Anda di halaman 1dari 6

Bahaya Pemberian MPASI Dini & Menundanya

Senin, 14 Oktober 2013


by  Fatimah Berliana Monika in  Expert Explains
for  Moms,  Breastfeeding,  Breastfeeding Basics,  Nutritions

Pada bulan Mei 2001, World Health Assembly (badan penentu kebijakan dari organisasi
kesehatan dunia WHO/World Health Organization) yang ke 54 menyatakan pentingnya promosi
& edukasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Sudah banyak penelitian dilakukan yang
mendukung hal ini, sayangnya masih banyak tenaga kesehatan dan masyarakat yang belum
melaksanakan hal ini. 

Pemberian makanan yang tepat serta optimal sangatlah penting untuk kelangsungan hidup,
tumbang (pertumbuhan & perkembangan) bayi dan anak sejak usia 0 hingga 2 tahun. Menurut
Global Strategy on Infant & Young Child Feeding, pemberian makanan yang tepat adalah
menyusui bayi sesegera mungkin setelah lahir (IMD/Inisiasi Menyusu Dini), memberikan ASI
eksklusif sampai usia 6 bulan, dilanjutkan pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang
tepat & mencukupi sejak usia 6 bulan, dan melanjutkan pemberian ASI sampai usia 2
tahun/lebih. 

Masih banyak pihak yang salah paham mengenai definisi ASI eksklusif. Pengalaman saya ketika
memberikan konseling menyusui di salah satu RS, ada seorang Mama yang menyatakan telah
memberikan bayinya ASI eksklusif, ternyata setelah kami berdiskusi lebih lanjut, Mama tersebut
selalu memberikan air putih kepada bayinya pasca disusui. Sementara ada juga Mama yang
sedih karena harus memberikan obat ke bayinya yang sedang sakit sehingga merasa sudah
gagal memberikan ASI eksklusif. Lantas, bagaimana definisi ASI eksklusif yang benar? 

Pemberian ASI eksklusif / menyusui eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja pada bayi dan
tidak memberi makanan/minuman lain, termasuk air putih (di Indonesia juga umumnya diberi
air madu, air gula, air teh manis, dll), KECUALI obat-obatan dan vitamin / mineral tetes sesuai
anjuran dokter/tenaga kesehatan lainnya. 

Organisasi-organisasi kesehatan internasional termasuk Indonesia di bawah ini


merekomendasikan semua bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama
kehidupannya (bukan selama 4 sampai 6 bulan seperti rekomendasi lama sebelum tahun
2001): 

1. WHO (World Health Organization) 


Pemberian nutrisi yang tepat dan mencukupi sejak bayi sangat penting untuk kesehatan jangka
panjang. Bayi harus mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan yang optimal. Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
yang terus meningkat bayi usia 6 bulan harus menerima Makanan Pendamping
ASI/complementary food yang bernutrisi dan aman sambil melanjutkan pemberian ASI sampai
usia 2 tahun/lebih. 

2. UNICEF (United Nations Children’s Fund) 


Pemberian asupan yang optimal untuk bayi dan anak usia 0-2 tahun sangat penting. Pemberian
asupan yang optimal ini berarti Mama diupayakan agar melakukan IMD/Inisiasi Menyusu Dini
segera setelah kelahiran & selama 1 jam, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan
sampai 2 tahun/lebih, bersama dengan pemberian MPASI sejak usia 6 bulan yang bernutrisi
baik, aman , sesuai usia bayi/anak, dan menggunakan sistem responsive feeding. 

3. AAP (American Academy of Pediatrics). 


AAP merekomendasikan bayi disusui secara eksklusif selama 6 bulan kehidupannya (tidak perlu
tambahan makanan/minuman apapun kecuali pemberian vitamin/suplemen & obat sesuai
indikasi medis). Bayi harus melanjutkan menyusui selama setahun/lebih selama diinginkan
Mama dan bayi. 

4. Australian National Health & Medical Research Council 


Di Australia, sangat direkomendasikan para bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan
dilanjutkan sampai usia 1 tahun/lebih sesuai keinginan Mama dan bayi. 

5. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 


Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama cukup untuk mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Makanan pendamping ASI/MPASI kaya zat besi diberikan secara bertahap mulai usia 6
bulan.
Sumber : Key Message Booklet UNICEF 

Banyak para Mama yang khawatir bayinya kelaparan saat bayi terus menerus menyusu (bisa saja
bayi sedang dalam tahap Grow Spurt/percepatan pertumbuhan yang normal terjadi antara usia
0-6 bulan) serta menunjukkan ketertarikan akan makanan. Padahal kesiapan bayi untuk
menerima MPASI tergantung dari kematangan sistem pencernaan bayi dan perkembangan bayi
lainnya. 

