Anda di halaman 1dari 71

THT 1

Pemeriksaan Telinga
Pemasangan Lampu Kepala

• Posisi lampu diletakkan tepat di daerah glabella


• Memfokuskan cahaya lampu kearah telapak tangan kurang lebih 30
cm dari lampu kepala  hingga diperoleh focus cahaya lampu yang
kecil, dengan tingkat pencahayaan maksimal
Pemeriksaan Telinga

Inspeksi telinga luar


Perhatikan adanya kelainan bentuk telinga, tanda-tanda radang, tumor, secret yang keluar
dari liang telinga

Palpasi telinga luar


Ada tidaknya nyeri tekan, nyeri tarik tragus (ke arah posterosuperior), pembesaran kelenjar
pre dan post aurikuler, nyeri tekan tulang mastoid (curiga mastoiditis)
Pemeriksaan Telinga
Pemeriksaan liang telinga dan membrane timpani
Memposisikan liang telinga supaya axisnya sejajar
dengan arah pandang mata, cara :
• Menjepit daun telinga dengan ibu jari dan jari
tengah  Tarik ke superior-dorso-lateral
• Mendorong tragus ke anterior  dengan jari
telunjuk
Dilakukan dengan tangan kanan bila memeriksa
telinga kiri; dan sebaliknya

Evaluasi liang telinga


Adanya stenosis/atresia meatal, obstruksi akibat secret, jaringan ikat, benda asing, serumen
obstruran, polip, jaringan granulasi, edema, atau furunkel
Pemeriksaan Telinga
Evaluasi Membran Timpani
Otoskop
• Memegang otoskop  seperti memegang pensil
• Jari lain pemeriksa dapat menumpu pada pipi di dekat telinga
pasien

Membran timpani
Memperhatikan permukaan membrane, posisi, warna, ada
tidaknya perforasi, reflex cahaya (normal = anteroinferior)
Reflex cahaya telinga kiri  arah jam 7
Reflex cahaya telinga kanan  arah jam 5
Perichondritis & Chondritis
Infeksi bakteri pada perikondrium dan kartilago aurikula
Etiologi: selulitis auricula yang tidak diobati, OE akut, trauma, multiple piercing
Tanda: nyeri, kemerahan, bengkak, keluar cairan serosa-purulen, eksudat. Melibatkan
jaringan lunak sekitanya pada wajah dan leher. Lobus auricula normal
Patogen penyebab: Pseudomonas sp.

Erisipelas
Contoh Penulisan Resep
dr. Mediko
SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Ciprofloxacin 500 mg tab No. X
S.o.12.h tab I (habiskan)_____ Antibiotik
R/ Asam mefenamat 500 mg tab no. X
Analgesik
S.3.dd. tab I prn (bila nyeri)___
R/ Methylprednisolone 4 mg tab no. X
S.2.dd tab I_______________
Anti inflamasi

Pro : Ny. X
Usia : X tahun
Hematoma Auricula
• Trauma langsung pada auricula anterior
sering terutama pada pegulat.
• Trauma mengakibatkan terlepasnya
perikondrium dan kartilagonya, pembuluh
darah pecah  hematoma
• Othematoma vs pseudo-othematoma
Pseudoothematoma disebabkan trauma
minimal (misal dijewer)  berisi cairan
serum
1/3 luar
Sirkumsripta
MT masih bisa terlihat

Apabila terkena semuanya


(difusa) , MT tidak dapat dinilai
Apabila terdapat gangguan
NVII menjadi maligna
Otitis Eksterna Furunkulosa (Sirkumskripta)
• Etiologi : Staph. Aureus
• Terletak di folikel rambut atau gld.sebasea yang tersumbat.
• Hanya terjadi di 1/3 ext canal (part kartilaginosa), tampak adanya
bisul, nyeri tekan tragus, nyeri tarik aurikula, MT masih terlihat.

