Perdarahan
Perdarahan Postpartum
Antepartum
4T
Trauma
Tissue
Trombin
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Gejala dan tanda : PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR TANPA RASA NYERI
dan BERWARNA MERAH SEGAR
Berdasarkan Lokasinya
TATALAKSANA
• Inspekulo + USG + Koreksi cairan dengan infus (NaCl 0,9%
atau RL)
• Lihat jumlah perdarahan:
• Banyak SC tanpa melihat usia kehamilan
• Sedikit waktu menuju aterm masih lama rawat jalan terapi
ekspektan
TATALAKSANA
TATALAKSANA EKSPETAN
• Tatalaksana ekspektan
• Syarat : janin preterm, perdarahan sedikit, tidak ada tanda impart, keadaan
umum ibu baik, tidak ada gawat janin.
• Sentinel bleeding rawat inap dan observasi 48 jam untuk perdarahan
berulang.
• Kontraksi (+) berikan tokolitik : MgSo4 4g IV dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
ATAU nifedipin 3x20 mg.
• Pematangan paru
• Faktor Predisposisi
• Hipertensi
• Versi luar
• Trauma abdomen
• Hidramnion
• Gemelli
• Defisiensi besi
Derajat solusio plasenta
Solutio Placenta Ringan
• Luas plasenta yang terlepas <25% atau 1/6 bagian (jumlah
perdarahan <250 ml)
• Komplikasi ibu dan janin belum ada.
Solutio Placenta Sedang
• Luas plasenta yang terlepas 25-50%.
• Gejala dan tanda sudah jelas: rasa nyeri pada pada perut yang
terus-menerus, denyut jantung janin menjadi cepat, hipotensi dan
takikardia
24 JAM
Early/primary Late/seconday
Muncul <24 jam pasca salin Muncul >24 jam pasca salin
Tonus Atonia Uteri • Perdarahan segera
• Uteri lembek/tidak kontraksi
PLASENTA AKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai batas atas lapisan
otot rahim.
PLASENTA INKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai masuk dalam lapisan
otot rahim.
PLASENTA PERKRETA
Vili chorialis menanamkan diri
sampai menembus lapisan
otot mencapai serosa atau
menembusnya.
IMPLANTASI ABNORMAL PLASENTA
• Faktor Resiko :
• Plasenta previa
• Riwayat SC
• Jaringan parut pada uterus
• Kuretase uterus
Manifestasi Klinis
• Perdarahan antepartum
• Plasenta tidak dapat
dilahirkan (retensio
plasenta)
• Pada ekstraksi manual tidak
ditemukan cleavage plane
• Inversio uteri apabila
penarikan terlalu kuat.
Pemeriksaan Penunjang Swiss-cheese
appearance
• Pemeriksaan Penunjang
• USG doppler
• Dapat menemukan
plasenta previa.
• Hilangnya zona
retroplasenta hipoekoik
yang ada diantara
plasenta dan uterus.
• Gambaran swiss-cheese Tatalaksana
• Bila sudah ditemukan sebelum
appearance.
kelahiran, lahirkan secara section
• Biopsi plasenta dan caesaria.
myometrium konfirmasi • Histerektomi pada plasenta
diagnosis inkreta dan perkreta.
Perdarahan Perdarahan
Antepartum Postpartum
4T
Early onset Late onset
Tonus
Plasenta Previa
Trauma
Solusio
Placenta
Tissue
Metritis (3B)
Ketuban Pecah Dini
PPROM
PROM
(Preterm Premature
37 MINGGU (Premature Rupture of
Rupture of
Membranes)
Membranes)
• Inspeksi :
pengumpulan cairan di vagina mengalir keluar
dari lubang serviks saat pasien batuk atau saat
fundus.
• Kertas Nitrazin (lakmus)
Berubah menjadi biru (cairan amnion lebih basa)
• Mikroskopik
Ferning sign (arborization, gambaran daun
pakis)
• Amniosentesis
Injeksi 1 ml indigo carmine + 9ml NS tampak
tampon vagina setelah 30 menit.
Algoritma KPD
Tatalaksana
< 24 minggu
• Pertimbangan dilakukan dengan melihat resiko ibu dan janin.
• Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
Korioamnionitis
Definisi
• Infeksi pada korion dan amnion
• Diagnosis : ditemukan demam >38oC dengan 2 atau lebih tanda berikut ini :
• Denyut jantung janin >160 kali/menit.
• Frekuensi nadi ibu > 100 kali/menit.
• Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi.
• Cairan amnion berbau.
• Faktor predisposisi
• Persalinan premature
• Persalinan lama
• Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang
• Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia (IMS, BV)
• Alkohol, rokok dan ketuban pecah lama.
Korioamnionitis
Metritis
• Infeksi pada uterus setelah persalinan. Keterlambatan
terapi akan menyebabkan abses, peritonitis, syok,
trombosis vena, emboli paru, infeksi panggul kronik,
sumbatan tuba, infertilitas.
