GASTROENTEROHEPATOLOGI
Diare
Diare Cair Akut
Disentri
WHO
• Diare akut yang pada tinjanya ditemukan darah terlihat
secara kasat mata Terbanyak Shigella
ETIOLOGI DIARE
• Infeksi intestinal (virus, bakteri, parasit )
Infeksi • Infeksi ekstra intestinal (OMA, ISK, pneumonia)
• Antibiotik
Obat-obatan • Obat-obatan lain
ringan/sedang
Malas minum
Lahap
Gejala
Keinginan
minum Diare persisten
(> 14 hari) Mata sangat
Mata Cekung
cekung
Mata
Diare persisten
• diare akut dengan atau tanpa disertai darah yang Malnutris
HIV
berlangsung selama 14 hari i berat
Intoleran
si
Diare kronik Laktosa
RENCANA TERAPI C
PENDERITA DIARE DENGAN
DEHIDRASI BERAT
SOAL NO. 1
Seorang bayi perempuan usia 1 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan diare cair
sejak 1 hari yang lalu. Bayi terlihat pucat dan dehidrasi, namun tidak ada
kesakitan. Pada feses tidak ada lendir maupun darah. Pemeriksaan feses
ditemukan adanya bakteri gram negatif dan pada kultur darah Mac Conkey
didapatkan koloni bundar, halus, dan fermentasi laktosa. Penyebab
mikroorganisme tersebut adalah .....
A. Enteropathogenic E. Coli ( EPEC )
B. Enterotoxin E. Coli ( ETEC )
C. Enterohemorrhagic E. Coli ( EHEC )
D. Enteroinvasive E. Coli ( EIEC )
E. Enteroaggregative E. Coli ( EAEC )
SOAL NO. 2
Pasien anak perempuan berusia 10 bulan datang dibawa kedua orangtuanya ke RS
dengan keluhan BAB cair sering dengan frekuensi sekitar 10-15 kali sehari sejak 4
hari yll. Tinja tidak disertai darah maupun lendir. Anak juga alami muntah dengan
frekuensi sekitar 3-4 kali sehari. Saat ini anak mengonsumsi susu formula karena
dikatakan ibu ASI sedikit sejak usia 3 bulan. Pada pemeriksaan langsung anak tampak
letargi, HR 130 kali, ubun-ubun besar teraba cekung, terdapat mata cekung, air mata
tidak keluar, turgor lambat, mulut kering. Terapi apakah berdasarkan WHO yang
sesuai direncanakan untuk pasien pada kasus diatas?
A. Memberikan rehidrasi dengan oralit di pojok oralit 75ml/kgBB
B. Memberikan rehidrasi dengan oralit di pojok oralit 100ml/kgBB
C. Memberikan rehidrasi melalui i.v line 30ml/kgBB dalam 30 menit pertama
D. Memberikan rehidrasi melalui i.v line 30ml/kgBB dalam 1 jam pertama
E. Dipulangkan, banyak minum di rumah
SOAL NO. 3
Seorang Pasien anak usia 3 tahun berat badan 14kg datang ke UGD dibawa
ibunya dengan keluhan diare >10x/hari sejak 2 hari ini. Pasien tampak lemas
sulit dibangunkan, tidak mau minum. Dari pemeriksaan didapatkan ubun-ubun
sangat cekung, mata cowong, turgor kulit menurun. Tatalaksana yang tepat ?
A. Cairan kristaloid 420 ml dalam ½ jam + 980 ml dalam 2,5 jam berikutnya
B. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam + 980 ml dalam 5 jam berikutnya
C. Cairan kristaloid diguyur dalam 3 jam
D. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam
E. ORS 1050 ml
SOAL NO. 4
Anak laki-laki berusia 7 bulan dikeluhkan oleh ibunya sejak 1 bulan menderita
diare yang tak kunjung sembuh. Feses tidak disertai lender dan darah. Diare
mulai ketika anak mendapatkan makanan pendamping ASI dan susu formula.
Feses bersifat asam dan reaksi benedict (+). Penyebab diare yang paling
mungkin adalah...
