ATLS 10
MENU
• Primary Survey: ABCDE Tatalaksana IGD 1
• Secondary Survey Tatalaksana IGD 1
• Transportasi
• Luka Bakar
• Trauma Thorax
• Terapi Cairan
• Muskuloskeletal
• Cedera Kepala
• ICU
Sejarah ATLS
• Pada tahun 1976, dokter orthopedi penggagas ATLS
mengalami kecelakaan dan mendapatkan penanganan yang
kurang baik dari rumah sakit dan mengakibatkan keluarganya
meninggal karena keterlambatan penanganan
• Pada Pada tahun yang sama ia membuat grup American
College of Surgeon Commite on Trauma
• Pada Pada tahun 1978 kursus ATLS pertama di Amerika
• Pada Pada tahun 1980 ATLS pertama kali diperkenalkan ke
seluruh dunia
Pasien trauma
(gawat darurat lain)
Terapi Definitif /
Spesialistik
INITIAL ASSESSMENT
TATALAKSANA
IGD 1
no evidence based data identified to justify modification to this approach
in civilian patients.
4
Transportasi
Pada Pasien Trauma
Transportasi
• Gunakan spine-board atau brancard yang alasnya datar dan keras agar
punggung tidak melengkung
• Tidak boleh pakai bantal dikepala
• Fixasi leher agar tidak banyak gerak
• Fixasi tubuh agar tidak terjatuh
• Usahakan posisi tubuh pasien selalu datar
8
LUKA BAKAR
LUKA BAKAR
Kategori Usia Cairan Urine Output
17
Tanda Distress Nafas
akibat suplai oksigen tidak cukup
Pemeriksaan Penunjang
Needle decompression
di linea midaxilaris SIC V
X-foto Thorax : dilanjutkan dengan pemasangan WSD
Pleural visceral line Three sided occlusive dressing
Water Sealed Drainage
Indikasi
• Pneumothorax
• Hemothorax
• Efusi pleura massif
• Empyema
• Kilotoraks
• Post torakotomi
Kontraindikasi
Dipasang di ICS V anterior linea mid axillaris hemithorax yang terkena
• Menempelnya paru
pada dinding dada Indikasi pencabutan
• Giant bullae • Paru sudah mengembang (klinis + radiologis)
• Resiko perdarahan • Produksi maksimal <100 cc(dewasa atau 25-50 cc (anak)
(+) • Tidak ada gelembung udara
• Selang tidak tersumbat masih ada undulasi
• Jika Pneumothoraks (+)
gelembung udara akan keluar
• Jika Pneumothoraks (-) Air akan
terhisap kedalam, segera Tarik spuit
sebelum air habis
26
Terapi Cairan
27
Terapi Cairan
28
Terapi Cairan
TRAUMA NON-TRAUMA
Terapi Cairan
TRAUMA NON-TRAUMA
Cairan TRANSFUSI
pasang IV line
pada shock
jenis apapun
hypovolemic
hypovolemic
gastro-intestinal cardiogenic anaphylactic
bleeding
loss
31
Perubahan Volume ( Defisit )
DEFISIT CAIRAN
PERDARAHAN DEHIDRASI
% EBV
% BW
TRAUMA STATUS Pierce Kadar Na
Hitung EBL
Kelas 1, < 15 % Ringan 3-5 % Hipotonik
Recognize Mengenali kerusakan apa saja yang terjadi baik pada jaringan lunak maupun tulang, dan
mengetahui mekanisme trauma
Continuous Traction
• Traksi diaplikasikan pada ekstremitas distal dari
daerah fraktur, sehingga menimbulkan tarikan
terus menerus Continuous Traction Gips
• Dilakukan pada patah tulang femur
Cast Splintage/Gips
Functional Bracing
Digunakan setelah fraktur menyatu (mengalami
union) yaitu 3-6 minggu setelah pemaiakan
gips/traksi
Functional
Fiksasi Fiksasi
Fiksasi Internal/Eksternal Bracing
Internal Eksternal
Pilihan Antibiotik pada Fraktur Terbuka
IV Antibiotics (weight-based dosing guidelines)
1st Generation If Anaphylactic PCN Aminoglycoside Piperacillin/
Cephalosporins allergy (Gram-Pos coverage) Tazobactam (Broad-
Open Fractures (Gram-Pos coverage Spectrum Gram-
Positive and Neg
Cefazolin Clindamycin Gentamicin Coverage)
Wound < 1 cm; minimal < 50 kg: 2 gm q8 hr < 80 kg: 600 mg q8 hr
contamination or soft 50-100 kg: 2 gm q8 hr > 80 kg: 900 mg q8 hr
tissue damage > 100 kg: 3 gm q8 hr
Wound 1-10 cm; < 50 kg: 2 gm q8 hr < 80 kg: 600 mg q8 hr
moderate soft tissue 50-100 kg: 2 gm q8 hr > 80 kg: 900 mg q8 hr
damage; comminution of > 100 kg: 3 gm q8 hr
fracture
Severe soft-tissue < 50 kg: 2 gm q8 hr < 80 kg: 600 mg q8 hr Loading dose in ER:
damage and substantial 50-100 kg: 2 gm q8 hr > 80 kg: 900 mg q8 hr Child<50 kg: 2.5 mg/kg
contamination with > 100 kg: 3 gm q8 hr Adult: 5 mg/kg
associated vascular
injury
Farmyard, soil or < 100 kg: 3.375 gm q6
standing water., hr
irrespective of wound > 100 kg: 4.5 gm q6 hr
size or severity
Tatalaksana Dislokasi
• Penanganan Umum: Penanganan umum untuk semua pasien trauma
tetap berpegang pada prinsip ATLS tangani hal-hal yang
mengancam nyawa terlebih dahulu meliputi airway, breathing dan
circulation.
