PENDAHULUAN
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi
dan tumbuh di luar endometrium kavum uterus. Termasuk dalam kehamilan ektopik ialah
kehamilan abdominal primer atau sekunder. Kehamilan ektopik terganggu (KET) adalah
keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus
maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien. Kehamilan ektopik
merupakan salah satu kehamilan yang berakhir abortus, dan sekitar 16% kematian dalam
pecah. Faktor resiko yang berperan terhadap kejadian Kehamilan Ektopik terganggu
diantaranya adalah faktor usia, faktor paritas, penyakit ginekologi dan riwayat
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di luar endometrium kavum uterus. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim
misalnya dalam tuba, ovarium, servik, intraligamen atau di dalam rongga perut (abdominal).
tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm. Kehamilan ektopik
terganggu (KET) adalah keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga
terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien.
2
2.2 Klasifikasi kehamilan ektopik
1. Kehamilan Tuba
Kehamilan tuba adalah kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopi. Sebagian
besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba (95%). Konseptus dapat berimplantasi pada
ampulla (55%), isthmus (25%), infundibulum (17%), atau pun pada interstisial (2%) dari
tuba. Tuba fallopi mempunyai kemampuan untuk berkembang yang terbatas, sehingga
sebagian besar akan pecah (ruptura) pada umur kehamilan 35-40 hari.
2. Kehamilan Ovarial
Kehamilan ovarial merupakan bentuk yang jarang (0,5%) dari seluruh kehamilan ektopik.
Empat kriteria tersebut sukar dipenuhi karena biasanya sudah terjadi kerusakan pada
umur kehamilan awal sehingga gambaran menjadi kabur. Biasanya mengalami rupture
3. Kehamilan Servikal
Implantasi zigot pada canalis servikalis menyebabkan perdarahan tanpa rasa nyeri pada
umur kehamilan awal. Jika kehamilan berlanjut, serviks membesar dengan OUE sedikit
3
Diagnosis
kriteria Rubin:
implantasi zigot
uterus
Namun kriteria ini menyuklitkan karena harus dilakukan histerektomi atau biopsy
4. Kehamilan Abdominal
a. Primer, dimana telur dari awal mengadakan implantasi dalam rongga perut.
b. Sekunder, yaitu pembentukan zigot terjadi ditempat yang lain misalnya di dalam
saluran telur atau ovarium yang selanjutnya berpindah ke dalam rongga abdomen
akibat ruptur atau aborsi kehamilan tuba atau ovarium ke dalam rongga abdomen. Walaupun ada
4
kalanya kehamilan abdominal mencapai umur cukup bulan, hal ini jarang terjadi, yang lazim
ialah bahwa janin mati sebelum tercapai maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena pengambilan
Gejala
Terdapat gejala rangsangan peritoneal,seperti nyeri perut bagian bawah,mual dan muntah
Diagnosis
a. Pada kehamilan lanjut: biasanya letak janin melintang, bagian janin dapat diraba
a. Culdosintesis
b. USG
c. Laparoskopi
5
5. Kehamilan intraligamen
Kehamilan intraligamenter berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah.
Konseptus yang terjatuh ke dalam ruangan ekstra peritoneal ini apabila lapisan korionnya
melekat dengan baik dan memperoleh vaskularisasi di situ fetusnya dapat hidup dan
berkembang dan tumbuh membesar. Dengan demikian proses kehamilan ini serupa
dengan kehmilan abdominal sekunder karena keduanya berasal dari kehamilan ektopik
2.3 Patofisiologi
Beberapa hal dibawah ini ada hubungannya dengan terjadinya kehamilan ektopik:
Faktor-faktor mekanis yang menyebabkan kehamilan ektopik antara lain: riwayat operasi
kecil ke dalam lumen tuba yang menyerupai divertikula), dan alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR). Hal-hal tersebut secara umum menyebabkan perlengketan intra- maupun
ekstraluminal pada tuba, sehingga menghambat perjalanan zigot menuju kavum uteri.