Otitis eksterna difusa (swimmer’s ear)


• Penyebab: Pseudomonas (usually), Staph albus, E. Coli.
• Mengenai seluruh CAE, MT tidak terlihat
Terapi Otitis Eksterna
Furunkulosa/Sirkumskripta Difusa
Otitis eksterna sirkumskripta pada stadium Pada otitis eksterna difus dengan
infiltrat diberikan salep ikhtiol atau antibiotik memasukkan tampon tampon antibiotika
dalam bentuk salep seperti polymixin B atau yang mengandung campuran polimiksin B,
basitrasin. (PPM Puskesmas) neomisin, hidrokortison dan anestesi topikal.
(PPM Puskesmas)
Kebanyakan furunkel direabsorpsi secara
spontan, namun jika dalam 24-48 jam
bisulnya belum pecah maka dilakukan insisi
dan drainase.
Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Diberikan
pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-
50 mg per/ kg BB.
Contoh Penulisan Resep
Terapi Topikal Infeksi Berat
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Bacitracin-Polymyxin B ointment tube No. I R/ Ampicillin 250 mg cap No. XII
S.u.e____________________ S.o.6.h cap I__________________

Pro : Ny. X Pro : Ny. X


Usia : X tahun Usia : X tahun
Sediaan Ampicillin :
• Tablet 500 mg
• Kapsul 250 mg
Otitis Eksterna Maligna
• Nyeri telinga hebat hingga sendi rahang nyeri
saat mengunyah
• Otorrhea purulent
• Dapat mengenai saraf kranial terutama nervus
VII meskipun dapat juga mengenai nervus
kranial yang lain kecuali nervus I, III, IV
• Kematian  jika terjadi trombosis sinus lateralis
Terapi
Antibiotik dan debridement agresif
Dosis dewasa:
ciprofloxacin 400 mg IV/8 jam; 750 mg PO/12
jam
Contoh Penulisan Resep
Infus Peroral
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Infus Ciprofloxacin 400 mg vial no. III R/ Ciprofloxacin 750 mg tab No. XIV
S.i.m.m__________________ S.o.12.h tab I________________
R/ Infus set no. I
S.i.m.m__________________ Pro : Ny. X
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun • 1 vial ciprofloxacin = 400 mg/200 ml
• 1 vial infus habis dalam 8 jam  1 hari 3 vial
Otomycosis
•Otitis Eksterna yang disebabkan oleh jamur
•Penumpukan hifa pada MAE
Gejala
•Gatal
A. Candida : cotton wool
•Otalgia dan otorrhea sebagai gejala yang paling banyak
B. Aspergillus niger :
dijumpai.
newspaper appearance
•Kurangnya pendengaran dan rasa penuh pada telinga.
Faktor Resiko
•Cuaca yang lembab,
•Olahraga air
•Peningkatan pemakaian preparat steroid dan antibiotik
topikal.
Otomycosis
Pemeriksaan Penunjang Terapi
• Preparat langsung : • Ear toilet
• skuama dari kerokan kulit liang telinga • Obat anti jamur topikal
diperiksa dengan KOH 10 %  hifa-hifa • Nystatin  efektif untuk
lebar, berseptum, dan dapat Candida sp.
ditemukan spora-spora kecil. • Miconazole  efektif utk Aspergillus
sp.
• Pembiakan : • Asam asetat 2 % dalam alkohol
• Skuama dibiakkan pada media Agar  sebagai keratolytic
Saboraud, dan dieramkan pada suhu • Jaga telinga tetap kering dan cegah
kamar. Koloni akan tumbuh dalam satu manuver2 pada telinga
minggu.
Contoh Penulisan Resep
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Nistatin-Zinc Oxide ointment tube no. I R/ Miconazole cream 2% tube no. I
S.u.e___________________ S.u.e_____________________
R/ Asam asetat ear drop 2% fl no. I R/ Asam asetat ear drop 2% fl no. I
S.3.dd. gtt III (auric dextra)__ S.3.dd. gtt III (auric dextra)__

Pro : Ny. X Pro : Ny. X


Usia : X tahun Usia : X tahun

Untuk Candida sp Untuk Aspergillus sp


Keratosis Obsturan
Penumpukan epitel skuamous dalam jumlah besar yang susah di
keluarkan