4b_Fract_Transp 42
CEDERA KEPALA
Update ATLS 10
Update ATLS 10
Trauma Capitis
Epidural Hematoma Subdural Subarachnoid ICH
Hematoma Hemorrhage
Gejala khas Lucid interval Perunan kesadaran Thunderclap Nyeri kepala,
perlahan headache muntah proyektil
PF umum umum Meningeal sign (+) (-)
Pembuluh darah a. Meningea media Vena penghubung Sering pada daerah PD intracerebral
vertebrobasiller.
Temuan CT-Scan Biconvex/lenticular Semilunar/crescent Filling the sulci, Hiperdens pada
shape shape gambaran stelata, daerah cerebri
hiperdensitas pada
cysterna basalis.
Tatalaksana SUPPORTIF, KONTROL TIK dan EVAKUASI ATAS INDIKASI
Tatalaksana
Tindakan umum Neuroprotector
• Elevasi kepala 30o (meningkatkan venous return) Nimodipine 60 mg/hari selama 21 hari
• Hiperventilasi ringan (menurunkan PCO2)
Kontrol TIK
• Bila ada tanda-tanda peningkatan TIK dapat diberikan cairan hipertonik
Manitol 20% loading dose 1 gr/kgBB dilanjutkan 0.25-0.50 gr/kgBB selama >20 menit,
diulang setiap 4-6 jam
• Bila perlu dapat ditambahkan furosemide 1 mg/kgBB IV
Tatalaksana SDH
SDH AKUT :
• Stabilisasi pasien
• Evakuasi hematoma CITO :
- Midline shift ≥ 5 mm
- Ketebalan hematoma > 1 cm
- Atau tanpa 2 temuan di atas namun, terdapat
1. Penurunan 2 poin GCS pada observasi
2. Dilatasi pupil
3. Peningkatan ICP > 20 mmHg
SDH KRONIS
- Tidak ada efek desak ruang/deficit neurologis ->
observasi dan CT serial
Tatalaksana EDH
Tatalaksana konservatif pada EDH yang
kecil/stabilisasi menunggu persiapan
• Resusitasi inisial, operatif
- Elevasi kepala 30 derajat
• Evakuasi segera atau
- Hiperventilasi pada pasien yang
• Konservatif, close observation terintubasi (16-20x/menit)
pada - Manitol
- Volume < 30 ml - PCT bila terdapat demam
- Ketebalan <15mm - Fenitoin bila dalam 7-10 hari tidak
- Midline shift < 5 mm kejang, obat dapat dihentikan
- Tanda deficit neurologis - Kotikosteroid dipertimbangkan khususnya
- GCS > 8 bila terdapat cedera medulla spinalis
Update ATLS 10
Update ATLS 10
Update ATLS 10
Intensive Care Unit (ICU)
Levels of Care in Hospital
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
untuk menilai kesesuaian untuk masuk ke ICU:
• Diagnosis • Ketersedian terapi
• Keparahan penyakit • Respon terhadap terapi
• Usia • Cardiac arrest
• Penyakit penyerta • Kualitas hidup
• Keadaan psikologis • Permintaan pasien
• Prognosis
Kapan harus dimasukan?
Gangguan jalan napas
Semua henti napas SBP < 90 mmHg
RR > 40 or < 8 x/menit GCS turun > 2 poin
SpO2 < 90% on > 50% O2 Kejang lama atau berulang
Semua cardiac arrest Peningkatan PaCO2 dengan
asidosis respiratori
HR < 40 or > 140 x/menit
Guidelines on admission to and discharge from intensive care and high dependency units. London:
Department of Health, 1996
Bantuan Respirasi
• Hypoxia
• Hypercarbia
Intubasi dini dan ventilasi mekanis, intervensi agresif,
keperawatan intensitas tinggi, dan pemantauan yang cermat
• Tatalaksana penyebab
Ventilasi Mekanis
Oksigen bisa ditingkatkan dengan cara
Meningkatkan FiO2
Meningkatkan PEEP
Memperpanjang waktu inspirasi
Meningkatkan volume tidak atau tekanan inspirasi
Parameter Dasar
Fraksi oksigen dimulai dengan 1,0. Disesuaikan untuk
mencapai PaO2 60-90 mmHg, mempertahankan SpO2
pada 90-98%.
Frekuensi pernafasan : 12x/menit
Volume tidal : 8 ml/kg prediksi berat badan.
PEEP : 5 cm H20
I:E rasio biasanya ditetapkan 1:2