Anda di halaman 1dari 91

Complete Februari 2022

IKM-SKN-Metpen
Mediko made the med-easy!
Variabel luar
(moderator)
Penelitian

Variabel Variabel Variabel terikat


bebas antara
(intervening) (dependent)
(independent)

Variabel luar Variabel luar


(moderator) (moderator)

Variabel
pengganggu
(confounding)
Variabel luar
(moderator)
Populasi dan Sample Penelitian
Populasi
Sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu.
Karakteristik ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan penelitian.
•Populasi target: Populasi yang merupakan sasaran akhir
penerapan hasil penelitian (domain). Biasa ditandai dengan
karakteristik demografis (kelompok usia, jenis kelamin) dan
karakteristik klinis (sehat,osteoporosis, dsb). Misal: pasangan usia
subur
•Populasi terjangkau/sumber: Bagian populasi target yang dapat
dijangkau peneliti, dibatasi tempat dan waktu. Misal: pasangan
usia subur yang tinggal di kelurahan pondok pucung.
Sampel
•Bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga
dianggap dapat mewakili populasinya.
Probability Sampling
Simple random Semua unsur dari populasi
sampling mempunyai kesempatan yang
sama
Systematic random Sampel pertama ditentukan secara
sampling acak sedangkan sampel berikutnya Si Sistra TerMulia
berdasarkan satu interval tertentu
Stratified random Pengambilan sampel berdasarkan Simpe random sampling
Sistematik random
sampling strata
sampling
Cluster sampling Pengambilan sampel berdasarkan Stratified Random Sampling
satu kelompok Cluster sampling
Multiphase sampling Pengambilan sampel berjenjang Multiphase sampling
Nonprobability sampling

CoCo PuTaNo

Consecutive Sampling
Convenience Sampling
Purposive Sampling
Quota Sampling
Snow ball Sampling
SOAL NO 1
Seorang dokter Puskesmas Gayamsari ingin melakukan penelitian tentang
diare pada anak di Kecamatan Pedurungan dengan sampel sebanyak 150 anak.
Dari 15 kelurahan yang ada di kecamatan tersebut, sampel diambil dari 3
kelurahan yang diambil secara acak.
Bagaimanakah cara pengambilan sampel yang sesuai dengan penelitian
tersebut?
a. Simple random sampling
b. Cluster sampling
c. Accidental sampling
d. Multistage sampling
e. Purposive sampling
SOAL NO 2
Seorang dokter ingin meneliti suplementasi oksigen dosis tinggi untuk pasien bayi dengan
ancaman gagal napas. Penelitian dilakukan di 2 RS selama bulan November dan Desember
2020. Diketahui bahwa bayi yang mengalami ancaman gagal napas sebanyak 200 orang.
Hasilnya menunjukkan bahwa suplementasi oksigen dosis tinggi terbukti efektif menurunkan
angka morbiditas.
Apa populasi terjangkau penelitian ini?
a. Semua anak dengan ancaman gagal napas
b. Semua pasien bayi dengan ancaman gagal napas yang datang ke 2 RS pada bulan
Nov-Des 2020
c. 200 orang bayi dengan ancaman gagal napas di 2 RS
d. Semua pasien bayi dengan ancaman gagal napas yang menerima terapi oksigen
e. 200 orang bayi dengan ancaman gagal napas
Desain Penelitian
Penelitian

Experimental Observasional

Pra-experime Quasi
Descriptive Analytic
ntal experimental

True Cross
Case report Case series Case control
experimental sectional

Case study Cohort


Penelitian Deskriptif
Case Report Case series Case study
• a detailed report of the diagnosis, • a collection of patients with • an approach to research that
treatment, and follow-up of an common characteristics used to focuses on gaining an in-depth
individual patient containing some describe some clinical, understanding of a particular
demographic information about pathophysiological or operational entity or event at a specific time.
the patient aspects of a disease, treatment or
diagnostic procedures
Desain Cross Sectional
Efek (+)
Faktor risiko
Efek (-)
Desain Cross Sectional
Desain Case Control
Desain Cohort
ODDS RATIO

