Obsgyn 2
Mediko made the med-easy!
Perdarahan
Perdarahan
Postpartum
Antepartum
4T
Early onset Late onset
Tonus
Plasenta Previa
Trauma
Solusio Placenta
Tissue
Gejala dan tanda : PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR TANPA RASA NYERI
dan BERWARNA MERAH SEGAR
Berdasarkan Lokasinya
ETIOLOGI
Bekas Operasi SC
Bekas operasi Rahim
Total OUI Sebagian OUI
Kelainan janin
TATALAKSANA
• Inspekulo + USG + Koreksi cairan dengan infus (NaCl 0,9% atau RL)
• Lihat jumlah perdarahan:
• Banyak SC tanpa melihat usia kehamilan
• Sedikit waktu menuju aterm masih lama rawat jalan terapi
ekspektan
TATALAKSANA EKSPETAN
• Tatalaksana ekspektan
• Syarat : janin preterm, perdarahan sedikit, tidak ada tanda impartu, keadaan umum ibu
baik, tidak ada gawat janin.
• Sentinel bleeding rawat inap dan observasi 48 jam untuk perdarahan berulang.
• Kontraksi (+) berikan tokolitik : MgSo4 4g IV dilanjutkan 4 g setiap 6 jam ATAU
nifedipin 3x20 mg.
• Pematangan paru
• Tatalaksana aktif (persalinan) dilakukan pada :
• Usia kehamilan cukup bulan.
Bisa dilahirkan
• Janin mati/gawat janin.
pervaginam
• Perdarahan aktif dan banyak.
• Pada plasenta letak rendah dan presentasi kepala boleh amniotomi dan persalinan
per vaginam.
• Sisanya lakukan SC
SOLUTIO PLASENTA
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
• Diagnosis
• Perdarahan kehitaman dan cair, syok tidak sesuai dengan jumlah darah
keluar (tersembunyi), anemia berat, gawat janin / hilangnya DJJ, uterus tegang
dan nyeri
• Faktor Predisposisi
• Hipertensi
• Versi luar
• Trauma abdomen
• Hidramnion
• Gemelli
• Defisiensi besi
Tatalaksana
• Lakukan persalinan segera
bergantung pembukaan
serviks:
• Lengkap ekstraksi
vakum
• Belum ada/ lengkap
Per abdominam
• Kenyal, tebal, dan tertutup
Per abdominam
Perbedaan
Vasa Previa TANDA KHAS!
• Perdarahan tidak nyeri + ketuban pecah
• Fetal distress
• Perdarahan janin Kleihauer-betke test (+)
Pemeriksaan Penunjang
USG Doppler + Posisi Tredelenburg
+ pemindahan manual posisi
presentasi janin dengan lembut
Tatalaksana : Perabdominan
IMPLANTASI ABNORMAL
PLASENTA PLASENTA AKRETA
Vili chorialis menanamkan diri sampai
batas atas lapisan otot rahim.
PLASENTA INKRETA
Vili chorialis menanamkan diri sampai
masuk dalam lapisan otot rahim.
PLASENTA PERKRETA
Vili chorialis menanamkan diri sampai
menembus lapisan otot mencapai serosa
atau menembusnya.
IMPLANTASI ABNORMAL PLASENTA
Faktor Resiko : • Pemeriksaan Penunjang
• Plasenta previa • USG doppler
• Riwayat SC • swiss-cheese appearance.
• Jaringan parut pada uterus • Biopsi plasenta dan myometrium
• Kuretase uterus
konfirmasi diagnosis
Manifestasi Klinis
• Perdarahan antepartum
• Plasenta tidak dapat dilahirkan Swiss-cheese
appearance
(retensio plasenta)
Tatalaksana
• Bila sudah ditemukan sebelum kelahiran,
lahirkan secara section caesaria.
• Histerektomi pada plasenta inkreta
dan perkreta.