Sering terjadi pada usia muda


Akibat kegagalan migrasi sel epitel ke arah luar
Menyebabkan erosi tulang sirkumferensial
Manifestasi Klinis: tuli konduktif, nyeri, liang telinga lebih luas,
sekret telinga berkurang

Terapi : tetes telinga campuran dari alkohol/ gliserin dalam H2O2,


3x seminggu
Miringitis Bulosa

Infeksi pada membran timpani terkait dengan kejadian


OMA, yang dikarakteristikkan dengan onset cepat, nyeri
sekali, dan ukuran bula yang bervariasi pada membran
timpani.
Penyebab: S.pneumoniae, , Mycoplasma, virus dan
bakteria
Bula  cairan serosa dan hemoragic
Tx: Sama dengan terapi OMA tanpa disertai bullae
Cerumen Prop
Faktor Risiko Tanda dan Gejala:
1. Dermatitis kronik liang telinga luar •Hearing impairment (deafness)  CHL
2. Liang telinga sempit •Earache
3. Produksi serumen banyak dan kering •Reflex cough
4. Adanya benda asing di liang telinga •Fullness in the ear
5. Kebiasaan mengorek telinga •Tinitus – vertigo
Tatalaksana
• Serumen lembek  bersihkan dengan kapas yang dililitkan pada cotton applicator
• Serumen yang keras  dikeluarkan dengan cerumen hook/scoop
• Serumen yang tidak bisa dikeluarkan  dilunakkan dengan tetes carbogliserin 10%
selama 3 hari
• Serumen yang terdorong jauh ke dalam liang tenlinga  irigasi air hangat sesuai suhu
tubuh (KONTRAINDIKASI PADA MEMBRAN TIMPANI PERFORASI)

Indikasi untuk mengeluarkan serumen


•Sulit untuk melakukan evaluasi membran timpani
•Otitis eksterna
•Oklusi serumen dan bagian dari terapi tuli konduktif.

Serumen dianjurkan dikeluarkan setiap 6-12 bulan


Corpus alienum telinga

TATALAKSANA
• Benda hidup : harus dimatikan terlebih dahulu, dapat
menggunakan coccos oil, atau tampon basah ditets dengan
rivanol atau anestesi lokal selama 10 menit.
• Ekstraksi dengan menggunakan alat (di slide selanjutnya.
Otitis Media

Akut : < 3 minggu


Subakut : 3 minggu – 2 bulan
Kronik : > 2 bulan
STADIUM OKLUSI
• Fungsi tuba terganggu, terjadi retraksi timpani
• Gejala dan tanda : penurunan pendengaran, sensasi penuh di telinga,
TIDAK ADA DEMAM, membrane timpani retraksi dan suram
• Perbaiki fungsi tuba : tetes hidung HCl efedrin 0,5-1% (atau
oksimetazolin 0,025 – 0,05%)

STADIUM HIPEREMIS/PRESUPPURATIVE
• Patogen masuk dan menjadi radang di telinga tengah
• Gejala stadium oklusi + muncul demam tinggi, MT tampak hiperemis
dan terdapat kongesti.
• Antibiotik 10 -14 hari: ampicillin 4x500 mg, amoxcicilin 3x500 mg,
eritromisin 4x500 mg, dosis anak menyesuaikan
STADIUM SUPURATIF
• Pus terbentuk di telinga tengah.
• Gejala semakin memberat, nyeri telinga hebat,demam, tampak
bulging dan hiperemis.
• Miringotomi + grommet dilanjut antibiotik
STADIUM PERFORASI Yang dinilai pada perforasi :
• Tekanan meningkat  ruptur MT • Jumlah
• Gejala dan tanda : nyeri telinga berkurang, • Letak (sentral/attic/perifer)
demam berkurang, tampak perforasi dan • Luas
keluar cairan dari telinga. • Tepi (tebal/tipis)
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 • Rata/tidak rata
hari, antibiotik adekuat yang tidak
ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga
sampai 3 minggu.