RELATIVE RISK
Interpretasi RP = OR = RR
Medikologic: Desain Penelitian

Cross Len: Cross Sectional Prevalence Rate


ControllOR: Case Control Odd Ratio
CohoRR: Cohort Relative Risk
SOAL NO 3
Seorang dokter ingin membuat penelitian tentang pengaruh pemberian glukosamin tablet
jangka panjang terhadap kejadian DM tipe II pada wanita lansia. Pada penelitian tersebut
didapatkan Relative Risk sebesar 1.00.
Apa kesimpulan yang tepat?
a. Pemberian glukosamin dan DM tipe II memiliki hubungan sebab akibat yang lemah
b. Pemberian glukosamin dan DM tipe II memiliki hubungan sebab akibat yang kuat
c. Pemberian glukosamin merupakan faktor protektif terhadap kejadian DM tipe II
d. Pemberian glukosamin merupakan faktor pencetus DM tipe II
e. Pemberian glukosamin tidak berpengaruh terhadap kejadian DM tipe II
SOAL NO 4
Sebuah penelitian case control dilakukan untuk menilai hubungan antara berjemur >4x dalam
seminggu dengan angka kejadian melanoma maligna. Penelitian ini mencakup 1200 subjek
dimana 600 subjek merupakan penderita melanoma dan subjek lainnya merupakan kontrol.
Peneliti mendapatkan bahwa ada 400 subjek yang pernah berjemur > 4 kali seminggu di
kelompok melanoma, dan 360 subjek yang pernah berjemur > 4 kali seminggu di kelompok
kontrol.
Odd ratio pada penelitian ini adalah
a. ¾
b. 10/9
c. 4/3
d. 3/2
e. 2/1
SOAL NO 5
Seorang dokter ingin meneliti epidemiologi sifilis di Indonesia. Peneliti memeriksa rekam medis
seluruh rumah sakit tipe A dan B pada bulan Januari – Desember 2019. Peneliti mengumpulkan
pasien yang merupakan pengguna kokain namun tidak ada riwayat sifilis sebelumnya. Peneliti
juga mengumpulkan pasien dengan demografi serupa namun tidak pernah menggunakan kokain
dan tidak pernah menderita sifilis. Dokter mengikuti kedua kelompok selama periode penelitian 1
tahun. Pada akhir penelitian ditemukan rate sifilis 35% lebih tinggi pada kelompok pengguna
kokain dibandingkan kelompok yang bukan pengguna kokain.
Desain penelitian ini adalah
a. Case series
b. Case Control
c. Cohort Prospektif
d. Cohort retrospektif
e. Cross secional
SOAL NO 6
Seorang dokter melakukan penelitian terkait hubungan pajanan aroma roti yang sering dengan
kanker paru-paru, menggunakan subjek 80 orang koki dari toko roti setempat. Hasil penelitian
didapatkan RR 1.03 (95% CI 0.95 – 1.1).
Maksud dari RR tersebut adalah
a. Pasien yang sering menghirup aroma roti beresiko 1.03 kali menderita kanker
b. Pasien yang sering menghirup aroma roti beresiko 1.1 kali menderita kanker
c. Pasien yang sering menghirup aroma roti beresiko 0.95 kali menderita kanker, maka aroma
roti bersifat protektif terhadap kanker paru
d. Pasien kanker paru identic dengna menghirup aroma roti
e. Sering menghirup aroma roti tidak berhubungan dengan angka kejadian kanker paru
Uji Diagnostik
Test Disease/Gold Standard
(+) (-)

(+) a b
(-) c d
Definisi
Sensitif kemampuan alat memberikan hasil (+) pada
semua subjek yang sakit

Spesifik kemampuan alat memberikan hasil (-) pada


semua subjek yang sehat
Positive predictive value probabilitas seseorang menderita penyakit
apabila uji diagnostiknya positif

Negative predictive value probabilitas seseorang tidak menderita


penyakit apabila diagnostiknya negatif
Uji Terapeutik
Nama obat NNH NNT
Semakin besar NNH,
A 9 7 semakin AMAN
B 2 2
C 3 9 Semakin kecil NNT,
D 1 18
semakin EFEKTIF
E 8 3
SOAL NO 7
Sebuah pemeriksaan darah baru untuk mendiagnosis nefritis lupus sedang diuji pada 100
penderita SLE. Individu dengan hasil pemeriksaan darah (+) akan menjalani biopsy ginjal
untuk konfirmasi adanya lupus nefritis. Pada penelitian ini biopsy dilakukan pada 60 subjek,
dimana 50 subjek memiliki biopsy ginjal yang abnormal dan didiagnosis nefritis lupus.
Data yang diperlukan untuk menghitung sensitivitas dari pemeriksaan baru ini adalah
a. Jumlah subjek dengan tes darah negative dan biopsy normal
b. Jumlah subjek dengan tes darah negative dan biopsy abnormal
c. Jumlah subjek dengna tes darah positif dan biopsy normal
d. Proporsi pasien dengan SLE yang memiliki lupus nefritis
e. Insidensi tahunan lupus nefritis pada pasien SLE
Skala Variabel
SKALA VARIABEL SIFAT CONTOH
Kategorikal
Nominal Bukan peringkat Gol. Darah
Jenis kelamin
Ordinal Peringkat Derajat penyakit
Status sosial ekonomi
Numerik
Interval Tidak punya 0 alamiah Suhu tubuh IQ

Rasio Punya 0 alamiah Kadar Hb


NURI KANO
Jumlah Variabel Jenis Variabel Bebas Distribusi Normal Distribusi tidak
Bebas Normal
Numerik Uji T 1 sampel Kolmogorov

Kategorikal (Nominal/
1 Ordinal)
Chi Square

NURI Tanam KOL


NOMI dan DINA CS
2 kelompok > 2 kelompok
Tidak berpasangan berpasangan Tidak berpasangan
berpasangan

Numerik T-test independent T-test dependent One way anova Repeated anova

Ordinal Mann whitney Wilcoxon Kruskal wallis Friedman

Nominal Chi-square McNemar Chi-square McNemar


Fisher Fisher Cochran
• NOMI CInta NEMAR NOMI Cinta NEMAR/COCoh
• DINA MAiN sama WILLy DINA KuRUS FREN
• NURI punya Teka-Teki NURI di tabloid NOVA NOVA
Uji Korelatif

