Oftalmologi 1
Mediko made the med-easy!
Kelenjar Pada Mata
Glandula Meibom
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)
Glandula Zeis
Merupakan modifikasi
glandula sebasea, produk
sekresi adalah minyak (oil)
Glandula Moll
merupakan modifikasi
glandula sudorifera, produk
skekresi adalah air (sweat)
MATA MERAH VISUS NORMAL
BLEFARITIS
ANTERIOR POSTERIOR
Disfungsi glandula
Bacterial Seborrhoeic
(Stafilokokal) meibom
Dry eye
MATA MERAH VISUS NORMAL
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Krusta kekuningan pada dasar bulu mata, bila
Penumpukan sisik putih pada bulu mata
diusap biasanya meninggalkan keropeng atau ulkus
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus). yang mudah berdarah.
Etiologi: Staph. aureus, Staph. epidermidis Etiologi: Malasezia furfur/ Pityrosporum ovale
Tatalaksana Seborroik
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil 1%.
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau gentamisin tetes
Seboroik mata)
Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran
seborrhoic/terdapat krusta
kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION
Steril, berhubungan
dengan blefaritis
posterior dan
rosasea
Kala itu Eko didalam Veri diluar Horizon
Chalazion Ekokleasi, Hordeolum internum Vertikal,
Hordeolum externum Horizontal
Tatalaksana Hordeolum
Tatalaksana Kalazion
• Konservatif
• Kompres hangat 4-6 kali sehari
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
selama 15
40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
menit
• Ekokleasi kalazion
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep
oxytetrasiklin 3x1; salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik oral
(eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari)
• Insisi dan drainase abses
• Antibiotik sistemik → selulitis • Hordeolum interna : insisi vertical
• Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Parameter Trichiasis Distichiasis Entropion Ektropion
Definisi Tumbuhnya bulu mata ke arah Barisan bulu mata Penggulungan Penggulungan margo
dalam dengan posisi palpebra tambahan pada kelopak margo palpebra palpebra ke arah luar
yang normal mata dan dapat ke arah dalam
menekuk ke arah bola
mata
Trachoma, blefaritis ulseratif, Kongenital, atau riwayat Involusional Degenerasi,
hordeolum eksternum trauma Sikatrik trauma
Etiologi Mekanik
Kongenital
Tanda dan Sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, dan lakrimasi
Gejala
Terapi • Epilasi bulu mata Rekonstruksi palpebra
• Krioepilasi
Parameter Simblefaron Ankiloblefaron Lagoftalmus Ptosis
Definisi Perlekatan Perlekatan margo Ketidakmampuan Jatuhnya palpebra
konjungtiva palpebra palpebra superior menutup bola mata superior sehingga
dan bulbi dan inferior secara volunter menutupi bola mata
Etiologi Trauma, konjungtivitis, Kongenital, trauma, Paralisis N.VII, trauma, Kongenital, paralisis
SSJ blefaritis ulseratif simblefaron, ektropion N.III
berat
Tanda dan Keterbatasan gerak Perlengketan Mata kering Ambliopia
gejala bola mata, diplopia, palpebra superior
lagoftalmus dan inferior
Terapi • Artificial tears Eksisi dan separasi • Artificial tears Koreksi bedah
• Simblefarektomi palpebra • Antibiotik
Epikantus Telekantus Epiblefaron
Lipatan kulit vertical pada Jarak interkantus yang Kulit pretarsal dan otot
kantus medial. Biasa melebar orbicularis okuli
ditemukan pada orang Asia Dapat terjadi karena menyebabkan bulu mata
Menyebabkan trauma, kelainan kongenital menekuk ke arah tarsus
pseudoesotropia karena (Down syndrome)
menurtupi sklera bagian
nasal
Konjungtivitis : radang pada konjungtiva
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone
MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
BERDARAH tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
MUKOID MUKOPURULENT
Misalnya pada ALERGI Pada infeksi Chlamidya
PURULENT SEROSA
Misalnya pada infeksi berat Pada Infeksi VIRUS (disertai
dan GONORRHEA demam) dan IRITASI.
BAKTERIAL
Konjungtivitis Bakterial Akut
Gejala : mata merah, sensasi benda asing, sekret
mukopurulen, reaksi papiler, fotofobia apabila kornea
terlibat.
