Anda di halaman 1dari 10

ASI ekslusif menurut pandangan agama kristen Mengapa ASI Ekslusif Harus 6 Bulan?

Penundaan pemberian makanan padat sampai bay i berusia 6 bulan berlaku bagi bagi yang mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula. 1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal , saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindungin ya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Organisasi Kesehatan Dunia WH O mengatakan: ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi Evaluas i pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pe mberian makan kepada bayi. Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih bany ak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI pada titik inilah, nutri si tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih selama bayi anda terus menambah b erat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhanny a dengan baik. 2. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, k ekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif. ASI memili ki kandungan 50+ faktor imunitas yang sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak la gi yang masih tidak diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan+ mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. Probabilitas terjadinya pen yakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara signifikan berkurang bila bayi d iberikan ASI eksklusif setidaknya selama 15 minggu dan makanan pada tidak diberi kan selama periode ini. (Wilson, 1998). Lebih banyak lagi studi yang juga mengai tkan tingkat eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor imuni tas pada susu manusia dan Resiko pemberian makanan instan). 3. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem penernaan b ayi untuk berkembang menjadi lebih matang Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun sec ara psikologis, pada usia 6 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan se belum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dll). Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelah iran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan terakhir jumlahnya meningkat mendekati juml ah untuk orang dewasa. Amilase, enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencap ai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan . Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase belum m encapai level oranga dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah lipase da n bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan. 4. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem y ang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik

Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat termasuk :: 1. Bayi dapat duduk dengan baik tanpa dibantu. 2. Reflek lidah bayi sudah hilang dan tidak secara otomatis mendorong makanan pa dat keluar dari mulutnya dengan lidah. 3. Bayi sudah siap dan mau mengunyah. 4. Bayi sudah bisa menjumput, dimana dia bisa memegang makanan atau benda lainnya dengan jempol dan telunjuknya. Menggunakan jari dan menggosokkan makanan ke tela pak tangan tidak bisa menggantikan gerakan menjumput. 5. Bayi kelihatan bersemangat untuk ikut serta pada saat makan dan mungkin akan mencoba untuk meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut. Sering kali kita mengatakan bahwa salah satu tanda bahwa bayi sudah siap untuk m enerima makanan padat adalah bila bayi terus menerus ingin menyusu (kelihatan ti dak puas setelah diberikan ASI/susu)-walaupun dia tidak sedang dalam keadaan sak it, akan tumbuh gigi , mengalami perubahan rutinitas atau mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba. Meskipun demikian, sulit untuk menentukan apakah peningkatan keb utuhan untuk menyusui itu berhubungan dengan kesiapan bayi untuk menerima makana n padat. Banyak (bahkan sebagian besar) bayi usia 6 bulan yang mengalami pertumb uhan yang tiba-tiba, tumbuh gigi dan mengalami berbagai perkembangan dalam satu waktu, yang pada akhirnya bisa menyebabkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui . Yakinkan bahwa anda melihat semua tanda-tanda kesiapan untuk menerima makanan padat sebagai suatu kesatuan, karena bila bayi hanya menunjukkan meningkatnya ke butuhan untuk menyusui, itu bukanlah tanda kesiapannya untuk menerima makanan pa dat. 5. Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI eksklusif mengaki batkan rendahnya angka insiden terjadinya alergi makanan (lihat Referensi alergi dan Resiko Pemberian Makanan Instan). Sejak lahir sampai usia antara empat samp ai enam bulan, bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai usus yang terbuka. Ini berarti bahwa jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat mak romolekul yang utuh, termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat an tibodi yang terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi , tetapi hal ini juga berarti bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga. Dalam 4-6 bulan pertama usi a bayi, saat usus masih terbuka, antibodi (slgA) dari ASI melapisi organ pencernaa n bayi dan menyediakan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaks i alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksi antibodi sendiri pada usia sekitar 6 bulan, dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang s ama. 6. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena k ekurangan zat besi Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi, terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Ba yi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan m enunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal. Dalam suatu studi (Pisacane, 1995), para peneliti menyimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 7 bulan (dan tidak diberikan suplemen zat besi atau sereal yan g mengandung zat besi) menunjukkan level hemoglobin yang secara signifikan lebih tinggi dalam waktu satu tahun dibandingkan bayi yang mendapat ASI tapi menerima makanan padat pada usia kurang dari tujuh bulan. Para peneliti tidak berhasil m enemukan adanya kasus anemia di tahun pertama pada bayi yang diberikan ASI ekskl usif selama tujuh bulan dan akhirnya menyimpulkan bahwa memberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan mengurangi resiko terjadinya anemia. 7. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadin

ya obesitas di masa datang Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kand ungan lemak dan berat badan pada anak-anak. (Untuk contoh, lihat Wilson 1998, vo n Kries 1999, Kalies 2005) 8. Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk mejaga kesediaan ASI mereka Berbagai studi menunjukkan bahwa pada bayi makanan padat akan menggantikan prosi susu dalam menunya makanan tersebut tidak menambah total asupan pada bayi. Maki n banyak makanan padat yang dimakan oleh bayi, maka makin sedikit susu yang dia serap dari ibunya, dan makin sedikit susu yang diserap dari ibu berarti produksi ASI juga makin sedikit. Bayi yang makan banyak makanan padat atau makan makanan padat pada umur yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih. 9. Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi Pemberian ASI biasanya sangat efektif dalam mencegah kehamilan terutama bila bay i anda mendapatkan ASI eksklusif dan semua kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi m elalui ASI.. 10. Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih mudah Bayi yang mulai makan makanan padat pada usia yang lebih besar dapat makan sendi ri dan lebih kecil kecendurangan untuk mengalami alergi terhadap makanan. Sumber 1. Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids. html 2. When Will My Baby Be Ready For Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition /solids/solids-when.html Read more: http://stefycreative.blogspot.com/2010/05/asi-eksklusif-6-bulan.html# ixzz1zQKx2Hek Salam Kasih Yesus Kristus Rev. Stefy H.V. Rompas I'm a pastor of The Christian Evangelical Church in Minahasa, and I'm concern to growth up the Congregation Worship only for GOD names and to help any minister who wan to make a good worship. To now together with Family, we concerned to gro w the spirit of our congregation by The Creative Worship and Preaching. My e-mai l: rompastefy@gmail.com or rompasstefy@yahoo.com Read more: http://stefycreative.blogspot.com/2010/05/asi-eksklusif-6-bulan.html# ixzz1zQLVQekn Alamat blog : http://stefycreative.blogspot.com/2010/05/asi-eksklusif-6-bulan.ht ml

