Anda di halaman 1dari 98

OBSTETRI GINEKOLOGI 2

Perdarahan Perdarahan
Antepartum Postpartum

4T
Early onset Late onset

Tonus
Plasenta Previa

Trauma

Solusio Placenta
Tissue

Vasa Previa Trombin


PERDARAHAN ANTEPARTUM

JANGAN PERNAH LAKUKAN


PEMERIKSAAN DALAM VAGINA (VT)
Plasenta Previa
• Implantasi plasenta terletak pada bagian bawah Rahim sehingga
menutupi jalan lahir.
• Etiologi dan Faktor Risiko
• Endometrium di fundus belum siap menerima implantasi,
endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasaan plasenta
untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan vili korealis
pada chorion leave yang persisten.
• Belum diketahui secara pasti, namun insiden meningkat pada
grande multipara, primigravida tua, bekas SC, bekas operasi dan
kelainan janin.

Gejala dan tanda : PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR TANPA RASA NYERI
dan BERWARNA MERAH SEGAR
Berdasarkan Lokasinya

ETIOLOGI
Bekas Operasi SC
Bekas operasi Rahim
Total OUI Sebagian OUI
Kelainan janin

Gejala dan tanda : PERDARAHAN DARI


JALAN LAHIR TANPA RASA NYERI dan
BERWARNA MERAH SEGAR

Tepat di ostium <2 cm dari OUI


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG : dilakukan pada usia kehamilan 18-21 minggu,
USG dapat digunakan untuk mengukur jarak antara
ostium uteri ke plasenta.
• MRI : merupakan GOLD STANDARD untuk
pengukuran batas plasenta dengan OUI.

TATALAKSANA
• Inspekulo + USG + Koreksi cairan dengan infus (NaCl 0,9% atau RL)
• Lihat jumlah perdarahan:
• Banyak  SC tanpa melihat usia kehamilan
• Sedikit  waktu menuju aterm masih lama  rawat jalan  terapi
ekspektan
TATALAKSANA EKSPETAN
• Tatalaksana ekspektan
• Syarat : janin preterm, perdarahan sedikit, tidak ada tanda impart, keadaan umum ibu
baik, tidak ada gawat janin.
• Sentinel bleeding  rawat inap dan observasi 48 jam untuk perdarahan berulang.
• Kontraksi (+)  berikan tokolitik : MgSo4 4g IV dilanjutkan 4 g setiap 6 jam ATAU
nifedipin 3x20 mg.
• Pematangan paru
• Tatalaksana aktif (persalinan)  dilakukan pada :
• Usia kehamilan cukup bulan.
Bisa dilahirkan
• Janin mati/gawat janin.
pervaginam
• Perdarahan aktif dan banyak.
• Pada plasenta letak rendah dan presentasi kepala  boleh amniotomi dan persalinan
per vaginam.
• Sisanya lakukan SC
SOLUTIO PLASENTA
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
• Diagnosis
• Perdarahan kehitaman dan cair, syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar
(tersembunyi), anemia berat, gawat janin / hilangnya DJJ, uterus tegang dan nyeri

• Faktor Predisposisi
• Hipertensi
• Versi luar
• Trauma abdomen
• Hidramnion
• Gemelli
• Defisiensi besi
Tatalaksana
• Lakukan persalinan segera
bergantung pembukaan
serviks:
• Lengkap  ekstraksi vakum
• Belum ada/ lengkap  Per
abdominam
• Kenyal, tebal, dan tertutup 
Per abdominam
Perbedaan
Vasa Previa TANDA KHAS!
• Perdarahan tidak nyeri + ketuban pecah
• Fetal distress
• Perdarahan janin  Kleihauer-betke test (+)

Pemeriksaan Penunjang
USG Doppler + Posisi Tredelenburg +
pemindahan manual posisi
presentasi janin dengan lembut

Tatalaksana : Perabdominan
IMPLANTASI ABNORMAL
PLASENTA PLASENTA AKRETA
Vili chorialis menanamkan diri sampai
batas atas lapisan otot rahim.

PLASENTA INKRETA
Vili chorialis menanamkan diri sampai
masuk dalam lapisan otot rahim.

