Anda di halaman 1dari 84

Complete Februari 2022

Oftalmologi 1
Mediko made the med-easy!
Kelenjar Pada Mata
Glandula Meibom
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)

Glandula Zeis
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)

Glandula Moll
merupakan modifikasi
glandula sudorifera, produk
skekresi adalah air (sweat)
MATA MERAH VISUS NORMAL
BLEFARITIS

ANTERIOR POSTERIOR

Disfungsi glandula
Bacterial Seborrhoeic
(Stafilokokal) meibom

Chronic red eye

Dry eye
MATA MERAH VISUS NORMAL
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Krusta kekuningan pada dasar bulu mata, bila
Penumpukan sisik putih pada bulu mata
diusap biasanya meninggalkan keropeng atau ulkus
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus). yang mudah berdarah.
Etiologi: Staph. aureus, Staph. epidermidis Etiologi: Malasezia furfur/ Pityrosporum ovale

Tatalaksana Seborroik
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil 1%.
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau gentamisin tetes
Seboroik mata)

Ulceratif Blefaritis ulseratif/stafilokokal


• Bersihkan krusta, kompres hangat
• Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau gentamisin 12x2
tetes hingga gejala membaik)
• Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4 minggu atau
azithromisin 1x500mg selama 5 hari)
TATALAKSANA
Blefaritis Posterior
• Pemijatan kelopak mata
• Gangguan pada kelenjar Meibom. • Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin
atau gentamisin 12x2 tetes hingga gejala
• Tanda : muara kelenjar Meibom membaik)
tampak prominen dengan sekresi • Antibiotik oral (tetrasiklin 1x1000mg
dalam dosis terbagi selama 6-12
kental keputihan. minggu)

Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran
seborrhoic/terdapat krusta
kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION

Steril, berhubungan
dengan blefaritis
posterior dan
rosasea
Kala itu Eko didalam Veri diluar Horizon
Chalazion Ekokleasi, Hordeolum internum Vertikal,
Hordeolum externum Horizontal
Tatalaksana Hordeolum
Tatalaksana Kalazion
• Konservatif
• Kompres hangat 4-6 kali sehari
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
selama 15
40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
menit
• Ekokleasi kalazion
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep
oxytetrasiklin 3x1; salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik oral
(eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari)
• Insisi dan drainase abses
• Antibiotik sistemik → selulitis • Hordeolum interna : insisi vertical
• Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Parameter Trichiasis Distichiasis Entropion Ektropion
Definisi Tumbuhnya bulu mata ke arah Barisan bulu mata Penggulungan Penggulungan margo
dalam dengan posisi palpebra tambahan pada kelopak margo palpebra palpebra ke arah luar
yang normal mata dan dapat ke arah dalam
menekuk ke arah bola
mata
Trachoma, blefaritis ulseratif, Kongenital, atau riwayat Involusional Degenerasi,
hordeolum eksternum trauma Sikatrik trauma
Etiologi Mekanik
Kongenital
Tanda dan Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala
Terapi • Epilasi bulu mata Rekonstruksi palpebra
• Krioepilasi
Parameter Simblefaron Ankiloblefaron Lagoftalmus Ptosis
Definisi Perlekatan Perlekatan margo Ketidakmampuan Jatuhnya palpebra
konjungtiva palpebra palpebra superior menutup bola mata superior sehingga
dan bulbi dan inferior secara volunter menutupi bola mata
Etiologi Trauma, konjungtivitis, Kongenital, trauma, Paralisis N.VII, trauma, Kongenital, paralisis
SSJ blefaritis ulseratif simblefaron, ektropion N.III
berat
Tanda dan Keterbatasan gerak Perlengketan Mata kering Ambliopia
gejala bola mata, diplopia, palpebra superior
lagoftalmus dan inferior
Terapi • Artificial tears Eksisi dan separasi • Artificial tears Koreksi bedah
• Simblefarektomi palpebra • Antibiotik
Epikantus Telekantus Epiblefaron
Lipatan kulit vertical pada Jarak interkantus yang Kulit pretarsal dan otot
kantus medial. Biasa melebar orbicularis okuli
ditemukan pada orang Asia Dapat terjadi karena menyebabkan bulu mata
Menyebabkan trauma, kelainan kongenital menekuk ke arah tarsus
pseudoesotropia karena (Down syndrome)
menurtupi sklera bagian
nasal
Konjungtivitis : radang pada konjungtiva
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone

MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
BERDARAH tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata

MUKOID MUKOPURULENT
Misalnya pada ALERGI Pada infeksi Chlamidya

PURULENT SEROSA
Misalnya pada infeksi berat Pada Infeksi VIRUS (disertai
dan GONORRHEA demam) dan IRITASI.
BAKTERIAL
Konjungtivitis Bakterial Akut
Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret
mukopurulen, reaksi papiler, fotofobia apabila kornea
terlibat.
• Tatalaksana : Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes
kloramfenikol 6x1 tetes selama 3 hari.