Berikut ini adalah bahaya / kerugian pemberian MPASI dini: 

1. Bayi lebih rentan terkena berbagai penyakit. 


Saat bayi menerima asupan lain selain ASI, maka imunitas/kekebalan yang diterima bayi
akan berkurang. Pemberian MPASI dini berisiko membuka pintu gerbang masuknya
berbagai jenis kuman, belum lagi jika MPASI tidak disajikan secara higienis. Banyak
penelitian yang menyatakan pemberian ASI eksklusif melindungi bayi dari berbagai
penyakit seperti penyakit pernafasan, infeksi telinga dan penyakit saluran pencernaan
yang umum diderita anak-anak seperti diare. 

2. Berbagai reaksi akibat sistem pencernaan bayi belum siap. 


Bila MPASI diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka
makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai
reaksi seperti diare, sembelit/konstipasi, timbulnya gas, dll. 
Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Berbagai enzim seperti
amylase, enzim yang diproduksi pankreas belum cukup ketika bayi belum berusia 6
bulan. Begitu pula dengan enzim perncerna karbohidrat (maltase, sukrase), dan lipase
serta bile salts untuk mencerna lemak. 

3. Bayi berisiko menderita alergi makanan. 


Memperpanjang pemberian ASI eksklusif menurunkan angka terjadinya alergi makanan.
Usia 4-6 bulan kondisi usus bayi masih “terbuka”, antibodi (sIgA) dari ASI bertugas
melapisi organ pencernaan bayi & memberikan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya
penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksi
antibodi sendiri & penutupan usus terjadi saat bayi berusia 6 bulan. 

4. Bayi berisiko mengalami obesitas/kegemukan. 


Pemberian MPASI dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan
berat badan pada anak-anak. 

5. Produksi ASI Mama dapat berkurang. 


Makin banyak makanan padat yang diterima bayi maka berpotensi bayi akan
mengurangi permintaan untuk menyusu. Bayi yang makan makanan padat pada usia
yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih. 

6. Persentasi keberhasilan KB/pengaturan kehamilan alami menurun. 


Pemberian ASI eksklusif biasanya sangat efektif dalam mencegah kehamilan secara
alami. Saat MPASI sudah diberikan maka bayi tidak lagi menyusu secara eksklusif
sehingga persentasi keberhasilan KB metoda alami ini akan menurun. 

7. Bayi berisiko tidak mendapatkan nutrisi optimal seperti ASI. 


Umumnya MPASI dini yang diberikan bentuknya bubur encer/cair yang mudah ditelan
bayi. MPASI seperti ini mengenyangkan bayi tapi dengan nutrisi yang tidak memadai. 

8. Bayi berisiko mengalami Invaginasi usus/intususepsi. 


Invaginasi usus/intususepsi adalah keadaan di mana suatu segmen usus masuk ke
dalam bagian usus lainnya sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius
dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Walau penyebab pasti
penyakit ini belum diketahui, namun hipotesa yang paling kuat karena pemberian MPASI
yang terlalu cepat. 
Selanjutnya akan saya paparkan mengapa menunda pemberian MPASI/PASI melewati 6 bulan
juga berisiko. Beberapa waktu lalu ada wacana yang disebarkan melalui media sosial agar masa
ASI eksklusif diperpanjang sampai 2 tahun. Ketika bayi tumbuh dan berkembang serta semakin
aktif, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. 

Berikut ini adalah bahaya/kerugian pemberian MPASI yang terlambat : 


1. Bila kebutuhan energi bayi tidak terpenuhi maka bayi akan berhenti bertumbuh atau tumbuh
dengan tidak optimal/slow growth.

Sumber : Complementary Feeding WHO 

Bisa dilihat dari gambar di atas bahwa semakin bayi besar kebutuhan energinya makin besar
yang tidak bisa dipenuhi hanya dari ASI saja (gap nya makin besar). Gap tersebut dipenuhi
dengan pemberian MPASI.

2. Bayi berisiko kekurangan zat besi, menderita ADB (Anemia Defisiensi Besi). 
Dapat dilihat pada gambar tersebut betapa besarnya gap kebutuhan akan zat besi yang perlu
dipenuhi dari MPASI kaya zat besi, bila tidak, bayi berisiko menderita Anemia Defisiensi Besi
(ADB). 
3. Kebutuhan makronutrien dan mikronutrien lainnya seperti point 1 dan 2 tidak terpenuhi dan
mengakibatkan risiko bayi/anak menderita Malnutrisi dan defisiensi berbagai mikronutrien. 
4. Terhambatnya perkembangan fungsi motorik oral bayi. 
5. Bayi berpotensi di kemudian hari menolak berbagai macam jenis makanan.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan bayi serta anak-anak kita mendapatkan haknya. 

Anda mungkin juga menyukai