Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa bayi merupakan masa terjadinya pertumbuhan yang


pesat,terutama pada dua tahun pertama kehidupan. Jika dihitung dari saat
kelahiran, berat bayi akan bertambah dua kali lipat pada bulan keempat
dan setelah itu pertumbuhan akan sedikit melambat begitu pula dengan
panjang badan bayi. Pertumbuhan yang pesat ini perlu mendapat
dukungan dari asupan gizi bayi yang baik. Salah satu asupan gizi yang
penting bagi bayi usia 0 s.d 6 bulan adalah pemberian ASI Ekslusif (Ariani,
2014 ).
ASI Ekslusif atau pemberian ASI secara ekslusif adalah pemberian
ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur
susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI Ekslusif ini dianjurkan
untuk jangka waktu sampai 6 bulan ( Ebrahim, G.J.2015)
Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi dari penyakit infeksi dan
mempunyai kesempatan hidup lebih besar dibandingkan dengan bayi
yang diberi susu botol. Hal ini disebabkan karena ASI memiliki zat
kekebalan terhadap bakteri dan virus yang merugikan (Depkes, RI.
Direktorat Gizi Masyarakat. 2005) .
Pemberian ASI minimal enam bulan dapat menghindarkan bayi dari
obesitas atau kelebihan berat badan karena ASI membantu menstabilkan
lemak bayi. Bayi yang diberi ASI memiliki kadar lemak lebih rendah
dibandingkan dengan susu formula. Pada usia 5-6 tahun, anak yang tidak
pernah mendapatkan ASI memiliki angka obesitas 4,5% jauh lebih tinggi
dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI lebih dari 12 bulan yang
memiliki angka obesitas hanya 0,8% (Depkes, RI. Direktorat Gizi
Masyarakat. 2005) .
2

Terjadinya masalah gizi pada bayi disebabkan antara lain oleh


karena ASI banyak digantikan oleh susu formula dengan jumlah dan cara
yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Menurut WHO, setiap tahunnya
terdapat 1-1,5 juta bayi yangmeninggal akibat tidak diberikannya ASI
Ekslusif. Kematian balita dapat dicegah dengan diberikannya ASI Ekslusif.
Bayi yang diberi ASI Ekslusif selama enam bulan dapat menurunkan
angka kematian balita sebesar 13%. Keadaan gizi kurang banyak
ditemukan pada bayi yang terlihat ketika para ibu didaerah perkotaan
memilih untuk menggantikan susu formula sebagai pengganti ASI
(Gustiawan, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh
Eka pada tanggal 08 Januari 2013 di Posyandu Dusun Jaten Desa
Karangan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo dari 10 balita
usia 0 –6 bulan didapatkan 8 bayi yang tidak mendapatkan ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama hal ini disebabkan karena ada beberapa
faktor yang mempengaruhi ibu dalam proses pemberian ASI Eksklusif
diantaranya perubahan sosial budaya, faktor psikologis, faktor fisik ibu,
faktor kurangnya petugas kesehatan, meningkatkan promosi susu
kaleng, penerangan yang salah justru datangnya dari petugas
kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu
kaleng. Faktor lain yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif adalah
Pendidikan dan pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, umur ibu dan juga
dukungan dari keluarga (Gustiawan, 2013).
Berdasarkan uraian, dari latar belakang penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Gambaran Faktor-Faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Batujaya
Kabupaten Karawang tahun 2019.
3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Gambaran faktor yang mempengaruhi pemberian ASI


Eksklusif di wilayah Puskesmas Batujaya Kabupate Karawang
tahun 2019?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi


pemberian ASI Ekskusif di wilayah Puskesmas Batujaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran pemberian ASI Ekslusif pada bayi umur 0-6


bulan wilayah Puskesmas Batujaya
2. Mengetahui gambaran pendidikan ibu dengan pemberian ASI
Ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan wilayah Puskesmas Batujaya
3. mengetahui gambaran pengetahuan ibu dengan perilaku
pemberian ASI Ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan wilayah
Puskesmas Batujaya
4. mengetahui gambaran status pekerjaan ibu dengan perilaku
pemberian ASI Ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan wilayah
Puskesmas Batujaya
5. mengetahui gambaran umur ibu dengan perilaku pemberian ASI
Ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan wilayah Puskesmas Batujaya
6. mengetahui gambaran pola asuh ibu dengan perilaku pemberian
ASI Ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan wilayah Puskesmas
Batujaya
4

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi Faktor-faktor yang


mempengaruhi pemberian ASI Ekskusif di wilayah Puskesmas Batujaya
Kabuaten Karawang

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti


Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana pembelajaran
dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah di
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes bandung

1.5.2 Manfaat Bagi Jurusan Gizi


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai gambaran pemberian ASI Ekslusif dan Status Gizi
sebagai tambahan referensi mengenai program ASI Ekslusif di
jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bandung

1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat


Memberikan informasi pentingnya pemberian ASI Ekslusif
terhadap status Gizi dan kesehatan anak.

