Forensik-Bioetik-Medikolegal
Mediko made the med-easy!
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah terdaftar
sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan Dilindungi
sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak Cipta)
di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
FORENSIK
Visum et Repertum
• Visum et repertum (VeR) dibuat atas permintaan dari penyidik melalui surat resmi.
• Surat permintaan VeR harus diantar oleh kepolisian dan diserahkan langsung kepada dokter.
• Salinan VeR tidak boleh diserahkan kepada siapapun kecuali penyidik POLRI.
• Dasar hukum pembuatan VeR: Pasal 133 KUHAP
1. Keterangan saksi
• Keterangan ahli → tidak hanya
terbatas pada “apa yang dilihat
2. Keterangan ahli
VeR dan ditemukan oleh si pembuat”
digunakan 3. Surat • Visum et Repertum→ terbatas
sebagai alat pada “apa yang dilihat dan
bukti surat 4. Petunjuk ditemukan oleh si pembuat”
5. Keterangan terdakwa
Klasifikasi Visum
TIDAK memperhatikan profesi pasien (misalnya memar pada wajah artis atau model tetap masuk derajat RINGAN)
Maksud “pekerjaan jabatan” fungsi kehidupan sehari-hari (e.g. makan, bicara, menelan, jalan)
Luka berat (pasal 90 KUHP)
Memenuhi satu atau lebih kriteria berikut
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan sembuh, atau yang
menimbulkan bahaya maut
• Tidak mampu terus menerus menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
• Kehilangan salah satu panca indera
• Mendapat cacat berat
• Menderita sakit lumpuh
• Terganggunya daya pikir selama >4 minggu
• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
Traumotologi
Luka lecet Luka tusuk
(vulnus eksoriatum) (vulnus punctum)
LUKA IRIS
Panjang luka lebih besar dari dalamnya
luka, jembatan jaringan (-)
LUKA TUSUK
• Dalam luka lebih besar dari panjangnya luka.
• Memar yang terjadi diakibatkan oleh gagang
pisau.
• Panjang luka = lebar senjata maks yang
masuk
• Dalam luka = panjang minimum senjata
yang masuk
Luka Tusuk
Sudut luka dapat digunakan untuk memperkirakan benda penyebabnya.
- Satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul Benda tajam bermata satu
- Kedua sudut luka lancip Benda tajam bermata dua.
Luka tusuk pisau mata satu Luka tusuk pisau mata dua
LUKA BACOK
• Ukuran luka besar dan menganga
• Panjang luka kurang lebih sama dengan
dalam luka
• Biasanya tulang-tulang dibawahnya ikut
menderita luka
Trauma Tumpul
Haemosiderin (iron
Haematoidin (iron- Normal color
pigment), dark brown Bilirubin, yellow
color to blue color (2-
free pigment), green of skin (15-20
color (5-7 days) color (7-10 days)
4 days) days)
Thanatologi
Pada visum mati yang harus ditentukan oleh dokter adalah sebab, cara dan mekanisme kematian.
• Cara Kematian
Kategori kejadian yang menyebabkan kematian. Dibagi menjadi wajar (akibat suatu penyakit) dan
tidak wajar (selain penyakit: Pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan).
• Sebab Kematian
Penyakit atau cedera/luka yang bertanggung jawab atas terjadinya kematian.
• Mekanisme Kematian
Gangguan fisiologis dan atau biokimiawi yang ditimbulkan oleh penyebab kematian sebagai proses
menghentikan kehidupan.
Contoh Kasus :
Seorang yang dibunuh dengan cara ditusuk pada dada kanan yang kemudian meninggal akibat
perdarahan hebat:
• Cara kematian: Tidak wajar
• Sebab kematian: Luka tusuk pada dada kanan
• Mekanisme kematian: Syok hipovolemik
1. Lebam Mayat/livor mortis
Livor mortis pada bagian
terendah
Merah terang
Sianida
Mayat menunjukan postur tertentu Bila sendi ditekuk akan terdengar bentuk kekakuan menunjukkan
yang disebut dengan pugilistic bunyi pecahnya es dalam rongga aktivitas terakhir korban
attitude (flexi dan tangan terkepal) sendi
Pugilistic attitude
Aktivitas
terakhir korban
3. Pembusukan (Decomposition)
Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan putrefaksi
• Autolisis: Pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril oleh kerja enzim digestif yang
dilepaskan sel pasca mati.