Konjungtivitis Gonokokal
• Gejala : mata merah, sensasi benda asing, secret purulent
berat, hiperakut (12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan
nll preaurikular, pseumembran)
• Tatalaksana :
• Ceftriaxone 125 mg (neonates), 250 mg (dewasa) IM SD
• Doksisiklin 100 mg 2x1 selama 7 hari
• Antibotik topikal: gentamisin 0,3% ED/jam
• Kompres hangat
• Hygiene kelopak mata
Konjungtivitis Adenovirus
• Gejala sistemik : demam tinggi, limfadenopati
preaurikular, terdapat pseudomembran, mata merah,
unilateral.
• Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik

Konjungtivitis Herpes
• Simplex : lesi primer herpetik pada wajah dan
palpebrae.
• Zooster : penyebaran lesi secara dermatomal.
Herpes zoster yang
membentuk lesi • Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik, antiviral.
dermatomal
TRACHOMA Terapi:
• Disebabkan oleh Chlamydia
▪ Azithromicin 1000 mg PO SD atau
trachomatis serotype A, B, Ba, dan C
▪ Tetrasiklin 1,5 – 2 Gram / hari selama 3-4
• Diagnosis tegak bila terdapat minimal
minggu atau
2 dari tanda berikut ini :
▪ Doxyciclin 2 x 100 mg / hari selama 3-4
1. > 5 folikel di konjungtiva palpebra
minggu atau
superior
▪ Erythromicin 4 x 250 mg / hari selama 3-4
2. Skar konjungtiva palpebra superior
minggu atau
3. Folikel pada limbus atau sequelae
▪ Salep mata tetrasiklin atau erytromicin
nya (Herbert’s pits /lekukan kecil di
selama 2 bulan
limbus)
▪ Bila ada entropion → tarsotomi
4. Pannus/perluasan pembuluh darah
di kornea, di limbus superioR
• Komplikasi : entropion, trikiasis → erosi
kornea → infeksi → sikatrik
• Pemeriksaan penunjang: “Inclusion bodies”
Herbert’s pits Pannus
(Giemsa)
Konjungtivitis Neonatal
• Riwayat ibu/ayah keputihan
• Muncul dalam 5 hari
• Ditemukan benda inklusi pada pengecatan giemsa.
• Azitromicin 20 mg/kg/harI ATAU atau eritromisin selama 14
hari.
Chlamidya

• Riwayat ibu/ayah keputihan KENTAL


Gonorrhea
• Muncul dalam 2-4 hari
• Ditemukan benda DGNI pada pengecatan gram
• Ceftriaxone 25-50 mg/kg/BB IM atau cefotaxime 100
mg/kg/BB.
• Profilaksis : eritromisin 0,5% ointment, tetrasiklin 1%
ointment
Konjungtivitis Alergi
SIMPEL ALLERGI
Injeksi konjungtiva ODS, reaksi papilar ringan. Merah,
gatal, bilateral, TIDAK TERDAPAT DEMAM.
A

GIANT PAPILLARI
Hipertrofi papilla pada palpebra superior, akibat respon
local : pada soal → sering memakai lensa kontak lupa
B
dilepas, nilon, dan prostetis.
VERNAL
• Cobblestone appearance
• Tranta’s dot

FLIKTERNULARIS
• Reaksi tipe IV
• Berasal dari protein TBC, stafilokokus dll.
• Terdapat bintik kekuningan
Trantas’ dot Herberts Pit
Vernal Konjungtivitis Chlamidia Trachomatis
Tatalaksana
• Hindari allergen → terapi utama
• Vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan naphazoline.
• Stabilizer sel mast → Sodium kromoglikat 2% 1/2 tetes mata 4 kali per
hari.
• Anti histamin : loratadine, cetirizine 1 x 10 mg/hari.
• Steroid topical → fluorometholone (0,1 % drops 1-2 x per hari),
prednisone, dexamethasone, bethamethasone.
PTERIGIUM
DERAJAT
1. Sebelum limbus kornea
2. Lewat limbus, <2 mm.
3. Lebih dari derajat 2, tetapi tidak melewati
pupil.
4. Melewati pupil

TATALAKSANA
• Tatalaksana : derajat 1 dan 2
konservatif
• Derajat 3 dan 4 → eksisi pterigium
Akibat Iritasi Kronis, naik
motor, berdebu dll.
PINGUECULA PSEUDOPTERIGIUM
• Kondisi degeneratif kolagen konjungtiva.
• PATCH atau BINTIK KEKUNINGAN
• Menjauhi kornea, dari nasal dulu baru ke temporal.
• Terapi : konservatif, eksisi pinguekula

Seperti tanda
positif Tes sondase (+)
Perdarahan Conjungtiva

• Etiologi : trauma, kongesti vena mendadak.


• Tampak pewarnaan merah homogen dengan batas tegas pada
konjungtiva, darah akan direabsorbsi sempurna dalam 7-21
hari.

Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat untuk
membantu reabsorbsi
Skleritis vs Episkleritis

SKLERITIS
• Berhubungan dengan RA.
• Mata merah gradual, nyeri sedang berat hingga kepala dan wajah yang
seringkali membangunkan pasien di pagi hari, fotofobia, lakrimasi
• Fenil-efrin test (-)

EPISKLERITIS
• Terjadi : berhubungan dengan gout, rosacea dan psoriasis.
• Nyeri dengan penekanan bola mata dan sensasi benda asing.
• Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin 2,5% → pembuluh darah akan
mengecil → fenil-efrin test (+)
• Kortikosteroid, kompres dingin.
Tipe-Tipe