1.5.4 Manfaat Bagi Puskesmas


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan mengenai gambaran factor-faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Batujaya
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ASI Eklsusif

ASI Ekslusif atau pemberian ASI secara Ekslusif adalah pemberian


ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur
susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI secara ekslusif ini
dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya sampai 4 bulan, tetapi bila
mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai
diperkenalkan dengan makanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan
sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun. Yang
dimaksud dengan pemberian ASI Ekslusif adalah hanya memberikan ASI
saja tanpa makanan atau minuman lainnya kepada bayi sampai umur 6
bulan. Menurut pakar yang lain menyatakan bahwa perilaku pemberian
ASI harus dilakukan secara ekslusif paling sedikit selama 4 bulan dan
lebih baik lagi jika sampai 6 bulan ( Ariawan, I. 2015).

ASI ekslusif yaitu pemberian ASI tanpa tambahan makanan apapun


pada bayi sekurang-kurangnya sampai usia 6 bulan. Pemberian ASI
ekslusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa disertai pemberian
cairan atau makanan padat kecuali vitamin, mineral atau obat dalam
bentuk tetes atau sirop (Asmijati. 2015).

2.2 Air Susu Ibu (ASI)

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu yang
berguna sebagai makanan terbaik dan sempurna untuk bayi karena
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. ASI selain mengandung zat gizi berkualitas tinggi
6

yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak


juga mudah dicerna karena mengandung enzim-enzim yang dapat
mencernakan zat-zat gizi. Kandungan protein dalam ASI tinggi, selain itu
ASI memiliki perbandingan whey dan casein yang sesuai dengan
kebutuhan bayi, yaitu 65:35. Kandungan whey yang lebih banyak daripada
casein inilah yang menyebabkan ASI lebih mudah diserap dibanding susu
sapi. (Asmijati. 2015).

Disamping aspek gizi diatas, berikut ini adalah keunggulan ASI


dibanding susu sapi :

1. Aspek Imunologik
Bayi baru lahir memperoleh sebagian zat kekebalan dari ibu melalui
plasenta. Zat kekebalan inilah yang melindungi bayi dari serangan
berbagai penyakit, seperti penyakit campak yang terjadi selama 6 bulan
pertama sejak bayi lahir.

Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi terhadap penyakit infeksi


terutama diare serta mempunyai kesempatan hidup lebih besar
dibandingkan bayi-bayi yang diberi susu botol. Hal ini disebabkan dalam
ASI terdapat :

1) Immunoglobulin, terutama Immunoglobulin A yang dapat


melumpuhkan bakteri patogen E coli dan berbagai virus dalam
saluran pencernaan.
2) Lactoferin, sejenis protein yang dapat mengikat zat besi (ferum) di
saluran pencernaan.
3) Lysosim, enzim yang melindungi bayi dari bakteri dan virus yang
merugikan. Lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak dari pada
susu sapi.
Enzim ini aktif mengatasi bakteri E.coli dan Salmonella.
7

4) ASI bebas kontaminasi, bakteri tidak diberi kesempatan untuk


berkembang biak karena dalam ASI terkandung zat anti infeksi.

2. Aspek Psikologik Menyusui


Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi,
yang mempengaruhi ikatan kasih sayang antara ibu – bayi. Hal ini terjadi
karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit, mencium aroma khas
ibu dan bayi. Apabila proses menyusui dilakukan dengan benar, akan
memberikan kepuasan kepada ibu dan bayi. Bayi merasa aman dan puas
karena melalui sentuhan kulit dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan
dapat mendengar denyut jantung ibu.

3. Aspek Kecerdasan
Penelitian menunjukan bahwa Intelligence Quotient (IQ) pada bayi
yang diberi ASI memiliki IO point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 tahun,
4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dan 8,3 point lebih tinggi pada usia
8,5 tahun dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI.

4. Aspek Neurologis
Pada bayi baru lahir terjadi koordinasi syaraf menelan, menghisap,
dan bernafas yang belum sempurna. Dan ketidaksempurnaan koordinasi
syaraf ini dapat diatasi dengan menghisap payudara.

5. Aspek Ekonomis
Ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli susu bayi
sehingga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga.
8

Perbandingan komposisi zat gizi antara kolostrum, ASI dan susu


sapi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 2.1
KOMPOSISI KOLOSTRUM, ASI DAN SUSU SAPI
UNTUK SETIAP 100 ML
Zat-zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (K Cal)
Protein (g) 58 70 65
- Kasein/whey 2,3 0,9 3,4
- Kasein (mg) 1 : 1,5 1 : 1,2
- Laktamil bumil (mg) 140 187 -
- Laktoferin (mg) 218 161 -
- Immunoglobulin A (mg) 330 167 -
Laktosa (g) 364 142 -
Lemak (g) 5,3 7,3 4,8
Vitamin 2,9 4,2 3,9
- Vitamin A (mg)
- Vitamin B1 (mg) 151 75 41
- Vitamin B2 (mg) 1,9 14 43
- Asam Nikotinmik (mg) 30 40 145
- Vitamin B6 (mg) 75 160 82
- Asam pantotenik - 12-15 64
- Biotin 183 246 340
- Asam folat 0,06 0,6 2,8
- Vitamin B12 0,05 0,1 ,13
- Vitamin C 0,05 0,1 0,6
- Vitamin D (mg) 5,9 5 1,1
- Vitamin Z - 0,04 0,02
- Vitamin K (mg) 1,5 0,25 0,07
Mineral - 1,5 6
- Kalsium (mg)
- Klorin (mg) 39 35 130
- Tembaga (mg) 85 40 108
- Zat besi (ferrum) (mg) 40 40 14
- Magnesium (mg) 70 100 70
- Fosfor (mg) 4 4 12
- Potassium (mg) 14 15 120
- Sodium (mg) 74 57 145
- Sulfur (mg) 48 15 58
22 14 30