Faktor mekanik lain adalah pernah menderita kehamilan ektopik, pernah mengalami
operasi pada saluran telur seperti rekanalisasi atau tubektomi parsial, induksi abortus
Faktor fungsional yaitu perubahan motilitas tuba yang berhubungan dengan faktor
hormonal. Dalam hal ini gerakan peristalsis tuba menjadi lambat, sehingga implantasi
6
zigot terjadi sebelum zigot mencapai kavum uteri. Gangguan motilitas tuba dapat
disebabkan oleh perobahan keseimbangan kadar estrogen dan progesteron serum. Dalam
hal ini terjadi perubahan jumlah dan afinitas reseptor adrenergik yang terdapat dalam
utrus dan otot polos dari saluran telur. Ini berlaku untuk kehamilan ektopik yang terjadi
pada akseptor kontrasepsi oral yang mengandung hanya progestagen saja, setelah
memakai estrogen dosis tinggi pascaovulasi untuk mencegah kehamilan. Merokok pada
diperkirakan sebagai akibat perubahan jumlah dan afinitas reseptor adrenergik dalam
tuba.
c. Kegagalan kontrasepsi
insidensi kehamilan. Akan tetapi dikalangan para akseptor bisa terjadi kenaikan insiden
kehamilan ektopik apabila terjadi kegagalan pada teknik sterilisasi. Alat kontrasepsi
dalam rahim selama ini dianggap sebagai penyebab kehamilan ektopik. Namun ternyata
ektopik. AKDR tanpa progesteron tidak meningkatkan risiko kehamilan ektopik, tetapi
bila terjadi kehamilan pada wanita yang menggunakan AKDR, besar kemungkinan
Dalam hal ini terdapat elemen endometrium ektopik yang berdaya meningkatkan
7
e. Pengaruh proses bayi tabung
Beberapa kejadian kehamilan ektopik dilaporkan terjadi pada proses kehamilan yang
dilaporkan terjadi pada GIFT (gamete intrafallopian transfer), IVF (in vitro fertilization),
ovum transfer, dan induksi ovulasi. Induksi ovulasi dengan human pituitary hormone dan
hCG dapat menyebabkan kehamilan ektopik bila pada waktu ovulasi terjadi peningkatan
a) Usia
usia merupakan faktor resiko yang penting terhadap terjadinya kehamilan ektopik.
Sebagian besar wanita mengalami kehamilan ektopik berumur 20-40 tahun dengan umur
rata-rata 30 tahun. Menurut Linardakis (1998) 40% dari kehamilan ektopik terjadi antara
b) Paritas
Insiden kehamilan ektopik meningkat seiring dengan pertambahan paritas. Kejadian ini
c) Ras/Suku
Suku termasuk bagian dari budaya yang tentunya akan mempengaruhi perilaku dalam
lebih sering di temukan pada wanita kulit hitam dari pada wanita kulit putih. Perbedaan
ini diperkirakan karena peradangan pelvis lebih banyak ditemukan pada golongan wanita
kulit hitam.
8
d) Tingkat Pendidikan
Ibu dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatannya selama
kehamilan bila dibanding dengan ibu yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga kesehatan ibu,
anak dan juga keluarga. Semakin tinggi pendidikan formal seorang ibu diharapkan
e) Pekerjaan
ibu maupun suaminya akan mencerminkan keadaan sosio ekonomi keluarga. Kehamilan
ektopik lebih sering terjadi pada keadaan sosio ekonomi yang rendah.
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan resiko kehamilan ektopik adalah infeksi,
kehamilan ektopik, induksi abortus berulang dan mola. Sekali pasien pernah mengalami
kehamilan ektopik ia mempunyai kemungkinan 10 sampai 25% untuk terjadi lagi. Hanya
60% dari wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik menjadi hamil lagi,
9
h) Riwayat infeksi pelvis
Kira-kira sepertiga sampai separuh dari pasien dengan kehamilan ektopik mempunyai
riwayat infeksi pelvis sebelumnya. Calon ibu menderita infeksi akibat penyakit GO
(gonorrhea) ataupun radang panggul. Hal inilah yang menyebabkan ibu yang menderita
i) Riwayat kontrasepsi
kasus-kasus kegagalan kontrasepsi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral atau
dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) , rasio kehamilan ektopik dibandingkan
dengan kehamilan intrauterin adalah lebih besar daripada wanita-wanita yang tidak
terjadi 2 kehamilan ektopik per 1000 akseptor AKDR setiap tahun. Akseptor pil yang
berisi hanya progestagen dilaporkan mempunyai insiden yang tinggi terhadap kehamilan
ektopik apabila terjadi kehamilan selagi menjadi akseptor yaitu 5 kali lebih tinggi
Adanya riwayat pembedahan tuba sebelumnya baik prosedur sterilisasi yang gagal
maupun usaha untuk memperbaiki infertilitas tuba semakin umum sebagai faktor resiko
10
k) Merokok
ektopik yang diperkirakan sebagai akibat perubahan jumlah dan afinitas reseptor
Kehamilan ektopik belum terganggu sulit diketahui, karena biasanya penderita tidak
menyampaikan keluhan yang khas. Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala seperti
pada kehamilan muda yakni mual, pembesaran disertai rasa agak sakit pada payudara yang
didahului keterlambatan haid. Disamping gangguan haid, keluhan yang paling sering ialah nyeri
di perut bawah yang tidak khas, walaupun kehamilan ektopik belum mengalami ruptur. Kadang-
kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang sukar ditentukan.