PLASENTA PERKRETA
Vili chorialis menanamkan diri sampai
menembus lapisan otot mencapai serosa
atau menembusnya.
IMPLANTASI ABNORMAL PLASENTA
Faktor Resiko : • Pemeriksaan Penunjang
• Plasenta previa • USG doppler
• Riwayat SC • swiss-cheese appearance.
• Jaringan parut pada uterus • Biopsi plasenta dan myometrium 
• Kuretase uterus konfirmasi diagnosis
Manifestasi Klinis
• Perdarahan antepartum
• Plasenta tidak dapat dilahirkan Swiss-cheese
appearance
(retensio plasenta)

Tatalaksana
• Bila sudah ditemukan sebelum kelahiran,
lahirkan secara section caesaria.
• Histerektomi  pada plasenta inkreta
dan perkreta.
PERDARAHAN POST PARTUM
Kehilangan darah > 500 mL Kehilangan darah > 1000 mL setelah
setelah persalinan pervaginam persalinan sesar (SC)

24 JAM
Early/primary Late/seconday
Muncul <24 jam pasca salin Muncul >24 jam pasca salin
Diagnosis Banding
Tonus Atonia Uteri • Perdarahan segera
• Uteri lembek/tidak kontraksi
Trauma Robekan jalan lahir • Perdarahan segera
• Tampak laserasi
Ruptur uteri • Perdarahan segera
• Nyeri perut hebat
• Kontraksi hilang
Inversio uteri • Fundus tidak teraba pada palpasi abdomen.
• Lumen vagina berisi massa
• Kontraksi hilang
Tissue Retensio Plasenta Plasenta lahir dalam 30 menit setelah lahir bayi.

Sisa Plasenta • Plasenta atau sebagian selaput lahir tidak lengkap.


Thrombin Gangguan pembekuan darah • Perdarahan tidak berhenti, encer
• Gagal uji terbentuk gumpalan pada uji laboratorium
Laserasi Jalan Lahir
I Luasnya robekan hanya sampai mukosa vagina, komisura posterior
tanpa mengenai kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika tidak ada
perdarahan dan posisi luka baik

II Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mengenai mukosa vagina,


komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum. Jahit
menggunakan teknik penjahitan laserasi perineum.
III Robekan yang terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum hingga otot sfingter ani.
3a: <50% sfingter ani eksterna
3b: >50% sfingter ani eksterna
3c: meliputi sfingter ani interna

IV Mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot


sfingter ani sampai ke dinding depan rektum. Penolong asuhan persalinan
normal tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi perineum
derajat tiga atau empat. Segera rujuk ke fasilitas rujukan
Panduan Tatalaksana
Soal No. 1
Seorang wanita berusia 27 tahun, G2P1A0 hamil 32 minggu. Datang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir. Darah keluar banyak, berwarna merah
segar, tidak nyeri. Riwayat trauma disangkal. Palpasi abdomen lunak, denyut
jantung janin 150x/menit. Diagnosis yang paling mungkin adalah

A. Solusio plasenta
B. Vasa previa
C. Plasenta previa
D.Partus prematurus
E. Abortus iminens
Soal No. 2
Seorang wanita berusia 26 tahun P1A0 post partum 2 jam, dirujuk dengan
keluhan perdarahan setelah melahirkan. Plasenta belum lahir 1 jam setelah
bayi lahir. Sudah dilakukan suntik oksitosin dua kali. Pada pemeriksaan
tampak tali pusat menjulur melalui jalan lahir. Pemeriksaan tanda vital TD
110/80 mmHg, nadi 98 x/menit, pernapasan 20 x/menit dalam batas normal.
Penyebab perdarahan yang paling mungkin adalah

A. Retensio plasenta
B. Rest plasenta
C. Atonia uteri
D.Robekan perineum
E. Inversio uteri
Soal No. 3
Seorang wanita dirawat di puskesmas setelah 30 menit bersalin. Tampak
darah masif keluar dari jalan lahir. Uterus teraba lembek. Kondisi umum
pasien lemah, TD 80/40, nadi > 100x/mnt, suhu normal. TFU 2 JBP. Keluar
darah dari OUE, robekan jalan lahir (-). Apa tindakan yang tepat?

A. Pemberian faktor pembekuan


B. Kompresi bimanual
C. Resusitasi cairan
D.Transfusi darah
E. Drip oksitosin
Soal No. 4
Pasien berusia 28 tahun P1A0 datang dirujuk oleh bidan karena perdarahan
setelah melahirkan yang banyak dan belum berhenti. Plasenta sudah lahir
lengkap. Pemeriksaan uterus 2 jari di atas simfisis dan kontraksi kuat. Pada
perineum, tampak laserasi jalan lahir hingga sfingter ani interna. Derajat
berapakah laserasi perineum pada pasien ini?

A. Derajat 2
B. Derajat 3a
C. Derajat 3b
D.Derajat 3c
E. Derajat 4
Ketuban Pecah Dini
PPROM PROM
(Preterm Premature Rupture of 37 MINGGU (Premature Rupture of
Membranes) Membranes)
• Inspeksi :
pengumpulan cairan di vagina mengalir keluar dari
lubang serviks saat pasien batuk atau saat fundus.
• Kertas Nitrazin (lakmus)
Berubah menjadi biru (cairan amnion lebih basa)
• Mikroskopik
Ferning sign (arborization, gambaran daun pakis)
• Amniosentesis
Injeksi 1 ml indigo carmine + 9ml NS tampak
tampon vagina setelah 30 menit.
TATALAKSANA
TATALAKSANA UMUM : Antibiotik Profilaksis
• DOC : Penisilin dan makrolida
• Ampicilin 2 g IV/6 jam dan eritromisin 250 mg IV/6 jam selama 2 hari diikuti
amoxcicilin 250 mg PO/8 jam dan eritromisin 250 mg PO/8 jam.
• Atau : Eritromisin 250 mg PO/6 jam selama 10 hari.