• Putrefaksi: Clostridium welchii melakukan proses pembusukan dan sebagai media pertumbuhan dan
menghasilkan gas-gas alkana, H2S, dan HCN, serta asam amino dan lemak.
• Pertama kali tampak pada perut kanan bawah berwarna hijau kekuningan oleh karena terbentuknya sulf-met-
hemoglobin.
Dekomposisi Dekomposisi
24 jam 36 jam 3-5 hari organ cepat organ lambat
Pembusukan Kulit melepuh Pupa dan membusuk membusuk
mulai terjadi (blister) belatung (laring, trakea, (uterus non
otak, GI tract) gravid, prostat)
ADIPOSERA MUMIFIKASI
• Terjadi bila temperatur naik, kelembaban
• Terjadi karena hidrolisis dan hidrogenisasi
turun dehidrasi viseral terjadi
lemak menjadi asam lemak (asam pembusukan.
palmitat, asam stearat, asam oleat). • Proses penguapan cairan atau dehidrasi
• Syarat terjadinya adiposera: jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
• Suhu hangat (lebih rendah) pengeringan.
• Kelembaban tinggi. • Syarat terjadi mumifikasi :
• Lemak cukup • Suhu relatif tinggi
• Aliran udara rendah • Kelembaban udara rendah
• Aliran udara baik
• Waktu yang lama
• Waktu yang lama
• Proses: pada awal muncul pucat, • Penyusutan bentuk tubuh, kulit padat hitam
berminyak, berbau tengik hidrolisis. seperti kertas perkamen.
Thanatologi
IDENTIFIKASI DARAH
·sphyxia
JI
J I 'I
Mechanical Complicated
Suffocation Strangulation
asphyxia asphyxia
Positional
S m o hering Hang"ng
asphyxia
Ligature Compressive
Choking s trangu ation - asph ia
Confmed spaces/
n
1 Ma ual
entrapment/
-
1
strangulat on
vi iated L - - - - - - -
atmosphere
- S angulation
NOS
Fase Asfiksia
Penurunan O2, kenaikan CO2 plasma, pernapasan
Dispnea meningkat, nadi cepat, tanda sianosis (muka dan tangan)
Pemeriksaan Luar :
Jejas jerat yang meninggi dibagian simpul atau
berbentuk seperti huruf “V” bila dilihat dari depan
Drowning Air Tawar
• Hemodilusi darah
Mekanisme Asfiksia • Pelepasan ion K⁺→ terjadi
Kematian perubahan keseimbangan ion K⁺
(Wet Drowning)
dan Ca2⁺ dalam serabut otot
jantung dan mendorong
terjadinya fibrilasi ventrikel
Air Asin
Edema pulmonal,
hemokonsentrasi,
hipovolemia→ syok hipovolemik
dan henti jantung
Spasme Laring
(Dry Drowning)
• I → Dry Drowning or Immersion Syndrome.
• IIa → Fresh water
Refleks Vagal
• IIb → Salt water
(Immersion Syndrome)
Washer woman hand Cutis anserina
Buih Halus
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan diatom
• Merupakan alga bersel satu dengan dinding
terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas dan
asam kuat.
• Didapatkan melalui destruksi asam paru atau
getah paru
0 cm 15 cm 30 cm 60 cm
Api
Asap
Butir mesiu
Anak peluru
Jarak Tembak dan Manifestasi
Jarak Lubang Kelim Kelim Kelim Kelim Luka Jejak
Tembak Lecet Lemak Tatto Jelaga Bakar Laras
Tempel + + + + + + +
Sangat Dekat + + + + + + -
Dekat + + + + -/+ - -
Jauh + + + - - - -
SOAL NO. 11
Seorang laki-laki 30 tahun ditemukan tewas di kamar kosnya. Jenazah kemudian dibawa ke
rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan. Pada pemeriksaan ditemukan lebam mayat di
seluruh tubuh bagian bawah berwarna gelap dan hilang dengan penekanan, serta luka lecet
tekan melingkari leher mendatar.