A B
A

C D
B

A. Diffuse skleritis A. Non-Necrotizing : diffuse dan nodular


B. Nodular skleritis B. Necrotizing : inflamasi dan tanpa inflamasi
Benda asing konjungtiva SKDI

• Faktor resiko : pekerja industri tanpa kacamata proteksi, pengguna kendaraan bermotor
tanpa helm
• Keluhan : nyeri, mata berair, mata merah, sensasi benda asing

Prinsip tatalaksana : ALES(An)2


‒ Anestesi local (pantokain/tetrakain )
‒ Lidi kapas yang dibasahi normal saline
‒ Ekstraksi dari arah dalam keluar
‒ Spuit 23-25 G bila gagal dengan lidi kapas
‒ Antiseptik (Povidone iodine)
‒ Antibiotik topical profilaksis
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Soal No. 1
Tn. K usia 51 tahun datang ke poliklinik karena terdapat bercak putih pada bagian hitam mata. Pada
pemeriksaan terlihat jaringan fibrovaskular dengan bentuk segitiga dari konjungtiva melewati limbus hingga 1
mm kornea.

Apakah diagnosis kasus tersebut?

a. Pterygium derajat 1

b. Pterygium derajat 2

c. Pterygium derajat 3

d. Pterygium derajat 4

e. Pterygium derajat 5
Soal UKMPPD Agustus 2021
Soal No. 2
Pasien wanita usia 30 tahun datang dengan keluhan mata kiri merah seperti ada benda asing di dalam
matanya, pasien juga mengatakan matanya terus mengeluarkan air mata. Pasien memiliki Riwayat psoriasis
sejak kecil dan rutin berobat kedokter kulit. Pada pemeriksaan oftalmologi OS 6/6 OD 6/6 dan terdapat Nodul
vaskular kemerahan di sklera OS, nyeri (+) di fisurainterpalpebra .

Pemeriksaan yang tepat untuk membedakan episkleritis dan skleritis secara sederhana adalah
dengan menggunakan

a. Ice pack test


b. Tetes tropin 1%
c. Tetes phenylephrine 10%
d. Tetes pantocain
e. Tetes levofloxacin
Soal No. 3
Wanita usia 19 tahun datang ke dokter dengan keluhan kedua kelopak matanya bengkak
sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan kemerahan dan nyeri pada kelopak matanya.
Selain itu pasien juga mengeluh bulu matanya rontok. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
palpebra superior dextra dan sinistra hiperemis dan terdapat krusta kekuningan di margo
palpebra.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah?
a. Kompres hangat dan membersihkan palpebra menggunakan sampo bayi dan cotton bud
b. Kompres dingin agar bengkaknya cepat menghilang
c. Dilakukan dakriosistorinostomi
d. Dapat diberikan pantokain
e. Tidak perlu diberikan pengobatan karena akan sembuh sendiri
Soal No. 4
Seorang perempuan berusia 37 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan bulu mata
kanan tumbuh ke arah dalam sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa mengganjal pada
mata kanan, keluar air mata secara terus-menerus. Dari pemeriksaan segmen anterior tidak
didapatkan lipatan palpebra ke dalam.
Apakah tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien?
A. Enukleasi
B. Rekonstruksi
C. Epilasi
D. Insisi
E. Eksisi

