TAHUN 2019
OLEH
TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi/anak umur 0-24 bulan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh.
Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya
kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi
penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada umur
protein dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu
formula tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain
ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Agar kebutuhan gizi
makanan pada waktu anak sakit dan bila ibu bekerja di luar rumah.Pemberian
MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi,
namun juga merangsang keterampilon makan dan merangsang rasa percaya diri.
antara lain ; pemberian makanan pralaktat sebelum Asi keluar, kolostrum dibuang,
pemberian MP Asi terlalu dini atau terlambat, MP Asi yang diberikan tidak
cukup, pemberian MP-Asi sebelum Asi, frekuensi pemberian MP-Asi kurang,
pemberian Asi terhenti karena ibu kembali bekerja, kebersihan kurang, prioritas
dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman
sebab, system imun bayi dibawah 6 bulan masih belum sempurna. Belum lagi jika
lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi
yg hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan
dunia lainnya.
status pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja diluar rumah pada umumnya cenderung
memberikan makanan pendamping Asi pada bayinya lebih cepat dari waktu yang
ditetapkan, dikarenakan waktu yang dimiliki olehnya relatif singkat untuk berada
gizi yang baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan
satu atau lebih zat-zat gizi esensisal. Status gizi lebih terjadi bila tubuh
terutama dalam hal waktu untuk bekerja di luar rumah dengan waktu untuk
mengelola rumah tangga serta mengasuh anak. Peran ganda ibu ini menuntut di
satu pihak perlu curahan waktu penuh untuk mengasuh anak, bersamaan dengan
itu perlu sisipan waktu untuk bekerja di luar rumah. Salah satu peluang untuk
mengatasinya adalah anak diasuh oleh pembantu, keluarga atau family yang ada
makanan akan berpengaruh terhadap pola makan anak (bayi) dan konsumsi gizi
anak, karena pada usia anak-anak ini merupakan usia yang membutuhkan
2010 bahwa 67 % ibu rumah tangga di kelurahan Simpong bekerja di luar rumah.
Hal ini menandakan bahwa masih tingginya pemberian MP Asi di bawah 6 bulan.
apakah ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP Asi di
bawah 6 bulan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian MP
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal bagi peneliti
selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan
kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan
makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan
zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya
(Sunartyo, 2008).
Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan karena ASI
protein, mineral dan vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat
diberikan setiap saat. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan
ibu yang tenang. Disamping itu perlu diperhatikan kesehatan ibu pada
umumnya, status gizi dan perawatan payudara. Pemberian ASI tidak dibatasi
dan dapat diberikan setiap saat terutama ASI eksklusif (As’ad, 2002).
ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat
seperti pisang, pepaya, bubur, biskuit dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif
ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila
bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2000).
1. Mengandung semua zat gizi dalam susunan dan jumlah yang cukup untuk
6. Ekonomis dan praktis. Tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan
8. Membina hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang antara ibu dan
bayi.
Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan sampai usia 6
makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan.
Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan bayi yang kurang dari standar
atau didapatkan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI
memberi bayi ASI saja tanpa memberi minuman atau makanan lain. Selain itu,
bayi harus sering disusui, perhatikan posisi menyusui. Secara umum usahakan
dahulu agar cara pemberian ASI dilakukan sebaik mungkin. Apabila setelah 1
berat badan, maka pemberian makanan tambahan atau padat diberikan bagi
Bila oleh suatu sebab (misalnya ibu bekerja atau hamil lagi) bayi tidak
memperoleh ASI, maka kepada bayi diberikan PASI (Pengganti Air Susu Ibu).
PASI dibuat dari susu sapi yang susunan gizinya sudah diubah menjadi hampir
sama dengan susunan gizi ASI, sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa
menyebabkan akibat sampingan. Akan tetapi belum ada PASI yang tepat
Proses penyapihan dimulai pada saat yang berlainan. Pada beberapa kelompok
masyarakat (budaya) tertentu, bayi tidak akan disapih sebelum berusia 6 bulan.
Bahkan ada yang baru memulai penyapihan setelah bayi berusia 2 tahun.
