IKM-SKN-Metpen
Mediko made the med-easy!
Variabel luar
(moderator)
Penelitian
Variabel
pengganggu
(confounding)
Variabel luar
(moderator)
Populasi dan Sample Penelitian
Populasi
Sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu.
Karakteristik ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan penelitian.
•Populasi target: Populasi yang merupakan sasaran akhir
penerapan hasil penelitian (domain). Biasa ditandai dengan
karakteristik demografis (kelompok usia, jenis kelamin) dan
karakteristik klinis (sehat,osteoporosis, dsb). Misal: pasangan usia
subur
•Populasi terjangkau/sumber: Bagian populasi target yang dapat
dijangkau peneliti, dibatasi tempat dan waktu. Misal: pasangan
usia subur yang tinggal di kelurahan pondok pucung.
Sampel
•Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya.
Probability Sampling
Simple random Semua unsur dari populasi
sampling mempunyai kesempatan yang
sama
Systematic random Sampel pertama ditentukan secara
sampling acak sedangkan sampel berikutnya Si Sistra TerMulia
berdasarkan satu interval tertentu
Stratified random Pengambilan sampel berdasarkan Simpe random sampling
Sistematik random
sampling strata
sampling
Cluster sampling Pengambilan sampel berdasarkan Stratified Random Sampling
satu kelompok Cluster sampling
Multiphase sampling Pengambilan sampel berjenjang Multiphase sampling
Nonprobability sampling
CoCo PuTaNo
Consecutive Sampling
Convenience Sampling
Purposive Sampling
Quota Sampling
Snow ball Sampling
SOAL NO 1
Seorang dokter Puskesmas Gayamsari ingin melakukan penelitian tentang
diare pada anak di Kecamatan Pedurungan dengan sampel sebanyak 150 anak.
Dari 15 kelurahan yang ada di kecamatan tersebut, sampel diambil dari 3
kelurahan yang diambil secara acak.
Bagaimanakah cara pengambilan sampel yang sesuai dengan penelitian
tersebut?
a. Simple random sampling
b. Cluster sampling
c. Accidental sampling
d. Multistage sampling
e. Purposive sampling
SOAL NO 2
Seorang dokter ingin meneliti suplementasi oksigen dosis tinggi untuk pasien bayi dengan
ancaman gagal napas. Penelitian dilakukan di 2 RS selama bulan November dan Desember
2020. Diketahui bahwa bayi yang mengalami ancaman gagal napas sebanyak 200 orang.
Hasilnya menunjukkan bahwa suplementasi oksigen dosis tinggi terbukti efektif menurunkan
angka morbiditas.
Apa populasi terjangkau penelitian ini?
a. Semua anak dengan ancaman gagal napas
b. Semua pasien bayi dengan ancaman gagal napas yang datang ke 2 RS pada bulan
Nov-Des 2020
c. 200 orang bayi dengan ancaman gagal napas di 2 RS
d. Semua pasien bayi dengan ancaman gagal napas yang menerima terapi oksigen
e. 200 orang bayi dengan ancaman gagal napas
Desain Penelitian
Penelitian
Experimental Observasional
Pra-experime Quasi
Descriptive Analytic
ntal experimental
True Cross
Case report Case series Case control
experimental sectional
RELATIVE RISK
Interpretasi RP = OR = RR
Medikologic: Desain Penelitian
(+) a b
(-) c d
Definisi
Sensitif kemampuan alat memberikan hasil (+) pada
semua subjek yang sakit
Kategorikal (Nominal/
1 Ordinal)
Chi Square
Numerik T-test independent T-test dependent One way anova Repeated anova
Imunisasi Dasar
Rutin
Lanjutan
Tambahan
Khusus
Kejadian Epidemiologis
• Sporadik: kejadian penyakit tertentu di suatu daerah secara acak dan
tidak teratur. Contohnya: kejadian pneumonia di DKI Jakarta.
• Endemik: kejadian penyakit di suatu daerah yang jumlahnya lebih tinggi
dibanding daerah lain dan hal tersebut terjadi terus menerus. Contohnya:
Malaria endemis di Papua.