Soal TO AIPKI Agustus 2021


Soal No. 5
Seorang ibu melahirkan bayi berusia 3 hari dengan keluhan sejak lahir kedua matanya merah,
bengkak serta mengeluarkan kotoran berwarna kekuningan kental dan banyak. Sejak
kehamilan 8 bulan , ibu tersebut menderita keputihan. Pemeriksaan optalmologis didapatkan
ODS : discharge berwarna kekuningan, kental dan banyak, pelpebra superior dan inferior
edem, konjungtiva tarsalis superior dan inferior hiperemis (+), konjungtiva bulbi injeksi
kongjungtiva (+), kornea jernih, lainnya tidak ada kelainan.
Terapi yang tepat pada bayi ini adalah...
A. Injeksi Ceftriaxon 50 mg/kgBB IM single dose
B. Injeksi Penicilin G 1 gr IV single dose
C. Eritromicin syrup 50 mg/kgBB PO
D. Ammoxicilin puyer 50 mg/kgBB PO
E. Ciprofloxacin 50 mg/kgBB PO Soal TO AIPKI Agustus 2021
Soal No. 6
Laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan benjolan di bagian atas kelopak mata kiri, keluhan
disertai rasa mengganjal dan tidak nyeri. Tanda vital dalam batas normal, dilakukan
pemeriksaan didapatkan massa tumor di palpebra superior, terfiksir, tidak hiperemis dan
nyeri tekan tidak ada.
Kelainan yang terjadi pada pasien tersebut?
a. Radang konis granulomatosa kelenjar meibom
b. Sumbatan pada kelenjar Zeiss-Moll
c. Infeksi pada kelenjar lacrimal
d. Infeksi pada palpebral
e. Sumbatan pada ductus nasolacrimal
Soal TO AIPKI Regio III Batch I 2021
Soal No. 7
Laki-laki 12 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sulit membuka mata kanan, sebelumnya
pasien memiliki riwayat sakit kelopak mata, namun tidak ke dokter, hanya diobati sendiri. Dari
pemeriksaan, didapatkan adanya perlengketan antara margo palpebra superior dan inferior. Visus sulit
dinilai karena terhalang palpebra yang sulit membuka.
Diagnosis dan tatalaksana yang tepat pada kasus ini adalah…
a. Simblefaron, simblefaroktomi
b. Lagopthalmus, artificial tears
c. Ankiloblefaron, eksisi dan seprasi
d. Ptosis, koreksi bedah
e. Trichiasis, epilasi
Soal No. 8
Seorang pria usia 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan mata kiri tidak nyaman, berair,
perih, dan mengganjal. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 jam SMRS. Pasien bekerja sebagai
tukang ojek pengkolan. Pasien jarang menggunakan helm karena gerah. Pada pemeriksaan,
didapatkan benda asing di konjungtiva. Riwayat trauma berulang disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapati TD: 140/70 mmHg, HR: 82 x/menit, RR: 16 x/menit, suhu afebris. Pada
pemeriksaan visus didapati visus ODS 6/6.
Tindakan yang tepat dilakukan oleh dokter jaga IGD adalah…
a. Observasi
b. Segera rujuk ke dokter spesialis mata
c. Irigasi dengan NaCl 0,9%
d. Ekstraksi dengan menggunakan kapas lidi
e. Beri salep tetrasiklin 3x/hari + steroid topical
Soal No. 9
Wanita 28 tahun datang dengan keluhan benjolan di kelopak mata kiri atas seperti pada
gambar berikut: Keluhan tidak nyeri dan tidak terdapat penurunan tajam penglihatan. Keluhan
awal berupa benjolan kecil yang nyeri dan merah lalu diobati salep mata selama 1 bulan
namun tidak membaik.
Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut?
A. Ekokleasi
B. Observasi
C. Enukleasi
D. Tetes mata pantocain
E. Kompres dingin
Soal No. 10
Seorang wanita usia 33 tahun, datang dengan keluhan benjolan di kelopak mata kanan bagian
atas sebesar biji jeruk, merah, dan nyeri. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan
dirasakan semakin memberat. Riwayat trauma dan keluhan serupa sebelumnya disangkal.
Segmen mata depan dan belakang normal. Terdapat benjolan sebesar biji jeruk, eritema, dan
nyeri tekan pada palpebra superior dextra temporal.
Tatalaksana yang tepat pada kasus berikut adalah?
a. Chloramphenicol 1% eye ointment
b. Fluorometholone 0,1% eye drops
c. Sulfas Atropin 1% eye drops
d. Insisi dan drainase
e. NSAID oral
Soal No. 11
Seorang wanita usia 70 tahun datang dengan keluhan nyeri kedua mata, nyeri
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga mengalami keluhan mata
mengganjal, keluar air mata banyak, dan kelopak mata bagian bawah bengkak.
Riwayat infeksi dan trauma disangkal. Dari pemeriksaan fisik ditemukan gambar
sebagai berikut.
Diagnosis yang tepat
a. Entropion sikatrik
b. Entropion spastik
c. Entropion involusional
d. Ektropion
e. Trikiasis
MATA MERAH VISUS TURUN

• Keratitis : terdapat tanda pada kornea dan penurunan visus.

• Uveitis anterior : penurunan visus, disertai pupil miosis, hipopion

• Glaukoma akut : injeksi sklera, pupil mid-dilatasi, udem kornea

• Endoftalmitis

• Trauma mekanis dan kimia


Keratitis : radang pada kornea

Mata merah, penurunan visus, nyeri,


fotofobia, blefarospasme, edema kornea,
infiltrate seluler, dan injeksi siliar (perikornea).

KLASIFIKASI •Infective Keratitis (bakterial, viral, fungal,


chlamydial, protozoal, spirochaetal)
•Allergic Keratitis (fliktenularis, vernal,
atopic)
•Trophic Keratitis (keratomalasia)
•Traumatic Keratitis
KERATITIS BAKTERIAL

• Faktor resiko : lensa kontak, Riwayat operasi kornea, trauma, benda asing.
• S. aureus, S. pneumonia → ulkus oval, warna putih batas tegas.
• Pseudomonas → ulkus berbentuk ireguler, eksudat mukopurulen hijau, batas tidak tegas,
dapat terjadi nekrosis liquefaksi.
• Tatalaksana : salep kloramfenikol 1% 3x1, salep eritromisin 0,5% 2-6 x1, salep ciprofloxacin 0.3% 3x1.

Pseudomonas

Pseudomonas khas
pada orang yang
memakai lensa
kontak
S.pneumonia
KERATITIS HERPES
Herpes Simplex
• Dendrit dengan terminal bulbs pada
simplex, sering ulkus.
• Zooster : pain, ptekial hemorrhage,
ulkus jarang.
Herpes Zooster

Herpes Simplex Herpes Zooster


Tampak lesi vesicular di region periorbital, limfadenitis Lesi dermatomal, Hutchinson sign
preauricular.
Lesi dendritic Lesi pseudodendritik

Penurunan sensasi mata Penurunan sensasi

Acyclovir 5x400 mg 7 hari Acyclovir 5x 800 mg 7-10 hari


KERATITIS FUNGAL

• Paska terkena tanaman hidup : padi, tangkai, daun dll.


• Ulkus putih ke-abuan : feathery-fingerlike dan lesi satelit.
• Suspensi mata natamycin 5% 1 tetes per 2 jam, amphotericin B
1,5% 1 tetes per jam.