A. Virus
B. Shigella
C. Salmonella
D. Intoleransi laktosa
E. Keganasan
SOAL NO. 5
Anak usia 15 tahun datang dibawa ke IGD karena BAB cair >10x/hari disertai
darah sejak 1 hari yang lalu, tinja tidak dirasakan berbau. Anak juga
mengeluhkan perut terasa nyeri dan demam tinggi. Anak juga mual serta
muntah. Pemeriksaan fisik anak masih mau minum, turgor melambat, mata
cekung. Pada pemeriksaan analisis feses ditemukan bakteri gram negative kecil
non motil, tidak ditemukan trofozoit parasite. Obat apa yang tepat diberikan
padapasien kasus diatas?
A.Ampicilin
B.Cefixime
C.Metronidazol
D.Amoksisilin
E.Kotrimoksazol
Soal No. 6
Pasien anak perempuan berusia 10 bulan dating dibawa kedua orangtuanya ke RS dengan
keluhan BAB cair sering dengan frekuensi sekitar 10-15 kali sehari sejak 4 hari yll. Tinja tidak
disertai darah maupun lendir. Anak juga alami muntah dengan frekuensi sekitar 3-4 kali
sehari. Saat ini anak mengonsumsi susu formula karena dikatakan ibu ASI sedikit sejak usia 3
bulan. Pada pemeriksaan langsung anak tampak letargi, HR 130 kali, ubun-ubun besar teraba
cekung,terdapat mata cekung, air mata tidak keluar, turgorlambat, mulut kering. Terapi
apakah berdasarkan WHO yang sesuai direncanakan untuk pasien pada kasus diatas?
A.Rencana terapi A
B.Rencana terapi B
C.Rencana terapi C
D.Pemberian kaolin pektin
E.Pemberian antibiotik
Ikterus Neonatorum
Tidak terkonjugasi:Bil I Terkonjugasi:BIL II
• Bilirubin indirek • Bilirubin direk
• Tidak larut dalam air • Larut dalam air
• Berikatan dengan albumin • Tidak larut dalam lemak
untuk transport
• Tidak toksik untuk otak
• Komponen bebas larut
• Pruritus : karena garam
dalam lemak
empedu ikut ke vasa
• Komponen bebas bersifat sistemik ke kulit gatal
toksik
untuk otak (KERN IKTERUS)
karena lipofiliktembus BBB
Mekanisme Pembentukan Bilirubin
Mengapa bayi mengalami ikterus pada
minggu pertama kehidupan?
• Meningkatnya produksi bilirubin
– Turnover sel darah merah yang lebih tinggi
– Penurunan umur sel darah merah
• Penurunan ekskresi bilirubin
– Penurunan uptake dalam hati
– Penurunan konyugasi oleh hati
– Peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik
Diagnosis Banding
Gambaran Radiologis
• Edema interstisial
• Peningkatan corakan
vaskuler di hilus
• Kadang ditemukan
cairan di fisura
interlobar, efusi
pleura
• X-foto thorax
menjadi normal
dalam 48 jam
Soal No. 12
Seorang bayi usia 1 hari dibawa ibu nya ke IGD RS karena sesak napas. Riwayat
anak lahir 1 hari sebelum masuk RS, usia kehamilan saat itu 28 minggu, lahir
secara pervaginam di bidan, ketuban jernih. Pada pemeriksaan frekuensi nadi
120x/m, 68x/m, Tax 36OC, didapatkan sianosis, pernapasan cuping hidung
sianosis, retraksi subkosta dan pemeriksaan jantung dalam batas normal.
Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien ini ?
a. Pneumonia
b. Aspirasi mekonium
c. Bronkhiolitis
d. Penyakit membran hialin
e. Transient Tachypneu syndrome
Soal No. 13
Seorang bayi perempuan lahir pada usia gestasi 38 minggu secara SC. Bayi jenis kelamin
perempuan dengan berat badan lahir 3.800 gram. Setelah 4 jam pasca kelahiran, bayi tampak
sesak dengan RR 70x/min, terdapat napas cuping hidung, dan retraksi subcostal. Gambaran
radiologi yang mungkin pada pasien adalah…
a. Kavitas dengan air-fluid level
b. Ground-glass appearance
c. Atelektasis disertai area emfisematous
d. Fisura paru yang prominen disertai hiperinflasi
e. Ellis-daimoseau appearance
Soal No. 14
Bayi laki laki berusia 12 jam di rujuk ke Rumah Sakit oleh bidan karena tampak merintih sejak
4 jam SMRS. Bayi lahir spontan pervaginam, ditolong bidan, dari ibu G2P1A0 usia gestasi 40
minggu. Saat lahir ketuban kehijauan (mekoneum pada ketuban), tubuh bayi terdapat
meconium staining. Dari pemeriksaan fisik tampak bayi terdapat sianosis pada mulut dan jari
tangan serta kaki, terdapat warna kehijauan pada tali pusat. Bayi tampak sesak, terdapat
pernafasan cuping hidung dan retraksi interkosta, RR 81x/menit, HR 180 bpm. Apakah
diagnosis yang mungkin dari kondisi pasien diatas?