Breastfeeding : Kekayaan untuk Setiap Bayi Posted on May 21, 2010 Breastfeeding atau menyusui bukan hanya sebuah topik yang dibicarakan di dunia kesehatan, namun lebih dari itu Firman Tuhan melihatnya sebagai suatu kehormatan bagi para ibu. Mengapa? Ada beberapa hal yang perlu kita tahu tentang pandangan Alkitab/Firman Tuhan mengenai air susu ibu (ASI) dan menyusui : 1. El-Shaddai, salah satu sebutan Allah, jika ditinjau dari asal katanya tersusun atas kata El = kuasa Allah dan Shaddai > berasal dari akar kata Shad yang artinya buah dada atau payudara perempuan. Sehingga arti kata Shaddai sendiri erat kait annya dengan pribadi yang mencukupi dan memuaskan segalanya (baik kasih sayang, rasa aman maupun makanan). Berdasar hal tersebut dapat disimpulkan bahwa El-Shaddai mengandung makna pribad i/sifat Allah yang berkuasa untuk mencukupkan dan memuaskan segala sesuatu. Jadi , jika seorang ibu menyusui bayinya maka secara tidak langsung dia sedang mendup likasikan pribadi Allah pada bayinya. 2. Ayat-ayat Alkitab yang menjelaskan pentingnya ASI/menyusui bagi seorang bayi, a.l: 1 Petrus 2:2 menyebutkan bahwa ASI sangat dibutuhkan seorang bayi untuk tumbuh. Mazmur 22:10 menyebutkan bahwa dengan menyusui akan membuat seorang bayi merasa aman, karena dekat dengan ibunya. Mazmur 8:3 menyebutkan bahwa pada mulut bayi dan anak yang menyusu Allah menaruh dasar kekuatan. Kekuatan di sini erat kaitannya dengan banyaknya kandungan zat antibodi/kekebalan tubuh dalam ASI. Hosea 1:8 menyebutkan bahwa setelah Gomer menyapih Lo-Ruhama, ia hamil untuk yan g kedua kalinya. Hal ini mendeskripsikan bahwa menyusui merupakan metode kontras epsi alami, ini sesuai dengan teori kebidanan, bahwa ibu yang menyusui bayinya s ecara penuh (setiap saat ketika bayi ingin hanya memberikan ASI saja tanpa tamba han apapun) sejak usia 0-6 bulan, akan menghambat masa ovulasi/menekan kesuburan (asalkan ibu belum menstruasi lagi). Dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, beberapa kali disebutkan kata payu dara (breast) digunakan sebagai perumpaan untuk menggambarkan kedekatan dengan A llah (misal: Lukas 11:27, Kejadian 49:25, Amsal 5:18-19) 3. Kejadian 49:25 adalah janji Allah pada setiap ibu maupun calon ibu, yaitu All ah akan memberkati rahim dan payudara sehingga melaluinya akan lahir anak-anak y ang diberkati Allah yang akan memperoleh makanan yang terbaik dari sumber makana n (payudara) yang diberkati (AIR SUSU IBU) secara melimpah. Kabar baik buat seti ap ibu yang menyusui maupun calon ibu, janji ini adalah untuk anda ketika anda m ulai ragu atau takut/kuatir bahwa anda tidak punya cukup ASI. 4. Alkitab mencatat beberapa tokoh besar, yang dipakai Allah secara luar biasa, disusui (hanya diberikan ASI saja) oleh ibu mereka sampai kira-kira usia 2-3 tah un (disapih). Sebut saja Musa (Keluaran 2:1-10) dan Samuel (1 Samuel 1:21-23). Luar biasa! Allah begitu detail sehingga Ia tidak hanya membentuk kita dengan se mpurna dan menyiapkan masa depan yang penuh harapan, namun juga menyediakan maka nan yang terbaik bagi setiap bayi, yaitu Air Susu Ibu (khususnya untuk bayi usia 0-6 bulan). Namun, sangat disayangkan seiring perkembangan informasi di masyara kat (salah satunya melalui iklan susu formula yang semakin gencar), pemberian AS I untuk bayi usia 0-6 bulan semakin tergeser oleh pemberian susu formula. Hari-h ari ini semakin banyak orang yang lebih membanggakan kandungan gizi susu formula (yang notabene adalah produk pabrik atau buatan) dibandingkan kandungan gizi AS I, sehingga ketika kita melihat seorang ibu memberikan dot pada bayi umur 0-6 bu lan, saat ini sudah menjadi hal biasa di masyarakat.