NURI suka buah PEAR


DINA suka SuPERMAN
SOAL NO 8
Seorang dokter ingin melakukan penelitian untuk mengetahui efek lingkungan kerja
dengan tingkat keparahan dry eye syndrome. Peneliti membandingkan kelompok pekerja
kantor yang bekerja dengan pendingin ruangan dengan pekerja kontraktor yang bekerja di
lapangan. Tingkat keparahan dry eye syndrome diukur dengan Schirmer test dan
dinyatakan dalam mm setelah 5 menit. Pengukuran dilakukan 1 kali setelah 8 jam bekerja.
Jenis uji hipotesis yang paling tepat digunakan pada penelitian ini adalah…
a. McNemar's test
b. Fisher exact test
c. Paired t-test
d. Unpaired t-test
e. Chi-square
SOAL NO 9
Sebuah penelitian dilakukan untuk memeriksa kadar beta amyloid pada CSF sebagai
biomarker pada penderita demensia Alzheimer. Penelitian ini mengumpulkan 100 subjek
yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu demensia ringan, sedang, dan berat berdasarkna
hasil MMSE. Setelah pemeriksaan CSF, ditemukan pasien dengan demensia berat memiliki
kadar beta amyloid CSF yang lebih rendah dibandingkan kedua kelompok lainnya.
Uji hipotesis yang paling tepat dilakukan untuk membandingkan kadar beta-amyloid pada
ketiga kelompok ini adalah
a. Chi-square
b. Fishers exact
c. Two sample T-test
d. Pearson correlation analysis
e. One-way ANOVA
Uji Normalitas
Uji normalitas dibagi
menjadi dua berdasarkan
jumlah sampelnya, yaitu :
–Kolmogorof Smirnov,
bila jumlah sampel >
50
• Kono LeLi: Kolmogorof Smirnov:
–Saphiro-wilk, bila jumlah sampel lebih dari lima puluh
• Sapi KuLi: Saphiro-wilk: jumlah sampel
jumlah sampel ≤ 50 kurang dari lima puluh.
Makna p-value dalam berbagai uji
Uji normalitas Data terdistribusi normal
Uji komparatif Tidak berbeda secara signifikan
p ≥ 0,05 Uji korelatif Variabel A tidak berpengaruh signifikan
terhadap variable B

Uji normalitas Data terdistribusi tidak normal


Uji komparatif Berbeda secara signifikan
p < 0,05
Uji korelatif Variabel A berpengaruh signifikan terhadap
variable B
Uji Korelasi
•Keeratan hubungan antara 2 variable dilihat dari
nilai r
•Arah hubungan berbanding lurus jika tandanya
positif, berbanding terbalik jika tandanya negative
(Nilai r)
SOAL NO 10
Seorang dokter melakukan penelitian mengenai kejadian tremor dengan terapi rumatan
asam valproat pada kejang demam kompleks anak. Dia ingin melihat persebaran data terkait
lama pemakaian dan dosis asam valproate (AV) yang digunakan pasien. Didapatkan 100
sampel yang sesuai kriteria, kemudian data dicatat dan kemudian dilakukan uji Normalitas.
Untuk data lama pemakaian didapat p = 0,011 dan untuk data dosis AV didapat p = 0,246.
Interpretasi hasil tersebut yang tepat adalah…
a. Data lama pemakaian terdistribusi normal
b. Data dosis terdistribusi normal
c. Data lama pemakaian tidak bisa dipercaya karena p < 0,05
d. Data dosis signifikan secara statistik karena p > 0,05
e. Data lama pemakaian dan dosis signifikan secara statistik
SOAL NO 11
Seorang dokter melakukan penelitian mengenai hubungan antara kadar
hemoglobin tubuh dengan tekanan parsial karbondioksida. Dokter kemudian
melakukan analisis dari data yang diperolah selama penelitian dan didapatkan
bahwa kadar hemoglobin tubuh berbanding terbalik dengan tekanan parsial
karbondioksida, dengan nilai r : 0,89.
Bagaimanakah interpretasi hubungan variabel yang tepat pada penelitian
tersebut?
a. Sangat lemah
b. Lemah
c. Cukup
d. Kuat
e. Sangat kuat Soal UKMPPD BATCH IV 2020
ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
Prinsip Kedokteran Keluarga
Holistik Biopsikososial ± spiritual
Komprehensif Promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi

Kontinu Berkesinambungan. Follow up, kontrol

Koordinatif Kerjasama antar professional


Kolaboratif Kerjasama dengan pasien dan keluarga pasien
Strategi Promosi Kesehatan
Strategi Sasaran utama Hasil
Advokasi Tersier (Kepala Kebijakan
daerah) berwawasan
kesehatan
Bina suasana (social Sekunder (Tokoh Kemitraan dan opini
support) masyarakat, PKK)
Pemberdayaan Primer Gerakan masyarakat
(Empowerment) mandiri
Metode Promosi Kesehatan
Perseorangan

kontak antara klien dengan petugas


Bimbingan lebih intensif

untuk menggali informasi mengapa ia


Interview tidak atau belum menerima perubahan

Kelompok Kelompok Besar (>15 orang) Kelompok Kecil (≤15 orang)


