Anda di halaman 1dari 99

Complete Februari 2022

Infeksi Tropis
Mediko made the med-easy!
Mind Map Infeksi Tropis
Penyakit Kata Kunci
DHF Demam biasanya < 1 minggu, gejala KLMNOP*, trombositopenia, plasma leakage (+/-)
Malaria Trias malaria : Demam (Rikme, akme, sudoris), anemia, hepatosplenomegali, riwayat
bepergian ke daerah endemis
Leptospirosis Riwayat kontak dengan urin tikus, nyeri betis, ikterik (+/-)
Tifoid Demam biasanya > 1 minggu, gangguan GI, gangguan kesadaran
HIV - AIDS Riwayat kontak, infeksi oportunis berdasarkan staging
Tetanus Riwayat luka terkontaminasi, trismus, kaku otot s/d kejang
Infeksi Cacing Manifestasi tergantung jenis cacing, ditemukan stadium diagnostik pada feses

KLMNOP* : Kepala nyeri, Lesu, Mual muntah, Nyeri Otot,


Perdarahan
Mind Map Infeksi Tropis
Penyakit Kata Kunci
Measles / Rubeola / 3C (Coryza, Cough, Conjungtivitis), Koplik spot, dimulai dari batas rambut
Campak
Rubella / German Lymphadenopati, Forscheimer spot, dimulai dari wajah. Dapat menyebabkan kelainan
measles kongenital (trias : SNHL, PJB, gangguan mata)
Roseola infantum Pada bayi, ruam muncul setelah demam tinggi mulai turun
(Eksantema subitum)
Scarlet fever GHBS, Strawberry tongue,
Erytema infectiosum Slapped cheeks
HFMD Ruam terdapat pada mukosa mulut, tangan dan kaki
Mumps Pembengkakan unilateral kelj. parotis, demam, dapat menyebabkan orchitis
Toxoplasmosis Hydrocephalus, intracranial calcification, chorioretinitis
CMV Ikterik, hepatosplenomegali, mikrocephali
Sifilis Kongenital Riwayat pada ibu, Hutchinson teeth
Demam Berdarah Dengue

Clinical Spectrum of Virus


Dengue Infection
Demam Berdarah Dengue
Grade Sign and Symptomps Laboratory
Plasma
DF DHF without plasma leakage Leakage?
I Fever with non-specific constitutional • HT meningkat 20%
symptoms; the only hemorrhagic • Tanda-tanda kebocoran
manifestation is a positive tourniquet cairan : Efusi paru,
test &/or easy bruising ascites
evidence of plasma leakage Thrombo
II DHF grade I + spontaneous bleeding cytopenia
Kriteria WHO 1997
DHF (platelet count
III Circulatory failure manifested by a ≤ 100,000/μL)
rapid, weak pulse, narrowing of
pulse pressure, or hypotension, cold
& clammy skin, restlessness
IV Profound shock with undetectable
blood pressure
Cara kerja tourniquet test
1. Cara Rumpel-Leede
• (Sistol + diastol) / 2 🡪 tahan 5 menit
• + jika >10 petekie dalam 2,5cm x 2,5cm
2. Cara Hess
• (Sistol + diastol) / 2 🡪 tahan 10 menit
• + jika >15 dalam diameter 5cm
Hasil Serologi

IgM Ig G Interpretasi

(+) (-) Infeksi primer

(+) (+) Infeksi sekunder

(-) (+) Pernah terinfeksi

(-) (-) Tidak ada infeksi


Tanda Bahaya Dengue
• Klinis
– Demam turun tetapi kedaan anak memburuk
– Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
– Muntah menetap
– Letargi, gelisah
– Perdarahan mukosa
– Pembesaran Hati
– Akumulasi cairan
– Oliguria EFUSI PLEURA
• Laboratorium
– Peningkatan kadar hematokrit bersamaan
dengan
– Penurunan cepat jumlah trombosit
– Hematokrit awal tinggi
DHF
Shock
Diagnosis Banding
Chikungunya Temuan dominan adalah nyeri dan
pembengkakan sendi

Infeksi Virus Zika Umumnya ditemui konjungtivitis disertai


kemerahan pada kulit

Malaria Pola demam relapsing, anemia, ditemukan


parasite pada gambaran darah tepi

Demam Tifoid Pola demam step-ledder, bradikardia relatif


Soal No. 1
Seorang anak berusia 16 tahun datang ke IGD diantar oleh orang tuanya dengan
keluhan demam tinggi sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya pasien sudah diberi obat
penurun panas dari apotek namun tidak kunjung membaik. Pasien sempat mimisan 1
hari yang lalu, namun darah berhenti sendiri. Pada pemeriksaan didapatkan TD
110/80 mmHgm, HR 110 x/menit, RR 24 x/menit, suhu 39.1°C, rumple leed (+),
palpebral edema (+). Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 14,5, Hct 54,
trombosit 65.000.
Apakah diagnosa yang tepat pada kasus tersebut?
a. Dengue fever
b. DHF grade 1
c. DHF grade 2
d. DHF grade 3
e. DHF grade 4
Soal No. 2
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun datang diantar ibunya ke dokter karena demam
sudah sejak 4 hari lalu. Demam tinggi terus menerus hanya turun setelah diberikan
obat penurun panas. Keluhan disertai dengan nyeri sendi dan timbul bintik-bintik
kemerahan pada kedua lengan pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
90/60mmHg, HR 140x/menit, RR 23x/menit, T 37,9 C.
Tatalaksanan yang tepat diberikan pada pasien adalah?
A. Infus RL 30 cc/kgbb dalam 20 menit
B. Infus RL 20 cc/kgbb dalam 30 menit
C. Infus RL 30 cc /kgbb dalam 1 jam
D. Infus RL 20 cc/kgbb dalam 50 menit
E. Infus RL 10cc/kgbb/jam
Soal No. 3
Seorang pasien datang dengan periksa ke praktek dokter dengan
keluhan demam mendadak sejak 2 hari SMRS. Demam disertai nyeri
kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan muncul bercak-bercak kemerahan di
kedua lengan atas. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 22 x/menit, N 90
x/menit, TD 120/80 mmHg, suhu 38,80C.
Apakah saran pemeriksaan penunjang selanjutnya yang tepat
dilakukan?
a. Darah rutin dan IgM anti dengue
b. Darah rutin dan IgG anti dengue
c. Darah rutin dan IgM IgG anti dengue
d. Darah rutin dan NS1
e. Darah rutin dan IgM anti salmonella
Soal No. 4
Pasien anak usia 12 tahun diantar ke IGD oleh orang tuanya dengan
keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan mual
muntah, gusi berdarah, dan nyeri di seluruh tubuh. Hasil pemeriksaan
fisik TD 90/70, nadi cepat lemah, RR 22x/menit, suhu 38oC, dan akral
dingin. Hasil test rumple leed positif. Dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan trombositopenia dan NS1(+).
Diagnosis pasien adalah?
a. Compensated dengue shock syndrome
b. Uncompensated dengue shock syndrome
c. DHF grade I
d. DHF grade II
e. Dengue fever
Soal UKMPPD Batch II Sesi 3 2021
MALARIA