PERDARAHAN POST PARTUM
Kehilangan darah > 500 mL Kehilangan darah > 1000 mL setelah
setelah persalinan pervaginam persalinan sesar (SC)
24 JAM
Early/primary Late/seconday
Muncul <24 jam pasca salin Muncul >24 jam pasca salin
Diagnosis Banding
Tonus Atonia Uteri • Perdarahan segera
• Uteri lembek/tidak kontraksi
Trauma Robekan jalan lahir • Perdarahan segera
• Tampak laserasi
Ruptur uteri • Perdarahan segera
• Nyeri perut hebat
• Kontraksi hilang
Inversio uteri • Fundus tidak teraba pada palpasi abdomen.
• Lumen vagina berisi massa
• Kontraksi hilang
Tissue Retensio Plasenta • Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah lahir
bayi.
Sisa Plasenta • Plasenta atau sebagian selaput lahir tidak lengkap.
Thrombin Gangguan pembekuan darah • Perdarahan tidak berhenti, encer
• Gagal uji terbentuk gumpalan pada uji laboratorium
Manifestasi Klinis
Ruptur Uteri • Nyeri hebat, kontraksi uterus hilang, syok,
defans muscular (+)
• Krepitasi pada kulit perut (emfisema subkutan),
Etiologi teraba
• Jaringan parut bekas SC bagian janin langsung dibawah kulit perut, nyeri tekan
• Riwayat kuretase atau perforasi • DJJ sulit terdengar
uterus Tatalaksana
• Trauma abdomen • Resusitasi cairan
• Persalinan lama akibat CPD • Persiapan tindakan SC dan laparotomy
• Stimulasi berlebihan saat induksi • Tindakan definitive
• Peregangan uterus berlebihan o Histerorafia bila robekan melintang dan
• Neoplasma tidak
trofoblastik mengenai daerah luas
gestasional o Histerektomi bila robekan uterus mengenai jaringan
yang sangat luas serta banyak bagian nekrotik
Laserasi Jalan Lahir
I Luasnya robekan hanya sampai mukosa vagina, komisura posterior
tanpa mengenai kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika tidak ada
perdarahan dan posisi luka baik
Pemeriksaan Fisik
• Rahim tidak membesar, fundus uteri turun, mammae regresi, DJJ (-)
• Palpasi anak kurang jelas, pergerakan anak tak teraba saat pemeriksaan
Tokolitik
Kortikosteroid
Antibiotik
Pilih salah satu
• Ampicillin 2 gr IV setiap 6 jam
• Penicillin G 2 juta unit IV setiap 6 jam
• Klindamisin 3 x 300 mg PO (jika alergi Penicillin
Kata Kunci :
Metritis
Tanda dan Gejala
• Nyeri perut bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Subinvolusi uterus
• Demam >38C dapat disertai menggigil
Tatalaksana
Gangguan Menstruasi
Amenorrhea Primer Tidak pernah menstruasi setelah berusia 16 tahun, atau berusia
14 tahun tanpa menstruasi sebelumnya dan tidak terdapat
tanda-
tanda perkembangan seksual sekunder
Amenorrhea Tidak terdapat menstruasi selama 3 bulan pada wanita dengan
sekunder
sklus haid teratur, atau 9 bulan pada wanita dengan siklus
menstruasi
tidak teratur
Oligomenorea Menstruasi yang jarang atau dengan perdarahan yang sangat sedikit.
1. Operatif
2. Non-Operatif
• Anti nyeri (NSAID, aspirin, morphine, and codeine)
• Hormonal : Pil KB
• Dismenore : timbul beberapa saat sebelum keluarnya darah haid, berlangsung selama
menstruasi.
• Dispareunia, subfertilitas/infertilitas, chronic pelvic pain, abortus spontan.
MEDIKOLOGIC!
Kista
•Bartholini
Kista yang paling sering.
• Kebanyakan asimptomatik.
Diagnosis USG
• Gambaran seperti
roda pedati.
• 12 atau lebih
folikel
terlihat jelas di
satu
ovarium.