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu


(Moehji, Sjahmien. 2013 ):
9

1. Kolostrum, merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh


kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual
material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar
mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Manfaat Kolostrum :

1) Colostum mengandung zat kekebalan terutama Immunoglobin


A untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
khususnya diare
2) Colostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi,
karbohidrat, dan lemak yang rendah sehingga sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama setelah kelahiran
3) Membantu pengeluaran mekomium, yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna kehijauan
4) Walaupun dalam jumlah sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi, oleh karena itu harus diberikan kepada
bayi
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
- Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
- Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada
pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi
pada minggu ke 3 – ke 5.
- Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan
karbohidrat semakin tinggi.
- Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Mature
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang
dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya
baru konstan.
10

- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan


ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan
makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama
bagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah didapat, selalu tersedia,
siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untuk bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena
mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 – 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
• Faktor resisten terhadap staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)

2.3 Pemberian ASI Ekslusif

Tahun pertama khususnya enam bulan pertama, adalah masa yang


sangat kritis dalam kehidupan bayi. Bukan hanya pertumbuhan fisik yang
berlangsung dengan cepat, tetapi juga pembentukan psikomotor dan
akulturasi terjadi dengan cepat. ASI harus merupakan makanan utama
pada masa ini (Muchtadi, Deddy. 2012).

Menyusui adalah suatu proses yang terjadi secara alami. Jadi


jarang sekali ada ibu yang gagal atau tidak mampu menyusui bayinya.
Meskipun demikian, menyusui juga perlu dipelajari, terutama oleh ibu yang
baru pertama kali memiliki anak agar tahu cara menyusui yang benar.
11

Kendati prosesnya alami, kemampuan ibu memberi ASI tidak datang tiba-
tiba. Ada serangkaian proses yang turut memberi andil dalam kelancaran
pemberian ASI, mulai dari persiapan fisik sampai batin calon ibu
(Muchtadi, Deddy. 2012).

Manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja
selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan
lamanya pemberian ASI Ekslusif serta lamanya pemberian ASI bersama-
sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan. Melindungi,
mempromosikan dan memberi dukungan pada pemberian ASI merupakan
tujuan dari deklarasi Innocenti, Itali tahun 1990 dimana memuat : “Sebagai
tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi
secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI ekslusif dan
semua bayi diberi ASI Ekslusif sejak lahir sampai berusia 4-6 bulan.
Setelah berumur 4-6 bulan, bayi diberi makanan pendamping/padat yang
benar dan tepat, sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun
atau lebih. Pemberian makanan untuk bayi yang ideal seperti ini dapat
dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari
lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara ekslusif ”. Setelah
pengalaman 9 tahun, pada tahun 1999 UNICEF memberikan klarifikasi
tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI Ekslusif yaitu selama 6
bulan. Bayi yang sehat umumnya tidak memerlukan makanan padat
sampai umur 6 bulan. Pada keadaan tertentu seperti peningkatan berat
badan yang kurang dari standar, dibenarkan untuk mulai memberi
makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan (Muchtadi, Deddy. 2012).

Memberikan ASI Ekslusif memberikan manfaat bagi semua pihak,


tidak hanya bagi bayi tetapi juga bagi ibu. Berikut ini adalah manfaat
pemberian ASI Ekslusif bagi bayi dan ibu

2.4 Manfaat ASI Ekslusif bagi Bayi


12

1. Meningkatkan daya tahan tubuh.


Bayi yang baru lahir memdapatkan zat kekebalan tubuh dari ibunya
dan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir sedangkan bayi baru
bisa membuat zat kekebalan cukup banyak dan mencapai kadar protektif
pada umur 9-12 bulan. Terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi
akibat penurunan yang berlebihan dan pembentukan zat kekebalan yang
tidak memadai. Kesenjangan ini dapat diatasi dengan pemberian ASI
kepada bayi. Karena dalam ASI terdapat zat kekebalan yang akan
melindungi bayi dari barbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan
jamur (Depkes, RI. Direktorat Gizi Masyarakat. 2005).

ASI memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit


termasuk infeksi pernapasan dan infeksi usus. Imunisasi pasif yang
diperoleh bayi dari ASI akan memberikan perlindungan bagi bayi sampai
sistem imun mukosa yang dibentuk sendiri sudah cukup (Muchtadi,
Deddy. 2012).

Pemberian ASI secara penuh selama 6 bulan pertama dalam


kehidupan bayi mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare
dari pada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora usus
pada bayi yang disusui secara ekslusif mencegah bakteri timbulnya diare
(Kasnodiharjo. et al. 2014).

Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI melindungi bayi dari


penyakit diare. Pada suatu penelitian di Brazil Selatan bayi bayi yang tidak
diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena mencret 14,2 kali
lebih banyak daripada bayi ASI Ekslusif (Kasnodiharjo. et al. 2014).