Pernahkah kita berpikir kandungan apa yang terdapat dalam susu formula? Sudah cu kup siapkah pencernaan bayi (0-6 bulan) menerima susu formula? Apa akibatnya jik a pencernaan bayi belum siap? Keunggulan ASI 1. Gizi yang terdapat dalam ASI komposisi dan kandungannya paling sesuai bagi pe ncernaan serta kebutuhan tubuh untuk tumbuh kembang bayi. Dianjurkan sejak usia 0 6 bulan BERIKAN ASI SAJA, TANPA MINUMAN/MAKANAN TAMBAHAN APAPUN (Pemberian ASI secara EKSKLUSIF). Usia 6 bulan ke atas bayi boleh diberikan makanan pendamping lainnya (susu formula atau bubur) dengan tetap memberikan ASI sampai anak umur 2 tahun. 2. Produksi dan pengaliran ASI dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu a. hisapan bayi pada puting payudara hisapan bayi berpengaruh pada kerja hormon prolaktin dalam produksi ASI, jadi se makin sering anak menghisap/menyusu maka produksi ASI semakin banyak b. pikiran/perasaan ibu stress, resah, kuatir ASI tidak cukup, marah, takut dan perasaan negatif lainnya akan menghambat produksi dan pengaliran ASI. Demikian pula sebaliknya perasaan tenang, nyaman atau perasaan positif lainnya akan meningkatkan produksi dan peng aliran ASI. 3. Dalam ASI terkandung berjuta-juta antibodi alami yang dapat melindungi bayi d ari berbagai penyakit. Bahkan ASI yang pertama kali keluar, yang disebut KOLOSTR UM, yang berwarna kekuningan, di dalamnya terkandung zat antibodi yang TIDAK DAP AT DIPRODUKSI SECARA SINTESIS (dibuat dipabrik). Mitos yang berkembang di masyar akat menyatakan bahwa ASI yang berwarna kuning tersebut harus dibuang, padahal m itos itu tidak benar. Jika kita melakukannya maka dengan kata lain kita membuang zat antibodi terbaik bagi bayi. 4. Bagi ibu, dengan menyusui secara eksklusif selama 6 bulan dapat mempercepat p engecilan ukuran rahim, juga merupakan alat kontrasepsi alami. Lebih penting lag i, menyusui semakin mendekatkan hubungan batin antara ibu dan anak. 5. ASI sangat praktis, murah dan selalu dapat dijamin kebersihannya. 6. Bagi keluarga, memberikan ASI saja selama 6 bulan dapat menghemat pengeluaran keluarga Rp 300.000,- tiap bulannya Tidak hanya dari segi kesehatan saja ASI dipandang penting, pemberian ASI pada a nak juga diatur dalam perundang-undangan, yaitu KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPU BLIK INDONESIA NOMOR 450/MENKES/SK/IV/2004, TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) SECARA EKSKLUSIF PADA BAYI DI INDONESIA yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 April 2004 oleh Menteri Kesehatan Dr. Achmad Sujudi. ASI merupakan hak setiap bayi yang baru lahir, dengan kata lain tidak memberikan ASI berarti membatasi h ak seorang bayi. Jadi, masih adakah yang membuat Anda, para ibu, ragu memberikan ASI SAJA untuk b ayi anda sejak usia 0-6 bulan? Selamat Hari Ibu 22 Desember 2007. Ditulis oleh: Diah Hernani Widayanti, S.KM Alamat blog : http://jmministry.wordpress.com/2010/05/21/breastfeeding-kekayaanuntuk-setiap-bayi/

Protein adalah sumber-sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Protein adalah makromolekul polipep tida yang tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan pepti da, berbobot molekul tinggi dari 5000 sampai berjuta-juta. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan, makro molekul yang heterogen, walaupun demikian semuany a merupakan turunan dari polipeptida dengan BM yang tinggi. Unsur yang ada dalam hampir semua protein adalah hidrogen, oksigen, nitrogen, da n belerang. Beberapa protein berisi unsur lain seperti besi yang terdapat dalam hemoglobin, iodium terdapat dalam thiroglobin dan fosfor terdapat dalam kasein. Molekul protein sangat besar, masa molekulnya berkisar antara 10.000-25.000. oks ihemoglobin dengan rumus molekul (C783H 1166O208N203S2Fe(4 mempunyai massa molek ul kurang lebih 