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari perdarahan
banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas, sehingga
sukar membuat diagnosisnya. Gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik
terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehmilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan
keadaan umum penderita sebelum hamil. Nyeri abdomen merupakan keluhan utama pada
kehamilan ektopik. Nyeri dapat unilateral atau bilateral, pada abdomen bagian bawah, seluruh
abdomen, atau hanya di bagian atas abdomen. Umumnya diperkirakan, bahwa nyeri perut yang
sangat menyiksa pada suatu ruptur kehamilan ektopik, disebabkan oleh darah yang keluar ke
dalam kavum peritoneum. Tetapi karena ternyata terdapat nyeri hebat, meskipun perdarahannya
sedikit, dan nyeri yang tidak berat pada perdarahan yang banyak, jelas bahwa darah bukan satu-
satunya sebab timbul nyeri. Darah yang banyak dalam kavum peritoneal dapat menyebabkan
11
iritasi peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri yang bervariasi. Amenorea atau gangguan haid
merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenorea tergantung pada
kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi. Sebagian penderita tidak mengalami amenorea
karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya. Bercak darah (spotting) atau perdarahan
vaginal merupakan juga tanda yang penting pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini
menunjukkan kematian janin, dan berasal dari uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan
biasanya sedikit, berwarna coklat tua, dan dapat intermiten atau terus menerus. Pada
pemeriksaan dalam ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri menimbulkan rasa nyeri
dan kavum Doglas teraba menonjol, berkisar dari diameter 5 sampai 15 cm, dengan konsistensi
2.6 Pencegahan
1) Pencegahan Primer
antara lain :
Perbaikan dan peningkatan status gizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti infeksi akibat gonorea, radang panggul. Keadan
terhadap penyakit infeksi pada alat genitalia sehingga berisiko tinggi untuk
pasangannya.
12
Memberikan dan menggalakkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat seperti
Penggunaan kontrasepsi yang efektif. Dewasa ini masih terus dilakukan kegiatan
tinggi dan efek sampingan yang sekecil mungkin. Pil kombinasi merupakan pil
2) Pencegahan Sekunder
mencegah terjadinya komplikasi dengan sasaran bagi mereka yang menderita atau
a. Program penyaringan
(screening) bagi wanita yang beresiko terhadap kejadian PMS sehingga diagnosis
dapat ditegakkan sedini mungkin dan dapat segera memperoleh pengobatan secara
radikal pada penderita untuk mencegah terjadinya radang panggul yang beresiko
b. Diagnosa dini
Dalam hal ini pemeriksaan prenatal dini dalam trimester pertama sangat penting bagi
13
pasien-pasien yang beresiko tinggi terhadap kejadian kehamilan ektopik. Mereka
yang dianggap beresiko tinggi terhadap kehamilan ektopik antara lain adalah wanita
yang pernah menjalani bedah mikro saluran telur, pernah menderita peradangan
dalam rongga panggul, menderita penyakit pada tuba, pernah menderita kehamilan
ektopik sebelumnya. akseptor AKDR atau pil bila terjadi kehamilan tidak sengaja,
b.1 Anamnesa Terjadi amenorea, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari sampai
beberapa bulan atau hanya haid yang tidak teratur. Kadang-kadang dijumpai
keluhan hamil muda dan gejala hamil lainnya. Nyeri perut bagian bawah, nyeri
bahu, tenesmus dan perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian
bawah.
b.2 Pemeriksaan umum Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan
Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba maka
uterus dengan batas yang sukar ditentukan. Cavum douglasi yang menonjol dan
dilakukan secara medis ataupun bedah. Secara medis dengan melakukan injeksi
14
lokal methotrexate (MTX), kalium klorida, glukosa hiperosmosis,
tuba fallopii. Pada prosedur ini dibuat insisi linear sepanjang 10-15 mm pada
dan salpingotomi.
15
5) pasien meminta dilakukan sterilisasi,
yang baru pulih dari Kehamilan Ektopik meliputi rehabilitasi mental dan social
yang infertile akibat Kehamilan Ektopik agar tidak berkecil hati, mempunyai
semangat untuk terus bertahan hidup dan tidak putus asa sehingga dapat
16