A B
A. Keratitis Fungal :
terdapat gambaran
lesi satelit.
B. Wesseley ring : CAMPOs ANA
Candida = Amphoterisin
cincin kekuningan
Aspergilus : Natamicin
steril
• Overview: Riwayat menggunakan lensa kontak, higienitas
kontak lensa yang buruk (misal membersihkan dengan tap
water), riwayat terekspos air (berenang, memancing, hot
tube, dll)
• Etiologi: Acanthamoeba
• Tanda dan Gejala: Opasitas epitel dan subepitel halus dan
berjalan radial sepanjang corneal nerves, ring-shaped lesion
sentral atau parasentral yang dalam stadium lanjut akan
membentuk abses
• Tatalaksana: PHMB 0,02% atau hexamidine 0,1%
UVEITIS TIPE LOKASI
Anterior Anterior Chamber
Intermediate Vitreous
Posterior Retina or Choroid
Panuveitis Semua kena

Uveitis Akut Uveitis Akut


<3 Bulan >3 Bulan
Uveitis Anterior
Nyeri terutama saat malam hari, mata merah,
fotofobia,blefarospasme, penurunan visus
1. Tanda kornea : edema palpebra, keratic Koeppe
presipitat, opasitas kornea bagian posterior.
2. Tanda chamber anterior : Aqueous cells,
aqueous flare (Tyndal phenomenon),
hipopion.
3. Iris signs : Perubahan pola normal dan warna Busacca

iris, iris nodules (Koeppe’s nodules, Busacca’s


nodules), sinekia.
4. Pupil sign : Pupil Miosis
Komplikasi : Katarak, glaukoma sekunder Edema Palpebra, hipopion
dan pupil miosis
Uveitis Posterior
Penurunan visus, photopsia, sensasi bintik
hitam melayang di depan mata,
metamorphopsia dan scotoma
• Tanda : Opasitas vitreous, patch of
choroiditis.
• Komplikasi : panuveitis, katarak
• Terapi
Non-spesifik
•Kortikosteroid topical dan sistemik
•Immunosupresan
Tanda dan Gejala Konjungitivitis Akut Iridosiklitis Glaukoma Akut

Onset Perlahan Perlahan Tiba-tiba

Halo +/- - +
Anterior chamber Jernih Tidak jernih akibat keratic Tidak Jernih akibat edema
presipitat

Pupil Normal Miosis Midriasis


Iris Normal Berkabut Edema

TIO Normal Normal Meningkat

Conjunctivitis Iridosiklitis Glaukoma Akut


Perjalanan Humor Aquosus
Glaukoma

KONGENITAL ACQUIRED GLAUCOMA

Open Angle
Lebih ke gejala kronis

Closed Angle
Lebih ke gejala akut
Haab Striae
Buphtalmos
Primary Open Angle Glaucoma
TANDA DAN GEJALA KHAS
• Penurunan lapangan pandang progresif.
• PF : sudut terbuka, cupping, bayonetting sign.
• Defek lapangan pandang : hemianopsia
bitemporal.

Pemeriksaan Penunjang
• Tonometri mengukur IOP
• Gonioskopi → melihat sudut iridokornealis Cup to disk ratio >0,5 pada pasien
• Perimetri → melihat defek lapang pandang glaucoma sudut terbuka yang
nantinya ber manifestasi sebagai
hemianopsia bitemporal
TATALAKSANA POAG
Kelas Obat Regimen Mekanisme Aksi
Menurunkan sekresi aqueous humour melalui stimulasi
• Timolol maleate 0.25%-0.5%; reseptor beta di prosesus siliaris
Beta Blocker
1- 2 kali/hari
• Betaxolol 0,25%; 2 kali/hari

Parasympathomimetic • Pilocarpine 1, 2, 4% 3-4 kali/hari Meningkatkan outflow aqueous humour melalui kontraksi
Drugs musculus longitudinalis corpus ciliaris yang membuka
trabecular meshwork.
Prostaglandins • Latanoprost 0.005%; 1 kali/hari Meningkatkan uveoscleral outflow
(first drug of choice)
Carbonic Anhidrase • Acetazolamide 250mg; 3-4 Menurunkan produksi melalui inhibisi enzim karbonik
Inhibitor kali/hari anhidrase
• Epinephrine 0.5, 1, 2%; 2 Meningkatkan outflow Menurunkan sekresi aqueous
Sympathomimetic Drugs kali/hari humour.
Primary Closed Angle Glaucoma (sudut tertutup)

• Gejala : Nyeri mata, mual, muntah, penurunan visus, fotofobia, lakrimasi


(gejala akut)
• Tanda : mixed injection, sudut dangkal dan tertutup, pupil semidilatasi, dan
oedem kornea.

