Anda di halaman 1dari 16

A.

PRINSIP GIZI BAGI BAYI


Makanan yang ideal untuk tumbuh kembang bayi adalah air susu ibu (ASI). Setiap bayi sebaiknya mendapatkan
ASI. Untuk keberhasilan menyusui perlu dilakukan pembinaan dan pemeliharaan laktasi termasuk pemberian
makanan tambahan bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
Pelaksanaan pemberian ASI pada bayi secara umum (pola umum) menurut Maylor (1982) dianjurkan
sebagai berikut :
1. Periode sebelum lahir (antenatal) : Perlu diadakan persiapan dan pembinaan laktasi
2. Periode sesudah lahir (post-natal) : Pembinaan dan pemeliharaan laktasi yang selanjutnya dibagi
menjadi :
0-2 minggu : Menyusui bayi dimulai sedini mungkin, ASI diberikan sesuai permintaan bayi (on demand)
Rooming in (bayi dan ibu dirawat sama-sama dalam suatu ruangan/ kamar. Tidak memberikan
prelaktal dan menganjurkan agar kolostrum diberikan pada bayi, jangan dibuang.
2-4 bulan : Menyusui bayi diteruskan sesuai permintaan, belum memberikan makanan lain sebagai
makanan karena dikuatirkan akan menghambat kemampuan laktasi.
4-6 bulan : Menyusui bayi diteruskan dan mulai diperkenalkan makanan lain sebagai makanan tambahan
6-12 bulan : Menyusui bayi diteruskan demikian pula makanan tambahannya.

Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan yang biasanya dilakukan pada saat bayi baru lahir yaitu :
 Memberikan makanan sebelum ASI keluar seperti : madu, air gula, hal ini akan menghambat
pembinaan laktasi.
 Membuang kolostrum, hal yang sering dilakukan. Padahal kolostrum sangat bermanfaat karena
mengandung zat-zat antibody yang dapat mencegah infeksi.
 Bayi setelah berusia 6 bulan, jangan diberikan ASI secara berlebihan dengan alasan akan menghilangkan
nafsu makan.
ASI telah diakui mutunya yang tidak tersaingi oleh susu apapun. Keuntungan penggunaan ASI ini adalah
sebagai berikut :
ASI merupanakan makanan yang komplit dan mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi pada
bulan-bulan pertama.
ASI mengandung bahan-bahan anti yang berasal dari ibu, yang mempunyai sifat anti infeksi sehingga dapat
melindungi bayi terhadap gangguan beberapa jenis penyakit pada bulan-bulan pertama.
ASI jauh lebih murah dibandingkan dengan susu botol, lebih aman karena sedikit sekali berhubungan dengan
udara luar, maka kemungkinan masuknya bakteri dari luar sedikit sekali
Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 1


Jumlah ASI yang didapatkan bayi sesuai dengan kebutuhannya, karena bayi mengatur sendiri dan bayi tidak
mudah tersedak.
Dengan menyusui maka rahang bayi akan lebih terlatih menjadi kuat.
Dapat menjarangkan kehamilan/kontrasepsi alami. Membantu kontraksi kandungan sehingga ibu lebih cepat
memperoleh badan seperti semula.
Menyusui bayi berarti menjalin hubungan timbal balik yang mesra dengan bayi, mempererat rasa kasih
sayang, yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian si anak.

1. Komposisi ASI menurut stadium laktasi :


a. Kolostrum
Disekresi oleh kelenjar mamma dari hari 1 – 3 atau 4 hari masa laktasi Cairan kental
dengan warna kekuningan, lebih kuning dibanding ASI mature
Dapat membersihkan usus bayi dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk makanan yang akan
datang
Kandungan : protein (globulin), mineral, vitamin dan antibody lain yang lebih tinggi dibanding mature
Total energi, karbohidrat, lemak lebih rendah dari ASI matur
Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein didalam usus bayi menjadi kurang sempurna, hal
ini akan lebih banyak menambah kadar antibody pada bayi.
Volumenya berkisar antara 150 – 300 ml/24 jam
b. Air susu masa transisi
ASI peralihan antara kolostrum menjadi ASI mature
Sekresi terjadi mulai hari ke 4 sampai hari ke 10 dari masa laktasi tetapi ada juga yang sampai minggu ke
3.
Kadar protein masih tinggi, semakin lama semakin rendah.
c. Air susu masa mature
Disekresi dari hari ke sepuluh sampai seterusnya. Pada minggu ke 3 sampai minggu ke 5 komposisi ASI
akan konstan, dengan volume dan komposisi semakin lama semakin berkurang Cairan berwarna putih
kekuninganakibta dari warna garam calsium caseinat, riboflavin dn karoten yang terdapat didalamnya.
Tidak menggumpal bila dipanaskan pH :
6,6 – 6,9, BD : 1.026 – 1.1.036
Sekalipun ASI adalah makanan yang utama dan paling baik bagi bayi. Namun terkadang ada beberapa
hal yang mengakibatkan si ibu tidak boleh memberikan air susunya kepada bayinya, ataupun bayinya tidak
boleh menerima air susu ibunya. Hal ini disebut dengan “KONTRA INDIKASI MENYUSUI”. Pada garis
besarnya sebagai berikut :
a. Pada Ibu
1) Putting susu ibu pecah-pecah dan luka
- Ibu akan merasa sakit