A.Pneumonia
B.Respiratory distress syndrome
C.Sindroma aspirasi mekonium
D.Asfiksia neonatorum
E. Transient takipnea of the newborn
BATUK
DURASI USIA
Alergi TB Rinosinusitis
Penumonia
GERD Bronkiektasis
Atipikal
Infeksi
PERTUSIS PERTUSIS
Respirasi
SPECIFIC COUGH
ASMA PERTUSIS
Wheezing (+), episodik, Whopping (+), riwayat
nocturnal, reversibel imunisasi tidak lengkap (DPT)
TB ATIPICAL PNEUMONIA
Demam (+), M.tuberculosis Usia sekolah, walking
(+), stunting pneumonia
RHINOSINUSITIS
GERD
Post Nasal Drip/PND (+),
Muntah (+), gagal tumbuh
hidung tersumbat (+)
LR-TRACHEOMALACIA
OSAS ngorok, riw.alergi (+)
Stridor (+), gagal tumbuh
CLD, etc
(+)
TB pada anak
Petunjuk Teknis Tatalaksana TB Anak
• Penegakan diagnosis TB anak didasarkan 4 hal :
– Konfirmasi bakteriologis TB
– Gejala klinis yang khas TB
– Adanya bukti infeksi TB(tuberculin atau kontak TB)
– Foto thorax sugestif TB
• Sistem skoring:
– Telah digunakan untuk diagnosis TB anak
– Bila tidak terdapat fasilitas pemeriksaan tuberculin dan foto
thoraks, maka skoring ini akan tidak dapat terpenuhi
seluruh komponennya
– Sehingga dibuat alur diagnostik berdasarkan klinis dan
pemeriksaan bakteriologis
Sistem Skoring
MANTOUX TEST
Tatacara:
• 0,1 ml intrakutan di bagian
volar lengan bawah.
• Pembacaan 48-72 jam
setelah penyuntikan
Bila Negatif:
o Tidak ada infeksi TB
o Masa inkubasi
o Anergi
Pengobatan TB anak
Terapi
• Fase Intensif :
Kombinasi 3-5 OAT
selama 2 bulan awal (2
RHZ)
• Fase Lanjutan :
Kombinasi 2 OAT
selama 4 bulan (4 RH)
Profilaksis TB pada Anak
Dosis obat: INH 5-10 mg/kgBB/hari selama 3 Dosis obat: INH 5-10 mg/kgBB/hari
bulan selama 6-12 bulan
Jika setelah 3 bulan hasil negative dan tidak ada
kontak profilaksis dihentikan
Usia RR (kali/menit)
<2 bulan 60
2-12 bulan 50
1-5 tahun 40
AGE COMMON ETIOLOGIES (as in order) LESS COMMON ETIOLOGIES
2 to 24 RSV Streptococcus Mycoplasma pneumoniae
months Human metapneumovirus pneumoniae Haemophilus influenzae (type B
Parainfluenza viruses Chlamydia and nontypable)
Influenza A and B trachomatis Chlamydophila pneumoniae
Rhinovirus
Adenovirus
Enterovirus
ATAU
Amoksisilin 2x25mg/kgBB (3 hari)
bisa rawat jalan
Pneumonia DEMAM + batuk dan kesulitan Ampisilin/amoksisilin 4x25-50
Berat bernafas, + minimal satu dari: mg/kgBB/kali IV atau IM DAN
• Kepala terangguk-angguk + Kloramfenikol 3x25mg/kgBB IM
• Pernafasan cuping hidung atau IV
• Retraksi subkostal ATAU
• Tidak dapat menyusu, atau + Gentamisin 1x7,5mg/kgBB IM
memuntahkan semuanya ATAU
• Kejang, letargis. Atau tidak Seftriakson 1x80-100 mg/kgBB IM
sadar atau IV
• Sianosis rawat inap
• Distress nafas berat
• Foto dada menunjukkan
gambaran pneumonia
(infiltrat luas, konsolidasi,
dll)
Kriteria Rawat Inap
Bayi Anak
• Saturasi Oksigen ≤ 92% Saturasi oksigen ≤ 92%
• Sianosis Sianosis
• RR > 60x/menit Distress pernapasan,
• Distress pernapasan, grunting
apnea intermitten, atau Terdapat tanda dehidrasi
grunting Keluarga tidak bisa
• Tidak mau merawat dirumah
minum/menetek
• Keluarga tidak bisa
merawat di rumah
Gambaran Radiologis
Penyakit Gambaran radiologi khas
Asthma Diafragma mendatar, hiperinflasi
Bronkiolitis Hiperekspansi, infiltrat, peribronkial thickening
A biphasic stridor
suggests a glottic or
subglottic lesion.
