Sectio Caesaria Pada Ny.A G2P1Ab0 uk 37minggu dengan bekas SC 4,5thn yang lalu
2. JENIS – JENIS SC
a. Sectio cesaria transperitonealis profunda
Sectio cesaria transperitonealis propunda dengan insisi di segmen bawah rahim.
insisi di bawah rahim, bisa dengan teknik melintang atau memanjang. Keunggulan
penyakit ini adalah:
Pendarahan luka insisi tidak banyak.
Bahaya peritonitis tidak besar.
Perut rahim umumnya kuat sehingga bahaya pecahnya rahim di kemudian hari
tidak besar karena pada nifas segmen bawah rahim tidak banyak mengalami
kontraksi seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.
Selain kondisi di atas, operasi caesar juga bertujuan untuk menangani kondisi pada janin,
seperti:
Detak jantung yang tidak normal
Terhambatnya pertumbuhan janin atau intrauterine growth restriction (IUGR)
Malpresentasi janin, misalnya sungsang atau letak lintang
Kepala janin terlalu besar (hidrosefalus)
Berat badan janin lebih dari 4kg (makrosomia)
Terlilit tali pusar
Operasi caesar juga dapat dijalankan oleh dokter jika ibu hamil menginginkannya. Kondisi
ini disebut sebagai operasi caesar terencana atau elektif.
7. PATOFISIOLOGI
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan
pada dinding rahim yang masih utuh. Indikasi yang dilakukan tindakan ini yaitu distorsi
kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, plasenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC
ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oksitosin yang
tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan
luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah satu yang utama karena sisi yang
mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum melakukan operasi, pasien perlu melakukan anestesi bisa bersifat regional dan
umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi
janin sehingga terkadang bayi lahir dalam keadaan sulit yang tidak dapat diatasi dengan
mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruh anestesi bagi ibu sendiri yaitu
terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh
terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja
otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan
menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
sinkronisasi dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga
tubuh memperoleh energi. Akibat mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun.
Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotrakeal.
Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu
konstipasi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian meliputi identitas, Riwayat Kesehatan ( keluhan utama, Riwayat
Kesehatan sekarang, Riwayat Kesehatan dulu, Riwayat Kesehatan keluarga , Riwayat
kb ,Riwayat Kesehatan terdahulu, Riwayat abortus , Riwayat melahirkan, factor
penyulit saat melahirkan, HPHT). Pemeriksaan fisik ( BB , TB , tekanan darah,
Nadi ,Suhu, TFU, Leopold,DJJ, Skintest obat injeksi ).
2. DIAGNOSA
a. Pre – operasi : D.0080 Ansietas b/d krisis situasional
b. Post – operasi : D.0077 Nyeri akut b/d Agen pencedera fisik prosedur
pembedahan
4. INTERVENSI
a. Pre – operasi : Reduksi Ansietas (I.09314)
Observasi
Identifikasi saat tingkat kecemasan berubah (mis: kondisi, waktu, stresor)
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Memantau tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapi
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
Pahami situasi yang membuat kecemasan
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan aktif untuk mengurangi ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Idenfitikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetic
Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
5. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan asuhan keperawatan didasarkan pada perencanaan keperawatan yang
telah disusun. Namun, pada kenyataan tidak semua perencanaan keperawtan dapat
dilaksankan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan pasien,
6. EVALUASI
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana mengenai Kesehatan
klien dengan tujuan telah ditetapkan dan dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga Kesehatan lainnya, penilaian ini bertujuan untuk
mengatasi pemenuhan kenutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Healthline (2018). C-Section (Cesarean Section).
Healthline (2018). What to Expect from Bleeding After a C-Section.
Cleveland Clinic (2022). Disease & Conditions. Fetal Macrosomia.
Cleveland Clinic (2022). Treatments & Procedures. C-Section.
Mayo Clinic (2022). Tests & Procedures. C-Section.
Johns Hopkins Medicine (2022). Treatments, Tests and Therapies. Cesarean Section.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.