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 2


- Bayi dapat kemasukan kuman-kuman penyakit
2) Susu ibu yang mengalami peradangan (Mastitis)
- Ibu akan merasa sakit
- Bayi dapat kemasukan kuman-kuman penyakit
3) Penyakit berat yang dialami oleh ibu Seperti Malaria, tuberkulosa aktif, thypoid fever, dll, Maka
bayinya akan ketularan penyakit ibunya.
4) Penyakit ibu yang kronis, Misalnya :
- Ibu yang keadaan gizinya buruk (ASInya tidak keluar)
- Ibu yang sedang kejang-kejang (Epilepsi)
- Ibu Neurosis berat dan psikosis berat
b. Pada Bayi
Bayi yang menderita sakit
1) Bayi lahir dengn Hight Risk Infants (gawat bayi) yang umumnya menderita kelainan seperti shock,
pendarahan, anemi, infeksi, kelaianan jantung bawaan, kejang, BBLR
2) Bayi dengan infeksi misalnya : Difteria, tetanus, meningitis berat, infeksi saluran nafas dll.

2. Sikap Bayi terhadap Makanan


Perangai makan bayi berkembang sangat erat kaitannya dengan perkembangan system syaraf, otot-otot
mulut dan otot penyangga serta system motorik yang lain:
a. Pada bayi yang baru lahir
Bayi dilengkapi dengan berbagai gerakan spontan/refleks seperti :
- Rooting reflex (Refleks menoleh)
- Suckling reflex (Refleks keluarnya ASI)
- Sucking reflex IRefleks menghisap)
- Gaging reflex (Refleks membuka) dll
- Lidah bayi yang baru lahir relative besar sehingga hampir memenuhi seluruh rongga mulut.
- Rahang atas bayi relatif menonjol kedepan dan lebih besar dibandingkan dengan rahang bawah,
sehingga mulut bayi tidak dapat menutup secara sempurna. Hal ini disokong oleh adanya lipatan dari
selaput lendir mulut pada ujung gusi bayi bagian dalam masih tebal
Keadaan mulut yang demikian sangat sesuai dengan makanan bayi yang masih berbentuk cair, yaitu ASI
yang didapat dengan jalan menghisap.
b. Pada Umur 4 Bulan
- Beberapa refleks seperti : Rooting reflex, sucking reflex mulai berkurang
- Demikian pula lapisan selaput lender mulut pada ujung gusi sudah hilang
- Rahang bawah berkembang sehingga rahang atas dan bawah seimbang
- Lidah bayi relative menjadi lebih kecil. Mulut bayi sudah bisa menutup dengan rapat tetapi kontrol
kepala bayi belum berkembang dengan baik.

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 3


c. Pada Umur 6-7 Bulan
- Kontrol kepala mulai membaik
- Refleks mengunyah (Chewing refleks) mulai timbul.
- Bayi mulai belajar duduk.
- Tangan bayi sudah mulai dapat memegang.
Keadaan ini sudah memungkinkan bayi menerima makanan yang lebih kasar dan makanan yang dapat
dipegang
d. Pada Umur 8 bulan keatas
- Bayi telah dapat mengangkat kepala dengan sempurna
- Pergerakan lidah menjadi lebih bebas
- Gerakan mengunyah menjadi lebih baik
Keadaan ini memungkinkan bayi mendapat makanan yang lebih kasar lagi.

B. MACAM-MACAM MAKANAN BAGI BAYI


Meskipun ASI adalah merupakan makanan ideal bagi bayi, baik secara fisiologis maupun biologis. Namun
apabila terdapat kontra indikasi untuk menyusukan pada ibu ataupun kontra indikasi untuk menyusui bagi bayi
maka ASI tidak diberikan. Dalam keadaan tersebut maka dibutuhkan penambahan atau pengganti Air Susu Ibu
yaitu susu formula/susu buatan, yang dapat diberikan kepada bayi sejak hari pertama lahir sampai berusia 3 bulan, dan
dapat diteruskan sampai umur 1 tahun.
Komposisi zat gizinya sesuai dengan faal bayi umur muda, karena mendekati komposisi ASI, yaitu rendah
protein dan mineral. Setelah bayi berumur 4 bulan, dapat diberikan susu formula lanjutan. Untuk formula lanjutan ini
zat-zat gizi seperti : protein, kalsium, fosfor dan zat besi lebih tinggi dibandingkan dengan komposisi ASI. Pada
umur 4 bulan ini system pencernaan, penyerapan, aktivitas enzim, metabolisme serta fungsi eksresi ginjal hampir
seperti orang dewasa, sehingga pemberian zat-zat gizi tidak perlu lagi dibatasi seperti pada bulan-bulan pertama
lahir.
Pada bayi yang diberikan susu pengganti/formula, apabila terjadi pertumbuhan terlambat atau
pertumbuhan bayi terlalu cepat maka perlu diselidiki :
1. Apakah susu formula yang dipakai tepat atau tidak untuk bayi tersebut?
2. Apakah aturan pakai baik jumlah maupun frequensi pemeberian untuk 24 jam sudah dibrikan secara tepat?