• Spesies parasit malaria yang menginfeksi manusia: plasmodium falciparum,


plasmodium vivax, plasmodium malariae dan plasmodium ovale.
• Vektor : nyamuk Anopheles sp. (betina)

TANDA DAN GEJALA


1. Menggigil
2. Demam tinggi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Keringat
RIME-AKME-SUDORIS • Apusan Darah Tipis 🡪 jenis parasit
• Endemis • Apusan Darah Tebal 🡪 jumlah parasit
• Riwayat sakit malaria • RDT 🡪 deteksi antigen (imunokromatografi)
• Lelah, malaise, nyeri sendi,
nyeri otot, mual, muntah
MALARIA VIVAX DAN OVALE (tertiana)
interval bebas demam 2 hari.
Malaria vivax dapat menjadi berat.

MALARIA MALARIAE (kuartana)


interval bebas demam 3 hari

MALARIA FALCIPARUM (tropikana)


Demam timbul intermitten dapat kontinyu,
sering menyebabkan malaria berat
Plasmodium Falciparum FM
Falciparum : Maurer
Masa Inkubasi 9-14 hari
Eritosit Normal
Tanda khas Maurer dot
Bentuk stadium Cincin (ringform),
trofozoit accole ring
Bentuk stadium Bulan sabit, pisang,
gametosit sosis

Pada apusan darah tebal :


starry-sky pattern
Plasmodium Vivax ViS
Vivax : Schuffner
Masa Inkubasi 12-17 hari
Eritosit Lebih besar, pucat
Tanda khas Schuffner dots
Bentuk stadium Ameboid, ring
trofozoit

Bentuk stadium Sferis


gametosit
Plasmodium Ovale OS
Ovale: Schuffner

Masa Inkubasi 12-17 hari


Eritosit Lebih besar, oval,
fimbriated

Tanda khas Schuffner dots


Bentuk stadium Sferis
gametosit
Plasmodium Malariae
MaZ
Malariae : Ziemann’s
Masa Inkubasi 18-40 hari
Eritosit Normal
Tanda khas Ziemann’s dot
Bentuk stadium Band (pita),
trofozoit rectangular, basket
form

Bentuk stadium Sferis


gametosit
Terapi Malaria Tanpa Komplikasi
Lini Pertama (1st line)
Malaria Falsiparum ACT (3 hari) + Primakuin (SD)

Malaria Malariae ACT (3 hari)


Malaria Vivax / Ovale ACT (3 hari) + Primakuin (14 hari)
• RELAPS ACT (3hari) + Primakuin (14 hari, dosis naik)
Hamil trimester 1-3 Trimester 1 : kina + klindamisin (P. falciparum) dan
kina saja (P vivax, ovale, malariae)
Trimester 2/3 : ACT saja

ACT : ARTEMISININ-BASED COMBINATION THERAPY.


Contoh: dihidroartemisinin + piperakuin (DHP) atau artesunat + amodiakuin
Lini ke-2
Malaria Falsiparum Kina (7) + Doksisiklin (7) +
Primakuin (SD)
Malaria Malariae Kina (7) + Doksisiklin (7)

Malaria Vivax / Ovale Kina (7) + Primakuin (14)


Malaria Berat (WHO 2015) GAMBARAN LABORATORIUM
1. Hipoglikemia (GD <40 mg%)
Ditemukannya Plasmodium falciparum + 2. Asidosis metabolik
SALAH SATU tanda klinis atau lab berikut: 3. Anemia berat (Hb<7 atau Hct <15%).
4. Hiperparasitemia (parasite >100.000, >2%
eritrosit).
GEJALA KLINIS 5. Hipoglikemia (asam laktat >5 mmol/L)
1. Perubahan kesadaran (GCS<11) 6. Hemoglobinuria
2. Kelemahan otot 7. Gangguan fungsi ginjal (SCr > 3mg%)
3. Kejang berulang, >2 episode dalam 24 jam. 8. CT, MRI: edema serebri
4. Distres pernafasan.
5. Gagal sirkulasi atau syok, CRT >3 detik.
6. Jaundice
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema Paru

Black water fever


Tatalaksana Malaria
Berat
PROFILAKSIS
Sensitif Klorokuin
• Klorokuin 2 tab/minggu (1 minggu sebelum pergi, selama pergi, dan 4
minggu setelah kembali)
• Indonesia resisten klorokuin, sehingga pilihan pertama 🡪 doksisiklin

Resisten Klorokuin
• Doksisiklin 100 mg 1x1 per hari (1-2 hari sebelum pergi, selama, dan 4
minggu setelah kembali) 🡪 kontraindikasi ibu hamil
• Mefloquine 250 mg 1 tab/minggu (2 minggu sebelum, selama, dan 4
minggu setelah pulang) 🡪 lini pertama ibu hamil
• Atovaquon 250 mg dan Proguanil 100 mg 1 tab per hari (1-2 hari sebelum
pergi hingga 7 hari setelah pulang)
Diagnosis Banding Malaria
Demam Dengue Terdapat malaise, fatigue, headache, myalgia dan
demam. Pemeriksaan serologi dapat mengeksklusi
infeksi virus dengue