2. Meningkatkan Kecerdasan.
Kecerdasan anak berkaitan dengan pertumbuhan otak. ASI
mengandung nutrisi yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal yang
tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi, seperti taurin,
laktosa, dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega 3, omega 6).
13

3. Meningkatkan jalinan kasih sayang.


Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan
merasakan kasih sayang ibunya dan merasa aman dan tentram. Hal ini
karena bayi dapat merasakan detak jantung ibunya yang telah dikenalnya
sejak dalam kandungan. Perasaan inilah yang menjadi dasar
perkembangan emosi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan
dasar spiritual yang baik (Depkes, RI. Direktorat Gizi Masyarakat. 2005)

4. Pertumbuhan dan perkembangan.


ASI merupakan sumber gizi yang ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI
makanan bayi yang sempurna ditinjau dari kualitas dan kuantitasnya. ASI
sebagai makanan tunggal cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh bayi
normal sampai usia 6 bulan . Perilaku pemberian ASI Ekslusif pada bayi
akan menunjang perkembangan motoriknya. Bayi yang diberi ASI Ekslusif
lebih cepat bisa berjalan serta kepandaian bicara yang meningkat
(Depkes, RI. Direktorat Gizi Masyarakat. 2005).

2.5 Manfaat ASI Ekslusif bagi Ibu


Menurut Moehji, Sjahmien, 2013, manfaat ASI Eksklusif bagi ibu
adalah :
1. Mempunyai efek kontrasepsi sehingga menjarangkan kehamilan.
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan
cukup berhasil. Selama ibu memberikan ASI Ekslusif dan belum haid, 98%
tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak
akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan (Moehji, Sjahmien, 2013).

Wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi tetapi memberi ASI


Eksklusif atau hampir eksklusif dan mengalami amenorea, maka
kemungkinan terjadinya kehamilan dalam 6 bulan pertama postpartum
adalah kurang dari 2% atau setara dengan penggunaan metode
14

kontrasepsi efektif terpadu. Sedangkan apabila setelah 6 bulan ibu


melanjutkan dengan metode kontrasepsi yang efektif, maka kemungkinan
terjadinya kehamilan dalam 1 tahun postpartum adalah 7% saja (Moehji,
Sjahmien, 2013).

2. Mempercepat penyembuhan setelah proses persalinan.


Pada ibu yang menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang
berguna untuk penutupan pembuluh darah. Dengan demikian perdarahan
yang dialami akibat proses persalinan akan lebih cepat berhenti. Dan
pada akhirnya akan mengurangi angka kematian pada ibu (Moehji,
Sjahmien, 2013).

3. Penurunan berat badan lebih cepat.


Menyusui memerlukan energi, dan tubuh akan mengambil timbunan
lemak selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu akan cepat
kembali ke berat badan sebelum hamil (Moehji, Sjahmien, 2013).

4. Hemat waktu dan praktis.


ASI dapat diberikan kepada bayi tanpa harus menyiapkan atau
memasak air, mencuci botol dan menunggu agar susu tidak terlalu panas.
Selain itu juga mudah dibawa kemana-mana sehingga saat bepergian
tidak perlu membawa berbagai alat memasak susu (Moehji, Sjahmien,
2013).

ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi
paling sesuai untuk pertumbuhan optimal. Tidak ada jadwal khusus yang
bisa diterapkan untuk pemberian ASI pada bayi. Jadi, ibu harus siap
setiap saat bayi membutuhkan ASI (Ebrahim, G.J.2015).

Pemberian ASI pertama kali pada bayi baru lahir hendaklah


sesegera mengkin dan kebutuhan ASI secara on demand (memberikan
ASI setiap bayi meminta dan tidak berdasarkan jam) harus terpenuhi agar
produksi ASI tercapai seoptimal mungkin (Moehji, Sjahmien, 2013).
15

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Perilaku adalah kegiatan atau aktivitas mahluk hidup. Aktivitas


dikelompokan menjadi dua yaitu aktivitas yang dapat diamati oleh orang
lain seperti berjalan, menyanyi, tertawa dan lain sebagainya. Yang kedua
adalah aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain dari luar seperti
berpikir, bersikap, berfantasi dan sebagainya. Perilaku merupakan
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Hal ini lebih dikenal dengan teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons),
yang kemudian perilaku manusia dibagi menjadi perilaku tertutup (Covert
behavior) dan perilaku terbuka (Overt behavior) (Skiner, 1983 ).

Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut Teori


Lawrence Green yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo ada 3 faktor
utama, yaitu faktor predisposisi, Faktor pemungkin (Enabling Factors),
Faktor penguat (Reinforcing Factors).Faktor predisposisi adalah faktor
yang mempermudah seseorang untuk berprilaku, diantaranya
pengetahuan, sikap keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi. Faktor
pemungkin adalah faktor yang memfasilitasi perilaku dan tindakan. Sarana
dan prasarana atau fasilitas yang mendukung perilaku kesehatan
diantaranya adalah Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit. Faktor
penguat adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku. Faktor penguat atau reinforcing factors sangat diperlukan karena
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi
tidak melakukannnya. Berdasarkan hal ini maka diperlukan contoh dari
para tokoh masyarakat (Notoatmodjo, S. 2013).

5 determinan perilaku menurut teori Snehandu B Karr yaitu adanya


niat, dukungan dari masyarakat sekitar, terjangkaunya informasi, adanya
16

otonomi atau kebebasan pribadi, dan adanya kondisi dan situasi yang
memungkinkan.