C. CARA PENGOLAHAN MAKANAN BAYI


1. Air Jeruk
Bahan : 1 buah jeruk garut atau seruk siam + 100 gram Cara
: Jeruk dicuci bersih
Dipotong melintang lalu diperas dan disaring
Air jeruk yang didapat + 7 sendok makan ( + 50 CC)
Cara memberikan : Untuk pertama kali air jeruk diencerkan dengan air putih masak (1:1)
diberikan 1 sendok teh, kemudian dari hari ke hari ditambah sampai

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 4


menghabiskan 1 buah jeruk dan selanjutnya tidak usah diencerkan lagi
Bila rasanya agak asam, dapat ditambahkan gula dalam bentuk sirup
secukupnya.

2. Bubur Susu
Bahan : Tepung beras : 20-30 gram (2-3 sendok makan) Susu
: 200 cc (1 gelas)
Gula pasir : 10 gram (1 sendok makan) Air
putih : 50 – 75 cc (¼ – ½ gelas) Garam
secukupnya
Cara membuat : Susu didihkan
Tepung beras diencerkan dengan air kemudian dimasukkan kedalam susu sampai
masak
Masukkan gula pasir dan sedikit garam Diangkat

3. Nasi Tim Saring


Bahan : Beras 20 gram (2 sendok makan)
Kacang hijau : 10 gram (1 sendok makan) Hati ayam : 25 gram (1 potong), atau hati sapi,
daging cincang, daging ikan atau telur ayam.
Daun bayam : 10 gram ( 1 genggam)
Tomat : 20 gram (1 buah sedang) Wortel :
20 gram (1 potong sedang) Garam
secukupnya
Cara membuat : Beras dan kacang hijau yang telah direndam semalan dicuci, lalu ditim dengan 150 cc
air (¾ gelas)
Kalau sudah setengah masak, masukkan hati dan wortel kedalamnya biarkan sampai
lunak
Masukkan bayam, tomat dan garam
Tunggu sampai masak, diangkat dan disaring

4. Bubur Tepung
Bahan : Tepung beras 1 sendok makan Air
¼ - ½ gelas
Gula 1 sendok teh
Cara membuat : Semua bahan dicampur kemudian dimasak hingga matang, hingga bahan agak sedikit
kental

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 5


5. Bubur Ubi Jalar Merah/Bubur Jagung
Bahan : Ubi jalar merah lumat 2 sdm
Air matang ¾ - ½ gelas Gula
1 sendok teh
Cara membuat : Ubi jalar direbus
Dibuat bubur dan
Dicampur dengan bahan lain kemudian dimasak lagi sambil terus diaduk

6. Pisang Lumat
Bahan : Pisang (yang isinya kuning) ½ buah
Margarin atau minyak 1 sendok teh
Cara membuat : Pisang dilumatkan/dihaluskan
Tambahkan margarine/minyak dan aduk hingga tercampur rata

7. Bubur Sagu
Bahan : Tepung sagu 1 sdm
Santan 1 sdm
Air 1 gelas
Ikan masak/dihaluskan/tempe/hati ½ sdm Bayam
(dicincang) 10 lembar
Cara membuat : Tepung sagu, santan dan air dicampur dan dimasak, setelah setengah masak
dicampurkan bahan ikan dan bayam, kemudian dimasak sampai matang

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN


ASI adalah makanan yang paling baik dan paling cocok bagi bayinya. Namun demikian secara pelan-
pelan bayipun harus ditambah makanannya dengan makanan lain disamping ASI kalau makanan bayi ini baik ASI
maupun makanan pendamping ini diberikan sesuai dengan aturan, maka bayi akan tumbuh sehat dan berkembang
dengan baik sesuai dengan berat badan tinggi badan yang dipolakan.
Proses pemberian ASI dan makanan lain ini adalah tidak berdiri sendiri, maka ada beberapa hal lain yang
menyebabkan timbulnya masalah-masalah pada makanan bayi ini seperti :
1. Terjadinya penurunan penggunaan ASI
2. Timbulnya gangguan berupa : kekurangan gizi, penyakit gangguan pencernaan (Gastroenteritis).
3. Tingginya angka kesakita dan kematian dan diare pada bayi
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan penggunaan ASI dapat dibedakan sebagai
berikut :
1. Faktor Perubahan Sosial Budaya. Adanya perubahan tata nilai masyarakat sebagai akibat kemajuan teknologi,
perkembangan industri, urbanisasi dan pengaruh kebudayaan barat, sehingga berakibat antara lain :
a. Banyak ibu yang bekerja diluar rumah, sehingga condong untuk memberikan PASI pada bayinya