65.000. Asam amino Penyusun protein adalah asam amino, yaitu asam organik yang mengandung g ugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus COOH. Asam amino yang dikenal banyak se kali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami. Gugus R disebut gugus samping, gugus inilah yang membedakan sifat-sifat antara s atu adam amino dengan asam amino lainnya, sedangkan gugus lainnya sama untuk sem ua asam amino. Protein secara kimia dapat dibedakan : 1. Protein sedehana : terdiri dari polipeptida 2. Protein kompleks : yang mengandung zat-zat tambahan seperti hem, karbohi drat, lipid atau asam nukleat. Struktur Protein terbagi atas 4 struktru dasar yaitu 1. Struktur Primer / Struktur Utama 2. Struktur Sekunder 3. Struktur Tersier 4. Struktur Kwartener Berdasarkan fungsinya protein dapat dikelompokkan menjadi : Protein transport (hemoglobin, albumin serum) Protein enzim (tripsin, pepsin) Protein struktural (keratin, kolagen) Protein pertahanan (antibodi, trombin) Protein nutrien (kasein, ovalbumin) Protein pengatur (insulin, hormon pertumbuhan) Menurut daya larut protein dapat dibedakan : 1. Albumin. Albumin larut dalam air dan mengendap dalam garam berkonsentrasi tinggi melalui proses yang disebut penggaraman atau salting aut. Contohnya : albumin telur dan albumin serum. 2. Globulin Globulin tidak larut dalam air, tidak larut dalam garam encer, juga tida k larut dalam garam pekat dengan kejenuhan 30-50 %. Pada temperatur rendah, peng endapan globulin dan albumin dapat dilakukan dengan hati-hati ( mengaduk sesedik it mungkin) memakai metode salting out. Dengan cara ini protein murni bahkan dap at dikristalkan. Contoh : globulin serum dan globulin telur. 3. Glutelin Protein tidak larut dalam larutan netral,tetapi larut dalam asam dan bas a encer. Contoh : protein gandum ( glutenin) dan protein padi ( orizenin). 4. Gliadin ( prolamin) Gliadin larut dalam 70 80 % etanol,tak larut dalam air dan etanol 100%. Contoh : protein gandum (gliadin) dan protein jagung (zein).

5. Histon Sangat basa dibandingkan dengan protein lain dan cenderung berikatan dengan nukl eat di dalam sel. Contoh: Histon timus, disebut juga nukleohiston sebab bergande ngan dengan histon. Protein globin bersenyawa dengan heme ( senyawa asam) memben tuk hemoglobin. 6. Protamin Dibanding dengan protein lain, protamin relatif mempunyai bobot molekul rendah. Protamin larut dalam air dan bersifat basa. Biasanya didapatkan bergandengan den gan asam nukleat. Di dalam sperma ikan, disebut nukleoprotamin contoh: salmin. Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentu k jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran. Pada masa kehamilan pr oteinlah yang membentuk jaringan janin dan pertumbuhan emrio. Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang relatif sama dengan karbohidrat dan lemak, yaitu sama-sama terjadi dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen , tetapi bagi protein unsur-unsur ini ditambah lagi dengan unsur nitrogen dan di temukan pula unsur mineral (fosfor, belerang, besi). Molekul protein tersusun da ri asam amino, 12 sampai 18 macam asam amino yang saling berhubungan dalam suat u ikatan peptida. 6. Pembahasan Sumber protein dapat diperoleh dari bahan hewani maupun nabati. Salah satu sumbe r protein dari bahan makanan adalah telur. Telur mengandung protein, lemak, vita min dan beberapa mineral. Kandungan penyusun protein dapat dibagi kedalam protei n putih telur dan protein kuning telur. Salah satu sumber protein dalam bahan makanan adalah telur. Telur merupakan sumb er makanan yang banyak dimanfaatkan manusia. Bahan makanan ini mengandung protei n, lemak, vitamin dan beberapa mineral. Kandungan penyusun protein telu dapat di bagi kedalam protein putih telur dan protein kuning telur. Disamping itu, susu