2.7 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif


2.7.1 Pengetahuan Ibu

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil


penggunaan panca indera yang dekat sekali dengan kepercayaan,
takhayul dan penerangan-penerangan yang keliru (Muchtadi, Deddy.
2012).

Pengetahuan adalah hasil tahu setelah orang melakukan


penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan tentang ASI
mempunyai peranan dalam perilaku pemberian ASI secara Ekslusif.
Rendahnya praktek pemberian ASI Ekslusif di Indonesia karena
kurangnya pengetahuan tentang ASI.22 Dengan adanya pengetahuan
mengenai manfaat ASI, ibu mempunyai sikap positif dalam memberikan
ASI secara ekslusif pada bayinya (Muchtadi, Deddy. 2012).

Adanya hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI


ekslusif. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik akan memberikan ASI
ekslusif sebesar 1,9 kali dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
pengetahuan kurang OR 1,9 (95% CI 0,07-3,56). Proporsi pemberian ASI
ekslusif pada ibu berpengetahuan baik sebesar 23,6% dan pada ibu
dengan pengetahuan kurang sebesar 13,7%. (Asmijati. 2015)

2.7.2 Pendidikan Ibu

Pendidikan merupakan proses belajar. Belajar adalah suatu proses


untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang menghasilkan
sikap atau tingkah laku pada saat sesorang menghadapi suatu keadaan
tertentu. Perubahan tingkah laku ini tidak berdasarkan naluri ataupun sifat
17

yang sementara tetapi perubahan ini terjadi karena dia telah belajar
sesuatu yang baru (Ebrahim, G.J.2015).

Kategori pendidikan formal yaitu pendidikan rendah (Tidak Tamat


SD, tamat SD, SLTP) dan pendidikan tinggi (SLTA, Perguruan Tinggi/PT).
Pendidikan umum yang lebih tinggi akan memudahkan masyarakat untuk
menyerap informasi dan pengetahuan untuk hidup sehat serta mengatasi
masalah kesehatannya, sebaliknya dengan pendidikan yang rendah akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilaii-nilai baru
yang diperkenalkan (Ebrahim, G.J.2015).

Ibu terpelajar lebih menyadari manfaat ASI Ekslusif. Ibu yang


berpendidikan tinggi biasanya mempunyai kedudukan sehingga memiliki
fasilitas yang lebih baik, hal ini memungkinkan untuk memberikan ASI
secara baik dan benar (Ebrahim, G.J.2015).

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI


Ekslusif. Ibu yang berpendidikan rendah lebih cepat memberikan susu
botol kepada bayinya dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena ibu yang berpendidikan tinggi sadar
akan keunggulan ASI dan ibu berpendidikan rendah karena terpengaruh
iklan susu formula. Perilaku pemberian ASI Ekslusif pada ibu dengan
pendidikan tinggi adalah 100%, ibu berpendidikan menengah sebesar 87
%, sedangkan pada ibu dengan pendidikan rendah sebesar 82,1%
(Marlina. 2014).

2.7.3 Umur Ibu

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam


penyelidikan epidemolgi. Angka Kesakitan dan Angka Kematian pada
semua keadaan selalu berhubungan dengan umur. Semakin tinggi usia
seseorang semakin banyak pengalaman yang didapat sehingga dapat
lebih memproteksi diri serta keluarga (Marzuki, 2014).
18

Ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi ASI


dibandingkan dengan ibu-ibu yang sudah tua. Hal ini terjadi karena
adanya pembesaran payudara setiap siklus ovulasi mulai dari permulaan
tahun menstruasi sampai umur 30 tahun. Diatas umur 30 tahun terjadi
degenerasi payudara dan kelenjar alveoli secara keseluruhan. Sehingga
ASI yang diproduksi berkurang karena alveoli merupakan kelenjar
penghasil ASI (Notoatmodjo, S. 2013 ).

Volume ASI yang dihasilkan ditentukan oleh umur ibu pada saat
hamil. Ibu yang berumur 19-23 tahun pada umumnya dapat menghasilkan
cukup ASI dibandingkan dengan yang berumur 30 tahunan. Primipara
yang berumur 35 tahun atau lebih biasanya tidak akan dapat menyusui
bayinya dengan jumlah ASI yang cukup. Pada seorang primipara, ASI
sering keluar pada hari ke 3 dan jumlah ASI selama 3 hari pertama hanya
50 ml (kira-kira 3 sendok makan) (Notoatmodjo, S. 2013 ).

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta diperoleh


hasil sebagai berikut. Ibu berumur > 30 tahun memberikan ASI ekslusif
sebesar 10,0%, umur ≤ 30 tahun memberikan ASI ekslusif sebesar 38,6%
(Marzuki, 2014).

2.7.4 Pekerjaan Ibu

Terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja wanita di berbagai


sektor pekerjaan. Hal ini menyebabkan makin banyak ibu yang harus
meninggalkan bayi sebelum berusia 6 bulan karena masa cuti yang telah
habis.Ibu yang bekerja di luar rumah mempunyai kemungkinan
memberikan ASI secara ekslusif lebih rendah dibandingkan ibu yang tidak
bekerja. Hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja harus meninggalkan
bayinya untuk jangka waktu tertentu sehingga keberhasilan dalam
memberikan ASI secara Ekslusif terganggu (Notoatmodjo, S. 2013 ).
19

Penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil


Padang tahun 1978 -1979 didapatkan bahwa lama pemberian ASI saja
sampai 4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu
rumah tangga sebanyak 21,27%.