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 6


b. Timbulnya tanggapan bahawa menyusui bayi adalah ketinggalan zaman
c. Memberi PASI dalam botol adalah symbol kemewahan yang patut ditiru.
2. Faktor Psikologi. Adanya pengaruh lingkungan dan beban persoalan hidup yang dihadapi hal ini akan
berakibat:
a. Takut kehilangan daya tarik apabila menyusui
b. Adanya tekanan batin /psikologi
3. Faktor Tata Laksana Rumah Sakit
Beberapa contoh tata laksana rumah sakit yang tidak menunjang keberhasilan menyusui antara lain :
a. Bayi dipuasakan dan dipisahkan dengan ibunya sehingga akibatnya refleks hisap bayi akan berkurang
dan refleks timbulnya prolaktin dan produksi ASI juga akan berkurang
b. Memberikan air gula, sehingga rasa haus bayi akan hilang tapi menjadikan bayi malas menetek.
c. Menambah susu formula pada umur dini karena kenaikan berat badannya belum sesuai dengan standart,
sehingga ibu khawatir kalau produksin ASInya akan berkurang, kekhawatiran ini justru produksi ASI
berkurang
d. Pemberian obat-obatan penenang saat sebelum melahirkan, serta rasa sakit oleh opisiotomi dapat
mengganggu proses laktasi
4. Kurangnya pengertian terutama pada ibu, calon ibu atau kurangnya penerangan petugas kesehatan tentang
masalah pemnberian ASI
5. Faktor peningkatan promosi PASI (Pengganti Air Susu Ibu), persaingan yang semakin besar antara susu
sehingga ASI mulai tergeser pasarannya.
6. Faktor Keadaan Bayi misalnya bayi dengan BBLR, sindroma gangguan pernapasan, kelainan jantung bawaan,
celah bibir/palatures.

Beberapa masalah dalam pemberian makanan tambahan :


1. Pemberian makanan diberikan terlalu dini. Hal ini dapat menghambat pembinaan laktasi dan pemeliharaan
laktasi selain itu kadang-kadang dapat membahayakan bayi karena gumpalan makanan yang tidak dapat dicernakan
sehingga sering menimbulkan sumbatan usus dan robeknya lambung.
2. Kualitas makanan yang diberikan kurang, karena biasanya hanya terdiri dari suatu bahan pangan seperti : nasi
tim, tepung beras encer, lontong yang dilumatkan atau hanya terdiri dari : nasi-pisang saja tanpa ditambah
protein hewani.
3. Adanya pantangan. Misalnya anak tidak boleh diberi ikan, daging atau bahan makanan yang bersifat amis akan
menyebabkan cacingan sehingga makanan tambahan yang diberikan tidak mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan bayi.
4. Adanya kebiasaan yang mengunyah makanan sebelum diberikan kepada bayinya, sehingga makanan tidak
higienis.

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 7


E. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan : Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi
tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolic
Perkembangan : Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dpat diramalkan sebagai hasil pematangan

Kecukupan Makanan Keadaan Kesehatan

Bagan. Model Interaksi Tumbuh Kembang Anak (Sumber : Soetjiningsih, 1998. Tumbuh Kembang anak.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :

No Faktor Contoh
1. Internal
Individu
a. Genetik
Ras/lingkungan intrauterine (ketidakcukupan plasenta)
BBLR
b. Obstetrik
Lahir kembar
c. Seks Laki-laki lebih panjang dan lebih berat
2. Eksternal
Fetus (diet maternal; protein, energi dan iodium) Bayi
a. Gizi (ASI dan susu botol)
Anak (protein, energi, iodium, zink, vitamin D, dan asam folat)
Alkohol, tembakau dan kecanduan obat-obatan lainnya
b. Obat-obatan
Attitude
Iklim
c. Lingkungan
Daerah kumuh

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 8


d. Penyakit
1) Endokrin Hormon Pertumbuhan
2) Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan cacing Anemia sel
3) Kongenital sabit, kelainan metabolis sejak lahir
4) Penyakit kronis Kanker, malabsorbsi usus halus, jantung, ginjal dan hati Kemunduran
5) Psikologis mental/emosi

F. MASALAH GIZI PADA BAYI


1. Alergi
Bahan makan yang dapat bersifat alergen untuk bayi terutama pada tahun pertama kehidupannya antara lain
kacang-kacangan, mentega, telur, susu sapid an kacang-kacangan. Apabila ada indikasi alergi dapa keluarga,
pemberian bahan-bahan yang dapat menimbulkan alegi tersebut sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Untuk
produk susu misalnya dapat ditunda sampai bayi berusia 1 tahun, 2 tahun untuk telur, 3 tahun untuk ikan dan
kacang-kacangan, Bayi yang alergi terhadap susu sapi dapat diberikan susu kedelai atau soya.
2. Gizi Lebih (obesitas)
Bayi yang mengalami obesitas mempunyai kemungkinan obesitas lebih besar dimasa pubertas dan dewasanya.
Penyebab obesitas ini bisa multi faktor antara lain genetik, gaya hidup dan pola makan yang tidak baik.
3. Karies gigi
Gigi susu beresiko mengalami karies gigi yang diakibatkan oleh konsumsi ASI, Susu formula maupun
makanan pendamping yang diberikan. Pemberian makanan dan atau minuman manis untuk bayi melalui botol
3 kali/hr atau lebih dari 1 jam saat makan/minum dapat menjadi penyebab kondisi ini.
4. Diare
Diare sering terjadi karena infeksi saluran cerna, bila hal ini sering terjadi akan mengakibatkan dehidrasi
sehingga memerlukan pengganti cairan dan elektrolit yaitu dengan rehidrasi oral atau bila kondisi berlanjut
lebih parah dimungkinkan pemberian rehidrasi parenteral.
5. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Kekurangan yodium berakibat pada rendahnya tingkat intelegensia anak dan proses tumbuh kembangnya,
yaitu menjadi kerdil atau kretin, gangguan pendengaran/tuli, retardasi mental, gangguan neuromotor, dan
sebagainya. Penyebab GAKY antara lain kurangnya asupan yodium, tingginya konsumsi makanan goitrogenik,
air minum kotor dan genetik.

G. KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI PADA BAYI


Kebutuhan gizi makro dan mikronutrient untuk bayi per kilogram berat badan bayi perhari lebih besar dibanding
usia yang lain. Hal tersebut dibutuhkan untuk mempercepat pembelahan sel dan sintesa DNA selama masa
pertumbuhan terutama energi dan protein. Bayi usia 0 – 6 bulan dapat mencukupi kebutuhan gizinya hanya
dengan ASI saja, yaitu dengan mengkonsumsi 6 – 8 kali sehari atau lebih pada

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 9


masa awal dan 6 bulan selanjutnya dapat mulai dikenalkan dengan makanan tambahan berupa Makanan Pendamping
ASI (MPASI) untuk mencukupi kebutuhan gizinya.
1. Energi
Kebutuhan energi masa bayi lebih besar dari masa dewasa, Kebutuhan Basal Metabolisme Rate hampir 2
kali kebutuhan dewasa. Kondisi ini berkaitan dengan proses tumbuh kembangnya yang berjalan sangat pesat.
Kebutuhan energy pada bayi bergantung pada banyak factor yaitu antara lain:
a. Ukuran dan komposisi tubuh.
b. Jenis kelamin, genetik.
c. Tingkat metabolisme.
d. Kondisi medis, suhu tubuh.
e. Aktifitas fisik.
f. Dll.
Tujuan pemenuhan energy pada bayi antara lain:
a. Untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikomotorik.
b. Untuk melakukan aktifitas fisik.
c. Untuk pemenuhan kebutuhan hidup yaitu pemeliharaan dan atau pemulihan serta peningkatan kesehatan
bayi.
Kebutuhan energy pada tahun pertama adalah 100-110 Kkal/kgBB/hr. Penggunaan energy tersebut adalah
sebesar 50% untuk metabolism basal, 5-10% untuk SDA, 12% untuk pertumbuhan 25% untuk aktifitas dan 10%
terbuang melalui feses. Adapun anjuran pemenuhan energy sehari diperoleh dari 50- 60% Karbo hidrat, 25-35%
lemak dan 10-15% dari protein.
2. Protein
Protein merupakan sumber asam amino essensial untuk pertumbuhan dan pembentukan serum,
haemoglobin, enzim, hormon dan antibodi, memelihara sel-sel tubuh yang rusak, menjaga keseimbangan asam
basa, cairan tubuh serta sebagai sumber energi. Jenis protein yang disarankan adalah yang mengandung asam
amino essensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan dan mudah diserap oleh tubuh. Jenis protein ini
adalah protein berkulitas tinggi dan biasanya bersumber dari hewani. Selama 6 pulan pertama kebutuhan
protein bayi dapat dipenuhi dari ASI atau Pengganti ASI, selanjutnya ditambah dari susu formula dan Makanan
Pendampin ASI. Protein dalam tubuh bayi berfungsi sebagai :
a. Zat pengatur, pembangun dan memperbaiki jaringan seperti mata, kulit, otot, jantung,paru-paru, otak dan
organ lainnya.
b. Membentuk enzim, hormone, antibody dan komponen penting lainnya.
c. Membantu proses regulasi.
3. Lemak
Lemak merupakan substansi yang terdiri atas lemak, minyak dan cholesterol. Asam lemak merupakan
bagian terbesar dari lemak dan harus tersedia dalam diet sehari-hari karena tidak dapat disintesa dalam tubuh.
Asam lemak tersebut disebut asam lemak esensial yang terdiri dari 2 jenis yaitu: asam linoleat dan asam (AL)
dan asam Alfa Linolenat (ALL). Kebutuhan akan lemak pada bayi

