Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

MAKANAN PENDAMPING BAGI BAYI DENGAN ASI DAN


NON ASI

Pembimbing:
dr. Novi Handayani Sp.A

Disusun oleh:
Stepvani 11.2019.083

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
JAKARTA
PERIODE 21 Agustus 2019 – 28 Desember 2019

1
Pendahuluan

Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,

sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas

dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang

sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini

tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah

menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada

saat ini maupun masa selanjutnya.1 Diperkirakan sepertiga dari anak di bawah lima tahun

dari total 178 juta anak mengalami gangguan pertumbuhan, sementara 112 juta lainnya

menderita gizi kurang.2 Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang pada anak balita di

negara-negara berkembang diperkirakan 27 %. Data Statistik Kesehatan tahun 2001

menunjukkan prevalensi gizi kurang pada anak balita di Indonesia sekitar 30,2 %. Pada

tahun 2003, lebih dari 100 kabupaten atau kota mempunyai prevalensi gizi kurang di atas

30 %.3

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and

Young Child Feeding(GSIYCF), WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting

yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam

waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau

pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga

memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan

sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan

atau lebih.1

Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang

mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan

2
peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/ minuman lain diberikan

bersama pemberian ASI.4

Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa

penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan

khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan

konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.4

Usia optimal untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI pada anak, pada

awalnya adalah sesuatu yang kontroversial. Pada tahun 1994 hampir semua organisasi

internasional, nasional, dan regional meyetujui pemberian makanan pendamping ASI

dimulai dari usia 4-6 bulan. Tetapi, pemberian makanan pendamping ASI oleh ibu tidak

memberikan keuntungan sampai usia anak tersebut mencapai 6 bulan. Karena pengenalan

terhadap makanan sebelum usia 6 bulan ini meningkatkan resiko diare pada anak dan

infeksi lainnya.5

Jika makanan pendamping ASI diperkenalkan setelah umur 4 bulan, sistem

pencernaan telah cukup matur untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein dan

lemak yang berasal dari makanan non-susu. Kapasitas lambung fungsional pada bayi

cukup terbatas berkisar antara 38-76 ml pada masa neonatus hingga kira-kira 20 ml/kgBB

pada anak yang baru bisa berjalan, dimana memuat kira-kira 160-200 gr/kali pada bayi

berumur 6-8 bulan.6

Definisi MP-ASI

Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang

mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan

peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/ minuman lain diberikan

bersama pemberian ASI.4

3
Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa

penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan

khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan

konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.4

Menurut WHO tahun 2002, complementary feeding adalah suatu proses ketika ASI

tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, sehingga dibutuhkan makanan

lain yang diberikan bersamaan ASI.6

Masa complementary feeding

Berdasarkan WHO, pemberian asi eksklusif dimulai saat hari pertama bayi dilahirkan

hingga usia 6 bulan kehidupan, dan mulai diperkenalakan makanan pedamping asi saat

usia diatas 180 hari sambil dilakukan pemberian asi.7

Dalam riset yang dilakukan WHO, pemberian complementary feeding sebelum usia 6

bulan walaupun makanan tersebut baik dalam nutrisi dan kebersihan mikroorganisme tidak

membuat pertumbuhan menjadi baik dan biasanya jika sudah diberikan sebelum usia 6

bulan akan membuat bayi tidak ingin minum asi sama sekali. Setelah 6 bulan, barulah

bayi mulai tidak tercukupi nutrisinya yang hanya mengandalkan asi saja. Juga pada saat

diatas 6 bulan bayi sudah berkembang untuk bisa menerima makanan lainnya.7

Adapun beberapa hal penting yang harus dilihat oleh orang tua dan tenaga medis

bahwa bayi sudah mampu menerima complementary food yaitu :4

1. Kesiapan fisik:
 Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang
 Keterampilan oromotor :
- Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi menelan

makanan yang lebih kental dan padat.


- Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulut.
 Mampu menahan kepala tetap tegak.

4
 Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga

keseimbangan badan ketika tangan meraih benda di dekatnya.


2. Kesiapan psikologis
Bayi akan memperlihatkan prilaku makan lanjut:
 Dari reflektif ke imitatif
 Lebih mandiri dan eksploratif
 Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan:
- Keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.
- Rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan/ ke arah makanan.
- Tidak berminat atau kenyang dengan menarik tubuh ke belakang/

menjauh.

Bayi diperbolehkan melanjutkan asi hingga usia 2 tahun dikarenakan bisa mencegah

risiko penyakin kronik dan obesitas dan untuk meningkatkan kemampuan kognitif

walaupun belum adanya eksperimen pasti tentang hal ini.

