Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode
emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan
gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan
anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka
periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh
kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. 1
Diperkirakan sepertiga dari anak di bawah lima tahun dari total 178 juta anak
mengalami gangguan pertumbuhan, sementara 112 juta lainnya menderita gizi
kurang.2 Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang pada anak balita di negara-
negara berkembang diperkirakan 27 %. Data Statistik Kesehatan tahun 2001
menunjukkan prevalensi gizi kurang pada anak balita di Indonesia sekitar 30,2 %.
Pada tahun 2003, lebih dari 100 kabupaten atau kota mempunyai prevalensi gizi
kurang di atas 30 %.3

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for


Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal
penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada
bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air
susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi
berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian
ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih.1

Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain


ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/
minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. 4

Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula

1
sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya
pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi
maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak
dipenuhi oleh makanan keluarga.4

Usia optimal untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI pada anak,


pada awalnya adalah sesuatu yang kontroversial. Pada tahun 1994 hampir semua
organisasi internasional, nasional, dan regional meyetujui pemberian makanan
pendamping ASI dimulai dari usia 4-6 bulan. Tetapi, pemberian makanan
pendamping ASI oleh ibu tidak memberikan keuntungan sampai usia anak
tersebut mencapai 6 bulan. Karena pengenalan terhadap makanan sebelum usia 6
bulan ini meningkatkan resiko diare pada anak dan infeksi lainnya.5

Jika makanan pendamping ASI diperkenalkan setelah umur 4 bulan, sistem


pencernaan telah cukup matur untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein
dan lemak yang berasal dari makanan non-susu. Kapasitas lambung fungsional
pada bayi cukup terbatas berkisar antara 38-76ml pada masa neonatus hingga
kira-kira 20 ml/kgBB pada anak yang baru bisa berjalan, dimana memuat kira-kira
160-200 gr/kali pada bayi berumur 6-8 bulan.6

1.2 Batasan Masalah


Referat ini membahas tentang definisi MP-ASI, sejarah MP-ASI, prinsip
pemberian MP-ASI, persyaratan MP-ASI, alasan mengapa MP-ASI harus
diberikan tepat waktu, makanan yang sebaiknya diberikan kepada bayi sebagai
MP-ASI, cara memperkenalkan makanan pada bayi, panduan dasar pemberian
makanan, pemberian makanan secara “Responsive Feeding, dan jenis MP-ASI.

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk menambah pengetahuan tentang makanan pendamping ASI.

1.4 Metode Penulisan


Referat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk
dari berbagai literatur.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain
ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/
minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. 4
Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula
sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya
pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi
maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak
dipenuhi oleh makanan keluarga.4

3
Menurut WHO tahun 2002, Complementary feeding adalah suatu proses
ketika ASI tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, sehingga
dibutuhkan makanan lain yang diberikan bersamaan ASI.6
2.2 Sejarah Pemberian MP-ASI

Sejak 1994, umur 4-6 bulan telah dipertimbangkan sebagai waktu ideal
untuk memulai pemberian makanan Pendamping ASI. Pendapat ini banyak
menimbulkan kesalahan interpretasi oleh para pelaku kesehatan dengan memaknai
bahwa bayi harus mulai diberikan makanan pendamping ASI pada usia 16
minggu. (7) Pada tahun 2001 WHO merekomendasikan bahwa ASI eksklusif harus
dilanjutkan hingga usia 6 bulan untuk melindungi bayi dari morbiditas dan
mortalitas yang berhubungan dengan gastroenteritis.7-10

Berdasarkan rekomendasi WHO tersebut, maka mulai muncul banyak


pertimbangan mengenai usia yang ideal untuk memulai makanan pendamping ASI
pada bayi.5

2.2.1 Kronologis rekomendasi usia untuk memulai pemberian makanan


pendamping ASI pada bayi 10 tahun terakhir di dunia 5

1. Tahun 2001, WHO’s Global Strategy for Infant and Young Child merevisi
panduannya dan merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
Rekomendasi ini lalu diterapkan di populasi secara umum dan
didokumentasikan, kemudian didapatkan bahwa ASI ekslusif sampai 6
bulan dapat mengakibatkan defisiensi besi pada beberapa bayi, gangguan
pertumbuhan, dan defisiensi mikronutrien lainnya.
2. Tahun 2001, The UK Scientific Advisory Comitte on Nutrition (SACN)
melakukan ulasan terhadap bukti-bukti dari rekomendasi WHO, dan
menyarankan:
“ Terdapat bukti-bukti yang cukup kuat bahwa ASI ekslusif selama 6 bulan
memberikan nutrisi yang adekuat. SACN juga menyatakan “rekomendasi
tentang makanan pendamping ASI ini harus fleksibel, tetapi sebaiknya
makanan pendamping ASI tidak diperkenalkan kepada bayi sebelum akhir
usia 4 bulan (17 minggu).”

4
3. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF, 2002
dikatakan bahwa 2/3 kematian anak balita yang terkait malnutrisi
disebabkan tidak tepatnya tata cara pemberian makan pada bayi dan anak
sehingga GSIYCF mengeluarkan pedoman tentang pemberian MP-ASI (3)
4. Tahun 2003, Departemen Kesehatan di UK menyatakan ‘ASI adalah
sumber nutrisi yang terbaik bagi bayi. ASI eksklusif sampai 6 bulan (26
minggu) cukup untuk meyediakan semua kebutuhan nutrisi bayi.’
5. Bukti-bukti terbaru
Rekomendasi ESPGHAN (2008) :
The European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and
Nutrition dan North American Society for Pediatric Gastroenterology,
Hepatology, and Nutrition melakukan ulasan literatur tentang makanan
pendamping ASI untuk bayi yang sehat pada tahun 2008 dan
merekomendasikan:
- ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan adalah tujuan utama
- Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya dimulai pada usia
6 bulan tetapi tidak boleh diberikan sebelum usia 4 bulan.
- ASI tetap dilanjutkan selama pemberian makanan pendamping ASI
- Pengenalan makanan yang mengandung gluten antara usia 4-7
bulan selama pemberian ASI dapat mengurangi resiko penyakit
celiac, diabetes tipe 1, dan alergi gandum.
- Makanan yang berpotensi menimbulkan alergi yang tinggi seperti
telur dan ikan tidak perlu dihindari sampai usia lebih dari 6 bulan
karena tidak ada bukti yang cukup kuat bahwa menghidari
makanan tersebut akan menguangi resiko timbulnya alergi.
Rekomendasi American Association of Pediatrics untuk makanan bayi: 11
- ASI adalah makan utama yang ideal untuk bayi dan sebaiknya
diberikan setidaknya sampai satu tahun pertama.
- Fortifikasi besi sebaiknya diberikan kepada bayi yang tidak
mendapatkan ASI dan bayi usia lebih dari 6 bulan yang jumlah
kalori makanan pendampingnya tidak dapat memenuhi
kebutuhannya.
- Air dan jus tidak diperlukan untuk bayi yang mendapatkan ASI
selama 6 bulan pertama.
- Makanan padat sebaiknya diperkenalkan setelah usia 6 bulan
setelah refleks ekstrusi bayi menghilang dan kemampuan untuk
menelan makan mulai berkembang.

5
- Susu sapi dapat diberikan saat akhir usia 1 tahun sebagai tambahan
dengan pemberian makanan padat seperti sereal, sayur, buah dan
makanan lainnya sebagai sumber vitamin C dan zat besi.
- Alergen seperti gandum, putih telur, jus jeruk, kacang, dan cokelat
sebaiknya tidak diberikan pada makanan padat pertama namun
diberikan nanti setelah bayi mampu mentoleransi makanan
tersebut.
- Madu sebaiknya tidak diberikan pada bayi yang berusia di bawah
1 tahun karena telah dilaporkan terdapat spora botulinum di dalam
madu dan kapasitas sistem imun tubuh bayi tidak dapat melawan
infeksi ini.
- Makanan dengan resiko tinggi menyebabkan tersedak dan aspirasi
seperti kacang, anggur, wortel, dan kacang kenari dan permen
sebaiknya hanya diberikan pada anak yang sudah cukup besar dan
tidak diberikan pada bayi.