• Tanda dan Gejala
• Demam >38C dapat disertai menggigil
• Nyeri perut bawah
• Lokia berbau dan purulen
• Nyeri tekan uterus
• Subinvolusi uterus
• Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
Tatalaksana
• Antibiotik hingga 48 jam bebas demam
• Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap
24 jam + Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
• Jika masih demam 72 jam setelah terapi, kaji ulang diagnosis
dan atalaksana
• Cegah dehidrasi. berikan minum atau infus cairan kristaloid.
Pertimbangkan pemberian vaksin tetanus toksoid (TT) bila ibu
dicurigai terpapar tetanus (misalnya ibu memasukkan jamu-jamuan
ke dalam vaginanya).
• Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan
keluarkan bekuan serta sisa kotiledon. Gunakan forsep ovum atau
kuret tumpul besar bila perlu
• Jika tidak ada kemajuan operatif (laparotomi)
Prolaps Uteri (3A)
Uteri prolapse adalah kondisi ketika otot dasar dan jaringan ikat
(ligamen) dari pelvis melemah dan meregang sehingga tidak bisa
menyangga rahim.
POP-Q STAGING
Faktor Resiko : Sign and symptoms
• Usia tua • Seperti ada yang turun
• Obesitas • Peningkatan frekuensi kencing
• Grande multipara • Stress inkontinensia
• Konstipasi • Masalah saat berhubungan
Indikasi :
Tatalaksana • Pasien memilih pesarium
• Resiko operasi daerah pelvis
• Pasien tidak dapat melakukan
operasi
• Pasien menunda operasi
Operasi
• Anterior colporraphy
• Posterior colpoperineoraphy
Gangguan Menstruasi
• AUB
• Mioma uteri
• Endometriosis
• Kista
• PCOS
• Infertilitas
• Papsmear dan iva
Gangguan Menstruasi
Amenorrhea Primer Tidak pernah menstruasi setelah berusia 16 tahun, atau
berusia 14 tahun tanpa menstruasi sebelumnya dan tidak
terdapat tanda-tanda perkembangan seksual sekunder
Amenorrhea Tidak terdapat menstruasi selama 3 bulan pada wanita
sekunder dengan sklus haid teratur, atau 9 bulan pada wanita dengan
siklus menstruasi tidak teratur
Oligomenorea Menstruasi yang jarang atau dengan perdarahan yang sangat
sedikit.
1. Operatif
2. Non-Operatif
• Anti nyeri (NSAID, aspirin, morphine, and codeine)
• Hormonal
• Pil KB
• Levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS)
• Gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) analogues
• Progestogens (medroxyprogesterone acetate)
Massa Cervix
Jenis Keterangan
Kista Bartholin Kista pada kelenjar bartholin yang terletak di kiri-kanan bawah vagina,di
belakang labium mayor. Terjadi karena sumbatan muara kelenjar e.c trauma
atau infeksi
Kista Nabothi Terbentuk karena proses metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks diganti
(ovula) dengan epitel berlapis gepeng. Ukuran bbrp mm, sedikit menonjol dengan
permukaan licin (tampak spt beras)
Polip Serviks Tumor dari endoserviks yang tumbuh berlebihan dan bertangkai, ukuran
bbrp mm, kemerahan, rapuh. Kadang tangkai panjang sampai menonjol dari
kanalis servikalis ke vagina dan bahkan sampai introitus. Tangkai
mengandung jar.fibrovaskuler, sedangkan polip mengalami peradangan
dengan metaplasia skuamosa atau ulserasi dan perdarahan.
Karsinoma Tumor ganas dari jaringan serviks. Tampak massa yang berbenjol-benjol,
Serviks rapuh, mudah berdarah pada serviks. Pada tahap awal menunjukkan suatu
displasia atau lesi in-situ hingga invasif.
Kista Gartner
• Etiologi : suatu vagina yang disebabkan
oleh sisa jaringan embryonal (ductus
wolffian).
• Tanda dan gejala :
• Biasanya didapatkan di dinding
anterolateral superior vagina.
• Ukuran pada umumnya <2 cm,
namun dapat berkembang lebih
besar.
• Bila ukuran kista besar : dysuria,
gatal, dyspareunia, nyeri pelvis,
protrusi dari vagina.
• Penunjang PA : epitel kuboid selapis
• Terapi : drainase
Kista Bartholini
• Kista yang paling sering.
• Disebabkan oleh obstruksi sekunder pada duktus akibat
inflamasi nonspesifik atau trauma.
• Kebanyakan asimptomatik.
Diagnosis USG
• Gambaran seperti roda
pedati.
• 12 atau lebih folikel
terlihat jelas di satu
ovarium.
• Ukuran satu atau kedua
ovarium membesar.
Meigs syndrome : disertai ascites, oedem pulmo dan PCOS
Ca Cervix
Definisi
• Keganasa pada cervix yang terjadi umumnya pada usia 40-60 tahun.