Cara melakukan MP-ASI7

Dalam pemberian makanan pendamping asi harus diperhatikan dalam cara

pemberiannya meliputi:

 Membantu dan mengawasi bayi saat makan dan mengerti kapan bayi lapar
 Makan dengan pelan pelan dan semangati bayi untuk makan bukan dengan

cara dipaksa.
 Jika bayi memilih milih makanan. Lakukan pencampuran makanan dengan

makanan lainnya dan melakukan metode metode lainnya.


 Jauhi dari distraksi jika bayi mudah kehilangan nafsu makan
 Harus diingat bahwa memberi makan bayi untuk lebih mendekatkan diri

dengan berbicara mata ke mata saat makan.

Takaran complementary food

1. Breastfed

Setelah bayi diatas 6 bulan, makanan pendamping asi diberikan dengan takaran yang

semakin meningkat seiring pertumbuhan bayi. Diperkirakan kurang lebih 200kcal/day

5
untuk bayi usia 6-8 bulan 2-3 x makan, 300kcal/day untuk bayi usia 9-11 bulan 3-4 x

makan, 550kcal/day untuk 12-23 bulan 3-4 x makan dengan tambahan nutrisi seperti buah

atau roti dengan catatan jika sudah tidak meminum asi diperbolehkan lebih sering untuk

diberikan makanan. Akan tetapi ditekankan juga untuk tidak mengatur dengan angka pasti

saat memberi makan makanan pendamping asi. Dikarenakan berbagai hal seperti

kebutuhan bayi berbeda, jumlah asi yang diminum, bervariasinya pertumbuhan setiap

bayi.7

Bayi juga harus diberikan makanan berbeda konsistenti dengan tahap usia. Untuk bayi

usia 6 bulan bisa diberikan makanan yang sudah ditumbuk hingga halus atau setengah

padat terutama pada awal bulan ke 6. Saat masuk usia ke 8 bayi juga boleh memakan

“finger food” atau makanan seperti snack. Jika sudah berusia 12 bulan, kebanyakan anak

anak sudah bisa memakan makanan yang dikonsumsi keluarganya. Akan tetapi harus

diingat makanan yang dimakanan tidak boleh yang bisa membuat anak tersebut tersedak.7

Adapun makanan makanan yang setiap harinya harus dikonsumsi adalah ikan, telur,

daging sesering mungkin. Dihindarkan diet sayur dikarenakan tidak akan mencukupi gizi

yang dibutuhkan bayi kecuali menggunakan makanan suplemen. Jauhi minuman rendah

nutrisi seperti kopi, teh, minuman manis dan soda. Hindari jus buah berlebih, lebih penting

makanan nutrisi tinggi.7

2. Non Breastfed

Untuk bayi 6 bulan tanpa diberikan asi, membutuhkan complementary food dengan

takaran 600kcal/hari usia 6-8 bulan, 700kcal/hari usia 9-11 bulan, 900kcal/hari usia 12-23

bulan kehidupan. Pada frekuensi makan bayi sehat tanpa asi diberikan 4-5 x makanan per

hari, dengan tambahan makanan berupa snack bernutrisi (seperti buah atau roti dengan

selai kacang) diberikan sebanyak 1-2x. untuk berapa kali diberikan makan tergantung dari

total energi makanan lokal yang diberikan dan seberapa banyak bayi memakannya dalam 1
6
x makan. Semakin sedikit bayi makan maka semakin sering frkuensi yang harus diberikan.

Sedangkan untuk konsistensi jenis makanan yang diberikan memiliki kesamaan untuk

complementary feeding bayi yang didberikan asi, yang terpenting dalam konsistensi adalah

bayi harus diberikan secara bertahap.8

Untuk makanan bayi non asi harus diberikan makanan bervariasi untuk mencapai

kebutuhan energi yang dibutuhkan. Adapun yaitu:8

 Daging, ayam, ikan, atau telur harus dimakan anak setiap hari, atau sesering

mungkin. Dikarenakan kaya akan nutrisi zinc dan besi. Jika tidak

memakannya, maka bayi dipastikan tidak akan tercukupi kebutuhan nutrisinya

kecuali diberikan suplemen


 Jika makanan diatas sudah adekuat, bayi diberikan susu sebanyak 200-

400mL/d. Jika tidak adekuat maka harus diberikan 300-500mL/d. susu bisa

berupa full cream susu hewan(sapi, kambing, domba, unta, kerbau), Ultra

High Temperature Milk, yogurt,


 Jika susu dan hewani tidak adekuat maka diharuskan memakan biji bijian dan

kacang kacangan setiap harinya.