Di RS Rujukan, lakukan tatalaksana sesuai dengan usia kehamilan :


• ≥ 34 minggu
• Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
• 24-33 minggu
• Berikan dexametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametasone 12 mg
IM tiap 24 jam selama 48 jam.
• Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu, bila
dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukan bahwa paru
sudah matang.
Korioamnionitis
DEFINISI
• Infeksi pada korion dan amnion
• Diagnosis : ditemukan demam
>38oC dengan 2 atau lebih tanda
berikut ini :
• Denyut jantung janin >160
kali/menit.
• Frekuensi nadi ibu > 100
kali/menit.
• Nyeri tekan fundus saat tidak
berkontraksi.
• Cairan amnion berbau.
Kata Kunci :
Metritis
Tanda dan Gejala
• Nyeri perut bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Subinvolusi uterus
• Demam >38C dapat disertai menggigil
TATALAKSANA : Antibiotik hingga 48 jam bebas demam
• Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB
IV tiap 24 jam + Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam.
• Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang
diagnosis dan tatalaksana.
Prolaps Uteri
Faktor Resiko : Usia tua, obesitas, grande
multipara, konstipasi

Tatalaksana
Gangguan Menstruasi
Amenorrhea Primer Tidak pernah menstruasi setelah berusia 16 tahun, atau berusia 14
tahun tanpa menstruasi sebelumnya dan tidak terdapat tanda-
tanda perkembangan seksual sekunder
Amenorrhea Tidak terdapat menstruasi selama 3 bulan pada wanita dengan sklus
sekunder haid teratur, atau 9 bulan pada wanita dengan siklus menstruasi
tidak teratur
Oligomenorea Menstruasi yang jarang atau dengan perdarahan yang sangat sedikit.

Menorrhagia Perdarahan yang banyak dan memanjang pada interval


menstruasi yang teratur.
Metrorrhagia Perdarahan pada interval yang tidak teratur, biasanya diantara siklus.
Menometrorrhagia Perdarahan yang banyak dan memanjang, lebih sering
dibandingkan dengan siklus normal.
DIAGNOSIS AMENORRHEA PRIMER
Abnormal Uterine Bleeding
MIOMA Pemeriksaan Berkala
• Pemeriksaan fisik & USG setiap 6-8 minggu
untuk mengawasi pertumbuhan, ukuran, dan
jumlah  bila stabil  observasi 3-4 bulan.
Terapi Hormonal
• Preparat progestin atau GnRH efek
hipoestrogen
Terapi Operasi
4 Tipe Mioma Uteri • Miomektomi dan histerektomi
• Subserosa : tumbuh dilapisan luar uterus dan kearah luar.
• Intramural : tumbuh didalam dinding uterus.
• Submukosa : dibawah lapisan kavum uteri  infertilitas, keguguran.
• Pedunculated Memiliki tangkai
Endometriosis

Ground glass appearance Chocolate cyst : endometrioma

1. Operatif
2. Non-Operatif
• Anti nyeri (NSAID, aspirin, morphine, and codeine)
• Hormonal : Pil KB

• Dismenore : timbul beberapa saat sebelum keluarnya darah haid, berlangsung selama
menstruasi.
• Dispareunia, subfertilitas/infertilitas, chronic pelvic pain, abortus spontan.
MEDIKOLOGIC!
Kista Bartholini
• Kista yang paling sering.
• Kebanyakan asimptomatik .

• Kateter word selama 4-6 minggu


• Marsupialization: alternatif kateter word,
biasanya dilakukan jika rekuren  tidak
boleh dilakukan bila masih terdapat abses
Kista Bartolini
Policystic Ovarian Syndrome

Diagnosis USG
• Gambaran seperti
roda pedati.
• 12 atau lebih folikel
terlihat jelas di satu
ovarium.
• Ukuran satu atau
kedua ovarium
membesar.
• Azoospermia : tidak ada sperma
dalam ejakulat.
• Oligospermia : jumlah sperma
<20 juta per ml cairan ejakulat.
• Necrozoospermia : tidak ada
Ca Cervix
• Etiologi : Faktor resiko : HPV 16
dan 18, multipartner, perokok.