STADIUM RESOLUSI
• Cairan yang keluar berkurang, penurunan
pendengaran tipe CHL.
• Perforasi semakin menutup
• Tx : cukup observasi
Glue Ear Dry Ear
Contoh Penulisan Resep
Stadium Oklusi Stadium Presupurasi & Supurasi

dr. Mediko dr. Mediko


SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Oxymethazoline nasal spray 0,05% fl no. I R/ Ampicillin 500 mg tab no. LVI
S.2.dd. puff II_(5 hari)_____ S.o.6.h tab I (habiskan)______

Pro : Ny. X Pro : Ny. X


Usia : X tahun Usia : X tahun
Contoh Penulisan Resep
Stadium Perforasi Stadium Presupuratif dan Supuratif anak-anak
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ H2O2 3% fl no. I R/ Amoxicillin syr 125mg fl no. I
S.1.dd. gtt I_auric dextra (3 hari)______ S.o.8.h c.orig I (habiskan)___
R/ Ofloxacin ear drop 0.3% fl no. II
S.o.12.h. gtt V auric dextra (21 hari)___ Pro : An. Y
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun C.orig  menggunakan sendok bawaan dari obat syrupnya
Komplikasi

Intra-temporal : mastoiditis,
petrositis, labirintitis, paralisis
nervus VII

Intra-cranial : extradural abcess,


brain abcess, sigmoid
thrombophlebitis, meningitis
Mastoiditis

• Inflamasi pada mastoid air cell pada tulang temporal


• Mastoiditis akut: berhubungan dengan Otitis Media Akut
• Mastoiditis Kronis: berhubungan dengan OMSK dan
terbentuknya kolesteatoma.
• Tanda dan gejala: demam, otalgia, nyeri dibelakang
telinga, bengkak, kemereahan, keluar cairan dari telinga
ABSES BERKAITAN DENGAN OTITIS MEDIA
Vestibular Neuritis
Radang pada nervus vestibularis
menyebabkan gejala vertigo, instabilitas
gait, nausea, vomiting.

Labirintitis
Radang pada apparatus labirin : gejala
neuritis vestibularis + hearing loss
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• Radang kronis telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan riwayat keluarnya
secret dari telinga (otore) lebih dari 2 bulan, baik terus-menerus atau hilang timbul.
• Etiologi : campuran aerob (pseudomonas, s.aureus, S. epidermidis), anaerobic (prevotella,
porphyromonas)

Attic = pars flaccida Cholesteatoma


Anamnesis
Hal-hal yang penting ditanyakan pada anamnesis OMSK:

Anamnesis
• Riwayat keluar cairan telinga hilang timbul atau terus menerus lebih dari 2 bulan, secret
berbau/tidak berbau
• Gangguan pendengaran
• Dapat disertai gangguan keseimbangan
• Nyeri Telinga
• Tinitus
• Ada tidaknya komplikasi
o Intra temporal : vertigo, muka mencong, ketulian total
o Ekstra temporal : bisul di belakang daun telinga, mual, muntah, nyeri kepala hebat,
penurunan kesadaran, demam tinggi
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Pemeriksaan Otoskopi
• Perforasi membrane timpani  sentral, atik, marginal, subtotal, total, dengan/tanpa kolesteatoma
• Dapat disertai/tanpa secret
• Deskripsi secret
o Warna : jernih/mukopurulen/bercampur darah
o Jumlah : sedikit (tidak mengalir), banyak (mengalir/menempel di bantal)
o Bau : tidak berbau/bau (karena kuman anaerob)
• Ada tidaknya jaringan granulasi di telinga tengah
• Ada tidaknya komplikasi : abses retroaurikular, fistel, paresis fasialis perifer, tanda peningkatan TIK

Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan otoendoskopi
• Foto polos mastoid Schuller; High Resolution Computed Tomography (HRCT) Mastoid
• Kultur dan resistensi secret telinga
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Benigna Maligna
Perforasi Central Attic or marginal
Discharge Intermiten Kontinu
Mukopurulen/purulent +/- Selalu purulent
Putih/kekuningan +Kekuningan/kecoklatan/kehijauan
Kolesteatoma Sangat jarang Hampir selalu ada
Tuli Konduksi – ringan sampai Konduksi atau mix – Ringan
sedang sampai berat
Complication Sangat jarang Sering

Cholesteatoma : apabila ditemukan masa granulasi pada telinga atau ditemukan adanya
discharge berbau sangat busuk dan ada jaringan granulasi yang keluar dari telinga.
Pemeriksaan Penunjang

Foto polos mastoid Schuller


HRCT Mastoid
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Prinsip Terapi
• OMSK benigna : konservatif atau medikamentosa
– Sekret aktif :
• Aural toilet H2O2 3% selama 3-5 hari.
• Setelah berkurang tetesi antibiotik lokal yang non ototoksik maksimal 2 minggu.
• Berikan pula antibiotik oral golongan penisilin, ampisilin, eritromisin sebelum hasil tes
resistensi diterima
– Sekret tenang:
• Observasi selama 2 bulan
• Bila membran timpani belum menutup, dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti
• OMSK maligna : pembedahan
– Mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti
– Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, dilakukan insisi abses
sebelum mastoidektomi
– Terapi medikamentosa hanyalah sementara sebelum pembedahan
Contoh Penulisan Resep
OMSK Benigna Sekret Aktif
dr. Mediko
SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020
R/ H2O2 3% fl no. I
S.1.dd. gtt I_auric dextra (3 hari)______
R/ Ofloxacin ear drop 0.3% fl no. II
S.o.12.h. gtt V auric dextra (14 hari)___
R/ Eritromisin 500 mg tab no. LVI
S.o.6.h tab I (habiskan)______________

Pro : Ny. X
Usia : X tahun
Otosklerosis
Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes sehingga stapes
menjadi kaku dan tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik
Terjadi bilateral, perempuan lebih sering, usia 11-45 tahun
Penyebab belum dapat dipastikan, beberapa faktor yang mempengaruhi faktor keturunan dan
gangguan sirkulasi pada stapes
Gejala dan tanda klinis
• Penurunan pendengaran progresif
• Tinnitus dan Vertigo
• Membran timpani kemerahan akibat pelebaran pembuluh darah pada promontorium (Schwarte’s
sign/flemmingo pink sign)
• Pasien merasa pendengaran lebih baik pada ruang bising (Paracusis Willisi)
Terapi
• Stapedektomi, stapes diganti bahan prostesa
• Pemberian Alat Bantu Dengar (ABD)
Flemmingo Pink Sign
Pemeriksaan Pendengaran
1. Sound resources  receiver organ
2. Physical energy conversion  nerve impuls
3. Nerve impuls  hearing cortex

Objektif: Subjektif:
• Audiometri Impedans • Tes Bisik
• OAE (Otoacoustic Emission) • Tes Garpu Tala
• BERA (Brainstem Evoked • Audiometri Nada Murni
Response Audiometry) • Audiometri Nada Tutur
Tes Garputala
• Menggunakan garputala 512 Hz
• Keuntungan : dapat memperoleh dengan cepat gambaran fungsi pendengaran penderita
• Kerugian : tidak dapat ditentukan besarnya intensitas bunyi karena tergantung cara
menggetarkan garpu tala

Tes Weber Membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan kanan

Tes Rinne Membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara pada satu telinga

Tes Swabach Membandingkan hantaran tulang dari penderita dengan pemeriksa


(telinga pemeriksa harus normal)
Tes Weber

• Garputala yang telah digetarkan diletakkan


pangkalnya pada dahi/vertex
• Penderita ditanya apakah mendengar suara
dengung garputala
• Bila mendengar  tanyakan telinga mana
suara didengar lebih keras
• Bila lebih keras telinga kanan = lateralisasi ke
kanan
Tes Rinne
Pada telinga normal  hantaran udara lebih panjang dari
hantaran tulang (juga pada tuli sensorineural)
Tuli konduktif  hantaran tulang lebih panjang dari hantaran
tulang

