Anda di halaman 1dari 16

INKOMPETENSI SERVIKS

Pembimbing: dr. Bram Pradipta, Sp.OG


Welhelmina Bendelina Lobo (112019080)
Efraim Jalung (112019127)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Koja
Jakarta Utara
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta Barat
DEFINISI

• Ketidakmampuan serviks untuk


mempertahankan kehamilan oleh karena
defek fungsi atau struktur pada serviks.

• Terjadi karena kelemahan pada jaringan


serviks dan dilatasi berlebihan dari
kanalis endoserviks sebelum kehamilan
mencapai usia matang.

• Kondisi ini dapat menyebabkan kelahiran


premature bahkan keguguran.
EPIDEMIOLOGI

• Insiden serviks inkompeten belum diketahui secara pasti karena


diagnosis ditegakkan secara klinis dan belum ada kriteria objektif
secara umum

• Menyulitkan 0,1 – 2% kehamilan

• 8% terjadi pada wanita dengan Riwayat abortus pada trimester kedua


ETIOLOGI

• Faktor kongenital  kelainan uterus

• Faktor akuisita  trauma serviks yang mencapai ostium uteri


internum akubat Tindakan obstetric maupun ginekologi

• Riwayat terpajan DES (Dietilstilbestrol) in utero


PATOFISIOLOGI

• Serviks berfungsi sebagai pertahanan bagi janin dengan daerah


sekitarnya selama kehamilan, strukturnya kuat dan mengandung
kolagen

• Menjelang persalinan kolagen mengalami degradasi dan serviks


menjadi lunak dan berdilatasi

• Pada kejadian inkompetensi serviks, perlunakan dan dilatasi terjadi


sebelum kehamilan mencapai usia matang (impartu)
DIAGNOSIS

Gejala Klinis Riwayat Obstetrik


- dilatasi serviks tanpa disertai - Riwayat keguguran berulang
nyeri pada trimester 2 – awal
trimester 3
- Kram perut, sakit punggung
- Tekanan panggul
Pem. USG transvaginal
- Keputihan hingga bercak
darah - Penipisan pada serviks
- Funneling dan ballooning
membrane melewati orifisium
serviks interna
• Funneling serviks dapat membentuk huruf T,Y,V,U
• Panjang serviks < 25 mm
• Protusi membrane amnion
• Terdapat bagian fetus dalam serviks atau vagina
TATALAKSANA

• Bedah  Pengikatan serviks dengan jahitan


(cerclage)
1. Pengikatan transvaginal
- Shirodkar
Jahitan tunggal yang dibuat di sekeliling serviks,
biasanya membutuhkan pembedahan kandung
kemih dan daerah rektum
- McDonald
Satu atau lebih jahitan yang dibuat di sekeliling
serviks tanpa pembedahan kandung kemih atau
rektum
2. Pengikatan Transabdominal
• Melalui laparotomi atau laparoskopi, jahitan ditempatkan di wilayah
cervicoisthmic setelah pembedahan kandung kemih

• Pilihan bagi pasien yang gagal menjalani pengikatan transvaginal,


serviks hypoplasia

• Risiko pengikatan transabdominal dapat mengakibatkan perdarahan

Non-Bedah  kurangi aktivitas, bedrest, menghindari hubungan


seksual
PASCA OPERASI

• ANC Rutin untuk pemeriksaan serviks

• Tirah baring dan istirahat panggul (hindari coitus, pemakaian


tampon atau bilas vagina)

• Pengangkatan ikatan secara elektif pada 37-38 minggu atau


saat dimulainya kontraksi (mencegah laserasi serviks atau
ruptur uterus)
KONTRAINDIKASI

ABSOLUT RELATIF
• Kontraksi uterus/impart • Prolaps selaput janin
• Kondisi yang mengancam nyawa • Peningkatan tanda inflamasi
ibu pada cairan amnion
• Pecahnya ketuban • Plasenta previa
• Perdarahan pervaginam • Pertumbuhan janin terhambat
• Infeksi
• Kematian janin intrauterine
• Usia gestasi 28 minggu
• Pada beberapa kasus perlu dilakukan pemasangan cerclage
darurat pada kehamilan usia lanjut jika terjadi perubahan
seperti pembukaan atau pemendekan serviks

• Riwayat pemasangan cerclage darurat, pada kehamilan


selanjutnya kemungkinan akan memerlukan pemasangan
cerclage Kembali
KOMPLIKASI

• Pecahnya ketuban

• Infeksi intrauterine (korioamnionitis)

• Perpindahan jahitan
PROGNOSIS

• Dubia ad bonam

Dengan penanganan yang tepat dan cepat angka keberhasilan


mempertahankan kehamilan aterm tinggi

Anda mungkin juga menyukai