga risiko akan mun

culnya berbagai macam komplikasi akan sangat berkurang. Akan tetapi pada

umur ytang tua, akan terjadi peningkatan lemak dalam tubuh, yang

disebabkan oleh kurangnya kemampuan tubuh dalam menyerap lemak hal

ini dapat menghambat proses involusi uterus.

Usia yang aman untuk hamil yaitu 20-35 tahun yang artinya usia ibu

<20 dan >35 tahun tahun risiko terhadap penyakit hal ini dikarenakan ketika

usia ibu <20 tahun kebutuhan akan zat besi lebih tinggi disebabkan karen

pada usia ini sitem reprudksi wanita masih terlalu muda untuk mengalami

kehamilan dengan ibu dengan usia >35 tahun termasuk pada usia dengan

risiko tinggi dan fungsi fisiologis tbuh tidak sudah tidak dapat berjalan

dengan baik sehingga meningkatkan resiko atau komplikasi selama hamil.

Usia ibu berhubungan sengan erat tentang pemenuhan status gizi

selama hamil yang artinya semakin muda dan tua umur sesorang maka akan

semkakin berkurang pula pemahaman dan pemenuhan akan gizinya

sehingga akan berdampak pada produksi ASInya.

Banya penelitian yang menyenbutkan bahwa di Negara maju uasi ibu

sangat mempengaruhi proses pemberia ASI pada bayinya hal ini

dikarenakan ibu hamil dengan usia yang telah matang yaitu antara 20-35
12

cenderung lebih memberikan ASI kepada banyia sebab pada kelompok usi

ini wanita telah memiliki kematangan system reproduksi dan kematangan

emsoidi bandingpan pada usia muda yaitu <20 dan > 3 tahun tahun.

2. Paritas

Ibu yang melahirkan lebih sering akan meberikan risiko besar

terhadap perdarahan yang artinya ibu dengan paritas tinggi berarti

kebutuhan akan pemenuhan nutrisi untuk tubuhnya selama kehamilan juga

mengalami peningkatan maka dengan paritas tinggi akan juga

mengakibatkan tingginya tingkat berbagi maknan dalam keluarga sehingga

dapat mengganggu asupan kebutuhan nutrisi selama hamil (Perinansia,

2019).

Paritas memiliki peran penting dalam proses mengyusui hal ini

dikarenakan paritas dalam menyusui amerupakan pegalaman seorang ibu

terhadap pemberian ASI kepada bayinya, ibu yang mmeberikan ASI pada

anak sebelumnya maka berpeluang lebih besar untuk meberikan ASI pada

ank berikutnya. Sedangkan

menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui

dalam keluarga serta pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh

terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak. Dukungan dokter

bidan/pengetahuan kesehatan lainnya atau kerabat dekat sangat dibutuhkan

terutama untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalam pemberian ASI

eksklusif, ibu yang pertama kali menyusui pengetahuan terhadap pemberian

ASI eksklsif belum berpengelaman sebelumnya. Serta pada ibu yang belum

mamiliki anak sebelumnya makan pengelaman dan pengetahuannya dalam

proses pemberian ASI masih kurang sehingga banyak yang memutiskan


13

untuk tidak meberikan ASI kepada bayinya karena beranggapan bahwa

kandungan ASI sama dengan kandungan susu formula (Perinansia, 2019)

3. Tingkat Pendidikan Ibu

Pendidikan merupaka tolak ukur dari tingkat pengetahuan seseorang

yang artinya semakin tinggi pendidikan seseorang akan memberikan

peningkatan pengetahuan dan pola fikir yang membetuk dengan baik.

Dengan pola fikir yang baik maka menjadikan seseorang mudah dalam

menyerap informasi yang bermanfaat untuk tubuh dan kesehatannya. Selain

itu pola fikir yang baik akan melahirkan pengetahuan dan sikap yang baik

pula yang artinya dengan tingkat pengetahuan yang baik akan memiliki

pengaruh yang baik dalam mejaga kesehatan anaknya seperti memenuhi

kebutuhan nutrisi banyinya dengan cara memberikan ASI ekslusif pada

bayinya hingga usia 6 bulan.

4. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

Pengetahuan memiliki arti sebagai hasil yang diperoleh setelah

mendapatkan pembelajaran. Tetapi pengetahuan bukanlah hasil akhir akan

tetapi pengetahuan merupakan sesuatu yang memberikan pelajaran akan hal

yang baru.