• Tanda dan Gejala


• Perdarahan pervagina,.
• Perdarahan post menopausal,
keputihan berlebihan.
• Perdarahan pasca koitus,
keputihan berbau busuk dan
darah
PAP negative, ulang 3-5 tahun
Pap Smear • Waktu terbaik pengambilan
lendir serviks adalah dua
minggu setelah hari pertama
mendapat haid
• Jangan menggunakan pembasuh
atau sabun antiseptik di sekitar
vagina selama 72 jam sebelum
pengambilan contoh lendir
serviks.
• Sebaiknya, tidak melakukan
hubungan seksual selama 48
jam sebelum pengambilan.
Soal No. 5
Wanita 35 tahun G3P2A0, datang ke IGD dengan keluhan keluar air dari
kemaluannya sejak 3 jam yang lalu. Pasien hamil 41 minggu sebelumnya rutin
kontrol ke bidan. Tidak dirasakan nyeri dan mulas pada perut. Pada
pemeriksaan didapatkan ketuban (-) , pembukaan 2 cm, djj 130-140x/mnt,
Kontraksi uterus (-). Tatalaksana yang tepat adalah

A. Observasi persalinan
B. Rujuk untuk SC
C. Induksi persalinan
D.Persalinan dengan vakum
E. Persalinan dengan forceps
Soal No. 6
Seorang wanita 30 tahun G1P0A0 usia kehamilan 34 minggu datang dibawa
oleh keluarganya dengan keluhan keluar air-air dari jalan lahir sejak dua hari
yang lalu. Keluhan disertai demam tinggi sejak 1 hari yang lalu. Perut mulas
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 98
x/menit, pernapasan 16 x/menit, suhu 390C. Inspekulo: cairan ketuban (+)
berbau busuk. Tatalaksana yang tepat adalah

A. Antibiotik saja
B. Antibiotik + terminasi
C. Kortikosteroid
D.Kortikosteroid + terminasi
E. SalbutamolFase aktif
Soal No. 7
Seorang perempuan 21 tahun, P1A0 datang dengan keluhan perdarahan
banyak dari vagina dan berbau busuk 7 hari yang lalu. Disertai mual, nyeri
kepala dan badan lemas sejak 3 hari lalu. Baru melahirkan 10 hari lalu dengan
penyulit retensi sisa plasenta sudah dikeluarkan secara lengkap. Pemeriksaan
fisik didapatkan suhu 38C dan nyeri tekan hipogastrik. Diagnosis pasien
tersebut adalah

A. Endometritis
B. Inversio uteri
C. Eversio uteri
D.Endometriosis
E. Kista Endometrium
Soal No. 8
Seorang pasien 60 th datang ke dokter karena merasa kencing tidak lampias.
Pada pemeriksaan didapatkan uterus keluar semua bagian hanya saat
mengejan dan berdiri. Derajat penyakit yang dialami pasien tersebut adalah

A. Prolaps Uteri I
B. Prolaps Uteri II
C. Prolaps Uteri III
D.Prolaps Uteri IV
E. Prolaps Uteri V
Soal No. 9
Perempuan usia 16 tahun belum pernah mestruasi. Payudara membesar dan
terdapat rambut kemaluan. Pasien juga mengeluh nyeri perut bawah setiap
bulannya. Pada pemeriksaan ginekologi, terlihat bulging kebiruan di vagina.
Kemungkinan penyebab keluhan tersebut adalah

A. Kista ovarium
B. Hymen imperforata
C. Endometriosis
D.Mioma uteri
E. Tumor ovarium
Soal No. 10
Pasien perempuan 34 tahun P4A0 diantar suami untuk periksa kesehatan. Saat
ini pasien tidak ada keluhan yang berarti. Pemeriksaan fisik TD 120/70 mmHg, N
80 x/menit, P 16 x/menit, S 370C. Pemeriksaan lokal: inspekulo: tampak vesikel
berukuran 2 mm di serviks. Dokter melakukan biopsi: didapatkan cairan jernih.
Hasil pemeriksaan histopatologi adalah terdapat sel silindris menipis dan sel
kubus. Diagnosis pasien adalah

A. Herpes genital
B. Kista Bartholin
C. Kista Nabothian
D.Kanker serviks
E. Kista gartner
Soal No. 11
Seorang wanita 60 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan benjolan di
kemaluan sejak 3 bulan yang lalu. Sejak 2 hari yang lalu, benjolan terasa sangat
sakit hingga pasien sulit berjalan karena nyeri. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
benjolan sebesar kelereng, bersifat mobile di labia mayor dextra. Nyerti tekan (+)
dan tampak hiperemis, eritema, hangat, dan terdapat peradangan di jaringan
sekitarnya. Sebelumnya, pasien pernah didiagnosis menderita kista bartolin, sudah
diobati tapi muncul lagi, ini yang ketiga kali. Terapi yang tepat adalah