• Ukuran satu atau
kedua ovarium
membesar.
• Oligospermia : jumlah ejakulat
< 1,5cc
• Azoospermia : tidak ada sperma
dalam ejakulat.
• Oligozoospermia : jumlah
sperma <15 juta per ml cairan
ejakulat.
• Astenozoospermia : jumlah
sperma motil (A+B) < 32%
• Teratozoospermia : jumlah
sperma dengan morfologi
normal < 4%
• Necrozoospermia : tidak
ada
Ca Cervix
• Etiologi : Faktor resiko : HPV 16
dan 18, multipartner, perokok.
4. Habitus/sikap (attitude)
Hubungan antara sumbu kepala janin dg sumbu
tengah janin.
Contoh: fleksi, defleksi ringan, sedang, defleksi
penuh
Presentasi • Presentasi dahi adalah keadaan dimana
A. Presentasi Dahi kedudukan kepala berada diantara fleksi
maksimal dan defleksi maksimal.
• Diagnosis pada periksa dalam dapat diraba
sutura frontalis, pangkal hidung, dan
lingkaran orbita. Mulut dan dagu tidak
dapat diraba.
• Tatalaksana :
• Bila janin hidup lakukan SC
• Bila janin mati, pembukaan belum
lengkap
SC
Presentasi Muka
• Disebabkan terjadi ekstensi
penuh dari kepala janin.
• Diagnosis : penolong akan
meraba muka, mulut , hidung,
pipi.
• Dagu merupakan titik acuan,
sehingga ada persentasi muka • Dagu Anterior : dapat pervaginam
dengan dagu anterior dan • Dagu Posterior : per abdominam
posterior. (SC).
Presentasi Bokong
• Bila bokong merupakan bagian terendah janin.
• Ada 3 macam presentasi bokong: complete breech (bokong sempurna),
Frank breech (bokong murni), footling breech (presentasi kaki).
• Partus lama merupakan indikasi untuk melakukan SC, karena
kelainan kemajuan persalinan merupakan salah satu tanda disproporsi.
• Etiologi:
• Multiparitas, hamil kembar,
• hidramnion, hidrosefal
• plasenta previa, CPD
Presentasi Bokong : Bokong bagian terendah janin
Bracht Manuever
Sebaiknya dilakukan SC
Pervaginam apabila :
• Persalinan sudah sedemikian maju dan
pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan kembar
SKDI
Versi Faktor
Tindakan mengubah lokasi anak
PrematuritaRs,esgikeomelli,
Macam Versi luar Dari dinding luar perut
hidramnion, hydrocephalus,
Versi dalam Tangan pemeriksa masuk ke ronggaplasenta
uterus previa, CPD
Berdasarkan Putaran
Syarat Kontraindikasi
• Primipara 34-36 minggu, multipara 36-38 minggu Gemelli anak I
• Ketuban intak, cervix menutup/membuka <4 cm Bekas SC, preeklampsia
• Cairan amnion cukup Plasenta previa
• Tidak ada CPD CPD
• Bagian bawhah anak belum masuk PAP Fetal distress
Persalinan Post
Term
• Kehamilan usia ≥ 42 minggu penuh (294 hari)
terhitung sejak HPHT atau HPL +14 hari.
• Penyebab : pengaruh progesterone (>>), teori
oksitosin, teori kortisol, dsb.