Sebaliknya, pada masyarkat urban bayi disapih terlalu dini yaitu baru beberapa
Menurut Sulistjani (2001), seiring bertambahnya usia anak, ragam makanan yang
diberikan harus bergizi lengkap dan seimbang yang mana penting untuk
menunjang tumbuh kembang dan status gizi anak. Dalam hal pengaturan pola
konsumsi makan, ibu mempunyai peran yang sangat penting dalam memilih
jenis makanan yang bergizi seimbang. Setelah berumur 6 bulan, bayi
bentuk bubur cair kebentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan
cukup 2 kali sehari, satu atau dua sendok teh penuh. Pada usia 6-9 bulan bayi
mempunyai gigi dan mulai pandai menguyah makanan. Sekitar usia 1 tahun
bayi sudah mampu memakan makanan orang dewasa. Anak usia 2 tahun
Makanan sapihan yang ideal harus mengandung makanan pokok, lauk pauk,
boleh diberikan setelah bayi disusui atau diantara dua jadwal penyusunan.
Pemberian makanan padat atau tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu
pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain
itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian makanan padat
hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi (Roesli,
2000).
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) diberikan kepada bayi setelah berusia 6
bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Jadi, selain MP-ASI, ASI pun harus tetap
diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Adapun hal-hal
bayi yaitu makanan bayi (termasuk ASI) harus mengandung semua zat gizi
yang diperlukan oleh bayi, dan diberikan kepada bayi yang telah berumur 6
bulan sebanyak 4-6 kali/hari, sebelum berumur dua tahun, bayi belum dapat
yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok
Keadaan kekurangan gizi pada bayi dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian
MP-ASI yang tidak tepat (Media indo online, 2006). Akibat rendahnya sanitasi
hingga meningkatkan resiko dan infeksi lain pada bayi, hasil penelitian
umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang (57,3%) dan
rata-rata berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada
Bahasa Indonesia)
Merawat anak, mulai dari memandikan, menyuapi sampai mengasuh hampir
makan dan minum anak merupakan tugas sehari-hari yang sudah melekat pada
diri seorang ibu. Akan tetapi, tugas itu tidak hanya itu saja bila ibu bekerja
anak supaya mandi, makan dan mengingatkan waktu bila anaknya bermain
(Soetjiningsih, 1995).
tentang interaksi orang tua dan anak melalui kegiatan kunjungan rumah telah
dapat menurunkan angka kurang gizi pada anak balita. Penelitian lainnya
minggu selama 6 bulan oleh kader desa, ternyata pertumbuhan pada umur 3
rumahnya, ibu- ibu menjadi lebih memahami kebutuhan anak dan memberi
makan pada saat anak sedang lapar. Didapatkan juga bahwa ibu-ibu yang
memahami tentang kebutuhan untuk perkembangan kognitif anak, anak-
anaknya lebih pintar daripada ibu yang lalai dalam pengasuhan anaknya
B. Kerangka Konsep
status pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja diluar rumah pada umumnya cenderung
memberikan makanan pendamping Asi pada bayinya lebih cepat dari waktu
yang ditetapkan, dikarenakan waktu yang dimiliki olehnya relatif singkat untuk
C. Definisi Operasional
Dimaksudkan dengan pekerjaan ibu dalam penelitian ini adalah pekerjaan ibu
menyusui yang berada di luar rumah dan memakan waktu yang banyak untuk
Pendamping yang sudah diberikan pada bayi sebelum berusia genap 6 bulan.
Bila MP Asi diberikan pada H-1 sebelum 6 bulan maka masih termasuk dalam
penelitian ini.
BAB III
A. METODE PENELITIAN
atau kualitatif)
B. LOKASI PENELITIAN
………………………………………………………………………………….
C. WAKTU PENELITIAN
sumur.
2. Tekniknya bagaimana ?
1. Cek list
2. Kuesioner
DI ANALISIS)
G. INSTRUMEN PENELITIAN
· Memakai instrument yang dibuat sendiri jika tidak ada instrument baku
yang digunakan.
1. Mengukur pengetahuan
2. Mengukur sikap