A. Marsupialisasi
B. Eksisi
C. Insisi
D. Ekstirpasi
E. Antibiotik
Soal No. 12
Wanita, 30 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut sejak 1 minggu lalu. Nyeri
dirasakan semakin memberat pada saat menstruasi. Perut dirasakan tidak
nyaman seperti penuh. Berat badan dirasakan naik dan perut dirasakan
membesar. Menstruasi lancar seperti biasa, ganti pembalut 3-4x/hari. Dari USG
didapatkan adanya massa pada kavum uteri dengan ukuran 4x3x3 cm dengan
tangkai. Kelainan diatas terletak pada

A. Subserosa
B. Intramural
C. Submukosa
D. Intraserosa
E. Submural
OBSTETRI
Malpresentasi Janin
1. Situs/letak (lie): hubungan sumbu panjang janin
dan ibu.
a. Situs memanjang atau membujur (longitudinal)
b. Situs melintang (tranversal)
c. Situs miring (oblique)

2. Presentasi (presentation): bagian terbawah janin.


a. Presentasi kepala (vertex)
b. Presentasi bokong
c. Presentasi bahu
d. Presentasi muka.
3. Position
Hubungan antara denominator fetus (UUK, dagu,
sakrum) terhadap jalan lahir (kiri, kanan, depan,
belakang atau lintang).
Left occiput transverse

4. Habitus/sikap (attitude)
Hubungan antara sumbu kepala janin dg sumbu
tengah janin.
Contoh: fleksi, defleksi ringan, sedang, defleksi penuh
Presentasi • Presentasi dahi adalah keadaan dimana
A. Presentasi Dahi kedudukan kepala berada diantara fleksi
maksimal dan defleksi maksimal.
• Diagnosis pada periksa dalam dapat diraba
sutura frontalis, pangkal hidung, dan
lingkaran orbita. Mulut dan dagu tidak
dapat diraba.
• Tatalaksana :
• Bila janin hidup lakukan SC
• Bila janin mati, pembukaan belum lengkap
 SC
Presentasi Muka
• Disebabkan terjadi ekstensi
penuh dari kepala janin.
• Diagnosis : penolong akan
meraba muka, mulut , hidung,
pipi.
• Dagu merupakan titik acuan,
sehingga ada persentasi muka • Dagu Anterior : dapat pervaginam
dengan dagu anterior dan • Dagu Posterior : per abdominam
posterior. (SC).
Presentasi Bokong
• Bila bokong merupakan bagian terendah janin.
• Ada 3 macam presentasi bokong: complete breech (bokong sempurna),
Frank breech (bokong murni), footling breech (presentasi kaki).
• Partus lama merupakan indikasi untuk melakukan SC, karena kelainan
kemajuan persalinan merupakan salah satu tanda disproporsi.
• Etiologi:
• Multiparitas, hamil kembar,
• hidramnion, hidrosefal
• plasenta previa, CPD
Presentasi Bokong : Bokong bagian terendah janin

Letak bokong kaki Footling Letak bokong murni


Di samping bokong teraba 2 kaki Teraba kedua kaki/lutut atau Bokong menjadi bagian depan,
hanya teraba 1 kaki/lutut kedua tungkai lurus ke atas
Perasat Persalinan

Bracht Manuever

• Presentasi bokong sempurna


atau murni.
• Pelvimetri klinis adekuat
• Janin tidak terlalu besar
• Tidak ada Riwayat SC dengan
indikasi DKP.
• Kepala flexi.
• Jika prolapse tali pusat  SC
Presentasi Kaki

Sebaiknya dilakukan SC

Pervaginam apabila :
• Persalinan sudah sedemikian maju
dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan kembar
Persalinan Post Term
• Kehamilan usia ≥ 42 minggu penuh (294 hari)
terhitung sejak HPHT atau HPL +14 hari.
• Penyebab : pengaruh progesterone (>>), teori
oksitosin, teori kortisol, dsb.
Soal No. 13
Wanita hamil 36 minggu datang untuk memeriksakan kehamilan. Pemeriksan
fisik dalam batas normal. Leopold 1 teraba keras, leopold II punggu kiri,
leopold III lunak. Letak janin pada wanita tersebut adalah

A. Gemeli
B. Letak Lintang
C. Letak Sungsang
D.Presentasi Kepala
E. Presentasi Bokong
Soal No. 14
Seorang wanita 30 tahun G2P1A0 hamil 39 minggu datang ke dokter
untuk pemeriksaan kehamilan. Pada pemeriksaan umum tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan ditemukan kala I fase aktif
saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan orbita dan teraba
sinsiput pada bayi. Presentasi pada kasus tersebut adalah

A.Puncak kepala
B.Belakang kepala
C.Dahi
D.Muka
E. Bahu
Soal No. 15
Perempuan umur 29 tahun G1P0A0 ke RS untuk kontrol kehamilan. TTV dalam
batas normal. Pada pemeriksaan leopold TFU 27 cm. Leopold 1 teraba keras,
leopold II punggu kiri, leopold III lunak. Edukasi pada pasien adalah