Mixed Injection

Pupil mid-dilatasi

Oedema Kornea
Tatalaksana
• GLAUKOMA AKUT : menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan obat-
obatan yang terdiri dari :
1. Acetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4x250 mg/hari.
2. KCl 0,5 gr 3x/hari
3. Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari
4. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotic 4-6 x 1 tetes sehari.
5. Terapi simptomatik
Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan Kesehatan tingkat
sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan tersebut.
Glaukoma Sekunder
NAMA ETIOLOGI KETERANGAN
Glaukoma fakolitik Krn ada material lensa yg keluar dr lensa Nyeri unilateral, visus LP atau NLP,
(katarak hipermatur) → menyumbat trabekula fotofobia, nyrocos, katarak
→ TIO↑ matur/hipermatur, edema kornea,
Lens particle Akibat adanya material lensa yang cell and flare pd COA.
glaukoma menyebabkan obstruksi → pada trauma
Glaukoma fakomorfik Katarak intumesen → menutup sudut →
pupillary block
Steroid induced Riwayat penggunaan steroid lama (terutama TIO meningkat, tanda-tanda POAG.
topikal, periokular, intravitreal) → TIO
meningkat krn aliran kurang lancar
Endoftalmitis
• Peradangan pada uvea dan retina yang diikuti dengan
terbentuknya eksudat di dalam aqueous dan vitreous humor.
• Tanda
• Palpebra → edema dan hiperemis
• Konjungtiva → kemosis dan kongesti sirkumkornea
• Iris → edema dan berkabut
• Pupil → berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
vitreous
• Vitreous → eksudasi, tampak massa keputihan dibalik
pupil yang terdilatasi (amaurotic cat’s-eye reflex)
• Gerakan bola mata → masih dapat digerakkan (Kata Amaurotic cat eye
Kunci) reflex
Pemeriksaan Penunjang
• Evaluasi USG Okular
• Dilakukan jika terdapat opasifikasi media refraksi yang signifikan sehingga
menghalangi visualisasi yang adekuat dari fundus
• Hasil → dispersed vitreous opacities with vitritis, corneal thickening
• Singkirkan → ablasio retina, dislokasi material lensa, benda asing
• Investigasi mikrobiologis → menentukan etiologi
• Etiologi tersering (bakteri) → gram (+)
• Sampel humor vitreous lebih sering menunjukkan hasil positif disbanding
sampel humor aqueous
• Pewarnaan gram, kultur, sensitivitas antibiotik
TATALAKSANA

• Antibiotik intravitreal : Vancomycin 1 mg in 0.1 ml + ceftazidime


2.25 mg in 0.1 ml.
• Kortikosteroid : cegah sinekia
• Sikloplegik : atropin 1%.
• Anti-glaucoma : oral acetazolamide (250 mg TDS) and timolol
(0.5% BD)
Panophtalmitis

Gejala Nyeri gerak


Endoftalmitiis bola mata

TATALAKSANA
•Antibiotik
•Kortikosteroid
•Eviscerasi
HIFEMA • Trauma
• Spontan : contoh
rubeosis iridis.

• Monitoring TIO, tirah baring total posisi 30-


45 derajat.
• Sikloplegia → siklopentolat, skopolamin.
• Perdarahan terus → asam tranexamat
• Indikasi operasi :
• Hifema lebih dari derajat 2
• Hifema yang tetap dan tidak berkurang
lebih dari 5 hari.
• Hemosiderosis endotel kornea
Trauma Kimia Mata
TRAUMA ASAM
• Contoh : air accu, asam sulfit, asam
hidroklorida, zat pemutih, asam asetat.
• Terjadi KOAGULASI PROTEIN.
• Hanya mengenai superficial saja.

TRAUMA BASA
• Contoh : NaOH, CaOH, sabun, shampoo, pembersih
rumah tangga.
• Terjadi LIQUEFAKSI PROTEIN
• Penghancuran jaringan protein kornea, lebih parah,
dapat sebabkan kebutaan.
Pemeriksaan Penunjang
• Kertas lakmus → cek pH berkala
• Slit lamp → cek bagian anterior mata dan lokasi luka
• Tonometri → cek IOP
• Funduskopi direk dan indirek
Soal No. 12
Ny. Ivander, 40 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan mata kanan merah dan pandangan kabur. Pada
pemeriksaan didapatkan visus mata kanan 1/60, kongjungtiva hiperemis, pemeriksaan fluoresensi test pada
kornea didapatkan defek infiltrat abu-abu dan lesi satelit (+), tepi tak teratur. Di bilik mata depan didapatkan
hipopion.
Apakah penyebab paling mungkin pada pasien tersebut?
A. Infeksi jamur
B. Infeksi virus
C. Infeksi stafilokokus
D. Infeksi streptococcus
E. Infeksi pneumokokus

Soal TO AIPKI Agustus 2021


Soal No. 13
Tn. Mipan, 37 tahun datang dibawa rekan kerja nya ke IGD dengan keluhan terkena ammonia.
Dari pemeriksaan segmen anterior pupil sulit dievaluasi, didapatkan kerusakan pada 1/3
limbus, dan kerusakan epitel. Dari hasil pemeriksaan lakmus didapatkan pH 8,4.
Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien ini?
A. Trauma Kimia Basa Grade 1
B. Trauma Kimia Basa Grade 2
C. Trauma Kimia Basa Grade 3
D. Trauma Kimia Asam Grade 1
E. Trauma Kimia Asam Grade 2

