BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susunan isi perut bayi sangatlah berbeda dengan milik orang dewasa. Perbedaan
sepenuhnya adalah dalam hal fungsinya. Pada saat dilahirkan, lambung dan usus bayi belum
berfungsi sepenuhnya. Dalam usus bayi belum semua enzim pencernaan lengkap dan optimal
diproduksi. Enzim diperlukan untuk mengolah bahan makanan dan minuman yang beragam
yang diperoleh dari menu harian menjadi partikel paling sederhana yang siap dipakai oleh sel
tubuh.
Selain enzim pencernaan yang belum lengkap, belum semua struktur saluran
pencernaan bayi terbentuk sempurna. Untuk alas an itulah bayi belum diperbolehkan menelan
segala macam makanan dan minuman seperti orang dewasa. Sekurang-kurangnya sampai
bayi berumur enam bulan. Belum boleh ada jenis makanan lain bagi bayi selain hanya ASI.
ASI masih tergolong makanan terbaik bagi bayi. Sampai saat ini belum ada makanan
bayi sebaik ASI. ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan dengan jumlah kandungan
yang tepat dan menyediakan antibody atau zat kekebalan untuk membantu melawan infeksi.
Sebagai orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk bayinya. Persiapan yang
paling baik sebelum bayi mulai memakan suatu makanan sangat baik uttuk dilakukan. Satu
sendok kecil bubur bayi halus menandai dimulainya tahap awal perkembangan bayi. Pertamatama kita harus mengajarkan untuk minum dan menelan, daripada mengisap. Minum dan
menelan merupakan gerak reflex yang berbeda dan perlu waktu untuk mempelajarinya.
Setelah bayi mampu dan mahir untuk minum dan menelan, barulah makanan menjadi penting
untuk kebutuhan gizinya.
B. Tujuan
a.
Tujuan umum
Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Tentang
b. Tujuan khusus
C. Manfaat
BAB II
ISI
Bayi dan anak-anak membutuhkan makanan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Sementara itu, orang dewasa membutuhkan makanan bergizi untuk
menjaga kesehatan tubuh. Pada bayi dan anak-anak perlu dikenalkan jenis-jenis makanan
secara bertahapsesuai dengan tahap perkembangan keterampilan makanan bayi dan anak
balita.
Tahapan perkembangan keterampilan makan pada bayi dan anak balita:
1. Usia 0-6 bulan
Keterampilan makannya mampu menghisap dan menelan cairan (ASI)
2. Usia 6-7 bulan
Menbuka mulut ketika sendok mendekat ke mulutnya
Mampu menggerakkan lidah untuk memindahkan bubur lembut ke belakang untuk ditelan
3. Usia 7-9 bulan
Memegang sendok
Belajar minum menggunakan gelas
Mampu makan bubur yang lebih kental
4. Usia 9-12 bulan
Mampu menyuap dan minum sendiri
Lidah dapat memindahkan makanan ke gusi dan gigi untuk dikunyah
5. Usia 12-24 bulan
Keterampilan makannya mampu makan sendiri, tetapi masih ada makanan yang tumpah.
Setelah bayi berusia 6 bulan pemberian ASI hanya memenuhi sekitar 60-70%
kebutuhan bayi. Oleh karena itu sudah saatnya bayi diberi makanan pendamping ASI. Bayi
mulai mengenal makanan padat yang memerlukan keterampilan mengunyah. Jika pada usia
6-7 bulan bayi tidak diperkenalkan dengan makanan padat biasanya bayi akan mengalami
kesulitan menelan makanan atau bahkan menolak jika diberi makanan padat. Pada uia 9-12
bulan, keterampilan mengunyah bayi lebih baik. Pada usia ini, dia belajar mengembangkan
kemampuan makan secara mandiri. Pola pemberian makanan pendamping pada bayi dan
balita diuraikan dalam table berikut.
Untuk pertumbuhan bayi membutuhkan kalori. Kalori diperoleh dari menu harian.
Jumlah kalori yang diperlukan ditentukan oleh umur, berat badan, aktivitas fisik, sakit atau
tidaknya anak, dan suhu lingkungan. Kecukupan kalori terpenuhi apabila makanan yang
dimakan setiap hari sesuai dengan jumlah kebutuhan kalori tubuh. Tubuh anak menjadi kurus
karena kebutuhan kalori hariannya tidak terpenuhi. Sebaliknya, anak akan menjadi gemuk
apabila jumlah kalori yang dimakan selalu melebihi kebutuhan hariannya.