Pengetahuan gizi merupakan proses kognitif ynag berhubngan dengan

informasi gizi sehingga mencerminkan perilaku peemnuhan nutrisi

khususnya dalam pola makan dapat struktur dengan baik. Artinya Semakin

tinggi pengetahuan seseorang tentang gizi maka akan semakin nbaik pula

cara mereka dalam mempertimbangkan jumlah dan jenis mkanana yang

akan dikonsmusi.
14

Maka dari itu, ibu dengan pengetahuan ASI yang baik makan akan

memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi bayinya dengan cara memberikan ASI

ekslusif pada bayinya. Penelitian yang berlokasi di Tazania tahun 2010

menyebutkan bahwa pengetahuan berpe ngaruh secara signifikan terhadap

pemberian ASI ekslusif

5. Dukungan Keluarga

Beberapa penelitian menyebutkana bahwa dukungan terhadap proses

menyusui mempengaruhi dalam proses keberhasilan pemberian ASI

eksklusif. Di Eropa, secara signifikan mebuktikan bahwa dukungan suami

maupun keluarga memliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan

pemberian ASI ekslusif.

Dari beberapa penelitian tersebut maka dapat disimpulakn bahwa

dukungan keluarga merupakan faktor pendorong dalam terlaksananya

pemberian ASI ekslusif, keluarga yang memebrikan dukungan penush

kepada ibu dalam proses menyusui maka akan memiliki semnagat untuk

memenuhi nutrisi bayinya den gan cara pemberian ASI secara ekslusif.

6. Konseling ASI dari Petugas Kesehatan

Konseling ialah proses yang interaktif dengan tujuan untuk

mendorong pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan atau

meberikan pengetahuan yang baru dan membentuk sikap. Konseling dengan

tega kesehatan ialah upaya yang bertujuan memberikan pengaruh yang baik

untuk orang lain (individu dan kelompok) sehingga terlasana hidup yang

sehat. yang artinya semakin sering seorang ibyu melakukan konseling

kepada petugas kesehatab mengenai pemberian ASI ekslusif maka semakin

tinggi pula pengetahuan ibu tersebut tentang manfaat pemberian ASI


15

sehingga memotivasi dirinya untuk melaksankan pemberian ASI secara

ekslusif.
16

5. Penelitian Analisi PICOT

Tabel 2.1 : Penelitian Terkait

Judul/Penelitian/ Analisis Picot


No Desain Penelitian
Lokasi Patient Intervention Comparison Outcomes

1. Faktor yang Penelitian deskriptif Populasi penelitian Menelaah rekam - Hasil

mempengaruhi analitik dengan adalah bayi berusia medik ibu yang penelitian

pemberian ASI pendekatan kohort 6-12 bulan. Sampel memilki bayi 6-12 menunjukkan

Eksklusif pada bayi retrospektif dalam penelitian ialah bulan bahwa ada

cukup bulan yang ibu yang mempunyai pengaruh

dilakukan IMD. bayi 6-12 bulan secara

sebanyak 84 orang signifikan

Reni Fahriani antara usia,

paritas,

RS St. Carolus pendidikan,

Jakarta pengetahuan

ibu, dukungan
17

keluarga dan

konseling ASI

dari petugas

kesehatan

dengan

pe,berian ASI

eklusif
18

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Usia Ibu

Paritas

Tingkat Pendidikan Ibu


Pemberian Asi Eksklusif
Pengetahuan Ibu Tentang ASI
Eksklusif

Dukungan Keluarga

Konseling Asi Eksklusif


oleh Petugas Kesehatan

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel yang diteliti

B. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif (Ha) berfungsi untuk menyatakan Pengaruh

antara variabel.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis ini menerangkan tidak adanya hubungan atau pengaruh

antara variabel. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

a. Hipotesis Nol (H0)


19

1) Tidak ada Pengaruh yang bermakna antara usia ibu,

paritas,tingkat pendidikan,pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif,

dukungan keluarga dan konseling tenaga kesehatan terhadap pemberian

ASI eksklusif pada bayi cukup bulan di Puskesmas Wara Utara Kota

Palopo Tahun 2021

b. Hipotesis Alternatif (Ha)

2) Ada Pengaruh yang bermakna usia, ibu, paritas, tingkat

pendidikan, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dukungan keluarga

dan konseling tenaga kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif pada

bayi cukup bulan di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo Tahun 2021
20

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian wawancara

dengan tujuan mengetahui hubungan usia, paritas, tingkat pendidikan,

pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan konseling ASI dengan pemberian

ASI eksklusif pada bayi cukup bulan di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo

B. Populasi

Populasi dalam penelitian ini ialah semua Ibu yang memiliki bayi

berusia 6-12 bulan di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo.

