Terapi Definitif /
Spesialistik
TATALAKSAN
A IGD 1
Transportasi
Pada Pasien
Trauma
Transportas
i
• Gunakan spine-board atau brancard yang alasnya datar dan keras agar
punggung tidak melengkung
• Tidak boleh pakai bantal dikepala
• Fixasi leher agar tidak banyak gerak
• Fixasi tubuh agar tidak terjatuh
• Usahakan posisi tubuh pasien selalu datar
8
LUKA
BAKAR
LUKA BAKAR
Kategori Usia Cairan Urine Output
17
Manifestasi Klinis Tatalaksana awal
• Nyeri dada, sesak nafas
Open pneumothorax Tension pneumothorax
• Takikardi, Cemas
• Gerakan dada tertinggal
• Perkusi hipersonor
• Suara nafas menurun
Pemeriksaan Penunjang
Needle decompression
di linea midaxilaris SIC V
X-foto Thorax : dilanjutkan dengan pemasangan WSD
Pleural visceral line Three sided occlusive dressing
Water Sealed Drainage
Indikasi
• Pneumothorax
• Hemothorax
• Efusi pleura massif
• Empyema
• Kilotoraks
• Post torakotomi
Kontraindikasi
Dipasang di ICS V anterior linea mid axillaris hemithorax yang terkena
• Menempelnya
pada dinding dada
paru Indikasi pencabutan
• Giant bullae
• Paru sudah mengembang (klinis + radiologis)
• Resiko • Produksi maksimal <100 cc(dewasa atau 25-50 cc (anak)
perdarahan • Tidak ada gelembung udara
(+) • Selang tidak tersumbat masih ada undulasi
• Jika Pneumothoraks (+)
gelembung udara akan keluar
• Jika Pneumothoraks (-) Air akan
terhisap kedalam, segera Tarik spuit
sebelum air habis
26
Terapi Cairan
27
Terapi Cairan
TRAUM NON-TRAUMA
A
Terapi Cairan
TRAUMA NON-TRAUMA
Cairan TRANSFUSI
Tetesan Cairan
hypovolemic
hypovolemic
gastro- cardiogenic anaphylactic
bleeding
intestinal loss
31
Perubahan Volume ( Defisit )
DEFISIT CAIRAN
PERDARAHAN DEHIDRASI
% EBV
% BW
TRAUMA STATUS Pierce Kadar Na
Hitung EBL
Kelas 1, < 15 % Ringan 3-5 % Hipotonik
Recognize Mengenali kerusakan apa saja yang terjadi baik pada jaringan lunak maupun tulang, dan
mengetahui mekanisme trauma
Continuous Traction
• Traksi diaplikasikan pada ekstremitas distal dari
daerah fraktur, sehingga menimbulkan tarikan
terus menerus Continuous Traction Gips
• Dilakukan pada patah tulang femur
Cast Splintage/Gips
Functional Bracing
Digunakan setelah fraktur menyatu (mengalami
union) yaitu 3-6 minggu setelah pemaiakan
gips/traksi
Functional
Fiksasi Fiksasi
Fiksasi Internal/Eksternal Bracing
Internal Eksternal
Pilihan Antibiotik pada Fraktur
Terbuka IV Antibiotics (weight-based dosing guidelines)
1 Generation
st If Anaphylactic PCN Aminoglycoside Piperacillin/
Cephalosporins allergy (Gram-Pos coverage) Tazobactam
Open Fractures (Gram-Pos coverage (Broad-
Spectrum Gram-
Cefazolin Clindamycin Positive and Neg
Gentamicin
Coverage)
Wound < 1 cm; < 50 kg: 2 gm q8 hr < 80 kg: 600 mg q8 hr
minimal 50-100 kg: 2 gm q8 > 80 kg: 900 mg q8 hr
contamination or hr
soft tissue damage > 100 kg: 3 gm q8
hr
Wound 1-10 cm; < 50 kg: 2 gm q8 hr < 80 kg: 600 mg q8 hr
moderate soft tissue 50-100 kg: 2 gm q8 hr > 80 kg: 900 mg q8 hr
damage; comminution of > 100 kg: 3 gm q8
hr
fracture
Severe soft-tissue < 50 kg: 2 gm q8 hr < 80 kg: 600 mg q8 hr Loading dose in ER:
damage and 50-100 kg: 2 gm q8 hr > 80 kg: 900 mg q8 hr Child<50 kg: 2.5 mg/kg
substantial
contamination with > 100 kg: 3 gm q8 hr Adult: 5 mg/kg
associated vascular
injury
Farmyard, soil or < 100 kg: 3.375 gm q6
standing water., hr
Tatalaksana Dislokasi
• Penanganan Umum: Penanganan umum untuk semua pasien trauma
tetap berpegang pada prinsip ATLS tangani hal-hal yang
mengancam nyawa terlebih dahulu meliputi airway, breathing dan
circulation.