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 10


0-6 bulan dapt dipenuhi seluruhnya dari ASI. Setelah usia 6 bulan bayi harus mendapatkan tambahan lemak dari
makanan. Fungsi lemak dalam tubuh adalah anatara lain:
a. Mensuplai hampir 50% energi untuk kebutuhan sehari, kondisi ini dapat dipenuhi dari ASI atau susu formula
serta MP-ASI.
b. Memacu penyimpanan lemak tubuh untuk menjaga suhu tubuh dan melindungi organ-organ penting
tubuh.
c. Membantu penyerapan vitamin larur lemak.
d. Membantu menyediakan asam lemak esensial untuk perkembangan otak, kesehatan kulit, rambut serta
mata, serta melindungi dari penyakit.
Kebutuhan lemak pada bayi tidak dinyatakan dalam angka mutlak tetapi dalam proporsi yaitu 15- 20%
dari total energi pada usia 6 bulan pertama dan selanjutnya meningkat maksimal 30-35% dari total energi
sehari.
4. Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah mensuplai energy untuk pertumbuhan, dan aktifitas. Jenis Karbohidrat
yang paling cocok untuk bayi adalah Laktosa yang terdapat dalam ASI atau PASI. Untuk bayi yang mengalami
lactos intoleran dimana tidak dapat memetabolisme laktosa dan galaktosa dalam sistim pencernaannya diberikan
susu formula bebas laktosa seperti susu soya yang mengandung karbohidrat dalam bentuk sukrosa, sirup jagung,
tepung tapioka.
Setelah bayi berusia 6 bulan, bayi membutuhkan karbohidrat tambahan yang diberikan berupa MP- ASI seperti
sereal, produk tepung-tepungan dan buah-buahan. Jenis karbohidrat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan
difermentasikan di usus bagian bawah, kondisi ini sering menyebabkan bayi mengalami diare, sakit perut dan
muntah, untuk itu bayi usia kurang dari 6 bulan tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi jus buah ataupun sayuran.
Asupan Karbohidrat sehari untuk bayi dianjurkan sekitar 40- 60% total energi sehari.
5.Mikronutrien
Zat gizi mikro yang dibutuhkan bayi hampir semua terpenuhi dari ASI jika konsumsi ASInya cukup. Namun
kandungan vitamin D yang diperlukan untuk penyerapan calsium dan pembentukan tulang dalam ASI
tergolong rendah sehingga perlu suplementasi pada kondisi-kondisi khusus misal defisiensi. Vitamin D juga perlu
diberikan melalui paparan sinar matahari. Vit K pada ASI juga lebih rendah daripada susu formula sehingga
bayi yang kurang ASI akan mengalami defisiensi vit K. Untuk ibu menyusui yang kurang mendapatan asupan
lauk hewani atau ibu menyusui yang menjalankan diet vegetarian asupan vit B 12 pada bayinya perlu
diwaspadai.
Tabel Pola Pemberian Makanan 0-12 Bulan Berdasarkan Umur
Umur Bayi (Bulan)
Jenis Makanan
0-6 6-8 9 - 12
ASI √
Buah √ √
Makanan Lunak √ √
Makanan Lembek √

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 11


H. PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK BAYI USIA 0-6 BULAN
1. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu disebutkan bahwa
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu dimulai secepatnya dengan cara segera setelah lahir bayi
ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi minimal 1 jam atau sampai menyusu awal
selesai.
Manfaat IMD yaitu sebagai berikut :
a. Dapat melatih keterampilan bayi untuk menyusu dan langkah awal membentuk ikatan batin antara ibu dan
bayi.
b. Dapat mengurangi stres pada bayi dan ibu.
c. Meningkatkan daya tahan tubuh berkat bayi mendapat antibodi dari kolostrum
d. Dapat mengurangi risiko hipotermi dan hipoglikemi pada bayi
e. Dapat mengurangi risiko perdarahan pasca persalinan
2. Berikan ASI Eksklusif sampai umur 6 bulan
Pemberian ASI Eksklusif berarti bayi selama 6 bulan hanya diberi ASI saja. Kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya untuk bayi dapat dipenuhi dari ASI. Disamping itu pemberian ASI Ekslusif sampai dengan 6 bulan
mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit (diare dan radang paru) dan
mempercepat pemulihan bila sakit serta membantu menjalankan kelahiran. Pemberian ASI Eksklusif adalah
hak bayi yang sangat terkait dengan komitmen ibu dan dukungan keluarga dan lingkungan sekitar.

I. PESAN GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK USIA 6-12 BULAN


1. Lanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
Pemberian ASI dilanjutkan hingga usia 2 tahun, oleh karena ASI masih mengandung zat-zat gizi yang
penting walaupun jumlahnya tidak memenuhi kebutuhan. Disamping itu akan meningkatkan hubungan
emosional antara ibu dan bayi serta meningkatkan sistem kekebalan yang baik bagi bayi hingga ia dewasa.
Pemberian ASI bisa dilakukan dengan beberapa cara.
Pertama adalah dengan menyusu langsung pada payudara ibu. Ini adalah cara yang paling baik karena
dapat membantu meningkatkan dan menjaga produksi ASI. Pada proses menyusui secara langsung, kulit bayi
dan ibu bersentuhan, mata bayi menatap mata ibu sehingga dapat terjalin hubungan batin yang kuat.
Kedua adalah dengan memberikan ASI perah jika ibu bekerja atau terpaksa meninggalkan bayi, ASI tetap
dapat diberikan kepada bayi, dengan cara memberikan ASI perah.
Cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI perah
a. Cara memerah ASI :
1) Sebelum memerah ASI terlebih dahulu disiapkan wadah untuk ASI perah dengan cara :
a) pilih cangkir, gelas atau kendi bermulut lebar,
b) cuci cangkir tersebut dengan sabun dan air,