A. Knee chest position


B. Lakukan versi luar pada minggu 37
C. Suruh USG 2 minggu lagi
D.Harus SC
E. Anjurkan senam hamil
Soal No. 16
Seorang wanita G1P1A0 dengan umur kehamilan 42 minggu 2 hari datang
dengan keluhan tidak ada kenceng kenceng atau keluar cairan dari
kemaluan. TFU sesuai umur kehamilan. Pf :TTV normal. Belum ada His.
Diagnosis yang paling mungkin adalah

A. Kehamilan preterm
B. Kehamilan postterm
C. Kehamilan cukup bulan
D.Partus lama
E. Partus macet
PENYULIT SELAMA PERSALINAN

DM, anemia, mastitis, breast ergorgement, inverted nipple,


cracked nipple, abses mamae
Diabetes Gestational
Intoleransi glukosa yang dikenali pertama kali saat kehamilan. Biasanya
muncul pada usia gestasi > 24 minggu.

Manifestasi Klinis
• Polifagi
• Polidipsi
• Poliuria
• Peningkatan berat
badan
• Janin large for Fetal Macrosomia
gestational age. BB > 4000 mg
Target Terapi
• GDP < 95 mg/dL
• GD2PP < 120 mg/dL

TATALAKSANA
• Pengaturan diet dan gaya hidup  selama
2 minggu. Apabila gagal  insulin
• Insulin imulai dari dosis kecil 0,5-1,5
U/kgBB/hari.
• Jika tidak tersedia insulin  Golongan
sulfonilurea
• Skrining Kembali 6-12 minggu pasca
persalinan.
Anemia Saat Kehamilan
ON FETUS ON MOTHER

• Neural tube • Heart


defect decompensation
• Miscariage and heart failure
• IUGR • Preterm labour dan
• Prematurity preterm delivery.
• IUFD • Post partum
hemorrhage
• Death
Inverted Nipple
• Bentuk puting datar/terlalu pendek  kesulitan dalam
menyusui bayi
• Manifesati Klins :
• Ibu kesulitan menyusui bayi.
• Puting susu tertarik ke dalam
• Puting datar atau tenggelam.
Cracked Nipple

• Terjadi akibat posisi menyusui


yang tidak benar sehingga latch
on tidak sempurna.
• Bayi menggigit papilla mammae
sehingga luka.
• Tatalaksana :
• Oleskan ASI pada papilla 
First line
• Oleskan lanolin  alternatif
Dapat terjadi abses mammae
Breast Engorgement (Mastalgia)
• Bendungan payudara yang terjadi
akibat ekspansi dan penampungan
Manifestasi Klinis :
ASI berlebih.
• Payudara bengkak dan keras.
• Faktor predisposisi :
• Nyeri pada payudara.
• Posisi menyusui yang salah.
• Biasa terjadi 3-5 hari pasca persalinan.
• Penyapihan yang terlalu cepat.
• Mengenai kedua payudara
• Pemberian ASI jarang
• Cracked nipple
TATALAKSANA
• Kompres hangat payudara selama 5 menit (berbeda
dengan mastitis, kompresnya dingin)..
• Susukan bayi/pompa ASI setiap 2-3 jam sekali.
• Bromokriptin 2,5 mg  agonis dopamin, mencegah
sekresi prolactin.
Manifestasi Klinis :
MASTITIS • Demam  biasnya menghilang dalam 48-72 jam setelah
terapi.
• Perubahan pada payudara :
• Eritema
• Nyeri
• Pembengkakan.

TATALAKSANA
• Kompres dingin
• Antipiretik  Paracetamol 3x500 mg PO.
• Antibiotik
• Kloksasilin 4x500 mg PO selama 10-14 hari.
• Infeksi pada kelenjar mammae • Eritromisin 3x250 mg PO selama 10-14 hari.
• Etiologi : Staphylococcus aureus • Tetap menyusui di payudara yang tidak nyeri
ABSES MAMMAE

Merah, fluktuasi (+), disertai demam

TATALAKSANA
• Insisi dan drainase dan jangan menyusui terlebih dahulu.
• Antipiretik  paracetamol 3x500 PO
• Antibiotik :
• Kloksasilin 4 x 500 mg PO selama 10-14 hari ATAU
• Eritromisin 3x250 mg PO selama 10-14 hari
Soal No. 17
Seorang perempuan 31 tahun G2P1A0 datang ke puskesmas untuk
pemeriksaan kehamilan. Pasien merasa hamil 3 bulan dan baru datang
pertama kali. Pasien adalah penyandang diabetes tipe 2 sejak 4 tahun yang
lalu, telah mengonsumsi obat penurun gula darah secara rutin. Apakah hal
yang penting ditanyakan saat melakukan anamnesis ?