j uga merupakan salah satu bahan makanan atau larutan yang mengandung protein. Se hingganya dalam percobaan ini, sampel yang digunakan adalah protein dari susu be rupa kasein dan dari putih telur yaitu albumin. Untuk mendapatkan larutan protei n, maka putih telur diencerkan dengan aquadest ( H2O ) dengan perbandingan (1:10 ). Setelah itu larutan protein ini siap diuji. Dalam penentuan uji protei diklas ifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. A. ANALISIS KUALITATIF ASAM AMINO Dalam pengujian pembuktian protein pada sampel yang digunakan ada beberapa cara atau tes yang dilakukan, diantaranya a. Tes Ninhydrin Reaksi warna protein dengan ninhydrin menunjukkan positif bila memberikan warna biru atau ungu. Reaksi ini terjadi pada gugus amino bebas dari asam amino dengan ninhydrin yang dituliskan di bawah ini : R O O O + RCOH I H C NH2 C I CO2H O O Dalam percobaan ini menambahkan 0,5 ml larutan Ninhydrin 0,1 % dalam 3 ml laruta n protein, kemudian memanaskan hingga mendidih, dan ternyata hasilnya positif me ngandung protein, karena dalam larutan menghasilkan larutan berwarna biru setela h dipanaskan beberapa menit, yang sebelumnya berwarna bening. Gugus ninhidrin : OH II O OH + 2 - N =

Jawaban pertanyaan : 1. Warna yang terbentuk sebelum dipanaskan adalah bening tapi setelah dipan askan berubah menjadi biru. 2. Gugus protein yang memberikan tes positif terhadap tes ini adalah gugus amino b. Tes Biuret Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-N) da n protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbent uk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida. Senyawa denga n dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu dan tetrapeptida warna merah. Dalam percobaanh ini, dimana 3 ml larutan protein ditambahkan 1 ml NaOH pekat, d alam penambahan ini warna larutan menjadi bening, hal ini dikarenakan NaOH bersi fat basa, sehingga dapat bereaksi dengan larutan protein. Namun setelah ada pena mbahan tembaga sulfat 0,01 M, maka larutan akan menjadi berwarna ungu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan protein tersebut mengandung protein. Seperti yan g dijelaskan diatas, dimana reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-N) dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentukn ya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul i katan peptida. Secara umum warna positif dari reaksi biuret ini membentuk senyaw a kompleks yang digambarkan dibawah ini : I I O=C C=O I I NH NH I I HCR RCH I I C=O Cu2+ C=O I I NH NH I I HCR RCH Jawaban pertanyaan : 1. Karena jika kelebihan tembaga sulfat, maka pada saat penambahan amonia, warna tidak akan berubah. 2. Karena garam ini dapat merubah sifat kelarutan protein dalam air c. Pengendapan Dengan logam Dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Pengendapan dapat terjadi apabila protein berada dalam bentuk isoelektrik yag bermuatan nega tif. Dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisa si dari protein dan dihasilkan garam netral proteinat yang mengendap. Endapan pr otein ini akan larut kembali pada penambahan alkali (NH3, NaOH,). Untuk pengenda pan dengan logam, salah satu logam berat yang digunakan adalah HgCl2. Jika prote in ditambahkan HgCl2 akan terbentuk endapan putih. Ketika larutan protein ditamb ahkan Pb asetat terdapat endapan putih tapi hanya sedikit dan terdapat ruang-ruan g larutan berwarna bening. Ada beberapa ion yang dapat mengendapkan protein yait u Ag+, Ca+, Zn+, Hg+, Cu+ dan Pb+,. Jadi peranan HgCl2 adalah untuk menggendapka n protein yang terkandung dalam larutan sampel, sehingga menghasilkan larutan ya ng positif. B. ANALISIS PROTEIN SECARA KUANTITATIF a. Penentuan Kadar Protein Secara Biuret Penentuan protein secara biuret didasarkan atas pengukuran serapan cahaya