4b_Fract_Transp 42
CEDERA
KEPALA
Update
ATLS
10
Update
ATLS 10
Trauma Capitis
Epidural Hematoma Subdural Subarachnoid ICH
Hematoma Hemorrhage
Gejala khas Lucid interval Perunan kesadaran Thunderclap Nyeri kepala,
perlahan headache muntah proyektil
Pembuluh darah a. Meningea media Vena penghubung Sering pada daerah PD intracerebral
vertebrobasiller.
Kontrol TIK
• Bila ada tanda-tanda peningkatan TIK dapat diberikan cairan hipertonik
Manitol 20% loading dose 1 gr/kgBB dilanjutkan 0.25-0.50 gr/kgBB selama >20
menit,
diulang setiap 4-6 jam
• Bila perlu dapat ditambahkan furosemide 1 mg/kgBB IV
Tatalaksana SDH
SDH AKUT :
• Stabilisasi pasien
• Evakuasi hematoma CITO :
- Midline shift ≥ 5 mm
- Ketebalan hematoma > 1 cm
- Atau tanpa 2 temuan di atas namun, terdapat
1. Penurunan 2 poin GCS pada observasi
2. Dilatasi pupil
3. Peningkatan ICP > 20 mmHg
SDH KRONIS
- Tidak ada efek desak ruang/deficit neurologis ->
observasi dan CT serial
Tatalaksana EDH
Tatalaksana konservatif pada EDH yang
kecil/stabilisasi menunggu persiapan
• Resusitasi inisial, operatif
- Elevasi kepala 30 derajat
• Evakuasi segera atau
- Hiperventilasi pada pasien yang
• Konservatif, close observation terintubasi (16-20x/menit)
pada - Manitol
- Volume < 30 ml - PCT bila terdapat demam
- Ketebalan <15mm - Fenitoin bila dalam 7-10 hari tidak
- Midline shift < 5 mm kejang, obat dapat dihentikan
- Tanda deficit neurologis - Kotikosteroid dipertimbangkan khususnya
- GCS > 8 bila terdapat cedera medulla spinalis
Update
ATLS
10
Update
ATLS
10
Update
ATLS
10
Intensive Care Unit
(ICU)
Levels of Care in
Hospital
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
untuk menilai kesesuaian untuk masuk ke
ICU:
• Diagnosis • Ketersedian terapi
• Keparahan penyakit • Respon terhadap terapi
• Usia • Cardiac arrest
• Penyakit penyerta • Kualitas hidup
• Keadaan psikologis • Permintaan pasien
• Prognosis
Kapan harus
dimasukan?
Gangguan jalan napas
Semua henti napas SBP < 90 mmHg
RR > 40 or < 8 x/menit GCS turun > 2 poin
SpO2 < 90% on > 50% O2 Kejang lama atau berulang
Semua cardiac arrest Peningkatan PaCO2 dengan
asidosis respiratori
HR < 40 or > 140 x/menit
Guidelines on admission to and discharge from intensive care and high dependency units. London:
Department of Health, 1996
Bantuan
• Hypoxia Respirasi
• Hypercarbia
Intubasi dini dan ventilasi mekanis, intervensi agresif,
keperawatan intensitas tinggi, dan pemantauan yang cermat
• Tatalaksana penyebab
Ventilasi Mekanis Oksigen bisa ditingkatkan dengan cara
Meningkatkan FiO2
Meningkatkan PEEP
Memperpanjang waktu inspirasi
Meningkatkan volume tidak atau tekanan inspirasi
Parameter Dasar
Fraksi oksigen dimulai dengan 1,0. Disesuaikan untuk
mencapai PaO2 60-90 mmHg, mempertahankan SpO2
pada 90-98%.
Frekuensi pernafasan : 12x/menit
Volume tidal : 8 ml/kg prediksi berat badan.
PEEP : 5 cm H20
I:E rasio biasanya ditetapkan 1:2