Ketika bayi tumbuh kembang, minum susu saja tidak cukup untuk menyokong
pertumbuhannya. Bayi membutuhkan nutrisi tambahan semenjak umur 4 bulan. Karena
selama masa ASI Ekslusif berlalu, bayi membutuhkan makanan pendamping. ASI sudah
tidak mencukupi kebutuhan tubuh bayi apalagi setelah bayi berumur enam bulan. Untuk itu
makanan pendamping ASI yang menggantikan sebagian jadwal bayi saat minum susu. Bisa
dimulai dengan bubur susu, biscuit dan buah, dan selebihnya tetap diberikan ASI. Dianjurkan
tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun.
Syarat makanan pendamping ASI, adalah :
Memadai energi dan zat gizi esensialnya.
Bentuknya mudah dicerna.
Komposisi gizinya seimbang.
Ketika bayi berumur 5-6 bulan berat badannya akan menjadi dua kali lipat dari berat
badan saat lahir, dan umur 12 bulan berat badannya menjadi tiga kali lipat berat badan saat
lahir. Jika ASI atau susu formula bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya pada bulan-bulan
pertama, pertumbuhan dan perkembangannya yang cepat membutuhkan nutrisi tambahan.
Dan saat itulah kita akan menyapih bayi. Menyapih adalah suatu proses peralihan pemberian
makanan bayi dari ASI kebubur yang sangat halus, kemudian kebubur yang lebih kasar,
sampai bayi berumur sekitar 12 bulan dan sudah sepenuhnya mampu menyantap makanan
keluarga.
Bagaimana menyadari bahwa bayi sudah siap untuk diberi PASI:
Terlihat selalu lapar dan menginginkan makanan walaupun sudah diberikan ASI.
Terlihat gelisah dan rewel.
Sering bangun lebih cepat atau bangun ditengah malam.
Mulai mengunyah tangannya dan mencoba untuk memasukkan barang kedalam mulutnya.
Di inggris komite yang membahas aspek medis dalam kebijakan makanan atau
COMA mengeluarkan sebuah laporan berjudul weaning and weaning diet, laporan tersebut
mengemukakan bahwa bayi tidak boleh diberikan makanan padat sebelum mereka berumur 4
bulan. Karena pemberian makanan padat terlalu dini atau dengan peningkatan jumlah
yang terlalu cepat berakibat buruk bagi bayi, sebagi berikut :
2. Tersedak.
Sampai usia 4 bulan koordinasi saraf otot (neuromuscular) bayi belum cukup
berkembang untuk bisa mengendalikan gerak kepala dan leher ketika dia duduk tegak dikursi.
Jadi, dia masih sulit menelan makanan dengan menggerakkan makanan dari bagian depan
kebagian belakang mulutnya, karena gerakan ini melibatkan susunan reflex yang berbeda
dengan minum susu.
3. Meningkatkan resiko terjadinya alergi.
Asma, eksema, demam tinggi, penyakit seliak atau alergi gluten (protein dalam gandum)
dan kacang tanah akan mudah berkembang. Khusunya jika ada riwayat alergidalam keluarga.
4. Batuk.
5. Obesitas.
Penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang berlebih diawal masa
menyapih dengan obesitas dan peningkatan resiko timbulnya kanker, diabetes mellitus dan
penyakit jantung di usia lanjut.
Pemberian makanan padat pertama pada balita sebaiknya dengan memperhatikan halhal sebagai berikut:
1. MUTU DAN JENIS BAHAN MAKANAN
Bahan makanan yang bermutu tinggi menjamin kualitas zat gizi yang baik. Zat-zat gizi
dalam makanan sumber karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
a. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber enargi
Karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi gula darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh dan otak. Bahan makanan sumber karbohidrat, misalnya beras, tepung-tepungan, dan
gula pasir.
Lemak berfungsi menjaga suhu tubuh dan organ tubuh. Berdasarkan asalnya, lemak
dikelompokkan menjadi dua golongan sebagai berikut :
Lemak nabati adalah lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti minyak kelapa sawit,
kacang tanah, kemiri, dan avokad.
Lemak hewani adalah lemak yang berasal dari hewan, misalnya ikan, minyak ikan, daging,
dan susu.
b. Protein sebagai pembangun tubuh
Apabila sel-sel didalam tubuh rusak, kita memerlukan zat protein untuk memperbaiki
dan membangunnya kembali. Protein berperan penting dalam pembelahan dan perbaikan sel
yang rusak sehingga dapat membangun sel-sel yang baru.
Berdasarkan asalnya protein ada dua macam,yaitu protein nabati dan protein hewani.