Soal TO AIPKI Agustus 2021


Soal No. 14
Seorang laki-laki berusia 22 tahun atang ke IGD RS dengan keluhan mata kanan merah sejah 2
hari yang lalu. Pasien juga mengeluh pandangan kabur, nyeri, dan silau. Tiga hari yang lalu
mata kanan pasien terkena gores daun padi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan visus OD 1/60
di tes pin hole tidak maju, OS 6/6 dan gerak mata masih bagus ke segala arah. Kelopak mata
kanan terlihat bengkak, injeksi konjungtiva dan perikornea, edema kornea dan gambaran
warna putih memenuhi kamera okuli anterior, Tio 34 mmHg dan fundus reflex (-).
Tatalaksana definitive pada pasien tersebut ?
a. Antibiotik intravitreal
b. Steroid intravitreal
c. Vitrektomi
d. Eviserasi
e. Siklopegik
Soal No. 15
Pria usia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata kirinya sejak 2 jam yang lalu, nyeri
dirasakan terus menerus, keluhan disertai mata merah, penurunan tajam penglihatan dan
mual tapi tidak muntah, pada pemeriksaan oftalmologi visus OS 1/60 OD 6/6, TIO OS 38
mmHg TIO OD 14 mmHg, injeksi siliar, COA tertutup, edema korea dan pupil midriasis pada
mata kiri, pada mata kanan semua dalam batas normal.
Berikut ini merupakan penanganan awal glaukoma akut, kecuali
a. Asetazolamid loading dose
b. Timolol 0.5% 2x sehari
c. Latanoprost 1x sehari
d. Oral gliserin / IV mannitol
e. Antibiotik intravena
Soal No. 16
Pasien wanita 37 tahun datang ke UGD dengan keluhan mata kanan buram 1 jam yg lalu
keluhan mata merah berair nyeri, 2 jam yg lalu habis main badminton pasien terkena
shuttlecock dimatanya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan vod 6/9 ada darah 1/3 bilikmata
depan seperti pada gambar.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut?
a. Trauma tajam hifema
b. Trauma tumpul hipopion
c. Trauma tajam hifema grade II
d. Trauma tumpul hifema grade II
e. Trauma tumpul hifema grade III

Soal UKMPPD Batch I 2021


Soal No. 17
Seorang laki-laki berusia 33 tahun datang dengan keluhan mata kiri merah dan nyeri. Keluhan
dirasakan oleh pasien sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan mata didapatkan visus OD 6/6
OS 6/15, blefarospasme, dan injeksi siliar. Pada pemeriksaan fluorescent ditemukan lesi
dendritik pada kornea.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
a. Konjungtivitis bakterial
b. Konjungtivitis viral
c. Keratitis fungal
d. Keratitis viral
e. Ulkus kornea
Soal UKMPPD Agustus 2021
Soal No. 18
Seorang wanita usia 50 tahun datang dengan keluhan mata kiri merah dan nyeri. Penglihatan juga
terasa kabur. Dua hari sebelumnya penderita sudah mulai merasakan hal seperti itu, tetapi hilang
timbul jika penderita beristirahat rasa nyeri berkurang. Saat ini rasa nyeri menetap, disertai seperti
melihat pelangi di sekitar lampu. Riwayat trauma dan penyakit sistemik lain disangkal. Pada
pemeriksaan fisik didapati TD : 140/70 mmHg, HR : 81 x/menit, RR : 20 x/menit, suhu afebris. Hasil
pemeriksaan oftalmologi VOD: 6/6; VOS: 1/300 OD: tenang OS: mixed injeksi (+), edema kornea, bilik
depan dangkal, TIO dengan palpasi N (+2). Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan cup disc ratio
abnormal dan bayonete sign (+).
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Katarak senilis matur
b. Hipertensi okuli
c. Glaukoma sekunder
d. Glaukoma sudut terbuka
e. Glaukoma sudut tertutup
Soal No. 19
Pira usia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata kirinya sejak 2 jam yang lalu, nyeri
dirasakan terus menerus, keluhan disertai mata merah, penurunan tajam penglihatan dan
mual tapi tidak muntah, pada pemeriksaan oftalmologi visus OS 1/60 OD 6/6, TIO OS 38
mmHg TIO OD 14 mmHg, injeksi siliar, COA tertutup, edema korea dan pupil midriasis pada
mata kiri, pada mata kanan semua dalam batas normal.
Berikut ini merupakan penanganan awal glaukoma akut, kecuali
a. Asetazolamid loading dose
b. Timolol 0.5% 2x sehari
c. Latanoprost 1x sehari
d. Oral gliserin / IV mannitol
e. Antibiotik intravena
Soal No. 20
Seorang wanita usia 53 tahun diantar ke klinik dokter umum dengan keluhan mata kanan
nyeri sejak 2 jam yang lalu. Pasien mengaku keluhan tersebut muncul mendadak dan disertai
mata merah dan pandangan mata kabur. Pasien juga mengaku melihat lingkaran seperti
pelangi bila melihat sumber cahaya. Pada pemeriksaan fisik TD : 130/90 mmHg, HR : 80
x/menit, RR : 19 x/menit, suhu afebris. Hasil pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus OD
3/60 OS 6/6, mata kanan terdapat injeksi konjungtiva tanpa sekret, edema kornea dan mid-
dilatasi pupil yang tidak bereaksi terhadap cahaya. TIO OD 45 mmHg, OS 16 mmHg.
Apakah mekanisme kerja farmakoterapi yang tepat untuk tatalaksana awal kasus?
a. Menstimulasi produksi humor aqueous
b. Inhibitor enzim carbonic anhidrase
c. Menurunkan aliran uveoscleral
d. Meningkatkan produksi bikarbonat
e. Menstimulasi iris untuk mendekati trabecular meshwork
Soal No. 21
Seorang laki-laki usia 50 tahun dilarikan ke IGD akibat mata kanan terkena air ACCU 30 menit
yang lalu. Keluhan berupa nyeri yang dirasakan semakin memberat. Dalam pemeriksaan fisik
didapati TD: 125/85 mmHg, HR: 81 x/menit, RR: 16 x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
oftalmologis didapati visus mata kanan 6/30 tidak dapat dikoreksi, didapatkan kornea keruh,
kemosis, injeksi konjungtiva dan sklera.
Tindakan awal yang dilakukan adalah…
Pantocain, debridement, steroid, awasi TIO
Debridement, cek pH dengan kertas lakmus, siklopegik, salep AB
Irigasi NaCl 0,9% 2 L, debridemen, awasi TIO, posisi elevasi kepala 45o
Irigasi NaCl 0,9% 2 L - 30 menit, debridement, steroid, sikloplegik, salep AB
Irigasi NaCl 0,9% 2 L – 10 menit, sikloplegik, salep AB, posisi elevasi kepala 45o
Soal No. 22
Seorang laki-laki usia 30 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan gatal pada mata
sebelah kiri. Hal ini sudah ia rasakan selama kurang lebih 5 hari. Pasien adalah
penderita myopia ringan dan rutin menggunakan lensa kontak. Pasien bekerja sebagai
guru olahraga renang. Riwayat trauma penyakit jangka panjang disangkal. Pada
pemeriksaan fisik mata, ditemukan tampakan ring-shaped lesion. Pada pemeriksaan
fisik didapati TD : 130/70 mmHg, HR : 72 x/menit, RR : 18 x/menit, suhu afebris.
Apa tatalaksana yang tepat untuk kasus diatas?
a. Sodium Cromoglycate 2%
b. Chloramphenicol Tetes Mata
c. Gentamycin Salep Mata
d. PHMB 0,02%
e. Natamycin 5%
Soal No. 23
Laki-laki 60 tahun datang ke IGD mengeluhkan mata kanan merah dan kabur sejak 2
hari lalu. Pasien mengaku 1 minggu lalu barusaja melakukan operasi katarak dan
penglihatannya berangsur membaik. Pemeriksaan mata saat ini pasien merasakan sakit
terutama saat digerakkan. Pemeriksaan mata didapatkan injeksi konjungtiva, injeksi
silier, hipopion, kornea keruh, segmen mata belakang tidak dapat dinilai.
Apakah pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mengetahui etiologi
keluhan pasien?
A. USG mata
B. Pemeriksaan slit lamp
C. Gonioskopi
D. Kultur humor vitreous
E. Kultur humor aqueous
Trauma Palpebra
Partial Thickness Full Thickness
Kerusakan lamellar anterior, Bila lokasi di sebelah medial punctum
melebar ke margo palpebra → risiko kerusakan sistem kanalikular