A. Riwayat bayi besar pada anak pertama


B. Adanya mual-mual pada bulan-bulan pertama kehamilan
C. Apakah ia memeriksakan diri secara teratur ke dokter
D. Apakah biasa mengalami serangan hipoglikemi
E. Kenaikan berat badan > 8 kg
Soal No. 18
Pasien perempuan berusia 27 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan
keluhan lemas dan lesu. Pemeriksaan tekanan darah 100/80 mmHg, Nadi 98
x/menit, RR 16 x/menit, konjungtiva tampak pucat. Pemeriksaan laboratorium
Hb 8, MCV turun, dan apus darah menunjukkan hasil mikrositik hipokrom.
Hal apa yang akan ditimbulkan oleh kondisi ibu saat persalinan dan kehamilan?

A. Masih dalam keadaan normal


B. Mengakibatkan gawat janin
C. Abortus pada trimester III
D.Hipertensi pada trimester III
E. Perdarahan post partum
Soal No. 19
Pasien perempuan 27 tahun P1A0 baru melahirkan dua hari yang lalu datang
dengan keluhan ASI tidak bisa keluar sejak melahirkan. Berat lahir bayi 3000
gram, saat ini berat bayi adalah 2990 gram. Pada pemeriksaan fisik TD 120/70
mmHg, N 80 x/menit. Pemeriksaan status lokalis didapatkan papilla mammae
yang tertarik atau tertanam, tetapi masih dapat dikeluarkan dengan jari.
Anjuran yang benar pada pasien ini adalah

A. Memberi susu formula


B. Menambahkan MPASI
C. Menggunakan pompa manual
D.Tetap menyusui langsung anaknya
E. Tidak usah memberi ASI
Soal No. 20
Seorang perempuan 25 tahun P1A0 datang ke puskesmas setelah melahirkan
1 minggu lalu. Pasien mengeluhkan lecet pada puting dan nyeri saat
menyusui dengan payudara kiri, dan khawatir bayinya mengalami penurunan
berat badan. Proses persalinan spontan, bayi langsung menangis , BBL 2750
gram. Pemeriksaan bayi dalam batas normal, BB bayi 2700 gram. Apakah
edukasi yang diberikan dokter?

A. Beri susu tambahan karena bayi mengalami penurunan BB


B. Ibu butuh diberikan antibiotic.
C. Menyusui bayi menggunakan putting yang tidak lecet.
D.Posisi menyusui diperbaiki, basuh putting sebelum dan sesudah memberi
ASI.
E. Ibu perbaiki nutrisi agar nutrisi anak baik
Soal No. 21
Seorang perempuan usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kedua
payudara. Pasien baru saja melahirkan dan mengalami kesulitan menyusui
bayinya. Pasien juga mengaku mengalami demam dan nafsu makan menurun.
TTV normal suhu 38,7. Status lokalis didapatkan eritema, bengkak dan nyeri
tekan di payudara. Tatalaksana yang tepat adalah

A. Kompres hangat
B. Kompres dingin
C. Antibiotik oral
D.Berhenti menyusui
E. Keluarkan ASI dengan pompa payudara
MATERI KB
JENIS KB dan EFEKTIVITASNYA
Cara Pemilihan KB
KB metode alami
Metode Amenorrhea Laktasi
Mekanisme
• Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif untuk menekan ovulasi.
• Metode ini memiliki 3 syarat :
• Ibu belum mengalami haid lagi.
• Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam.
• Bayi berusia kurang dari 6 bulan
• Efektivitas : Apabila dilakukan secara benar, resiko kehamilan <1 dari 100 ibu.

Keuntungan Khusus :
• Mendorong pola ASI yang benar
• ES : tidak ada.
KB metode barier
• Menghalangi bertemunya
sperma dan sel telur
• Efektivitas: 98 %
• Mencegah penularan PMS
• Efek samping: Dapat memicu
reaksi alergi lateks, ISK , dan
keputihan (diafragma)
• Harus sedia sebelum
berhubungan
KB Hormonal
Jenis kontrasepsi Mekanisme Kerja
Pil Kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit
dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur
terganggu

Pil progestin Supresi ovulasi, menekan puncak LH dan FSH, meningkatkan kekentalan lendir servix,
menurunkan jumlah dan ukuran kelenjar endometrium, menurunkan motilitas cilia di
tuba falopi
Suntik kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium sehingga implantasi
terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan inidiberikan sekali tiap
bulan
Suntik Progestin Kerja utama mencegah ovulasi dengan menekan FSH dan LH serta LH surge

Implan Kombinasi antara supresi LH surge, supresi ovulasi, mengentalkan lendir servix, mencegah
pertumbuhan dan perkembangan endometrium
Metode Hormonal
Jenis Pil Kombinasi
• Monofasik (21 tab): E/P dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
(placebo).
• Bifasik (21 tab): E/P dengan dua dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
• Trifasik (21 tab) : E/P dengan tiga dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Jenis suntikan kombinasi