• Epidemik dan KLB: Epidemik dan KLB sebenarnya memiliki definisi serupa,
namun KLB terjadi pada wilayah yang lebih sempit (misalnya di satu
kecamatan saja). Indonesia memiliki kriteria KLB berdasarkan Permenkes
1501 tahun 2010 (di slide selanjutnya).
• Pandemik: merupakan epidemik yang terjadi lintas negara atau benua.
Contohnya: kejadian MERS-COV di dunia tahun 2014-2015
Kriteria KLB
• Penyakit menular baru
• Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu tertentu
• Peningkatan kejadian kesakitan >2 x dibandingkan dengan periode sebelumnya
• Jumlah penderita baru dalam periode 1 bulan meningkat >2x dibandingkan dengan angka
rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya
• Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun meningkat >2x dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya
• Case Fatality Rate dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan >50% dibanding
periode sebelumnya
• Proportional Rate penderita baru pada satu periode meningkat >2x dibanding satu periode
sebelumnya
Laporan Puskesmas ke Dinkes
Laporan W1(Laporan Wabah) Laporan W2
• Isi Laporan: Tempat KLB, Jumlah P/M, • Laporan mingguan KLB.
Gejala/tanda-tanda.
• Isi laporan : jumlah penderita dan
• Dalam jangka waktu 24 jam setelah
mengetahui kepastian (hasil
kematian PMTKLB selama satu
pengecekan lapangan) adanya minggu yang tercatat di
tersangka KLB. Puskesmas.
• Selain melalui pos, penyampaian isi • Pembuatan laporan setiap
laporan dapat dilakukan dengan sarana minggu.
komunikasi cepat lainnya, sesuai situasi • Pengiriman laporan : setiap
dan kondisi yang ada.
Senin/Selasa.
• Pembuat laporan: Kepala
Puskesmas. • Pembuat laporan : Kepala
Puskesmas.
Tipe Epidemik
Common source Propagated source
Epidemik yang biasanya Epidemik yang ditularkan/disebabkan oleh
ditularkan/disebabkan oleh suatu perantara manusia /hewan dengan cara kontak
(mis ; makanan, air atau fomite lain yang langsung akan tidak langsung kepada
digunakan oleh penderita) manusia/host lainnya
terjadi dalam waktu yang relatif singkat waktu lebih lama dan masa inkubasi yang
lebih lama
Dipengaruhi oleh paparan perantara dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta
penyebaran anggota masyarakat yang rentan
serta morbilitas dari penduduk setempat
Common source epidemic
Point source epidemic = bila pemaparan
penyakit bersumber tunggal dan waktunya
singkat, sehingga resultant/hasil dari
semua kasus/kejadian berkembang hanya
dalam satu masa inkubasi saja
1/3/2016
Pengendalian Vektor Dengue
Fogging fokus Dilaksanakan 2 putaran , interval 1 minggu, radius 200 meter, bila :
• Ditemukan >= DBD lainnya atau >=3 penderita demam tanpa sebab;
dan
• Pada penyelidikan epidemiologi ditemukan jentik nyamuk >= 5%
(angka bebas nyamuk <95%) pada radius 100 m dari lokasi rumah
penderita (House indeks)
Fogging massal • Serentak, menyeluruh dengan cakupan wilayah lebih luas
• Bisa saat KLB atau untuk mencegah KLB
PSN, larvasidasi Bila pada penyelidikan epidemiologi ditemukan jentik (+), namun tidak
ada penderita baru
Penyuluhan Jentik nyamuk (-), penderita baru (-)
Surveilans DBD
SOAL NO 15
Hasil pemeriksaan petugas surveilans di Desa B ternyata terdapat peningkatan
kejadian DBD dalma 30 hari terakhir. Pada bulan sebelumnya terdapat 30 kasus.
Pada bulan ini terdapat 50 orang terdiagnosis DBD. Pada minggu pertama ada
12 orang terkena, minggu kedua ada 18 orang, dan minggu ketiga ada 25 orang.
Kejadian ini disebut
a. Epidemik
b. Pandemi
c. Endemi
d. Outbreak
e. HIperendemi
VERTIKAL
HORIZONTAL
Rujukan Antar Dokter
Interval • Pelimpahan sepenuhnya kepada 1 dokter untuk jangka waktu
tertentu
• Selama jangka waktu itu dokter primer tidak ikut campur
Split • Pelimpahan sepenuhnya kepada beberapa dokter untuk jangka
waktu tertentu
• Selama jangka waktu itu dokter primer tidak ikut campur
Collateral • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penangannan
penderita hanya untuk satu masalah tertentu
Definisi Rumus
Incidence Rate Jumlah kasus baru yang terjadi di
populasi berisiko selama periode
waktu tertentu
Attack Rate
= 8/10
Secondary
Attack Rate
= 3/8
Angka Mortalitas
Definisi Rumus
Case Fatality Rate Angka kematian akibat
penyakit tertentu
(kegawatan)
Crude Death Rate Angka kematian kasar
76 % 67 %
56 %
Kegotongroyongan Prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya jaminan social;
kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji/penghasilan
Nirlaba Prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana
untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya dari seluruh peserta
Keterbukaan Prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta
Kehati-hatian Prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib
Akuntabilitas Prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan
Portabilitas Memberikan jaminan berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat
tinggal dalam wilayah Indonesia
Dana Amanat Iuran merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi
kepentingan peserta jaminan sosial
Kecelakaan
Jasa Raharja
BPJS Kesehatan – Jasa Raharja
BPJS Ketenagakerjaan
Terlambat bayar iuran
(Perpres nomor 64 tahun 2020)
Terhitung 1 Juli 2016, bagi yang menunggak iuran BPJS Kesehatan tidak akan ada denda keterlambatan
pembayaran iuran. Tapi kartu atau jaminan dihentikan sementara bila telat membayar iuran selama 1 bulan sejak
tanggal 10.
Namun, jika penunggak telah melunasi tunggakan iuran BPJS Kesehatannya, maka status kepesertaan akan
diaktifkan kembali oleh pihak BPJS Kesehatan.
Denda dapat berlaku bagi yang mengikuti/ peserta BPJS Kesehatan yang memperoleh rawat inap selama 45 hari
sejak status peserta BPJSnya aktif kembali, yakni denda 5 % dari biaya rawat inap pelayanan kesehatan di kali
dengan lamanya tunggakan per bulannya, dengan ketentuan sebagai berikut:
• Bulan tertunggak iuran maksimal yaitu 12 bulan.
• Besaran denda yang dikenakan paling tinggi 30 Juta.
Kasus 1: Peserta Iuran Menunggak Hingga 4 Tahun
Apabila peserta menunggak hingga 4 tahun, maka total tagihan yang harus dibayar oleh peserta BPJS Kesehatan
adalah iuran dikali dengan 24 bulan
Jadi total iuran yang dibayar oleh peserta adalah Rp 51 Ribu x 24 = Rp 1.224.000
Kasus 3: Peserta Iuran Menunggak Selama 2 Bulan Berturut-turut dan Dirawat Inap Selama 7 Hari Setelah
Membayar Iuran
biaya rawat inap yang dikeluarkan selama 7 hari misalnya biaya rawat inapnya sebesar Rp 7.000.000,- selama 7
hari.
Denda yang harus dibayarkan peserta BPJS Kesehatan dalam kasus diatas: 5% x 7.000.000,- x 2 = Rp 700.000,-
Kenaikan Kelas Peserta BPJS
Kelas Keas yang Biaya Tambahan
Awal diinginkan
3 PBI Tidak bisa naik kelas
3 2 Selisih biaya tarif INA-CBG pada kelas rawat inap lebih tinggi
3 1 yang dipilih dengan tarif INA-CBG pada kelas rawat inap yang
2 1 sesuai hak peserta
2 dan 3 VIP (1 • Selisih tarif INA CBG kelas 1 dengan tarif INA CBG kelas sesuai haknya, dan
tingkat • Biaya tambahan maksimal 75% dari tarif INA CBG kelas 1
diatas kelas
1)
1 VIP Biaya tambahan maksimal 75% dari tarif INA CBG kelas 1
1,2, 3 Kelas diatas Selisih biaya tarif rumah sakit pada kelas yang dipilih dengan
VIP tarif INA CBG pada kelas yang menjadi haknya
SOAL NO 21
Seorang wanita usia 32 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan lemas akibat BAB cair
sejak 3 hari yang lalu. Dokter menyarankan pasien untuk dirawat inap. Pasien merupakan
pegawai BUMN dan peserta JKN dengan iuran sebesar 5% dari gaji per bulan. Iuran BPJS
tidak dibayar semua oleh pasien, sebagian dibayar oleh pemberi kerja.
Proporsi iuran BPJS yang harus di bayar pasien adalah
a. 1%
b. 2%
c. 3%
d. 4%
e. 5%
SOAL NO 22
Seorang pria usia 50 tahun dibawa ke IGD oleh anaknya karena terjatuh saat sedang
memperbaiki atap rumah sekitar 30 menit yang lalu. Pasien tampak tidak sadarkan
diri, mengorok, dan ada darah yang mengalir dari kepala bagian belakang pasien.
Setelah melakukan primary dan secondary survey, dokter menjelaskan kepada
keluarga bahwa pasien kemungkinan perlu menjalani operasi otak dan dirawat di
ICU setelahnya hingga kondisi stabil. Saat keluarga mengurus administrasi, ternyata
pasien belum membayar BPJS selama 6 bulan dan terkena denda.
Batas waktu pembayaran denda pasien adalah…
a. 1 x 24 jam hari kerja
b. 3 x 24 jam hari kerja
c. 5 x 24 jam hari kerja
d. 7 x 24 jam hari kerja
e. Setelah pasien pulang
SOAL NO 23
Berdasarkan UU no. 24 tahun 2011 pasal 4, BPJS melaksanakn program JKN
guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia. Pelaksanaan
jaminan social menggunakan dana yang berasal dari masyarakat dan tidak
digunakan untuk kepentingan siappaun kecuali masyarakat itu sendiri.
Diperlukan adanya pengelolaan dana yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Indonesia.
Prinsip BPJS pada skenario diatas disebut
a. Akuntabilitas
b. Portabilitas
c. Keterbukaan
d. Nirlaba
e. Gotong royong
SOAL NO 24
Seorang laki-laki 30 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai
mobil. Pasien kecelakaan karena menabrak sebuah bus yang kebetulan lewat.
Pasien memiliki kartu BPJS. Namun pasien takut untuk membuat laporan
kepolisian karena tidak memiliki SIM.
Bagaimanakah tanggungan untuk biaya pengobatan pada pasien dengan
kasus ini?
a. Ditanggung oleh jasa raharja
b. Ditanggung oleh BPJS
c. Ditanggung oleh Jasa Raharja dan BPJS
d. Pembayaran pribadi
e. Ditanggung oleh RS
SOAL NO 25
Seorang pria usia 26 tahun dibawa ke dokter karena sering marah marah serta
tidak tidur. Pasien merupakan pecandu alcohol, biasa konsumsi rutin namun
sudah 3 hari tidak minum alkohol. Saat ini pasien tampak agitasi dan
halusinasi. Dokter mendiagnosis pasien menderita delirium tremens dan perlu
perawatan observasi.
Bagaimana tanggungan layanan pada pasien ini?
a. Ditanggung BPJS secara INA-CBGS
b. Fee for Service
c. Kegawatdaruratan ditanggung BPJS, Rehabilitasi fee for service
d. Harus didaftarkan dulu ke BPJS khusus psikotropika
e. Kegawatdaruratan fee for service, rehabilitasi oleh BPJS