• Faktor resiko : HPV 16 dan 18, multipartner, perokok.
2. Habitus/sikap (attitude)
Hubungan antara bagian janin satu
dengan yang lainya.
Contoh : extensi penuh
Malpresentasi Janin
3. Presentasi (presentation) :
bagian terbawah dari janin.
Contoh : presentasi bahu,
bokong, kepala, dahi, muka.
4. Position
Hubungan antara bagian tertentu
fetus (ubun-ubun kecil, dagu,
mulut, sakrum, punggung) dengan
bagian kiri, kanan, depan, belakang
atau lintang terhadap jalan lahir. Left occiput transverse
Malposisi
Letak Lintang
• Sumbu panjang tegak lurus atau hamper tegak lurus dengan
panjang ibu.
• Bahu menjadi bagian terendah, disebut juga presentasi
bahu/acromion.
Diagnosa
• Perut melebar ke samping
• Palpasi : bagian besar (kepala dan bokong) teraba di samping,
fundus dan bagian bawah rahim kosong.
Persalinan
• Dapat lahir spontan.
• Sikap konservatif dipertahankan sampai pusat lahir.
• 2 jam setelah pembukaan lengkap, anak sudah harus
lahir.
Perasat Persalinan
Bracht Manuever
Sebaiknya dilakukan SC
Pervaginam apabila :
• Persalinan sudah sedemikian
maju dan pembukaan lengkap
• Bayi preterm sehingga kans
hidup kecil
• Bayi kedua pada kehamilan
kembar
Persalinan Post Term
Manifestasi Klinis
• Polifagi
• Polidipsi
• Poliuria
• Peningkatan berat
badan
• Janin large for Fetal Macrosomia
gestational age. BB > 4000 mg
Tatalaksana
Target Terapi
• GDP < 95 mg/dL
• GD2PP < 120 mg/dL
Tatalaksana
• Pengaturan diet dan gaya hidup tatalaksana awal,
dilakukan selama 2 minggu. Apabila gagal insulin
• Insulin terapi utama pada DM gestational dimulai dari
dosis kecil 0,5-1,5 U/kgBB/hari.
• Jika tidak tersedia insulin Golongan sulfonylurea
• Pemeriksaan fungsi dinamik janin plasenta mulai dari 36
minggu
• Skrining Kembali 6-12 minggu pasca persalinan.
Anemia Saat Kehamilan
ON FETUS ON MOTHER
• Neural tube defect • Heart decompensation and
• Miscariage heart failure
• IUGR • Preterm labour dan preterm
• Prematurity delivery.
• IUFD • Post partum hemorrhage
• Death
Tatalaksana Anemia
Hepatitis B
Inverted Nipple
• Bentuk puting datar/terlalu pendek kesulitan dalam menyusui bayi
• Manifesati Klins :
• Ibu kesulitan menyusui bayi.
• Puting susu tertarik ke dalam
• Puting datar atau tenggelam.
Manifestasi Klinis :
• Payudara bengkak dan keras.
• Nyeri pada payudara.
• Biasa terjadi 3-5 hari pasca persalinan.
• Mengenai kedua payudara
TATALAKSANA
• Kompres hangat
payudara selama 5 menit
(berbeda dengan
mastitis, kompresnya
dingin).
• Urut payudara dari
pangkal ke papilla.
• Susukan bayi/pompa ASI
setiap 2-3 jam sekali.
• Bromokriptin 2,5 mg
agonis dopamin,
mencegah sekresi
prolactin.
Mastitis
• Infeksi pada kelenjar mammae, sering terjadi pada minggu 3-4 post
partum.
• Etiologi : Staphylococcus aureus, S. viridans.
Manifestasi Klinis :
• Demam biasnya menghilang
dalam 48-72 jam setelah terapi.
• Perubahan pada payudara :
• Eritema
• Nyeri
• Pembengkakan.
• Curiga abses payudara bila :
• Demam tidak menghilang 72 jam
pasca terapi
• Fluktuasi (+)
TATALAKSANA
• Kompres dingin
• Antipiretik Paracetamol 3x500 mg PO.
• Antibiotik
• Kloksasilin 4x500 mg PO selama 10-14 hari.
• Eritromisin 3x250 mg PO selama 10-14 hari.
• Tetap menyusui di payudara yang tidak nyeri
• Monitoring dalam 72 jam
• Pada abses insisi drainase + antibiotik
Abses Mammae
Keuntungan Khusus :
• Mendorong pola ASI yang benar
• ES : tidak ada.
KB metode barier
• Menghalangi bertemunya
sperma dan sel telur
• Efektivitas: 98 %
• Mencegah penularan PMS
• Efek samping: Dapat memicu
reaksi alergi lateks, ISK , dan
keputihan (diafragma)
• Harus sedia sebelum
berhubungan
KB Hormonal
Jenis kontrasepsi Mekanisme Kerja
Pil Kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba
sehingga transportasi telur terganggu