2.2.2 Makanan Pendamping ASI di Indonesia

Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan telah mengamanatkan


bahwa pentingnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi secara tegas tercantum
dalam pasal 129 yaitu perlunya suatu Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur
tentang pemberian ASI Eksklusif yang saat ini sedang diproses. Sesuai dengan
Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) 2010-2014 terdapat 8
(delapan) sasaran indikator kinerja pembinaan gizi masyarakat di antaranya
berkaitan dengan ASI Eksklusif dan MPASI. Pada tahun 2014 target bayi usia 0-6
bulan yang mendapat ASI Eksklusif akan mencapai 80% dan penyediaan buffer
stock MP-ASI sebesar 100 % setiap tahunnya untuk menyelamatkan balita di
daerah bencana dan rawan gizi. 12

Pemberian makanan pendamping ASI juga dijelaskan dalam peraturan


pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI
eksklusif. Di dalam penjelasan mengenai peraturan tersebut, dinyatakan bahwa
“…(c) memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak genap
umur 6 (enam) bulan; dan (d) meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur

6
2 (dua) tahun. Penerapan pola pemberian makan ini akan meningkatkan status
gizi Bayi dan anak serta mempengaruhi derajat kesehatan selanjutnya.” 13

2.3 Prinsip Pemberian MP-ASI 4,14


Menurut Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (GSIYCF,
2002) :

1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya


tambahkan MP-ASI mulai usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI
diteruskan.
2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih.
3. Lakukan ‘responsive feeding’ dengan menerapkan prinsip asuhan
psikososial.
4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan makanan
yang baik dan tepat.
5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit,
bertahap dinaikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering diberikan.
6. Bertahap konsistensi dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan
kemampuan bayi.
Menurut Nelson Textbook of Pediatric 18th Edition, prinsip pemberian MP-ASI:
15

1. Dimulai usia 6 bulan


2. Hindari makanan yang berpotensi menimbulkan alergi seperti susu sapi,
telur, ikan , kacang-kacangan
3. Di usia yang tepat, ajarkan anak untuk menggunakan gelas dibanding
botol susu
4. Perkenalkan satu makanan dalam satu waktu
5. Kepadatan energi yang diberikan harus lebih banyak dari ASI
6. Berikan makanan yang mengandung zat besi (daging, cereal dengan
suplemen besi)
7. Kebutuhan Zinc juga harus dimasukkan ke dalam makanan seperti
daging, gandum, dan nasi
8. ASI harus dilanjutkan sampai usia 12 bulan , lalu bisa diganti dengan susu
sapi atau susus formula. Pemberian susu sapi tidak boleh lebih dari 24 oz/
hari

7
9. Minuman selain ASI atau susu formula sebaiknya dibatasi. Pemberian jus
buah tidak boleh lebih dari 4-6 oz/hari. Tidak boleh diberikan soda.

2.3.1 Pemberian MP-ASI pada Anak Sakit 26

2.3.1.1 Pemberian Makanan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

 ASI pada ibu yang mempunyai anak BBLR sudah memenuhi kebutuhan
anak tersebut
 Susu yang baik untuk BBLR, termasuk bayi yang lahir prematur adalah
susu dari ibunya sendiri
 Tetap sering menyusui bayi, agar bayi terbiasa dengan ASI, dan menjaga
agar air susu ibu tetap tersedia
 Makanan secara perlahan-lahan diperbolehkan.
 Jika bayi tidur terlalu lama, kita bisa membangunkan bayi dengan mebuka
selimut atau bajunya agar dia terbangun.
 Berikan ASI sebelum bayi menangis.
 Tanda-tanda anak lapar : menjadi gelisah, membuka mulut dan memutar-
mutar kepala, mengeluarkan lidah ke dalam dan keluar, menghisap jari
atau benda-benda yang ada disekitarnya.

2.3.1.2 Pemberian Makanan pada bayi sakit usia kurang dari 6 bulan

 Menyusui dengan ASI lebih sering selama bayi sakit untuk membantu bayi
melawan sakitnya, mengurangi kehilangan berat badan, dan sembuh lebih
cepat.
 Pemberian ASI secara langsung juga menyediakan kenyamanan bagi bayi
yang sakit. Jika bayi menolak unutk menyusu, tetap berikan ASI samapai
bayi tersebut mau menyusui lagi.
 Jika bayi terlalu lemah untuk menghisap, tetap berikan ASI dengan cara
yang lain. Ini menjaga agar suplai ASI tetap ada dan mencegah kesulitan
menyusui nantinya.
 Setelah sembuh dari sakit, tingkatkan frekuensi pemberian ASI untuk
memulihkan kesehatan bayi dan menambah berat badannya.
 Ketika ibu sakit, tetap berikan ASI pada bayi. Ibu mungkin memerlukan
makanan tambahan selama sakit.

2.3.1.3 Pemberian Makanan pada Bayi Sakit Usia Lebih dari 6 Bulan

8
 Berikan ASI lebih sering selama bayi sakit, termasuk sakit diare, ini akan
membantu bayi melawan sakitnya, mengurangi kehilangan berat badan ,
dan sembuh lebih cepat
 Bayi membutuhkan makanan dan cairan yang lebih banyak ketika sakit
 Jika nafsu makan anak berkurang, berikan motivasi pada anak untuk tetap
makan walaupun dalam jumlah sedikit.
 Berikan makanan seperti bubur dan hindari makanan yang berlemak dan
pedas. Jika anak menderita diare, usahakan anak tersebut tetap makan,.
 Setelah anak sembuh, berikan motivasi pada anak untuk makan satu
makanan padat tambahan setiap hari selama dua minggu. Ini akan
membantu mengembalikan berat badan anak yang hilang akibat sakit
 Ketika ibu sakit, ibu tetap bisa melanjutkan menyusui bayi. Ibu mungkin
membutuhkan makanan tambahan selama sakit. Selama sakit, ibu juga
membutuhkan banyak cairan

2.4 Persyaratan MP-ASI 3,16


Pada GSIYCF dinyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat sebagai berikut
ini :

1. Tepat waktu (Timely): MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan
nutrien melebihi yang didapat dari ASI.

2. Adekuat (Adequate): MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein, dan


mikronutrien.

3. Aman (Safe): Penyimpanan, penyiapan, dan sewaktu diberikan, MP-ASI harus


higienis.

4. Tepat cara pemberian (Properly): MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda


lapar dan nafsu makan ditunjukkan bayi serta frekuensi dan cara
pemberiannya sesuai dengan usia bayi.

2.5 Waktu pemberian MP-ASI 4

9
Beberapa faktor perlu dipertimbangkan ketika akan memulai pemberian MP-
ASI, yaitu :

1. Kesiapan/ kematangan saluran cerna: perkembangan enzim pencernaan sudah


sempurna pada usia bayi 3-4 bulan.
2. Perkembangan keterampilan oromotor: kesiapan bayi untuk menerima
makanan padat bervariasi antara 4-6 bulan.
3. Kebutuhan nutrisi selain dari ASI: tidak diperlukan sebelum usia 6 bulan
karena ASI masih dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, kecuali bila terbukti
lain yang ditunjukkan dengan adanya gangguan pertumbuhan/ kenaikan berat
badan yang kurang tanpa penyebab jelas (sakit, dan lain-lain).
4. Kebutuhan akan variasi dan perubahan tekstur sejalan dengan perkembangan
oromotornya, dalam 1 tahun pertama bayi perlu dikenalkan dengan berbagai
variasi rasa, aroma, tekstur dan konsistensi. Selain untuk pemberian selera,
juga untuk melatih keterampilan makan (mengunyah) yang mulai timbul pada
usia 6 bulan. Usia 6-9 bulan merupakan periode kritis dalam perkembangan
keterampilan makan. Bila pada periode ini bayi tidak dilatih untuk makan yang
semakin padat dan kasar, maka di usia selanjutnya bayi hanya dapat makan
yang cair atau lembut saja dan tidak mampu menerima makanan keluarga
sehingga timbul masalah makan.