Apakah jenis asfiksia yang terjadi pada kasus ini?
a. Hanging
b. Chocking
c. Strangulation
d. Smothering
e. Gagging
Soal No. 12
Seorang warga menemukan jenazah seorang wanita lansia yang mengambang di sungai.
Ketua RT kemudian melaporkan temuan tersebut ke kantor polisi untuk ditindaklanjuti. Polisi
kemudian datang dengan tim forensik yang kemudian diminta untuk memeriksa sebab
kematian pada jenazah tersebut. Pada temuan awal tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan
sehingga diduga kuat jenazah tersebut diduga meninggal karena hanyut di sungai.
Pemeriksaan yang tepat untuk menentukan korban tenggelam adalah
a. Pemeriksaan luka tembak
b. Pemeriksaan apung paru
c. Pemeriksaan getah paru
d. Pemeriksaan toksikologi
e. Pemeriksaan fornix posterior dan vagina
SOAL NO. 13
Seorang jenazah laki-laki ditemukan di pinggir jalan dengan baju berlumuran darah di
bagian dada kanan. Jenazah tersebut dibawa ke rumah sakit dan diduga meninggal akibat
tembakan senjata api. Pada pemeriksaan ditemukan luka bulat tepi rata dengan diameter 8
mm. Pada daerah sekitar luka tampak gambaran bulat dengan kulit yang menghitam
terbakar jelas melingkari tepi luka.
Apakah jarak tembak pada jenazah tersebut?
a. Tempel
b. Sangat dekat
c. Dekat
d. Jauh
e. Sangat jauh
SOAL NO. 14
Jenazah wanita ditemukan oleh masyarakat di laut. Ditemukan adanya buih pada mulut dan
hidung jenazah, terdapat cadaveric spasm berupa tangan seperti menggenggam, dan
terdapat tanda washer woman hand. Terdapat lebam mayat di daerah wajah dan dada. Uji
diatom positif.
Bagaimana kemungkinan mekanisme kematian pada wanita tersebut?
a. Fibrilasi ventrikel
b. Tenggelam
c. Edema paru
d. Spasme laring
e. Hemodilusi darah
Hukuman Abortus
• Wanita yang sengaja menggugurkan
kandungannya atau menyuruh orang lain Abortus yang diperbolehkan
melakukannya (KUHP pasal 346) • Indikasi kedaruratan medis:
• Kehamilan yang mengancam nyawa dan kesehatan ibu;
• Seseorang yang menggugurkan kandungan dan/atau
wanita lain tanpa (KUHP 347) atau dengan • Kehamilan yang mengancam nyawa dan kesehatan janin,
seizinnya (KUHP 348) termasuk yang menderita penyakit genetik berat dan/atau
cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki
• Dokter, bidan atau juru obat yang melakukan sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kejahatan tsb (KUHP 349) kandungan.
• Kehamilan akibat perkosaan.
• Orang yang mempertunjukkan alat/cara Kehamilan akibat perkosaan dibuktikan dengan:
mengugurkan kandungan pada anak dibawah 17 - usia kehamilan sesuai dengan kejadian perkosaan, yang
tahun (KUHP 283) dinyatakan oleh surat keterangan dokter;
- keterangan penyidik, psikolog, dan/atau ahli lain mengenai
• Barangsiapa merawat/memberi obat kepada adanya dugaan perkosaan
seseorang wanita dengan memberi harapan agar - Hanya dapat dilakukan apabila usia kehamilan paling lama
gugur kandungannya (KUHP 299) berusia 40 hari dihitung sejak hari pertama haid terakhir.
Infanticide
Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada saat dilahirkan atau tidak berapa lama
setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan anak.
KUHP 341
“Seorang ibu yang karena takut akan diketahui bahwa ia melahirkan anak dengan sengaja menghilangkan nyawa anaknya
pada saat anak itu dilahirkan atau tidak lama kemudian, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun”
KUHP 342
Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak
pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan
anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama 9 (Sembilan) tahun.