C. Sampel

Sampel dalam penelitian yaitu seluruh Ibu yang memiliki bayi 6-12

Bulan di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo, yaitu sebanyak 60 orang.

D. Teknik Sampling

Adapun cara pengambilan teknik penarikan sampel dalam penelitian ini

menggunakan total sampling yaitu mengambil seluruh jumlah populasi untuk

dijadikan sampel

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen dalam pene,litian ini ailah usia, paritas,tingkat

pendidikan, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, dukungan keluarga dan

konseling ASI dari petugas kesehatan.

2. Variabel Dependen dalam penelitian ini ialah Pemberian asi eksklusif


21

.
22

F. Definisi Operasional

Tabel 4.1: Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala

1. Usia Ibu Lama hidup seseorang yang dimulai Kuisioner 1. > 20 tahun Scala

sejak lahir hingga berulang tahun. 2. < 20 tahun

2. Paritas Jumlah anak yang dilahirkan dalam Kuisioner 1. Primipara ialah wanita Ordinal

keadaan hidup maupun mati. yang melahirkan

pertamakali dengan

keadaan anaknya hidup

didunia.

Multipara ialah wanita yang

melahirkan anak lebih dari

sekali.

3 Pendidikan tolak ukur dari tingkat pengetahuan Kuisioner 1. Rendah jika tidak sekolah, Ordinal

seseorang yang artinya semakin tinggi dan hanya menyelesaiakn


23

pendidikan seseorang akan memberikan tingkat pendidikan SD dan

peningkatan pengetahuan dan pola fikir SMP

yang membetuk dengan baik 2. Menengah jika hanya

menyelesaikan pendidikan

SMA saja

3. Tinggi jika menyelesaiakn

pendidikan D3 SI S2 dan S3

4. Pengetahuan ibu Hasil yang diperoleh setelah Kuisioner 1. Baik Jika sokr jawabanya Ordinal

tentang ASI mendapatkan pembelajaran. Tetapi >50%

eksklusif. pengetahuan bukanlah hasil akhir akan 2. Kurang jika skor jawaban

tetapi pengetahuan merupakan sesuatu ≤50%

yang memberikan pelajaran akan hal

yang baru

5. Dukungan Keluarga Dukungan suami, orangtua dan sodara Kuisioner 1. Ya jika mendapatkan Ordinal

dalam proses pemberian ASI ekslusif dukungan

2. Tidak jika tidak mendapatkan


24

dukungan

6. Konseling ASI dari proses yang interaktif dengan tujuan Kuisioner 1. Ya jika responden Ordinal

Petugas Kesehatan untuk mendorong pembelajaran sebagai mendapatkan monseling

upaya dalam meningkatkan atau 2. Tidak jika responden tidak

meberikan pengetahuan yang baru dan mendapatkan konseling

membentuk sikap. Konseling dengan

tega kesehatan ialah upaya yang

bertujuan memberikan pengaruh yang

baik untuk orang lain (individu dan

kelompok) sehingga terlasana hidup

yang sehat. yang artinya semakin sering

seorang ibyu melakukan konseling

kepada petugas kesehatab mengenai

pemberian ASI ekslusif maka semakin

tinggi pula pengetahuan ibu tersebut

tentang manfaat pemberian ASI


25

sehingga memotivasi dirinya untuk

melaksankan pemberian ASI secara

ekslusif.

7 Pemberian ASI Pemberian ASI kepada bayinya hingga Kuisioner 1. Ya jika renspoden Ordinal

eksklusif usia 6 bulan tanpa bantuan makanan memberikan ASI selama 6

dan m inuman lains elain ASI bu;an pada bayinya tanpa ada

makanan atau minuman lain

2. Tidak jika responden

memberikan ASI dengan

bantunagn maknanan atau

minuman lain atau

memberikan susu fprmula

saja

.
26

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Penelitian di laksanakan di Puskesmas Wara Utara Kota Palopo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2021- Januari 2022

H. Teknik dan Prosedur Penelitian

Tekhnik pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder,

yaitu:

1. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui

metode penelitian dan observasi

2. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

berbagai buku referensi dan internet

I. Tekhnik Pengelolaan Data

1. Input data merupakan

2. Editing and cleaning. Editing merupakan upaya memeriksa kembali

kebenaran data yang akan dikumpulkan sedangkan cleaning adalah upaya

membersihkan data dari kesalahan input atau kesalahan lainnya.

3. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberian coding dilakukan

pada variabel yang telah diteliti.