• Garputala yang telah digetarkan diletakkan pangkalnya


pada planum mastoideum telinga yang akan diperiksa
• Ditanyakan apakah mendengar suara garputala
• Bila pasien sudah tidak mendengar  garputala
dipindahkan ujungnya hingga 3 cm di depan meatus
akustikus eksternus
• Bila penderita masih dengar  Rinne (+)
• Bila penderita sudah tidak dengar  Rinne (-)
Tes Swabach

• Garputala yang telah digetarkan diletakkan crosscheck!


pangkalnya pada planum mastoideum
telinga penderita yang akan diperiksa • Garputala yang telah digetarkan diletakkan
• Ditanyakan apakah mendengar suara pangkalnya pada planum mastoideum
garputala telinga pemeriksa yang akan diperiksa
• Bila pasien sudah tidak mendengar  • Bila pemeriksa sudah tidak mendengar 
garputala dipindahkan ke planum garputala dipindahkan ke planum
mastoideum pemeriksa mastoideum penderita
• Jika pemeriksa masih dengar  Swabach • Bila pasien sudah tidak dengar  normal
memendek • Bila pasien masih dengar  Swabach
• Jika pemeriksa tidak dengar  crosscheck! memanjang

Swabach memendek  tuli sensorineural


Swaabch memanjang  tuli konduktif
Interpretasi
Tes Pendengaran
Audiometri Nada Murni
• Ambang dengar (AD) : bunyi nada murni terlemah pada frekuensi tertentu yang
masih dapat didengar oleh telinga seseorang.
• Perhitungan derajat ketuli
• (AD 500 Hz + AD 1000 Hz + AD 2000 Hz + AD 4000 Hz)/4
• Derajat ketulian :
• 0-25 dB : normal
• 26-40 dB : tuli ringan
• 41-55 dB : tuli sedang
• 56-70 dB : tuli sedang berat
• 71-90 dB : tuli berat
• >90 dB : tuli sangat berat
Tuli Konduktif Tuli sensorineural Tuli Campur
• BC normal atau < 25 dB • AC dan BC > 25 dB • BC > 25 dB
• AC > 25 dB • AC dan BC berimpit, tidak ada • AC > BC, terdapat air- bone
• Antara AC dan BC terdapat air- bone gap gap
air-bone gap
Disebut terdapat air-bone gap apabila antara AC dan BC terdapat
perbedaan lebih atau sama dengan 10 dB, minimal pada 2 frekuensi
yang berdekatan.
Tuli Sensorineural (SNHL)
Gejala klinis
•Penurunan pendengaran progresif, simetris
•Tinnitus nada tinggi
•Pasien dapat mendengar suara percakapan tetapi sulit memahaminya, terutama bila diucapkan
dengan latar belakang bising (Cocktail party deafness)
•Bila intensitas ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga akibat faktor kelelahan (recruitment)
Diagnosis
•Tes penala didapat tuli sensorineural
•Pemeriksaan audiometri nada murni didapat hasil tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris
•Pemeriksaan audiometri nada tutur menunjukkan gangguan diskriminasi wicara (speech
discrimination)
Presbikusis Noise Induced Hearing Loss
• Tuli sensorineural • Akibat pajanan bising yang keras dalam waktu lama
• Usia > 65 tahun • Pemeriksaan audiometri nada murni  tuli sensori neural
• Bilateral pada frekuensi 3000-6000 Hz, terberat pada 4000 Hz
• Akibat proses degenerasi • Pencegahan  mengusahakan bising < 85dB

Gradually slopping downward pattern “Noise notch” pada 4000 Hz


Obat Ototoxic
Kerusakan yang ditimbulkan:
• Degenerasi stria vaskularis Terjadi pada hampir semua obat ototoksik
• Degenerasi sel epitel sensori pada organon corti dan labirin vestibular. Pada penggunaan
aminoglikosida
• Degenerasi sel ganglion Sekunder akibat degenerasi sel epitel sensori