• Ceramah : sasaran pendidikan • Focus Group Discussion
tinggi atau rendah • Brain storming
• Seminar : penyajian beberapa ahli • Buzz group
yang dianggap penting • Role play
• Simulation game
Metode dan Media Promosi Kesehatan
Media Metode
Berdasarkan Bentuk Perseorangan
• Bahan Bacaan : modul, leaflet, majalah • Bimbingan dan konseling
• Bahan Peraga : poster, flipchart, slide, • Wawancara
film Kelompok
Berdasarkan Cara Produksi • Kelompok kecil : diskusi, FGD, role play,
• Media cetak : poster, koran simulasi
• Media elektronik : TV, radio, film, CD • Kelompok besar : ceramah, seminar
• Media outdoor : reklame, spanduk, (pendidikan menengah ke atas)
banner, pameran Massa
• Ceramah
• Media elektronik, cetak, billboard
Sumber : Notoatmojo, S. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi.
Five Level of Prevention
Health promotion • Dilakukan pada orang sehat
• Contoh: penyuluhan
Specific protection • Dilakukan pada orang sehat
• Mencegah terjadinya kesakitan
• Contoh: vaksinasi, cuci tangan pakai sabun
Early diagnosis and prompt • Dilakukan pada orang sakit
treatment • Tujuan kuratif
• Contoh: pengobatan tepat
Disability limitation • Dilakukan pada orang sakit
• Membatasi kecacatan
Rehabilitation • Dilakukan pada orang sakit dengan kecacatan
• Contoh: latihan berjalan pada pasien stroke
SOAL NO 12
Seorang dokter puskesmas ingin menjalankan program puskesmas berupa promosi
kesehatan. Dokter berencana untuk mengadakan penyuluhan kepada sasaran primer.
Yang dimaksud dengan sasaran primer adalah?
a. Kader posyandu
b. Kepala desa
c. Keluarga pasien
d. Masyarakat
e. Pemegang program

Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021


SOAL NO 13
Seorang wanita usia 40 tahun memberikan wejangan pada anaknya yang baru
saja melahirkan bayi untuk memasang kelambu pada keranjang bayinya
sehingga nyamuk tidak dapat masuk. Hal ini dilakukannya karena dulu
tetangganya sempat kehilangan anak akibat terinfeksi demam malaria.
Tingkat pencegahan pada kasus ini adalah…
a. Health promotion
b. Specific protection
c. Early diagnosis and prompt treatmet
d. Disability limitation
e. Rehabilitation
SOAL NO 14
Pemilihan dokumen dan media promosi kesehatan yang sesuai diperlukan untuk
menyelenggarakan penyuluhan. Pada bulan ini di Puskesmas Mijen akan diadakan PIN,
maka dibutuhkan promosi kesehatan agar mengajak warga yang memiliki balita agar datang
ke pusat pelayanan kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan PIN.
Apakah bentuk media promosi kesehatan yang sesuai?
A. Metode ceramah
B. Metode massa
C. Metode individual
D. Diskusi kelompok
E. Curah pendapat
Imunisasi Tambahan
Back log fighting Anak 1-3 tahun yang tidak mencapai UCI 2 tahun
berturut-turut
Crash program Intervensi cepat, cegah KLB: tidak capai UCI 3 tahun
berturt-turut, IMR dan PD3I tinggi, infrastruktur jelek

Outbreak Response Immunization Penanggulan KLB

PIN Pemberian imunisasi polio pada semua balita tanpa


mempertimbangkan status imunisasinya
Sub-PIN Bila telah terjadi 1 kasus polio, diberikan imunisasi polio pada
semua bayi kurang dari 1 tahun

Catch up campaign Imunisasi ulangan campak pada anak seklah tanpa


mempertimbangkan imunisasi sebelumnya
Program Imunisasi
(Permenkes no. 12 tahun 2017)

