Pada bulan Mei 2001, World Health Assembly (badan penentu kebijakan dari organisasi
kesehatan dunia WHO/World Health Organization) yang ke 54 menyatakan pentingnya promosi
& edukasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Sudah banyak penelitian dilakukan yang
mendukung hal ini, sayangnya masih banyak tenaga kesehatan dan masyarakat yang belum
melaksanakan hal ini.
Pemberian makanan yang tepat serta optimal sangatlah penting untuk kelangsungan hidup,
tumbang (pertumbuhan & perkembangan) bayi dan anak sejak usia 0 hingga 2 tahun. Menurut
Global Strategy on Infant & Young Child Feeding, pemberian makanan yang tepat adalah
menyusui bayi sesegera mungkin setelah lahir (IMD/Inisiasi Menyusu Dini), memberikan ASI
eksklusif sampai usia 6 bulan, dilanjutkan pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang
tepat & mencukupi sejak usia 6 bulan, dan melanjutkan pemberian ASI sampai usia 2
tahun/lebih.
Masih banyak pihak yang salah paham mengenai definisi ASI eksklusif. Pengalaman saya ketika
memberikan konseling menyusui di salah satu RS, ada seorang Mama yang menyatakan telah
memberikan bayinya ASI eksklusif, ternyata setelah kami berdiskusi lebih lanjut, Mama tersebut
selalu memberikan air putih kepada bayinya pasca disusui. Sementara ada juga Mama yang
sedih karena harus memberikan obat ke bayinya yang sedang sakit sehingga merasa sudah
gagal memberikan ASI eksklusif. Lantas, bagaimana definisi ASI eksklusif yang benar?
Pemberian ASI eksklusif / menyusui eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja pada bayi dan
tidak memberi makanan/minuman lain, termasuk air putih (di Indonesia juga umumnya diberi
air madu, air gula, air teh manis, dll), KECUALI obat-obatan dan vitamin / mineral tetes sesuai
anjuran dokter/tenaga kesehatan lainnya.
Banyak para Mama yang khawatir bayinya kelaparan saat bayi terus menerus menyusu (bisa saja
bayi sedang dalam tahap Grow Spurt/percepatan pertumbuhan yang normal terjadi antara usia
0-6 bulan) serta menunjukkan ketertarikan akan makanan. Padahal kesiapan bayi untuk
menerima MPASI tergantung dari kematangan sistem pencernaan bayi dan perkembangan bayi
lainnya.
Bisa dilihat dari gambar di atas bahwa semakin bayi besar kebutuhan energinya makin besar
yang tidak bisa dipenuhi hanya dari ASI saja (gap nya makin besar). Gap tersebut dipenuhi
dengan pemberian MPASI.
2. Bayi berisiko kekurangan zat besi, menderita ADB (Anemia Defisiensi Besi).
Dapat dilihat pada gambar tersebut betapa besarnya gap kebutuhan akan zat besi yang perlu
dipenuhi dari MPASI kaya zat besi, bila tidak, bayi berisiko menderita Anemia Defisiensi Besi
(ADB).
3. Kebutuhan makronutrien dan mikronutrien lainnya seperti point 1 dan 2 tidak terpenuhi dan
mengakibatkan risiko bayi/anak menderita Malnutrisi dan defisiensi berbagai mikronutrien.
4. Terhambatnya perkembangan fungsi motorik oral bayi.
5. Bayi berpotensi di kemudian hari menolak berbagai macam jenis makanan.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan bayi serta anak-anak kita mendapatkan haknya.