Bayi akan menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya siap untuk menerima


makanan selain ASI. Sebaliknya setiap petugas kesehatan dan para ibu atau
pengasuh bayi mampu mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MP-ASI
tepat waktu dan sesuai dengan perkembangan keterampilan makannya.

1. Kesiapan fisik:

 Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang


 Keterampilan oromotor :
- Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
menelan makanan yang lebih kental dan padat.
- Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulut.
 Mampu menahan kepala tetap tegak.
 Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangan meraih benda di dekatnya.

10
Perkembangan keterampilan makan pada bayi

Tabel 1. Perkembangan keterampilan makan pada bayi

Umur Perkembangan Oromotor Perkembangan motorik Keterampilan makan


umum

0-4 bulan  Refleks rooting  Tangan, kepala,  Menelan makanan


 Refleks menghisap dan
leher dan punggung yang cair (ASI),
menelan belum terkontrol tetapi mendorong
 Refleks ekstrusi
 Arah gerakan rahang dan dengan baik keluar makanan
lidah : ke depan & ke yang padat
belakang
 Mulut belum dapat menutup
dengan baik
4-6 bulan  Gerakan refleks menghilang  Duduk dengan  Dapat mengontrol
 Arah gerakan rahang dan
bantuan, kepala posisi makanan
lidah ke depan-belakang dan tegak dalam mulut
atas-bawah  Tangan dapat meraih  Menelan makanan
 Menarik bibir bawah ketika
objek/ benda di tanpa tersedak
sendok ditarik dari mulut dekatnya
 Memindahkan makanan dari  Mengambil makanan
bagian depan mulut ke dari sendok
belakang untuk ditelan
6-9 bulan  Menggigit dan mengunyah  Duduk sendiri atau  Mampu makan
gerakan rahang ke atas dan hanya dengan sedikit makanan lumat atau
ke bawah bantuan cincang
 Menelan dengan mulut  Mulai menggunakan  Makan pakai
tertutup ibu jari dan telunjuk sendok dengan
 Menempatkan makanan di
untuk mengambil mudah
antara rahang atas dan objek/ benda
bawah
9-12 bulan  Gerakan lidah ke samping  Duduk sendiri  Mampu makan
kiri dan kanan serta dengan mudah makanan lunak,
 Memegang makanan
memutar cincang kasar
 Mulai mencakupkan bibir dan memakannya  Mulai mencoba
 Memegang sendok

11
pada cangkir sendiri makan dengan
tangannya sendiri
12-23 bulan  Gerakan mengunyah  Berjalan, bicara  Makanan keluarga
 Makan sendiri
berputar, rahang stabil
tetapi masih dengan
bantuan.

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.


IDAI 2011

2. Kesiapan psikologis:

Bayi akan memperlihatkan prilaku makan lanjut:

 Dari reflektif ke imitatif


 Lebih mandiri dan eksploratif
 Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan:

- Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.


- Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah
makanan.
- Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/
menjauh.
- Frekuensi pemberian MP-ASI semakin sering sejalan dengan
bertambahnya usia bayi.
5. Berikan variasi makanan yang kaya akan nutrient untuk memastikan bahwa
seluruh kebutuhan nutrien terpenuhi.
6. Gunakan MP-ASI yang diperkaya vitamin-mineral atau berikan preparat-
vitamin-mineral bila perlu.
7. Tambahkan asupan cairan saat anak sakit, termasuk lebih sering menyusu, dan
dorong anak untuk makan makanan lunak dan yang disukainya. Setelah
sembuh, beri makan lebih sering dan dorong anak untuk makan lebih banyak.

2.6 Alasan Mengapa MP ASI harus Diberikan Tepat Waktu

Alasan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 4 – 6 bulan adalah


kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik makin bertambah,
sedangkan produksi ASI relatif tetap. Pada usia 4 bulan bayi sudah mengeluarkan
air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak sehingga bayi siap

12
menerima makanan lain selain ASI. Dalam proses menelan pada usia tersebut,
apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya bayi sudah dapat menutup
mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka dan ke atas untuk
mendorong makanan ke belakang,untuk ditelan. Pada saat inilah bayi diberikan
kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan
makanan lumat.17,18
Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi usia 6–9 bulan
mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah,
sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar. Demikian juga dengan
kemampuan motorik halus pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari
tangannya kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk
mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat
dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit. Pada usia 6 – 7 bulan
bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi duduk.
Pada usia 6 – 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir,
sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir atau gelas yang dipegang oleh
orang lain. 17,18
Pada saat bayi berusia 6 bulan, umumnya kebutuhan nutrisi tidak lagi
terpenuhi oleh ASI semata khususnya energi, protein, dan beberapa mikronutrien
terutama zat besi (Fe), Seng (Zn), dan Vitamin A.4,8 Dari usia 6 bulan, kebutuhan
bayi tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI, sehingga bayi memasuki periode
kritis atau “vulnerable period”, dimana bayi mengalami masa transisi dengan
mengenal makanan keluarga. Insiden malnutrisi meningkat secara tajam selama
periode 6-18 bulan di hampir seluruh Negara.19

Energi yang dibutuhkan sebanyak 600 kkal/hari pada usia 6-8 bulan, 700
kkal/hari pada 9-11 bulan, dan 900 kkal/hari pada 12-24 bulan .20 Pada gambar 1
tampak bahwa mulai usia 6 bulan ASI tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan
energi dengan kesenjangan yang makin besar sejalan dengan bertambahnya usia
bayi. Hal serupa juga terjadi bagi protein dan mikronutrien seperti tampak pada
gambar 2 dan gambar 3. Kesenjangan ini haruslah dipenuhi melalui pemberian
MP ASI yang sesuai, adekuat, aman, serta cara pemberian yang tepat. 4

13
Senjang Energi

14
Gambar 2. Jumlah nutrien (RNI, %) yang harus dipenuhi dari MP ASI pada bayi
usia 9-11 bulan (karena tidak terdapat pada ASI)

Sumber : K Dewey, Ped Clin N Amer 2001

Gambar 3. Senjang zat Gizi yang harus dipenuhi MP ASI pada usia 12-23 bulan
( % AKG)

Sumber : WHO, 2009

15
Pemberian MP ASI yang tidak tepat waktu, terlalu dini diberikan (kurang dari 4
bulan) ataupun terlambat ( sesudah usia 7 bulan) dapat mengakibatkan hal-hal
ynag merugikan seperti tampak pada tabel dibawah ini : 4

Tabel 2 : Kerugian pemberian MP ASI berdasarkan waktu

Terlalu dini (< 4 bulan) Terlambat ( > 7 bulan )

Resiko diare, dehidrasi Potensial untuk terjadinya gagal


tumbuh
Produksi ASI menurun
Defisiensi zat besi
Sensitisasi alergi
Gangguan tumbuh kembang
Gangguan tumbuh kembang

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1


. IDAI 2011

Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini ataupun terlambat dapat


menyebabkan malnutrisi. Pemberian makanan tambahan sebelum usia 6 bulan
dapat menyebabkan “displacement of breastmilk” dan meningkatkan resiko
infeksi seperti diare, yang nantinya dapat menyebabkan penurunan berat badan
dan malnutrisi.21

2.7 Makanan yang Sebaiknya diberikan kepada bayi sebagai MP-ASI 4

Mengingat nutrien yang paling tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia


6 bulan adalah zat besi (Fe), maka pilihan utama adalah memberikan makanan
yang kaya akan zat besi. Selain itu makanan padat pertama yang terbaik adalah
yang terbuat dari beras karena beras merupakan bahan makanan yang paling
hipoalergenik, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi simpang paling kurang.
Gandum dan campuran serealia lainnya yang mengandung gluten sebaiknya
ditnda hingga usia 8 bulan untuk menghindari timbulnya reaksi alergi dan
masalah pencernaan. Putih dapat diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun karena
tidak cukup bukti bahwa penundaan pemberian telur di atas usia 1 tahun dapat
menghindarkan reaksi alergi. Kuning telur dan daging dapat dimulai diberikan

16
pada usia 8 bulan, bahkan ada yang menganjurkan daging diberikan lebih awal
karena merupakan sumber zat besi yang baik

Tabel 3. Bahan makanan sumber zat besi

Besi ‘heme’ Besi ‘non-heme’

Hati sapi/ ayam Sayuran hijau (brokoli, bayam, sawi


hijau, asparagus )
Daging sapi/ daging merah lainnya
Kacang-kacangan (Kacang koro,
Daging unggas, bagian yang berwarna
kedelai, kacang ijo )
gelap
Biji-bijian (almond)
Tuna
Buah yang dikeringkan (apel, apricot,
Ikan Cod
prune)
Udang

Tiram

Kuning telur

17
Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.
IDAI 2011

2.8 Cara Memperkenalkan Makanan Pada Bayi 4

Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap, demikian
pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Berikut ini, beberapa
hal penting yang berkaitan dengan hal tersebut

- ‘Tes Makanan’ pertama kali: bubur tepung beras yang diperkaya zat besi
merupakan makanan yang dianjurkan sebagai makanan pertama yang
diberikan kepada bayi. Dapat ditambahkan ASI atau susu formula yang
biasa diminumnya setelah bubur dimasak.
- Sebaiknya diberikan mulai 1-2 sendok teh saja dulu, sesudah bayi minum
sejumlah ASI atau formula, kecuali bila selalu menolak maka diberikan
sebelumnya. Selanjutnya jumlah makanan ditambah bertahap sampai
jumlah yang sesuai atau yang dapat dihabiskan bayi .

2.9 Panduan Dasar Pemberian Makan1

1. Urutan pemberian :
- Menurut American Association of Pediatric (AAP) tidak ada urutan
khusus dalam pengenalan jenis bahan makanan yang diberikan kepada
bayi.
- Yakini makanan tersebut aman, bergizi dengan tekstur yang sesuai
kemampuan bayi.
2. Tekstur dan konsistensi :
- Dimulai dengan tekstur yang lembut/ halus dan konsistensi masih agak
encer, selanjutnya secara bertahap tekstur dan konsistensinya ditingkatkan
menjadi makin kental sampai padat dan kasar
3. Jumlah :
- Mulai dengan jumlah sedikit (1-2 sendok teh) pada saat pengenalan jenis
makanan
- Bertahap ditingkatkan sampai jumlah yang sesuai usia
4. Jarak waktu antara pemberian makanan baru :
- Kenalkan satu-persatu jenis makanan sebelum diberikan berupa
campuran dengan jarak 2-3 hari (4-7 hari bila terdapat riwayat alergi)

18
agar bayi dapat mengenali rasa dan aroma setiap jenis makanan baru
(rasa wortel, apel, daging, ayam/sapi,dlsb)
- Makanan baru sebaiknya diberikan pada pagi hari (oleh ibu) agar cukup
waktu bila ada reaksi simpang
5. Keamanan pangan
-Cuci tangan dan semua peralatan sebelum digunakan
-Tidak menggunakan peralatan makan bersama-sama, atau mengunyah
makanan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayi

Umur Tekstur Frekuensi Jumlah Rata-rata/kali


Makan

6-8 bulan Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI tetap sering Mulai dengan 2-3 sendok
halus,lembut, cukup kental, diberikan. Tergantung nafsu makan/kali, ditingkatkan
dilanjutkan menjadi lebih makannya, dapat diberikan bertahap sampai ½ mangkok
kasar 1-2x selingan (=125 ml). Waktu makan
tidak lebih dari 30 menit

9-11 Makanan yang dicincang 3-4x/hari, ASI tetap ½-¾ mangkok ( = 125-175
bulan halus atau disaring kasar, diberikan. Tergantung nafsu ml ). Waktu makan tidak
ditingkatkan semakin kasar maknnya, dapat diberikan lebih dari 30 menit
sampai makanan bisa 1-2x selingan
dipeegang/diambil dengan
tangan

12-23 Makanan keluarga, bila 3-4x/hari, ASI tetap ¾- 1 mangkok ( 175-250 ).


bulan perlu masih dicincang atau diberikan. Tergantung nafsu Waktu makan tidak lebih dari
disaring kasar makannya =, dapat 30 menit

19
diberikan 1-2x selingan

Tabel 4 . Pedoman Pemberian Makan pada Bayi/ Anak Usia 6-23 Bulan yang
Mendapat ASI on Demand

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.


IDAI 2011

2.10 Pemberian Makanan harus dilakukan secara “Responsive Feeding” 4

Pemberian makan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan zat gizi. Saat makan
juga merupakan periode pembelajaran dan pemberian kasih sayang, berbicara dan
kontak mata selama memberi makan akan dirasakan sebagai suasana yang
menyenangkan bagi anak.(4) WHO menyatakan bahwa penerapan prinsip
responsive feeding sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang akan
diberikan pada bayi.21

Responsive feeding adalah perilaku pemberian dengan menerapkan


prinsip asuhan psikososial, antara lain: 21,22,23

1. Beri makan secara langsung dan dampingi anak sewaktu makan,


ibu/pengasuh harus peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang
ditunjukkan anak.

Tabel 5. Tanda Bayi Lapar atau Kenyang

Lapar Kenyang

Riang/ antusias sewatu didudukkan Memalingkan muka, atau menutup mulut


dikursi makannya ketika melihat sendok berisi makanan

Gerakan mengisap atau mengecapkan Menutup mulut dengan tangannya


bibir
Rewel atau menangis karena terus diberi
Membuka mulut ketika melihat sendok makan
atau makanan
Tertidur
Memasukkan tangan ke dalam mulut

20
Menangis atau rewel karena ingin makan

Mencondongkan tubuh ke arah makanan


atau berusaha menjangkaunya

Sumber : Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid 1.


IDAI 2011
2. Untuk membantu anak memahami rasa lapar, buatlah jadwal makan secara
teratur. Jangan memberikan snack, jus, atau susu 3-4 jam sebelum jam
makan.
3. Beri makan dengan sabar, dorong anak untuk makan, bukan dengan
paksaan. Bicaralah sewaktu pemberian makan, pelihara kontak mata.
4. Hindari atau sedikit mungkin adanya distraktor (hal-hal yang dapat
mengalihkan perhatian) selama pemberian makan seperti menonton TV,
memberikan mainan
5. Bila anak menolak makan, cobalah dengan makanan lain yang berbeda
tekstur dan rasanya
6. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, walaupun saat itu asupan porsi
makan mereka sangat sedikit. Anak-anak akan menambah porsi makan
mereka dengan sendirinya di waktu yang akan datang
7. Sediakan porsi kecil dan biarkan anak menambahkan beberapa kali apabila
mereka menginginkan. Hal ini akan membuat anak tertarik dalam proses
makan dan mencegah mereka menjadi bosan atau merasa kenyang terlebih
dahulu dengan melihat begitu banyak makanan di dalam piring mereka.

2.11 Jenis MP-ASI

2.11.1 MP-ASI lokal 1

MP-ASI lokal adalah MP-ASI yang diolah di rumah tangga atau di Posyandu,
terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan
harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum
dikonsumsi sasaran.

2.11.1.1 Pemberian MP-ASI Lokal 1


Pemberian MP-ASI Lokal dilakukan dengan proses, yaitu :
a. Diberikan sebulan sekali pada hari pelaksanaan posyandu :

21
1. MP-ASI lokal dibuat di posyandu sebulan sekali oleh ibu sasaran dibantu
kader posyandu.
2. Bahan makanan diperoleh dari kader posyandu
3. Kader memberikan penyuluhan kepada peserta posyandu
4. Bidan di desa memantau pelaksanaan
5. Apabila seluruh bayi dan anak usia 6-24 bulan yang hadir di Posyandu
akan diberikan MP-ASI.
b. Diberikan seminggu sekali dalam kelompok sasaran :
Dalam 1 (satu) bulan kegiatan kelompok dilakukan sebanyak 3 kali, karena 1 kali
telah dilaksanakan pada hari pelaksanaan posyandu.
1. MP-ASI lokal dibuat oleh ibu secara berkelompok
2. MP-ASI lokal dibagikan kepada masing-masing sasaran
3. Kader memberikan penyuluhan
4. Bidan di desa memantau pelaksanaan
Pemberian MP-ASI dalam kelompok dimaksudkan sebagai proses pembelajaran
tentang MP-ASI dan sekaligus sebagai sarana komunikasi antaribu sasaran.
c. Diberikan setiap hari di rumah masing-masing yaitu :
1. MP-ASI lokal dibuat oleh ibu di rumah masing-masing
2. Ibu memperoleh bahan makanan dari kader atau dana pembeli bahan
makanan dari kader.
3. Kader dan Bidan di desa melakukan pemantauan. Pemberian MP-ASI di
rumah tangga dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan
keterampilan dan kesinambungan pemberian MP-ASI secara mandiri.

Ketiga proses pemberian MP-ASI merupakan satu kesatuan yang harus


dilaksanakan. Apabila diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, maka frekuensi
pemberian MP-ASI lokal dalam kelompok dan di rumah tangga dapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi daerah setempat
Beberapa persyaratan pembuatan MP-ASI di bawah ini yang perlu diperhatikan :
1. Bahan makanan mudah diperoleh
2. Mudah diolah
3. Harga terjangkau

22
4. Dapat diterima sasaran dengan baik
5. Kandungan zat gizi memenuhi kecukupan gizi sasaran
6. Mutu protein dapat memacu pertumbuhan fisik ( Protein Eficiency
Ratio/PER lebih besar atau sama dengan 70% mutu casein, setara dengan
> 1,75 )
7. Jenis MP-ASI disesuaikan dengan umur sasaran
8. Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna, dan racun
9. Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya, dan agama

Selain itu beberapa zat gizi yang yang terkait erat dengan tumbuh kembang anak
yang perlu diperhatikan antara lain:

Kepadatan Energi/Densitas - Tidak kurang dari 0,8 Kal per gram

Protein - Tidak kurang dari 2 gr per seratus


Kalori

- Tidak lebih dari 5.5 gr per seratus Kal

- Mutu protein tidak kurang dari 70%


Kasein standar

Lemak - Range antara 1,5 gr – 4,5 gr per seratus


Kal

Sumber : Departemen Kesehatan RI. 2006

23
2.11.1.2 Cara Pembuatan dan Komposisi MP-ASI Lokal 1
Tabel 6. Formula Kacang Hijau Kuning Telur

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Tepung beras 35 gram 5 - Kacang hijau direbus Hasil 340 g


sdm dengan 800 cc air hingga
Energi 463 Kal
lunak lalu dihancurkan
Kacang Hijau 40 gram 4
Protein 16,5 g
sdm peres (disaring)
Lemak 17,4 g
Kuning telur 30 gram 2 - Campur semua bahan
butir tambahkan air 50 cc aduk Protein Energi % 14,3
rata dan masak diatas api
Gula 15 gram 1,5 sdm peres Fe 1,1 mg
sedang hingga matang.
Minyak 5 gram 0,5 sdm Zn 0,7 mg

Garam 1/4 sdt

Air secukupnya

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

24
Tabel 7. Formula Ayam Tempe

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Beras 60 gram 5 sdm peres - Beras dicuci bersih Hasil 284 g

Hati Ayam 15 gram 1/3 - Hati ayam dan tempe Energi 264 Kal
pasang dicincang halus
Protein 10,2 g
Tempe 15 gram ½ kotak - Campurkan seluruh bahan,
Lemak 6.9 g
k.api tambahkan garam dan 2
gelas air Protein Energi % 15,4
Bayam 20 gram 1 ikat kecil
- Masak dengan api sedang Fe 2,8 mg
Garam 1 gram ¼ sdt
hingga mengental, terakhir
Zn 0,4 mg
Minyak 5 gram ½ sdm masukkan bayam yang
sudah dicincang halus
Air secukupnya
-Aduk merata hingga
matang

- Diblender atau disaring

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

25
Tabel 8. Formula Hati Ayam

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Beras 25 gram 2 sdm peres -Beras dan kacang hijau Hasil 425 g
dicuci bersih
Hati ayam 20 gram 1 Energi 340 Kal
pasang -Wortel diparut, hati ayam
Protein 10,1 g
dicincang halus
Kacang hijau 20 gram 2
Lemak 8,5 g
sdm peres -Campur semua bahan dan
tambahkan 1 gelas air Protein Energi % 11,9
Wortel 20 gram 1 jari
telunjuk -Tim dengan api kecil Fe 0,2 mg
hingga matang
Minyak 5 gram ½ sdm Zn 0,4 mg
-Terakhir masukkan sayuran
Garam 1 gram 1/4 sdt
yang sudah diparut dan
Air secukupnya garam,lanjutkan

pemasakkan dengan api


sedang hingga matang.

-Diblender atau disaring

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

26
Tabel 9. Formula Telur

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Beras 50 gram 4 sdm -Beras dicuci bersih, Hasil 370 g


tambahkan 2 gelas air dan
Telur ayam 25 gram ½ butir Energi 371 Kal
masak menjadi bubur
Bayam 25 gram 1 ¼ ikat Protein 11,24 g
-Telur diorak arik dengan
kecil
minyak, masukkan kedalam Lemak 13,63 g
Minyak 5 gram ½ sdm bubur tambahkan
Protein Energi % 12,13
Garam 1 gram ¼ sdt garam
Fe 0,5 mg
Air secukupnya -Terakhir masukkan bayam
Zn 0,8 mg
yang telah dirajang halus,
masak terus

dengan api kecil hingga


matang.

-Haluskan dengan blender


atau disaring

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

27
Tabel 10. Formula Susu Pisang

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Tempe 35 gram 1 kotak -Tempe dipotong-potong Hasil 275,5 g


korek api kemudian direbus 15 menit
Energi 278 Kal
lalu dihaluskan
Tepung terigu 30 gram 4
Protein 11,89 g
sdm peres -Pisang dikukus dan
diambil dagingnya Lemak 3,40 g
Susu Skim 7 ½ gram 1 sdm
peres -Semua bahan dicampur, Protein Energi % 17,08
tambahkan air 500 ml,
Gula halus 15 gram 1 ½ Fe 1,0 mg
kemudian dimasak sambil
sdm peres
Zn 0,4 mg
terus diaduk selama 10
Minyak 2 ½ gram 1 sdt
menit.
Pisang ambon 15 gram 2
sdm

Garam 1 gram ¼ sdt

Air secukupnya

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

28
Tabel 11. Formula Kedele

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Tepung beras 30 gram 3 -Kacang kedelai direbus ± Hasil 320 g


sdm 30 menit, buang kulitnya
Energi 298 Kal
lalu dihaluskan
Kacang kedelai 25 gram 2 ½
Protein 14,5 g
sdm -Pisang ambon dihaluskan,
wortel diparut Lemak 7,6 g
Susu skim 5 gram
-Campur semua bahan, Protein Energi % 19,4
Gula pasir 10 gram 1 sdm
tambahkan air lalu masak
Fe 0,4 mg
Minyak 2 ½ gram ½ sdm dengan api sedang hingga
Zn 0,4 mg
Pisang ambon 12 ½ gram ½ matang.
buah kecil