Jasad Bayi
Tanda lahir hidup Tanda maturasi
• Dada mengembang • Berat badan ≥2500 gram, panjang badan ≥48 cm,
• Diafragma turun ke sela iga 4 atau 5 lingkar kepala ≥34 cm, diameter puting susu 7
• Tepi paru tumpul hampir menutup kantung mm
jantung, total berat paru >1/35 BB • Lanugo sedikit, kuku melewati ujung jari
• Paru mirip mozaik dan marmer (dasar merah • Gambaran sidik jari sudah jelas
tua dengan bercak merah muda) • Testis sudah turun ke skrotum
• Krepitasi (+) • Labia minor tertutup labia mayor
• Tes apung paru (+), tes apung usus (+) • Pusat penulangan epifisis (+) di sternum, femur,
kuboid, tibia
Tanda perawatan
Tali pusat terpotong rata dan diikat ujungnya, jalan nafas bebas, vernix kaseosa sudah dibersihkan,
berpakaian, air susu dalam saluran cerna (+)
Perhitungan umur bayi intra-ekstrauterin
• Rumus de Has (usia 5 bulan pertama) panjang kepala tumit (cm) = kuadrat usia gestasi (dalam bulan)
• Usia >5 bulan usia gestasi (bulan) x 5
KRITERIA
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien.
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif).
3. Berterus terang.
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien.
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri.
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi dalam mengambil keputusan termasuk keluarga sendiri
11. Tidak berbohong ke pasien
12. Menjaga hubungan (kontrak)
Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle
Non-Maleficence
Do not deprive
Do not cause
Do not kill pain or Do not Do not cause others
suffering incapacitate offense of the goods of
life
• Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien: tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm)
pasien; minimalisasi akibat buruk
• Primum non nocere: First do no harm
• Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal:
– Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting dan dokter sanggup mencegah
bahaya atau kehilangan tersebut
– Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
– Manfaat bagi pasien > kerugian (hanya mengalami risiko minimal)
• Contoh tindakan:
– Tidak melakukan malpraktik etik, baik sengaja atau tidak; seperti dokter tidak mempertahankan kemampuan ekspertisnya
atau menganggap pasien sebagai komoditi
– Menghentikan pengobatan yang sia-sia atau pengobatan luar biasa, yaitu pengobatan yang tidak biasa diperoleh atau
digunakan tanpa pengeluaran amat banyak, nyeri berlebihan, atau ketidaknyamanan lainnya
– Juga membiarkan mati (letting die), bunuh diri dibantu dokter, euthanasia, sengaja malpraktik etis
Justice
To each To each To each person
To each person To each person
To each person person person according to
according to according to
an equal share according to effort contribution according to free market
exchanges
need merit
• Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness), yaitu:
– Memberi sumbangan dan menuntut pengorbanan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan dan kemampuan pasien
• Jenis keadilan:
– Komparatif (perbandingan antarkebutuhan penerima)
– Distributif (membagi sumber): sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada:
• Setiap orang andil yang sama
• Setiap orang sesuai kebutuhannya
• Setiap orang sesuai upayanya
• Setiap orang sesuai jasanya
– Sosial: kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraanbersama
• Utilitarian: memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi sosial dan memaksimalkannikmat/
keuntungan bagi pasien
• Libertarian: menekankan hak kemerdekaan sosial-ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil
substansif atau materiil)
• Komunitarian: mementingkan tradisi komunitas tertentu
• Egalitarian: kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (seringmenerapkan
kriteria material kebutuhan bersama)
Etika Klinik
Medical Indication
Patient Preferences
Sumber: Bioetik dan Hukum Kedokteran. Budi Sampurna dkk. Jakarta, 2005.
Etika Klinik
Quality of Life
Contextual Features
Sumber: Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York :Oxford
University Press; 2001
Klasifikasi Medical Error
Tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak
Malfeasance (unlawful atau improper), misalnya melakukan tindakan
(Comission) medis tanpa indikasi yang memadai.