Chikungunya Gejala serupa malaria dan dengue, namun


seringkali disertai ruam kulit

Leptospirosis Persamaan gejala dan tanda meliputi demam,


kemungkinan gagal ginjal, dan perdarahan.
Tanyakan Riwayat kebanjiran

Demam Tifoid Pola demam step-ledder, bradikardia relative,


nyeri abdomen dan ruam kulit
Soal No. 5
Tn. Prior usia 55 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan kesadaran menurun sejak
2 jam SMRS, sebelumnya pasien mengalami demam naik turun disertai menggigil
selama 6 hari. Pasien merupakan pekerja tambang emas di Papua dan sekarang
sedang cuti. Pemeriksaan fisik didapatkan GCS somnolen, KU sakit berat, RR 24
x/menit, N 105 x/menit, TD 120/90 mmHg, suhu 390C. Pemeriksaan apusan darah
tebal didapatkan 120.000 parasit/mm3 darah. Apakah etiologi yang paling mungkin
ditemukan pada pemeriksaan apusan darah tipis pada kasus di atas?
a. Plasmodium vivax
b. Plasmodium ovale
c. Plasmodium malariae
d. Plasmodium falciparum
e. Salmonella typhi
SOAL UKMPPD BATCH I
2021
Soal No. 6
Seorang wanita berusia 33 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam yang diawali
menggigil dan diakhiri berkeringat sejak 4 hari yang lalu. Pasien diketahui baru saja pulang
dari pulau Nias untuk kerja dinas luar kota selama 2 bulan. Pada pemeriksaan didapatkan
kesadaran kompos mentis, TD 110/70 mmHg, HR 98 x/menit, RR 22 x/menit, suhu, 38.2°C.
Pada pemeriksan fisik ditemukan hepar teraba 4 jari di bawah arkus kosta dan perkusi
timpani di ruang traube. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9 g/dL, leukosit
13.000, trombosit 250.000. Pada pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan gambaran
schuffner dots. Apakah tatalaksana kausatif yang tepat untuk pasien di atas?
a. ACT (3 hari)
b. ACT (3 hari) + Primakuin (SD)
c. Kina (7 hari) + Klindamisin (7 hari)
d. ACT (3 hari) + Primakuin (14 hari)
e. Kina (7 hari) + Primakuin (3 hari)
Soal UKMPPD Agustus 2021
Soal No. 7
Tn. H berusia 30 tahun, datang dengan keluhan demam yang diawali menggigil dan
diakhiri berkeringat sejak 2 hari yang lalu. Pasien sebelumnya diketahui berlibur ke
Papua selama 3 minggu. Pada pemeriksaan, didapatkan kesadaran kompos mentis,
TD 100/70 mmHg, HR 90x/menit, RR 22x/menit, suhu, 38.6°C. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya hepar teraba 3 jari di bawah arkus kosta. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan, Hb 10 g/dL, leukosit 13.200, trombosit 280.000. Pada
pemeriksaan apus darah ditemukan adanya gambaran parasit berbentuk seperti
pisang.
Apakah diagnosis pada kasus di atas?
a. Malaria kuartana
b. Malaria tertiana
c. Malaria tropikana
d. Filariasis
e. Demam berdarah
Soal No. 8
Seorang pasien perempuan usia 35 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan
penurunan kesadaran. Sebelumnya, pasien mengalami demam tinggi disertai
menggigil sejak 4 hari SMRS. Keluhan juga disertai nyeri kepala, nyeri otot dan sendi,
badan lemas, badan tampak kuning, serta air kencing berwarna merah gelap. Pasien
baru saja pulang dari perjalanan kantor di Papua. Pemeriksaan fisik didapatkan GCS
somnolen, KU sakit berat, RR 24 x/menit, N 100 x/menit, TD 90/60 mmHg, suhu
390C. Pemeriksaan apusan darah tepi didapatkan parasit stadium gametosit
berbentuk bulan sabit.
Apakah tatalaksana definitif yang tepat?
a. ACT 3 hari + primakuin dosis tunggal PO
b. ACT 3 hari + primakuin 14 hari PO
c. Kina + primakuin + doksisiklin, ketiganya selama 7 hari PO
d. Artesunat injeksi IV
e. Artemeter injeksi IV
SOAL UKMPPD BATCH II 2021
Soal No. 9
Ny. Polii 33 tahun datang ke Puskesmas untuk berkonsultasi dengan dokter karena
akan pindah kerja ke Papua. Pasien saat ini tengah hamil 28 minggu, status paritas
G2P1A0. Pasien merasa takut dan khawatir karena Papua merupakan daerah yang
terkenal akan malaria. Bagaimana obat profilaksis malaria yang tepat diberikan pada
pasien tersebut?
a. Doksisiklin 1x100 mg, diminum 2 hari sebelum ke Papua s.d 4 minggu setelah
pulang dari Papua
b. Doksisiklin 1x100 mg, diminum 2 hari sebelum ke Papua s.d pasien tiba di Papua
c. Proguanil 1x250 mg, diminum 2 hari sebelum ke Papua s.d pasien tiba di Papua
d. Proguanil 1x250 mg, diminum 2 hari sebelum ke Papua s.d 1 minggu setelah
pulang dari Papua
e. Mefloquine 250 mg/minggu, diminum 2 minggu sebelum ke Papua s.d 5 minggu
setelah pulang dari Papua SOAL TO AIPKI 2021
Weil disease
1. SSP
2. Paru OPa JaPar
Otak, Paru, Ginjal, Hepar
3. Ginjal
4. Hepar

Leptospira Interrogans
Banyak terdapat pada urin
pengerat (tikus)
ANAMNESIS
TANDA dan GEJALA • Riwayat paparan dengan urin serta air, tanah atau makanan
yang terkontaminasi urin dari hewan yang terinfeksi.
• Demam yang muncul mendadak dan bersifat bifasik yaitu
demam remiten tinggi pada fase awal leptospiremia (3-10
hari) kemudian demam turun dan muncul saat fase imun.

TANDA dan GEJALA


• Demam
• Conjuctival suffusion
• Bradikardi
• Nyeri tekan otot, terutama betis dan daerah lumbal
• Ronkhi pada auskultasi paru
• Ikterus
• Meningismus, hipo atau arefleksia terutama pada tungkai

Conjunctival Suffussion
Pemeriksan Penunjang
Perjalanan Penyakit Leptospira :
• Kultur darah (fase I)
• Kultur urin (fase II)
• Mikroskop medan gelap.
Imunologic
• Microscopic agglutination test (MAT) 🡪
pemeriksaan penunjang GOLD STANDARD
• Lepto dipstick, lepto lateral flow, lepto dridot

Leptospirosis Ringan :
• Doksisiklin 2x100 mg PO 7 hari
• Amoxcicilin 4x500 mg PO
• Ampicilin 4x500-750 mg selama 7 hari
• Pada ibu hamil hindari doksisiklin.
Leptospirosis sedang-berat :
• Pencilin G intravena 1,5 juta unit/6 jam selama 7
hari.
• Ceftriaxone intravena 1 gr/24 jam selama 7 hari
• Doksisiklin intravena 100 mg/12 jam selama 7 hari
Diagnosis Banding Weil
Demam Dengue Gejala dan tanda termasuk komplikasi
perdarahan menyerupai leptospirosis (kecuali
konjungtiva suffusion). Keduanya dibedakan
dengan serologi

Influenza Dapat menyerupai leptospirosis ringan, namun


gagal ginjal, gagal hepar, dan diatesis
perdarahan tidak terdapat pada influenza.