4. Data entry kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan dalam

master tabel atau database komputer

5. Penyadian data dalam bentuk tabel. Penyajian dalam bentuk tabel

merupakan penyajian data dalam bentuk angka yang disusun secara teratur

dalam bentuk kolom dan baris


27

J. Analisa Data

Setelah prises pengumpulan,dilajutkan dengan proses analisis data

dengan menggunakan analisis univariat dan uji chi-square dengan tujuan untuk

mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel penelitian, Pada analisis chi-

square dilakukan pada 2 variabel yang diduga berhubungan (Carsel 2016).

Sedaangkan untuk distribusi frekuensi peneliti meggunakan Analisis univariat:

P=

Keterangan :

P = Presentaseyangdicari

f = Frekuensi

n = JumlahSampel

Dalam penetuan apakan ada hubungan yang bermakna antara variabel

terikat, menggunakan P value dengan membandingkan tingkat kesalahan 5%

(0,05). yang artinya jika P value ≤ 0,05 maka kesimpulnnya adalah terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan varibel terikat. Akan tetapi

jika P value > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel bebas dan varibel terikat (Stang 2015)

Penarikan kesimpulan dari hasil uji Statistik chi-square dapat dilakukan

dengan ketentuan:

a. Apabila x2 dihitung > dari x2 tabel dan p<ɑ (0,05) yang berarti ada

hubungan

b. Apabila x2 dihitung < dari x2 tabel dan p> ɑ (0,05) yang berarti tidak ada

hubungan
28

K. Etika Penelitian

1. Tanpa nama (Anomymity)

Memberikan jaminan provasi dengan tidak mencantumkan nama

responden pada lembar observasi penelitian.

2. Kerahasian (Convideniality)

Menjaga kerahasian respon dengan tidak menyebarluaskan

informasi yang diperoleh dari responden yang tidak ada kaintannya

dengan penelitian.

3. Penerapan penelitian (Benifence)

Hasil penelitian wajib di terapkan dimana manfaat penelitian dapat

dijadikan informasi.

4. Meminimalisir risiko (Nonmalefinance)

Dalam hal ini peneliti mendapatkan persetujuan etik dalam meneliti


29

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Analisis Distribusi Univariat

1. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup

bulan berdasarkan Usia Ibu

Tabel 5.1

Distribusi Univariat Frekuensi Faktor yang Mempengaruhi Pemberian

ASI Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan berdasarkan Usia

di Puskesmas Wara Utara Kota

Palopo Tahun 2021

No Umur Frekuensi Persentase (%)

(Tahun) (orang)

1 > 20 Tahun 53 88,3 %

2 < 20 Tahun 7 11,7 %

Jumlah 60 100 %

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif pada bayi cukup bulan pada

bayi dengan usia >20 tahun sebanyak 53 orang dengan persentase

(88,3%).Dan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif


30

pada bayi cukup bulan pada bayi dengan usia <20 tahun sebanyak 7

orang dengan persentase (11,7%).

2. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup

bulan berdasarkan Paritas

Tabel 5.2

Distribusi Univariat Frekuensi Faktor Pemberian ASI Eksklusif

Pada Bayi Cukup Bulan Berdasarkan Paritas Dipuskesmas

Wara Utara Kota Palopo

Tahun 2021

No Paritas Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 Primipara 23 38,3%

2 Multipara 37 61,7%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan berdasarkan paritas

primipara sebanyak 23 orang dengan persentase (38,3%). Dan faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi cukup bulan

berdasarkan paritas multipara sebanyak 37 orang dengan persentase

(61,7%)
31

3. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup

bulan berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

Tabel 5.3

Distribusi Univariat Frekuensi Faktor yang Mempengaruhi

Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Dipuskesmas

Wara Utara Kota Palopo Tahun 2021

No Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 Rendah 20 33,3%

2 Sedang 18 30,0%

3 Tinggi 22 36,7%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendidikan rendah (tidak

sekolah, SD dan SMP) sebanyak 20 orang (33,3%), pendidikan sedang

(SMA dan SMK) 18 orang (30,0%). Dan pendidikan Tinggi (D3, D4, S1,

dan S2 ) 22 orang (36,7%).


32

4. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup

bulan berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

Tabel 5.4

Distribusi Univariat Frekuensi Faktor yang Mempengaruhi

Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan

Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang ASI

Eksklusif Dipuskesmas Wara Utara

Kota Palopo Tahun 2021

No Pengetahuan ASI Eksklusif Frekuensi Persentase (%)

(orang)

1 Baik 40 66,7%

2 Kurang baik 20 33,3%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan baik

sebanyak 40 orang (66,7%) dan pengetahuan kurang baik sebanyak 20

orang (33,3%)
33

5. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup

bulan berdasarkan dukungan keluarga.