Kejadian Sentinel • KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius
Klasifikasi Euthanasia, Indonesia Kriminal, Pasal 344 KUHP
Berdasarkan Tindakan yang Dilakukan
•Euthanasia Pasif
•Mempercepat kematian dengan cara menolak memberikan atau mengambil tindakan pertolongan, dan menghentikan
pertolongan yang sedang berlangsung
•Contoh: Tidak memberikan antibiotik pada pasien dengan pneumonia berat
•Euthanasia Aktif
•Secara aktif memberikan tindakan yang baik secara langsung atau tidak langsung dapat mengakibatkan kematian
•Contoh: Memberikan tablet sianida pada pasien, menyuntikkan zat-zat yang dapat mematikan tubuh
Presumed consent Dianggap setuju pada kasus emergensi, misal pasien tidak
sadar
Pasien Kompeten
Informed Consent tidak berlaku dalam keadaan:
• Keadaan darurat medis
• Ancaman terhadap kesehatan orang banyak.
• Pelepasan hak memberikan consent
• Clinical privilege (hanya dapat dilakukan oleh
pasien yang melepaskan haknya memberikan
consent.
• Pasien yang tidak competent memberikan
informed consent.
Etik (ethic)
Disiplin Pidana
Malpraktik (discipline) (criminal)
Hukum Perdata
(juridicial) (civil)
Administratif
(administrative)
MALPRAKTIK
Suatu perbuatan atau sikap dokter atau dokter gigi dianggap malpraktik
apabila memenuhi empat unsur di bawah ini, yaitu:
• Duty atau kewajiban dokter dan dokter gigi untuk melakukan sesuatu
tindakan atau untuk tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap
pasien tertentu pada situasi dan kondisi yang tertentu.
• Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban tersebut.
• Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien
sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan/kedokteran yang
diberikan oleh pemberi layanan.
• Direct causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata.
Klasifikasi Malpraktek
• Disengaja
• Professional misconduct
• Tidak disengaja
• Negligence (kelalaian)
• Malfeasance (pelanggaran jabatan)
• Misfeasance (ketidakhati–hatian)
• Lack of skill (kurang terampil)
Kealpaan/kelalaian/negligence
Kesengajaan/dolus
/Culpa
Euthanasia (pasal 338 KUHP, Luka berat (pasal
pasal 344 KUHP, pasal 345
KUHP) 360 KUHP, pasal 90
KUHP)
Keterangan palsu (Pasal 267
dan 268 KUHP)
Norma dalam Praktik Kedokteran
Penanganan Pelanggaran
HUKUM DISIPLIN
(Aturan
(Aturan penetapan
Hukum keilmuan
Kedokteran) Kedokteran)
ETIKA
(Aturan Penerapan
Etika Kedokteran)
Etik, Disiplin, dan Hukum
ETIK DISIPLIN HUKUM
1. Dibuat dan disepakati oleh 1. Organisasi Profesi 1. Dibuat oleh Pemerintah dan
organisasi profesi (IDI) 2. Standar Profesi Dewan Perwakilan Rakyat
2. Kode Etik 3. Diatur, Norma Prilaku 2. UU, PP, Keppres, dsb
3. Diatur, norma prilaku pelaksana profesi 3. Diatur, norma perilaku manusia
pelaksanaan profesi 4. Sanksi moral psikologis dan pada umumnya
4. Sanksi, yaitu moral psikologis teguran/pencabutan 4. Untuk pidana: mati/ kunjungan,
5. Yang mengadili: Ikatan/ 5. Yang mengadili : MKDKI penjara, denda Untuk Perdata:
organisasi profesi terkait; ganti rugi Adm : teguran/
Majelis Kehormatan Etik pencabutan
Kedokteran (MKEK), Panitia 5. Yang mengadili: pengadilan
Pertimbangan dan Pembinaan
Etik Kedokteran (P3EK)
Norma Etika Kedokteran
Kewajiban
Umum
Kewajiban
Dokter KODE Kewajiban
Dokter
terhadap
Diri Sendiri KI terhadap
Pasien
Kewajiban
Dokter
terhadap
teman
sejawat
Kewajiban Umum
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen, dan
mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri .
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik, wajib
memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik
atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat.
Pasal 7
Seorang dokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Kewajiban Umum
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas
martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan
sejawatnya pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga
kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif ), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan
pengabdi sejati masyarakat.
Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan, bidang lainnya dan masyarakat,
wajib saling menghormati.
Kewajiban Dokter terhadap Pasien
Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh keilmuan dan
keterampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat
berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau
penyelesaian masalah pribadi lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan
keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.
Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.
Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.
Norma Disiplin Profesi Kedokteran
1. Melakukan praktik kedokteran dengan tidak kompeten
2. Tidak merujuk pasien kepada dokter atau dokter gigi lain yang memiliki kompetensi sesuai
3. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu yang tidak memiliki kompetensi
Melanggar aturan yang telah
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
ditetapkan oleh KKI (Bab 3 4. Menyediakan dokter atau dokter gigi pengganti sementara yang tidak memiliki kompetensi dan
Keputusan Konsil Kedokteran
kewenangan yang sesuai, atau tidak melakukan pemberitahuan perihal penggantian tersebut.
Indonesia Nomor
17/KKI/Per/VIII/2006)
5. Menjalankan praktik kedokteran dalam kondisi tingkat kesehatan fisik ataupun mental sedemikian
rupa sehingga tidak kompeten dan dapat membahayakan pasien
6. Dalam penatalaksanaan pasien, melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan
yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, tanpa alasan pembenar
atau pemaaf yang sah, sehingga dapat membahayakan pasien
7. Melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien
8. Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan memadai (adequate information) kepada pasien
atau keluarganya dalam melakukan praktik kedokteran
9. Melakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga dekat atau
wali pengampunya
SOAL NO 22
Seorang dokter sering terlambat saat praktek. Suatu hari Dokter tidak datang
tanpa alasan dan tertangkap basah sedang minum alkohol di tempat
prakteknya. Pasien merasa dirugikan dan berniat melaporkan.
Badan yang bisa mengurus kondisi ini adalah .....
a. MKEK
b. IDI
c. MKDKI
d. KKI
e. Peradilan Negeri
Soal No. 23
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dada sejak 3 hari
yang lalu. Setelah dilakukan anamnesis, kemudian dokter mempersilahkan pasien ke ranjang
pemeriksaan, pasien langsung berbaring dan membuka pakaiannya.
Tindakan pasien tersebut merupakan contoh dari bentuk consent…
a. Implied consent
b. Expressed consent
c. Emergency consent
d. Presumed consent
e. Proxy consent
SOAL NO 24
Seorang wanita 18 tahun datang dengan pacarnya ke sebuah klinik bersalin dengan tujuan
ingin menggugurkan kandungannya yang berusia 12 minggu. Pacar wanita tersebut berjanji
akan memberi bayaran sebanyak yang dokter klinik tersebut inginkan disertai dengan
kerahasiaan tindakan.
Bila seorang dokter menyetujui dan melakukan tindakan aborsi tersebut maka dokter
melanggar dan akan dihukum melalui peraturan dari
a. Hukum pidana
b. Hukum perdata
c. Etik
d. Disiplin
e. Pelanggaran sumpah dokter (Hukum Moral)
SOAL NO 25
dr. Y menerima tawaran dari salah satu produk suplemen kesehatan untuk membantu
mengiklankan produknya pada akun sosial medianya dengan memakai jas dokter lengkap
yang disertai name tag dengan gelar dokternya.
Menurut kode etik kedokteran, bagaimana sikap dokter tersebut?
a. Benar karena obat tersebut adalah hanya suplemen Kesehatan
b. Benar karena dokter memilih suplemen yang bermutu
c. Tidak benar karena dokter memakai jas lengkap
d. Tidak benar karena produk tersebut harus diuji klinis terlebih dahulu
e. Tidak benar karena menghalangi kemandirian profesi dokter
m a k e the med-easy!
o· mediko.id \. 0821-3403-8758