Malaria Persamaan gejala dan tanda meliputi demam,


kemungkinan gagal ginjal, dan perdarahan.
Tanyakan Riwayat berpergian ke daerah
endemik
Hepatitis Viral Persamaan gejala dan tanda meliputi demam,
icterus, dan peningkatan aminotransferase
Soal No. 10
Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan utama demam sejak 1
minggu SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri kepala, mual dan muntah, tubuh
tampak kuning, serta nyeri seluruh otot terutama betis. Pasien tinggal di lingkungan
yang rawan banjir. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24 x/menit, N 110 x/menit, TD
130/90 mmHg, suhu 380C, sklera ikterik (+/+), conjungtival suffusion (+/+), nyeri tekan
otot gastroknemius (+/+).
Apakah tatalaksana antibiotik yang tepat diberikan pada kasus ini?
a. Doksisiklin 2x100 mg PO selama 7 hari
b. Amoxicilin 4x500 mg PO selama 7 hari
c. Ampicilin 4x500 mg PO selama 7 hari
d. Ciprofloxacin 2x500 mg PO selama 14 hari
e. Ceftriaxone 1 gram/24 jam IV selama 7 hari

SOAL UKMPPD BATCH II 2021


Soal No. 11
Seorang perempuan usia 40 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan demam sejak
1 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri kepala dan nyeri otot kaki. Pasien
merupakan seorang petani yang jarang menggunakan alas kaki saat di sawah.
Pemeriksaan fisik didapatkan RR 22 x/menit, N 90 x/menit, TD 120/70 mmHg, suhu
38,50C, conjungtival suffusion (+/+), nyeri tekan otot gastroknemius (+/+).
Apakah pemeriksaan gold standard pada kasus ini?
a. Lepto lateral flow
b. SGOT dan SGPT serum
c. Ureum dan kreatinin serum
d. Microscopic Agglutination Test (MAT)
e. Kultur urin
Soal No. 12
Tn. Holmes 45 tahun datang ke IGD RS karena keluhan demam sejak 5 hari SMRS.
Pasien juga mengeluhkan rasa linu di seluruh otot dan sendi. Pasien merupakan
seorang petani, jarang menggunakan sepatu ketika di sawah. Pemeriksaan fisik
didapatkan RR 20 x/menit, N 70 x/menit, TD 120/80 mmHg, suhu 38,30C, sklera
ikterik (+/+), conjungtival suffusion (+/+), hepatomegali (+), nyeri tekan otot
gastroknemius (+/+). Pemeriksaan laboratorium didapatkan kreatinin serum 2,2.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Hepatitis B
b. Leptospirosis
c. Weil’s disease
d. Hepatitis A
e. Amoebiasis
SOAL UKMPPD BATCH I 2021
Soal No. 13
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS.
Pasien juga mengeluh nyeri kepala, nyeri otot terutama betis, mual, dan muntah. Keluhan
muncul setelah pasien memindahkan barang saat banjir melanda rumahnya. Pemeriksaan
fisik didapatkan RR 22 x/menit, N 100 x/menit, TD 120/85 mmHg, suhu 38,80C, sklera
ikterik (-/-), conjungtival suffusion (+/+), nyeri tekan otot gastroknemius (+/+). Apakah
tatalaksana antibiotik yang tepat diberikan pada kasus ini?
a. Ceftriaxone 1 gram/24 jam IV selama 7 hari
b. Amoxicilin 3x500 mg PO selama 7 hari
c. Ampicilin 2x500 mg PO selama 7 hari
d. Doksisiklin 2x100 mg PO selama 7 hari
e. Penicilin G 1,5 juta Unit/6 jam IV selama 7 hari
Demam Tifoid Salmonella
paratyphi.
typhi atau salmonella

Bakteri gram (-), berflagel, dan tidak berspora. S


typhi mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen
O, antigen H dan antigen Vi
MINGGU POLA DEMAM

1 Step-ladder

2 Continous

3 Pola berat, terjadi


perforasi

A. Komplikasi : sering terjadi di minggu ke-3 demam


1. Perforasi usus : datang dengan defans muskular.
2. Meningitis tifosa : penurunan kesadaran
3. Hepatitis dan cholecystitis typhosa 🡪 VF merupakan
tempat tinggal dari salmonella sp.
4. Perdarahan usus.
B. Tifoid toksik
C. Tifoid Karier
Salmonella (+) dalam feses pasien selama 1 tahun, tanpa
gejala klinis
Pemeriksaan Penunjang
LAB RUTIN : Leukopenia, limfositosis relative, monositosis, trombositopenia ringan.
Diakibatkan oleh depresi sumsum tulang.
• WIDAL : mendeteksi antigen O(somatic) dan
H(flagella), dilakukan pada akhir minggu 1,
positif apabila kenaikan titer 4x/ titer O 1:320
• TUBEX TF : deteksi IgM terhadap antigen 09,
nilai ≥4 positif demam tifoid, ≥6 indikasi kuat
tifoid, 3 : borderline.

DFU
Darah : Minggu 1 (gold standar)
Feses : Minggu 2
Urin : Minggu 3
Antibiotik pada tifoid DeCi Anak hARAM
Dewasa : Ciprofloxacin
Anak : Chloramphenicol
FLOROQUINOLONE
• Antibiotik LINI PERTAMA pada dewasa
• Ciprofloxacin 2x500 mg, ofloxacin 2x400 mg, norfloxacin
2x400 mg selama 7-14 hari.