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 12


c) tuangkan air mendidih ke dalam cangkir tersebut, dan biarkan beberapa menit. Air
mendidih akan membunuh sebahagian besar bakteri,
d) bila telah siap memerah ASI, tuangkan air dari cangkir tersebut
2) Letakan jari dan ibu jari di tiap sisi areola dan tekan ke dalam ke arah dinding dada
3) Tekan di belakang puting dan areola di antara ibu jari dan telunjuk
4) Tekan dari samping untuk mengosongkan semua bagian
b. Cara menyimpan ASI perah :
1) ASI perah dapat bertahan di suhu ruang selama 6-8 jam
2) ASI perah dapat disimpan di lemari pendingin selama 3-8 hari, jika diperlukan penyimapanan jangka
panjang dapat dimasukkan ke dalam freezer untuk disimpan selama 3-6 bulan
3) Letakan ASI perah di bahagian dalam freezer atau lemari pendingin, bukan di dekat pintu agar tidak
mengalami perubahan dan variasi suhu
4) Bila di rumah tidak memiliki lemari pendingin atau freezer, maka ASI perah bisa disimpan di dalam
termos yang berisi es untuk jangka waktu 24 jam.
c. Cara Memberikan ASI perah
Cara yang paling baik memberikan ASI perah adalah dengan menggunakan cangkir, sendok atau
pipet. Pemberian ASI perah dengan menggunakan botol dan dot tidak dianjurkan karena kurang terjamin
kebersihannya; dan juga bayi akan bingung puting sehingga bayi tidak mau menyusu pada payudara
ibu.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikan ASI perah adalah :
1) ASI perah dingin dihangatkan dengan cara merendam wadah ASI perah kedalam baskom berisi air
hangat.
2) ASI perah beku perlu dicairkan di lemari pendingin dahulu sebelum dihangatkan
3) Jangan merebus ASI perah atau menghangatkan ASI menggunakan air mendidih.
4) Jangan membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair
5) Tidak ada alasan untuk membuang ASI kecuali bayi menolak.
2. Berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan
Selain ASI diteruskan harus memberikan makanan lain sebagai pendamping ASI yang diberikan pada bayi
dan anak mulai usia 6-24 bulan. MP-ASI yang tepat dan baik merupakan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi terutama zat gizi mikro sehingga bayi dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. MP-
ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak, mulai dari MP- ASI bentuk lumat, lembik sampai anak
menjadi terbiasa dengan makanan keluarga.
MP-ASI disiapkan keluarga dengan memperhatikan keanekaragaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi mikro dari MP-ASI keluarga agar tidak terjadi gagal tumbuh, perlu ditambahkan zat gizi mikro dalam
bentuk bubuk tabur gizi.
Berdasarkan komposisi bahan makanan MP-ASI dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. MP-ASI lengkap yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah
b. MP-ASI sederhana yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati dengan sayur atau buah.

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 13


MP-ASI yang baik apabila :
a. Padat energi, protein dan zat gizi mikro (antara lain Fe, Zinc, Kalsium, Vit. A, Vit. C dan Folat) yang tidak
dapat dipenuhi dengan ASI saja untuk anak mulai 6 bulan
b. Tidak berbumbu tajam,
c. Tidak menggunakan gula dan garam tambahan, penyedap rasa, pewarna dan pengawet.
d. Mudah ditelan dan disukai anak
e. Diupayakan menggunakan bahan pangan lokal dengan harga terjangkau
Berikut ini merupakan Tabel Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan Tabel Resep Makanan
Pendamping ASI Lokal :

Tabel Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) :


a. Apa itu MP-ASI?
1) MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia
6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI
2) MP-ASI berupa makanan padat atau cair yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan
kemampuan pencernaan bayi atau anak.
b. Kapan bayi mendapat MP-ASI?
Mulai usia 6 bulan sampai dengan 24 bulan.
c. Mengapa bayi dan anak harus mendapat MP-ASI?
1) Pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan ½ atau lebih kebutuhan gizi bayi, dan pada usia 12-24 bulan
ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan gizinya sehingga MP-ASI harus segera diberikan mulai bayi
berusia 6 bulan.
2) MP-ASI harus mengandung zat gizi mikro yang cukup untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat
dipenuhi oleh ASI saja.
d. Apa saja tanda-tanda bayi sudah siap menerima MP-ASI?
1) Jika bayi didudukkan kepalanya sudah tegak
2) Bayi mulai meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut
3) Jika diberikan makanan lumat bayi tidak mengeluarkan makanan dengan lidahnya
e. Alasan yang kurang tepat sehingga bayi mulai diberikan MPASI, karena:
1) Ibu/pengasuh melihat tanda bayi merasa lapar, seperti memasukan tangan ke dalam mulut merupakan
perkembangan normal dan ini bukan tanda bayi lapar
2) Ibu/pengasuh percaya bahwa bayi sudah berkurang minum ASI, sehingga ibu mulai memberi MP-ASI
3) Ibu/pengasuh merasa kenaikan berat badan bayi tidak sesuai yang diharapkan
4) Pengaruh orang lain, seperti tetangga, ibunya, petugas kesehatan dan bahkan iklan makanan bayi
f. Apa saja macam dan bentuk MP-ASI?
1) Macam MP-ASI :
a) MP-ASI dari bahan makanan lokal yang dibuat sendiri