• Tatalaksana : Salep kloramfenikol 3x1 selama 3 hari, tetes
kloramfenikol 6x1 tetes selama 3 hari.
Konjungtivitis Gonokokal
• Gejala : mata merah, sensasi benda asing, secret purulent
berat, hiperakut (12-24 jam), kemosis berat, pembengkakan
nll preaurikular, pseumembran)
• Tatalaksana :
• Ceftriaxone 125 mg (neonates), 250 mg (dewasa) IM SD
• Doksisiklin 100 mg 2x1 selama 7 hari
• Antibotik topikal: gentamisin 0,3% ED/jam
• Kompres hangat
• Hygiene kelopak mata
Konjungtivitis Adenovirus
• Gejala sistemik : demam tinggi, limfadenopati
preaurikular, terdapat pseudomembran, mata merah,
unilateral.
• Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik
Konjungtivitis Herpes
• Simplex : lesi primer herpetik pada wajah dan
palpebrae.
• Zooster : penyebaran lesi secara dermatomal.
Herpes zoster yang
membentuk lesi • Tatalaksana : artificial tear, dan gejala sistemik, antiviral.
dermatomal
TRACHOMA Terapi:
• Disebabkan oleh Chlamydia
▪ Azithromicin 1000 mg PO SD atau
trachomatis serotype A, B, Ba, dan C
▪ Tetrasiklin 1,5 – 2 Gram / hari selama 3-4
• Diagnosis tegak bila terdapat minimal
minggu atau
2 dari tanda berikut ini :
▪ Doxyciclin 2 x 100 mg / hari selama 3-4
1. > 5 folikel di konjungtiva palpebra
minggu atau
superior
▪ Erythromicin 4 x 250 mg / hari selama 3-4
2. Skar konjungtiva palpebra superior
minggu atau
3. Folikel pada limbus atau sequelae
▪ Salep mata tetrasiklin atau erytromicin
nya (Herbert’s pits /lekukan kecil di
selama 2 bulan
limbus)
▪ Bila ada entropion → tarsotomi
4. Pannus/perluasan pembuluh darah
di kornea, di limbus superioR
• Komplikasi : entropion, trikiasis → erosi
kornea → infeksi → sikatrik
• Pemeriksaan penunjang: “Inclusion bodies”
Herbert’s pits Pannus
(Giemsa)
Konjungtivitis Neonatal
• Riwayat ibu/ayah keputihan
• Muncul dalam 5 hari
• Ditemukan benda inklusi pada pengecatan giemsa.
• Azitromicin 20 mg/kg/harI ATAU atau eritromisin selama 14
hari.
Chlamidya
GIANT PAPILLARI
Hipertrofi papilla pada palpebra superior, akibat respon
local : pada soal → sering memakai lensa kontak lupa
B
dilepas, nilon, dan prostetis.
VERNAL
• Cobblestone appearance
• Tranta’s dot
FLIKTERNULARIS
• Reaksi tipe IV
• Berasal dari protein TBC, stafilokokus dll.
• Terdapat bintik kekuningan
Trantas’ dot Herberts Pit
Vernal Konjungtivitis Chlamidia Trachomatis
Tatalaksana
• Hindari allergen → terapi utama
• Vasokonstriktor seperti adrenalin, efedrin dan naphazoline.
• Stabilizer sel mast → Sodium kromoglikat 2% 1/2 tetes mata 4 kali per
hari.
• Anti histamin : loratadine, cetirizine 1 x 10 mg/hari.
• Steroid topical → fluorometholone (0,1 % drops 1-2 x per hari),
prednisone, dexamethasone, bethamethasone.
PTERIGIUM
DERAJAT
1. Sebelum limbus kornea
2. Lewat limbus, <2 mm.
3. Lebih dari derajat 2, tetapi tidak melewati
pupil.
4. Melewati pupil
TATALAKSANA
• Tatalaksana : derajat 1 dan 2
konservatif
• Derajat 3 dan 4 → eksisi pterigium
Akibat Iritasi Kronis, naik
motor, berdebu dll.
PINGUECULA PSEUDOPTERIGIUM
• Kondisi degeneratif kolagen konjungtiva.