oleh i katan kompleks yang berwarna ungu. Hal ini terjadi apabila protein bereaksi deng an tembaga dalam lingkungan alkali. Adanya penambahan alkali pada protein dapat menyababkan terjadinya hidrolisis ikatan peptida dari polimer protein. Hidrolisi s ini menghasilkan monomer-monomer asam amino dan ada sebagian gugus asam amino yang berubah menjadi amonia. Akibat hidrolisis itu jumlah gugus asam amino berku rang. Sebelum melakukan percobaan ini, awalnya yang dilakukan adalah pembuatan reagen dan larutan standar yang akan digunakan. Reagen yang akan digunakan adalah reage

n biuret dan larutan satandar protein. Reagen biuret dibuat dengan cara : melarutkan 1,5 gram CuSO4. 5H2O da n 6,0 gram NaKC4O6.4H2O kedalam kira-kira 500 ml aquadest dalam labu takar ukura n 1 liter. Kemudian ditambahkan 300 ml NaOH 100 % sambil dikocok. Akhirnya tamba hkan air sampai batas garis. Larutan standar protein dibuat dengan cara : melarutkan serum albumin murni atau kasein dalam air dengan kadar 10 mg per ml. Untuk mudahnya ditambahk an beberapa tetes NaOH 3 % Larutan blanko : campuran 1 ml aquadest dan 4 ml reagen biuret kemudi an didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar.. Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan kadar protein dengan me nggunakan spektrometer 20. Percobaan dilakukan dengan mencampurkan 1 ml protein + 4 ml reagen biuret kenudi an dikocok dan diamkan selama 30 menit. Sebelum mengukur dan menggunakan alat, t erlebih dahulu alat ini sudah harus di hidupkan / dipanaskan selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu alat dikalibrasi dengan menggunakan blanko atau aquadest. Setelah itu masukkan dalam kuvet dan baca serapannya pada 450 nm. Mengulangi ca ra yang sama pada l yang bervariasi yang dimulai dari l 400 nm, 450 nm, 500 nm d an 550 nm. Diperoleh data serapan kadar protein dengan beberapa variasi l sebaga i berikut : l T 400 450 500 550 98 T 97,2 T 92 T 89 T b. Pembuatan Kasein Susu merupakan larutan yang berisi protein, laktosa mineral dan vitamintertentu yang mengemulsi lemak dari kasein. Jika lemak dihilangkan dari susu tersebut dip eroleh susu skim sedangkan apabila kaseinnya diendapkan residu yang diperoleh di sebut serum. Kasein dapat diendapkan dengan cara mengasamkan susu sampai pH 4,7. Larutan dibuat dengan cara mencampurkan 100 ml susu dalam air panas dipanaskan sampai 40o C + 1 ml as asetat glacial tetes demi tetes sambil diaduk. Setelah di aduk kasein mengendap. Selanjutnya menyaring endapan dengan menggunakan corong b uchner dengan pompa vakum, terbentuk endapan dan filtrat. Suspensikan endapan de ngan 50 ml etanol 95 %, kemudian dekantasi, ulangi dengan menggunakan 50 ml camp uran etanol eter, diperoleh endapan yang berbentuk tepung. Cuci endapan dengan 5 0 ml eter. Hisap endapan kemudian keringkan dan pindahkan pada kaca arloji. Terb entuk kasein dalam bentuk tepung kering. KESIMPULAN Dari data yang diperoleh dan pembahasan diatas dapat disimpulkan : 1. Ternyata untuk Tes Biuret, Tes Ninhydrin dan penegndapan log am memberikan hasil positif terhadap protein pada telur yaitu pada putih telur ( albumin) dengan adanya warna yang ditampilkan pada setiap perlakuan. 2. Pada penentuan kadar protein secara kuantitatif secara biure t, diperoleh data sebagai berikut l T 400 450 500 550 98 T 97,2 T 92 T 89 T

Dari data diatas dapat dilihat pada panjang gelombang 400 nm, memiliki k adar sebesar 98 T. KEMUNGKINAN KESALAHAN Kemungkinan kesalahan pada mereaksikan larutan Kesalahan pada saat pemanasan larutan Kesalahan pada saat pengukuran larutan Kesalahan pada saat pengamatan warna Daftar Pustaka Team Teaching. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UN G : Gorontalo Chairil Anwar. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi : Y

Anda mungkin juga menyukai