Tabel 5.5

Distribusi Univariat Frekuensi Faktor yang Mempengaruhi

Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan

Berdasarkan Dukungan Keluarga Dipuskesmas

Wara Utara Kota Palopo

Tahun 2021

No Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)

(orang)

1 Ya 44 73,3%

2 Tidak 16 26,7%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang mendapatkan

dukungan keluarga sebanyak 44 orang (73,3%). Dan faktor yang tidak

mendapat dukungan keluarga 16 orang (26,7%)


34

6. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup

bulan berdasarkan konseling ASI dari petugas kesehatan.

Tabel 5.6

Distribusi Univariat Frekuensi Faktor yang Mempengaruhi

Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan

Berdasarkan konseling ASI dari petugas

kesehatan Dipuskesmas Wara Utara

Kota Palopo Tahun 2021

Konseling ASI dari Frekuensi


No Persentase (%)
petugas kesehatan (orang)

1 Baik 54 90%

2 Kurang Baik 6 10%

Jumlah 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang mendapatkan

konseling baik sebanyak 54 orang (90%).Dan yang mendapatkan

konseling kurang baik 6 orang (10%)


35

B. Hasil Penelitian Analisis Distribusi Bivariat

1. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Cukup

Bulan berdasarkan Usia.

Tabel 5.7

Distribusi Bivariat Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan berdasarkan Usia

di Puskesmas Wara Utara Kota

Palopo Tahun 2021

Pemberian ASI Eksklusif

No Usia >20 Tahun <20 Tahun Total p- Value

F % F % F % 0,00

1 ASI Eksklusif 40 66,7 0 0,00 40 66,7

2 Tidak ASI 13 21,6 7 11,7 20 33,3

Eksklusif

Total 53 88,3 7 11,7 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari hasil tabel penelitian diatas didapatkan bahwa ibu yang tidak

memberi ASI eksklusif dengan usia >20 tahun 13 orang (21,6%), dan

usia < 20 tahun 7 orang (11,7%0). Sedangkan ibu yang memberikan ASI

Eksklusif dengan usia >20 tahun k 40 orang (66,7%) dan usia <20 tahun

0 orang (0,00%).
36

Hasil uji statistik Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan

pemberian ASI eksklusif.

2. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup bulan

berdasarkan Paritas.

Tabel 5.8

Distribusi Bivariat Faktor Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi

Cukup Bulan Berdasarkan Paritas Dipuskesmas Wara

Utara Kota Palopo

Pemberian ASI Eksklusif

No Paritas Primipara Multipara Total p- Value

F % F % F % 0,00

1 ASI Eksklusif 3 5,0 37 61,7 40 66,7

2 Tidak ASI 20 33,3 0 00,0 20 33,3

Eksklusif

Total 23 38,3 37 61,7 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari hasil tabel penelitian diatas didapatkan bahwa ibu yang

memberi ASI eksklusif dengan paritas primipara 3 orang (5,0%),

multipara 37 orang (61,7%). Sedangkan ibu yang tidak memberikan ASI

Eksklusif dengan paritas primipara 20 orang (33,3%) multipara 0 orang

(0,00%).
37

Berdasarkan hasil uji Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas

dengan pemberian ASI eksklusif.

3. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup bulan

berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

Tabel 5.9

Distribusi Bivariat Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Ibu Dipuskesmas Wara Utara Kota

Palopo Tahun 2021

Pemberian ASI Eksklusif

p-
No Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Total
Value

F % F % F % F % 0,00

1 ASI Eksklusif 0 0.0 18 30,0 22 36,7 40 66,7

2 Tidak ASI 20 33,3 0 0,0 0 0,0 20 33,3

Eksklusif

Total 100
20 33,3 18 30,0 22 36,7 60
%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara


38

Dari hasil tabel penelitian diatas didapatkan bahwa ibu yang tidak

memberi ASI eksklusif dengan pendidikan rendah (tidak sekolah dan SD)

20 orang (33,3%) sedangkan Ibu yang memberi ASI eksklusif dengan

pendidikan sedang (SMA dan SMK) 18 orang (30,0%) dan ibu dengan

pendidikan tinggi (D3,D4,S1,S2 dan S3) memberikan AS sebanyak 22

orang (36,7%),

berdasarkan hasil uji Chi-squre diperolej nilai p-value 0,00< 0,05

sehingga disimpulkan bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan

terhadap pemberian ASI eksklusif .

4. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup bulan

berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

Tabel 5.10

Distribusi Bivariat Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan Berdasarkan

Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif

Dipuskesmas Wara Utara Kota Palopo

Tahun 2021

Pemberian ASI Eksklusif

No Pengetahuan Baik Kurang Total p- Value

F % F % F % 0,00

1 ASI Eksklusif 40 66,7 0 0,0 40 66,7

2 Tidak ASI 0 0,0 20 33,3 20 33,3


39

Eksklusif

Total 40 66,7 20 33,3 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari hasil tabel penelitian diatas terdapat bahwa ibu dengan

pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif sebanya 40 orang (66,7%)

sedangkan dengan pengetahuan kurang baik tentang ASI Eksklusif

sebanyak 20 orang (33,3%).

Berdasarkan hasil uji Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

sehingga disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif memiliki hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif .

5. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup bulan

berdasarkan dukungan keluarga.

Tabel 5.11

Distribusi Bivariat Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan Berdasarkan Dukungan

Keluarga Dipuskesmas Wara Utara Kota Palopo

Tahun 2021

Pemberian ASI Eksklusif

No Dukungan Keluarga Ya Tidak Total p- Value

F % F % F % 0,00
40

1 ASI Eksklusif 40 66,7 0 0,0 40 66,7

2 Tidak ASI Eksklusif 4 6,7 16 26,7 20 33,3

Total 44 73,3 16 26,7 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan dukungan

keluarga yaitu ibu yang mendapatkan dukungan dan memberikan ASI

ASI eksklusif 44 orang (73,3%). Dan yang tidak mendapatkan

dukungan dan memberikan ASI 16 orang (26,7%).

Berdasarkan hasil uji Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

sehingga disimpulkan bahwa dukungan keluarga tentang ASI eksklusif

memiliki hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif .

6. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada Bayi cukup bulan

berdasarkan konseling ASI dari petugas kesehatan.

Tabel 5.12

Distribusi BivariatFaktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Eksklusif Pada Bayi Cukup Bulan Berdasarkan konseling

ASI dari petugas kesehatan Dipuskesmas Wara Utara

Kota Palopo Tahun 2021

Pemberian ASI Eksklusif

No Konseling Baik Kurang Baik Total p- Value

F % F % F % 0,00
41

1 ASI Eksklusif
40 66,7 0 0,0 40 66,7

2 Tidak ASI 14 23,3 6 10,0 20 33,3

Eksklusif

Total 54 90,0 6 10,0 60 100%

Sumber : Data dari hasil kuisioner responden di Puskesmas Wara Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ibu yang mendapatkan

Konseling ASI dan memberikan ASI eklusif sebanyak 54 orang (90%).

dan yang tidak mendapatkan konseling dan memberikan ASI ekslusif

sebanyak 6 orang (10%).

Berdasarkan hasil uji statistik nilai p-value 0,00< 0,05 sehingga

disimpulkan bahwa Konseling ASI dari petugas kesehatan tentang ASI

eksklusif memiliki hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif .

C. Pembahasan

1. Usia

Dari hasil tabel penelitian diatas didapatkan bahwa ibu yang tidak

memberi ASI eksklusif dengan usia >20 tahun 13 orang (21,6%), dan usia

< 20 tahun 7 orang (11,7%0). Sedangkan ibu yang memberikan ASI

Eksklusif dengan usia >20 tahun k 40 orang (66,7%) dan usia <20 tahun 0

orang (0,00%).

Hasil uji statistik Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia dengan pemberian

ASI eksklusif.
42

Usia ialah lama hidup seseorang yang dimulai sejak lahir hingga

berulang tahun. usian yang paling bai untuk wanita hamil dan melahirkan

adalah uasi 20-35 tahun hal ini dikarenakan pada usia ini semua organ

reproduksi wanita telah matang dan siap dibuahi sehingga risiko akan mun

culnya berbagai macam komplikasi akan sangat berkurang. Akan tetapi pada

umur ytang tua, akan terjadi peningkatan lemak dalam tubuh, yang

disebabkan oleh kurangnya kemampuan tubuh dalam menyerap lemak hal

ini dapat menghambat proses involusi uterus.

Usia yang aman untuk hamil yaitu 20-35 tahun yang artinya usia ibu

<20 dan >35 tahun tahun risiko terhadap penyakit hal ini dikarenakan ketika

usia ibu <20 tahun kebutuhan akan zat besi lebih tinggi disebabkan karen

pada usia ini sitem reprudksi wanita masih terlalu muda untuk mengalami

kehamilan dengan ibu dengan usia >35 tahun termasuk pada usia dengan

risiko tinggi dan fungsi fisiologis tbuh tidak sudah tidak dapat berjalan

dengan baik sehingga meningkatkan resiko atau komplikasi selama hamil.