• 25mg Depo Medroksiprogesteron Asetat + 5
mg Estradiol Sipionat, IM sebulan sekali.
• 50mg Noretindron Enantat + 5 mg Estradiol
Valerat, IM sebulan sekali
Pil dan suntikan progesteron
Pil Progestin
• Isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg
noretindron
• Isi 28 pil: 75 µg norgestrel
• Contoh
• Micrinor, NOR-QD, noriday, norod (0,35 mg
noretindron)
• Microval, noregeston, microlut (0,03 mg
levonogestrol)
• Suntikan Progestin
• Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo
Provera)  150mg DMPA, IM di bokong/ 3
bulan.
• Depo Norestisteron Enantat (Depo Norissterat)
 200mg Noretdron Enantat,IM di bokong/ 2
bulan
Pil dan suntikan progesteron
• Pil KB Andalan diminum di hari pertama haid.
• Satu tablet setiap hari pada waktu yang sama untuk mengurangi kemungkinan
efek samping.
• Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning)  harus minum 2
butir pil hormonal segera setelah Anda mengingatnya
• Apabila lupa meminum 2 butir/ lebih pil hormonal (berwarna kuning) 
minum 2 pil selama 2 hari berturut-turut dan + gunakan kondom bila
melakukan hubungan seksual atau hindari hubungan seksual selama 7 hari.
• Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih) maka buang pil
pengingat yang terlupakan.
IMPLAN • Cara Kerja
• menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan
selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi
sperma
• Efek Samping
• Serupa dengan hormonal pil dan suntikan
• Kontra Indikasi
NORPLANT • Serupa dengan hormonal pil dansuntikan
36 mg levonorgestrel dan
lama kerjanya 5 tahun.

Jadena dan Indoplant


75 mg levonorgestrel lama 3 tahun.
AKDR : AKDR bekerja dengan membuat inflamasi ringan pada rahim.

Waktu Pemasangan Post partum


Pascaplasenta 10 menit setelah melahirkan plasenta

Segera pasca salin 10 menit hingga 48 jam pasca salin

Pasca salin tertunda Setelah 48 jam – 4 minggu pasca salin (tidak dianjurkan karena
resiko perforasi dan ekspulsi mningkat)

Pasaca salin tertunda Extended Postpartum, setelah 4 minggu. Tidak dianjurkan karena
angka ekspulsinya tinggi.
Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi Darurat

INDIKASI

Perkosaan
Sanggama tanpa
menggunakan
kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi
yang tidak benar
Soal No. 22
Pasien wanita berusia 30 tahun datang ke praktek dokter umum untuk
berkonsultasi. Sejauh ini pasien telah menggunakan alat kontrasepsi pil KB
yang berjumlah 28 butir tetapi dua hari yang lalu pasien lupa meminumnya
dan tadi malam telah melakukan hubungan intim. Apakah saran yang dapat
diberikan kepada pasien tersebut?

A. Langsung minum 1 obat pil KB & minum pil KB rutin


B. Langsung minum 2 obat pil KB untuk 2 hari berturut-turut dan selanjutnya
melanjutkan pil KB rutin
C. Melakukan tes kehamilan
D.Menghentikan obat KB
E. Mengganti pil KB dengan strip yang baru
Soal No. 23
Seorang wanita usia 39 tahun datang bersama suami nya untuk konseling KB,
pasien diketahui sudah mempunyai 3 orang anak, tidak ada riwayat penyakit
yang dimiliki pasien sebelumnya, dari pemeriksaan tanda vital dan
pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan hasil yang normal, apakah tujuan
dari KB yang cocok untuk wanita tersebut?

A. Menjarangkan kehamilan
B. Menunda kehamilan
C. Mencegah kehamilan
D.Mengakhiri kesuburan
E. Mengakhiri kehamilan
Soal No. 24
Suami istri datang ke dokter untuk konsultasi mengenai kontrasepsi. Pasien
sudah memiliki 4 anak, anak 1 umur 6 tahun, anak ke 2 umur 4 tahun, anak
ke 3 umur 2 bulan. Istri berumur 35 tahun. Pilihan kontrasepsi yang tepat
adalah

A. Implan
B. Kontrasepsi mantap
C. AKDR
D.Pil kombinasi
E. Pil 3 bulan
Soal No. 25
Wanita berusia 28 tahun datang dengan keluhan tidak menstruasi sejak
melahirkan anaknya sekitar 6 bulan yang lalu. Pasien mencemaskan
kondisinya karena khawatir hamil lagi sementara anak pertama masih kecil.
Riwayat penyakit kronik tidak ada, pemakaian kontrasepsi apapun (-). Pasien
masih menyusui eksklusif anaknya, test kehamilan (-). Hal yang mendasari
kasus di atas adalah...

A. Peningkatan Oksitosin
B. Peningkatan Estrogen
C. Penurunan Estrogen
D.Penurunan Progesterone
E. Peningkatan Progesterone

Anda mungkin juga menyukai