Imunisasi Dasar
Rutin
Lanjutan
Tambahan
Khusus
Kejadian Epidemiologis
• Sporadik: kejadian penyakit tertentu di suatu daerah secara acak dan
tidak teratur. Contohnya: kejadian pneumonia di DKI Jakarta.
• Endemik: kejadian penyakit di suatu daerah yang jumlahnya lebih tinggi
dibanding daerah lain dan hal tersebut terjadi terus menerus. Contohnya:
Malaria endemis di Papua.
• Epidemik dan KLB: Epidemik dan KLB sebenarnya memiliki definisi serupa,
namun KLB terjadi pada wilayah yang lebih sempit (misalnya di satu
kecamatan saja). Indonesia memiliki kriteria KLB berdasarkan Permenkes
1501 tahun 2010 (di slide selanjutnya).
• Pandemik: merupakan epidemik yang terjadi lintas negara atau benua.
Contohnya: kejadian MERS-COV di dunia tahun 2014-2015
Kriteria KLB
• Penyakit menular baru
• Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu tertentu
• Peningkatan kejadian kesakitan >2 x dibandingkan dengan periode sebelumnya
• Jumlah penderita baru dalam periode 1 bulan meningkat >2x dibandingkan dengan angka
rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya
• Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun meningkat >2x dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya
• Case Fatality Rate dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan >50% dibanding
periode sebelumnya
• Proportional Rate penderita baru pada satu periode meningkat >2x dibanding satu periode
sebelumnya
Laporan Puskesmas ke Dinkes
Laporan W1(Laporan Wabah) Laporan W2
• Isi Laporan: Tempat KLB, Jumlah P/M, • Laporan mingguan KLB.
Gejala/tanda-tanda.
• Isi laporan : jumlah penderita dan
• Dalam jangka waktu 24 jam setelah
mengetahui kepastian (hasil
kematian PMTKLB selama satu
pengecekan lapangan) adanya minggu yang tercatat di
tersangka KLB. Puskesmas.
• Selain melalui pos, penyampaian isi • Pembuatan laporan setiap
laporan dapat dilakukan dengan sarana minggu.
komunikasi cepat lainnya, sesuai situasi • Pengiriman laporan : setiap
dan kondisi yang ada.
Senin/Selasa.
• Pembuat laporan: Kepala
Puskesmas. • Pembuat laporan : Kepala
Puskesmas.
Tipe Epidemik
Common source Propagated source
Epidemik yang biasanya Epidemik yang ditularkan/disebabkan oleh
ditularkan/disebabkan oleh suatu perantara manusia /hewan dengan cara kontak
(mis ; makanan, air atau fomite lain yang langsung akan tidak langsung kepada
digunakan oleh penderita) manusia/host lainnya
terjadi dalam waktu yang relatif singkat waktu lebih lama dan masa inkubasi yang
lebih lama
Dipengaruhi oleh paparan perantara dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta
penyebaran anggota masyarakat yang rentan
serta morbilitas dari penduduk setempat
Common source epidemic
Point source epidemic = bila pemaparan
penyakit bersumber tunggal dan waktunya
singkat, sehingga resultant/hasil dari
semua kasus/kejadian berkembang hanya
dalam satu masa inkubasi saja

Continous source epidemic = bila periode


pemaparan memanjang, serta kurva
berpuncak tunggal dan datar
Intermitten common source
epidemic = bila lama pemaparan
dan jumlah orang yang terpapar tak
beraturan besarnya

Propagated source epidemic = bila


penularan dari orang ke orang,
berpuncak banyak, dan berjarak
masa 1 inkubasi.
Penanggulan Nyamuk
• Puskesmas/RS melaporkan ke Dinas Kesehatan adanya kasus pasien
DBD → Puskesmas ditugaskan Penyelidikan Epidemiologi (PE) →
hasil PE menentukan langkah selanjutnya (ada 4 opsi)

• PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dilakukan


dengan metode 3M:
– Menguras
– Menutup
– Mengubur

1/3/2016
Pengendalian Vektor Dengue
Fogging fokus Dilaksanakan 2 putaran , interval 1 minggu, radius 200 meter, bila :
• Ditemukan >= DBD lainnya atau >=3 penderita demam tanpa sebab;
dan
• Pada penyelidikan epidemiologi ditemukan jentik nyamuk >= 5%
(angka bebas nyamuk <95%) pada radius 100 m dari lokasi rumah
penderita (House indeks)
Fogging massal • Serentak, menyeluruh dengan cakupan wilayah lebih luas
• Bisa saat KLB atau untuk mencegah KLB
PSN, larvasidasi Bila pada penyelidikan epidemiologi ditemukan jentik (+), namun tidak
ada penderita baru
Penyuluhan Jentik nyamuk (-), penderita baru (-)
Surveilans DBD
SOAL NO 15
Hasil pemeriksaan petugas surveilans di Desa B ternyata terdapat peningkatan
kejadian DBD dalma 30 hari terakhir. Pada bulan sebelumnya terdapat 30 kasus.
Pada bulan ini terdapat 50 orang terdiagnosis DBD. Pada minggu pertama ada
12 orang terkena, minggu kedua ada 18 orang, dan minggu ketiga ada 25 orang.
Kejadian ini disebut
a. Epidemik
b. Pandemi
c. Endemi
d. Outbreak
e. HIperendemi

Soal UKMPPD BATCH Agustus 2021


SOAL NO 16
Kecamatan B mendapatkan laporan ada 3 warganya yang meninggal karena
demam berdarah. Camat B memerintahkan untuk melakukan penyelidikan
epidemiologi guna penanggulangan kasus DBD.
Yang bukan merupakan syarat dilaksanakannya fogging adalah
a. Pasien meninggal disuatu daerah karena DBD
b. Tercatat satu orang dirawat di ICU dengan diagnose DBD
c. Tercatat dua orang positif DBD pada daerah tersebut
d. Tercatat lebih dari 3 orang mengalami demam dan adanya jentik nyamuk
Aedes Aegypi
e. Terjadinya KLB DBD
Tipe Posyandu
SKDN
S: Seluruh. Jumlah total balita di wilayah posyandu
K: KMS. Yang punya KMS
D: Ditimbang. Yang ditimbang posyandu
N: Naik. Yang naik BB nya.