CHLORAMPHENICOL
• Dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama 14 hari.
• Efek samping 🡪 tidak boleh diberikan apabila leukosit <2000
IBU HAMIL
• Amoxcicilin CEPHALOSPORIN GEN 3
• Berikan sefotaksim 200 mg/kgBB IV per • Terapi lini kedua, pada kondisi seperti MDR S.typhi,
24 jam dibagi menjadi 3-4 dosis quinolone-resistant, nalidixic acid resistant
• seftriakson 100 mg/kgBB IV per 24 jam
• Ceftriaxone 3-4 gr/hari (3-5 hari), cefixime 20 mg/kgBB/hari
(maksimal 4 g/24 jam) dibagi menjadi 1-2
dosis. (7-14 hari)
Soal No. 14
An. Beatrice usia 10 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan demam sejak 5 hari
SMRS, yang memberat pada sore hingga malam hari. Keluhan disertai mual, muntah,
dan diare setelah anak jajan sembarangan. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24
x/menit, N 110 x/menit, TD 110/70 mmHg, suhu 39,50C. Pemeriksaan lidah tampak
kotor. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11 gr/dL, Ht 45%, leukosit 5.000,
trombosit 40.000.
Pemeriksaan penunjang apakah yang paling tepat dilakukan sesuai dengan
onset gejala pada kasus ini?
a. Kultur darah
b. Kultur feses
c. Kultur urin
d. Kultur cairan empedu
e. Kultur cairan lambung
SOAL UKMPPD BATCH II 2021
Soal No. 15
Seorang anak laki-laki usia 12 tahun datang ke dokter diantar oleh orang tuanya
dengan keluhan demam. Demam sudah dirasakan sejak 6 hari yang lalu. Keluhan
terutama dirasakan meningkat pada sore dan malam hari. Keluhan juga disertai
dengan nyeri perut dan diare sejak 4 hari yang lalu. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan titer S. Typhi O 1/320 dan titer S. Typhi H 1/320.
Edukasi yang tepat diberikan kepada pasien adalah?
A. Diet makanan lunak, cukup protein, tinggi serat
B. Diet makanan lunak, cukup protein, rendah serat
C. Diet makanan lunak, cukup protein, tinggi karbohidrat, rendah serat
D. Diet makanan lunak, cukup protein, rendah karbohidrat, rendah serat
E. Diet makanan lunak, cukup protein, tinggi karbohidrat, tinggi serat
Soal No. 16
An. Chava usia 9 tahun dibawa oleh ayahnya ke IGD RS dengan keluhan utama
demam mendadak sejak 6 hari SMRS. Demam mulai dirasakan ketika sore hingga
malam hari. Keluhan disertai dengan mual, muntah, nyeri perut, dan sulit BAB.
Pemeriksaan fisik didapatkan RR 24 x/menit, N 100 x/menit, TD 100/70 mmHg, suhu
37,80C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10 gr/dL, leukosit 1.800, trombosit
115.000, widal 1/320, 1/160. Apakah terapi antibiotik yang tepat diberikan pada
pasien ini?
a. Kloramfenikol
b. Ciprofloxacin
c. Amoxicilin
d. Ceftriaxone
e. Cefixime
SOAL TO AIPKI 2021
HIV dan AIDS

Infeksi HIV/AIDS dapat terjadi pada seluruh stadium, yaitu :


• Serokonversi : infeksi dengan HIV, mulai terbentuknya antibody HIV.
• Asimptomatik : tidak terdapat tanda dan gejala HIV, belum terdapat supresi sistem imun
• Simptomatik : terdapat tanda dan gejala infeksi HIV, sudah terdapat supresi sistem
imun.
• AIDS : terdapat infeksi opportunistik, stadium end-stage.
Stadium HIV
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
• Tidak ada gejala • Penurunan berat badan • Penurunan BB > 10% dari BB • Wasting HIV
• Limfadenopati < 10% dari BB sebelumnya. • Pneumonia pneucystis
generalisata sebelumnya. • Diare kronis tanpa sebab jelas jirovecii
>1 bulan. • Kandidiasis esofageal,
• Infeksi saluran nafas
• Demam intermitten atau trakea dapat sampai
berulang.
menetap selama >1 bulan. paru.
• Herpes zoster. • Candidiasis mulut • TB ekstraparu
• Ulkus mulut berulang • Oral hairy leukoplakia • Sarkoma Kaposi
• Dermatitis seborrhoik • TB paru • Toxoplasmosis
• Infeksi bakteri parah • Kriptokokosis
(meningitis, empyema, • Limfoma serebral atau
bakteremia) non Hodgkin
• Anemia (<8), neutropenia • Diare/demam kronik
(<500) dan trombositopenia
(<50.000)
Pneumocystis jirovecii

Cryptococcus Neoformans
Dengan tinta china Tuberkuloma dan Toxoplasmosis
Cerebri
Pelayanan HIV dan AIDS
VCT PPCT PITC CST
• Adalah tes individu Merupakan pelayanan Merupakan layanan Merupakan layanan
dengan sukarela untuk yang dikhususkan pemeriksaan darah untuk terkait dengan pemberian
mengetahui status HIV terhadap orangtua yang mengetahui status HIV dukungan kepada orang
seseorang. terinfeksi HIV. Setiap seseorang berdasarkan yang telah berstatus HIV.
• Tes ini pemeriksaan orangtua, terutama ibu pada inisiatif atau Pelayanan ini akan terjadi
laboratorium secara hamil, yang berstatus HIV rekomendasi dari petugas setelah seseorang melalui
sukarela yang harus positif, menjadi perhatian kesehatan dan pasien proses tes darah atau
disertai konseling. dari pelayanan ini menerima saran tersebut. ketika seseorang yang
telah menerima status
Prevention parent child HIV.
Deteksi Serologis HIV
• Contoh : Rapid Test, ELISA, Western Blot
• Pilihan utama (rekomendasi WHO) untuk screening
= Rapid Test
Deteksi Virologis
• Deteksi viral replication rate, contoh : PCR.
• Bisa dipakai untuk screening bayi baru lahir.
CD4 : Wajib diperiksa jika + HIV

TEST ANTIBODI HIV


• 3 strategi (3 pemeriksaan).
• Didahului dengan konseling pra-tes dan informasi.
• Ketiga tes tersebut dapat menggunakan reagen tes
cepat (rapid test) atau ELISA.
• Pemeriksaan pertama (A1) harus menggunakan tes
dengan sensivitias tinggi (>99%).
• Pemeriksaan selanjutnya (A2 dan A3) menggunakan
tes dengan spesifisitas tinggi (>99%).
INTERPRETASI HASIL TINDAK LANJUT