Soal No. 19
Seorang anak peempuan berusia 10 tahun datang ke IGD RS karena mengeluh sesak napas memberat
sejak 1 jam sebelumnya. Anak sedang alami batuk dan pilek. Keluhan tidak disertai demam. Anak
masih dapat berbicara menceritakan keluhannya dalam penggalan kata. Anak pernah alami sesak
hilang timbul berulang dan sempat dikatakan ada asma, namun tidak kontrol rutin. Keluhan serangan
serupa sudah dialami pasien terakhir 2 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik anak tampak gelisah, duduk
bertopang tangan, sianosis (-), HR 120x/menit, RR 44x/menit, retraksi suprasternal dan intercostal (+),
wheezing ekspirasi dan inspirasi. Pasien sudah mendapat inhalasi ß2 agonis 2x dan responsnya parsial.
Apakah diagnosis pasien pada kasus ini?
A.Asma persisten
B.Asma intermiten serangan sedang
C.Asma persisten sedang serangan sedang
D.Asma persisten ringan serangan berat
E.Asma intermitten serangan berat
Soal No. 20
Seorang anak perempuan berusia 7 bulan dating dibawa ke dokter karena tampak sesak napas
sejak 1 hari yang lalu. Anak sebelumnya juga alami batuk dan pilek. Anak alami demam, namun
tidak terlalu tinggi sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tampak adanya RR 56x/menit,
napas cuping hidung dan retraksi dada. Pada auskultasi paru ditemukan adanya wheezing di
kedua lapang paru. Pada pemeriksaan radiologi tampak adanya paru hiperlusen dan
hiperekspansi ditandai dengan diafragma datar. Apakah diagnose yang paling mungkin untuk
kasus diatas?
A.Bronkopneumonia
B.Bronkiolitis
C.Bronchitis kronis
D.Tuberkulosis paru
E. Asma
Diagnosis Banding Stridor
Diagnosis Gejala
Croup - Batuk Menggonggong
- Low grade fever
- Suara Serak
- Distress pernafasan
Benda Asing - Riwayat tiba-tiba tersedak
- Distres Pernafasan
Difteri - Imunisasi DPT tidak ada/tidak lengkap
- Sekret hidung bercampur darah
- Bull neck
- Tenggorokan merah / faringitis
- Membran putih keabuan di faring/tonsil -> pseudomembran
Laryngomalacia The most common cause of chronic stridor, esp in children < 2 y.o.
Laryngomalacia
• Kelainan kongenital dari kartilago
laring supraglotis jatuh saat
inspirasi obstruksi
• Penyebab: keterlambatan maturitas
laring
• Dimulai usia 4-6 minggu, memuncak
usia 6-8 bulan, remisi usia 2 tahun
• Gejala dan tanda:
Stridor inspirasi, terutama saat
telentang atau menangis
Tidak ada kesulitan makan atau
pertumbuhan
Laringoskopi: omega-shaped
epiglottis
• Terapi: observasi
Croup
Cause: Most commonly Parainfluenza Virus
Klasifikasi Penanganan
Croup Ringan: • Corticosteroid (Dexamethasone)
-Demam • Edukasi, bila membaik -> rawat jalan
-Suara Serak
-Batuk Menggonggong
-Stridor Terdengar hanya jika anak gelisah
Croup Sedang: Corticosteroid (Dexamethasone)
-Batuk menggonggong lebih sering Monitor dalam 4 jam
-Stridor terdengar walaupun anak tenang Membaik -> Edukasi, rawat jalan
-Nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian Jika tidak membaik, tangani sebagai Croup
bawah ke dalam Berat
Thumb sign
Epiglotitis: Halloween Sign (-)
Epiglottitis