 Jika susu tidak adekuat makan bisa menggunakan ikan ikan kecil yang

bertulang dengan cara di hancurkan atau dengan cara apapun untuk aman jika

dimakan. Hal ini untuk menutupi nutrisi kalsium yang tidak adekuat.
 Setiap harinya harus diikuti dengan kaya Vit A ( buah warna hitam, suplemen,

sayur sayuran), Vit C (buah buahan, sayuran dan kentang), Vit B (hati, telur,

susu, kacang kedelai), Vit B6 (daging, ayam, ikan, pisang, kacang, dll), dan

folat (kacang kacangan, sayuran daun hijau, jeruk).


 Diberikan lemak jika makanan hewani biasanya tidak dimakan sebanyak 10-

20g. Jika kebutuhan hewani tercukupi bisa diberikan sampai 5g jika

diperlukan.
 Jauhi minuman bernutrisi rendah seperti kopi, teh, dan minuman bergula.

Cairan

7
Berbeda dengan bayi yang diberikan asi. Untuk non breastfed harus diberikan cairan

tambahan sebanyak 400-600 mL/d di cuaca normal ( diperkirakan 200-700mL/d cairan

yang didapat dari susu dan makanan lainnya), 800-1200mL/d dibutuhkan cairan tambahan

untuk iklim cuaca panas. Air tawar yang bersih (dididihkan jika perlu) haruslah diberikan

beberapa kali per hari untuk menutupi dehidrasi bayi.8

Risiko pemberian MP-ASI terlalu dini

Pemberian MP-ASI harus memperhatikan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang

dianjurkan berdasarkan kelompok umur dan tekstur makanan yang sesuai perkembangan

usia balita. Terkadang ada ibu-ibu yang sudah memberikannya pada usia dua atau tiga

bulan, padahal di usia tersebut kemampuan pencernaan bayi belum siap menerima

makanan tambahan. Akibatnya banyak bayi yang mengalami diare. Masalah gangguan

pertumbuhan pada usia dini yang terjadi di Indonesia diduga kuat berhubungan dengan

banyaknya bayi yang sudah diberi MP-ASI sejak usia satu bulan, bahkan sebelumnya.9

Pemberian MP-ASI terlalu dini juga akan mengurangi konsumsi ASI, dan bila

terlambat akan menyebabkan bayi kurang gizi. Sebenarnya pencernaan bayi sudah mulai

kuat sejak usia empat bulan. Bayi yang mengonsumsi ASI, makanan tambahan dapat

diberikan setelah usia enam bulan. Selain cukup jumlah dan mutunya, pemberian MP-ASI

juga perlu memperhatikan kebersihan makanan agar anak terhindar dari infeksi bakteri

yang menyebabkan gangguan pecernaan.9

Menurut bahwa bayi yang mendapat MP-ASI kurang dari empat bulan akan

mengalami risiko gizi kurang lima kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapatkan

MPASI pada umur empat-enam bulan setelah dikontrol oleh asupan energi dan melakukan

penelitian kohort selama empat bulan melaporkan pemberian MP-ASI terlalu dini (<4

bulan). Berpegaruh pada gangguan pertambahan berat badan bayi, meskipun tidak

berpengaruh pada gangguan pertambahan panjang bayi. Pemberian makanan tambahan


8
terlalu dini kepada bayi sering ditemukan dalam masyarakat seperti pemberian pisang,

madu, air tajin, air gula, susu formula dan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan.

Adapun resiko pemberian makanan tambahan terlalu dini, yaitu: 9

1. Resiko Jangka Pendek


Resiko jangka pendek yang terjadi seperti mengurangi keinginan bayi untuk

menyusui sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusui berkurang dengan akibat

produksi ASI berkurang. Selain itu pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat

mempengaruhi penyerpan zat besi dan ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI

rendah, tetapi lebih mudah diserap oleh tubuh bayi. Pemberian makanan dini seperti

pisang, nasi didaerah pedesaan di Indonesia sering menyebabkan penyumbatan saluran

cerna/diare serta meningkatnya resiko terkena infeksi.


2. Resiko Jangka Panjang
Resiko jangka panjang dihubungkan dengan obesitas, kelebihan dalam

memberikan makanan adalah resiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada

bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun

kebiasaan makan yang tidak sehat. Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (±

15 mg/100 ml), namun jika masukan dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan

telah dikenalkan. Konsekuensi di kemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan

yang memudahkan terjadinya gangguan hipertensi. Selain itu, belum matangnya sistem

kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan.