Anti inflamasi Anti Tumor


Aminoglikosida
(Salisilat dan aspirin) (Cisplatin
(Streptomisin, Neomisin, Kanamisin Gentamisin) Karboplatin)

Loop Diuretic Anti Malaria


Eritromisin
(Furosemide, bumetanide, ethycrinic acid) (Kina dan Klorokuin)
Vertigo
• Vertigo : Gejala dimana penderita
merasa dirinya berputar terhadap
sekeliling (vertigo subyektif) atau
sekeliling berputar terhadap dirinya
(vertigo obyektif)
• Vertigo (true vertigo/vestibuler) lebih
sering akibat lesi aparatus
vestibularis, “dizziness” (non
vestibuler) biasanya akibat kelainan
sirkulatorik atau psikoneurotik
• Vertigo sering terjadi pada gangguan
keseimbangan. Vertigo merupakan
gejala penting gangguan vestibuler
Etiologi Vertigo
Otologi Neurologi Interna Psikiatri
• 24-61% kasus • 23-30% kasus • +/- 33% karena •> 50% kasus
• Benigna • Gangguan gangguan kardio • Klinik dan laboratorik
Paroxysmal serebrovaskuler batang vaskuler : dbn
Positional Vertigo otak/ serebelum • tekanan darah • Depresi
(BPPV) • Ataksia karena neuropati •Aritmia kordis • Fobia
• Meniere • Gangguan visus • Penyakit • Anxietas
Desease • Gangguan serebelum koroner • Psikosomatik
• Parese N VIII • Gangguan sirkulasi LCS • Infeksi
Uni/bilateral • Multiple sklerosis •hiperglikemia
• Otitis Media • Malformasi Chiari • Intoksikasi Obat:
• Vertigo servikal Nifedipin,
Benzodiazepin,
Xanax,
Anamnesis
Hal-hal yang penting ditanyakan pada anamnesis pasien vertigo :

Bentuk serangan Pusing berputar atau rasa goyang atau melayang.

Sifat serangan Periodik. kontinu, ringan atau berat

Faktor pencetus Perubahan gerakan kepala atau posisi, situasi (keramaian dan emosional), suara
Gejala otonom Mual, muntah, keringat dingin ; gejala otonom berat atau ringan.
Gejala pendengaran tinitus atau tuli
Riwayat tindakan temporal bone surgery, transtympanal treatment

Penyakit sistemik DM, hipertensi, kelainan jantung


Defisit neurologis hemihipestesi, baal wajah satu sisi, perioral numbness, hemiparesis, penglihatan
ganda, ataksia serebelaris.
Pemeriksaan Neurologis

Kesadaran kesadaran baik untuk vertigo vestibuler perifer dan vertigo non vestibuler, namun
dapat menurun pada vertigo vestibuler sentral

Nervus kranialis pada vertigo vestibularis sentral dapat mengalami gangguan pada nervus kranialis
III, IV, VI, V sensorik, VII, VIII, IX, X, XI, XII

Motorik kelumpuhan satu sisi (hemiparesis)

Sensorik gangguan sensorik pada satu sisi (hemihipestesi).


Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Khusus Neuro-otology (Keseimbangan)
Tes nistagmus
• Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen cepat
• Komponen lambat = lokasi lesi (unilateral, perifer, bidireksional, sentral)
Tes Rhomberg
• Keadaan mata terbuka pasien jatuh  kemungkinan kelainan pada serebelum.
• Keadaan mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi  kemungkinan kelainan pada system
vestibuler atau proprioseptif.