Protein nabati berasal dari tumbuhan, sedangkan protein hewani berasal dari hewan. Sumber
protein antara lain kacang tanah, kedelai,telur, daging sapi, ayam, ikan basah dan kering, hati,
serta kacang hijau.
Gangguan akibat kekurangan kalori dan protein dikenal dengan sebutan KKP
(Kekurangan Kalori dan Protein). KKP yang berat disebut busung lapar atau hunger oedema
(HO). Ada dua bentuk HO yaitu :
1) Marasmus gizi
Tanda dan gejala
Otot mengecil (atropi)
Hamper tidak ditemukan lapisan lemak dibawah kulit
Raut muka tampak lebih tua
Berat badan sangat rendah, kurang lebih 60% dari berat badan normal orang seusianya.
2) Kwashiorkor
Tanda dan gejala
Terdapat oedema terutama pada kaki
Raut muka tampak memelas
Bentuk muka bundar mengilap
Rambut berwarna pirang dan mudah rontok
Otot tubuh tidak berkembang dengan baik
Perut buncit.
c. Vitamin dan mineral sebagai zat pengatur
Vitamin
Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dibedakan atas dua macam, yaitu vitamin yang
larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan
K).
Vitamin adalah senyawa organic yang berasal dari makanan dan sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan, meskipun dalam jumlah sedikit. Vitamin dapat berfungsi untuk
mengaktifkan biokatalisator (enzim). Tubuh manusia tidak dapat membuat vitamin sehingga
harus diperoleh dari luar melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Setiap jenis vitamin
tidak dapat digantikan oleh zat makanan lain. Hal ini karena vitamin memiliki pengaruh yang
berbeda terhadap kesehatan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perhatikan table berikut
!
2.
B kompleks
3.
4.
5.
6.
Fungsi
Mencegah penyakit rabun
Sumber
Hati, Minyak ikan, Daging,
pertumbuhan tulang,
orange.
Meningkatkan selera
makan.
Mempercepat
E
K
penyembuhan luka,
hijau segar.
besi.
Menjaga kesehatan tulang
dan gigi.
dan otak.
mentega, dan susu.
Berperan dalam pembekuan Bayam, tomat, dan wortel.
darah
Mineral
Tubuh membutuhkan mineral hanya dalam jumlah sedikit. Mineral tidak mudah larut
dalam air dan tidak mengalami proses pencernaan, tetapi langsungdiserap oleh usus.
Beberapa contoh bahan makanan sumber mineral dan fungsinya dalam table berikut :
No
1.
Mineral
Kalsium (Ca)
Fungsi
Sumber
Pembentukan tulang dan Susu, telur, kacanggigi
2.
Fosfor (P)
3.
Besi (Fe)
kacangan.
telur.
telur,
sayuran
dan
sayuryang
4.
Fluorin (F)
5.
Iodin (I)
berwarna hijau.
Memperkuat gigi
Membentuk
6.
Klorin (Cl)
tiroksin
Garam dapur
Memelihara keseimbangan
7.
Natrium (Na)
pisang,
mengatur kentang,
keseimbangan
dan
dalam tubuh
Kekurangan
mineral
dalam
tubuh
disebut
defisiensi
mineral
yang
dapat
beberapa minggu kemudian bayi dapat diberi nasi tim saring lengkap gizi. Setelah memasuki
usia Sembilan bulan sampai satu tahun, bayi mulai bisa diberi makanan yang hanya
dicincang.
MENGENALKAN MAKANAN
Meskipun hingga sekarang bayi diberi makan berdasarkan permintaannya, perkenalan
makanan yang lebih terencana penting artinya. Mulailah dengan memberikan satu porsi kecil
makanan dipagi hari, kemudian secara berangsur-angsur berikan porsi yang kedua setelah 2-3
minggu. Dan porsi ketiga 2-3 minggu setelahnya (ketika bayi berumur 6 bulan).
Menu Pertama (awal menyapih)
Makanan pertama yang paling mudah dibuat dan enak dimakan adalah bubur beras.
Makanan ini dijual dalam bentuk bubuk yang mudah dan cepat untuk disiapkan. Karena porsi
ditahap ini sangat sedikit, jenis makanan ini merupakan makanan yang paling tepat.
Campurkan 1 sdt bubuk beras dengan ASI ynag sudah ditampung, susu formula atau air
matang sesuai petunjuk sampai terbentuk bubur yang halus dan lembut. Rasa dan tekstur
bubur ini sesuai dengan susu jadi bayi senang melahapnya. Jika bayi terlihat tidak senang
dengan rasa makanannya, hentikan dan coba beberapa hari kemudian.
Lanjutkan dengan hanya satu porsi kecil sehari pada 5-7 hari berikutnya, dengan
menambahkan bubuk beras dari 1 menjadi 3 sdt secara berangsur-angsur. Jangan
meningkatkan jumlahnya terlalu cepat, khususnya pada hari pertama atau kedua karena
system pencernaan bayi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri.
Bayi memilliki nafsu makan yang rendah pada tahap ini. Jadi pakailah mangkuk yang
kecil untuk memberi makan. Atau dengan menggunakan botol yang suadah disterilkan
sebagai pengganti mangkuk pada hari-hari pertama. Pilih sendok khusus bertepi halus yang
mudah dan aman untuk digunakan.
Bayi harus merasa senag dan rileks saat menyapih jadi kita bisa memangku bayi dan
memakaikan celemek handuk yang bersih atau kain tipis diatas pakaian kita dan pakaian bayi.
Jika bayi suka berontak, dudukan dia dikursi bayi.
JADWAL PEMBERIAN MAKANAN BAYI PERTAMA (UMUR 4 BULAN)
Minggu 1-2
Sarapan pagi
Minum susu
Pertengahan hari
Bubur beras
Makan siang
Minum susu
Setelah petang
Minum susu
Sore hari
Minum susu
Sebelum tidur
Minum susu
Minggu 3-4
Sarapan pagi
Minum susu
Pertengahan hari
Makan siang
Minum susu
Setelah petang
Sore hari
Minum susu
Sebelum tidur
Minum susu
makanan sesuai dengan nafsu makan bayi. Seperti orang dewasa, nafsu makan bayi bervariasi
dari hari kehari atau dari makanan yang satu ke makanan yang lain.
Hancurkan makanan yang telah dicoba dan disukai oleh bayi dan campurkan dengan sesuatu
yang baru, misalnya :
Bubur buah matang, misalnya papaya, pisang, alpukat, melon, mangga.
Sedikit kacang merah yang telah dimasak dan dicampur dengan bumbu wortel atau bubur
kacang.
Brokoli dan kembang kol yang sudah dimasak dan dihancurkan.
Sedikit susu murni, yogurt tanpa rasa dan gula, serta keju.
Sedikit ayam yang sudah dimasak dan dihancurkan atau daging.
Makanan Alami Yang Baik
Pisang
Pisang mudah diahancurkan dengan garpu, murah, dan siap saji. Pilih pisang yang
matang karena lebih manis dan juga akan lebih mudah di cerna oleh bayi.
Melon
Dengan rasa yang ringan merupakan pilihan yang baik. Pilih melon yang berwarna
jingga untuk mendapatkan banyak vit.C
Papaya
Buah ini sekarang banyak tersedia di supermarket. Buah ini mengandung enzim papain
yang mirip dengan enzim yang di temukan didalam enzim pencernaan. Dengan demikian
buah ini mudah untuk diuraikan tubuh dan ideal untuk bayi.
Mangga
Adalah sumber vit. A dan C yang kaya dan tersedia dalam bentuk yang mudah diserap,
pilih buah yang telah matang karena lebih mudah dicerna.
Rencana Menu
Sarapan pagi
Minum susu
Pertengahan hari
Makan siang
Minum susu
Setelah petang
Sore hari
bubur papaya.
Minum susu
Sebelum tidur
Minum susu
Pertengahan hari
Minum susu
Makan siang
Minum susu
Pertengahan sore
Petang
roti/jus alpukat+roti.
Sebelum tidur
Minum susu
Minum susu
Pertengahan pagi
Minum susu
Makan siang
Pertengahan sore
Minum susu
Roti mini isi daging/telur rebus dan roti
Petang
Sebelum tidur
minum.
Minum susu
Berikan banyak air minum diluar jam makan dan jus buah pada saat makan. Hindari
Setelah anak berusia satu tahun, anak dapat diberi makanan yang sama dengan
makanan yang dimakan orang tuanya. Bahan makanan yang digunakan sebaiknya beragam.
Selain diberi makanan utama pada pagi, siang, dan sore hari, sebaiknya anak juga diberi
makanan selingan yang bergizi, pastel dan siomay.
Pemberian makanan selingan berfungsi untuk menambah kekurangan zat-zat gizi
dalam makanan utama. Makanan selingan yang hanya mengandung sumber kalori saja
berdampak tidak baik bagi anak. Dampaknya antara lain nafsu makan terganggu dan merusak
gigi. Makanan selingan ini hanya diberikan pada waktu antara makan utama, yaitu 09.0010.00 dan jam 15.00-16.00.