Soal No. 14
Seorang wanita usia 28 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu datang ke RS dengan
keluhan keluar lender dari jalan lahir. Keluhan disertai mulas-mulas. Pemeriksaan fisik
diperole TD 110/70, nadi 80x, RR 20x, suhu 36,7 C. Pemeriksaan dalam didapatkan
pembukaan 8 cm dan teraba orbita, dahi, hidung, mulut dan dagu anterior. DJJ
160-165x/menit. Tindakan yang harus dilakukan selanjutnya adalah
a. Induksi persalinan
b. Lakukan forcep
c. Sectio caesaria
d. Observasi Persalinan pervaginam
e. Lakukan vakum
Soal No. 15
Seorang wanita usia 27 tahun G1P0A0 UK 42 minggu datang ke IGD dengan keluhan perut
terasa kencang-kencang sejak 2 jam lalu. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kontraksi Braxton hicks tanpa dilatasi serviks. Langkah
selanjutnya yang paling tepat adalah
a. Pematangan serviks
b. Kontrol lagi setelah 1 minggu
c. Amniocentesis untuk menilai kematangan paru
d. Induksi pada UK 43 minggu
e. Tokolisis
Soal No. 16
Pasien wanita usia 22 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 34 minggu datang untuk
pemeriksaan rutin kehamilan. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 35 cm, leopold I ballottement (+), leopold II
punggung kanan, leopold III ballottement (-), leopold IV divergen, DJJ 144x/menit. Pada
pemeriksaan USG ditemukan fleksi kedua sendi panggul dan lutut janin. Diagnosis yang
paling tepat adalah?
A. Letak lintang
B. Presentasi bokong murni
C. Presntasi footling
D. Presentasi bokong sempurna
E. Presentasi frank
PENYULIT KEHAMILAN
Manifestasi Klinis
• Polifagi
• Polidipsi
• Poliuria
• Peningkatan berat
badan
• Janin large for Fetal Macrosomia
gestational age. BB > 4000 mg
Target Terapi
• GDP < 95 mg/dL
• GD2PP < 120 mg/dL
TATALAKSANA
• Pengaturan diet dan gaya
hidup
selama 2 minggu. Apabila gagal insulin
• Insulin imulai dari dosis kecil 0,5-1,5
U/kgBB/hari.
• Jika tidak tersedia insulin
Golongan
sulfonilurea
• Skrining Kembali 6-12 minggu pasca
persalinan.
Anemia Saat Kehamilan
ON FETUS ON MOTHER
TATALAKSANA
• Kompres dingin
• Antipiretik Paracetamol 3x500 mg PO.
• Antibiotik
• Kloksasilin 4x500 mg PO selama 10-14 hari.
• Infeksi pada kelenjar mammae • Eritromisin 3x250 mg PO selama 10-14 hari.
• Etiologi : Staphylococcus aureus • Tetap menyusui di payudara yang tidak nyeri
ABSES MAMMAE
TATALAKSANA
• Insisi dan drainase dan jangan menyusui terlebih dahulu.
• Antipiretik paracetamol 3x500 PO
• Antibiotik :
• Kloksasilin 4 x 500 mg PO selama 10-14 hari ATAU
• Eritromisin 3x250 mg PO selama 10-14 hari
Soal No. 17
Seorang wanita usia 29 tahun G1P0A0 usia kehamilan 31 minggu datang untuk kontrol
kehamilan. Pasien merasa belakangan sering lemas. Pemeriksaan fisik konjungtiva palpebra
anemia (+/+), sklera ikterik (-/-), pembesaran kelenjar getah bening leher (-), hepar dan lien
sulit dinilai. Hasil Hb 9, leukosit 5000, trombosit 165.000, RDW 27%, MCV 75. Pemeriksaan
darah tepi tampak anisositosis, poikilositosis, dan gambaran anemia mikrositer. Tatalaksana
yang tepat adalah…
a. Pemberian eritropoietin
b. Transfusi PRC
c. Sulfas ferosus 3x300
d. Transfusi + sulfas ferosus 3x300
e. Zat besi IV
Soal No. 18
Seorang wanita usia 23 tahun P1A0 datang dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu.
Selain demam, pasien juga mengeluh nyeri dan lecet pada puting payudara kiri. Pasien baru
melahirkan normal dua minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80
mmHg, N 80 x/menit, P 12 x/menit, T 38,5 C. Status lokalis didapatkan mammae sinistra
tampak hiperemis, teraba hangat dan keras, nyeri tekan (+), tampak lecet pada nipple (+).