D/S : Partisipasi masyarakat


K/S : Cakupan program
N/D: Penilaian status gizi
D/K : Kesinambungan atau kelangsungan penimbangan
N/S : Keberhasilan Program
Rujukan Antar Instansi

VERTIKAL

HORIZONTAL
Rujukan Antar Dokter
Interval • Pelimpahan sepenuhnya kepada 1 dokter untuk jangka waktu
tertentu
• Selama jangka waktu itu dokter primer tidak ikut campur
Split • Pelimpahan sepenuhnya kepada beberapa dokter untuk jangka
waktu tertentu
• Selama jangka waktu itu dokter primer tidak ikut campur
Collateral • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penangannan
penderita hanya untuk satu masalah tertentu

Cross • Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab pasien kepada


dokter lain untuk selamanya
Angka Morbiditas Rumus x k (100)

Definisi Rumus
Incidence Rate Jumlah kasus baru yang terjadi di
populasi berisiko selama periode
waktu tertentu

Prevalence Rate Jumlah orang yang menderita


penyakit di kalangan tertentu

Attack Rate Seperti incidence rate namun


sering digunakan saat terjadi
outbreak
Secondary Attack Frekuensi kasus baru berdasarkan
Rate kontak dengan kasus lama
Attack Rate vs Secondary Attack Rate
Population
= 10

Attack Rate
= 8/10

Secondary
Attack Rate
= 3/8
Angka Mortalitas
Definisi Rumus
Case Fatality Rate Angka kematian akibat
penyakit tertentu
(kegawatan)
Crude Death Rate Angka kematian kasar

Infant Mortality Rate Angka kematian anak < 1


tahun
Neonatal Mortality Rate Angka kematian anak < 1
bulan

Maternal Mortality Rate Angka kematian ibu yang


mati pada proses kehamilan
dan nifas
Family Tools Assessment
Family Genogram • Pola pewarisan
• Penyakit dalam Keluarga
• Hubungan dan anggota keluarga
Family lifecycle • Menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota,
komposisi, dan fungsi keluarga sepanjang hidup
• Gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi
dialami banyak keluarga
APGAR Score Menilai fungsi keluarga (kasih saying, komunikasi, quality time keluarga,
dll)
SCREEM Menilai sumber daya keluarga dalam mengakses kesehatan
(Social, Culture, Religion, Economic, Education, Medical)
SOAL NO 17
Dinas kesehatan Kota B sedang melakukan evaluasi akhir tahun pada Posyandu setempat.
Kinerja Posyandu ini dalam menyelenggarakan program KIA, KB, dan imunisasi dilaporkan
sekitar 70%. Saat ini terdapat 12 kader aktif dan rencananya akan ditambah karena
meningkatnya jumlah balita yang ditimbang per bulannya. Saat ini tercatat rerata balita yang
ditimbang sebanyak 60 anak dari total 93 anak di wilayah kerja Posyandu. Penimbangan rutin
dilakukan 2 kali/bulan. Kepala Posyandu sudah melangsungkan program Bina Keluarga Balita
namun persentase dana yang dikumpulkan oleh masyarakat untuk membiayai Posyandu ini
masih <50%. Tingkat perkembangan posyandu tersebut adalah…
a. Posyandu madya
b. Posyandu pramadya
c. Posyandu purnama
d. Posyandu mandiri
e. Posyandu pratama
SOAL NO 18
Seorang dokter Puskesmas mendiagnosis pasien menderita penyakit peritonitis
TB dengan HIV. Pasien tersebut harus ditangani oleh dokter spesialis bedah dan
penyakit dalam, sehingga pasien tersebut harus dirujuk ke dua dokter spesialis
tersebut sekaligus.
Jenis rujukan yang dilakukan dokter Puskesmas adalah
a. Interval referral
b. Split referral
c. Collateral referral
d. Specialitic referral
e. Vertical referral
SOAL NO 19
Enam orang anak pada sebuah kelas berisi 30 orang dibawa ke dokter akibat leher yang
membengkak. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa ke-6 anak tersebut menderita
penyakit gondongan. 2 minggu berikutnya, 4 orang anak dari kelas tersebut juga mengalami
keluhan yang sama.
Secondary attack rate pada kasus ini adalah
a. 4/6
b. 4/10
c. 4/30
d. 6/30
e. 1/6
SOAL NO 20
Seorang pria usia 67 tahun datang ke klinik dengan keluhan sulit BAB. Riwayat pasien
menderita diabetes dan hipertensi. Pasien memiliki istri berusia 63 tahun, hidung dengna
seorang pembantu rumah tangga. Kedua anak pasien kerja dan tinggal di kota tidak jauh
dengan orangtuanya. Dokter tersebut ingin mempertimbangkan keadaan keluarga dalam
memberikan pengobatan, melihat dinamika, dan fungsi keluarga dalam memberikan kasih
saying, kemitraan, dan kebersamaan.
Alat yang dapat digunakan adalah
a. Family APGAR
b. Family circle
c. Family lifeline
d. Family life cycle
e. Family genogram
BPJS
PHK dan Cacat Total Tetap Iuran Peserta BPJS Kesehatan
• Bukan peserta PBI: 5% dari gaji/ upah per bulan.
Peserta
• Pegawai pemerintah (PNS, TNI, POLRI): 4%
Bukan PBI dibayar oleh pemberi kerja, 1% dibayar oleh
pekerja. (Perpres Nomor 64 Tahun 2020)
• Pegawai pemerintah (PNS, TNI, POLRI): 4%
PHK/Cacat dibayar oleh pemberi kerja, 1% dibayar oleh
Total Tetap pekerja. (Perpres Nomor 64 Tahun 2020)
• Pegawai non pemerintah: 4% dibayar oleh
Tidak bekerja kembali Bekerja
pemberi kerja, 1% dibayar oleh pekerja.
dan tidak mampu kembali (6 • Peserta individu (Perpres No.64/2020)
bayar iuran (6 bulan)
bulan) • Kelas 1: 150.000
• Kelas 2: 100.000
Perpanjang status • Kelas 3: 42.000
PBI kepesertaan dan
bayar iuran
Perpres No.64 tahun 2020
Perpres No.64 tahun 2020
Pasal 32
1) Batas paling tinggi gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran iuran bagi peserta PPU sebagaimana dimaksud dalam
pasal 30 ayat (1) yaitu sebesar Rp12.000.000 (dua belas juta rupiah)
2) Batas paling rendah gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran iuran bagi peserta PPU sebagaimana dimaksud dalam
pasal 30 ayat (1) yaitu sebesar upah minimum kabupaten/kota
3) Dalam hal pemerintah daerah tidak menetapkan upah minimum
kabupaten/kota maka yang menjadi dasar perhitungan besaran iuran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu sebesar upah minimum provinsi
Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin
a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;
b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat;
c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan
kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan
kerja;
d. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
e. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
f. pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
g. Pelayanan meratakan gigi (ortodensi);
h. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol;
Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin
i. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang
membahayakan diri sendiri;
j. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she,
chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi
kesehatan (health technology assessment);
k. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen);
l. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
m. perbekalan kesehatan rumah tangga;
n. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar
biasa/wabah;
o. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan
yang diberikan.
ERA BPJS: MENATA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
GATE KEEPER CONCEPT – PROMOTIF – PREVENTIF
Memperkuat Posisi Pelayanan Primer dalam Piramida Layanan: Sebagai Pintu Masuk
Sistem Yankes BERJENJANG
Persentase Biaya Pelkes
Askes
NHS NHI
England Taiwa
n
28 %
INA CBGs