• Hasil A1 reaktif, A2 Positif Rujuk ke pengobatan HIV


reaktif, A3 reaktif
• Bila hasil A1 non reaktif Negatif • Bila hasil (-) dan beresiko cek lagi minimal 3, 6 dan 12
• Bila hasil A1 reaktif tapi bulan dari pemeriksaan pertama.
pada pengulangan A1 • Bila hasil negatif dan tidak beresiko dianjurkan
dan A2 non reaktif. perilaku sehat.
• Bila salah satu reaktif
tapi tidak berisiko
• Bila dua hasil reaktif Indeterminate • Tes perlu diulang 2 minggu dari pemeriksaan
• Bila hanya 1 tes reaktif pertama.
tapi beresiko atau • Bila hasil tetap indeterminate, lanjut PCR
pasangan beresiko • Bila tidak ada akses PCR 🡪 rapid tes diulang 3, 6, 12
bulan dari pemeriksaan pertama.
Indikasi Terapi ARV (Pedoman Penatalaksanaan HIV 2019)
• Semua pasien yang terdiagnosis HIV (+), berapapun jumlah CD4.
• Semua pasien dibawah ini apapun stadium klinisnya dan
berapapun jumlah CD4:
• Semua pasien ko-infeksi TB (kotak merah)
• Semua pasien ko-infeksi Hepatitis B Virus (HBV)
• Semua ibu hamil
• ODHA yang memiliki pasangan dengan status HIV negatif
• Populasi kunci (penasun, waria, LSL, WPS)
• Semua anak < 5 tahun tanpa melihat stadium klinis WHO dan
berapapun jumlah CD4+

• OAT mulai duluan 🡪 lanjut ARV setelah 2-8 minggu minum OAT
• CD4 < 50 sel/mm3 🡪 ARV mulai 2 minggu pasca OAT
• Meningitis kriptokokus 🡪 ARV dimulai setelah 5 minggu pengobatan
kriptokokus
Anjuran Tatalaksana HIV Pada Dewasa
(>5 tahun, ibu hamil dan menyusui, ODHA ko-infeksi hepatitis B, dan ODHA dengan TB)
ARV Lini Pertama untuk Dewasa
Paduan pilihan TDFa + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDTc
Paduan alternatif AZTb + 3TC + EFV (atau NVP)
TDFa + 3TC (atau FTC) + NVP

a. Jangan memulai TDF jika creatine clearance test (CCT) hitung <50 mL/menit, atau pada kasus diabetes
lama, hipertensi tak terkontrol, dan gagal ginjal.
b. Jangan memulai dengan AZT jika Hb <10 g/dL sebelum terapi.
c. Kombinasi 3 dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV (300 mg/150 mg/600 mg).
2 NRTI 1 NNRTI
(Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)

• AZT : Zidovudine (100 mg) • EFV : Efavirenz (200 mg dan 600 mg)
• 3TC : Lamivudine (150 mg) • NVP : nevirapine (200 mg)
• TDF : Tenofovir (300 mg) st 2 nd ZaLEF : Zidovudin,
1 : TeLEk Lamivudin, Efaviren/nevirapin
• FTC : Emtricitabine Tenofovir, Lamivudin, 3 rd TeLeN : Tenofovir, Lamivudin,
Efaviren Nevirapin
Efek Samping ARV
ARV EFEK SAMPING ARV EFEK SAMPING
Tenofovir Disfungsi tubulus renal, Sindrom Lamivudin Neuropati perifer (jarang)
Fanconi, Penurunan densitas Lipoatrofi atau lipodistrofi
tulang, Asidosis Asidosis laktat
laktat,Hepatomegali dengan Hepatomegali dengan
steatosis, Eksaserbasi hepatitis steatosis
B
Zidovudin Anemia, Neutropenia berat, Nevirapin Hepatotoksik
Miopati, Lipoatrofi atau Hipersensitivitas obat
lipodistrofi, Intoleransi saluran
cerna, Asidosis laktat,
Hepatomegali dengan steatosis
Efaviren Toksisitas SSP, Hepatotoksik, Stavudin, Neuropati perifer
Kejang, Hipersensitvitas, Didanosin
Ginekomastia
Soal No. 17
Seorang laki-laki 28 tahun dibawa ke poliklinik dengan keluhan sering lemas dan
pandangan gelap tiba-tiba. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, HR 92 x/menit, RR 24 x/menit dan
suhu 36,7°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), ronkhi di
apex paru (+/+). Pada pemeriksasan laboratorium didapatkan Hb 7 gr/dL, leukosit
4.000/mm3 dan trombosit 250.000/mm3. Pasien merupakan pasien TB dan HIV yang
sedang dalam pengobatan ARV dan OAT.
Obat yang dapat menyebabkan kondisi pasien tersebut adalah...
A. Isoniazid
B. Ethambutol
C. Tenofovir
D. Nevirapin
E. Zidovudine
Soal UKMPPD Batch III 2020
Soal No. 18
Seorang pasien perempuan usia 40 tahun datang ke klinik dengan keluhan nafsu
makan menurun sejak 2 minggu yang lalu disertai penurunan berat badan sehingga
pasien tampak lebih kurus. Pasien juga mengeluhkan adanya sariawan yang sulit
sembuh sejak 1 bulan terakhir dan demam yang hilang timbul dalam 2 bulan.
Pemeriksaan fisik didapatkan RR 20 x/menit, N 80 x/menit, TD 100/70 mmHg, suhu
36,70C. Pada pemeriksaan kavum oral tampak massa putih pada lidah yang berdarah
ketika diangkat. Pasien pernah menjalani VCT dan hasilnya positif.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. HIV stadium 1
b. HIV stadium 2
c. HIV stadium 3
d. HIV stadium 4
e. HIV stadium 5
Soal No. 19
Seorang pasien laki-laki usia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan sering demam
sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan penurunan berat badan sebanyak 15
kg dalam 3 bulan, disertai diare yang hilang timbul. Pemeriksaan fisik tanda-tanda
vital dalam batas normal. Pemeriksaan kavum oral didapatkan lesi putih yang tersebar
pada lidah dan mukosa oral.
Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada kasus ini?
a. Darah rutin
b. Kultur feses
c. Pengecatan KOH
d. Histopatologi kerokan lesi
e. Pemeriksaan rapid test

SOAL TO AIPKI 2021


TETANUS
©
• Clostridium tetani (basil gram (+) anaerob obligat berspora).
• Toksin : tetanolisin, tetanospasmin.
Manifestasi Klinis
Tetanus Generalisata Tetanus Lokal
• Paling sering • Paling ringan
• Hipertonus otot, spasme, trismus, opistotonus • Rasa kaku, kencang, nyeri otot di
• Kaku di leher, bahu, ekstremitas (ekstensi) sekitar luka.
• Dapat menjadi generalisata

Tetanus Sefalik
• Biasa terjadi setelah ada luka atau
wajah.
• Kelemahan dan paralisis otot wajah.
• Spasme otot wajah, spasme lidah,
spasme tenggorokan 🡪 dysarthria,
disfonia, disfagia
• Risus sardonicus
• Lockjaw
* Ya, jika >10 tahun
** Ya jika > 5 tahun
Tatalaksana Umum
• Perawatan di ruang isolasi (gelap dan tenang)
• Hindari stimulus taktil atau suara pada pasien
• Pembersihan dan debridemen luka kotor
• Diet tinggi kalori tinggi protein

ANTI-TETANUS
• Human tetanus immunoglobulin (TIG) 3000-6000 U (IM) single dose.
• Anti Tetanus Serum (ATS) 50.000 U (IM) diikuti 50.000U (infus lambat) 🡪 skin test
ANTIBIOTIK
• Metronidazole 500 mg/6-8 jam (IV) selama 7-10 hari atau AnTok ABAng Vaksin
• Penicilin G 2-4 juta unit/ 4-6 jam (IV) selama 7-10 hari atau 1. Anti Toksin : HTIG/ATS
ANTI-KEJANG 2. Antibiotik :
• Benzodiazepine : diazepam 5 mg (IV) atau lorazepam 2 mg (IV), dinaikkan Metronidazol/Penisilin
bertahap 3. Anti-Kejang : Diazepam
• Bila pasien kejang, berikan diazepam 0,5 mg/kg/kali (IV bolus lambat) dengan 4. Vaksin : TT
dosis optimum 10 mg/kali tiap kejang. Kemudian diiikuti diazepam per oral
0,5 mg/kg/kali tiap 4.
Diagnosis Banding Tetanus
Meningitis, Terdapat gangguan kesadaran, tidak dijumpai trismus
Meningoencephalitis dan risus sardonikus

Tetani akibat Terdapat spasme karpopedal


hipokalsemia
Rabies Hidrofobia, sukar menelan, ada Riwayat gigitan
hewan
Soal No. 20
Tn. Tobias 30 tahun dibawa ke IGD RS setelah tertusuk paku pada telapak kaki
kanannya 1 hari yang lalu. Keluhan saat ini : demam, mulut kaku dan mecucu, muka
tampak seperti menyengir disertai kedua tangan terlipat. Riwayat vaksinasi tidak
diketahui. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan RR 24 x/menit, N 110 x/menit,
TD 130/85 mmHg, suhu 380C. Pemeriksaan status lokalis tampak luka tusuk pada
telapak kaki kanan.
Apakah pilihan antibiotik yang paling tepat diberikan pada kasus tersebut?
a. Penisilin prokain
b. Ceftriaxone
c. Ciprofloxacin
d. Levofloxacin
e. Kloramfenikol

Soal UKMPPD Agustus 2021


PARASITOLOGI
NEMATODA

ENTEROBIUS VERMICULARIS TRICHURIS TRICHIURA


“Pani D Graham”
3T
• Pruritus ANI
• Bentuk telur seperti huruf D • Tempayan
• Graham scoth tape • Turun (prolapse recti)

ASCARIS
LUMBRICOIDES ANCYLOSTOMA DUODENALE
DAN NECATOR AMERICANUS
• Telur bulat 3 lapis
• Illeus obstruktif • Dinding tipis, telur jernih/bening.
• Sindroma Loeffler • Anemia
(IgE- eosinophilic) • Harada Mori Test
Ascaris Lumbricoides

Telur terdiri dari 3 lapis yaitu :


albuminoid, hialin dan vitelina

• Albendazole (lini pertama) :


400 mg PO dosis tunggal.
• Mebendazole 500 mg PO SD,
atau 2x100 mg selama 3 hari.
• Pirantel pamoat : 10 mg/kg
dosis tunggal.
Nekatoriasis (Cacing Tambang)

Menyebabkan “Ground Itch”


Terapi :
• Albendazole 400 mg PO SD
• Mebendazole : 2x100 mg 3
hari.
• Pirantel pamoat 10 mg/kg dan
sulfas ferosus.
Trichuris Trichiura/Cacing cambuk
• Berbentuk seperti tempayan, tong anggur (barrel
shape) atau lemon shape, ukuran 50 x 23 mikron,
pada kedua ujungnya terdapat dua buah mucoid
plug (sumbat yang jernih)
• Cacing berbentuk seperti cambuk, 3/5 bagian depan
kecil, bagian belakang lebar.

TATALAKSANA
• Albendazole 1x400 mg selama 3 hari
• Mebendazole 2x100 mg selama 3 hari
atau 500 mg dosis tunggal.
Enterobius (Oxyuris) Vermicularis

• Gatal di sekitar dubur (pada malam hari pada


saat cacing betina meletakkan telurnya)
• Terjadi autoinfeksi
• PP : perianal swab dengan scotch tape

Terapi :
• P Pamoat 10 mg/kgBB
• Piperazin 1x2,25-3 gram 7 hari
• Mebendazole 100 mg PO
• Albendazole 400 mg SD, diulang dalam 2
minggu.
Strongiloides Stercoralis

Strongyloides Stercoralis/Cacing Benang


Telur menetas-larva rabditiform-larva filariform – menembus kulit – vena-
jantung-paru-trakea-laring-batuk-usus halus-dewasa.

Pada umumnya didahului


oleh
• Infeksi HTLV-1 • Albendazole 1x400 mg selama 3 hari.
• Steroid,
immunosuppressive • Mebendazole 3x100 mg selama 2/4 minggu
• Transplantasi organ
Cestoda : Proglottid & Scolex
Taeniasis (Cacing Pita)
• Taenia “SAPINATA”
🡪 pada SAPI
• Berarti solium pada
“babi”

3-13
(solium)

13-30 saginata
Tatalaksana :
• Taeniasis : prazikuantel 10 mg/kgBB SD
• PPK :
• Albendazole 400 mg, 3 hari
Telur bulat, dinding tebal, • Mebendazole 3 x100mg, selama 2-4 minggu
struktur radial, berisi embrio • Sistiserkosis : prazikuantel/albendazole/bedah.