Usia ibu berhubungan sengan erat tentang pemenuhan status gizi

selama hamil yang artinya semakin muda dan tua umur sesorang maka akan

semkakin berkurang pula pemahaman dan pemenuhan akan gizinya

sehingga akan berdampak pada produksi ASInya.

Banya penelitian yang menyenbutkan bahwa di Negara maju uasi

ibu sangat mempengaruhi proses pemberia ASI pada bayinya hal ini

dikarenakan ibu hamil dengan usia yang telah matang yaitu antara 20-35

cenderung lebih memberikan ASI kepada banyia sebab pada kelompok usi
43

ini wanita telah memiliki kematangan system reproduksi dan kematangan

emsoidi bandingpan pada usia muda yaitu <20 dan > 3 tahun tahun

2. Paritas

Dari hasil tabel penelitian diatas didapatkan bahwa ibu yang

memberi ASI eksklusif dengan paritas primipara 3 orang (5,0%), multipara

37 orang (61,7%). Sedangkan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif

dengan paritas primipara 20 orang (33,3%) multipara 0 orang (0,00%).

Berdasarkan hasil uji Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara paritas

dengan pemberian ASI eksklusif.

Ibu yang melahirkan lebih sering akan meberikan risiko besar

terhadap perdarahan yang artinya ibu dengan paritas tinggi berarti

kebutuhan akan pemenuhan nutrisi untuk tubuhnya selama kehamilan juga

mengalami peningkatan maka dengan paritas tinggi akan juga

mengakibatkan tingginya tingkat berbagi maknan dalam keluarga sehingga

dapat mengganggu asupan kebutuhan nutrisi selama hamil (Perinansia,

2019).

Paritas memiliki peran penting dalam proses mengyusui hal ini

dikarenakan paritas dalam menyusui amerupakan pegalaman seorang ibu

terhadap pemberian ASI kepada bayinya, ibu yang mmeberikan ASI pada

anak sebelumnya maka berpeluang lebih besar untuk meberikan ASI pada

ank berikutnya. Sedangkan

menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui

dalam keluarga serta pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh

terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak. Dukungan dokter


44

bidan/pengetahuan kesehatan lainnya atau kerabat dekat sangat dibutuhkan

terutama untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalam pemberian ASI

eksklusif, ibu yang pertama kali menyusui pengetahuan terhadap pemberian

ASI eksklsif belum berpengelaman sebelumnya. Serta pada ibu yang belum

mamiliki anak sebelumnya makan pengelaman dan pengetahuannya dalam

proses pemberian ASI masih kurang sehingga banyak yang memutiskan

untuk tidak meberikan ASI kepada bayinya karena beranggapan bahwa

kandungan ASI sama dengan kandungan susu formula (Perinansia, 2019)

3. Pendidikan

Dari hasil tabel penelitian diatas terdapat bahwa ibu dengan

pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif sebanya 40 orang (66,7%)

sedangkan dengan pengetahuan kurang baik tentang ASI Eksklusif

sebanyak 20 orang (33,3%).

Berdasarkan hasil uji Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

sehingga disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

memiliki hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif

Pendidikan merupaka tolak ukur dari tingkat pengetahuan seseorang

yang artinya semakin tinggi pendidikan seseorang akan memberikan

peningkatan pengetahuan dan pola fikir yang membetuk dengan baik.

Dengan pola fikir yang baik maka menjadikan seseorang mudah dalam

menyerap informasi yang bermanfaat untuk tubuh dan kesehatannya. Selain

itu pola fikir yang baik akan melahirkan pengetahuan dan sikap yang baik

pula yang artinya dengan tingkat pengetahuan yang baik akan memiliki

pengaruh yang baik dalam mejaga kesehatan anaknya seperti memenuhi

kebutuhan nutrisi banyinya dengan cara memberikan ASI ekslusif pada


45

bayinya hingga usia 6 bulan.

4. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif

Dari hasil tabel penelitian diatas terdapat bahwa ibu dengan

pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif sebanya 40 orang (66,7%)

sedangkan dengan pengetahuan kurang baik tentang ASI Eksklusif

sebanyak 20 orang (33,3%).

Berdasarkan hasil uji Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

sehingga disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

memiliki hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif.

Pengetahuan memiliki arti sebagai hasil yang diperoleh setelah

mendapatkan pembelajaran. Tetapi pengetahuan bukanlah hasil akhir akan

tetapi pengetahuan merupakan sesuatu yang memberikan pelajaran akan hal

yang baru.