Pada usia dua tahun, sebaiknya anak sudah disapih dan tidak minum ASI lagi. Jangan
menyapih pada saat anak sedang sakit, tunggulah sampai anak sembuh. Proses penyapihan
perlu dilakukan secara bertahap agar kondisi kesehatan dan mental anak tidak terganggu.
Beberapa cara berikut dapat dilakukan agar proses penyapihan berjalan dengan baik.
A. Kurang Frekuensi Menyusui
Mengurangi frekunsi menyusui sama dengan menurunkan prokduksi ASI. Pada
umumnya anak tidak mau menyusu lagi jika ASI tinggal sedikit.
B. Tidur Terpisah
Pada malam hari, anak seringkali terbangun dan haus. ASI ibulah yang paling mudah
diperoleh anaknya. Oleh karena itu, sebaiknya ibu tidur terpisah dengan anaknya. Ayah dapat
menemani tidur anaknya agar anak tidak rewel.
C. Siapkan Makanan atau Minuman Pengganti
Pada saat anak minta disusui, alihkan dengan cara memberi makanan / minuman
pengganti yang disukainya. Siapkan minuman/ makanan pengganti dimeja deket tempat
tidurnya sehingga sewaktu-waktu anak terbangun, makanan tersebut dapat segera diberikan.
Setelah disapih, menu makanan anak harus diperhatikan karena seluruh zat gizi yang
diperlukan oleh anak diperoleh dari makanan. Pemberian makanan dalam satu hari sebagai
berikut.
1. sumber zat tenaga : 3-4 piring (satu gelas makanan pokok)
Contoh : mi, ubi, singkong, dan nasi.
2. sumber zat pembangun : 4-5 porsi lauk-pauk @ 50 g
Contoh : telur, daging, ayam, dan tempe.
3. Sumber zat pengatur : 2-3 porsi sayuran dan buah-buahan berwarna.
1 porsi sayuran = 1 mangkuk sayur yang terdiri dari beberapa jenis bahan sayuran berwarna 1
porsi buah @ 100 g
DAMPAK KEGEMUKAN BAGI KESEHATAN BALITA
Sering kali orang tua merasa bangga melihat anaknya berbadan gemuk. Padahal
kegemukan merupakan salah satu penyakit salah gizi karena mengonsumsi makanan secara
berlebihan. Kegemukan pada anak menimbulkan bentuk muka tidak proporsional. Hidung
dan mulutnaya terlihat relative kecil. Sselain itu, payudara dan perutnya terlihat lebih besar.
Kegemukan dapat terjadi karena beberapa hal :
1. Masukan Energi yang Melebihi Kebutuhan Tubuh
Pada bayi, kegemukan dapat terjadi karena kebiasaan memberikan minuman atau
makanan setiap kali menangis, memberikan makanan tambahan berkalori tinggi pada usia
terlalu dini, dan susu yang diberiakn terlalu manis atau terlalu kental sehingga bayi selalu
merasa haus. Pada anak yang lebih besar, biasanya ada kecenderungan menyukai makanan
fast food atau makanan cepat saji. Contoh makanan cepat saji yaitu es krim, kentang
goreng, dan aneka macam mi.
2. Penggunaan Energi yang Kurang
Anak yang hanya menonto televisi mengeluarkan energy yang lebih sedikit
dibandingkan anak yang berlari-lari atau berolahraga. Ada kecenderungan anak-anak yang
aktivitas fisiknya sedikit mempunyai tubuh gemuk.
Kegemukan dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak. Anak yang gemuk umumnya
mudah terserang penyakit akibat infeksi, misalnya infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
Selain itu, jamur juga sering menyerang lipatan-lipatan kulit anak yang gemuk sehingga
timbul penyakit kulit. Kegemukan juga dapat menyebabkan anak menjadi kurang percaya
diri.
DAFTAR PUSTAKA
dr. Nadesul, Handrawan. 2007. Makanan Sehat Untuk Bayi. Jakarta : PT Kawan Pustaka
dr. Primisasiki, Rita Juniriana, Sp. A. 2007. Balitaku Sehat. Jakarta Selatan : PT Sunda
Kelapa Pustaka
dr. Suririnah. 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 bulan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Lewis, sara. 2003. Seri Panduan Praktis Keluarga Makanan Pertamaku. Jakarta : Erlangga
http://sisucilagisukangeblog.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pasi-promkes.html