Diagnosis yang tepat adalah…
a. Abses mammae
b. Cracked nipple
c. Mastitis
d. Fistula nipple
e. FAM
Soal No. 19
Wanita 25 tahun P1A0 datang ke klinik dengan keluhan nyeri pada payudara
kiri. Pasien post melahirkan 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 18
x/menit, dan suhu 38,3°C. Pemeriksaan payudara kiri tampak eritema, edema,
teraba hangat, nyeri tekan (+), fluktuasi (+).
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
A. Mastitis
B. Abses mammae
C. Bendungan air susu
D. Galaktokel
E. Tumor payudara
Soal No. 20
Seorang ibu habis melahirkan, mengeluh sulit menyusui karena puting
payudara masuk ke dalam. Puting hanya dapat keluar Ketika ditekan.
Apa diagnosisnya?
A. Inverted nipple derajat I
B. Inverted nipple derajat II
C. Inverted nipple derajat III
D. Inverted nipple derajat IV
E. Inverted nipple derajat V
Soal No. 21
Perempuan 21 tahun, P1A0, datang dengan keluhan lecet pada puting payudara. Pasien post
partum dan sekarang sedang menyusui anaknya. KU: CM VS: TD :100/90, T : 36,8oC. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan lecet pada putting payudara kiri dengan fisura, suhu
payudara sama dengan area lain, indurasi (-), abses (-), warna kulit sama dengan bagian kulit
lainnya. Apa tatalaksana non farmakologi pada pasien?
Keuntungan Khusus :
• Mendorong pola ASI yang benar
• ES : tidak ada.
KB metode barier
• Menghalangi bertemunya
sperma dan sel telur
• Efektivitas: 98 %
• Mencegah penularan
PMS
• Efek samping: Dapat memicu
reaksi alergi lateks, ISK , dan
keputihan (diafragma)
• Harus sedia sebelum
berhubungan
KB Hormonal
Jenis kontrasepsi Mekanisme Kerja
Pil Kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit
dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur
terganggu
Pil progestin Supresi ovulasi, menekan puncak LH dan FSH, meningkatkan kekentalan lendir servix,
menurunkan jumlah dan ukuran kelenjar endometrium, menurunkan motilitas cilia di
tuba falopi
Suntik kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga
implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan
inidiberikan sekali tiap bulan
Suntik Progestin Kerja utama mencegah ovulasi dengan menekan FSH dan LH serta LH surge
Implan Kombinasi antara supresi LH surge, supresi ovulasi, mengentalkan lendir servix, mencegah
pertumbuhan dan perkembangan endometrium
Metode Hormonal
Jenis Pil Kombinasi
• Monofasik (21 tab): E/P dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
(placebo).
• Bifasik (21 tab): E/P dengan dua dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
• Trifasik (21 tab) : E/P dengan tiga dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Pasca salin tertunda Setelah 48 jam – 4 minggu pasca salin (tidak dianjurkan karena
resiko perforasi dan ekspulsi mningkat)
Pasca salin tertunda Extended Postpartum, setelah 4 minggu. Tidak dianjurkan karena
angka ekspulsinya tinggi.
Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi Darurat
INDIKASI
Perkosaan
Sanggama tanpa
menggunakan
kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi
yang tidak benar
Soal No. 22
Seorang ibu usia 29 tahun baru melahirkan anak keduanya enam bulan yang lalu datang
untuk berkonsultasi terkait kontrasepsi. Pasien masih menyusui anak keduanya hingga
sekarang. Pasien saat ini sudah mengalami haid dan memiliki riwayat nyeri selama haid dan
jumlah haid yang keluar banyak. Berat badan saat ini normal dan tidak ada riwayat
keganasan sebelumnya. Pasien memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya. Pilihan
kontrasepsi yang paling sesuai untuk pasien ini adalah …
a. AKDR
b. Tubektomi
c. Pil kombinasi
d. Pil progestin
e. Injeksi 1 bulanan