Neurosistiserkosis yang
disebabkan oleh Taenia Solium

• Jika telur Taenia sp. Tertelan 🡪 muncul sistiserkosis di otot, mata hingga otak 🡪
diagnosis menjadi sistiserkosis, neurosistiserkosis terjadi pada taenia solium.
• Jika daging yang mengandung sistiserkus tertelan 🡪 cacing dewasa dalam usus 🡪
diagnosis menjadi taeniasis.
• Telur punya SPINA
TERMINALIS / LATERAL
“KNOB” → Schistosoma
• Telur BESAR
BEROPERCULUM →
Fasciola hepatica /
fasciolopsis buski
Schisostomiasis/Bilharziasis Trematoda Darah

Empat (4) “S”


• Schisostoma
• Spina Terminalis
• Serkaria
• Swimmer itch

Katayama Fever
“Acute
Schistostomiasis”
TELUR SCHISOSTOMA sp. Terapi :
• S. HaemaTobium : spina Terminal. • Prazikuantel (S. haematobium,
• S. Mansoni : spina Minggir (di pinggir) S.mansoni 40 mg/kg dibagi 2 dosis;
• S. Japonicum : spina terminal kecil S. Japonicum 60 mg/kg dibagi 3
(rudimenter). dosis).
Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria,
yang menyebabkan gangguan pada kelenjar dan saluran limfe.

1. Wuchereria bancrofti : dapat ditularkan oleh nyamuk


anopheles, culex dan aedes.
2. Brugia malayi : dapat ditularkan oleh anopheles
barbitrostis dan mansonia spp.
3. Brugia timori : dapat ditularkan oleh anopheles
barbitrosis
KATA KUNCI Filariasis
Organisme Periodisitas Vektor Karakteristik Karakteristik
Cacing Dewasa Mikrofillaria
Wuchereria Nokturnal Anopheles betina Ujung posterior Selubung aseluler,
bancrofti Subperiodik Aedes betina cacing jantan tidak terdapat
melengkung ke nucleus
ventral dengan 2 disekitarnya,
spikula cephalic space 1:1
Brugia Malayi Nokturnal Anopele, Bentuk mirip W Terdapat nucleus
Mansonia bancrofti terminal dan
Subperiodik Coquilletidia subterminal,
cephalic space 2:1
Brugia Timori Nokturnal Anopeles Lokasi tersering di Terminal nuclei,
jaringan limfatik cephalic space 3:1
Akut Kronik
PROFILAKSIS
• DEC 6 mg/kgBB single dose dan albendazole 400 mg SD per tahun
• Atau Ivermectin 150-200 mcg/kg/SD dan albendazole 400 mg SD per tahun
Soal No. 21
Seorang pasien laki-laki usia 30 tahun datang ke IGD karena nyeri perut sejak 1
minggu SMRS. Keluhan juga disertai dengan diare sebanyak 3-4 kali sehari, demam,
mual dan muntah, serta nafsu makan yang menurun. Pasien baru saja berkunjung ke
rumah saudaranya di dekat Danau Lindu, sempat berenang di danau tersebut dan
mengeluhkan gatal setelah berenang. Pemeriksaan fisik didapatkan RR 20 x/menit, N
80 x/menit, TD 120/80 mmHg, suhu 380C. Pemeriksaan feses didapatkan gambaran
telur lonjong dengan operculum tanpa duri.
Apakah etiologi yang tepat berdasarkan kasus tersebut?
a. Schistosoma japonicum
b. Schistosoma mansoni
c. Schistosoma haematobium
d. Ancylostoma duodenale
e. Ascaris lumbricoides
SOAL UKMPPD BATCH I 2021
Soal No. 22
Seorang anak laki-laki usia 11 tahun dibawa oleh orang tuanya ke Klinik Pratama
karena sering merasa lemas sejak 1 bulan terakhir. Nafsu makan berkurang dan
badan tampak kurus. Anak memiliki kebiasaan keluar rumah tanpa memakai alas
kaki. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva palpebra superior et inferior pucat
pada kedua mata. Pada punggung kaki kiri ditemukan lesi berkelak-kelok dan terasa
gatal. Dokter melakukan pemeriksaan feses dan ditemukan telur cacing berbentuk
oval berdinding tipis dengan pembelahan sel di dalamnya.
Apakah etiologi yang paling mungkin pada kasus ini?
a. Ascaris lumbricoides
b. Necator americanus
c. Trichuris trichiura
d. Enterobius vermicularis
e. Taenia saginata
SOAL UKMPPD BATCH II 2021
Soal No. 23
An. D berusia 9 tahun dibawa ke poliklinik karena mengalami BAB cair
>10x/hari sejak 1 hari yang lalu. Sejak 1 minggu terakhir pasien tidak mau
makan dan terlihat lemas. Dari pemeriksaan fisik, HR 92 x/menit, RR 22
x/menit, suhu 37.4°C, konjungtiva anemis (+/+), nyeri tekan abdomen
kuadran kiri bawah (+). Dilakukan pemeriksaan mikroskopis feses,
ditemukan telur cacing dengan bentuk tempayan. Apakah penyebab
keluhan pada kasus tersebut?
a. Ascariasis lumbricoides
b. Ancylostoma duodenale
c. Enterobius vermicularis
d. Necator americanus
e. Trichuris trichuria
Soal UKMPPD Agustus 2021
Soal No. 24
Seorang anak berusia 8 tahun dibawa oleh orangtuanya ke dokter karena
berat badan tidak kunjung naik walaupun makanan sudah cukup. Ibu
pasien juga sempat melihat adanya cacing keluar saat pasien BAB.
Pemeriksaan status gizi diapatkan fizi kurang. Pada pemeriksaan tinja
didapatkan telur bulat 3 lapis.
Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus tersebut?
a. Praziquantel 10 mg/kgbb
b. Albendazol 1 x 400 mg
c. Mebendazol 1 x 250 mg
d. Pirantel pamoat 50 mg/kgBB
e. DEC 6 mg/kgBB
Soal UKMPPD Agustus 2021
Soal No. 25
An. Ikjun 6 tahun dibawa orang tuanya ke IGD RS karena diare sejak 2 hari SMRS.
Diare sebanyak 5 kali dalam sehari, konsistensi dari lembek hingga cair, pasien
belum diberi obat-obatan apapun. Keluhan disertai adanya nyeri perut terutama
bagian ulu hati. Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan
fisik anak tampak lemas. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan feses dan
didapatkan gambaran telur cacing menyerupai tempayan. Manakah pernyataan yang
TIDAK tepat terkait infeksi cacing pada kasus ini?
a. Pasien mengalami infeksi cacing Trichuris trichiura
b. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ini adalah prolaps rektum
c. Tatalaksana kasus ini adalah albendazole 1 x 400 mg selama 3 hari berurutan
d. Piperazin 1 x 3 gram selama 7 hari merupakan terapi lini pertama pada kasus ini
e. Cacing pada kasus ini memiliki morfologi menyerupai cambuk, bagian depan
lebih kecil daripada bagian belakang

Anda mungkin juga menyukai