Tes Jalan Tandem


• Kelainan serebelar  pasien tidak dapat melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi
• Pada kelainan vestibuler  pasien akan mengalami deviasi.
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Khusus Neuro-otology (Keseimbangan)

Tes Fukuda Tes jalan Tandem


Abnormal jika deviasi ke satu sisi > 30 derajat
atau maju mundur > 1 meter

Tes Past Pointing


• Kelainan vestibuler  ketika mata tertutup Tes Romberg
jari pasien akan deviasi ke arah lesi
• Pada kelainan serebelar  terjadi hipermetri
atau hipometri
Tes Fukuda
Jenis Vertigo
Gejala Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Onset Mendadak Tersembunyi
Intensitas Berat Ringan -Sedang
Munculnya Episodik Konstan
Durasi Singkat Panjang
Eksaserbasi posisi Berat Ringan
Nistagmus Horizontal atau torsional Vertikal, horizontal,
torsional
Romberg- test mata
• Terbuka Normal Abnormal
• Tertutup Abnormal Abnormal
Gejala Neurologis Jarang Sering
Vertigo Perifer
Vertigo Central
Kriteria Diagnosis BPPV

a. Recurrent vertigo vestibuler


b. Durasi serangan < 1 menit
c. Gejala dipicu oleh beberapa perubahan posisi kepala seperti :
- Berbaring atau
- Miring pada posisi supine
- atau minimal 2 dari manuver berikut
- reclining the head
- rising up from supine position
- bending forward
d. Dx pemeriksaan : dix hallpike
Dix-Hallpike Manuver Epley
Tatalaksana Non Farmakologis
Pemberian terapi dengan manuver reposisi partikel/ Particle Repositioning Maneuver
(PRM) dapat secara efektif menghilangkan vertigo pada BPPV, meningkatkan kualitas
hidup, dan mengurangi risiko jatuh pada pasien.

Tujuan utama : mengembalikan partikel ke posisi awalnya yaitu pada makula utrikulus

Epley Manuver
Semont Manuver • Sering digunakan untuk cupulolithiasis kanal posterior
• Manuver Epley dan Semont : dilakukan di klinik dokter
Brand Daroff
Manuver
Semont Maneuver Epley Maneuver
BRANDT & DAROFF EXCERCISE
Dapat dilakukan sendiri oleh pasien sebagai terapi
tambahan pada pasien yang tetap simptomatik setelah
manuver Epley atau Semont.

• Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur


dengan kedua tungkai tergantung
• Dengan kedua mata tertutup baringkan tubuh
dengan cepat ke salah satu sisi  Pertahankan
30 detik  lalu duduk kembali.
• Setelah 30 detik  baringkan dengan cepat ke
sisi lain  Pertahankan 30 detik  lalu duduk
kembali

Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari masing
masing diulang 5 kali; dilakukan selama 2-3 minggu
Terapi Simptomatik Vertigo
Anti kolinergik Menghambat aktivitas nucleus vestibuler
• Sulfas Atropin : 0,4 mg/im a. Golongan antihistamin
• Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus
3 jam vestibularis adalah
Simpatomimetika i. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang
• Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 tiap 2 jam
menit ii. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam
iii. Flunarizin 5 – 10 mg/hari (malam hari)
iv. Betahistine mesylate ( 6 mg, 12 mg)
b. Sedatif
i. Phenobarbital: 15-30 mg/ 6 jam
ii. Diazepam: 5-10 mg
iii. Chlorpromazin (CPZ): 25 mg
Contoh Penulisan Resep
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Flunarizine 5 mg tab no. XIV R/ Betahistine mesilate 12 mg tab no. X
S.1.dd. tab I (malam hari)______ S.3.dd. tab I_______________

Pro : Ny. X Pro : Ny. X


Usia : X tahun Usia : X tahun

Flunarizine : menekan fungsi vestibular dan


dapat angular mengurangi respons terhadap
akselerasidan linier
Meniere Disease
Disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa pada koklea dan vestibulum
Trias Meniere :
•Vertigo (Periodik yang semakin mereda pada serangan berikutnya)
•Tinnitus
•Tuli sensorineural terutama nada rendah
Px penunjang :
Tes Gliserin  Pasien diberi minuman gliserin 1,2cc/kgBB setelah diperiksa tes kalori dan
audiogram. Setelah 2 jam diperiksa ulang, bila menunjukan perbaikan bermakna
menunjukan adanya hidrops endolimfa
Terapi : Simtomatik vertigo, diuretik, pengaturan diet (hindari garam, coklat, kafein)

Anda mungkin juga menyukai