Pengetahuan gizi merupakan proses kognitif ynag berhubngan dengan

informasi gizi sehingga mencerminkan perilaku peemnuhan nutrisi

khususnya dalam pola makan dapat struktur dengan baik. Artinya Semakin

tinggi pengetahuan seseorang tentang gizi maka akan semakin nbaik pula

cara mereka dalam mempertimbangkan jumlah dan jenis mkanana yang

akan dikonsmusi.

Maka dari itu, ibu dengan pengetahuan ASI yang baik makan akan

memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi bayinya dengan cara memberikan ASI

ekslusif pada bayinya. Penelitian yang berlokasi di Tazania tahun 2010

menyebutkan bahwa pengetahuan berpe ngaruh secara signifikan terhadap

pemberian ASI ekslusif


46

5. Dukungan Keluarga

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan dukungan keluarga

yaitu ibu yang mendapatkan dukungan dan memberikan ASI ASI eksklusif

44 orang (73,3%). Dan yang tidak mendapatkan dukungan dan memberikan

ASI 16 orang (26,7%).

Berdasarkan hasil uji Chi-squre diperoleh nilai p-value 0,00< 0,05

sehingga disimpulkan bahwa dukungan keluarga tentang ASI eksklusif

memiliki hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif.

Beberapa penelitian menyebutkana bahwa dukungan terhadap proses

menyusui mempengaruhi dalam proses keberhasilan pemberian ASI

eksklusif. Di Eropa, secara signifikan mebuktikan bahwa dukungan suami

maupun keluarga memliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan

pemberian ASI ekslusif.

Dari beberapa penelitian tersebut maka dapat disimpulakn bahwa

dukungan keluarga merupakan faktor pendorong dalam terlaksananya

pemberian ASI ekslusif, keluarga yang memebrikan dukungan penush

kepada ibu dalam proses menyusui maka akan memiliki semnagat untuk

memenuhi nutrisi bayinya den gan cara pemberian ASI secara ekslusif

6. Konseling ASI dari petugas kesehatan.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ibu yang mendapatkan Konseling

ASI dan memberikan ASI eklusif sebanyak 54 orang (90%). dan yang
47

tidak mendapatkan konseling dan memberikan ASI ekslusif sebanyak 6

orang (10%).

Berdasarkan hasil uji statistik nilai p-value 0,00< 0,05 sehingga

disimpulkan bahwa Konseling ASI dari petugas kesehatan tentang ASI

eksklusif memiliki hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif.

Konseling ialah proses yang interaktif dengan tujuan untuk

mendorong pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan atau

meberikan pengetahuan yang baru dan membentuk sikap. Konseling dengan

tega kesehatan ialah upaya yang bertujuan memberikan pengaruh yang baik

untuk orang lain (individu dan kelompok) sehingga terlasana hidup yang

sehat. yang artinya semakin sering seorang ibyu melakukan konseling

kepada petugas kesehatab mengenai pemberian ASI ekslusif maka semakin

tinggi pula pengetahuan ibu tersebut tentang manfaat pemberian ASI

sehingga memotivasi dirinya untuk melaksankan pemberian ASI secara

ekslusif..
48

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan antara usia dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai

p-value 0,00< 0,05

2. Terdapat hubungan antara paritas dengan pemberian ASI eksklusif dengan

nilai p-value 0,00< 0,05

3. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif memiliki hubungan terhadap

pemberian ASI eksklusif dengan nilai p-value 0,00< 0,05

4. Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif memiliki hubungan

terhadap pemberian ASI eksklusif dengan nilai p-value 0,00< 0,05

5. Dukungan keluarga tentang ASI eksklusif memiliki hubungan terhadap

pemberian ASI eksklusif Berdasarkan dengan nilai p-value 0,00< 0,05

6. Konseling ASI dari petugas kesehatan tentang ASI eksklusif memiliki

hubungan terhadap pemberian ASI eksklusif dengan nilai p-value 0,00<

0,05.

B. Saran

1. Bagi Tempat Meneliti

Disaranbkan untuk meningkatkan pelayanan ataupun penyuluhan

yang berhubungan dengan pemberiasn ASI secara ukslusif untuk

menekan pertubuhan bayi yang tidak normal


49

2. Bagi Institut

Penyuluhan pentingnya manfaat keberhasilan ASI eksklusif

kedepannya yang berhubungan dengan pertumbuhan bayi 0-6 bulan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bisa digunakan sebagai rujukan serta informasi dalam

mengembangkan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan

pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai