Pembimbing:
dr. Novi Handayani Sp.A
Disusun oleh:
Stepvani 11.2019.083
1
Pendahuluan
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat,
sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas
dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang
sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini
tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah
menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada
saat ini maupun masa selanjutnya.1 Diperkirakan sepertiga dari anak di bawah lima tahun
dari total 178 juta anak mengalami gangguan pertumbuhan, sementara 112 juta lainnya
menderita gizi kurang.2 Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang pada anak balita di
menunjukkan prevalensi gizi kurang pada anak balita di Indonesia sekitar 30,2 %. Pada
tahun 2003, lebih dari 100 kabupaten atau kota mempunyai prevalensi gizi kurang di atas
30 %.3
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and
yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam
waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau
pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga
memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan
sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan
atau lebih.1
Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang
mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan
2
peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/ minuman lain diberikan
Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa
khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan
konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.4
Usia optimal untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI pada anak, pada
awalnya adalah sesuatu yang kontroversial. Pada tahun 1994 hampir semua organisasi
dimulai dari usia 4-6 bulan. Tetapi, pemberian makanan pendamping ASI oleh ibu tidak
memberikan keuntungan sampai usia anak tersebut mencapai 6 bulan. Karena pengenalan
terhadap makanan sebelum usia 6 bulan ini meningkatkan resiko diare pada anak dan
infeksi lainnya.5
pencernaan telah cukup matur untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein dan
lemak yang berasal dari makanan non-susu. Kapasitas lambung fungsional pada bayi
cukup terbatas berkisar antara 38-76 ml pada masa neonatus hingga kira-kira 20 ml/kgBB
pada anak yang baru bisa berjalan, dimana memuat kira-kira 160-200 gr/kali pada bayi
Definisi MP-ASI
Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang
mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan
peralihan (complementary feeding) yaitu pada saat makanan/ minuman lain diberikan
3
Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa
khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan
konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga.4
Menurut WHO tahun 2002, complementary feeding adalah suatu proses ketika ASI
tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, sehingga dibutuhkan makanan
Berdasarkan WHO, pemberian asi eksklusif dimulai saat hari pertama bayi dilahirkan
hingga usia 6 bulan kehidupan, dan mulai diperkenalakan makanan pedamping asi saat
Dalam riset yang dilakukan WHO, pemberian complementary feeding sebelum usia 6
bulan walaupun makanan tersebut baik dalam nutrisi dan kebersihan mikroorganisme tidak
membuat pertumbuhan menjadi baik dan biasanya jika sudah diberikan sebelum usia 6
bulan akan membuat bayi tidak ingin minum asi sama sekali. Setelah 6 bulan, barulah
bayi mulai tidak tercukupi nutrisinya yang hanya mengandalkan asi saja. Juga pada saat
diatas 6 bulan bayi sudah berkembang untuk bisa menerima makanan lainnya.7
Adapun beberapa hal penting yang harus dilihat oleh orang tua dan tenaga medis
1. Kesiapan fisik:
Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang
Keterampilan oromotor :
- Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi menelan
4
Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
menjauh.
Bayi diperbolehkan melanjutkan asi hingga usia 2 tahun dikarenakan bisa mencegah
risiko penyakin kronik dan obesitas dan untuk meningkatkan kemampuan kognitif
pemberiannya meliputi:
Membantu dan mengawasi bayi saat makan dan mengerti kapan bayi lapar
Makan dengan pelan pelan dan semangati bayi untuk makan bukan dengan
cara dipaksa.
Jika bayi memilih milih makanan. Lakukan pencampuran makanan dengan
1. Breastfed
Setelah bayi diatas 6 bulan, makanan pendamping asi diberikan dengan takaran yang
5
untuk bayi usia 6-8 bulan 2-3 x makan, 300kcal/day untuk bayi usia 9-11 bulan 3-4 x
makan, 550kcal/day untuk 12-23 bulan 3-4 x makan dengan tambahan nutrisi seperti buah
atau roti dengan catatan jika sudah tidak meminum asi diperbolehkan lebih sering untuk
diberikan makanan. Akan tetapi ditekankan juga untuk tidak mengatur dengan angka pasti
saat memberi makan makanan pendamping asi. Dikarenakan berbagai hal seperti
kebutuhan bayi berbeda, jumlah asi yang diminum, bervariasinya pertumbuhan setiap
bayi.7
Bayi juga harus diberikan makanan berbeda konsistenti dengan tahap usia. Untuk bayi
usia 6 bulan bisa diberikan makanan yang sudah ditumbuk hingga halus atau setengah
padat terutama pada awal bulan ke 6. Saat masuk usia ke 8 bayi juga boleh memakan
“finger food” atau makanan seperti snack. Jika sudah berusia 12 bulan, kebanyakan anak
anak sudah bisa memakan makanan yang dikonsumsi keluarganya. Akan tetapi harus
diingat makanan yang dimakanan tidak boleh yang bisa membuat anak tersebut tersedak.7
Adapun makanan makanan yang setiap harinya harus dikonsumsi adalah ikan, telur,
daging sesering mungkin. Dihindarkan diet sayur dikarenakan tidak akan mencukupi gizi
yang dibutuhkan bayi kecuali menggunakan makanan suplemen. Jauhi minuman rendah
nutrisi seperti kopi, teh, minuman manis dan soda. Hindari jus buah berlebih, lebih penting
2. Non Breastfed
Untuk bayi 6 bulan tanpa diberikan asi, membutuhkan complementary food dengan
takaran 600kcal/hari usia 6-8 bulan, 700kcal/hari usia 9-11 bulan, 900kcal/hari usia 12-23
bulan kehidupan. Pada frekuensi makan bayi sehat tanpa asi diberikan 4-5 x makanan per
hari, dengan tambahan makanan berupa snack bernutrisi (seperti buah atau roti dengan
selai kacang) diberikan sebanyak 1-2x. untuk berapa kali diberikan makan tergantung dari
total energi makanan lokal yang diberikan dan seberapa banyak bayi memakannya dalam 1
6
x makan. Semakin sedikit bayi makan maka semakin sering frkuensi yang harus diberikan.
Sedangkan untuk konsistensi jenis makanan yang diberikan memiliki kesamaan untuk
complementary feeding bayi yang didberikan asi, yang terpenting dalam konsistensi adalah
Untuk makanan bayi non asi harus diberikan makanan bervariasi untuk mencapai
Daging, ayam, ikan, atau telur harus dimakan anak setiap hari, atau sesering
mungkin. Dikarenakan kaya akan nutrisi zinc dan besi. Jika tidak
400mL/d. Jika tidak adekuat maka harus diberikan 300-500mL/d. susu bisa
berupa full cream susu hewan(sapi, kambing, domba, unta, kerbau), Ultra
bertulang dengan cara di hancurkan atau dengan cara apapun untuk aman jika
dimakan. Hal ini untuk menutupi nutrisi kalsium yang tidak adekuat.
Setiap harinya harus diikuti dengan kaya Vit A ( buah warna hitam, suplemen,
sayur sayuran), Vit C (buah buahan, sayuran dan kentang), Vit B (hati, telur,
susu, kacang kedelai), Vit B6 (daging, ayam, ikan, pisang, kacang, dll), dan
diperlukan.
Jauhi minuman bernutrisi rendah seperti kopi, teh, dan minuman bergula.
Cairan
7
Berbeda dengan bayi yang diberikan asi. Untuk non breastfed harus diberikan cairan
yang didapat dari susu dan makanan lainnya), 800-1200mL/d dibutuhkan cairan tambahan
untuk iklim cuaca panas. Air tawar yang bersih (dididihkan jika perlu) haruslah diberikan
dianjurkan berdasarkan kelompok umur dan tekstur makanan yang sesuai perkembangan
usia balita. Terkadang ada ibu-ibu yang sudah memberikannya pada usia dua atau tiga
bulan, padahal di usia tersebut kemampuan pencernaan bayi belum siap menerima
makanan tambahan. Akibatnya banyak bayi yang mengalami diare. Masalah gangguan
pertumbuhan pada usia dini yang terjadi di Indonesia diduga kuat berhubungan dengan
banyaknya bayi yang sudah diberi MP-ASI sejak usia satu bulan, bahkan sebelumnya.9
Pemberian MP-ASI terlalu dini juga akan mengurangi konsumsi ASI, dan bila
terlambat akan menyebabkan bayi kurang gizi. Sebenarnya pencernaan bayi sudah mulai
kuat sejak usia empat bulan. Bayi yang mengonsumsi ASI, makanan tambahan dapat
diberikan setelah usia enam bulan. Selain cukup jumlah dan mutunya, pemberian MP-ASI
juga perlu memperhatikan kebersihan makanan agar anak terhindar dari infeksi bakteri
Menurut bahwa bayi yang mendapat MP-ASI kurang dari empat bulan akan
mengalami risiko gizi kurang lima kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapatkan
MPASI pada umur empat-enam bulan setelah dikontrol oleh asupan energi dan melakukan
penelitian kohort selama empat bulan melaporkan pemberian MP-ASI terlalu dini (<4
bulan). Berpegaruh pada gangguan pertambahan berat badan bayi, meskipun tidak
madu, air tajin, air gula, susu formula dan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan.
menyusui sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusui berkurang dengan akibat
produksi ASI berkurang. Selain itu pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat
mempengaruhi penyerpan zat besi dan ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI
rendah, tetapi lebih mudah diserap oleh tubuh bayi. Pemberian makanan dini seperti
memberikan makanan adalah resiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada
bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun
kebiasaan makan yang tidak sehat. Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (±
15 mg/100 ml), namun jika masukan dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan
yang memudahkan terjadinya gangguan hipertensi. Selain itu, belum matangnya sistem
kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan.
Pada saat anak mengalami sakit contohnya demam ataupun diare, keluarga harus lebih
mendukung bayi untuk diberikan lebih banyak makanan dikarenakan bayi akan sangat
melakukan:
Lebih sering memberi asi
Berikan sedikit makanan secara berkala (2 jam sekali)
Memberikan semangat dan berusaha untuk meminta anak makan walaupun
tidak lapar
Berikan makanan lembut terutama saat mulut dan kerongkongannya sakit
Berikan tambahan air jika mengalami diare
Berikan makanan yang disukai anak
Berikan makanan saat anak masih sadar, bukan saat pada tidur
Buatlah anak nyaman sebelum makan. Misal membuang pilek di hidungnya
terlebih dahulu
Nafsu makan anak biasanya akan semakin meningkat setelah melalui masa sakit.
Maka ini adalah waktu yang tepat untuk memberikan makanan tambahan agar
meningkatkan kembali berat badan bayi yang hilang. Disarankan keluarga untuk:
Vitamin
1. Breastfed
10
WHO menyarankan untuk mengkonsumsi vitamin-mineral untuk bayi sebutuhnya. Di
beberapa populasi disarankan untuk ibu yang menyusui memakan suplemen vitamin-
mineral untuk menjaga kualitas nutrisi pada asi. Beberapa vitamin-mineral yang
Iron
Zinc
Calcium
2. Non breastfed
dicampur ke makanan) berupa besi (8-10 mg/d 6-12 bulan, 5-7mg/d 12-24 bulan). Jika
hewani tidak adekuat maka harus ditambahkan suplemen zinc, kalsium, dan B12.8
Pemberian asi disarankan oleh WHO boleh berhenti saat anak masuk usia 3 tahun
dikarenakan anak sudah bisa memakan makanan keluarga dengan mudah dan persentase
terkena sakit dan malnutrisi sudah berkurang. Maka pemberian asi boleh diberhentikan secara
bertahap. Mungkin anak masih mau breastfeeding saat anak lelah, sakit, ataupun emosi.
Kebanyakan ibu percaya bahwa saat hamil tidak boleh memberikan asi lagi. Akan
tetapi itu tidak diperlukan selama asi masih bagus dan tidak membawa penyakit untuk si bayi.
Memberhentikan secara tiba tiba akan membuat bayi kesal, maka disarankan untuk
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) lokal. 2006.
Departemen Kesehatan RI
2. Tahmeed, Ahmed et al. Global Burden of Maternal and Child Undernutrition and
11
3. Atmawikarta, Arum. Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI) Formula Tempe terhadap Diare, Aktivitas Fisik, dan Pertumbuhan Bayi Status
Gizi Baik Usia 6-12 Bulan di Bogor Jawa Barat. Gizi Indon (2007) 30 (2): 73-97
4. Sjarif,Damayanti Rusli et al. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik.
WHO. 2001
8. Kathryn D. Guiding Principles for Feeding Non-Breastfed Children 6-24 Months of
12