Wortel 12 ½ gram 2 btg kcl

Garam ½ sdt

Air secukupnya

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

29
Tabel 12. Formula Kentang Susu

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Kentang 200 gram 2 buah sdg - Kentang dan wortel Hasil 325 g
Wortel 50 gram 5 btg kcl
dipotong kecil-kecil lalu Energi 262 Kal
Susu Ful krim 10 gram 1 sdm
Gula merah 20 gram direbus dengan 400 cc Protein 8 g
Garam ¼ Sdt
air,haluskan Lemak 5,3 g
Air secukupnya
- Campur semua bahan
Protein Energi % 12,2
aduk rata dan masak
Densitas 0,8
diatas api sedang hingga
PER 2,1
matang
Fe 0,5 mg
Zn 0,4 mg

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

30
Tabel 13. Formula Tempe

Bahan Cara Membuat Komposisi Zat Gizi

Tempe 100 gram 4 ptg sdg -Siapkan masing-masing Hasil 360 g


bahan sesuai jumlahnya
Terigu/tep beras 40 gram 4 Energi 430 Kal
sdm penuh -Tempe di potong-potong,
Protein 16,3 g
kemudian direbus 10 menit
Gula 25 gram 3 sdm rata
alalu dihaluskan Lemak 11 g
Minyak Goreng 5 gram ½
-Semua bahan dicampur, Protein Energi % 6,8
sdm
tambahkan satu gelas
Fe 2,4 mg
Garam ½ sdt belimbing air, aduk menjadi
satu Zn 0,2 mg
Air secukupnya
-Kemudian dimasak di atas
api kecil sambil diaduk-
aduk selama kira-kira 5-10
menit

Sumber : Pedoman Umum MP-ASI Lokal.

Departemen Kesehatan RI, 2006

2.11.2 MP-ASI Pabrikan 24


2.11.2.1 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bubuk Instan Untuk
Bayi 6-12 bulan

A. Bahan

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Bubuk Instan terbuat dari
campuran beras dan atau beras merah, kacang hijau dan atau kedelai, susu, gula,
minyak nabati, dan diperkaya dengan vitamin dan mineral serta ditambah dengan
penyedap rasa dan aroma (flavour).

31
B. Komposisi Gizi dalam 100 gram

Tabel 14. . Komposisi Gizi dalam 100 gram

Zat Gizi Satuan Kadar

Energi kkal 400-440

Protein (kualitas protein tidak g 15-22


kurang dari 70% kasein)

Lemak (kadar asam linoleat G 10 – 15


minimal 300 mg per 100 kkal atau
1,4 gram per 100 gram produk)g

Karbohidrat:

4.1. Serat g maksimum 30

4.2. Gula (gula sederhana) g maksimum 5

Vitamin A (acetate) mcg 250 – 350

Vitamin D mcg 3 – 10

Vitamin E mg 4–6

Vitamin K mg 7-10

Vitamin B1 (Thiamin) mg 0,3 – 0,4

Vitamin B2 (Riboflavin) mg 0,3 – 0,5

Niasin mcg 2,5 – 4,0

Vitamin B12 mcg 0,3 - 0,6

Asam folat mg 40 - 100

Vitamin B6 mg 0,4 - 0,7

Asam Pantotenat mg 1,3 - 2,1

Vitamin C mg 27 - 35

32
Besi mg 5–8

Kalsium mg 200 – 400

Natrium mg 240 – 400

Seng mcg 2,5 – 4,0

Iodium mg 45 – 70

Fosfor mcg perbandingan Ca:P =


1,2 – 2,0

10 – 15
Selenium g
maksimal 4
Air %

Sumber : Kepmenkes Nomor 224/Menkes/SK/II/2007

C. Karakteristik Produk

1. Bentuk
MP-ASI Bubuk Instan berbentuk bubuk dengan distribusi partikel 95% lolos
uji penyaringan 600 mikrometer, dan 100% lolos uji penyaringan 1000
mikrometer.

2. Konsistensi
MP-ASI Bubuk Instan bila dicampur dengan air akan menghasilkan bubur
halus tanpa gumpalan dengan kekentalan yang memungkinkan pemberian
dengan sendok

3. Rasa

MP-ASI Bubuk Instan mempunyai tiga rasa yang disukai bayi, yaitu: beras
merah, kacang hijau, dan pisang.

4. Kadaluwarsa

MP-ASI Bubuk Instan aman dikonsumsi dalam waktu 24 bulan setelah

33
tanggal produksi.

D. Keamanan Pangan

MP-ASI Bubuk Instan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Cemaran mikro organisme

- Total Plate Count (TPC) atau Angka Lempeng Total tidak lebih dari 1,0 x
104 koloni per gram
- Coliforms : Most Probable Number (MPN) tidak lebih dari 20 per gram
- Escherichia coli : negatif per gram
- Salmonella : negatif dalam 25 gram contoh (sampel)
- Staphylococcus aureus : negatif per gram

2. Cemaran logam

- Timbal : tidak lebih dari 1,14 ppm


- Timah : tidak lebih dari 152 ppm
- Raksa : tidak lebih dari 0,114 ppm
- Tembaga : tidak lebih dari 5,0 ppm
- Arsen : tidak lebih dari 0,38 ppm

2.11.2.2 Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Biskuit untuk Anak
12-24 Bulan

A. Bahan

1. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Biskuit terbuat dari campuran
terigu, margarin, gula, susu, lesitin kedelai, garam bikarbonat, dan diperkaya
dengan vitamin dan mineral serta ditambah dengan penyedap rasa dan aroma
(flavour).

2. Gula yang digunakan dalam bentuk sukrosa dan atau fruktosa dan atau sirup
glukosa dan atau madu.

B. Komposisi Gizi Dalam 100 Gram

Tabel 15. Komposisi Gizi Dalam 100 Gram

34
Zat Gizi Satuan Kadar

Energi kkal minimum 400

Protein (kualitas protein tidak g 8 – 12


kurang dari 70% kasein)

Lemak (kadar asam linoleat


g 10 – 18
minimal 300 mg per 100 kkal atau
1,4 gram per 100 gram produk)

Karbohidrat:

4.1. Serat \ g maksimum 5

4.2. Gula (gula sederhana) g maksimum 30

Vitamin A (acetate) mcg 250 – 700

Vitamin D mcg 3 – 10

Vitamin E mg 4–6

Vitamin K mg minimum 10

Vitamin B1 (Thiamin) mg 0,4 – 0,5

Vitamin B2 (Riboflavin) mg 0,4 – 0,5

Vitamin B6 (Pyridoksin) mg 0,3 – 0,5

Vitamin B12 mcg 0,5 – 0,9

Niasin mg 4,0 – 6,0

Folic acid mcg 60 – 100

Iron (Fumarate) mg 5,0 – 6,0

Iodine mcg 60 – 70

Zinc mg 2,5 – 3,0

Kalsium mg 200 – 300

35
Natrium mg maksimum 800

Selenium mcg 10 – 15

Fosfor mg perbandingan Ca:P =


1,2 – 2,0

maksimum 5
Air %

Sumber : Kepmenkes Nomor 224/Menkes/SK/II/2007

C. Karakteristik Produk

1. Bentuk

MP-ASI Biskuit berbentuk keping bundar berdiameter 5 cm - 6 cm, berat 10 gram


per keping. Pada permukaan atas biskuit tercantum tulisan “MP-ASI”.

2. Tekstur

MP-ASI Biskuit bertekstur renyah yang bila dicampur air menjadi lembut.

3. Rasa

MP-ASI Biskuit mempunyai rasa manis gurih yang disukai anak.

4. Kedaluwarsa

MP-ASI Biskuit aman dikonsumsi dalam waktu 24 bulan setelah tanggal


produksi.