2.7.5 Dukungan Keluarga

Keputusan memberikan ASI Ekslusif bukan hanya ditentukan oleh


ibu. Kebanyakan ibu hamil dan ibu menyusui yang telah mendapat
penyuluhan tentang ASI tidak mempraktekan pengetahuan yang
didapatnya karena mereka bukan pengambil keputusan yang utama
dalam keluarga untuk memberikan ASI Ekslusif. Strategi untuk memotivasi
praktek pemberian ASI Ekslusif adalah dengan meningkatkan keterlibatan
suami dan anggota keluarga lainnya (Notoatmodjo, S. 2013 ).

Dukungan dari masyarakat dan keluarga serta tenaga medis


terhadap ibu yang menyusui dengan nasehat-nasehat yang tepat dan
tidak saling bertentangan akan membantu mencegah penghentian laktasi
yang terlalu dini (Notoatmodjo, S. 2013 ).

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 1525 perempuan


menunjukan hasil bahwa jika seorang wanita sudah menikah, pendapat
suami mempunyai pengaruh yang kuat untuk keputusan memberikan ASI.
Pemberian makanan juga dipengaruhi oleh metode yang dilakukan oleh
orang tua (Marzuki, 2014).

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta diperoleh


hasil sebagai berikut. Ibu yang mendapat dukungan keluarga memberikan
ASI sebanyak 35.7%. sedangkan pada ibu yang tidak mendapat
dukungan keluarga hanya memberikan ASI sebanyak 25,0% (Marzuki,
2014).
20

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent

1. Pengetahuan ibu
2. Pendidikan ibu Pemberian ASI
3. Umur ibu Ekslusif
4. Pekerjaan ibu
5. Dukungan Keluarga

GAMBAR 3.1
KERANGKA KONSEP
GAMBARAN FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS BATUJAYA

Variabel Independen : Pengetahuan Ibu


Pendidikan Ibu
Umur Ibu
Pekerjaan Ibu
Dukungan Keluarga
Variabel Dependen : Pemberian ASI Ekslusif
21

3.2 DEFINISI OPERASIONAL


3.2.1 Pemberian ASI Ekslusif
Adalah pemberian ASI saja selama enam bulan pertama
tanpa minuman atau makanan tambahan lain.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : 1 ASI Ekslusif
2. Tidak Eklusif
Skala Ukur : Nominal

3.2.2 Pengetahuan ibu


Pengetahuan ibu adalah pengetahuan tentang vitamin
A yang diperoleh dengan cara menjawab kuesioner
wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi
materi penelitian atau responden dibagi menjadi 2 kategori
yaitu :

Cara Ukur : Wawancara


Alat Ukur : Kuesioner
Hasil Ukur : Pengetahuan kurang jika skor < rata-rata
Pengetahuan baik jika skor > rata-rata
Skala Ukur : Ordinal

3.2.3 Pendidikan ibu


Adalah Status pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh
ibu bayi
Cara ukur : wawancara
Alat ukur : Kesioner
Hasil ukur : 1. Pendidikan < 9 tahun → Rendah
2.Pendidikan > 9 tahun →Tinggi
Skala : Ordinal
22

3.2.4 Umur ibu


Adalah umur ibu sampai dengan wawancara mengenai
pemberian ASI Ekslusif dilakukan
Cara ukur : wawancara
Alat ukur : Kesioner
Hasil ukur : 1. Umur < 19 tahun  Usia Dini
2.umur > 25 tahun  Usia Mapan
Skala : Ordinal

3.2.5 Pekerjaan ibu


Adalah profesi dari ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan.
Cara ukur : wawancara
Alat ukur : Kesioner
Hasil ukur : 1. Tidak bekerja
2. Bekerja
Skala : Ordinal

3.2.6 Dukungan keluarga


Dukungan anggota keluarga dalam pemberian ASI Eksklusif
Alat ukur : Kesioner
Hasil Ukur : Baik : Mendukung untuk memberi ASI
Ekslusif
Tidak Baik : Tidak mendukung untuk ASI
Eksklusif
Skala : Ordinal
23

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional


pendekatan survey, yaitu penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran atau deskriftif variable independen dan
variable dependen.

4.2 . WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


1. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2020. - Februari
2020
2. Tempat
Pemilihan lokasi di wilayah puskesmas Batujaya Kabupaten
Karawang Provinsi Jawa Barat

4.3 . POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bayi Usia 0 -
6 bulan di lokasi di wilayah puskesmas Batujaya sejumlah
180 balita dari 10 desa
2. Sampel
Sampel yang diambil dari bagian populasi yang memiliki
kriteria inklusi yaitu
1. Ibu Bayi usia 0-6 bulan
2. Tinggal/menetap di wilayah puskesmas batujaya
24

Perhitungan sampel dihitung menggunakan rumus :


n= N
1+ N (d2 )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah bayi usia 0-6 bulan pada periode bulan Agustus
2019 di di wilayah puskesmas Batujaya (180)
d = tingkat presisi yang diinginkan 10 % (0,1)
(Notoatmojo, 2005)
Berdasarkan rumus diatas didapatkan besar sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 64 sampel.
Sampel yang akan ditetiliti akan dipilih menggunakan metode
systematic random sampling.