76 % 67 %

56 %

Kapitasi Gate Keeper


15 % 24 % 33 %
Prinsip BPJS (UU No. 24 Tahun 2011 Pasal 4)

Kegotongroyongan Prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya jaminan social;
kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji/penghasilan
Nirlaba Prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana
untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya dari seluruh peserta
Keterbukaan Prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar, dan jelas bagi setiap peserta
Kehati-hatian Prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman, dan tertib
Akuntabilitas Prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan
Portabilitas Memberikan jaminan berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat
tinggal dalam wilayah Indonesia
Dana Amanat Iuran merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi
kepentingan peserta jaminan sosial
Kecelakaan
Jasa Raharja
BPJS Kesehatan – Jasa Raharja
BPJS Ketenagakerjaan
Terlambat bayar iuran
(Perpres nomor 64 tahun 2020)

Terhitung 1 Juli 2016, bagi yang menunggak iuran BPJS Kesehatan tidak akan ada denda keterlambatan
pembayaran iuran. Tapi kartu atau jaminan dihentikan sementara bila telat membayar iuran selama 1 bulan sejak
tanggal 10.

Namun, jika penunggak telah melunasi tunggakan iuran BPJS Kesehatannya, maka status kepesertaan akan
diaktifkan kembali oleh pihak BPJS Kesehatan.

Denda dapat berlaku bagi yang mengikuti/ peserta BPJS Kesehatan yang memperoleh rawat inap selama 45 hari
sejak status peserta BPJSnya aktif kembali, yakni denda 5 % dari biaya rawat inap pelayanan kesehatan di kali
dengan lamanya tunggakan per bulannya, dengan ketentuan sebagai berikut:
• Bulan tertunggak iuran maksimal yaitu 12 bulan.
• Besaran denda yang dikenakan paling tinggi 30 Juta.
Kasus 1: Peserta Iuran Menunggak Hingga 4 Tahun
Apabila peserta menunggak hingga 4 tahun, maka total tagihan yang harus dibayar oleh peserta BPJS Kesehatan
adalah iuran dikali dengan 24 bulan
Jadi total iuran yang dibayar oleh peserta adalah Rp 51 Ribu x 24 = Rp 1.224.000

Kasus 2: Peserta Iuran Menunggak 3 Bulan Berturut-Turut


peserta menunggak selama 3 bulan berturut-turut maka peserta harus membayar iuran selama 3 bulan tersebut
agar kartu BPJSnya aktif kembali. Jadi total iuran yang dibayarkan oleh peserta adalah iuran x 3 = Rp 240 Ribu

Kasus 3: Peserta Iuran Menunggak Selama 2 Bulan Berturut-turut dan Dirawat Inap Selama 7 Hari Setelah
Membayar Iuran
biaya rawat inap yang dikeluarkan selama 7 hari misalnya biaya rawat inapnya sebesar Rp 7.000.000,- selama 7
hari.
Denda yang harus dibayarkan peserta BPJS Kesehatan dalam kasus diatas: 5% x 7.000.000,- x 2 = Rp 700.000,-
Kenaikan Kelas Peserta BPJS
Kelas Keas yang Biaya Tambahan
Awal diinginkan
3 PBI Tidak bisa naik kelas
3 2 Selisih biaya tarif INA-CBG pada kelas rawat inap lebih tinggi
3 1 yang dipilih dengan tarif INA-CBG pada kelas rawat inap yang
2 1 sesuai hak peserta
2 dan 3 VIP (1 • Selisih tarif INA CBG kelas 1 dengan tarif INA CBG kelas sesuai haknya, dan
tingkat • Biaya tambahan maksimal 75% dari tarif INA CBG kelas 1
diatas kelas
1)
1 VIP Biaya tambahan maksimal 75% dari tarif INA CBG kelas 1
1,2, 3 Kelas diatas Selisih biaya tarif rumah sakit pada kelas yang dipilih dengan
VIP tarif INA CBG pada kelas yang menjadi haknya
SOAL NO 21
Seorang wanita usia 32 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan lemas akibat BAB cair
sejak 3 hari yang lalu. Dokter menyarankan pasien untuk dirawat inap. Pasien merupakan
pegawai BUMN dan peserta JKN dengan iuran sebesar 5% dari gaji per bulan. Iuran BPJS
tidak dibayar semua oleh pasien, sebagian dibayar oleh pemberi kerja.
Proporsi iuran BPJS yang harus di bayar pasien adalah
a. 1%
b. 2%
c. 3%
d. 4%
e. 5%
SOAL NO 22
Seorang pria usia 50 tahun dibawa ke IGD oleh anaknya karena terjatuh saat sedang
memperbaiki atap rumah sekitar 30 menit yang lalu. Pasien tampak tidak sadarkan
diri, mengorok, dan ada darah yang mengalir dari kepala bagian belakang pasien.
Setelah melakukan primary dan secondary survey, dokter menjelaskan kepada
keluarga bahwa pasien kemungkinan perlu menjalani operasi otak dan dirawat di
ICU setelahnya hingga kondisi stabil. Saat keluarga mengurus administrasi, ternyata
pasien belum membayar BPJS selama 6 bulan dan terkena denda.
Batas waktu pembayaran denda pasien adalah…
a. 1 x 24 jam hari kerja
b. 3 x 24 jam hari kerja
c. 5 x 24 jam hari kerja
d. 7 x 24 jam hari kerja
e. Setelah pasien pulang
SOAL NO 23
Berdasarkan UU no. 24 tahun 2011 pasal 4, BPJS melaksanakn program JKN
guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia. Pelaksanaan
jaminan social menggunakan dana yang berasal dari masyarakat dan tidak
digunakan untuk kepentingan siappaun kecuali masyarakat itu sendiri.
Diperlukan adanya pengelolaan dana yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Indonesia.
Prinsip BPJS pada skenario diatas disebut
a. Akuntabilitas
b. Portabilitas
c. Keterbukaan
d. Nirlaba
e. Gotong royong
SOAL NO 24
Seorang laki-laki 30 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai
mobil. Pasien kecelakaan karena menabrak sebuah bus yang kebetulan lewat.
Pasien memiliki kartu BPJS. Namun pasien takut untuk membuat laporan
kepolisian karena tidak memiliki SIM.
Bagaimanakah tanggungan untuk biaya pengobatan pada pasien dengan
kasus ini?
a. Ditanggung oleh jasa raharja
b. Ditanggung oleh BPJS
c. Ditanggung oleh Jasa Raharja dan BPJS
d. Pembayaran pribadi
e. Ditanggung oleh RS
SOAL NO 25
Seorang pria usia 26 tahun dibawa ke dokter karena sering marah marah serta
tidak tidur. Pasien merupakan pecandu alcohol, biasa konsumsi rutin namun
sudah 3 hari tidak minum alkohol. Saat ini pasien tampak agitasi dan
halusinasi. Dokter mendiagnosis pasien menderita delirium tremens dan perlu
perawatan observasi.
Bagaimana tanggungan layanan pada pasien ini?
a. Ditanggung BPJS secara INA-CBGS
b. Fee for Service
c. Kegawatdaruratan ditanggung BPJS, Rehabilitasi fee for service
d. Harus didaftarkan dulu ke BPJS khusus psikotropika
e. Kegawatdaruratan fee for service, rehabilitasi oleh BPJS

Anda mungkin juga menyukai