36
D. Keamanan Pangan

MP-ASI Biskuit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Cemaran mikro organisme

- Total Plate Count (TPC) atau Angka Lempeng Total tidak lebih dari 1,0 x
104 koloni per gram
- Coliforms : Most Probable Number (MPN) kurang dari 3 per gram
- Salmonella : negatif dalam 25 gram contoh (sampel)
- Staphylococcus aureus : tidak lebih dari 1,0 x 102 koloni per gram

2. Cemaran logam

- Timbal : tidak lebih dari 0,3 ppm


- Timah : tidak lebih dari 40,0 ppm
- Raksa : tidak lebih dari 0,03 ppm
- Tembaga : tidak lebih dari 5,0 ppm
- Arsen : tidak lebih dari 0,1 ppm

2.12 Ilustrasi Kasus 25


Ibu Dewi datang ke Posyandu, membawa anak pertamanya yang berusia 6
bulan untuk melakukan penimbangan berat badan. Kemudian, Ibu Dewi juga
bertanya beberapa hal pada petugas di Posyandu mengenai makanan pendamping
ASI yang sesuai untuk anaknya. Apakah anaknya sudah membutuhkan makanan
pendamping ASI? Apa contoh makanan yang dapat diberikan? Bagaimana cara
mengolah bahan makanan untuk makanan pendamping ASI? Apakah pemberian
ASI harus tetap dilakukan?
Jawaban:
Pemberian makanan pendamping ASI dapat dimulai saat anak berusia 6 bulan,
karena pada usia ini ASI tidak dapat memenuhi semua kebutuhan gizi anak yang
semakin meningkat seiring pertambahan usia.

1. Cara pemberian MP ASI


 Pemberian ASI diteruskan, diberikan dari kedua payudara secara
bergantian

37
 Bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI berbentuk lumat halus
karena bayi sudah memiliki reflek mengunyah. Contoh MP-ASI
berbentuk halus antara lain : bubur susu, biskuit yang ditambah air
atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan. Berikan untuk
pertama kali salah satu jenis MP-ASI, misalnya pisang lumat.
Berikan sedikit demi sedikit mulai dengan jumlah 1-2 sendok
makan, 1-2 kali sehari. Berikan untuk beberapa hari secara tetap,
kemudian baru dapat diberikan jenis MP-ASI yang lainnya.
 Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar
ASI dimanfaatkan seoptimal mungkin

2. Contoh Makanan pendamping ASI yang dapat diberikan


a. Bubur susu instant olahan pabrik
b. Makanan pendamping ASI olahan rumah tangga, misalnya :
-
Pisang Lumat Halus 25

Bahan : 1 buah pisang masak

Cara membuatnya :
 Pisang dicuci bersih
 Kupas memanjang sebagian permukaan pisang
 Keriklah pisang dengan menggunakan sendok kecil yang bersih
 Kerikan pisang ditaruh dalam cangkir atau mangkuk kecil.
Agar pisang tidak berubah warna, berilah sedikit perasan jeruk
nipis.
 Dapat juga kerikan pisang diberikan langsung kepada bayi

-
Bubur Susu25
Bahan :

 2 sendok makan tepung beras (20 gr)


 2 sendok teh gula pasir (10 gr)

38
 1 gelas susu segar atau 2 sendok makan penuh susu tepung
Cara membuatnya:

 tepung beras dan gula pasir dilarutkan dalam susu


 letakkan diatas api kecil, biarkan hingga masak sambil diaduk

KESIMPULAN

Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain


ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode
pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/

39
minuman lain diberikan bersama pemberian ASI. Periode peralihan dari ASI
eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning)
yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI
secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya
sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.

Pengenalan jenis, tekstur, dan konsisten makanan harus secara bertahap,


demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Alasan
pemberian MP ASI: (a). Kebutuhan anak semakin meningkat seiring
bertambahnya usia sehingga pemenuhan nutrisi tidak dapat dilakukan dengan
pemberian ASI saja; (b) Pemberian makanan pendamping ASI dapat menstimulasi
perkembangan anak sesuai umurnya.
Pemberian MP ASI akan memberikan manfaat optimal bila diberikan pada
usia yang tepat pada anak. Di Indonesia, pemberian MP ASI dimulai saat anak
berusia 6 bulan. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO. Prinsip pemberian MP
ASI dengan memberikan ASI ekslusif sejak lahir hingga usia 6 bulan (180 hari),
sementara ASI on demand dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Syarat pemberian MP
ASI itu adalah timely, adequate, safe, dan properly dengan menggunakan metode
responsive feeding.
Dalam menentukan waktu pemberian MP ASI, harus dipertimbangkan:
kesiapan dan kematangan saluran cerna, perkembangan keterampilan oromotor,
dan kebutuhan nutrisi selain ASI termasuk mempertimbangkan variasi rasa dan
teksturnya. MP ASI dapat diberikan dalam bentuk makanan olahan rumah tangga
maupun pabrik dengan memperhatikan komposisi dan nilai gizi yang sesuai
dengan kebutuhan anak sesuai dengan usianya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)


lokal. 2006. Departemen Kesehatan RI.
2. Tahmeed,Ahmed et al. Global Burden of Maternal and Child Undernutrition
and Micronutrient Deficiencies. Ann Nutr Metab 2012;6 suppl 1 :8–17.

40
3. Atmawikarta, Arum. Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI) Formula Tempe terhadap Diare, Aktivitas Fisik, dan Pertumbuhan
Bayi Status Gizi Baik Usia 6-12 Bulan di Bogor Jawa Barat. Gizi Indon
(2007) 30 (2): 73-97
4. Damayanti Rusli Sjarif, Endang Dewi Lestari, Maria Mexitalia, Sri Surdayati
Nasar. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. IDAI. 2011. 117-
125
5. More, Judy. Weaning Infants onto Solid Foods. April. 2010
6. Scientific Opinion on the appropriate age for introduction of complementary
feeding of infants. EFSA Journal. 2009 7(12): 1423
7. H. Brown, Kenneth. Complementary Feeding in Developing Countries :
Factors Affecting Energy Intake. Proceedings of The Nutrition Society. 1997.
56. 139-148
8. Santika, Otte, et al. Development of Food Based Complementary Feeding
Recommendations for 9-to 11- Month- Old Periurban Indonesian Infant Using
Linear Programming. The Journal of Nutrition 139.1 Jan 2009 : 135-41
9. Reilly, John, Jonathan C.K. Wells. Duration of exclusive Breast-Feeding:
Introduction of Complementary Feeding may be Necessary before 6 Months of
Age. British Journal of Nutrition. 2005, 94, 869–872
10. Brian, Symon, et al. Feeding in The First Year of Life: Emerging Benefit of
Introducing Complementary Solids from 4 Months. Australian Family
Physician. 41.4 Apr 2012 : 226-9
11. Nix, Staci. William’s Basic & Nutrition Diet Therapy 13 th Edition. Missouri:
2009
12. Buku Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Departemen Kesehatan
RI. 2000
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 33 tahun 2012 tentang
pemberian air susu eksklusif
14. Dewey, Kathryn G., Adu-Afarwuah. Systematic Review of the Efficacy and
Effectiveness of Complementary Feeding Intervention in Developing
Countries in Maternal and Child Nutrition. Blackwell Publishing. 2008
15. Kleigman, Behrman, Arvin . Nelson texbook of Pediatric 18th Ed : Chapter
42 – The Feeding of Infants and Children. 2007: Saunders, Elsevier.
16. Complementary Food, in Focus: Complementary Food at the 65th World
Health Assembly. International Food Manufactured. 2012
17. Soepardi Soedibyo,Winda F. Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi yang
Berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan. Sari Pediatri Vol 8 No. 4. Maret
2007.
18. Narendra, Moersintowati B. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi
Pertama Tahun 2002. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2002. 27
19. Complementary Feeding, Report of the Global Consultation Summary of
Guiding Principles. WHO. 2002
20. Feeding the Non-Breastfed Child 6-24 Months of Age. WHO/FCH/CAH.
Geneva. 2004
21. Sonya L. Cameron, et al. How Feasible Is Baby-Led Weaning as an Approach
to Infant Feeding? A Review of the Evidence. Nutrients 2012, 4, 1575-1609