4.4 JENIS DAN CARA PEMGUMPULAN DATA


4.4.1 Jenis Data
1. Data Primer
Data ibu bayi usia 0-6 bulan, meliputi nama, umur, pekerjaan,
pendidikan , pengetahuan dan alamat rumah yang
dikumpulkan mengunakan media kuesioner.
2. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari laporan Pemberian ASI di
puskesmas Batujaya .
4.4.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan terhadap data primer dan sekunder
a. Data primer
1. Data pengetahuan ibu : wawancara, kuesioner
2. Data umur ibu : wawancara
3. Data pekerjaan ibu : wawancara
4. Data pendidikan ibu : wawancara
5. Data dukungan keluarga : wawancara dan kuesoner
25

b. Data sekunder
Cakupan pemberian ASI Ekslusif dari laporan bulanan
Puskesmas Batujaya.

4.5 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.5.1 PENGOLAHAN DATA


Pengolahan data dilakukan pada 4 tahap yaitu editing, coding,
processing dan cleaning. Variabel yang digunakan dalam penelitian
diolah sebagai berikut :
TABEL 4.1
CARA PENGOLAHAN DATA

Variabel Pengolahan Data


Pemberian ASI 1 ASI Eksklusif
Eksklusif 2. Tidak Eksklusif
Pengetahuan Pengetahuan kurang jika skor < rata-rata
tentang ASI Pengetahuan baik jika skor > rata-rata
Status Pendidikan 1. Pendidikan rendah < 9 tahun
2.Pendidikan tinggi > 9 tahun
Umur Sampel 1. Usia Dini < 19 tahun
2. Usia Mapan > 25 tahun
Status Pekerjaan 1. Tidak bekerja
2. Bekerja
Dukungan Keluarga 1. Baik : Mendukung untuk memberi
ASI Ekslusif
2. Tidak Baik :Tidak mendukung untuk
ASI Eksklusif
26

4.5.2. Analisis Data


Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap
variable yang diteliti. Pendeskripsian tersebut dapat dilihat pada
gambaran distribusi frekuensi dari variable independen dan
dependen yang disajikan dalam bentuk tablel frekuensi. Analisis
data univariat dilakukan dengan menggunakan software computer.
27

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI, Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksidan Intervensi


Dini Tumbuh Kembanganak diTingkat Pelayanan KesehatanDasar,
2015
2. Akre, James. 2016. Pemberian Makanan untuk Bayi - Dasar-dasar
Fisiologis. Edisi Bahasa Indonesia. Perinasia, Jakarta
3. Ariani. 2014, Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Ekslusif pada Ibu Pengunjung Poliklinik Anak RS Islam Jakarta Tahun
2014 [Skripsi] Program Sarjana FKM UI, Depok
4. Ariawan, I. 2015, Tinjauan Statistik Metode Survei Cepat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat UI, Depok
5. Ariawan, I. 2014, Besar dan Metoda Sampel pada Penelitian
kesehatan, Jurusan Biostatistik dan Kependudukan FKM UI, Depok
6. Asmijati. 2015, Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tiga Raksa Kecamatan Tiga
Raksa Kabupaten Tangerang 2015. [Tesis] Program Pascasarjana
FKM UI, Depok
7. Depkes RI. 2010, Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2010-
2015, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
8. Depkes, RI. Direktorat Gizi Masyarakat. 2005, Manajemen Laktasi
Buku Panduan Bagi bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas,
Departemen Kesehatan, Jakarta
9. Depkes, RI. 2016, Profil Kesehatan Indonesia 2016, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
10. Ebrahim, G.J.2015, Air Susu Ibu, Yayasan Essentia Medica, Jakarta
11. Kasnodiharjo. et al. 2014, ‘Masalah di Seputar perilaku Pemberian Air
Susu Ibu secara ekslusif’, Majalah Kesehatan Masyarakat indonesia,
thn. XXVI, no. 3, h 155-158
12. Marlina. 2014, Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Ibu tentang
ASI dan Praktek Pemberian ASI Ekslusif di Kota Bogor Tahun 2014
28

(Data Sekunder Survey Keadaan Kesehatan Masyarakat Kota Bogor


Tahun 2004), [Skripsi] Program Sarjana FKM UI, Depok
13. Marzuki, 2014. Praktek Pemberian ASI Ekslusif pada Bayi di Propinsi
Banten dan Beberapa Faktor yang Berhubungan [Skripsi] Program
sarjana FKM UI, depok
14. Moehji, Sjahmien. 2013, Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita, Bharata
Karya Aksara, Jakarta
15. Muchtadi, Deddy. 2012, Gizi untuk Bayi. ASI, Susu Formula dan
Makanan Tambahan, Cetakan 3, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
16. Notoatmodjo, S. 2013, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya, PT
Rineka Cipta, Jakarta
17. Pechevis, M. 1981, Melatih Petugas Kesehatan dalam Bidang
Menyusui, dalam Perdhaki, Menyusui dan Kesehatan, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta
18. ‘Profil dan Laporan Kesehatan Puskesmas Batujaya Karawang, 2018,
Dinas Kesehatan Kab. Karawang
19. Pudjiadi, S. 2013, Ilmu Gizi Klinis pada Anak, edisi ketiga Fakultas
kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
29

LAMPIRAN 1

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN


GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS BATUJAYA TAHUN 2019

Saya Lilis, mahasiswa RPL Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan


Bandung Program Studi Diploma 3, akan mengadakan penelitian
mengenai “GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS BATUJAYA
KABUBPATEN KARAWANGTAHUN 2019”. Penelitian ini akan dilakukan
pada 36 orang sampel ibu yang menyusui yang tinggal di wilayah
Puskesmas Batujaya Kabupaten Karawang Jawa Barat.