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 14


b) MP-ASI pabrikan yang difortifikasi dalam bentuk bungkusan, kaleng atau botol
2) Bentuk MP-ASI :
a) Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/tempe dan buah yang
dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat halus, papaya lumat, air jeruk manis,
bubur susu dan bubur ASI
b) Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti bubur nasi campur, nasi tim halus,
bubur kacang hijau
c) Makanan keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayur dan buah
g. Bagaimana pola pemberian ASI dan MP-ASI untuk bayi dan anak?
Umur Makanan Makanan Makanan
ASI
(bulan) Lumat Lembik Keluarga
0-6 √
6-9 √ √
9-12 √ √
12-24 √ √

h. Berapa frekuensi dan jumlah MP-ASI yang diberikan?


Umur
Frekuensi Jumlah setiap kali makan
(bulan)
6-9 2-3 kali makanan 2-3 sendok makan penuh setiap kali
lumat + makan dan tingkatkan secara
1-2 kali makanan perlahan sampai setengah ½ dari
selingan + cangkir mangkuk ukuran 250 ml
ASI tiap kali
makan
9-12 3-4 kali makanan ½ mangkuk ukuran 250 ml
lembik +
1-2 kali makanan
selingan +
ASI

i. Apa yang perlu diperhatikan bila anak mulai makan MPASI?


1) MP-ASI yang diberikan pertama sebaiknya adalah makanan lumat berbahan dasar makanan pokok
terutama beras/tepung beras, karena beras bebas gluten yang dapat menyebabkan alergi
2) Bila bayi sudah mulai makan MP-ASI, bayi memerlukan waktu untuk membiasakan diri pada rasa
maupun bentuk makanan baru tersebut.
3) Perkenalkan aneka jenis buah sayur lauk sumber protein dalam MP-ASI, bertahap sambil
mengamati reaksi bayi terhadap makanan yang diperkenalkan.
4) Ketika anak bertambah besar, jumlah yang diberikan juga bertambah. Pada usia 12 bulan, anak dapat
menghabiskan 1 mangkuk kecil penuh makanan yang bervariasi setiap kali makan.
5) Berikan makanan selingan terjadwal dengan porsi kecil seperti roti atau biskuit yang dioles dengan
mentega/selai kacang/mesyes, buah dan kue kering.
6) Beri anak makan 3x sehari dan 2x makanan selingan diantaranya secara terjadwal

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 15


7) Makanan selingan yang tidak baik adalah yang banyak mengandung gula tetapi kurang zat gizi lainnya
seperti minuman bersoda, jus buah yang manis, permen, es lilin dan kue-kue yang terlalu manis.
j. Apa yang terjadi bila bayi terlalu awal atau terlambat mendapat MP-ASI?
1) Memberi MP-ASI terlalu awal/dini pada usia < 6 bulan akan :
a) menggantikan asupan ASI, membuat sulit memenuhi kebutuhan zat gizinya
b) makanan mengandung zat gizi rendah bila berbentuk cair, seperti sup dan bubur encer
c) meningkatkan risiko kesakitan :
(1) kurangnya faktor perlindungan
(2) MP-ASI tidak sebersih ASI
(3) tidak mudah dicerna seperti ASI
(4) meningkatkan risiko alergi
d) meningkatkan risiko kehamilan ibu bila frekuensi pemberian ASI kurang
2) Memberi MP-ASI terlambat pada usia > 6 bulan akan mengakibatkan :
a) kebutuhan gizi anak tidak dapat terpenuhi
b) pertumbuhan dan perkembangan lebih lambat
c) risiko kekurangan gizi seperti anemia karena kekurangan zat besi.
k. Bagaimana cara pemberian MP-ASI?
Seorang anak perlu belajar bagaimana cara makan, mencoba rasa dan tekstur makanan baru. Anak perlu
belajar mengunyah makanan, memindah-mindahkan makanan dalam mulut dan menelannya dengan cara
:
1) Memberi perhatian disertai senyum dan kasih sayang
2) Tatap mata anak dan ucapkan kata-kata yang mendorong anak untuk makan
3) Beri makan anak dengan sabar dan tidak tergesa-gesa
4) Tunggu bila anak sedang berhenti makan dan suapi lagi setelah beberapa saat, jangan dipaksa
5) Cobakan berbagai bahan makanan, rasa dan tekstur agar anak suka makan
6) Beri makanan yang dipotong kecil, sehingga anak dapat belajar memegang dan makan sendiri.

Mata Kuliah : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi Page 16

Anda mungkin juga menyukai