41
22. Rao S., Swathi PM, Unnikrishnan B, Hedge A. Study of Complementary
Feeding Practices among Mothers of Children Aged Six Months to Two Years-
A Study from Coastal South India in Australasian Medical Journal AMJ. 2011
23. Dewey, Kathryn. Guiding Principles for Complementary Feeding of the
Breastfed Child. WHO. 2001
24. Menteri Kesehatan Nomor 224/ Menkes/ SK/ II/ 2007 tentang Spesifikasi
Jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
25. Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak. Kementerian Kesehatan RI.
2010

LAMPIRAN

1. Nama Produk : Sun Bubur Susu Bergizi


Jenis Produk : Bubur Bayi 6+ bulan
Kemasan :

42
Zat gizi Kebutuhan per hari menurut Kandungan pada SUN bubur
Codex CAC/GL 08-1991 susu bergizi
Energy 400 kcal 400 kcal (sesuai)
Protein 15 gram 10 gram (tidak sesuai)

Lemak 6,25 gram (tidak sesuai)


Karbohidrat 2,5 gram 2,5 gram (sesuai)

Vitamin A 400 mikrogram RE 400 mikrogram (sesuai)


Vitamin D 10 mikrogram 10 mikrogram (sesuai)
Vitamin E 5 mg 1.9 mg (tidak sesuai)
Vitamin C 20 mg 50 mg (sesuai)
Thiamin 0,5 mg 0,25 mg (tidak sesuai)
Riboflavin 0,8 mg 0,3 mg (tidak sesuai)
Niacin 9 mg 4 mg (tidak sesuai)
Vitamin B6 0,9 mg 0,225 mg (tidak sesuai)
Folate 50 mikrogram 16 mikrogram (tidak sesuai)
Vitamin B12 1 mikrogram 1,25 mikrogram (sesuai)
Kalsium 800 mg 350 mg (tidak sesuai)
Zat besi 12 mg 8,75 mg (sesuai)
Iodium - -
Zinc 10 mg 3,75 mg (tidak sesuai)
Ket: kesesuaian pemenuhannya yaitu memenuhi minimal 2/3 dari standar yang
ditetapkan per 100 gram.

2. Nama Produk : Biskuit Milna


Jenis Produk : Biskuit Bayi 6+ bulan
Kemasan :

43
Zat Gizi Biskuit Milna Codex Ket

Energy 170/40*100= 425 kkal 400 kkal √


Lemak total 4,5/40*100 = 11,25 g 10-25 g √

- Omega 3 (as. Linolenat) 0,12/40*100 = 0,3 g

- Omega 6 (as.linoleat) 2,3 g 1,4 g ↑


Protein 6/40*100 = 15 g 15 g √
KH total
Vitamin A 360/3,33= 108 µg/40*100 = 270 400 µg ↓
µg
Vitamin C 12/40*100= 30 mg 20 mg ↑
Vitamin E 1,8/40*100 = 4,5 mg 5 mg ↓
Vitamin D*
Vitamin B1 (tiamin) 0,18/40*100 = 0,45 mg 0,5 mg ↓
Vitamin B2 (riboflavin) 0,45 mg 1 mg ↓
Niasin 1,8 /40*100 = 4,5mg 9 mg ↓
Vitamin B6 0,34/40*100= 0,85 mg 0,9 mg ↓
Folat 11/40*100= 27,5 µg 50 µg ↓
Vitamin B12 0,16/40*100= 0,4 µg 1 µg ↓
Calcium 160/40*100 = 400 mg 800 mg ↓
Iron 3,4/40*100 = 8,5 mg 12 mg ↓
Zinc 3,1/40*100 = 7,75 mg 10 g ↓

3. Nama Produk : Nutricia Bebelove 2


Jenis Produk : Formula Lanjutan Usia 6-12 bulan
Kemasan :

44
Zat Gizi Jumlah per 100 kkal
AKG Kandungan Kandungan Keterangan
2004 Nutricia Nutricia
usia Bebelove 2 Bebelove 2
Minimum Maksimum
7-12 (%AKG) per 100 kkal
bulan per 140
kkal

Energi ≥60 kkal ≤ 85 kkal 200 ml 100 ml Sesuai


atau 250 (atau 355
kJ kJ)
Protein ≥ 3 g/ ≤ 5.5 g/ 5g (100/140)*5 = Sesuai
100 kkal 100 kkal 3.6 gram
(0.7 g/ (1.3 g/ 100
100 kJ) kJ
Lemak ≥ 3 g/ ≤ 6 g/ 100 6g (100/140)*6 = Sesuai
100 kkal kkal (1.4 4.3 gram
(0.7 g/ g/ 100 kJ)
100 kJ)
Kadar asam ≥ 300 mg 595 mg Sesuai
Linoleat
Linoleic 833 mg (100/140)*833 Sesuai
= 595 mg
Karbohidrat 17 gram 12 gram

250 IU 750 IU 400 180 RE 129 RE Sesuai


(75 µg (225 µg RE (45%)
retinol) retinol)
Vitamin A 40 IU (1 120 IU (3 5 µg 2.75 µg 1.96 µg Sesuai
µg) µg) (55%)
Vitamin D 8 mg N.S. 40 30 mg 21 mg Sesuai

45
mg (75%)
Vitamin C 40 µg N.S. 0.4 0.12 mg 85,7 µg Sesuai
(Ascorbic mg (30%) 
Acid) 120 µg
Tiamin 60 µg N.S. 0.4 0.32 mg 228,5 µg Sesuai
(Vitamin mg (80%) 
B1) 320 µg
Riboflavin 45 µg N.S. 0.3 0.09 mg 64,2 µg Sesuai
(Vitamin mg (30%) 
B2) 90 µg
Vitamin B6 4 µg N.S. 80 32 µg 22.9 µg Sesuai
µg (40%)
Asam folat 300 µg N.S. - 50% Tidak
diketahui
Asam 0.15 µg N.S. 0.5 0.5 µg 0.4 µg Sesuai
panthotenat µg (100%)
Vitamin B12 4 µg N.S. 10 9.5 µg 6.8 µg Sesuai
µg (95%)
Vitamin K 1.5 µg N.S. - 5.9 µg 4.2 µg Sesuai
Biotin 0.7 IU/ N.S. 5 mg 2.5 mg (1 IU = 0.67 Sesuai
(vitamin H) gram (50%) mg) 1.8 mg
asam = 2.7 IU
linoleat
tapi tidak
boleh <
0.7 IU/
100 kkal
Vitamin E 20 mg 85 mg - 60 mg 43 mg Sesuai
Sodium 80 mg N.S. - 230 mg 164 mg Sesuai
Kalium 55 mg N.S. - 146 mg 104 mg Sesuai
Klorida 90 mg N.S. 400 160 mg 114 mg Sesuai
mg (40%)
Kalsium 60 mg N.S. 225 90 mg 64 mg Sesuai
mg (40%)

46
[Fosfor 6 mg N.S. 55 16.5 mg 11.8 mg Sesuai
mg (30%)
Magnesium 1 mg 2 mg 7 mg 1.75 mg 1.25 mg Sesuai
(25%)
Besi 5 µg N.S. 90 27 µg 19.3 µg Sesuai
µg (30%)
Iodin 0.5 mg N.S. 7.5 2.25 mg 1.6 mg Sesuai
mg (30%)
Zink

Pembahasan:

Jika berdasarkan AKG kandungan vitamin dan mineral dalam Nutricia Bebelove 2
sudah memenuhi standar, akan tetapi jika dibandingkan dengan standar dalam
codex terdapat 4 vitamin yang tidak sesuai dan 1 vitamin tidak diketahui sesuai
atau tidaknya karena tidak diketahui nilai dalam AKG namun hanya diketahui
%AKG zat gizi tersebut dalam informasi nilai gizi.

47

Anda mungkin juga menyukai