Pemberian makan saat sakit10

Pada saat anak mengalami sakit contohnya demam ataupun diare, keluarga harus lebih

mendukung bayi untuk diberikan lebih banyak makanan dikarenakan bayi akan sangat

memungkinkan untuk kehilangan nafsu makan yang disebabkan oleh:

 Anak tidak merasa lapar


 Anak mengalami muntah
 Mulut atau kerongkongan mengalami peradangan dan sakit jika makan
9
 Orang tua berfikir bahwa makanan akan membuat bayi sakit
Maka saat anak atau bayi mengalami sakit disarankan kepada orang tua untuk

melakukan:
 Lebih sering memberi asi
 Berikan sedikit makanan secara berkala (2 jam sekali)
 Memberikan semangat dan berusaha untuk meminta anak makan walaupun

tidak lapar
 Berikan makanan lembut terutama saat mulut dan kerongkongannya sakit
 Berikan tambahan air jika mengalami diare
 Berikan makanan yang disukai anak
 Berikan makanan saat anak masih sadar, bukan saat pada tidur
 Buatlah anak nyaman sebelum makan. Misal membuang pilek di hidungnya

terlebih dahulu

Bawalah ke tenaga medis jika:

 Sakit dan tidak mau minum air


 Diare dan meminum air sangat sedikit
 Diare disertai dengan darah
 Batuk dan susah bernafas
 Batuk dan nafas sangat cepat
 Pemberian asi hanya sedikit, terutama 2 bulan awal kehidupan
 Demam dan tinggal di wilayah epidemik
 Anak terlihat semakin buruk

Pemberian makan saat penyembuhan10

Nafsu makan anak biasanya akan semakin meningkat setelah melalui masa sakit.

Maka ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan makanan tambahan agar

meningkatkan kembali berat badan bayi yang hilang. Disarankan keluarga untuk:

 Lanjutkan sesering mungkin memberikan asi


 Berikan complementary food lebih sering
 Semangati anak untuk makan sebanyak mungkit saat makan
 Lanjutkan pemberian makanan tambahan hingga anak kembali sehat dan berat

badannya kembali seperti semula

Vitamin

1. Breastfed

10
WHO menyarankan untuk mengkonsumsi vitamin-mineral untuk bayi sebutuhnya. Di

beberapa populasi disarankan untuk ibu yang menyusui memakan suplemen vitamin-

mineral untuk menjaga kualitas nutrisi pada asi. Beberapa vitamin-mineral yang

dibutuhkan pada nutrisi bayi 6-24 bulan:7

 Iron
 Zinc
 Calcium
2. Non breastfed

Jika dibutuhkan, gunakan vitamin suplemen (disarankan diberikan dengan cara

dicampur ke makanan) berupa besi (8-10 mg/d 6-12 bulan, 5-7mg/d 12-24 bulan). Jika

hewani tidak adekuat maka harus ditambahkan suplemen zinc, kalsium, dan B12.8

Masa berhenti pemberian ASI10

Pemberian asi disarankan oleh WHO boleh berhenti saat anak masuk usia 3 tahun

dikarenakan anak sudah bisa memakan makanan keluarga dengan mudah dan persentase

terkena sakit dan malnutrisi sudah berkurang. Maka pemberian asi boleh diberhentikan secara

bertahap. Mungkin anak masih mau breastfeeding saat anak lelah, sakit, ataupun emosi.

Kebanyakan ibu percaya bahwa saat hamil tidak boleh memberikan asi lagi. Akan

tetapi itu tidak diperlukan selama asi masih bagus dan tidak membawa penyakit untuk si bayi.

Memberhentikan secara tiba tiba akan membuat bayi kesal, maka disarankan untuk

memberhentikannya secara bertahap.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) lokal. 2006.

Departemen Kesehatan RI
2. Tahmeed, Ahmed et al. Global Burden of Maternal and Child Undernutrition and

Micronutrient Deficiencies. Ann Nutr Metab 2012;6 suppl 1 :8–17

11
3. Atmawikarta, Arum. Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-

ASI) Formula Tempe terhadap Diare, Aktivitas Fisik, dan Pertumbuhan Bayi Status

Gizi Baik Usia 6-12 Bulan di Bogor Jawa Barat. Gizi Indon (2007) 30 (2): 73-97
4. Sjarif,Damayanti Rusli et al. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik.

IDAI. 2011. 117-125


5. More, Judy. Weaning Infants onto Solid Foods. April. 2010
6. Scientific Opinion on the Appropriate Age for Introduction of Complementary Feeding

of Infants. EFSA Journal. 2009 7(12): 1423


7. Kathryn D. Guiding Principles for Complementary Feeding of the Breastfed Child.

WHO. 2001
8. Kathryn D. Guiding Principles for Feeding Non-Breastfed Children 6-24 Months of

Age. WHO. 2005.


9. Mufida L, Widyaningsih D, Maligan J.M. Jurnal Tentang Prinsip Dasar Makanan

Pedamping ASI Untuk Bayi 6-24 Bulan: Kajian Pustaka. 2015.


10. Department of Nutrition for Health and Development. Complimentary Feeding Family

Foods for Breastfed Children. WHO. 2000.

12

Anda mungkin juga menyukai