• Selalu perhatikan ada tidaknya benda asing dan keterlibatan bola mata
• Lakukan pemeriksaan mata umum meliputi visus dan reflek pupil
Tatalaksana awal : BAPER
• Bersihkan luka (bila bola mata intak) dengan NaCl 0,9%
• Antibiotik sistemik
• Profilaksis Tetanus bila luka kotor/riwayat imunisasi TT tidak jelas
• Rujuk Sp.M untuk penjahitan-rekonstruksi
Sebelum rujuk : Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi NaCl 0,9%

Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Epikantus
• Lipatan vertical (semilunar) kulit pada kantus medial
• Seakan-akan seperti juling/pesudostrabismus
• Dapat berhubungan dengan :
‒ Ptosis congenital
‒ Telecanthus
‒ Blepharophimosis
‒ Trauma, iatrogenic
‒ Sindrom down
• Tatalaksana : Koreksi surgical
Epikantus
Lipatan berasal dari regio inferior tarsalis palpebral superior menuju
Epicanthus palpebralis
region kanthal medial

Epicanthus tarsalis Lipatan berada sepanjang bagian superior dari kelopak mata

Epicanthus inversus Lipatan mulai dari bagian bawah kelopak mata inferior pada area
midpupil dan bergerak keatas

Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Soal No. 24
Seorang anak usia 5 tahun dibawa ibunya ke klinik karena mata sulit dibuka. Pasien seringkali
mendongak untuk melihat kearah depan. Keluhan ini dialami sejak lahir. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kelopak mata yang datar, tidak ada garis lipatan dan ptosis minimal. Tidak
ada penyakit sistemik yang mendasari keluhan pasien. Riwayat trauma, penyakit jangka
panjang disangkal. Pada pemeriksaan oftalmologis, ditemukan visus ODS 6/6, posisi mata
ditengah seperti gambar dibawah ini
Keadaan yang dialami pasien adalah…
a. Epikantus palpebralis
b. Epikantus inversus
c. Epikantus tarsalis
d. Enoftalmus
e. Lagoftalmus
Soal No. 25
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena kelopak matanya terkena
benda tajam saat bermain dengan kakaknya. Perdarahan aktif tidak ditemukan. Pemeriksaan
tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan segmen luar dan dalam bola mata dalam
batas normal.
Bagaimana penatalaksanaan awal pasien tersebut sebelum dirujuk?
a. Bilas dengan povidon iodine
b. Bersihkan luka dengan air mengalir, jahit situasional
c. Bersihkan luka dengan NaCl, tutup dengan kassa basah & steril
d. Segera debridement + jahit luka
e. Olesi salep mata antibiotik + steroid topikal

Anda mungkin juga menyukai