ASI Ekslusif atau pemberian ASI secara ekslusif adalah pemberian


ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur
susu, biskuit, bubur nasi dan tim.

Partisipasi saudara bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak


berkenan dapat menolak, atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri
tanpa sanksi apapun. Manfaat yan diperoleh oleh responden dalam
penelitian ini adalah Memberikan informasi pentingnya pemberian ASI
Ekslusif terhadap status Gizi dan kesehatan anak Tidak ada resiko yang
didapatkan oleh responden. Semua informasi hasil pengukuran akan
dijaga kerahasiaannya. Semua data tidak akan dihubungkan dengan
identitas saudara yang telah berpartisipasi

Apabila saudara memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai


penelitian ini, dapat menghubungi peneliti utama a.n. Lilis Suriani
Hasibuan di Jl. Babakan Loa, Cimahi Utara atau di kampus Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Bandung Jl. Babakan Loa, Pasirkaliki, Cimahi Utara.
Atas partisipasi saudara saya ucapkan terima kasih.
30

LAMPIRAN 2

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Telah mendapatkan penjelasan dan bersedia mejadi responden penelitian


““GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS BATUJAYA
TAHUN 2019”:

Nama : Lilis Suriani Hasibuan

NIM : P17331119316

Institusi : Program Studi D-III RPL Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan


Bandung

………………………., 2019

Responden Saksi
31

Kode sampel

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN


ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS BATUJAYA TAHUN 2019

DATA UMUM

1. Nomor Responden :
2. Tanggal Pengumpulan Data :
3. Hasil Wawancara : 1. Lengkap 2. Tidak Lengkap
4. Nama Pewawancara : ..................................................
DATA RESPONDEN

1. Nama Responden : ..................................................


2. Tanggal Lahir Responden :
3. Alamat : .....................................................................
4. Nama Anak : .................................................
5. Tanggal Lahir Anak :
6. Pendidikan Terakhir Ibu :
1. Tidak Tamat SD 4. Tamat SMU
2. Tamat SD 5. Tamat D3
3. Tamat SMP 6. Tamat PT
7. Pekerjaan Ibu :
1. Tidak Bekerja
2. Bekerja, di ..........................................
8. Nama Suami : ..................................................
9. Pendidikan Terakhir Suami : ..................................................
10. Pekerjaan Suami : ..................................................

PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

1. Apakah ibu memberikan ASI saja sampai umur anak 6 bulan ?


32

1. Ya 2. Tidak

2. Pada saat anak ibu lahir, apakah ibu langsung menyusui anak ibu ?
1. Ya 2. Tidak

3. Berapa lama ASI yang pertama Keluar sejak ibu mulai menyusui anak ibu ?
1. < 1 jam
2. 1-24 jam
3. > 1 hari
4. Tidak keluar
4. Pada saat ASI belum keluar, apakah ibu memberikan minuman/makanan lain
kepada bayi ibu ?
1. Ya 2. Tidak

5. Bila ya, minuman/makanan apa yang ibu berikan ? .......................


6. Pada umur berapa anak ibu mulai diberikan minuman/makanan seperti susu
formula, pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim, dll ?
1. Umur 6 bulan
2. < dari umur 6 bulan
7. Berapa lama ibu memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lain pada
anak ibu ? ....... bulan
8. Apakah keluara mendukung pemberian ASI Eksklusif :
1. Ya 2. Tidak

PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSLUSIF

1. Apakah ibu mengetahui apa yang dimaksud dengan ASI secara Ekslusif ?
1. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim
2. Tidak tahu
2. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan kolostrum ?
1. Air susu yang pertama kali keluar yang berwarna kekuningan
2. Tidak Tahu
3. Menurut ibu sampai usia berapa anak harus diberikan ASI secara Ekslusif ?
33

1. 6 bulan 3. < 4 bulan


2. 4 bulan 4. Tidak tahu
4. Menurut ibu Apakah manfaat ASI Ekslusif untuk anak ibu ? (Jawaban bisa
lebih dari satu)
1. .................................................................................................
2. .................................................................................................
5. Menurut ibu apakah manfaat ASI Ekslusif untuk ibu ? (Jawaban bisa lebih
dari satu)
1. ...................................................................................................
2. ...................................................................................................
6. Menurut Ibu berapa kali dalam sehari ibu harus memberikan ASI pada
bayinya ?
1. Sesering mungkin 3. ≤ 5 kali
2. 6-8 kali sehari 4. Tidak tahu
7. Kapan bayi mulai diberikan MPASI ?
1. Umur 6 bulan 3. < 4 kali
2. < dari 6 bulan 4. Tidak tahu

SEKIAN, DAN KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH ATAS KERJASAMA DAN


PARTISIPASI IBU

Anda mungkin juga menyukai