• PATCH atau BINTIK KEKUNINGAN
• Menjauhi kornea, dari nasal dulu baru ke temporal.
• Terapi : konservatif, eksisi pinguekula
Seperti tanda
positif Tes sondase (+)
Perdarahan Conjungtiva
Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat untuk
membantu reabsorbsi
Skleritis vs Episkleritis
SKLERITIS
• Berhubungan dengan RA.
• Mata merah gradual, nyeri sedang berat hingga kepala dan wajah yang
seringkali membangunkan pasien di pagi hari, fotofobia, lakrimasi
• Fenil-efrin test (-)
EPISKLERITIS
• Terjadi : berhubungan dengan gout, rosacea dan psoriasis.
• Nyeri dengan penekanan bola mata dan sensasi benda asing.
• Vasokonstriktor topical seperti fenilefrin 2,5% → pembuluh darah akan
mengecil → fenil-efrin test (+)
• Kortikosteroid, kompres dingin.
Tipe-Tipe
A B
A
C D
B
• Faktor resiko : pekerja industri tanpa kacamata proteksi, pengguna kendaraan bermotor
tanpa helm
• Keluhan : nyeri, mata berair, mata merah, sensasi benda asing
a. Pterygium derajat 1
b. Pterygium derajat 2
c. Pterygium derajat 3
d. Pterygium derajat 4
e. Pterygium derajat 5
Soal UKMPPD Agustus 2021
Soal No. 2
Pasien wanita usia 30 tahun datang dengan keluhan mata kiri merah seperti ada benda asing di dalam
matanya, pasien juga mengatakan matanya terus mengeluarkan air mata. Pasien memiliki Riwayat psoriasis
sejak kecil dan rutin berobat kedokter kulit. Pada pemeriksaan oftalmologi OS 6/6 OD 6/6 dan terdapat Nodul
vaskular kemerahan di sklera OS, nyeri (+) di fisurainterpalpebra .
Pemeriksaan yang tepat untuk membedakan episkleritis dan skleritis secara sederhana adalah
dengan menggunakan
• Endoftalmitis
• Faktor resiko : lensa kontak, Riwayat operasi kornea, trauma, benda asing.
• S. aureus, S. pneumonia → ulkus oval, warna putih batas tegas.
• Pseudomonas → ulkus berbentuk ireguler, eksudat mukopurulen hijau, batas tidak tegas,
dapat terjadi nekrosis liquefaksi.
• Tatalaksana : salep kloramfenikol 1% 3x1, salep eritromisin 0,5% 2-6 x1, salep ciprofloxacin 0.3% 3x1.
Pseudomonas
Pseudomonas khas
pada orang yang
memakai lensa
kontak
S.pneumonia
KERATITIS HERPES
Herpes Simplex
• Dendrit dengan terminal bulbs pada
simplex, sering ulkus.
• Zooster : pain, ptekial hemorrhage,
ulkus jarang.
Herpes Zooster
A B
A. Keratitis Fungal :
terdapat gambaran
lesi satelit.
B. Wesseley ring : CAMPOs ANA
Candida = Amphoterisin
cincin kekuningan
Aspergilus : Natamicin
steril
• Overview: Riwayat menggunakan lensa kontak, higienitas
kontak lensa yang buruk (misal membersihkan dengan tap
water), riwayat terekspos air (berenang, memancing, hot
tube, dll)
• Etiologi: Acanthamoeba
• Tanda dan Gejala: Opasitas epitel dan subepitel halus dan
berjalan radial sepanjang corneal nerves, ring-shaped lesion
sentral atau parasentral yang dalam stadium lanjut akan
membentuk abses
• Tatalaksana: PHMB 0,02% atau hexamidine 0,1%
UVEITIS TIPE LOKASI
Anterior Anterior Chamber
Intermediate Vitreous
Posterior Retina or Choroid
Panuveitis Semua kena
Halo +/- - +
Anterior chamber Jernih Tidak jernih akibat keratic Tidak Jernih akibat edema
presipitat
Open Angle
Lebih ke gejala kronis
Closed Angle
Lebih ke gejala akut
Haab Striae
Buphtalmos
Primary Open Angle Glaucoma
TANDA DAN GEJALA KHAS
• Penurunan lapangan pandang progresif.
• PF : sudut terbuka, cupping, bayonetting sign.
• Defek lapangan pandang : hemianopsia
bitemporal.
Pemeriksaan Penunjang
• Tonometri mengukur IOP
• Gonioskopi → melihat sudut iridokornealis Cup to disk ratio >0,5 pada pasien
• Perimetri → melihat defek lapang pandang glaucoma sudut terbuka yang
nantinya ber manifestasi sebagai
hemianopsia bitemporal
TATALAKSANA POAG
Kelas Obat Regimen Mekanisme Aksi
Menurunkan sekresi aqueous humour melalui stimulasi
• Timolol maleate 0.25%-0.5%; reseptor beta di prosesus siliaris
Beta Blocker
1- 2 kali/hari
• Betaxolol 0,25%; 2 kali/hari
Parasympathomimetic • Pilocarpine 1, 2, 4% 3-4 kali/hari Meningkatkan outflow aqueous humour melalui kontraksi
Drugs musculus longitudinalis corpus ciliaris yang membuka
trabecular meshwork.
Prostaglandins • Latanoprost 0.005%; 1 kali/hari Meningkatkan uveoscleral outflow
(first drug of choice)
Carbonic Anhidrase • Acetazolamide 250mg; 3-4 Menurunkan produksi melalui inhibisi enzim karbonik
Inhibitor kali/hari anhidrase
• Epinephrine 0.5, 1, 2%; 2 Meningkatkan outflow Menurunkan sekresi aqueous
Sympathomimetic Drugs kali/hari humour.
Primary Closed Angle Glaucoma (sudut tertutup)
Mixed Injection
Pupil mid-dilatasi
Oedema Kornea
Tatalaksana
• GLAUKOMA AKUT : menurunkan TIO secepatnya dengan memberikan obat-
obatan yang terdiri dari :
1. Acetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4x250 mg/hari.
2. KCl 0,5 gr 3x/hari
3. Timolol 0,5% 2x1 tetes/hari
4. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotic 4-6 x 1 tetes sehari.
5. Terapi simptomatik
Rujuk segera ke dokter spesialis mata/pelayanan Kesehatan tingkat
sekunder/tersier setelah diberikan pertolongan tersebut.
Glaukoma Sekunder
NAMA ETIOLOGI KETERANGAN
Glaukoma fakolitik Krn ada material lensa yg keluar dr lensa Nyeri unilateral, visus LP atau NLP,
(katarak hipermatur) → menyumbat trabekula fotofobia, nyrocos, katarak
→ TIO↑ matur/hipermatur, edema kornea,
Lens particle Akibat adanya material lensa yang cell and flare pd COA.
glaukoma menyebabkan obstruksi → pada trauma
Glaukoma fakomorfik Katarak intumesen → menutup sudut →
pupillary block
Steroid induced Riwayat penggunaan steroid lama (terutama TIO meningkat, tanda-tanda POAG.
topikal, periokular, intravitreal) → TIO
meningkat krn aliran kurang lancar
Endoftalmitis
• Peradangan pada uvea dan retina yang diikuti dengan
terbentuknya eksudat di dalam aqueous dan vitreous humor.
• Tanda
• Palpebra → edema dan hiperemis
• Konjungtiva → kemosis dan kongesti sirkumkornea
• Iris → edema dan berkabut
• Pupil → berwarna kekuningan akibat eksudasi pada
vitreous
• Vitreous → eksudasi, tampak massa keputihan dibalik
pupil yang terdilatasi (amaurotic cat’s-eye reflex)
• Gerakan bola mata → masih dapat digerakkan (Kata Amaurotic cat eye
Kunci) reflex
Pemeriksaan Penunjang
• Evaluasi USG Okular
• Dilakukan jika terdapat opasifikasi media refraksi yang signifikan sehingga
menghalangi visualisasi yang adekuat dari fundus
• Hasil → dispersed vitreous opacities with vitritis, corneal thickening
• Singkirkan → ablasio retina, dislokasi material lensa, benda asing
• Investigasi mikrobiologis → menentukan etiologi
• Etiologi tersering (bakteri) → gram (+)
• Sampel humor vitreous lebih sering menunjukkan hasil positif disbanding
sampel humor aqueous
• Pewarnaan gram, kultur, sensitivitas antibiotik
TATALAKSANA
TATALAKSANA
•Antibiotik
•Kortikosteroid
•Eviscerasi
HIFEMA • Trauma
• Spontan : contoh
rubeosis iridis.
TRAUMA BASA
• Contoh : NaOH, CaOH, sabun, shampoo, pembersih
rumah tangga.
• Terjadi LIQUEFAKSI PROTEIN
• Penghancuran jaringan protein kornea, lebih parah,
dapat sebabkan kebutaan.
Pemeriksaan Penunjang
• Kertas lakmus → cek pH berkala
• Slit lamp → cek bagian anterior mata dan lokasi luka
• Tonometri → cek IOP
• Funduskopi direk dan indirek
Soal No. 12
Ny. Ivander, 40 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan mata kanan merah dan pandangan kabur. Pada
pemeriksaan didapatkan visus mata kanan 1/60, kongjungtiva hiperemis, pemeriksaan fluoresensi test pada
kornea didapatkan defek infiltrat abu-abu dan lesi satelit (+), tepi tak teratur. Di bilik mata depan didapatkan
hipopion.
Apakah penyebab paling mungkin pada pasien tersebut?
A. Infeksi jamur
B. Infeksi virus
C. Infeksi stafilokokus
D. Infeksi streptococcus
E. Infeksi pneumokokus
• Selalu perhatikan ada tidaknya benda asing dan keterlibatan bola mata
• Lakukan pemeriksaan mata umum meliputi visus dan reflek pupil
Tatalaksana awal : BAPER
• Bersihkan luka (bila bola mata intak) dengan NaCl 0,9%
• Antibiotik sistemik
• Profilaksis Tetanus bila luka kotor/riwayat imunisasi TT tidak jelas
• Rujuk Sp.M untuk penjahitan-rekonstruksi
Sebelum rujuk : Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi NaCl 0,9%
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Epikantus
• Lipatan vertical (semilunar) kulit pada kantus medial
• Seakan-akan seperti juling/pesudostrabismus
• Dapat berhubungan dengan :
‒ Ptosis congenital
‒ Telecanthus
‒ Blepharophimosis
‒ Trauma, iatrogenic
‒ Sindrom down
• Tatalaksana : Koreksi surgical
Epikantus
Lipatan berasal dari regio inferior tarsalis palpebral superior menuju
Epicanthus palpebralis
region kanthal medial
Epicanthus tarsalis Lipatan berada sepanjang bagian superior dari kelopak mata
Epicanthus inversus Lipatan mulai dari bagian bawah kelopak mata inferior pada area
midpupil dan bergerak keatas
Sumber: Sidarta, Ilyas. 2010. Ilmu Penyakit Mata ed.III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Soal No. 24
Seorang anak usia 5 tahun dibawa ibunya ke klinik karena mata sulit dibuka. Pasien seringkali
mendongak untuk melihat kearah depan. Keluhan ini dialami sejak lahir. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kelopak mata yang datar, tidak ada garis lipatan dan ptosis minimal. Tidak
ada penyakit sistemik yang mendasari keluhan pasien. Riwayat trauma, penyakit jangka
panjang disangkal. Pada pemeriksaan oftalmologis, ditemukan visus ODS 6/6, posisi mata
ditengah seperti gambar dibawah ini
Keadaan yang dialami pasien adalah…
a. Epikantus palpebralis
b. Epikantus inversus
c. Epikantus tarsalis
d. Enoftalmus
e. Lagoftalmus
Soal No. 25
Seorang anak usia 10 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas karena kelopak matanya terkena
benda tajam saat bermain dengan kakaknya. Perdarahan aktif tidak ditemukan. Pemeriksaan
tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan segmen luar dan dalam bola mata dalam
batas normal.
Bagaimana penatalaksanaan awal pasien tersebut sebelum dirujuk?
a. Bilas dengan povidon iodine
b. Bersihkan luka dengan air mengalir, jahit situasional
c. Bersihkan luka dengan NaCl, tutup dengan kassa basah & steril
d. Segera debridement + jahit luka
e. Olesi salep mata antibiotik + steroid topikal