Anda di halaman 1dari 16

“Disproportions Laboar

and Uterine Rupture”


Mata Kuliah : Komplikasi Pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan BBL
Dosen : Herdian Fitria Widyanto Putri,S.Keb.,Bd.,M.Keb

KELOMPOK 1 :
Adhelya Eka Puspita (10920001)
Ellen Franciska Yuliana (10920002)
Ika Magdalena Ilma (10920003)
01
CEPHALOPELVIC
DISPROPOSTION
(CPD)
CEPHALOPELVIC DISPROPOSTION (CPD)
Definisi

CPD merupakan salah satu komplikasi kehamilan dimana terdapat


ketidaksesuaian ukuran antara panggul ibu dan kepala bayi.

CPD dapat menghentikan persalinan pervaginam, sehingga


berbahaya atau tidak mungkin dilakukan; jika upaya persalinan
pervaginam tidak berhasil, dokter harus segera melakukan operasi
caesar.
Penyebab Cephalopelvic Dispropostion (CPD)
Bayi besar karena : Kenaikan berat badan selama
01 • Faktor keturunan 03 kehamilan >16kg
• Diabetes
• Nullipara
• Multiparitas (bukan
kehamilan pertama)

Posisi janin yang tidak Panggul berbentuk tidak


02 normal 04 normal
Bentuk Panggul
Tipe/Karakteristik Panggul
Tipe gynaecoid Tipe android
Tipe gynecoid merupakan tipe panggul paling ideal, Bentuk pintu atas panggul seperti segitiga. Diameter
bulat. Bentuk pintu atas panggul seperti elips transversal terbesar terletak di posterior dekat sakrum.
melintang kiri-kanan, hampir mirip lingkaran. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin
Diameter anteroposterior kira-kira sama dengan sempit ke arah bawah. Bagian belakangnya pendek dan
diameter transversal. Diameter transversal terbesar gepeng, bagian depannya menyempit ke depan.
terletak ditengah. Dinding samping panggul lurus. Ditemukan pada 15% perempuan, merupakan jenis
Ditemukan pada 45% perempuan, merupakan jenis panggul tipikal pria (male type)
panggul tipikal wanita (female type).

Tipe anthropoid Tipe platypelloid


Bentuk pintu atas panggul seperti elips membujur Bentuk pintu atas panggul seperti "kacang" atau "ginjal".
anteroposterior. Diameter anteroposterior lebih Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin
panjang daripada diameter transversal. Dinding lebar ke arah bawah.
samping panggul lurus. Ditemukan pada 35%
perempuan, merupakan jenis panggul tipikal
golongan kera (ape type).
Mekanisme/Pathway
Cephalopelvic Dispropostion (CPD)
Prognosa
Prognosis CPD dipengaruhi oleh faktor maternal seperti derajat
kesempitan panggul, bentuk panggul, elastisitas sendi panggul, serta faktor janin
seperti ukuran kepala, kemampuan molase tulang tengkorak, dan presentasi
kepala janin. Ibu hamil dengan riwayat CPD yang disebabkan karena ukuran
panggul yang sempit belum tentu akan mengalami CPD lagi apabila ukuran janin
lebih kecil daripada kapasitas panggul. Seorang ibu hamil dengan atau tanpa
riwayat CPD dapat mengalami CPD bila terdapat makrosomia atau perubahan
pada panggul misalnya spondilolistesis.
Tatalaksana Cephalopelvic Dispropostion (CPD)

1. Partus Percobaan, Persalinan ini merupakan suatu tes


terhadap kekuatan his dan daya akomodasi, termasuk molase
kepala janin. Jika tidak terjadi perubahan tersebut maka
disebut partus tidak maju. Apabila terjadi kegagalan, partus
dihentikan dengan indikasi dan harus dilakukan seksio
sesarea.
2. Sectio Caesarea, adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut atau vagina, atau sectio caesarea adalah suatu
histerotomia melahirkan janin dari dalam rahim.
3. Simfisiotomi, adalah sebuah operasi untuk memperbesar
kapasitas pelvis dengan memotong jaringan ikat tulang pubis
di bagian depan pelvis.
02
RUPTUR UTERI
DEFINISI
RUPTUR UTERI
Kondisi yang terjadi ketika ada robekan pada
dinding rahim, atau kondisi yang dapat membuat seluruh
lapisan dinding rahim robek sehingga membahayakan
kesehatan ibu dan bayinya. Ruptur uteri adalah Keadaan
robekan pada rahim dimana telah terjadihubungan langsung
antara rongga amnion dan rongga peritoneum atau
hubungankedua rongga masih dibatasi oleh peritoneum
viserale. (Sarwono, 2010)
FAKTOR PENYEBAB
Rahim terlalu meregang karena kehamilan 5 Usia kehamilan lebih dari 40 minggu
1 kembar, polihidramnion, atau makrosomia (kehamilan postterm)

Terlalu banyak mendapat obat induksi Mengalami perlengketan plasenta (plasenta


6
2 persalinan. akreta).

Pernah operasi pada rahim sebelumnya, Memiliki kelainan pada bentuk dan struktur
misalnya operasi angkat miom
7 rahim.
3
Pernah melahirkan sebanyak 5 kali atau lebih Mengalami cedera di area perut, misalnya
(grandemultipara) 8 akibat kecelakaan atau tindakan criminal
4
MEKANISME
/ PATHWAY
Patients on the study

5,000
Had secondary effects
PROGNOSA
Prognosis ruptur uteri ditentukan oleh luasnya robekan, lokasi robekan,
keberhasilan dari resusitasi, dan seberapa cepat terapi definitif bisa dilakukan.
Faktor prognosis baik adalah resusitasi dan tindakan operatif yang dilakukan
secara cepat. Adanya syok hipovolemik yang tidak dapat dikoreksi, koagulopati,
dan paparan janin terhadap kondisi hipoksia merupakan faktor prognosis yang
buruk.
Selain itu, ruptur yang luas dengan perdarahan yang sulit dikendalikan, serta
lokasi ruptur uteri lateral memiliki luaran yang lebih buruk dibandingkan dengan
ruptur midline. Lokasi di lateral diduga berkaitan dengan peningkatan perdarahan
akibat vaskularisasi yang lebih banyak pada dinding uterus sisi lateral.
TATALAKSANA
Bila keadaan umum penderita mulai membaik dan diagnosa
telahditegakkan, selanjutnya dilakukan laparotomi (tindakan
pembedahan) dengan tindakan jenis operasi:

● Histerektomi, baik total maupun subtotal.

● Histerorafia, yaitu tepi luka dieksidir lalu dijahit sebaik-baiknya

● Konservatif, hanya dengan tamponade dan pemberian antibiotik yang


cukup.
Thanks
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by
Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai