Anda di halaman 1dari 1820

Laki-laki, 40 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak

sejak 3 bulan yang lalu. Dahak dikatakan berwarna


kehijauan. Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kanan, BB
menurun, nafsu makan menurun dan keringat malam sejak
2,5 bulan yang lalu. Pasien merokok 20 batang sehari sejak
SOAL usia 15 tahun. Pasien tidak ada mengkonsumsi obat secara
rutin dan berkelanjutan sebelumnya. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, RR 20 x/menit,
1 Suhu 37,7C. Pada auskultasi didapatkan ronkhi pada apeks
paru kiri, pemeriksaan BTA 2+ dan 3+. Foto thorax
didapatkan infiltrate di lapang atas paru kiri. Terapi yang
tepat adalah….

A. 2RHZ/4RHE
B. 2RHZE/4(RH)3
C. 2HRZES/HRZE/5RHE
D. 2(HRZE)S/HRZE/5(RH)3E3
E. 2RHZES/4RH
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. 2RHZE/4(RH)3
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 40 tahun
• keluhan batuk berdahak sejak 3 bulan yang lalu  berwarna kehijauan.

1 • nyeri dada sebelah kanan, BB menurun, nafsu makan menurun dan keringat
malam sejak 2,5 bulan yang lalu.
• merokok 20 batang sehari sejak usia 15 tahun.
• tidak ada mengkonsumsi obat secara rutin dan berkelanjutan sebelumnya.
• PF: TD 120/80 mmHg, N 84x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 37,7C. Pada auskultasi
didapatkan ronkhi pada apeks paru kiri,
• pemeriksaan BTA 2+ dan 3+.
• Foto thorax didapatkan infiltrate di lapang atas paru kiri
• Dx: Kasus Baru TB

Terapi yang tepat adalah….

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tuberkulosis

PEMBAHASAN

1
• Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang
menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura
(selaput paru)
Sumber: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan TB di
Indonesia, PDPI, 2017 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tuberkulosis
• Tuberkulosis Ekstra Paru

PEMBAHASAN TB di luar paru ringan TB diluar paru berat

• Misalnya : TB kelenjar • Misalnya : meningitis,


1 limfe, pleuritis eksudativa
unilateral, tulang
millier, perikarditis,
peritonitis, pleuritis
(kecuali tulang eksudativa bilateral, TB
belakang), sendi dan tulang belakang, TB usus,
kelenjar adrenal. TB saluran kencing dan
alat kelamin.

Sumber: Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tuberkulosis

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pembagian Kasus TB
Kasus baru
PEMBAHASAN • Penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan

1 (30 dosis harian)

Kasus kambuh (relaps)


• Penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan
hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.
Sumber: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pembagian Kasus TB
Kasus lalai berobat
• Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 minggu atau
PEMBAHASAN lebih, kemudian datang kembali berobat.

Kasus gagal
1 • Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan
ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan)
• Penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif menjadi BTA positif pada
akhir bulan ke-2 pengobatan dan atau gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan

Kasus kronik
• Penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif setelah selesai pengobatan
ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik

Sumber: Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis TB
• Gejala respiratorik : batuk ≥ 3 minggu, batuk darah, sesak
napas, nyeri dada
PEMBAHASAN
• Gejala sistemik: demam, malaise, keringat malam,
anoreksia, berat badan menurun
1 • Pemeriksaan fisik : suara napas bronkial, amforik, suara
napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan
paru, diafragma & mediastinum.
• Penunjang: pemeriksaan dahak sewaktu-pagi-sewaktu,
biakan, radiologi standar foto toraks PA dengan atau
tanpa foto lateral.

Sumber: Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Alur Diagnosis Tb

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t….

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Tuberkulosis
OAT kategori 1 : OAT 2:
PEMBAHASAN 2(HRZE)/4(HR)3 2(HRZE)S/HRZE/5(RH)3E3
• Pasien Tb paru • Pasien Kambuh
1 terkonfirmasi bakteriologis
• Pasien Tb paru
• Pasien gagal pada
pengobatan dengan
terkonfirmasi klinis panduan OAT kategori 1
• Pasien Tb ekstra paru • Pasien yang diobati kembali
setelah putus berobat

Sumber: Pedoman Diagnosis dan


Penatalaksanaan TB di Indonesia, PDPI, 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. 2RHZ/4RHE  kurang tepat , walaupun mirip OAT
PEMBAHASAN kategori 1 namun seharusnya ethambutol tidak
diberikan pada fase intensif
C. 2HRZES/HRZE/5RHE  kurang tepat karena opsi
1 mirip OAT kategori 2, namun RHE pada fase
lanjutan diberikan 3 kali seminggu bukan setiap
hari dan merupakan panduan oat katergori 2
D. 2(HRZE)S/HRZE/5(RH)3E3  OAT Kategori 2
E. 2RHZES/4RH  kurang tepat, walaupun mirip
OAT kategori 1, namun streptomisin tidak
diberikan pada fase intensif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang tepat untuk pasien pada
PEMBAHASAN kasus diatas adalah…

1 B. 2RHZE/4(RH)3

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan
sesak. Pada pemeriksaan fisik terdengar wheezing.
Pasien memiliki riwayat asma berulang sejak 6
bulan yang lalu. Terapi yang paling tepat untuk
SOAL
pasien diatas adalah….

A. Beta 2 agonis kerja cepat oral


2 B.
C.
Nebulisasi salbutamol
Nebulisasi kortikosteroid
D. Injeksi aminofilin
E. Injeksi Kortikosteroid

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. NEBULISASI SALBUTAMOL
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 24 tahun datang ke IGD

2 • keluhan sesak.
• Pasien memiliki riwayat asma berulang sejak 6 bulan
yang lalu
• PF: terdengar wheezing..
• Dx: Asma Eksaserbasi akut

Terapi yang paling tepat untuk pasien diatas adalah….

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi
derajat berat
asma
PEMBAHASAN
berdasarkan
gambaran
klinis
2 (sebelum
pengobatan)

Sumber: Pedoman
diagnosis dan
penatalaksanaan
asma di Indonesia,
PDPI, 2004
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi
derajat
berat asma
PEMBAHASAN pada
penderita
2 dalam
pengobatan

Sumber: Pedoman
diagnosis dan
penatalaksanaan
asma di Indonesia,
PDPI, 2004
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pengobatan
Sesuai berat
Asma
PEMBAHASAN

2
Sumber: Pedoman
diagnosis dan
penatalaksanaan
asma di Indonesia,
PDPI, 2004
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi berat serangan asma akut

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,


2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penatalaksanaan Serangan Asma Di Rumah Sakit

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,


2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t…

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,


2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t…

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,


2004 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rencana
pengobatan
serangan asma
berdasarkan
PEMBAHASAN
berat serangan
dan tempat
2 pengobatan

Sumber: Pedoman
diagnosis dan
penatalaksanaan
asma di Indonesia,
PDPI, 2004
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Medikasi dalam tatalaksana Asma
Controller Reliever

• Kortikosteroid inhalasi • Agonis beta2 kerja singkat


PEMBAHASAN • Kortikosteroid sistemik • Kortikosteroid sistemik. (Steroid
• Sodium kromoglikat sistemik digunakan sebagai obat

2 • Nedokromil sodium pelega bila penggunaan


bronkodilator yang lain sudah
• Metilsantin
optimal tetapi hasil belum tercapai,
• Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi penggunaannya dikombinasikan
• Agonis beta-2 kerja lama, oral dengan bronkodilator lain).
• Leukotrien modifiers • Antikolinergik
• Antihistamin generasi ke dua • Aminofillin
(antagonis -H1) • Adrenalin

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,


2004
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Onset dan Durasi (lama kerja)
inhalasi agonis beta-2
Onset Durasi (lama kerja)
PEMBAHASAN
Singkat Lama

2 Cepat Fenoterol

Prokaterol
Formoterol

Salbutamol/Albuterol

Terbutalin

Pirbuterol

Lambat Salmeterol

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI, 2004


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Beta 2 agonis kerja cepat oral  kurang tepat
PEMBAHASAN karena lebih dianjurkan inhalasi
C. Nebulisasi kortikosteroid  controller
2 D. Injeksi aminofilin  pilihan terapi jika setelah
terapi awal respon tidak sempurna atau buruk
E. Injeksi Kortikosteroid  Steroid sistemik
digunakan sebagai obat pelega bila
penggunaan bronkodilator yang lain sudah
optimal tetapi hasil belum tercapai,
penggunaannya dikombinasikan dengan
bronkodilator lain

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang paling tepat pada pasien
PEMBAHASAN diatas adalah….

2 B. NEBULISASI SALBUTAMOL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 25 tahun datang dengan keluhan sesak napas ke
UGD. Hal ini merupakan serangan ke 2 dalam satu
minggu terakhir, pasien masih dapat menceritakan
kondisinya namun dengan kalimat yang terputus-putus.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan, suara nafas wheezing
SOAL di seluruh lapangan paru, TD 130/80 mmHg, N 110
x/Menit, RR 30 x/menit, Suhu 37,5C. Apakah diagnosis dari
pasien tersebut?
3 A. Asma intermiten Ringan
B. Asma intermiten Sedang
C. Asma Persisten Ringan
D. Asma Persisten Sedang
E. Asma Persisten Berat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. ASMA PERSISTEN RINGAN
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 25 tahun
• keluhan sesak napas ke UGD.
3 • serangan ke 2 dalam satu minggu terakhir
• Pasien dapat menceritakan kondisinya namun
dengan kalimat yang terputus-putus.
• PF: suara nafas wheezing di seluruh lapangan paru, TD
130/80 mmHg, N 110 x/Menit, RR 30 x/menit, Suhu
37,5C.

Apakah diagnosis dari pasien tersebut?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi
derajat berat
asma
PEMBAHASAN
berdasarkan
gambaran
klinis
3 (sebelum
pengobatan)

Sumber: Pedoman
diagnosis dan
penatalaksanaan
asma di Indonesia,
PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi
derajat
berat asma
PEMBAHASAN pada
penderita
3 dalam
pengobatan

Sumber: Pedoman
diagnosis dan
penatalaksanaan
asma di Indonesia,
PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pengobatan
Sesuai berat
Asma
PEMBAHASAN

3
Sumber: Pedoman
diagnosis dan
penatalaksanaan
asma di Indonesia,
PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi berat serangan asma akut

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,


2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penatalaksanaan Serangan Asma Di Rumah Sakit

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,


2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t…

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia, PDPI,


2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t…

PEMBAHASAN

Sumber: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan asma di Indonesia,


PDPI,2003 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rencana
pengobatan
serangan asma
berdasarkan
PEMBAHASAN
berat serangan
dan tempat
3 pengobatan

Sumber: Pedoman
diagnosis dan
penatalaksanaan
asma di Indonesia,
PDPI, 2003
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Asma intermiten Ringan  tidak tepat, karena
PEMBAHASAN klasifikasi intermiten tidak dibedakan menjadi
ringan ataupun sedang
B. Asma intermiten Sedang  tidak tepat, karena
3 klasifikasi intermiten tidak dibedakan menjadi
ringan ataupun sedang
D. Asma Persisten Sedang  kurang tepat, karena
pada persisten ringan, serangan terjadi setiap
hari
E. Asma Persisten Berat  kurang tepat, karena
pada persisten ringan, serangan terjadi terus
menerus
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang tepat pada kasus
PEMBAHASAN diatas adalah…

3 C. ASMA PERSISTEN RINGAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 55 tahun mengeluhkan nyeri pinggang kiri sejak
2 minggu. Nyeri tidak menjalar dan demam disangkal.
Pada pemeriksaan fisik diperoleh nyeri ketok CVA positif.
Pemeriksaan radiologi pasien didapatkan lesi radioopak
pada pyelum berbentuk tanduk rusa. Pemeriksaan baku
SOAL emas untuk menyokong diagnosis di atas adalah...

4 A.
B.
USG ginjal
MRI
C. CT scan
D. BNO lVP
E. Biopsi ginjal Ig

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. CT SCAN
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• nyeri pinggang kiri sejak 2 minggu.
4 • Nyeri tidak menjalar dan demam disangkal.
• PF: nyeri ketok CVA positif.
• Radiologi: lesi radioopak pada pyelum berbentuk
tanduk rusa.

Pemeriksaan baku emas untuk menyokong diagnosis


di atas adalah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Urolithiasis

PEMBAHASAN
• Lokasi batu ginjal dijumpai khas di kaliks atau
pelvis

4 • Batu ginjal sebagian besar mengandung batu


kalsium. Batu oksalat, kalsiurn oksalat, atau kalsium
fosfat, secara bersama dapat dijumpai sampai
65-85% dari jumlah keseluruhan batu ginjal.

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Urolithiasis

PEMBAHASAN Calcium containing stones are radiopaque


• calcium oxalate +/- calcium phosphate
4 • struvite (triple phosphate) - usually opaque but variable
• pure calcium phosphate

Lucent stones include


• uric acid
• cystine
• lndinavir stones
• pure matrix stones

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Urolitiasis

PEMBAHASAN
• Tujuan pemeriksaan imaging pada kasus batu
saluran kemih
• Menentukan adanya batu
4 •

Evaluasi komplikasi
Estimasi passage batu
• Konfirmasi passage batu
• Menilai beratnya batu dan aktivitas gangguan yang
disebabkan batu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. USG ginjal  hidronefrosis, gagal ginjal,
PEMBAHASAN pemeriksaan awal
B. MRI ginjal  tidak dianggap baku emas
4 D. BNO lVP  bukan gold standard
E. Biopsi ginjal  ke arah massa tumor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan baku emas pada kasus
PEMBAHASAN diatas adalah…

4 C. CT SCAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 20 tahun diantar ibunya berobat ke IGD karena
tidak berkemih sejak 12 jam SMRS. Sebelumnya terdapat
BAB encer 10 x/hari dan muntah setiap kali makan dan
minum. Pada pemeriksaan fisik diperoleh TD 80/60 mmHg,
frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit,
SOAL pasien tampak Ietargi dan turgor kembali sangat lambat.
Diagnosis yang sesuai dengan temuan di atas adalah...

5 A.
B.
Gagal Ginjal Akut derajat 0
Gagal Ginjal Akut derajat 1
C. Gagal Ginjal Akut derajat 2
D. Gagal Ginjal Akut derajat 3
E. Gagal Ginjal Akut derajat 4

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. GAGAL GINJAL AKUT DERAJAT
3
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 20 tahun ke IGD
• tidak berkemih sejak 12 jam SMRS.
5 • BAB encer 10 x/hari dan muntah setiap kali makan
dan minum.
• PF: TD 80/60 mmHg, N116 x/menit, frekuensi napas 24
x/menit, pasien tampak Ietargi dan turgor kembali
sangat lambat.

Diagnosis yang sesuai dengan temuan di atas adalah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Derajat
Dehidrasi
PEMBAHASAN

Sumber: Panduan Praktik


Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Definisi Acute Kidney Injury

PEMBAHASAN
Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam
yaitu:
• kenaikan kadar kreatinin serum 20. 3 mgl dl (> 26.4
5 pmol/l), atau
• presentasi kenaikan kreatinin serum >50% (1.5 x
kenaikan dari nilai dasar), atau
• pengurangan produksi urin (oliguria yang tercatat
< 0.5 ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam).

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi AKI
Hipoperfusi yang disebabkan oleh hipovolemia atau menurunnya volume
PEMBAHASAN GGA sirkulasi yang efektif
Prerenal hiponatremi, hipotesis, penggunaan diuretik, sirosis hati dan gagal jantung

5 GGA Nekrosis Tubular Akut

Renal vaskulitis, hipertensi maligna, glomerulus nefritis akut, nefiitis interstitial


akut

obstruksi intra-renal dan ekstra renal


GGA Post
Renal Batu saluran kencing, Tumor,

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi
AKI
PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Sudoro,
A.,2009 WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Derajat GGA (KDIGO)

PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Acute Kidney Injury
Organ Temuan Klinis
Kulit Livido reticularis, iskemia jari-jari, butterfly rash, purpura, vaskulitis sistemik.
PEMBAHASAN Maculopapular rash ditemukan pada nefritis interstitial alergi.

5 Mata Keratitis, iritis, uveitis, konjungtiva kering: ditemukan pada vaskulitis autoimun.
Jaundice: penyakit liver. Band keratopathy (karena hiperkalsemia): mieloma
multipel. Retinopati diabetes. Retinopati hipertensi. Atheroemboli.
Kardiovaskular Nadi iregular: tromboemboli. Murmur: endokarditis. Pericardial friction rub:
perikarditis uremikum. JVP meningkat, ronki basah basal, S3: gagal jantung.
Abdomen. Massa pulsatil atau bruits: atheroemboli. Nyeri tekan abdomen atau CVA:
nefrotlitiasis, nekrosis papilar, trombosis arteri atau vena renalis. Massa pada
pelvis atau rektum, hipertorofi prostat, distensi bladder: obstruksi saluran
kemih. Iskemia, edema ekstremitas: rabdimiolisis
Pulmo Ronki: sindro Goodpasture, Wegener granulomatosis. Hemoptysis: Wegener
granulomatosis.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Ed, 2011

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Pengganti Ginjal pada Pasien
Kritis dengan GGA

PEMBAHASAN

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Gagal Ginjal Akut derajat 0  tidak ada
PEMBAHASAN B. Gagal Ginjal Akut derajat 1  UO < 0,5
ml/kgBB/jam dalam 6-12 jam
5 C. Gagal Ginjal Akut derajat 2  UO < 0,5
ml/kgBB/jam dalam ≥12 jam
E. Gagal Ginjal Akut derajat 4  tidak ada

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis kasus diatas adalah….

5 D. GAGAL GINJAL AKUT


DERAJAT 3

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 45 tahun dirawat di RS dengan suatu penyakit
infeksi dan dilakukan injeksi antibiotik. Setelah disuntik
pasien merasa sesak, wajah bengkak dan kemudian
tidak sadarkan diri. Apakah tatalaksana pada pasien ini?

SOAL A. Epinefrin
B. Salbutamol
C. Ventolin
6 D.
E.
Bronkodilator
Steroid

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. EPINEFRIN

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 45 tahun

6 • dirawat di RS dengan suatu penyakit infeksi dan


dilakukan injeksi antibiotik.
• Setelah disuntik pasien merasa sesak, wajah
bengkak dan kemudian tidak sadarkan diri.
• Dx: Syok Anafilaktik

Apakah tatalaksana pada pasien ini?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Syok Anafilaksis
Reaksi tipe segera yang
dimediasi oleh interaksi antara Interaksi tersebut menimbulkan
allergen dengan igE yang terikat berbagai manifestasi yaitu gejla
pada permukaan sel mast atau sistemik
PEMBAHASAN basofil

6 Anafilaksis

Manifestasi klinis yang timbul


Susah dibedakan dengan reaksi meliputi gejala pada kulit,
anafilaktoid namun nafilaktoid pernapasan, kardiovaskuler,
secara mekanisme tidak gastrointestinal dan gejala pada
melibatkan igE sistem organ lain seperti rhinitis,
konjungtivitis

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anafilaksis

PEMBAHASAN

Sumber: Emergency Treatment of Anaphylactic Reaction, 2008, Resuciation Council UK


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anafilaksis

PEMBAHASAN

Sumber: World Allergy Organization


Anaphylaxis Guideline Summary

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anafilaksis

PEMBAHASAN

Sumber: World Allergy Organization


Anaphylaxis Guideline Summary

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana
Posisi trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi) akan membantu menaikkan venous return
sehingga tekanan darah ikut meningkat. 2. Pemberian

Oksigen 3–5 liter/menit harus dilakukan, pada keadaan yang sangat ekstrim tindakan trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu
dipertimbangkan.

PEMBAHASAN
Pemasangan infus, cairan plasma expander (Dextran) merupakan pilihan utama guna dapat mengisi volume intravaskuler
secepatnya. Jika cairan tersebut tak tersedia, Ringer Laktat atau NaCl fisiologis dapat dipakai sebagai cairan pengganti

6 Adrenalin 0,3 – 0,5 ml dari larutan 1 : 1000 i.m dapat diulangi 5–10 menit. Atau 0,1 – 0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam spuit
10 ml dengan NaCl fisiologis, diberikan perlahan-lahan i.v

jika masih terjadi bronkospasm setelah pemberian adrenalin, berikan 250 mg aminofilin i.v perlahan-lahan selama 10 menit.
Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melalui drips infus

Antihistamin yang biasa digunakan adalah difenhidramin HCl 5–20 mg IV dan untuk golongan kortikosteroid dapat digunakan
deksametason 5–10 mg IV atau hidrokortison 100–250 mg IV

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama,
MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Emergency Treatment of


Anaphylactic Reaction, 2008, Resuciation
Council UK
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Salbutamol  kurang tepat, lebih dipilih aminofilin
PEMBAHASAN jika bronkospams blm membaik dengan adrenalin
B. Ventolin  kurang tepat, lebih dipilih aminofilin jika
6 bronkospams blm membaik dengan adrenalin
C. Bronkodilator  kurang tepat karena tidak spesifik
D. Steroid  kurang tepat, merupakan pilihan kedua
setelah adrenalin, kurang manfaatnya pada tingkat
syok anafilaktik, dapat diberikan setelah gejala klinik
mulai membaik guna mencegah komplikasi
selanjutnya berupa serum sickness atau prolonged
effect.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana pada pasien ini adalah…

6 A. EPINEFRIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 70 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada
sendi lutut kiri sejak 2 hari SMRS. Pada pemeriksaan fisik
tampak lutut kiri bengkak, nyeri dan panas. Tanda-tanda
vital dalam batas normal. Analisis cairan sendi
didapatkan leukosit 200.000/LBP. Tidak ditemukan Kristal
SOAL oksalat maupun Kristal urat. Diagnosis yang paling
mungkin pada pasien adalah...

7 A.
B.
Rheumatoid artritis
Osteoartritis
C. Gout arthritis
D. Pseudogout
E. Arthritis septic

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. ARTHRITIS SEPTIC
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 70 tahun,

7 • keluhan nyeri pada sendi lutut kiri sejak 2 hari SMRS.


• PF: tampak lutut kiri bengkak, nyeri dan panas.
Tanda-tanda vital dalam batas normal.
• Analisis cairan sendi: leukosit 200.000/LBP. Tidak
ditemukan Kristal oksalat maupun Kristal urat.

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien adalah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Arthritis Septic

PEMBAHASAN lnfeksi sendi oleh mikroorganisme, paling sering bakteri


• Stap aureus

7 • N Gonorrhea
• S epidermidis (prosthese)
Paling sering lutut melalui penyebaran hematogen

Analisa cairan sendi


• WBC > 50.000
• Neutrofi|> 75%
• Glukosa rendah
Tatalaksana antibiotik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Synovial Fluid Analysis
Arthritis Type Appearance Viscosity White Crystals Biochemistry Culture
cell/mm3
PEMBAHASAN Normal Clear yellow High Few - As per -
plasma

7 Septic arthritis Purulent


Tuberculous
arthritis
Turbid
Low
Low
>>50,000
< 2000
-
-
Glucose low
Glucose low
+
+

Rhematoid Cloudy Low  2000 - - _


Arthritis
Gout Cloudy Normal  2000 Urate NBF - _
Pseudogout Cloudy Normal  2000 Pyrophosph - _
ate PBF
Osteoarthritis Clear yellow High <2000 Often + - _

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Rheumatoid artritis  kaku pagi hari > 30 menit
PEMBAHASAN menyerang sendi kecil, simetris, RF (+)
B. Osteoartritis  nyeri terutama saat beraktivitas,
kaku pagi hari < 30 menit, krepitasi
7 C. Gout arthritis  Bengkak, panas, merah
(infamasi), Nyeri sendi mendadak, Lokasi
tersering MTP 1, siku, lutut, dorsum pedis, dekat
tendo Achilles, Biasanya malam hari atau ketika
suhu lingkungan dingin, analisis cairan sendi,
Kristal urat
D. Pseudogout  analisis cairan sendi kristal
pyrophospate
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jasi diagnosis pada pasien ini adalah…

7 E. ARTHRITIS SEPTIC

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 23 tahun datang ke praktek dokter umum
dengan nyeri pada sendi kaki, bahun, siku, lutut,
pergelangan kaki sejak 4 bulan yang lalu. Pasien juga
sering merasa lemas, rambut rontok, kadang-kadang
demam dan kedua pipi kemerahan jika terkena sinar
SOAL matahari. Pada pemeriksaan fisik: TD 110/70 mmHg Nadi
80x/menit, RR 20x/menit, suhu 367°C. Tampak kanan kiri
kemerahan, didapatkan luka di dalam mulut.
8 Pemeriksaan darah: Hb 9 g/dl, leukosit 3400, trombosit
230000. Pada urin didapatkan protein +3. Apakah terapi
yang dapat diberikan pada pasien?

A. Peroxicam
B. Sulfasalazine
C. Eritromisin
D. Vitamin A
E. Hidroxychloroquin
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. HIDROXYCHLOROQUIN
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, 23 tahun
• nyeri pada sendi kaki, bahun, siku, lutut, pergelangan kaki sejak

8 4 bulan yang lalu.


• sering merasa lemas, rambut rontok, kadang-kadang demam
dan kedua pipi kemerahan jika terkena sinar matahari.
• PF: TD 110/70 mmHg Nadi 80x/menit, RR 20x/menit, suhu 367°C.
Tampak pipi kanan kiri kemerahan, didapatkan luka di dalam
mulut.
• Lab: Hb 9 g/dl, leukosit 3400, trombosit
230000. Pada urin didapatkan protein +3.

Apakah terapi yang dapat diberikan pada pasien?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Lupus
Penyakit SLE dapat dikategorikan ringan atau berat sampai mengancam
nyawa.
PEMBAHASAN SLE Ringan
• Secara klinis tenang

8 • Tidak terdapat tanda atau gejala yang mengancam nyawa

• Fungsi organ normal atau stabil, yaitu: ginjal, paru, jantung,


gastrointestinal, susunan sarafpusat, sendi, hematologi dan kulit.
• Contoh SLE dengan manifestasi arthritis dan kulit

SLE Sedang
• Nefritis ringan sampai sedang ( Lupus nefritis kelas I dan II)
• Trombositopenia (trombosit 20-50x103/mn13]
• Serositis mayor
Sumber: Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan
Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik, 2011

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Lupus
SLE berat atau mengancam nyawa
PEMBAHASAN
• Jantung: endokarditis Libman Sacks, vaskulitis arteri koronaria, miokarditis, tamponade
jantung, hipertensi maligna.

8 • Paru-paru: hipertensi pulmonal, perdarahan paru, pneunxonitis, emboliparu, infark


paru, fibrosis interstisial, shrinking lung.
• Gastrointestinal: pankreatitis, vaskulitis mesenterika
• Ginjal: nefritis proliferatifdan atau membranous.
• Kulit: vaskulitis bemt, mam diius disertai ulkus atau melepuh (blister).
• Neurologi: kejang, acute confusionalstate, Roma, stroke, mlelopati transversa,
mononeuritis, polineuritis, neuritis optik, psikosis, sindroma demielinasi.
• Hematologi: anemia licmolitik, neutropenia (leukosit <1.000/mm3), trombositopenia <
20.000/mm3 . purpura trombotik trombositopenia, thrombosis vena atau arteri.
Sumber: Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan
Pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik, 2011

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia Untuk Diagnosis dan Pengelolaan Lupus Eritematosus
Sistemik, 2011
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Peroxicam  NSAID yang digunakan adalah
PEMBAHASAN paracetamol
B. Sulfasalazine  dihindari pada SLE karena
8 mengakibatkan drug induced lupus
C. Eritromisin  antibiotic diberikan jika pasien SLE
mengalami infeksi akut
D. Vitamin A  vitamin yang diberikan adalah
vitamin D pada pasien dengan terapi
kortikosteroid karena risiko osteoporosis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang dapat diberikan pada
PEMBAHASAN pasien adalah….

8 E. HIDROXYCHLOROQUIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
sering terbangun malam hari karena nyeri perut, keluhan
dirasakan disekitar kanan atas garis tengah abdomen,
keluhan hilang ketika selesai makan dan minum antasida.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, N
SOAL 80x/menit, Suhu 37C. Pemeriksaan penunjang yang
paling tepat adalah….

9 A.
B.
Pemeriksaan darah lengkap
Foto polos abdomen
C. USG Abdomen
D. Endoskopi
E. CT Scan Abdomen

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. ENDOSKOPI
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 45 tahun
• keluhan sering terbangun malam hari karena nyeri
9 perut
• keluhan dirasakan disekitar kanan atas garis tengah
abdomen
• keluhan hilang ketika selesai makan dan minum
antasida.
• PF: TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, Suhu 37C.

Pemeriksaan penunjang yang paling tepat adalah….

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Dispepsia
Berdasarkan consensus Internasional Panel of Clinical
PEMBAHASAN Investigation
• dispepsia didefinisikan sebagai rasa nyeri atau tidak nyaman yang terutama

9 dirasakan di daerah perut bagian atas

Kriteria Roma III terbaru

• dispepsia fungsional didefi nisikan sebagai sindrom yang mencakup satu atau
lebih dari gejala-gejala berikut: perasaan perut penuh setelah makan, cepat
kenyang, atau rasa terbakar di ulu hati, yang berlangsung sedikitnya dalam 3
bulan terakhir, dengan awal mula gejala sedikitnya timbul 6 bulan sebelum
diagnosis.
Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor risiko dispepsia

PEMBAHASAN
• konsumsi kafein berlebihan
• minum minuman beralkohol

9 • Merokok
• konsumsi steroid dan OAINS
• serta berdomisili di daerah dengan prevalensi H.
pylori tinggi.

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Dispepsia

PEMBAHASAN
Perasaan ‘begah’

9 Fungsional
Postprandial distress
syndrome
setelah makan dan
perasaan cepat
kenyang

Rasa nyeri yang lebih


Epigastric pain konstan dirasakan dan
syndrome tidak beitu terkait
Dispepsia dengan makan
Ulkus gaster, ulkus
duodenum, gastritis
Organik erosi, gastritis,
duodenitis dan proses
keganasan
Sumber:
1. Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012
2. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Dispepsian dan infeksi helicobacter pylori, 2014
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Diagnosis Roma II untuk
dyspepsia fungsional
PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t…

PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t….

PEMBAHASAN

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan Penunjang

PEMBAHASAN
• Esofagogastroduodenoskopi dapat dilakukan bila
sulit membedakan antara dispepsia fungsional
dan organik, terutama bila gejala yang timbul
9 tidak khas, dan menjadi indikasi mutlak bila pasien
berusia lebih dari 55 tahun dan didapatkan
tanda-tanda bahaya

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Konsensus Nasional Penatalaksanaan Dispepsian dan


infeksi helicobacter pylori, 2014
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Algoritma
Tatalaksana
Dispepsia di
PEMBAHASAN
berbagai
Tingkat
9 layanan
kesehatan

Sumber: Konsensus Nasional


Penatalaksanaan Dispepsian dan infeksi
helicobacter pylori, 2014
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

Sumber: Konsensus Nasional Penatalaksanaan


Dispepsian dan infeksi helicobacter pylori, 2014
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tanda Bahaya

PEMBAHASAN
• perdarahan saluran cerna
• sulit menelan

9 • nyeri saat menelan


• anemia yang tidak bisa dijelaskan sebabnya
• perubahan nafsu makan
• penurunan berat badan
• ada indikasi endoskopi.

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J, Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Algoritma
pengelolaan
pasien
PEMBAHASAN dengan
dispepsia
9

Sumber: Abdullah,M. dan Gunawan J,


Dispepsia, CDK-197/vol39 no9, th.2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Pemeriksaan darah lengkap kurang tepat,
PEMBAHASAN karena hasil yang tidak spesifik
B. Foto polos abdomen  kurang tepat, biasanya
9 pada kasus batu saluran kencing
C. USG Abdomen  kurang tepat, biasanya pada
kasus apendisitis
E. CT Scan Abdomen  kurang tepat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan penunjang yang paling
PEMBAHASAN tepat adalah…

9 D. ENDOSKOPI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 56 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
hebat ulu hati yang menjalar ke punggung. la mengaku
nyeri muncul setelah konsumsi alkohol yang banyak,
kemudian semakin bertambah sakit. Pasien juga
mengeluh muntah terus menerus. Pasien memang
SOAL seorang pecandu alcohol. Pada pemeriksaan
didapatkan hemodinamik stabil, murphy sign negatif,
abdomen lemas tanpa tanda adanya masa. Apakah
10 hasil pemeriksaan laboratorium yang mungkin pada
pasien?

A. Peningkatan lipase
B. Penurunan Lipase
C. Peningkatan AST dan ALT
D. Penurunan Feritin
E. Peningkatan LED dan penurunan CRP

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. PENINGKATAN LIPASE
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, 56 tahun
• keluhan nyeri hebat ulu hati yang menjalar ke punggung.
10 • nyeri muncul setelah konsumsi alkohol yang banyak,
kemudian semakin bertambah sakit.
• muntah terus menerus.
• pecandu alcohol.
• PF: hemodinamik stabil, murphy sign negatif, abdomen
lemas tanpa tanda adanya masa.

Apakah hasil pemeriksaan laboratorium yang mungkin


pada pasien?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pankreatitis

PEMBAHASAN

10

Sumber: ACG (American College of Gastroenterology)


tahun 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pankreatitis Akut

PEMBAHASAN

10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pankreatitis Akut Terinduksi TG

PEMBAHASAN

10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Ranson  menentukan
Prognosis
PEMBAHASAN

10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Lipase lebih spesifik daripada Amilase

PEMBAHASAN

10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Penurunan Lipase --> bukan penurunan
PEMBAHASAN C. Peningkatan AST dan ALT  kurang tepat, bisa
menandakan pankreatitis akibat batu empedu
10 D. Penurunan Feritin  kurang tepat terjadi jika
anemia defisiensi besi
E. Peningkatan LED dan penurunan CRP  kurang
tepat, terjadi pada kasus infeksi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, hasil pemeriksaan penunjang yang
PEMBAHASAN mungkin pada pasien adalah…

10 A. PENINGKATAN LIPASE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan
muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi 2 jam
yang lalu sebanyak 2 kali. Sejak 1 minggu yang lalu
pasien mengalami nyeri ulu hati. Pasien riwayat
mengonsumsi obat penghilang nyeri untuk sendinya yang
SOAL dibeli di warung. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
konjungtiva anemis. TD110/70 mmhg. N 89x/m. RR 23x/m,
T 36,6C, nyeri tekan epigastrium. Obat apa yang dapat
11 mengurangi keluhan pasien?

A. Natrium diklofenak
B. Antasida
C. Somatostatin
D. Vitamin K
E. Omeprazol

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. OMEPRAZOL
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 35 tahun datang ke IGD
• keluhan muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi 2

11 jam yang lalu sebanyak 2 kali.


• Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengalami nyeri ulu hati.
• Riwayat mengonsumsi obat penghilang nyeri untuk sendinya
yang dibeli di warung.
• PF: konjungtiva anemis. TD110/70 mmhg. N 89x/m. RR 23x/m, T
36,6C, nyeri tekan epigastrium.
• Dx: Suspek Gastritis Erosiva

Obat apa yang dapat mengurangi keluhan pasien?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pendarahan Saluran Cerna Atas
Penyebab tersering
• ruptur varises gastroesofagus sekitar 50-60%
PEMBAHASAN • gastritis erosif sekitar 25-30%
• tukak peptik sekitar 10-15%

11 • karena sebab lainnya <5%.

Faktor Risiko
• Konsumsi obat-obat NSAID

Faktor Predisposisi
• Riwayat sirosis hepatis
Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pendarahan Saluran Cerna Atas
Anamnesis
• muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi (hematemesis)
• buang air besar berwarna hitam seperti ter atau aspal (melena).
PEMBAHASAN
• komorbid, seperti penyakit hati kronis, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit ginjal dsb.

11 Pemeriksaan fisik
• Hemodinamik
• Jumlah pendarahan
• Tanda komorbid
• RT
• Aspirat dari Naso Gastric Tube (NGT). Aspirat berwarna putih keruh menandakan
perdarahan tidak aktif, aspirat berwarna merah marun menandakan perdarahan masif
sangat mungkin perdarahan arteri.

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama, MenKes,2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Penatalaksanaan

PEMBAHASAN

11

Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tingkat Pertama, MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Natrium diklofenak  factor risiko
PEMBAHASAN B. Antasida  mengurangi factor agresif, asam
lambung
11 C. Somatostatin  pada kasus rupture varises
esofagus
D. Vitamin K  Pada kasus gangguan pembekuan
atau riwayat sakit jantung dengan penggunaan
antiplatet, antikoagulan, dsb

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, obat apa yang dapat mengurangi
PEMBAHASAN keluhan pasien adalah…

11 E. OMEPRAZOL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 34 tahun datang dengan keluhan pucat
dan lemas. Keluhan sudah dirasakan beberapa
minggu. Pasien riwayat mengonsumsi omeprazol
selama 2 tahun terakhir. Dari hasil lab ditemukan Hb
SOAL
8.6, Leukosit 8600. Apa diagnosa kasus diatas?

A. Anemia hemolitik
12 B.
C.
Anemia defisiensi asam B 12
Anemia defisiensi besi
D. Anemia penyakit kronis
E. Anemia aplastik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. ANEMIA DEFISIENSI ASAM B 12

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Wanita, 34 tahun

12 • keluhan pucat dan lemas sejak beberapa


minggu.
• Pasien riwayat mengonsumsi omeprazol selama 2
tahun terakhir.
• Dari hasil lab ditemukan Hb 8.6, Leukosit 8600.

Apa diagnosa kasus diatas?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Thalasemia
N
Sideroblastik
Mikrositik
Besi serum
Hipokromik
Def. Besi

PEMBAHASAN ↓
Peny.kronik

12 Anemia ↑
Anemia
hemolitik

Pendarahan
akut
Normositik
Retikulosit Anemia
normokronik
aplastic
Defisiensi
Makrositik folat Anemia
N/↓
(megaloblast renal
ik) Defisiensi
B12 Leukimia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

12

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Vitamin B12

Vit B12 (kobalamin) berfungsi untuk hematopoiesis dan


PEMBAHASAN fungsi neuron

12 Banyak didapat dari protein hewani

Membutuhkan factor intrinsik (IF) untuk absorpsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

12

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Defisien Vitamin B12

PEMBAHASAN Asupan tidak cukup: vegetarian (arang)

12 Malabsorbsi

• achlorhidria gaster, gastrektomi, obat-obat yang menghalangi sekresi asam


• Produksi faktor intrinsik yang tak mencukupi: anemia pernisiosa, Gastrektomi total,
Abnormalitas fungsional atau tak adanya faktor intrinsik yang bersifat kongenital.
• Gangguandariileumterminalis
• Obat-obalan: p-aminosalicylic acid, kolkisin, neomsin.

Lain lain: NO (Nitrous oxide) anesthesia, defisiensi transkobalamin II


(arang), defek enzim kongenital (arang).

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anemia Megaloblastik-
defisiensi Vitamin B12 & folat
PEMBAHASAN

12
Anemia megaloblastik  ukuran eritrosit Perbandingan eritrosit dan leukosit pada
membesar dan hamper sama dengan keadaan normal.
leukosit. Tampak neutrophil dengan
hipersegmentasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala Defisiensi B12
• Atrophic glossitis ( shiny
PEMBAHASAN tongue)
• Shuffling broad gait
12 • Anemia and related
symptoms
• Malabsorpsi
• Jaundice
• Personality changes
• Hyperhomocysteinemia
• Neurologic symptoms

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Defisiensi B12

• Vitamin B12 parenteral (IM atau SC) 1 mg/hari


PEMBAHASAN selama 1 minggu
• Dilanjutkan dengan 1 mg/minggu selama 4
12 minggu, lalu 1 mg/bulan
• Sediaan oral kurang efektif apabila terdapat
gangguan absorpsi vitamin B12 di gastrointestinal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Anemia hemolitik  anemia, jaundice,
PEMBAHASAN splenomegaly
C. Anemia defisiensi besi  atopi papil lidah,
12 kiolonychia, angular cheilitis
D. Anemia penyakit kronis  karena gangguan
utilisasi besi, ex pada pasien TB, kanker
E. Anemia aplastic  pansitopenia, tidak ada
organomegali, BMP gambaran hipoplastik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis pasien pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah….

12 B. ANEMIA DEFISIENSI ASAM B


12

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 55 tahun mengeluhkan Iemas dan pucat. Pada
pemeriksaan darah didapatkan Hb 7 g/dL dengan
hematokrit 21%. Hasil pemeriksaan besi didapatkan
peningkatkan besi yang tidak terikat. Pada morfologi
apusan darah ditemukan sel darah merah dengan
SOAL pappenheimer bodies. Pada aspirasi sumsum tulang
ditemukan sel berinti dikelilingi oleh cincin besi. Apakah
diagnosis yang mungkin pada kasus ini?
13
A. Anemia defisiensi besi
B. Thalasemia
C. Anemia sideroblastik
D. Anemia aplastik
E. AIHA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. ANEMIA SIDEROBLASTIK
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Iemas dan pucat.
13 • Lab: Hb 7 g/dL dengan hematokrit 21%.
• Pemeriksaan besi: peningkatkan besi yang tidak terikat.
• apusan darah: sel darah merah dengan pappenheimer
bodies.
• Aspirasi sumsum tulang: sel berinti dikelilingi oleh cincin
besi.

Apakah diagnosis yang mungkin pada kasus ini?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pappenheimer bodies

PEMBAHASAN
• Ditemukan granula basofilik (besi)
pada sel darah merah

13 • RBC yang mengandung


pappenheimer bodies disebut
sebagai siderosit
• Sering ditemukan pada kondisi
post-splenektomi, MDS, anemia
sideroblastik, anemia hemolitik,
keracunan timbal, atau penyakit
anemia sel bulan sabit
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ring sideroblast

PEMBAHASAN
• Tampak deposit granula
biru pada eritroblast

13 • Granula tsb merupakan


mitokondria yang
terkontaminasi iron
• Khas pada anemia
sideroblastik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anemia sideroblastik

PEMBAHASAN
• Anemia akibat defek eritropoiesis karena kelainan
jalur porfirin

13 • Besi mampu masuk dalam mitokondria namun


tidak bisa terikat pada heme  membentuk
cincin mengelilingi inti (ringed sideroblas)
• Anemia mikrositik
• Penyebab
• Alkoholisme kronik
• Obat (isoniazid)
• Genetik
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Anemia defisiensi besi  SI turun, TIBC naik
PEMBAHASAN B. Thalasemia  kuning, hepatomegaly
D. Anemia aplastic  kuning, hepatomegaly
13 E. AIHA  reaksi saat tranfusi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang mungkin pada kasus
PEMBAHASAN diatas adalah…

13 C. ANEMIA SIDEROBLASTIK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 27 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
pucat sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai pusing
dan lemah. Jari-jari akan membiru jika berada di
tempat dingin. Mata tampak kekuningan dan BAK
diketahui kuning kecoklatan. Pada pemeriksaan fisik
SOAL didapatkan TD 120/80 mmHg, N 90x/menit, RR16x/menit,
suhu 36,6C, sklera ikterik, konjungtiva anemis dan
hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan lab didapatkan
14 hasil Hb 10 gr/dl, MCV 86, MCH 28, Coomb test (+). Terapi
yang tepat untuk kasus ini adalah….

A. Transfusi washed PRC


B. Prednison
C. Transfusi PRC
D. Penicillin Prokain
E. Loadingcairan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. PREDNISON
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, 27 tahun datang ke IGD RS
• keluhan pucat sejak 1 bulan yang lalu.

14 • Pusing dan lemah.


• Jari-jari akan membiru jika berada di tempat dingin.
• Mata tampak kekuningan dan BAK diketahui kuning
kecoklatan.
• PF: TD 120/80 mmHg, N 90x/menit, RR16x/menit, suhu 36,6C,
sklera ikterik, konjungtiva anemis dan hepatosplenomegali.
• Lab: Hb 10 gr/dl, MCV 86, MCH 28, Coomb test (+).

Terapi yang tepat untuk kasus ini adalah….

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hemolisis

Letak Penyebab

PEMBAHASAN
Extravascular (90%) Intravaskular (10%) Intrinsik Ekstrinsik

14 Reticuloendothelial
Membran Autoimun
(RE) system

Enzim Infeksi

Hemoglobin Microangiopathy

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anemia Hemolitik: Defek Intrinsik

PEMBAHASAN

14 Membran
Herediter Osmotic
spherocyte fragility test

Enzim C6PD def C6PD assay


Intrinsik

Hb
Thalassemia
elektroforesis
Hemoglobin
Sickle cell

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anemia Hemolitik : defek
Ekstrinsik
PEMBAHASAN Warm

Autoimun

14 Cold

Ekstrinsik
Microangiopathy Prosthetic valves

Infeksi Malaria,etc

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anemia Hemolitik Imun

PEMBAHASAN Definisi

14 • Anemia hemolitik imun (autoimmune hemolytic otrctnid =


AIHA/AHA) merupakan suatu kelainan di mana terdapat
antibodi terhadap sel-sel eritrosit sehingga umur eritrosit
memendek.

Diagnosis
• DirectAntiglobulin Test (direct Coomb's test)
• Indirect antiglobulin test (indirect Coomb's test.)
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anemia Hemolitik Imun

PEMBAHASAN

14

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
AIHA tipe Hangat
Sekitar 70% kasus AIHA memiliki tipe hangat, di mana autoantibodi bereaksi secara
optimal pada suhu 370C.

PEMBAHASAN
Gejala

14 • Onset penyakit tersamar, gejala anemia terjadi perlahanJahan, ikterik, dan demam.

Lab

• Hemoglobin sering dijumpai di bawah 7 g/dl Pemeriksaan Coomb direk biasanya positip

Terapi

• Kortikosteroid : 1-1.5 mg/kgBB/irari. Dalam 2 minggu sebagian besar akan menunjukkan respon klinis baik
• Bila terapi steroid tidak adekuat atau tidak bisa dilakukan tapering dosis selama 3 bulan, maka perlu
dipertimbangkan splenektom
• Imunosupresi. Azathioprin 50-200 mg/hari (80 mg/m2), siklofosfamrd 50- I 50 mgftari (60 melt::,2)
Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
AIHA tipe dingin
diperantarai antibodi dingin yaitu aglutinin dingin dan antibodi Donath-Landstainer.

Gejala
PEMBAHASAN • Anemia biasanya ringan dengan Hb: 9-12 g/dl. Sering didapatkan akrosianosis, dan splenomegali

14
Lab
• anemia ringan, sferositosis, polikromatosia, tes Coombs positif, anti-I, anti-I, anti Pr, anti- M, atau
anti-P.
Terapi
• menghindarai udara dingin yang dapat memicu hemolisis
• Prednison dan splenektomi tidak banyak membantu
• Chl orambucil 2- 4 mglhai Plasmafaresis untuk mengurangi antibodi IgM

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

14

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Treatment
For Warm Autoimune Hemolytic Anemia
PEMBAHASAN
• Corticosteroids & immunoglobulins are 2 common
treatments.
14 • Initial medical treatment consists of prednisone
• Other options include rituximab, donazol,
cyclosphosphamide, azathioprine & ciclosporine.
• High dose immunoglobulin IV is possible; it controls
• hemolysis, but the benefit is short lasting (1-4 weeks);
also expensive.
• If ineffective, splenectomy is considered.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Treatment
For Cold Agglutination Disease
PEMBAHASAN
• Removal of underlying cause is important. [i.e. if
caused by a pathology, treat it].
14 • Rituximab treatment [medication for autoimmune
diseases & types of cancer].
• Avoiding cold weather & cold drinks is important.
For Paroxysmal Cold Hemoglobinuria
• Treat the infections that lead to paroxysmal cold
hemoglobinuria.
• i.e if caused by syphilis, treat with narrow spectrum
penicillin.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Transfusi washed PRC  belum indikasi tranfusi,
PEMBAHASAN tranfusi washed PRS
B. Transfusi PRC  belum indikasi tranfusi, tranfusi
14 washed PRS
C. Penicillin Prokain  tidak perlu antibiotic
D. Loading cairan  pada kasus syok

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi pada pasien kasus diatas
PEMBAHASAN adalah…

14 B. PREDNISON

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada yang menjalar ke dagu dan lengan kiri. Nyeri
dirasakan seperti ditekan benda berat. Keluhan muncul
secara tiba-tiba saat pasien bangun tidur. Pasien juga
mengatakan mual dan keluar keringat dingin. Pada
SOAL pemeriksaan fisik kesadaran kompos mentis, TD 130/80
mmHg, N 110x/menit, RR 24 x/menit, SaO2 89%. Pada
EKG ditemukan ST depresi pada lead V1-V4. pemeriksaan
15 laboratorium didapatkan kadar troponin T dan CKMB
meningkat, GDS 200 mg/dl, HDL 30 mg/dl, LDL 150 mg/dl.
Tata laksana pertama pada pasien adalah….

A. Pemberian oksigen masker


B. Morfin
C. Aspirin
D. Nitrogliserin
E. Clopidogrel
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. PEMBERIAN OKSIGEN MASKER
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 52 tahun datang ke IGD
• keluhan nyeri dada yang menjalar ke dagu dan lengan kiri  seperti
ditekan benda berat.
15 • tiba-tiba saat pasien bangun tidur.
• mual dan keluar keringat dingin.
• PF: kesadarn kompos mentis, TD 130/80 mmHg, N 110x/menit, RR 24
x/menit, SaO2 89%.
• EKG: ST depresi pada lead V1-V4.
• Lab: troponin T dan CKMB meningkat, GDS 200 mg/dl, HDL 30 mg/dl,
LDL 150 mg/dl.
• Dx: NSTEMI

Tata laksana pertama pada pasien adalah….

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Angina Pektoris
UAP
PEMBAHASAN Stabil (APS)
PJK
15 Sindrom
Koroner Akut
NSTEMI

STEMI

Sumber: 5 Rahasia Penyakit Kardiovaskuler, Lily, R. 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Presentasi Klinis Sindrom Koroner
Akut
PEMBAHASAN
Angina tipikal yang permanen salama lebih den 20 menit.

15 Angina awitan baru (de novo)

Angina stabil yang mengalami destabilisasi (angina progresif atau


kresendo): menjadi makln senngJebm lama, atau menjadi makin berat

Angina pasca infark miokard: angina yang terjadi dalam 2 minggu setelah
infark miokard

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Angina Tipikal

PEMBAHASAN
Angina tipikal
15 • berupa rasa tertekan/berat di daerah retrostemal
yang menjalar ke lengan kin, leher, area
interskapuler, bahu. atau epugastrium;
• Berlangsung Intermiten atau persisten (>20 menu)
• sering disertai diaforesis. mual/muntah,nyeri
abdominal, sesak napas. dan sinkop.
Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

15

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EKG dan Lokasi Infark

PEMBAHASAN

15

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Biomarker

PEMBAHASAN

15

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perbedaan Klasifikasi SKA
Infark Miokard
PEMBAHASAN UAP NSTEMI STEMI
Gejala Tipikal Kresendo, saat Nyeri dada yang memanjang, lebih berat dan

15 istirahat, atau onset


baru angina yang
berat
luas radiasinya dari angina biasanya

Biomarker Tidak Ya Ya
St depresi dan/atau St depresi dan/atau ST elevasi (dan
inversi gelombang T inversi gelombang T kemudian gelombang
Q

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

15

Sumber: American Heart Association, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

15

Sumber: American Heart Association, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana SKA: Oksigen

PEMBAHASAN Rekomendasi Kelas Level


Hipoksia

15 Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia


(Sa02<90% atau Pa)2 < 60 mmHg)
I C

Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien III B


dengan SaO2 ≥ 90%

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana SKA: Antiplatelet
Terapi Anti Platelet
Aspirin Aspirin 160-320 mg diberikan segera kepada semua
pasien yang tidak diketahui intoleransinya terhadap
aspirin (Kelas l-A). Aspirin tidak bersalut lebih terpilih
mengingat absorpsi sublingual (dibawah lidah) yang
PEMBAHASAN lebih cepat (Kelas l-C}.

Ticagrelor Dosis awal ticagreior yang dianjurkan adalah180 mg

15 dilanjutkan dosis
pemeliharaan 2 x 90 mg/hari kecuali pada pasien lMA-
EST yang direncanakan untuk reperfusi menggunakan
agen fibrinolitik (Kelas I-B).
atau
Clopidogrel Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari (pada pasien
yang direncanakan untuk terapi reperfusi rnenggunakan
agen fibrinolitik, penghambat resoptor ADP yang
dianjurkan adalah clopidogrel

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Nitrat Dosis
Nitrogliserin spray/tablet sublingual untuk pasien dengan nyeri
dada berlangsung saat tiba di ruang gawat darurat
Tatalaksana (Kelas l-C). Jika nyeri dada tidak hilling dengan 1 kali
pemberian, dapat diulang setiap 5 menit sampai
SKA: maksimal 3 kali dosis NTG sublingual (Kelas I-C)

Antiiskemik
ISDN Dalam keadaan tidak tersedia NTG, ISDN Dapat
PEMBAHASAN digunakan sebagai pengganti
Morfin Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap

15 10-30 menit, bagi pasien yang tidak responsif


dengan terapi 3 dosis NTG sublingual (Kelas Ila-C).

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana SKA: Antiiskemik
PEMBAHASAN

15

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Morfin  diberikan jika masih nyeri setelah
PEMBAHASAN pemberian nitrogliserin
C. Aspirin  kurang tepat, karena harus amankan
ABC terlebih dahulu, pada kasus Saturasi O2 89%
15 D. Nitrogliserin   kurang tepat, karena harus
amankan ABC terlebih dahulu, pada kasus
Saturasi O2 89%
E. Clopidogrel  bersama aspirin sebagai dual
antiplatelet, sehingga kurang tepat, karena
harus amankan ABC terlebih dahulu, pada kasus
Saturasi O2 89%

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana pertama pada pasien
PEMBAHASAN adalah…

15 A. PEMBERIAN OKSIGEN
MASKER

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri
dada, 5 menit kemudian pasien tiba-tiba tidak sadar. Dari
pemeriksaan fisik nadi dan napas spontan (-). EKG
menunjukkan hasil sebagai berikut

SOAL

16
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terapi medikamentosa
manakah di bawah ini yang sesuai?

A. Amiodarone 1x300 mg IV
B. Sulfas atropine 1x0,5 mg IV
C. Amiodarone 1x150 mg IV
D. Epinefrin 1x 1 mg IV
E. Epinefrin 1x0,1 mg IV
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. EPINEFRIN 1X 1 MG IV
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 60 tahun datang ke IGD
• keluhan nyeri dada, 5 menit kemudian pasien tiba-
16 tiba tidak sadar.
• PF: nadi dan napas spontan (-).
• EKG: irama tidak teratur, frekuensi tidak dapat
ditentukan, gel p (-), interval PR(-), gel QRS tidak
dapat dihitung, bergelombang dan tidak teratur 
Ventrikel Fibrilasi

Berdasarkan hasil pemeriksaan, terapi medikamentosa


manakah di bawah ini yang sesuai?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

16

Sumber: American Heart Association, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

16

Sumber: American Heart


Association, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Amiodarone 1x300 mg IV  kurang teoat,
PEMBAHASAN karena pemberiannya setelah pemberian
epinefrin ( dosis pemberian pertama)
16 B. Sulfas atropine 1x0,5 mg IV  kurang tepat
karena diberikan pada kasus takikardi
C. Amiodarone 1x150 mg IV  kurang teoat,
karena pemberiannya setelah pemberian
epinefrin ( dosis pemberian kedua)
D. Epinefrin 1x0,1 mg IV  kurang tepat karena
dosis salah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, medikamentosa yang tepat untuk
PEMBAHASAN pasien diatas adalah….

16 D. EPINEFRIN 1X 1 MG IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 50 tahun, datang dengan sesak nafas sejak 2
jam yang lalu. Sesak dirasakan pasien terutama saat
beraktivitas atau saat tidur terlentang. Sesak tidak disertai
suara nafas ngik-ngik. Demam dan batuk lama disangkal.
Pasien juga mengeluh satu minggu terakhir ini, pasien
SOAL mengaku kakinya juga bengkak. Pasien memiliki riwayat
sakit jantung sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan TD150/90 mmHg, N 88x/menit, RR 25x/menit,
17 Suhu 37,0C. Auskultasi terdengar ronkl basah halus di
kedua lapang paru. Foto polos menunjukkan adanya bat
wing appearance. Apa tatalaksana yang paling tepat
untuk pasien saat inl?

A. Captopril
B. Simvastatin
C. Furosemide
D. HCT
E. Aspirin WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. FUROSEMIDE
KEYWORDS:
• Laki-laki, 50 tahun,

PEMBAHASAN • sesak nafas sejak 2 jam yang lalu


• terutama saat beraktivitas atau saat tidur terlentang.

17 • tidak disertai suara nafas ngik-ngik.


• Demam dan batuk lama disangkal.
• Satu minggu terakhir ini, pasien mengaku kakinya juga bengkak.
• Pasien memlliki riwayat sakit jantung sejak 5 tahun yang lalu.
• PF: TD150/90 mmHg, N 88x/menit, RR 25x/menit, Suhu 37,0C. Auskultasi
terdengar ronkl basah halus di kedua lapang paru.
• CXR: bat wing appearance.
• Dx: Edema Paru

Apa tatalaksana yang paling tepat untuk pasien saat inl?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GAGAL JANTUNG AKUT
Definisi gagal jantung akut: kejadian atau perubahan yang cepat dari tanda dan gejala gagal
PEMBAHASAN jantung, terdapat 2 jenis:
Gagal jantung akut yang baru terjadi pertama kali ( de novo )

17 DAN
gagal jantung dekompensasi akut pada gagal jantung kronis yang sebelumnya stabil

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana

PEMBAHASAN

17

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Con’t

PEMBAHASAN

17

Sumber: Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, PERKI, 2015

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Captopril  diberikan pada semua kasus gagal
PEMBAHASAN jantung simtomatik dan faksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40%
B. Simvastatin  kurang tepat diberikan pada kasus ini,
17 diberikan pada kasus CAD untuk laque stabilizer
D. HCT  Sebagain besar pasien mendapat terapi
diuretik loop dibandingkan tiazid karena efisiensi
diuresis dan natriuresis lebih tinggi pada diuretik
loop. Kombinasi keduanya dapat diberikan untuk
mengatasi keadaan edema yang resisten
E. Aspirin  kurang tepat pada kasus ini, diberikan
pada kasus CAD

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang paling tepat pada
PEMBAHASAN kasus ini adalah…

17 C. FUROSEMIDE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 61 tahun datang untuk memeriksakan
kesehatannya. Saat ini pasien tidak ada keluhan. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/120 mmHg. Riwayat
hipertensi namun tidak kontrol teratur. Riwayat penyakit
lain disangkal. Berapakah target penurunan tekanan
SOAL darah pada pasien berdasarkan JNC 8?

A. 170/100 mmHg
18 B.
C.
170/90 mmHg
160/90 mmHg
D. 150/90 mmHg
E. 140/80 mmHg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. 150/90 MMHG

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 61 tahun

18 • Saat ini pasien tidak ada keluhan.


• PF: TD 180/120 mmHg.
• Riwayat hipertensi namun tidak kontrol teratur.
Riwayat penyakit lain disangkal.

Berapakah target penurunan tekanan darah pada


pasien berdasarkan JNC 8?
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JNC VIII

PEMBAHASAN

18

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JNC
VIII
PEMBAHASAN

18

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. 170/100 mmHg  bukan target terapi JNC VIII
PEMBAHASAN B. 170/90 mmHg  bukan target terapi JNC VIII
C. 160/90 mmHg  bukan target terapi JNC VIII
18 E. 140/80 mmHg  bukan target terapi JNC VIII

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, target penurunan tekanan darah
PEMBAHASAN pada pasien berdasarkan JNC 8 adalah…

18 D. 150/90 MMHG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 49 tahun datang dengan keluhan nyeri
sejak 5 jam yang lalu menjalar ke tangan kiri, tidak
hilang dengan istirahat dan ISDN sublingual.
Pemeriksaan troponin hasilnya normal. Pemeriksaan
SOAL
EKG T inversi di II, III, aVF. Diagnosisnya adalah…

A. Stable angina pectoris


19 B.
C.
Unstable angina pectoris
NSTEMI
D. STEMI
E. Atypical chest pain

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. UNSTABLE ANGINA PECTORIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 49 tahun

19 • keluhan nyeri sejak 5 jam yang lalu menjalar ke


tangan kiri
• tidak hilang dengan istirahat dan ISDN sublingual.
• Lab: troponin hasilnya normal.
• EKG: T inversi di II, III, aVF  inferior

Diagnosisnya adalah…

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Angina Pektoris
UAP
PEMBAHASAN Stabil (APS)
PJK
19 Sindrom
Koroner Akut
NSTEMI

STEMI

Sumber: 5 Rahasia Penyakit Kardiovaskuler, Lily, R. 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Presentasi Klinis Sindrom Koroner
Akut
PEMBAHASAN
Angina tipikal yang permanen salama lebih den 20 menit.

19 Angina awitan baru (de novo)

Angina stabil yang mengalami destabilisasi (angina progresif atau


kresendo): menjadi makln senngJebm lama, atau menjadi makin berat

Angina pasca infark miokard: angina yang terjadi dalam 2 minggu setelah
infark miokard

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Angina Tipikal

PEMBAHASAN
Angina tipikal
19 • berupa rasa tertekan/berat di daerah retrostemal
yang menjalar ke lengan kin, leher, area
interskapuler, bahu. atau epugastrium;
• Berlangsung Intermiten atau persisten (>20 menu)
• sering disertai diaforesis. mual/muntah,nyeri
abdominal, sesak napas. dan sinkop.
Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

19

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EKG dan Lokasi Infark

PEMBAHASAN

19

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Biomarker

PEMBAHASAN

19

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perbedaan Klasifikasi SKA
Infark Miokard
PEMBAHASAN UAP NSTEMI STEMI
Gejala Tipikal Kresendo, saat Nyeri dada yang memanjang, lebih berat dan

19 istirahat, atau onset


baru angina yang
berat
luas radiasinya dari angina biasanya

Biomarker Tidak Ya Ya
St depresi dan/atau St depresi dan/atau ST elevasi (dan
inversi gelombang T inversi gelombang T kemudian gelombang
Q

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

19

Sumber: American Heart Association, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

19

Sumber: American Heart Association, 2015


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana SKA: Oksigen

PEMBAHASAN Rekomendasi Kelas Level


Hipoksia

19 Oksigen diindikasikan pada pasien dengan hipoksemia


(Sa02<90% atau Pa)2 < 60 mmHg)
I C

Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien III B


dengan SaO2 ≥ 90%

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana SKA: Antiplatelet
Terapi Anti Platelet
Aspirin Aspirin 160-320 mg diberikan segera kepada semua
pasien yang tidak diketahui intoleransinya terhadap
aspirin (Kelas l-A). Aspirin tidak bersalut lebih terpilih
mengingat absorpsi sublingual (dibawah lidah) yang
PEMBAHASAN lebih cepat (Kelas l-C}.

Ticagrelor Dosis awal ticagreior yang dianjurkan adalah180 mg

19 dilanjutkan dosis
pemeliharaan 2 x 90 mg/hari kecuali pada pasien lMA-
EST yang direncanakan untuk reperfusi menggunakan
agen fibrinolitik (Kelas I-B).
atau
Clopidogrel Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari (pada pasien
yang direncanakan untuk terapi reperfusi rnenggunakan
agen fibrinolitik, penghambat resoptor ADP yang
dianjurkan adalah clopidogrel

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Nitrat Dosis
Nitrogliserin spray/tablet sublingual untuk pasien dengan nyeri
dada berlangsung saat tiba di ruang gawat darurat
Tatalaksana (Kelas l-C). Jika nyeri dada tidak hilling dengan 1 kali
pemberian, dapat diulang setiap 5 menit sampai
SKA: maksimal 3 kali dosis NTG sublingual (Kelas I-C)

Antiiskemik
ISDN Dalam keadaan tidak tersedia NTG, ISDN Dapat
PEMBAHASAN digunakan sebagai pengganti
Morfin Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap

19 10-30 menit, bagi pasien yang tidak responsif


dengan terapi 3 dosis NTG sublingual (Kelas Ila-C).

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana SKA: Antiiskemik
PEMBAHASAN

19

Sumber: Buku Acute Coronary Syndrome, PERKI, 2018


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Stable angina pectoris  membaik dengan
PEMBAHASAN istirahat dan ISDN sublingual
C. NSTEMI  ada perubahan pada cardiac
19 marker
D. STEMI EKG menunjukkan ST elevasi
E. Atypical chest pain  nyeri di daerah
penjalaran angina tipikal, gangguan
perncernaan (indigesti), sesak napas yang tidak
dapat diterangkan, atau rasa lemah mendadak
yang sulit diuraikan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien diatas adalah…

19 B. UNSTABLE ANGINA PECTORIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 30 tahun, datang dengan keluhan demam dan batuk sejak 3
hari lalu. Pada pemeriksaan fisik, pasien demam 38.5 °C, lainnya dalam
batas normal. Satu hari kemudian pasien dibawa dalam keadaan sesak
berat. Setelah dilakukan anamnesis ternyata di sekitar rumah pasien
terdapat banyak unggas yang mati. Dokter berencana memberikan
profilaksis pada keluarga yang tinggal serumah, sementara pasien
dirawat inap. Apakah medikasi yang direncanakan diberikan untuk
SOAL keluarga pasien?

20 A.
B.
Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari
Oseltamivir 1x75 mg selama 7 hari
C. Zanamivir inhalasi 2x10mg selama 5 hari
D. Zanamivir 1x5 mg selama 7 hari
E. Vaksinasi influenza

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. OSELTAMIVIR 1X75 MG
SELAMA 7 HARI
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 30 tahun,
• keluhan demam dan batuk sejak 3 hari lalu.
20 • PF: Suhu 38.5 °C, lainnya dalam batas normal.
• Satu hari kemudian pasien dibawa dalam keadaan sesak
berat.
• sekitar rumah pasien terdapat banyak unggas yang mati.
• Dokter berencana memberikan profilaksis pada keluarga
yang tinggal serumah, sementara pasien dirawat inap.

Apakah medikasi yang direncanakan diberikan untuk


keluarga pasien?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Avian Influenza (H5N1)
Gejala dan tanda
PEMBAHASAN •demam ≥ 38C
•Batuk
•sakit tenggorokan

20 •Pilek
•sesak napas

Adanya riwayat kontak atau adanya faktor risiko, seperti


•kematian unggas secara mendadak
•unggas sakit di peternakan/dipelihara di rumah
•kontak dengan pasien yang didiagnosis avian influenza (H5N1)
•melakukan perjalanan ke daerah endemis avian influenza 7 hari sebelum timbulnya gejala

gambaran infiltrat yang tersebar atau terlokalisasi pada paru  pneumonia

Sumber: Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung, Depkes, 2007

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Avian Influenza (H5N1)
Seseorang dalam Penyelidikan  tidak ada gejal, kontak erat, memiliki factor
risiko
PEMBAHASAN

20 Kasus Suspek  gejala + factor risiko

Kasus Probabel  kasus suspek ditambah adanya kenaikan titer antibodi


terhadap H5 atau seseorang yang meninggal karena penyakit saluran
napas akut yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya

Kasus Konfirmasi  Kasus suspek atau Probabel dengan hasil laboratorium


ditemukan virus influenza H5N1

Sumber: Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung, Depkes, 2007

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Oseltamivir Oral

PEMBAHASAN
• Terapi: dosis dewasa dan anak > 13 tahun:
2x75mg selama 5 hari dalam 2 hari setelah gejala
influenza muncul
20 • Profilaksis: diberikan jika ada riwayat kontak,
1x75mg minimal 7 hari (diberikan dalam 2 hari
setelah kontak)

Sumber: Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung, Depkes, 2007

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Zanamivir Inhalasi

PEMBAHASAN
• Dosis terapi: pasien yang berusia lebih dari 7
tahun dan lebih 2x10mg (2 puff) selama 5 hari
(jarak pemakaian 12 jam)
20 • Belum ada kebijakan Departemen Kesehatan RI
untuk menggunakan oseltamivir sebagai
profilaksis.

Sumber: Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung, Depkes, 2007

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Oseltamivir 2x75 mg selama 5 hari  terapi
PEMBAHASAN C. Zanamivir inhalasi 2x10mg selama 5 hari  terapi
D. Zanamivir 1x5 mg selama 7 hari  tidak ada
20 sediaan oral
E. Vaksinasi influenza  bukan profilaksis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, medikasi yang direncanakan diberikan
PEMBAHASAN untuk keluarga pasien adalah…

20 B. OSELTAMIVIR 1X75 MG
SELAMA 7 HARI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 30 tahun datang ke poliklinik ingin mendapatkan
pengobatan sebelum pasien berlibur ke Sulawesi 2 hari
iagi. Dari dinas kesehatan diketahui bahwa daerah
tersebut merupakan salah satu daerah yang resisten
klorokuin. Obat yang dapat diberikan kepada pasien
SOAL terscbut adalah?

A. Meilokuin
21 B.
C.
Primakuin
Sulfadoksi-pirimetamin
D. Doksisiklin
E. Dihidroanemisinin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. DOKSISIKLIN

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Wanita, 30 tahun

21 • ingin mendapatkan pengobatan sebelum pasien


berlibur ke Sulawesi 2 hari iagi.
• daerah yang resisten klorokuin.

Obat yang dapat diberikan kepada pasien


tersebut adalah?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kemoprofilaksis Malaria
Daerah klorokuin sensitif
• 2 tablet klorokuin (250 mg klorokuin diphosphat) tiap minggu I minggu sebelum berangkat
PEMBAHASAN dan 4 minggu setelah tiba kembali.
• wanita hamil di daerah endemik ataupada individu yang terbukti imunitasnya rendah

21 (sering terinfeksi malaria).

Daeah resisten klorokuin


• doksisiklin 100 mgAan atau
• mefloquin 250 mg/minggu atau
• klorokuin 2 tablet/minggu ditambah proguanil 200 mgl hari.
Obat baru yang dipakai untuk pencegahan yaitu
• primakuin dosis 0,5 mg,&g BB/ hari;
• Etaquin, Atovaquone/ Proguanil (Malarone) dan Azitromycin.

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Doksisiklin
Alasan untuk consider
PEMBAHASAN
• Baik untuk last minute, dimulai 1-2 hari
• Daily medicine
21 • Murah
• Mencegah leptospira
Alasan untuk menghindari penggunaan
• Tidak bisa untuk wanita hamil
• Fotosensitif
• Tidak nyaman diperut
• Konsumsi hingga 4 minggu pasca trips

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Meflokuin
Alasan untuk menggunakan
PEMBAHASAN
• Konsumsi weekly

21 • Baik untuk long trips


• Aman untuk ibu hamil
Alasan untuk menghindari penggunaan
• Tidak bisa pada pasien gang psikiatrik dan
konduksi jantung
• Konsumsi hingga 4 minggu setelah trip
• Konsumsi 1-2 minggu sebelum trips

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Atovaquone/Proguanil
Alasan untuk consider
PEMBAHASAN
• Baik untuk last minute, dimulai 1-2 hari

21 • Daily medicine
• Baik untuk short trip, cukup sampai 7 hari pasca trip
Efek samping jarang
• Alasan untuk menghindari penggunaan
• Tidak bisa untuk wanita hamil
• Gangguan ginjal
• mahal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Chloroquin
• - Alasan untuk menggunakan
PEMBAHASAN • - Konsumsi weekly
• - Baik untuk long trips
21 •

- Pasien SLE dengan hidroksiklorokuin tidak perlu
menggunakan
• - Aman untuk ibu hamil
• - Alasan untuk menghindari penggunaan
• - Banyak area resisten klorokuin
• - Eksaserbasi psoriasis
• - Konsumsi hingga 4 minggu setelah trip
• - Konsumsi 1-2 minggu sebelum trips

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Meflokuin tidak bisa untuk last minute
PEMBAHASAN B. Primakuin  untuk daerah endemis P.vivax
C. Sulfadoksi-pirimetamin  jarang digunakan
21 E. Dihidroartemisinin  terapi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, obat profilaksis yang dapat diberikan
PEMBAHASAN kepada pasien tersebut adalah…

21 D. DOKSISIKLIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 28 tahun, datang dengan keluhan diare disertai
lendir dan darah. Pasien juga mengeluh nyeri perut dan
mual. Pada pemeriksaan fisik diketahui tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan feses didapatkan
gambaran seperti berikut:
SOAL Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien?

A. Metronidazole
22 B.
C.
Tetrasiklin
Klindamisin
D. Paracetamol
E. Ciprofloksasin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. METRONIDAZOLE
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 28 tahun,
• keluhan diare disertai lendir dan
22 darah.
• nyeri perut dan mual.
• tanda vital dalam batas normal.
• Pemeriksaan feses

Apakah tatalaksana yang tepat pada


pasien?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Disentri

PEMBAHASAN
• Infeksi saluran cerna mengakibatkan diare
berdarah

22 • Bisa disertai dengan


• Abdominal Cramp
• Mual muntah
• Demam
• Jenis disentri
• Disentri basiler : shigella, salmonela. Yersinia
• Disentri amuba

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perbedaan disentri amoebic dan basiler
Makroskopik
Character Amoeblc dysentery Bacillary dysentery
PEMBAHASAN Number 6-8 motions per day > 10 motions per day

22 Amount

Odour
Copious

Offensive
Small

Odourless

Colour Dark red Bright red

Reaction Acidic Alkaline


Consistency Non-adherent Adherent

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perbedaan disentri amoebic dan basiler
Mikroskopik
Character Amoebic dysentry Bacillary Dysentry
RBCs In clumps Discrete or in Rouleaux
PEMBAHASAN
Pus cells Few Numerous

22 Macrophages

Eosinophils
Few

Present
Numerous, many have
RBCs and may mimic EH
Scarce
Charcot~Leyden crystals Present Absent
Pyknotic bodies Present Absent
Ghost cells Absent Present
Parasites Trophozoites of EH Absent

Bacteria Many motile bacteria Few or Absent

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

22

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gambaran Klinis Disentri
Klinis:

PEMBAHASAN • Nyeri perut


• Diare
• Demam

22 •

Turun berat badan
Gejala gradual

Hematologi: leukositosis, anemia ringan,

Mikroskopik tinja segar: trofozoit yang menelan eritrosit, leukosit lebih


sedikit dibanding infeksi shigella, eritrosit banyak, occult blood test (+)

Terapi: Metronidazole 10 mg/kgBB (3x sehari)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Tetrasiklin  terapi kolera
PEMBAHASAN C. Klindamisin  antibiotik
D. Paracetamol  simtomatik
22 E. Ciprofloksasin  terapi pada kasus disentri
basiler 2 x 500 mg/hari selama 3 hari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN adalah…

22 A. METRONIDAZOLE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki, 30 tahun, seorang pekerja di perkebunan yang
sering tidak menggunakan alas kaki, datang dengan
keluhan diare sejak 1 minggu terakhir. Pasien tampak
lemas. Pada pemeriksaan didapatkan anemis. Pada
pemeriksaan feses ditemukan seperti pada gambar
SOAL disamping. Apakah terapi yang tepat pada kasus di
atas?

23 A. Albendazole 1x 400 mg
B. Mebendazole 1x 500 mg
C. Pirantel pamoat 1 x250 mg
D. Prazikuantel 1x 250 mg
E. Albendazol 1x 500 mg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. ALBENDAZOLE 1X 400 MG
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki, 30 tahun, seorang pekerja di perkebunan
yang sering tidak menggunakan alas kaki
23 • keluhan diare sejak 1 minggu terakhir. Pasien
tampak lemas.
• PF: anemis.
• FL: telur bentuk oval dinding 1 lapis tipis dan
transparan

Apakah terapi yang tepat pada kasus di atas?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cacing Tambang (hookworm)

PEMBAHASAN Hidup di usus halus dan menyebabkan anemia


defisiensi besi
23 • Ancylostoma duodenale
• Necator americanus

Hidup di bawah kulit dan menyebabkan cutaneous


larva migrans/creeping eruption
• Ancylostoma braziliensis
• Ancylostoma caninum
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perbandingan Telur Cacing

PEMBAHASAN

23

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Daur Hidup Cacing Tambang

PEMBAHASAN

23

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

23

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana
• Pemberian Pirantel pamoat dosis tunggal 10 mg/kgBB
PEMBAHASAN
• Mebendazole 100 mg, 2 x sehari, selama 3 hari
berturut-turut
23 • Albendazole untuk anak di atas 2 tahun 400 mg, dosis
tunggal, sedangkan pada anak yang lebih kecil
diberikan dengan dosis separuhnya. Tidak diberikan
pada wanita hamil. Creeping eruption: tiabendazol
topikal selama 1 minggu. Untuk cutaneous laeva
migrans pengobatan dengan Albendazol 400 mg
selama 5 hari berturut-turut
• Sulfasferosus
Sumber: Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama, MenKes,2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Mebendazole 1x 500 mg  2x100 mg
PEMBAHASAN B. Pirantel pamoat 20 mg/kgBB  dosis salah
C. Prazikuantel 1x 250 mg  praziquantel
23 digunakan untuk schistosoma dan taenia
D. Albendazol 1x 500 mg  dosis salah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang tepat pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah…

23 A. ALBENDAZOLE 1X 400 MG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan diare disertai
lendir dan darah, Keluhan Iain berupa nyeri perut dan
muai muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
120/70 mmHg, N 82x/menit, RR 18x/menit, Suhu 38 C.
Pemeriksaan feses di media Mc Conkey terdapat bakteri
SOAL gram negatif yang memfermentasikan laktosa. Apakah
penyebab dari diare tersebut?

24 A.
B.
Salmonella sp
Shigella sp
C. E. Coli
D. Proteus mirabilis
E. Yersinia Sp

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. E. COLI
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun,
• keluhan diare disertai lendir dan darah,
24 • nyeri perut dan muai muntah.
• PF: TD 120/70 mmHg, N 82x/menit, RR 18x/menit, Suhu
38 C.
• Pemeriksaan feses: media Mc Conkey terdapat
bakteri gram negatif yang memfermentasikan
laktosa.

Apakah penyebab dari diare tersebut?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E.coli
• Flora normal, bisa menjadi
PEMBAHASAN patogenik
• Penyebab diare paling sering
24 • Basil gram (-), golongan
enterobacteriaceae
• Memfermentasi laktosa di agar
MacConkey Kultur pada agar MAC
• Posilif tes indole (MacConkey)
Kiri- fermentasi laktosa
• Starin pathogen yang hanya Kanan – tidak memfermentasi
dapat diidentifikasi lab hanya laktosa
jenis EHEC sisanya membutuhkan
fasrlltas riset

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pathogenic E.coli
E.coli dibagi menjadi 6 patotipe yang berhubungan
PEMBAHASAN dengan diare, disebut sebagai E.coli diaregenik
• Shiga toxin producing E. coli (STEC) atau
24 Verocytotoxin-producing E.coli (VTEC) atau
enterohemorrhagic E.coli (EHEC)
• Enterotoxigenic E.coli (ETEC)
• Enteropathogenic E. coli (EPEC)
• Enteroaggregaz‘ive E. coli (EAEC)
• Enteroinvasivei E. coli (EIEC)
• Diffuse/y adherent E. coli (DAEC)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E.Coli Patogen
• Enterotoxigenic E coli (ETEC): watery without blood,
PEMBAHASAN mucous, or fecal leukocytes
• Enterohemorrhagic E coli (EHEC): mild watery diarrhea to
24 severe hemorrhagic colitis, abdominal cramping and
vomiting. Fever is present in about a third of cases.
• Enteroinvasive E coli (EIEC): watery diarrhea, dysentery,
fever, vomiting, painful abdominal cramps, and tenesmus.
Stools often contain bloc and leukocytes.
• Enteropathogenic E coli (EPEC) and Enteroaggregative E
coli (EAEC): watery diarrhea and dysentery. May cause
dehydration or become chronic and lea to failure to
thrive.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Classification of Enterobacteriaceae

Enterobacteriaceae

PEMBAHASAN

Lactose fermenters Non-lactose

24 E.coli, citrobacter,
klebsiella,
enterobacter
fermenter salmonella,
shigella, proteus,
yersinia

• There are several selective and differential media used to isolate


distinguishes between LF & LNF
• The most important media are:
• MacConkey agar
• Eosin Methylene Blue (EMB) agar
• Salmonella Shigella (SS) agar
• In addition to Triple Sugar Iron (TSI) agar

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Salmonella sp non-fermenting lactose
PEMBAHASAN B. Shigella sp  non-fermenting lactose
D. Proteus mirabilis  non-fermenting lactose
24 E. Yersinia Sp  non-fermenting lactose

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penyebab dari diare tersebut
PEMBAHASAN adalah…

24 C. E. COLI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 45 tahun datang ke RS dengan keluhan sering terbangun
malam hari untuk BAK dan menjadi lebih sering haus. Pasien juga
mengeluh penurunan berat badan drastis, yaitu dari 53 kg menjadi 42
kg dalam 3 bulan terakhir meskipun nafsu makan meningkat. Riwayat
hipertensi dan diabetes sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 78x/menit, RR 16x/menit, T 36,6°C.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan GDP 180 mg/dL, GD2PP, 320
SOAL mg/dL, GDS 320 mg/dL, HbAlC 12,1%. Terapi apakah yang tepat
diberikan untuk pasien tersebut?

25 A.
B.
Rawat inap dahulu
Diet dan olahraga tanpa medikamentosa dahulu
C. Modifikasi gaya hidup dan kombinasi metformin + glimepirid
D. Modifikasi gaya hidup dan insulin long acting
E. Insulin rapid acting tiap kali makan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. MODIFIKASI GAYA HIDUP
DAN INSULIN LONG ACTING
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Wanita, 45 tahun
• keluhan sering terbangun malam hari untuk BAK dan menjadi lebih sering
haus.

25 • penurunan berat badan drastis, yaitu dari 53 kg menjadi 42 kg dalam 3 bulan


terakhir meskipun nafsu makan meningkat.
• Riwayat hipertensi dan diabetes sebelumnya disangkal.
• PF: TD 110/70 mmHg, HR 78x/menit, RR 16x/menit, T 36,6°C.
• Lab: GDP 180 mg/dL, GD2PP, 320 mg/dL, GDS 320 mg/dL, HbAlC 12,1%.
• Dx: Diabetes Melitus Tipe 2

Terapi apakah yang tepat diberikan untuk pasien tersebut?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Patogenesis Diabetes Melitus

PEMBAHASAN

25

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus

PEMBAHASAN

25

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di


Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau
PEMBAHASAN kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes
yang meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan
glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

25 • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil


pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl
dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl;
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan
glukosa plasma 2 —jam setelah WGO antara 140-199
mg/dl dan glukosa plasma puasa (100 mg/dl
• Bersama—sama didapatkan GDPT dan TGT
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan HbAlc yang menunjukkan
angka 5,7-6,4%.
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

25

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

25

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di


Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

25

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

25

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diskusi
• Pada kasus, sudah tegak DM Tipe 2 dengan
PEMBAHASAN
keluhan khas DM, nilai GDS, GDP dan GD2PP
yang tinggi menunjukkan defisiensi insulin basal
25 dan prandial, serta HbA1c ≥ 9%
• Sasaran pertama terapi hiperglikemia adalah
mengendalikan glukosa darah basal (puasa,
sebelum makan). Hal ini dapat dicapai dengan
terapi oral maupun insulin. Insulin yang
dipergunakan untuk mencapai sasaran glukosa
darah basal adalah insulin basal (insulin kerja
sedang atau panjang)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Rawat inap dahulu  jika terdapat komplikasi
PEMBAHASAN seperti KAD atau HHS
B. Diet dan olahraga tanpa medikamentosa
dahulu  kurang tepat, karena diagnosis DM
25 sudah tegak
C. Modifikasi gaya hidup dan kombinasi metformin
+ glimepiride  kurang tepat karena pada kasus
HbA1c 12% dan pasien memiliki keluhan
E. Insulin rapid acting tiap kali makan  kurang
tepat karena tidak disebutkan modifikasi gaya
hidup dan sasaran pertma adalah penurunan
glukosa basal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang tepat untuk pasien pada
PEMBAHASAN kasus diatas adalah…

25 D. MODIFIKASI GAYA HIDUP


DAN INSULIN LONG ACTING

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada
bagian Ieher disertai dengan demam dan nyeri menelan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80 mmHg, HR
115 kali/menit, RR 20 kali/menit dan ditemukan tremor
halus dan beniolan pada leher yang bergerak ketika
SOAL menelan. Pada pemeriksaan Iaboratorium didapatkan
fT3 dan fT4 normal. Apakah diagnosis yang benar pada
kasus di atas?
26 A. Tiroiditis
B. Graves disease
C. Struma toksik nodular
D. Struma toksik folikular
E. Goiter endemik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. TIROIDITIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 25 tahun
• keluhan nyeri pada bagian Ieher disertai dengan
26 demam dan nyeri menelan.
• PF: TD 120/80 mmHg, HR 115 kali/menit, RR 20
kali/menit dan ditemukan tremor halus dan beniolan
pada leher yang bergerak ketika menelan.
• Lab: fT3 dan fT4 normal.

Apakah diagnosis yang benar pada kasus di atas?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Tiroiditis
Tiroiditis Akut dan
PEMBAHASAN Tiroiditis Subakut Tiroiditis Kronis:
disertai rasa sakit :
• Tiroiditis infeksiosa akut • Yang disertai rasa sakit : • Tiroiditis Hashimoto

26 = tiroiditis supurativa
• Tiroiditis oleh karena
radiasi
Tiroiditis granulomatosa
= tiroiditis non
supurativa = tiroiditis dc
• Tiroiditis Riedel
• Tiroiditis infeksiosa
kronis oleh karena
• Tiroiditis traumatika Quervain mikobactcri, jamur, dart
• Yang tidak disertai rasa scbagainya.
sakit :
• Tiroiditis limfositik
subakut
• Tiroiditis postpartum
• Tiroiditis oleh karena
obat-obatan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tiroiditis Infeksiosa akut =
Tiroiditis Supurative
PEMBAHASAN • jarang terjadi, kecuali pada keadaan-
keadaan tertentu:
26 • sebelumnya mempunyai penyakit tiroid
(Ca tiroid, tiroiditis Hashimoto, struma)
• adanya supresi sistem imun, seperti pada
orang debilated dan lebih-lebih pada
pasien AIDS.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala

PEMBAHASAN
Gejala : rasa sakit yang hebat pada kelenjar tiroid, panas, menggigil

26
disfagia, disfonia, sakit leher depan, nyeri tekan, ada fluktuasi dan eritema.

Fungsi tiroidnya umumnya normal, sangat jarang terjadi tirotoksikosis


atau hipotiroid

Jumlah leukosit dan laju endap darah meningkat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tiroiditis Infeksiosa akut =
Tiroiditis Supurative
PEMBAHASAN
• Segera dilakukan aspirasi dan drainase dari
daerah supuratif

26 • antibiotik yang sesuai

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Graves disease  hipertiroidism
PEMBAHASAN C. Struma toksik nodular  hipertiroidism
D. Struma toksik folikular  hipertiroidism
26 E. Goiter endemic  hipotiroidism

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis pasien pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah….

26 A. TIROIDITIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 45 tahun, datang ke RS dengan keluhan lemas
sejak 1 minggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 160/80 mmHg, HR 100x/menit, RR
20x/menit, T 36,9°C, BB 87 TB 175 cm dan lingkar perut 105
cm. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Kolesterol
SOAL total 270 mg/dL, HDL 38 mg/dL, LDL 190 mg/dL, dan
Trigliserida 230 mg/dL, GDS 250 mg/dL. Dari pemeriksaan
penunjang diatas, manakah yang tidak terkait dengan
27 patogenesis dari kondisi pasien?

A. GDS > 200 mg/dL


B. Trigliserida > 150 mg/dL
C. HDL < 40 mg/dL
D. Lingkar perut > 90 cm
E. TD Sistolik > 130 mmHg dan TD diastolik > 85 mmHg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. GDS > 200 MG/DL
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun,
• keluhan lemas sejak 1 minggu terakhir.
27 • PF: TD 160/80 mmHg, HR 100x/menit, RR 20x/menit, T
36,9°C, BB 87 TB 175 cm dan lingkar perut 105
cm.
• Lab: Kolesterol total 270 mg/dL, HDL 38 mg/dL, LDL 190
mg/dL, dan Trigliserida 230 mg/dL, GDS 250 mg/dL.

Dari pemeriksaan penunjang diatas, manakah yang


tidak terkait dengan patogenesis dari kondisi pasien?
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Sindrom Metabolik

PEMBAHASAN

27

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Sindrom Metabolik

PEMBAHASAN

27

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Sindrom Metabolik

PEMBAHASAN

27

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

27

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

27

Sumber: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoro, A.,2009


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Trigliserida > 150 mg/dL  termasuk kriteria
PEMBAHASAN sindrom metabolik
C. HDL < 40 mg/dL  termasuk kriteria sindrom
27 metabolik
D. Lingkar perut > 90 cm  termasuk kriteria
sindrom metabolik
E. TD Sistolik > 130 mmHg dan TD diastolik > 85
mmHg  termasuk kriteria sindrom metabolik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penunjang yang tidak terkait dengan
PEMBAHASAN patogenesis dari kondisi pasien adalah…

27 A. GDS > 200 MG/DL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 61 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan
lemas dan pusing. Pasien juga mengaku terus berkeringat
dingin. Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun dan
rutin menggunakan insulin namun pagi ini lupa sarapan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, N
SOAL 100x/menit, RR 22x/menit, Suhu 36,8°. Pemeriksaan GDS
menunjukkan 52 mg/dL Apakah tatalaksana yang tepat
diberikan kepada pasien?
28 A. Bolus Dextrose 40% 20cc IV
B. Bolus NaCl 0.9% 1L secepatnya
C. Bolus Dextrose 40% 30cc IV 110
D. Bolus Dextrose 20% 50 cc IV
E. Bolus Ringer Lactate 1L secepatnya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. BOLUS DEXTROSE 20% 50 CC
IV
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Laki-laki, 61 tahun, dibawa ke UGD
• keluhan lemas dan pusing.
28 • terus berkeringat dingin.
• Riwayat DM sejak 10 tahun dan rutin menggunakan insulin
namun pagi ini lupa sarapan.
• PF: TD 100/70 mmHg, N 100x/menit, RR 22x/menit, Suhu
36,8°.
• GDS menunjukkan 52 mg/dL
• Dx: Hipoglikemia

Apakah tatalaksana yang tepat diberikan kepada pasien?


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Patogenesis Diabetes Melitus

PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus

PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di


Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau
PEMBAHASAN kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes
yang meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan
glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

28 • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil


pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl
dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl;
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan
glukosa plasma 2 —jam setelah WGO antara 140-199
mg/dl dan glukosa plasma puasa (100 mg/dl
• Bersama—sama didapatkan GDPT dan TGT
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan HbAlc yang menunjukkan
angka 5,7-6,4%.
Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di


Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus


Tipe 2 Di Indonesia, Perkeni, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KOMPLIKASI DM

PEMBAHASAN Akut
• Ketoasidosis diabetic

28 • Hiperosmolar non ketotik


• Hipoglikemia
Kronik
• Makroangiopati : pembuluh coroner, vascular perifer, vascular otak
• Mikroangiopati : kapiler retina, kapiler renal, neuropati
• Cardiomyopathy
• Rentan infeksi (immunocompromised)
• Disfungsi ereksi
• Diabetic foot

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPOGLIKEMIA
• Keadaan dimana kadar gluksa darah < 60
PEMBAHASAN mg/dl, atau kadar glukosa darah < 70 mg/dl
dengan gejala klinis
28 • Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh
Obat antidiabetes: insulin dan sulfonylurea
• Trias whipple untuk hipoglikemia secara umum:
• Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
• Kadar glukosa plasma rendah
• Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma
meningkat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

28

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hipoglikemia

PEMBAHASAN

28

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hipoglikemia berat

PEMBAHASAN

28

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Hipoglikemia
Hipoglikemia ringan; pasien sadar
PEMBAHASAN • Konsumsi makanan tinggi gula  gula murni
• Glukosa 15-20 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan dalam

28 air jika pasien masih sadar


• Cek GDS dengan glucometer 15 menit setelah terapi
• Sudah > 70 mg/dL pasien diminta utk makan
• Masihh < 70 mg/dL  tambah 15 g lagi

Sumber: Kosensus pengelolaan dan pencegahan


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2015
Tatalaksana Hipoglikemia
• Hipoglikemia berat; pasien tidak sadar
PEMBAHASAN
• Ada akses IV: 50 cc Dextrose 20% atau 25 cc
Dextrose 40% bolus (dosis: 10 – 25 g glukosa)
28 • Cek GDS 15 menit  ulangi 50 cc Dextrose 20%
jika masih < 70 mg/dL
• Monitoring gula darah 1 – 2 jam untuk
mengantisipasi hipoglikemia berulang

Sumber: Kosensus pengelolaan dan pencegahan


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2015
Jawaban lainnya…
A. Bolus Dextrose 40% 20cc IV  salah, seharusnya
PEMBAHASAN 50 cc
B. Bolus NaCl 0.9% 1L secepatnya  kurang tepat,
28 karena masalah utama pada kasus adalah
hipoglikemia bukan hipovolemia
C. Bolus Dextrose 40% 30cc IV  salah, seharusnya
25 cc
E. Bolus Ringer Lactate 1L secepatnya  kurang
tepat, karena masalah utama pada kasus
adalah hipoglikemia bukan hipovolemia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN diatas adalah…

28 D. BOLUS DEXTROSE 20% 50 CC


IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
kedua tangan dan kakinya kram sejak 4 hari yang lalu.
pasien riwayat operasi pengangkatan tiroid 2 minggu
yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg,
N 55x/menit, RR 20x/menit, T pada pemeriksaan EKG
SOAL didapatkan pemanjangan QT interval. Apakah temuan
lain yang mungkin ditemukan pada pasien ini?

29 A.
B.
Buffalo hump
Chovstek
C. Gelombang T tinggi pada EKG
D. Wartenberg sign
E. Peningkatan berat badan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. CHOVSTEK
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 42 tahun
• keluhan kedua tangan dan kakinya kram sejak 4 hari
29 yang lalu.
• pasien riwayat operasi pengangkatan tiroid 2 minggu
yang lalu.
• PF: TD 100/70 mmHg, N 55x/menit, RR 20x/menit, T
pada pemeriksaan EKG didapatkan pemanjangan
QT interval.

Apakah temuan lain yang mungkin ditemukan pada


pasien ini?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPOPARATIROID
Defisiensi PTH mengakibatkan
hipokalsemia
PEMBAHASAN
• Hipoparatiroid primer: aktivitas PTH tidak
adekuat

29 PTH rendah disertai kadar kalsium


rendah

• Hipoparatiroid sekunder : keadaan


fisiologis dimana kadar PTH rendah
sebagai respon terhadap hiperkalsemia
PTH rendah dan kadar kalsium serum
meningkat

• Pseudohipopratiroidism: gangguan genetic yang jarang terjadi


dengan jaringan target yang resisten PTH. Konsentrasi PTH
meningkat sebagai respon resisten PTH yang terjadi karena mutasi
pada sistem reseptor PTH
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Manifestasi Klinis Hipoparatiroid
The hallmark of hypocalcemia is tetany, which is
characterized by neuromuscular irritability,
PEMBAHASAN resulting from decreased serum ionized calcium
concentration.

29 These findings can range from circumoral


numbness or parestheslas (tingling) of the distal
extremities and to life-threatening laryngospasm
and generalized seizures.

The classic findings on physical examination of


patients with neuromuscular irritability
are chvostek sign and trousseau sign
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Hipoparatiroid

PEMBAHASAN

29

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EKG pada Hipo/Hiperkalsemia
Hipokalsemia Normal Hiperkalsemia
Pemanjangan interval QT Pemendekan interval QT
PEMBAHASAN

29

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Buffalo hump  pada cushing syndrom
PEMBAHASAN C. Gelombang T tinggi pada EKG  pada kasus
hyperkalemia, kelebihan PTH
29 D. Wartenberg sign  myasthenia gravis
E. Peningkatan berat badan  hipotiroid, tidak
spesifik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, temuan lain yang ditemukan pada
PEMBAHASAN pasien diatas adalah…

29 B. CHOVSTEK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 28 tahun mengeluhkan nyeri pinggang kanan
disertai demam dan mual sejak 5 hari SMRS. Pada
pemeriksaan fisik diperoleh suhu 39 0C dan nyeri ketok
CVA positif. Pemeriksaan urinalisis diperoleh leukosit 10-
20/LPB, eritrosit 3-5/LPB, nitrit dan leukosit esterase positif.
SOAL Dokter menyarankan rawat inap namun pasien menolak.
Terapi yang anda berikan adalah...

30 A. Ceftriakson 1 gr dosis tunggal


B. Ceftriakson 2 gr dosis tunggal
C. Ciprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari
D. Levofloksasin 1x750 mg selama 5 hari
E. Amoxiclav 3x625 mg selama 7 hari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. AMOXICLAV 3X625 MG
SELAMA 7 HARI
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 28 tahun
• nyeri pinggang kanan disertai demam dan mual sejak
30 5 hari SMRS.
• PF: Suhu 39C dan nyeri ketok CVA positif.
• Urinalisis: leukosit 10-20/LPB, eritrosit 3-5/LPB, nitrit dan
leukosit esterase positif.
• Dokter menyarankan rawat inap namun pasien
menolak.

Terapi yang anda berikan adalah...

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pyelonefritis

PEMBAHASAN
• Onset penyakit akut dan timbulnya tiba-tiba
dalam beberapa jam atau hari

30 • Demam dan menggigil


• Nyeri pinggang, unilateral atau bilateral
• Sering disertai gejala sistitis, berupa: frekuensi,
nokturia, disuria, urgensi, dan nyeri suprapubik
• Kadang disertai pula dengan gejala
gastrointestinal, seperti: mual, muntah, diare, atau
nyeri perut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko

PEMBAHASAN
• Lebih sering terjadi pada wanita usia subur
• Sangat jarang terjadi pada pria berusia <50

30 tahun, kecuali homoseksual


• Koitus per rektal
• HIV/AIDS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pyelonefritis

PEMBAHASAN Pemeriksaan fisik Penunjang

• Nyeri ketok pada sudut • Urinalisis : leukosit lebih dari 5 –

30 kostovertebra, unilateral atau


bilateral
• Ginjal seringkali tidak dapat
10 / lapang pandang besar (LPB),
Silinder leukosit (+), Hematuria,
Bakteriuria bermakna > 104
dipalpasi karena adanya nyeri koloni/ml
tekan dan spasme otot • Kultur urin dan tes sentifitas-
• Dapat ditemukan nyeri tekan resistensi antibiotic
pada area suprapubik • Darah perifer dan hitung jenis
• Distensi abdomen dan bising • Kultur darah
usus menurun (ileus paralitik) • Foto polos abdomen (BNO)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Pyelonefritis

PEMBAHASAN Antibiotik Parenteral


• pilihan terapi: ceftriaxone, cefepime, dan fluorokuinolon (ciprofloxacin dan levofloxacin)

30 • basil Gram positif: ampisillin yang dikombinasi dengan Gentamisin, Ampicillin Sulbaktam,
dan Piperacillin Tazobactam
• diganti dengan obat oral setelah 24-48 jam,

Antibiotik oral empirik awal untuk pasien rawat jalan


• fluorokuinolon untuk basil Gram negatif.
• penyebab lainnya dapat digunakan Trimetoprimsulfametoxazole.
• enterococcus, dapat diberikan Amoxicilin
• Sefalosporin generasi kedua atau ketiga juga efektif, walaupun data yang mendukung masih
sedikit.
• Pengobatan selama 7-14 hari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ceftriakson 1 gr dosis tunggal  tidak diberikan
PEMBAHASAN dosis tunggal
B. Ceftriakson 2 gr dosis tunggal  tidak diberikan
30 dosis tunggal
C. Ciprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari
diberikan 7 hari
D. Levofloksasin 1x750 mg selama 5 hari Amoxiclav
3x625 mg selama 7 hari  diberikan 2 minggu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang diberikan pada pasien
PEMBAHASAN kasus diatas adalah…

30 E. AMOXICLAV 3X625 MG
SELAMA 7 HARI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ke klinik
oleh orang tua karena sang anak demam dan nyeri perut
bawah. Nyeri dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Semenjak
itu pasien lebih sering mengompol, sering menangis ketika
ingin buang air kecil, dan ketika BAK pun jumlahnya
SOAL sedikit namun frekuen, tidak ada darah pada urin. Dari
tanda vital didapat suhu axilla 37,6 derajat celcius, nadi
100 x/menit, dan napas 20 x/menit. Dari pemeriksaan fisik
31 didapatkan nyeri tekan suprapubik. Tidak ditemukan
hipospadia, epispadia, pimosis ataupun parapimosis.
Apakah diagnosis pasien ini?
A. GNAPS
B. Sindrom Nefrotik
C. Pyelonefritis
D. Sistitis
E. Batu saluran kemih

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. SISTITIS

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• laki-laki berusia 3 tahun

31 • demam dan nyeri perut bawah. Nyeri dirasakan


sejak 4 hari
• sering mengompol, sering menangis ketika ingin
buang air kecil, dan ketika BAK pun jumlahnya
sedikit namun frekuen
• suhu axilla 37,6 derajat celcius
• nyeri tekan suprapubik
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

PEMBAHASAN
• DEFINISI
• Infeksi saluran kemih adalah keadaan bertumbuh
31 dan berkembang biaknya kuman atau mikroba di
dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) adalah infeksi pada saluran
kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran
kemih yang menyebabkan stasis urin.
PEMBAHASAN

ISK kompleks (complicated UTI) adalah ISK yang disertai dengan kelainan

31 anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis


ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa
batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-
buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ETIOLOGI
Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada
PEMBAHASAN ISK serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM
Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.

31

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
DIAGNOSIS
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan urin.
PEMBAHASAN

Manifestasi klinis
31 Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas
reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur
pasien.
Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya
ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan
biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs).
ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan
prognosis jangka panjang baik.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati,
anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak
mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak
begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik
PEMBAHASAN hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour).

Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam,

31 penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng,


kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak
merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang.

Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi
hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul
dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih
ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria,
disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit
pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil,
gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan
darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri
pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel dan kejang.
PEMBAHASAN Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis,
yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal
sebagai nefropenia lobar.
31 Pada sistitis, demam jarang melebihi 38 derajat celcius , biasanya
ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta
gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa
diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan
enuresis.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Urinalisis
PEMBAHASAN Pada urinalisis akan didapatkan leukosituria, leukosit esterasi,
nitrit, hingga hematuria

31 B. Pemeriksaan darah
Didapatkan leukositosis dengan peningkatan neutrofil,
peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein positif (tanda
ISK atas), peningkatan prokalsitonin (tanda gromerulonefritis)
C. Biakan Urin 

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• BIAKAN URINE
• Teknik pengambilan sampel untuk biakan urin
PEMBAHASAN terdiri atas aspirasi supra pubik, kateterisasi urin,
urin pancar tengah (midstream urine), dan
31 pengambilan urin dengan urine collector.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK terkonfirmasi bila :
a. Biakan urin dengan aspirasi supra pubik:
PEMBAHASAN didapatkan berapa pun jumlah kuman.
b. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin:
31 didapatkan kuman dengan jumlah > 50.000
cfu/mL
c. Biakan urin dengan urin pancar tengah:
didapatkan kuman dengan jumlah > 100.000
cfu/mL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• Diagnosis klinis ISK dapat ditegakkan sehingga
dapat diterapi dengan antibiotik empiris meskipun
belum ada hasil biakan urin, apabila:
PEMBAHASAN

a. Anak dengan demam disertai kelainan pada


31 urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit
esterase positif.
b. Anak dengan keluhan gangguan berkemih seperti
disuria, polakisuria, urgency, frequency, ngompol,
nyeri pinggang disertai dengan kelainan pada
urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit
esterase positif.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK:
a. Untuk ISK bawah atau sistitis: 5 – 7 hari, per oral
b. Untuk ISK atas atau pielonefritis akut: 7- 10 hari, parenteral. Jika
PEMBAHASAN
setelah 3-4 hari pemberian antibiotik parenteral tampak perbaikan
klinis, pengobatan dapat dilanjutkan dengan antibiotik oral sampai

31 c.
d.
7-10 hari
Untuk ISK pada neonatus: 10 – 14 hari, parenteral
Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada anak
yang toksik, muntah, dehidrasi, ataupun yang mempunyai
kelainan pada sistem saluran kemih.
e. Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam, perlu
dilakukan biakan urin ulangan dan pertimbangkan melakukan
pemeriksaan pencitraan segera untuk mengetahui kelainan urologi.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

31

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. GNAPS  pasien datang dengan keluhan kencing
PEMBAHASAN merah dengan riwayat infeksi tenggorokan yang tidak
ditatalaksana dengan baik
B. Sindrom Nefrotik  pasien datang dengan keluhan
31 bengkak, sesak napas, bahkan perut membesar
C. Pyelonefritis  pasien datang dengan demam tinggi dan
menggigil, disertai riwayat sering kencing, nyeri kencing
E. Batu saluran kemih  pasien datang dgn keluhan
terkadang sulit kencing hingga batu yg keluar ketika
kencing

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

31 D. SISTITIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa ke klinik oleh orang tua
karena sang anak demam sejak 2 hari yang lalu. Semenjak itu pasien
lebih sering mengompol, sering menangis ketika ingin buang air kecil,
dan ketika BAK pun jumlahnya sedikit namun frekuen. Dari tanda vital
didapat suhu axilla 37,6 derajat celcius, nadi 100 x/menit, dan napas 20
x/menit. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan hipospadia, epispadia,
pimosis ataupun parapimosis. Namun pada gland penis pasien tampak
SOAL smegma dan ketika diretraksipun harus dipaksa. Manakah interpretasi
pemeriksaan penunjang yang tepat untuk kasus ini?

32 A. Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan kuman dengan


jumlah > 10^5 cfu/mL
B. Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan kuman dengan
jumlah > 10^4 cfu/mL
C. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman
dengan jumlah > 10^5 cfu/mL
D. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman
dengan jumlah > 10^5 cfu/mL
E. Biakan urin dengan teknik aspirasi supraubik: didapatkan kuman
dengan jumlah > 50.000 cfu/mL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. BIAKAN URIN DENGAN URIN PANCAR TENGAH:
DIDAPATKAN KUMAN DENGAN JUMLAH > 10^5 CFU/ML

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak usia 3 tahun  demam  sering kencng,

32 sering ngompol, nyeri kencing


• Tanda vital : suhu 37,6
• Pemfis : sulit menarik prepotium penis, banyak
smegma

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

PEMBAHASAN
• DEFINISI
• Infeksi saluran kemih adalah keadaan bertumbuh
32 dan berkembang biaknya kuman atau mikroba di
dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK simpleks (simple UTI, uncomplicated UTI) adalah infeksi pada saluran
kemih yang normal tanpa kelainan struktural maupun fungsional saluran
kemih yang menyebabkan stasis urin.
PEMBAHASAN

ISK kompleks (complicated UTI) adalah ISK yang disertai dengan kelainan

32 anatomik dan atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan stasis


ataupun aliran balik (refluks) urin. Kelainan saluran kemih dapat berupa
batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, kista ginjal, buli-
buli neurogenik, benda asing, dan sebagainya.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ETIOLOGI
Escherichia coli (E.coli) merupakan kuman penyebab tersering (60-80%) pada
PEMBAHASAN ISK serangan pertama. Penelitian di dalam negeri antara lain di RSCM
Jakarta juga menunjukkan hasil yang sama.

32

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
DIAGNOSIS
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium yang dipastikan dengan biakan urin.
PEMBAHASAN

Manifestasi klinis
32 Gejala klinik ISK pada anak sangat bervariasi, ditentukan oleh intensitas
reaksi peradangan, letak infeksi (ISK atas dan ISK bawah), dan umur
pasien.
Sebagian ISK pada anak merupakan ISK asimtomatik, umumnya
ditemukan pada anak umur sekolah, terutama anak perempuan dan
biasanya ditemukan pada uji tapis (screening programs).
ISK asimtomatik umumnya tidak berlanjut menjadi pielonefritis dan
prognosis jangka panjang baik.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada masa neonatus, gejala klinik tidak spesifik dapat berupa apati,
anoreksia, ikterus atau kolestatis, muntah, diare, demam, hipotermia, tidak
mau minum, oliguria, iritabel, atau distensi abdomen. Peningkatan suhu tidak
begitu tinggi dan sering tidak terdeteksi. Kadang-kadang gejala klinik
PEMBAHASAN hanya berupa apati dan warna kulit keabu-abuan (grayish colour).

Pada bayi sampai satu tahun, gejala klinik dapat berupa demam,

32 penurunan berat badan, gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, cengeng,


kolik, muntah, diare, ikterus, dan distensi abdomen. Pada palpasi ginjal anak
merasa kesakitan. Demam yang tinggi dapat disertai kejang.

Pada umur lebih tinggi yaitu sampai 4 tahun, dapat terjadi demam yang tinggi
hingga menyebabkan kejang, muntah dan diare bahkan dapat timbul
dehidrasi. Pada anak besar gejala klinik umum biasanya berkurang dan lebih
ringan, mulai tampak gejala klinik lokal saluran kemih berupa polakisuria,
disuria, urgency, frequency, ngompol, sedangkan keluhan sakit perut, sakit
pinggang, atau pireksia lebih jarang ditemukan.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pada pielonefritis dapat dijumpai demam tinggi disertai menggigil,
gejala saluran cerna seperti mual, muntah, diare. Tekanan
darah pada umumnya masih normal, dapat ditemukan nyeri
pinggang. Gejala neurologis dapat berupa iritabel dan kejang.
PEMBAHASAN Nefritis bakterial fokal akut adalah salah satu bentuk pielonefritis,
yang merupakan nefritis bakterial interstitial yang dulu dikenal
sebagai nefropenia lobar.
32 Pada sistitis, demam jarang melebihi 38 derajat celcius , biasanya
ditandai dengan nyeri pada perut bagian bawah, serta
gangguan berkemih berupa frequensi, nyeri waktu berkemih, rasa
diskomfort suprapubik, urgensi, kesulitan berkemih, retensio urin, dan
enuresis.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Urinalisis
PEMBAHASAN Pada urinalisis akan didapatkan leukosituria, leukosit esterasi,
nitrit, hingga hematuria

32 B. Pemeriksaan darah
Didapatkan leukositosis dengan peningkatan neutrofil,
peningkatan laju endap darah, C-reaktif protein positif (tanda
ISK atas), peningkatan prokalsitonin (tanda gromerulonefritis)
C. Biakan Urin 

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• BIAKAN URINE
• Teknik pengambilan sampel untuk biakan urin
PEMBAHASAN terdiri atas aspirasi supra pubik, kateterisasi urin,
urin pancar tengah (midstream urine), dan
32 pengambilan urin dengan urine collector.

Sumber : Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ISK terkonfirmasi bila :
a. Biakan urin dengan aspirasi supra pubik:
PEMBAHASAN didapatkan berapa pun jumlah kuman.
b. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin:
32 didapatkan kuman dengan jumlah > 50.000
cfu/mL
c. Biakan urin dengan urin pancar tengah:
didapatkan kuman dengan jumlah > 100.000
cfu/mL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
• Diagnosis klinis ISK dapat ditegakkan sehingga
dapat diterapi dengan antibiotik empiris meskipun
belum ada hasil biakan urin, apabila:
PEMBAHASAN

a. Anak dengan demam disertai kelainan pada


32 urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit
esterase positif.
b. Anak dengan keluhan gangguan berkemih seperti
disuria, polakisuria, urgency, frequency, ngompol,
nyeri pinggang disertai dengan kelainan pada
urinalisis seperti leukosituria, uji nitrit positif, leukosit
esterase positif.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Pemberian antibiotik sebagai terapi ISK:
a. Untuk ISK bawah atau sistitis: 5 – 7 hari, per oral
b. Untuk ISK atas atau pielonefritis akut: 7- 10 hari, parenteral. Jika
PEMBAHASAN
setelah 3-4 hari pemberian antibiotik parenteral tampak perbaikan
klinis, pengobatan dapat dilanjutkan dengan antibiotik oral sampai

32 c.
d.
7-10 hari
Untuk ISK pada neonatus: 10 – 14 hari, parenteral
Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada anak
yang toksik, muntah, dehidrasi, ataupun yang mempunyai
kelainan pada sistem saluran kemih.
e. Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam, perlu
dilakukan biakan urin ulangan dan pertimbangkan melakukan
pemeriksaan pencitraan segera untuk mengetahui kelainan urologi.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

32

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Biakan urin dengan urin pancar tengah: didapatkan kuman dengan
jumlah > 10^4 cfu/mL  yang tepat pada teknik urin pancar
PEMBAHASAN tengah adalah jumlah kuman > 10^5 cfu/mL
C. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman

32 dengan jumlah > 10^5 cfu/mL  yang tepat pada teknik


kateterisasi urin adalah jumlah kuman > 50.000 cfu/mL
D. Biakan urin dengan teknik kateterisasi urin: didapatkan kuman
dengan jumlah > 10^5 cfu/mL  yang tepat pada teknik
kateterisasi urin adalah jumlah kuman > 50.000 cfu/mL
E. Biakan urin dengan teknik aspirasi supraubik: didapatkan kuman
dengan jumlah > 50.000 cfu/mL  yang tepat pada aspirasi
suprapubik adalah jumlah kuman brapapun

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, interpretasi penunjang yang tepat
PEMBAHASAN adalah
A. BIAKAN URIN DENGAN URIN PANCAR
32 TENGAH: DIDAPATKAN KUMAN
DENGAN JUMLAH > 10^5 CFU/ML

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuan berusia 20 bulan, dibawa oleh
ibunya ke IGD Rumah Sakit dengan riwayat kejang. Dari
anamnesis, didapatkan bahwa pasien demam mencapai
39 derajat Celcius, kejang terjadi seluruh tubuh, selama
kejang pasien tidak sadar, namun setelah kejang berhenti
SOAL pasien sadar dan rewel. Kejang hanya 1 kali, selama 2 menit,
kemudian setelah kejang berhenti, ibu segera membawa
pasien ke RS. Pada pemeriksaan tanda vital, didapatkan
33 denyut nadi 124x/menit, dengan frekuensi nafas 32x/menit,
suhu 38,7 C rektal dan tidak ditemukan kelainan neurologis.
Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Kejang demam kompleks
B. Ensefalitis
C. Meningitis
D. Kejang demam sederhana
E. Epilepsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. KEJANG DEMAM SEDERHANA

PEMBAHASAN
Keyword :
• Anak 20 bulan, kejang seluruh tubuh hanya 1x

33 • Selama kejang tidak sadar, setelah kejang sadar


• Riw demam 39 C
• PF : N 124, R 32, S 38.7
• Kelainan neurologis (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
DEFNISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
PEMBAHASAN terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
38 derajat Celcius, dengan metode pengukuran
33 suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Keterangan:
1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan
elektrolit atau metabolik lainnya.
PEMBAHASAN 2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak
disebut sebagai kejang demam.

33 3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang


demam, namun jarang sekali. National Institute of Health (1980)
menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan
Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia lebih
dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami
kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama
infeksi susunan saraf pusat.
4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi
ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
KLASIFIKASI
1. Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15
PEMBAHASAN
menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta
tidak berulang dalam waktu 24 jam.
33 2. Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
1. Kejang lama (>15 menit)
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pungsi lumbal
Indikasi pungsi lumbal :
1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
PEMBAHASAN 2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis

33 3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang


sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotik
tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT KEJANG
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di
rumah (prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis
PEMBAHASAN diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam
rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12

33 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum


berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang
sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan
ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam
intravena.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg
perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
PEMBAHASAN
maksimal 10 mg.

33 Jika kejang masih berlanjut, lihat algoritme


tatalaksana status Epileptikus.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM

PEMBAHASAN

33

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat
selanjutnya tergantung dari indikasi terapi
antikonvulsan proflaksis.
PEMBAHASAN

33

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT DEMAM
Antipiretik
PEMBAHASAN dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa
antipiretik tetap dapat diberikan.
33 Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15
mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan intermiten
Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan
PEMBAHASAN intermiten adalah obat antikonvulsan yang
diberikan hanya pada saat demam.

33 Proflaksis intermiten diberikan pada kejang demam


dengan salah satu faktor risiko di bawah ini:
• Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
• Usia <6 bulan
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
• Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan
<12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3
PEMBAHASAN kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama

33 demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa dosis


tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia,
iritabilitas, serta sedasi.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan rumat
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan
penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus
PEMBAHASAN selektif dan dalam jangka pendek
Indikasi pengobatan rumat:

33 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50%
kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada
PEMBAHASAN sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2
tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari
33 dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
dalam 1-2 dosis.

Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian


pengobatan rumat untuk kejang demam tidak
membutuhkan tapering of, namun dilakukan pada saat
anak tidak sedang demam.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STATUS EPILEPTIKUS
DEFNISI
kejang yang berlangsung terus-menerus selama
periode waktu tertentu atau berulang tanpa
PEMBAHASAN
disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.
batasan waktunya adalah selama 30 menit atau
33 lebih.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STATUS EPILEPTIKUS
PATOFSIOLOGI
Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme untuk
membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas
PEMBAHASAN neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas
neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.

33 Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah neurotran


dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter inhibisi adalah
gamma-aminobutyric acid (GABA).

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Kejang demam kompleks : durasinya lebih dari
PEMBAHASAN 15 menit, kejang lebih dari sekali dalam 24 jam,
tipe kejang nya kejang fokal atau kejang fokal
33 menjadi general
b. Ensefalitis : terdapat penurunan kesadaran
c. Meningitis : terdapat tanda meningeal sign
e. Epilepsi : kejang karena adanya badai impuls
sporadik (belum tentu dicetus oleh demam)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien adalah

33 D. KEJANG DEMAM SEDERHANA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki 3,5 tahun mengalami kejang seluruh tubuh.
Kejang disertai demam. Kejang kelonjotan di seluruh
tubuh. Setelah kejang anak sadar baik. Ini merupakan
yang pertama kali. Di rumah sudah diberikan diazepam
per rektal oleh orangtuanya. Sewaktu sampai di RS,
SOAL pasien kembali kejang dan perawat memberikan
diazepam per rektal. Jika pasien kejang kembali, terapi
apa yang diberikan?
34 A. Diazepam IV 0,3-0,5 mg/kgBB
B. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB
C. Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB
D. Fenobarbital IV 10-20 mg/kg BB
E. Diazepam rektal 10 mg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. DIAZEPAM IV 0,3-0,5
MG/KGBB
PEMBAHASAN
• Anak usia 3,5 tahun
• Kejang seluruh tubuh

34 • Di rumah diberikan diazepam rektal


• Di RS juga diberikan diazepam rektal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
DEFNISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
PEMBAHASAN terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun
yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
38 derajat Celcius, dengan metode pengukuran
34 suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Keterangan:
1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan karena gangguan
elektrolit atau metabolik lainnya.
PEMBAHASAN 2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka tidak
disebut sebagai kejang demam.

34 3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang


demam, namun jarang sekali. National Institute of Health (1980)
menggunakan batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan
Ellenberg (1978), serta ILAE (1993) menggunakan batasan usia lebih
dari 1 bulan. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan mengalami
kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama
infeksi susunan saraf pusat.
4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam rekomendasi
ini melainkan termasuk dalam kejang neonatus

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
KLASIFIKASI
1. Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat (kurang dari 15
PEMBAHASAN
menit), bentuk kejang umum (tonik dan atau klonik), serta
tidak berulang dalam waktu 24 jam.
34 2. Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
1. Kejang lama (>15 menit)
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
3. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pungsi lumbal
Indikasi pungsi lumbal :
1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
PEMBAHASAN 2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis

34 3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang


sebelumnya telah mendapat antibiotik dan pemberian antibiotik
tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT KEJANG
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua di
rumah (prehospital)adalah diazepam rektal. Dosis
PEMBAHASAN diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam
rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 12

34 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg.

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum


berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang
sama dengan interval waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali
pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan
ke rumah sakit. Di rumah sakit dapat diberikan diazepam
intravena.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg
perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
PEMBAHASAN
maksimal 10 mg.

34 Jika kejang masih berlanjut, lihat algoritme


tatalaksana status Epileptikus.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM

PEMBAHASAN

34

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat
selanjutnya tergantung dari indikasi terapi
antikonvulsan proflaksis.
PEMBAHASAN

34

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
TATALAKSANA SAAT DEMAM
Antipiretik
PEMBAHASAN dokter neurologi anak di Indonesia sepakat bahwa
antipiretik tetap dapat diberikan.
34 Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15
mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam.
Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan intermiten
Yang dimaksud dengan obat antikonvulsan
PEMBAHASAN intermiten adalah obat antikonvulsan yang
diberikan hanya pada saat demam.

34 Proflaksis intermiten diberikan pada kejang demam


dengan salah satu faktor risiko di bawah ini:
• Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
• Usia <6 bulan
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
• Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali
per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan
<12 kg dan 10 mg untuk berat badan >12 kg), sebanyak 3
PEMBAHASAN kali sehari, dengan dosis maksimum diazepam 7,5 mg/kali.
Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama

34 demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa dosis


tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia,
iritabilitas, serta sedasi.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemberian obat antikonvulsan rumat
Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan
penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping yang tidak
diinginkan, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus
PEMBAHASAN selektif dan dalam jangka pendek
Indikasi pengobatan rumat:

34 1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya palsi serebral, hidrosefalus, hemiparesis.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan
gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50%
kasus. Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada
PEMBAHASAN sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2
tahun, asam valproat dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati. Dosis asam valproat adalah 15-40 mg/kg/hari
34 dibagi dalam 2 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg/hari
dalam 1-2 dosis.

Pengobatan diberikan selama 1 tahun, penghentian


pengobatan rumat untuk kejang demam tidak
membutuhkan tapering of, namun dilakukan pada saat
anak tidak sedang demam.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STATUS EPILEPTIKUS
DEFNISI
kejang yang berlangsung terus-menerus selama
periode waktu tertentu atau berulang tanpa
PEMBAHASAN
disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.
batasan waktunya adalah selama 30 menit atau
34 lebih.

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STATUS EPILEPTIKUS
PATOFSIOLOGI
Status epileptikus terjadi akibat kegagalan mekanisme untuk
membatasi penyebaran kejang baik karena aktivitas
PEMBAHASAN neurotransmiter eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas
neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.

34 Neurotransmiter eksitasi utama tersebut adalah neurotran


dan asetilkolin, sedangkan neurotransmiter inhibisi adalah
gamma-aminobutyric acid (GABA).

Sumber : Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam & Status Epileptikus - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB : saat kejang sulit
PEMBAHASAN memberikan diazepam per oral

34 C. Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB : apabila setelah


pemberian diazepam IV, kejang masih berlanjut

D. Fenobarbital IV 10-20 mg/kg BB : apabila setelah


pemberian diazepam IV, kejang masih berlanjut

E. Diazepam rektal 10 mg : sudah diberikan 2x

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi tatalaksana yg tepat adalah

34 A. DIAZEPAM IV 0,3-0,5
MG/KGBB

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki usia15 tahun datang ke IGD diantar oleh
ayahnya dengan keluhan sesak napas sejak 2 jam yang
lalu dan tercium bau aseton.
Dari pemeriksaan status vital didapatkan TD 130/90, nadi
115x/menit, napas 33x/menit cepat dan dalam, suhu 38,5
SOAL derajat celcius. Pemeriksaan fisik keadaan umum tampak
sesak, tidak tampak sianosis di mukosa bibir, pada
pemeriksaan thorak dalam batas normal
35 Pemeriksaan lab diperoleh Hb 11,4g/dL, AL 14000/uL, AT
219000/uL, GDS 400 mg/dL.
Apakah etiologi kondisi tersebut?
A. Penurunan Glukoneogenesis
B. Peningkatan Kadar Glukagon
C. Defisiensi Insulin Absolut
D. Peningkatan Resistensi Insulin
E. Penurunan Sensitivitas Insulin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. DEFISIENSI INSULIN ABSOLUT

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak laki laki 15 tahun  sesak napas sejak 2 jam

35 • TD 130/90, nadi 115x/menit, napas 33x/menit


cepat dan dalam, suhu 38,5 derajat celcius
• Pemeriksaan fisik  napas cepat dan dalam,
berbau aseton
• Pemeriksaan Lab  GDS 400 mg/dL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS

PEMBAHASAN
DEFINISI
DM tipe-1 adalah kelainan sistemik akibat

35 terjadinya gangguan metabolisme glukosa yang


ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan ini
disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas baik
oleh proses autoimun maupun idiopatik sehingga
produksi insulin berkurang bahkan terhenti. Sekresi
insulin yang rendah mengakibatkan gangguan
pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS
DIAGNOSIS
PEMBAHASAN
1. Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsia, nokturia,
enuresis, penurunan berat badan, polifagia, dan kadar
35 glukosa plasma sewaktu : 200 mg/ dL (11.1 mmol/L). Atau
2. Kadar glukosa plasma puasa : 126 mg/dL (7 mmol/L).
Atau
3. Kadar glukasa plasma : 200 mg/ dL (11.1 mmol/L) pada
jam ke-2 TTGO (Tes Tolerasansi Glukosa Oral). Atau
4. 4. HbA1c >6.5% (dengan standar NGSP dan DCCT)

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS
• Glukosa plasma puasa dianggap normal bila kadar
PEMBAHASAN
glukosa darah plasma <126 mg/dL (7 mmol/L). Glukosuria
saja tidak spesifik untuk DM sehingga perlu dikonfi rmasi
35 •
dengan pemeriksaan glukosa darah.
Pada penderita yang asimtomatis dengan peningkatan
kadar glukosa plasma sewaktu (>200 mg/dL) harus dikonfi
rmasi dengan kadar glukosa plasma puasa atau dengan
tes toleransi glukosa oral yang terganggu. Diagnosis tidak
ditegakkan berdasarkan satu kali pemeriksaan.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS
Penilaian glukosa plasma puasa :
PEMBAHASAN
Normal : < 100 mg/dL (5.6 mmol/L)
Gangguan glukosa plasma puasa (Impaired fasting glucose = IFG): 100–
35 125 mg/dL (5.6–6.9 mmol/L)
Diabetes : > 126 mg/dL (7.0 mmol/L)

Penilaian tes toleransi glukosa oral :


Normal : <140 mg/dL (7.8 mmol/L)
Gangguan glukosa toleransi (Impaired glucose tolerance
=IGT) : 140–200 mg/dL (7.8–<11.1 mmol/L)
Diabetes : > 200 mg/dL (11.1 mmol/L)
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS
GAMBARAN KLINIS
PEMBAHASAN
• Sebagian besar penderita DM tipe-1 mempunyai riwayat
perjalanan klinis yang akut.
35 • Poliuria, polidipsia, nokturia, enuresis, penurunan berat
badan yang cepat dalam 2-6 minggu sebelum diagnosis
ditegakkan, kadang-kadang disertai polifagia dan
gangguan penglihatan.
• Apabila gejala-gejala klinis ini disertai dengan
hiperglikemia maka diagnosis DM tidak diragukan lagi.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS
KARAKTERISTIK KLINIS SAAT DIAGNOSIS DITEGAKKAN
PEMBAHASAN
• Tidak terdapat kegawatan

35 - Enuresis (mengompol) pada anak yang sudah tidak


mengompol dapat menyebabkan kesalahan diagnosis dengan
infeksi saluran kemih.
- Kandidiasis vaginal, terutama pada anak perempuan
prapubertas.
- Penurunan berat badan kronis atau gagal tumbuh.
- Iritabilitas dan penurunan prestasi di sekolah.
- Infeksi kulit berulang.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS
Perjalanan alamiah penyakit DM tipe-1 ditandai dengan
PEMBAHASAN
adanya periode remisi (parsial/total) yang dikenal sebagai
honeymoon periode.
35 Periode ini terjadi akibat berfungsinya kembali jaringan
residual pankreas sehingga pankreas mensekresikan kembali
sisa insulin.
Periode ini akan berakhir apabila pankreas sudah
menghabiskan seluruh sisa insulin.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS
Sasaran Terapi
PEMBAHASAN
1. Bebas dari gejala penyakit

35 2. Dapat menikmati kehidupan sosial


3. Terhindar dari komplikasi

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIABETES MELITUS
Tujuan Terapi
PEMBAHASAN
1. Tumbuh kembang optimal

35 2. Perkembangan emosional normal


3. Kontrol metabolik yang baik tanpa menimbulkan
hipoglikemia.
4. Hari absensi sekolah rendah dan aktif berpartisipasi dalam
kegiatan sekolah
5. Pasien tidak memanipulasi penyakit
6. Pada saatnya mampu mandiri mengelola penyakitnya.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuan usia 16 tahun diantar oleh
orang tua ke IGD setelah mengeluhkan badan lemas
disertai gemetar dan keringat dingin. Pasien merupakan
seorang penderita diabetes melitus sejak 6 bulan lalu.
Pasien sudah biasa menggunakan insulin.
SOAL Pemeriksaan vital sign didapat TD 130/80 mmHg, laju nadi
110 x/menit, laju napas 24 x/menit, suhu axilla 37 derajat
celcius.
36 Pemeriksaan fisik didapat akral teraba dingin.
Dari pemeriksaan GDS didapatkan 62 mg/dL.
Apakah komplikasi akut yang dialami oleh pasien saat
ini?
A. Hipoglikemia
B. Ketoasidosis diabetikum
C. Hyperosmolar hyperglikemic State
D. Hiperglikemia
E. Diabetes tipe 2
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. HIPOGLIKEMIA

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak perempuan 16 tahun  lemas, gemetar,

36 keringat dingin
• Riwayat DM tipe 1  rutin terapi insulin
• Pemeriksaan vital sign : TD 130/80 mmHg, laju nadi
110 x/menit, laju napas 24 x/menit, suhu axilla 37
derajat celcius
• Pemeriksaan fisik didapat akral teraba dingin.
• Dari pemeriksaan GDS didapatkan 62 mg/dL.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPOGLIKEMIA

PEMBAHASAN
• Menurut the American Diabetes Association dan
kelompok kerja Endocrine Society definisi
Hipoglikemia pada pasien diabetes adalah
36 semua episode kadar glukosa darah rendah yang
mempunyai potensi membahayakan.
• Kadar glukosa darah <60-70 mg/dL (3,3-4 mmol/L)
dianggap dapat berisiko hipoglikemia berat pada
seseorang. Pada kadar ini terjadi peningkatan
respons

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DEFINISI HIPOGLIKEMIA

PEMBAHASAN
• Kadar glukosa darah <70 mg/dL (4 mmol/L)
direkomendasikan untuk digunakan sebagai nilai
batasan untuk mengidentifi kasi dan memulai
36 tatalaksana hipoglikemia pada anak dengan
diabetes.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GEJALA HIPOGLIKEMIA
Gejala dan
Klinis
tanda
PEMBAHASAN
Otonom Gemetar, berkeringat, tremor, palpitasi, pucat.

36 Neuroglikopenia
Konsentrasi menurun, pandangan kabur atau
dobel, gangguan penglihatan warna, gangguan
pendengaran, pelo, bingung, sulit berpikir,
lupa, pusing, limbung bila berjalan, penurunan
kesadaran, kejang, kematian.
Perubahan Rewel, aneh/ berubah-ubah pikiran, agitasi, mimpi
perilaku buruk, menangis keras sulit ditenangkan.
Non spesifik Lapar, sakit kepala, mual, lelah.
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPOGLIKEMIA

PEMBAHASAN
• Anak yang dianggap mengalami hipoglikemia
berat adalah bila hipoglikemia disertai gejala
neuroglikopenia berat, seperti koma atau kejang,
36 dan membutuhkan terapi parenteral (glukagon
atau infus glukosa).
• Sedangkan hipoglikemia ringan dan sedang
dijadikan satu dalam pembagiannya karena
tidakberbeda dalam penanganannya dan
hampir semua memerlukan penanganan dari
orangtua atau pengasuh
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
LEVEL HIPOGLIKEMIA TATALAKSANA PERTIMBANGAN LAIN

Untuk meningkatkan kadar glukosa darah


PEMBAHASAN Coklat, susu, dan makanan
sebanyak 45-65 mg/dL (2,5-3,6 mmol/L) perlu
lain yang mengandung lemak
diberikan glukosa 0,3 g/kg atau sekitar 9g
sebaiknya tidak diberikan

36 Ringan /
glukosa untuk anak dengan berat 30 kg dan
15g untuk anak 50 kg. Bentuk gula yang
diberikan untuk tatalaksana awal adalah gula
yang mudah diserap, yaitu gula sederhana,
sebagai terapi awal, karena
menyebabkan glukosa diserap
lebih lambat. Bila gejala
membaik, atau sudah tercapai
sedang seperti tablet glukosa, jus, sirup, permen.
euglikemia makan atau
Setelah tata laksana tunggu 10- 15 menit, cek
kudapan selanjutnya dapat
ulang glukosa. Bila respons tidak ada atau
dikonsumsi (misalnya buah,
tidak adekwat pemberian glukosa oral dapat
roti, sereal, dan susu) untuk
diulangi. Cek ulang glukosa darah setelah 20-
mencegah berulangnya
30 menit untuk memastikan target gula darah
hipoglikemia.
sudah tercapai dan tidak terlampaui.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
LEVEL HIPOGLIKEMIA TATALAKSANA PERTIMBANGAN LAIN

Memerlukan terapi segera. Bila disertai


PEMBAHASAN penurunan kesadaran +/- kejang (atau muntah)
terapi paling aman sebetulnya adalah injeksi
glukagon (SK, IM, atau IV). Untuk usia<5 tahun

36 berikan 0,5 mg dan usia >5 tahun 1,0 mg, atau


10-30 mcg/kg. Di rumah sakit: berikan dekstrosa
10% intravena dengan dosis 2 mL/kgBB diikuti
Bila tidak ada glukagon, oleskan
selai atau madu atau gula bubuk
infus dekstrosa untuk menstabilkan kadar
Berat ke bagian dalam mulut/ pipi
glukosa darah antara 100-180 mg/dL (5,6-10
sambil segera sambil membawa
mmol/L). Selanjutnya untuk mencegah
pasien ke rumah sakit.
berulangnya hipoglikemia perlu dilakukan
pemantauan klinis ketat dan monitor kadar
glukosa darah. Bila hipoglikemia berulang perlu
diberikan tambahan karbohidrat ekstra dan/ atau
infus dekstrosa 10% 2-5 mg/kg/menit (1,2-3
ml/kg/jam)
Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
LEVEL
TATALAKSANA PERTIMBANGAN LAIN
HIPOGLIKEMIA

PEMBAHASAN Pasien dan orangtua perlu


Target glukosa darah perlu diberitahu untuk
menghubungi tim diabetes

36 Hypoglycemia
unawareness
ditinggikan bila ditemukan
hipoglikemia berulang dan/ atau
hypoglycemia unawareness.
nya bila
hypoglycemia
mengalami
unawareness
(seperti hipoglikemia terjadi
tanpa gejala atau langsung
Menghindari hipoglikemia selama mengalami gejala
2-3 minggu neuroglikopenia tanpa gejala
otonom).

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA
• Hipoglikemia akan lebih sering terjadi bila regimen
terapi ditingkatkan (dosis insulin lebih tinggi, akan
PEMBAHASAN lebih sedikit, dan lebih banyak olahraga);
• pada anak-anak lebih kecil;
36 • HbA1c lebih rendah;
• kadar glukosa darah sering rendah;
• ambang gejala otonom menurun;
• saat tidur;
• setelah minum alkohol.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA
• Pemilihan regimen insulin yang sesuai dengan pola makan
dan kegiatan sehari-hari (termasuk olahraga) dapat
PEMBAHASAN menurunkan risiko hipoglikemia.
• Asupan makanan (jumlah dan waktunya) perlu disesuaikan

36 dengan kerja insulin yang digunakan.


• Pemantauan kadar glukosa darah lebih sering terutama saat
tidur, yaitu sekitar jam 01.00-05.00 dini hari merupakan salah
satu cara yang dapat diterapkan untuk mendeteksi
hipoglikemia ringan/sedang dan menghindari Hipoglikemia
berat. Hipoglikemia nokturnal sering asimptomatik dan
berlangsung lama.

Sumber : UKK Endokrinologi Anak dan Remaja, IDAI - World Diabetes Foundation 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Ketoasidosis diabetikum : kondisi hiperglikemia
PEMBAHASAN
dengan penurunan pH darah menjadi asidosis, serta
adanya badan keton pada urine

36 C. Hyperosmolar hyperglikemic state : kondisi


peningkatan osmolaritas darah (>320 mOsm/L), serta
hiperglikemia berat (>600 mg/dL)

D. Hiperglikemia : kadar gula darah > 200mg/dL

E. Diabetes tipe 2 : kondisi ini bukan komplikasi akut dari


DM tipe 1

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, komplikasi akut yang dialami oleh
PEMBAHASAN pasien saat ini adalah

36 A. HIPOGLIKEMIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak usia 1,5 tahun tampak sesak napas setelah
mengkonsumsi kacang. Pasien kemudian di posisikan
tertelungkup di paha oleh sang dokter sembari
punggungnya dipukul-pukul menggunakan tumit telapak
tangan. Namun obstruksi belum membaik. Tindakan
SOAL selanjutnya yang tepat adalah?
A. Perasat back blow
B. Perasat chest trust
37 C. Perasat heimlich
D. Memposisikan anak tidur terlentang sambil melakukan
penekanan menggunakan 2 jari
E. Suplementasi oksigen

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. PERASAT HEIMLICH

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak usia 1,5 tahun  tersedak

37 • Sedang dilakukan perasat back blow  tidak


membaik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

37

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

37

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

37

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A.Perasat back blow  tindakan yang sedang dilakukan oleh sang
dokter
PEMBAHASAN

B. Perasat chest trust  dilakukan pada anak usia < 1 tahun dan

37 backblow belum membaik

D. Memposisikan anak tidur terlentang sambil melakukan


penekanan menggunakan 2 jari  dilakukan pada anak usia < 1
tahun dan backblow belum membaik

E. Suplementasi oksigen  kurang tepat sebagai tatalaksana


selanjutnya bila back blow gagal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana selanjutnya yang tepat
PEMBAHASAN adalah

37 C. PERASAT HEIMLICH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang bayi prematur lahir dengan berat badan 1200
gram. Ketika lahir bayi tidak menangis spontan. Setelah
dilakukan 5 langkah awal, didapatkan bahwa laju denyut
jantung bayi 80 x/menit. Diberikan VTP pada bayi,
pengembangan dada adekuat, namun laju denyut
SOAL jantung bayi menjadi 50 x/menit. Apa tindakan tepat
selanjutnya?
A. Ventilasi tekanan positif
38 B. CPAP
C. Suplementasi oksigen
D. VTP+ kompresi dada
E. Intubasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. VTP+ KOMPRESI DADA

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• bayi prematur  berat badan 1200 gram

38 • LDJ bayi 80 x/menit  VTP  pengembangan


dada adekuat  LDJ  50 x/menit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

38

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

38

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RESUSITASI NEONATUS
LANGKAH AWAL

PEMBAHASAN

38

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

38

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ventilasi tekanan positif  sudah dilakukan namun
PEMBAHASAN hasilnya belum adekuat

B. CPAP  dilakukan bila bayi napas spontan namun


38 terdapat distress napas

C. Suplementasi oksigen  sianosis sentral tanpa distress


napas

E. Intubasi  dipertimbangkan bila setelah VTP + kompresi


dada selama 2 menit tidak terdapat perbaikan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tindakan tepat selanjutnya adalah

38 D. VTP+ KOMPRESI DADA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuan berusia 1,5 tahun
dengan berat badan 12 kg terdiagnosis TB paru
dengan sistem scoring TB. Pasien akan menjalani
terapi. Manakah dosis kombinasi dosis tetap (KDT)
SOAL
yang tepat untuk pasien?
A. RHZ 1 tablet (2 bulan) + RH 1 tablet (4 bulan)
B. RHZ 2 tablet (2 bulan) + RH 2 tablet (4 bulan)
39 C. RHZ 3 tablet (2 bulan) + RH 3 tablet (4 bulan)
D. RHZ 4 tablet (2 bulan) + RH 4 tablet (4 bulan)
E. RHZ 5 tablet (2 bulan) + RH 5 tablet (4 bulan)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. RHZ 3 TABLET (2 BULAN) + RH 3
TABLET (4 BULAN)
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak usia 1,5 tahun  BB 12kg  terapi KDT yg

39 tepat?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis].
PEMBAHASAN
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, telapi
dapal juga mengenai organ tubuh lainnya.
39

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
1. GEJALA SISTEMIK/UMUM
a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadi
gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya perbaikan
gizi yang baik dalam waktu 1—2 bulan.
PEMBAHASAN b. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, clan lain-lain). Demam
umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesil'ik

39 TB pada anak apabila Lidak disertai dengan gejaJa-gejala sistemik/umum


lain.
c. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non—remitting [tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau obat
asma [sesuai indikasi).
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
2. ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK
Secara umum penegakan diagnosis TB pada anak
didasarkan pada 4 hal, yaitu:
PEMBAHASAN
l. Konfirmasi bakteriologis TB

39 2. Gejala klinis yang khas TB


3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin positif
atau kontak erat dengan pasien TB)
4. Gambaran foto toraks sugestif TB.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

39

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

39

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
Parameter Sistem Skoring:
1.Kontak dengan pasien TB BTA positif djberi skor 3 bila ada bukti tertulis
hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari
TB 01 atau dari hasil laboratoriurn.
PEMBAHASAN
2. Penentuan status gizi:
a.Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang
39 (moment opname}.
b. Dilakukan dengan parameter BB/TB atau 88/ U. Penentuan status
gizi untuk anal: usia < 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes
2016, sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk pada standar
WHO 2005 yaitu grafik IMT/ U.
c. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi
selama 1—2 bulan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
Beberapa hal penting dalam tata laksana TB Anak adalah:
1. Chat TB djberikan dalam paduan obat, tidak boleh
diberikan sebagai monotcrapi.
PEMBAHASAN 2. Pengobatan diberikan setiap hari.
3. Pemberian gizi yang adekuat.
39 4. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditata laksana
secara bersamaan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

39

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

39

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

39

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. RHZ 1 tablet (2 bulan) + RH 1 tablet (4 bulan) 
PEMBAHASAN untuk BB 5-7kg
B. RHZ 2 tablet (2 bulan) + RH 2 tablet (4 bulan) 
39 untuk BB 8-11kg
D. RHZ 4 tablet (2 bulan) + RH 4 tablet (4 bulan) 
untuk BB 17-22kg
E. RHZ 5 tablet (2 bulan) + RH 5 tablet (4 bulan) 
untuk BB 23-30kg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, dosis KDT yg tepat adalah

39 C. RHZ 3 TABLET (2 BULAN) + RH 3


TABLET (4 BULAN)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki usia 4,5 tahun dibawa ke
puskesmas dengan keluhan batuk sejak sebulan terkahir.
Pasien batuk berdahak. Pasien juga mengalami demam
selama 2 minggu terkahir yang tidak kunjung hilang.
Dalam 2 bulan terakhir berat badan anak juga tidak
SOAL kunjung naik. Pasien dikatakan tidak pernah diasuh oleh
penderita TB ataupun anggota keluarga pasien tidak
ada penderita TB. Dari pemeriksaan didapatkan vital sign
40 pasien dalam batas normal. Pasien tampak lesu. BB/U
pasien < 80%. Dari uji tuberkulin didapatkan indurasi
10mm. Apa langkah selanjutnya?
A. cek sputum BTA
B. observasi
C. pemberian mukolitik
D. memberikan profilaksis
E. langsung mulai terapi OAT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. LANGSUNG MULAI TERAPI OAT

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak usia 4,5 tahun

40 • Batuk kronis  score 1


• Demam tanpa sebab  score 1
• BB/U < 80%  score 1
• Uji tuberkulin (+)  score 3
• Riwayat kontak tidak ada  0

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis].
PEMBAHASAN
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, telapi
dapal juga mengenai organ tubuh lainnya.
40

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
1. GEJALA SISTEMIK/UMUM
a. Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadi
gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya perbaikan
gizi yang baik dalam waktu 1—2 bulan.
PEMBAHASAN b. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, clan lain-lain). Demam
umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesil'ik

40 TB pada anak apabila Lidak disertai dengan gejaJa-gejala sistemik/umum


lain.
c. Batuk lama >2 minggu, batuk bersifat non—remitting [tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau obat
asma [sesuai indikasi).
d. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
2. ALUR DIAGNOSIS TB PADA ANAK
Secara umum penegakan diagnosis TB pada anak
didasarkan pada 4 hal, yaitu:
PEMBAHASAN
l. Konfirmasi bakteriologis TB

40 2. Gejala klinis yang khas TB


3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin positif
atau kontak erat dengan pasien TB)
4. Gambaran foto toraks sugestif TB.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

40

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

40

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
Parameter Sistem Skoring:
1.Kontak dengan pasien TB BTA positif djberi skor 3 bila ada bukti tertulis
hasil laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari
TB 01 atau dari hasil laboratoriurn.
PEMBAHASAN
2. Penentuan status gizi:
a.Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang
40 (moment opname}.
b. Dilakukan dengan parameter BB/TB atau 88/ U. Penentuan status
gizi untuk anal: usia < 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes
2016, sedangkan untuk anak usia > 6 tahun merujuk pada standar
WHO 2005 yaitu grafik IMT/ U.
c. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi
selama 1—2 bulan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK
Beberapa hal penting dalam tata laksana TB Anak adalah:
1. Chat TB djberikan dalam paduan obat, tidak boleh
diberikan sebagai monotcrapi.
PEMBAHASAN 2. Pengobatan diberikan setiap hari.
3. Pemberian gizi yang adekuat.
40 4. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditata laksana
secara bersamaan.

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

40

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

40

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TB ANAK

PEMBAHASAN

40

Sumber : Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB pada Anak – 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. cek sputum BTA  dilakukan ketika pasien dgn
PEMBAHASAN riwayat batuk kronis, demam tanpa sebab, BB
tidak kunjung naik atau malah turun, serta lemas
40 B. Observasi  dilakukan bila klinis (+) namun
penunjang tidak dapat dilakukan (lihat bagan)
C. pemberian mukolitik  tidak termasuk
tatalaksana
D. memberikan profilaksis  tidak termasuk
tatalaksana

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, langkah selanjutnya yg tepat adalah

40 E. LANGSUNG MULAI TERAPI OAT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak usia 12 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas
dengan keluhan lemas, lesu dan mudah lelah sejak 2 bulan
terakhir. Pasien diketahui sulit makan sejak kecil, cenderung
memilih-milih makanan. Jarang makan sayur, daging. Lebih suka
ngemil. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis,
pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Dari hasil lab
SOAL didapatkan Hb 9, Leukosit 4.700, Trombosit 400.000, TIBC
meningkat. Dokter memberikan suplemen besi pada pasien ini.

41 Berapakah dosis suplementasi (bukan terapi) besi untuk anak


usia remaja seperti kasus tersebut?
A. 2mg/kgBB/hari selama 12 bulan
B. dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari selama 1-3 bulan
C. 3-6 mg/kg bb/hari dibagi dalam dua dosis selama 1-3
bulan
D. 30 mg/hari selama 3 bulan
E. 60mg/hari selama 3 bulan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. 60MG/HARI SELAMA 3 BULAN

PEMBAHASAN
• anak usia 12 tahun
• lemas, lesu dan mudah lelah sejak 2 bulan

41 • konjungtiva anemis
• Hb 8, Leukosit 4.700, Trombosit 400.000, TIBC
meningkat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DEFINISI
Suatu kondisi berkurangnya kadar hemoglobin
PEMBAHASAN dalam darah akbat defisiensi kronis zat besi dalam
tubuh
41

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
PENYEBAB

PEMBAHASAN

41

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• Pasien akan iritabel, daya persepsi dan perhatian yang
PEMBAHASAN berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar.
• mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat

41 menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan


berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk pertahanan
tubuh terhadap infeksi.
• Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan atau
mengunyah benda tertentu
• kuku berupa permukaan yang kasar, mudah terkelupas
dan mudah patah. Bentuk kuku seperti sendok (spoon-
shaped nails)

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses
PEMBAHASAN epitialisasi di saluran cerna  Papil lidah mengalami atropi
 permukaan lidah rata karena hilangnya papil lidah.

41 • Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui


gastritis pada 75% kasus ADB.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DIAGNOSIS
• (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor
PEMBAHASAN etiologi,
• (2) pada pemeriksaan fisis hanya terdapat gejala
41 pucat tanpa perdarahan atau organomegali,
• (3) adanya anemia hipokromik mikrositer,
• (4) adanya respons terhadap pemberian
senyawa besi.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
STADIUM
• Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan persediaan
PEMBAHASAN besi di dalam depot. Keadaan ini dinamakan stadium
deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi di dalam
serum maupun kadar hemoglobin masih normal.
41 • Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir habis.
Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi kadar
hemoglobin di dalam darah masih normal. Keadaan ini
disebut stadium defisiensi besi.
• Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi.
Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin
MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin dan
kadar besi di dalam serum.
Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
TATALAKSANA
• pemberian preparat besi secara oral berupa
PEMBAHASAN garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan lain-
lain)
41 • Pada bayi dan anak, terapi besi elemental
diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi
dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi
dan makan malam; penyerapan akan lebih
sempurna jika diberikan sewaktu perut kosong.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Penggunaan secara intramuskular atau intravena
berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika
PEMBAHASAN respon pengobatan oral tidak berjalan baik
misalnya karena keadaan pasien tidak dapat
menerima secara oral, kehilangan besi terlalu
41 cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan
pemberian oral, atau gangguan saluran cerna
misalnya malabsorpsi.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan
besi intraselular dalam waktu 12-24 jam.
PEMBAHASAN • Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi
dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh retikulositosis di
darah tepi dalam waktu 48-72 jam, yang mencapai
41 puncak dalam 5-7 hari.
• Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan
peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi
terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan.
• Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka jangka
waktu terapi tidak boleh lebih dari 5

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
SUPLEMENTASI BESI PADA ANAK
Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi
PEMBAHASAN besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8 minggu
dan dilanjutkan sampai usia 12-15 bulan, dengan
41 dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari tanpa melihat usia
gestasi dan berat lahir.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Bayi Prematur
• Diberikan mulai usia 2 bulan – 23 bulan 
PEMBAHASAN dosisnya 2mg/kgBB/hari
• Suplementasi pada Bayi Aterm
41 • Diberikan mulai usia 6 bulan – 23 bulan 
dosisnya 2mg/kgBB/hari

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI

PEMBAHASAN
• Fruktosa, asam askorbat (vitamin C), asam klorida
dan asam amino memudahkan absorbsi besi

41 • sedangkan
• tanin (bahan di dalam teh), kalsium dan serat
menghambat penyerapan besi.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Balita dan Anak Sekolah
• Dosisnya 2mg/kgBB/hari (max 30 mg/hari) 
PEMBAHASAN selama 3 bulan

41 • Suplementasi pada Remaja


• Dosisnya 60mg/hari  selama 3 bulan, atau
• 60mg/hari  2x seminggu  selama 17 minggu

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. 2mg/kgBB/hari selama 12 bulan  dosis suplementasi
PEMBAHASAN besi pada anak yg lahir aterm
B. dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari selama 1-3 bulan  dosis
suplementasi besi pada anak secara umum
41 C. 3-6 mg/kg bb/hari dibagi dalam dua dosis selama 1-3
bulan  dosis terapi pada anak dengan ADB
D. 30 mg/hari selama 3 bulan  dosis maksimal
suplementasi besi pada balita dan anak sekolah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi dosis suplementasi yang tepat untuk
PEMBAHASAN kelompok usia remaja adalah

41 E. 60MG/HARI SELAMA 3 BULAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak berusia 8 tahun dibawa ke Puskesmas
dengan keluhan pucat sejak 2 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, tidak
didapatkan hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan darah
didapatkan Hb 7 g/dL, leukosit 10.800/mm3, trombosit
SOAL 161.000/mm3, apusan darah tampak gambaran hipokrom
mikrositer. Apakah vitamin yang paling tepat diberikan
untuk membantu penanganan pasien?
42 A. Vitamin A
B. Vitamin B6
C. Vitamin B12
D. Vitamin C
E. Vitamin E

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. VITAMIN C
Keyword :
PEMBAHASAN
• Anak usia 8 tahun

42 • Pucat sejak 2 bulan yang lalu.


• Konjungtiva anemis
• Tidak didapatkan hepatosplenomegali
• Lab = Hb 7 g/dL, leukosit 10.800/mm3, trombosit
161.000/mm3
• apusan darah = gambaran hipokrom mikrositer.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DEFINISI
Suatu kondisi berkurangnya kadar hemoglobin
PEMBAHASAN dalam darah akbat defisiensi kronis zat besi dalam
tubuh
42

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
PENYEBAB

PEMBAHASAN

42

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• Pasien akan iritabel, daya persepsi dan perhatian yang
PEMBAHASAN berkurang, sehingga menurunkan prestasi belajar.
• mudah terserang infeksi karena defisiensi besi dapat

42 menyebabkan gangguan fungsi neutrofil dan


berkurangnya sel limfosit T yang penting untuk pertahanan
tubuh terhadap infeksi.
• Perilaku yang aneh berupa pika, yaitu gemar makan atau
mengunyah benda tertentu
• kuku berupa permukaan yang kasar, mudah terkelupas
dan mudah patah. Bentuk kuku seperti sendok (spoon-
shaped nails)

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
GEJALA KLINIS
• zat besi dapat menyebabkan gangguan dalam proses
PEMBAHASAN epitialisasi di saluran cerna  Papil lidah mengalami atropi
 permukaan lidah rata karena hilangnya papil lidah.

42 • Mulut memperlihatkan stomatitis angularis dan ditemui


gastritis pada 75% kasus ADB.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
DIAGNOSIS
• (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor
PEMBAHASAN etiologi,
• (2) pada pemeriksaan fisis hanya terdapat gejala
42 pucat tanpa perdarahan atau organomegali,
• (3) adanya anemia hipokromik mikrositer,
• (4) adanya respons terhadap pemberian
senyawa besi.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
STADIUM
• Stadium I: Hanya ditandai oleh kekurangan persediaan
PEMBAHASAN besi di dalam depot. Keadaan ini dinamakan stadium
deplesi besi. Pada stadium ini baik kadar besi di dalam
serum maupun kadar hemoglobin masih normal.
42 • Stadium II: Mulai timbul bila persediaan besi hampir habis.
Kadar besi di dalam serum mulai menurun tetapi kadar
hemoglobin di dalam darah masih normal. Keadaan ini
disebut stadium defisiensi besi.
• Stadium III: Keadaan ini disebut anemia defisiensi besi.
Stadium ini ditandai oleh penurunan kadar hemoglobin
MCV, MCH, MCHC disamping penurunan kadar feritin dan
kadar besi di dalam serum.
Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
TATALAKSANA
• pemberian preparat besi secara oral berupa
PEMBAHASAN garam fero (sulfat, glukonat, fumarat dan lain-
lain)
42 • Pada bayi dan anak, terapi besi elemental
diberikan dengan dosis 3-6 mg/kg bb/hari dibagi
dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi
dan makan malam; penyerapan akan lebih
sempurna jika diberikan sewaktu perut kosong.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Penggunaan secara intramuskular atau intravena
berupa besi dextran dapat dipertimbangkan jika
PEMBAHASAN respon pengobatan oral tidak berjalan baik
misalnya karena keadaan pasien tidak dapat
menerima secara oral, kehilangan besi terlalu
42 cepat yang tidak dapat dikompensasi dengan
pemberian oral, atau gangguan saluran cerna
misalnya malabsorpsi.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Respons pengobatan mula-mula tampak pada perbaikan
besi intraselular dalam waktu 12-24 jam.
PEMBAHASAN • Hiperplasi seri eritropoitik dalam sumsum tulang terjadi
dalam waktu 36-48 jam yang ditandai oleh retikulositosis di
darah tepi dalam waktu 48-72 jam, yang mencapai
42 puncak dalam 5-7 hari.
• Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan
peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi
terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan.
• Untuk menghindari adanya kelebihan besi maka jangka
waktu terapi tidak boleh lebih dari 5

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
SUPLEMENTASI BESI PADA ANAK
Rekomendasi terbaru menyatakan suplementasi
PEMBAHASAN besi sebaiknya diberikan mulai usia 4-8 minggu
dan dilanjutkan sampai usia 12-15 bulan, dengan
42 dosis tunggal 2-4 mg/kg/hari tanpa melihat usia
gestasi dan berat lahir.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Bayi Prematur
• Diberikan mulai usia 2 bulan – 23 bulan 
PEMBAHASAN dosisnya 2mg/kgBB/hari
• Suplementasi pada Bayi Aterm
42 • Diberikan mulai usia 6 bulan – 23 bulan 
dosisnya 2mg/kgBB/hari

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI

PEMBAHASAN
• Fruktosa, asam askorbat (vitamin C), asam klorida
dan asam amino memudahkan absorbsi besi

42 • sedangkan
• tanin (bahan di dalam teh), kalsium dan serat
menghambat penyerapan besi.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Suplementasi pada Balita dan Anak Sekolah
• Dosisnya 2mg/kgBB/hari (max 30 mg/hari) 
PEMBAHASAN selama 3 bulan

42 • Suplementasi pada Remaja


• Dosisnya 60mg/hari  selama 3 bulan, atau
• 60mg/hari  2x seminggu  selama 17 minggu

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 4, No. 2, September 2002


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Zat besi nonheme yang berasal dari sayuran umumnya berbentuk
senyawa inorganik Ferri (Fe3+). Sebelum diserap oleh usus, ini harus
diubah dahulu menjadi bentuk Ferro ( Fe2+ ) . Konversi Fe3+ menjadi
Fe2+ dipermudah oleh adanya faktor - faktor endogenus, seperti enzim
PEMBAHASAN
"pepsin-HCl", dan komponen zat gizi yang berasal dari makanan
seperti vitamin C dengan gugus –SH (sulfidril) (Derman dkk 1980) .

42 • Besi yang akan di serap bergabung dahulu dengan protein


(apoprotein) yang terdapatdalam dinding usus, sehingga
terbentuklah feritin dan masih dalam plasma darah (Winarno, 1984).
• Di dalam plasma, Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+ dan berikatan dengan
transferitin. Transferitin mengangkut Fe2+ ke dalam sumsum tulang
untuk bergabung membentuk hemoglobin.

Sumber : Yahya, yennida.1990. pengaruh kandungan vitamin C dalam penyerapan


zat besi pada sayuran hijau.Bandung.Fakultas pertanian IPB.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Zat besi dengan vitamin C membentuk askorbat besi kompleks yang
larut dan mudah diserap oleh organ-organ pada tubuh manusia.
Pengubahan zat besi nonheme dalam bentuk senyawa inorganik Ferri
( Fe3+) menjadi Ferro ( Fe2+ ) akan semakin besar bila pH di dalam
PEMBAHASAN
lambung semakin asam.
• Yang dimana vitamin C dapat menambah keasaman sehingga

42 dapat membantu penyerapan zat besi dari sayuran di dalam


lambung. Kehadiran vitamin C ini dapat meningkatkan penyerapan
zat besi sebanyak 30 persen.

Sumber : Yahya, yennida.1990. pengaruh kandungan vitamin C dalam penyerapan


zat besi pada sayuran hijau.Bandung.Fakultas pertanian IPB.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Vitamin A : tidak terkait dalam penyerapan Fe
PEMBAHASAN b. Vitamin B6 : tidak terkait dalam penyerapan Fe
c. Vitamin B12 : tidak terkait dalam penyerapan Fe
42 e. Vitamin E : tidak terkait dalam penyerapan Fe

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi vitamin yg tepat untuk membantu
PEMBAHASAN penanganan pasien adalah
D. VITAMIN C
42

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak 8 bulan dibawa ke klinik dengan keluhan
sesak.Sesak dikatakan sejak 3 hari yang lalu. Sebelum sesak
muncul, pasien datakan sempat demam, batuk, pilek.
Selama demam pasien diberikan paracetamol oleh
orangtua. Dari tanda vital didapatkan suhu 36 derajat
SOAL celcius, laju pernafasan 40x/menit, laju nadi 120x/menit. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang.
Tidak didapatkan napas cuping hidung dan sianosis pada
43 mukosa mulut. Pada pemeriksaan thorax didapatkan
retraksi subkostal, perkusi hipersonor pada seluruh lapang
dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler dengan
suara napas tambahan berupa whezing. Diagnosis apakah
yang paling mungkin untuk kasus ini?
A. Bronchiolitis
B. Infeksi Saluran Pernafasan Atas
C. Bronchopneumonia
D. Lobar pneumonia
E. Asma WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. BRONCHIOLITIS
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• anak 8 bulan  Sesak sejak 3 hari  diawali batuk pilek
demam
43 • suhu 36 derajat celcius, laju pernafasan 40x/menit, laju
nadi 120x/menit
• retraksi subkostal, perkusi hipersonor pada seluruh lapang
dada, dan pada auskultasi suara napas vesikuler dengan
suara napas tambahan berupa whezing

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
DEFINISI
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah (bronkiolus
terminalis) yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat
PEMBAHASAN pada bayi muda (epidemioogi pada anak usia kurang dari 2
tahun), terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan
obstruksi saluran pernapasan dan wheezing.
43 Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus. Infeksi
bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada keadaan
tertentu.
Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas cepat
atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan pneumonia.
Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah
serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
MANIFESTASI KLINIS
• Awalnya anak akan mengalami ISPA dengan gejala demam, batuk,
pilek, bersin.
PEMBAHASAN • Keluhan akan berlanjut dengan munculnya sesak (sulit ekspirasi)
• Pada pemeriksaan fisis :

43 • frekuensi nafas yang meningkat (takipnu)


• ekspirasi yang memanjang
• Mengi yg pada kasus yang berat mengi dapat terdengar tanpa
stetoskop.
• Pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan radiologis : gambaran hiperinflasi, dengan infiltrat yang
biasanya tidak luas.
• kecenderungan ketidaksesuaian antara gambaran klinis dan
gambaran radiologis.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
DIAGNOSIS
• wheezing, yang tidak membaik dengan tiga
dosis bronkodilator kerja-cepat
PEMBAHASAN
• ekspirasi memanjang/expiratory effort

43 • hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor


pada perkusi
• tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• crackles atau ronki pada auskultasi dada
• sulit makan, menyusu atau minum.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS

PEMBAHASAN

43

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
TATALAKSANA
• Antibiotik
• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan
PEMBAHASAN diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau
amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.

43 • Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi


anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/
amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus
dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di
rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (25mg/kgBB/kali,
dua kali sehari) untuk 3 hari berikutnya.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau
terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau
minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang,
PEMBAHASAN
letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan
berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25mg/kgBB/kali
IM atau IV setiap 8 jam) sampai keadaan membaik,
43 dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari
• Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (SEPERTI
pneumonia berat) segera berikan oksigen dan terapi
kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-
gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM
atau IV sekali sehari).

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
• Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing
dan distres pernapasan berat.
PEMBAHASAN
• Metode yang direkomendasikan untuk
pemberian oksigen adalah dengan nasal
43 prongs atau kateter nasal. Bisa juga
menggunakan kateter naso-faringeal.
• Pemberian oksigen terbaik untuk bayi muda
adalah menggunakan nasal prongs.
• Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia
menghilang,

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
b. Infeksi Saluran Pernafasan Atas : tidak terdapat wheezing
PEMBAHASAN
c. Bronchopneumonia : suara napas yg ditemukan adalah
suara bronkial
43 d. Lobar pneumonia : akan ditemukan demam dengan
rhonki pada lobus paru yg terlibat

e. Asma : asma baru bisa didiagnosis setelah usia 2 tahun,

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien ini adalah

43 A. BRONCHIOLITIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak 1 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan
sesak. Sesak dikatakan sejak 2 hari yang lalu. Sebelum sesak
muncul, pasien datakan sempat demam, batuk, bersin. Dari
tanda vital didapatkan suhu 37,8 derajat celcius, laju nafa
42x/menit, laju nadi 122x/menit. Dari pemeriksaan fisik
SOAL didapatkan pasien tampak sakit sedang. Tidak didapatkan
napas cuping hidung dan sianosis pada mukosa mulut.
Pada pemeriksaan thorax didapatkan retraksi interkostal,
44 perkusi hipersonor pada seluruh lapang dada, dan pada
auskultasi suara napas vesikuler dengan suara napas
tambahan berupa whezing. Apakah etiologi yang paling
mungkin untuk kasus ini?
A. Measles virus
B. Varicella zoster virus
C. Herpes zoster virus
D. Respiratory syncytial virus
E. Rubella virus
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. RESPIRATORY SYNCYTIAL VIRUS
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak usia 1 tahun  sesak  demam batuk bersin

44 • Sakit sedang
• suhu 37,8 derajat celcius, laju nafas 42x/menit, laju
nadi 122x/menit
• Thorax
• Inspeksi : retraksi interkostal
• Palpasi : focal fremitus normal
• Perkusi : hipersonor
• Auskultasi : wheezing

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
DEFINISI
Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah (bronkiolus
terminalis) yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat
PEMBAHASAN pada bayi muda (epidemioogi pada anak usia kurang dari 2
tahun), terjadi epidemik setiap tahun dan ditandai dengan
obstruksi saluran pernapasan dan wheezing.
44 Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytial virus. Infeksi
bakteri sekunder bisa terjadi dan biasa terjadi pada keadaan
tertentu.
Penatalaksanaan bronkiolitis, yang disertai dengan napas cepat
atau tanda lain distres pernapasan, sama dengan pneumonia.
Episode wheezing bisa terjadi beberapa bulan setelah
serangan bronkiolitis, namun akhirnya akan berhenti.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
MANIFESTASI KLINIS
• Awalnya anak akan mengalami ISPA dengan gejala demam, batuk,
pilek, bersin.
PEMBAHASAN • Keluhan akan berlanjut dengan munculnya sesak (sulit ekspirasi)
• Pada pemeriksaan fisis :

44 • frekuensi nafas yang meningkat (takipnu)


• ekspirasi yang memanjang
• Mengi yg pada kasus yang berat mengi dapat terdengar tanpa
stetoskop.
• Pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan radiologis : gambaran hiperinflasi, dengan infiltrat yang
biasanya tidak luas.
• kecenderungan ketidaksesuaian antara gambaran klinis dan
gambaran radiologis.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
DIAGNOSIS
• wheezing, yang tidak membaik dengan tiga
dosis bronkodilator kerja-cepat
PEMBAHASAN
• ekspirasi memanjang/expiratory effort

44 • hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor


pada perkusi
• tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• crackles atau ronki pada auskultasi dada
• sulit makan, menyusu atau minum.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS

PEMBAHASAN

44

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
TATALAKSANA
• Antibiotik
• Apabila terdapat napas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan
PEMBAHASAN diberikan kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau
amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari.

44 • Apabila terdapat tanda distres pernapasan tanpa sianosis tetapi


anak masih bisa minum, rawat anak di rumah sakit dan beri ampisilin/
amoksisilin (25-50 mg/ kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam), yang harus
dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka terapi dilanjutkan di
rumah atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (25mg/kgBB/kali,
dua kali sehari) untuk 3 hari berikutnya.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
• Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam, atau
terdapat keadaan yang berat (tidak dapat menyusu atau
minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang,
PEMBAHASAN
letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan
berat) maka ditambahkan kloramfenikol (25mg/kgBB/kali
IM atau IV setiap 8 jam) sampai keadaan membaik,
44 dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari
• Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat (SEPERTI
pneumonia berat) segera berikan oksigen dan terapi
kombinasi ampilisin-kloramfenikol atau ampisilin-
gentamisin.
• Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB/kali IM
atau IV sekali sehari).

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BRONKIOLITIS
• Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan wheezing
dan distres pernapasan berat.
PEMBAHASAN
• Metode yang direkomendasikan untuk
pemberian oksigen adalah dengan nasal
44 prongs atau kateter nasal. Bisa juga
menggunakan kateter naso-faringeal.
• Pemberian oksigen terbaik untuk bayi muda
adalah menggunakan nasal prongs.
• Teruskan terapi oksigen sampai tanda hipoksia
menghilang,

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Measles virus  menyebabkan rubeola/
PEMBAHASAN campak/ measles
b. Varicella zoster virus – Menyebabkan cacar
44 air/varisela, kalua reaktivasi menjadi herpes
zoster
c. Herpes zoster virus – Tidak ada
e. Rubella virus – Menyebabkan rubela/
campak jerman

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi etilogi dari kasus ini adalah

44 D. RESPIRATORY SYNCYTIAL
VIRUS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki usia 7 tahun dibawa ke puskesmas
oleh orang tua nya dengan keluhan demam sejak tadi
malam. Menurut ibu pasien, 3 hari yang lalu pasien
mendapat imunisasi di sekolah. Sepulang sekolah pasien
mengeluhkan nyeri dan kemerahan pada lokasi bekas
SOAL imunisasi. Keluhan tidak membaik hingga akhirnya
semalam pasien dikatakan demam.
Dari pemeriksaan tanda vital, suhu pasien 37,7 derajat
45 celcius. Keadaan umum pasien tampak baik. Pada lokasi
imunisasi tampak eritema, edema ringan serta nyeri
tekan. Apakah tatalaksana yg sebaiknya dilakukan
tehadap pasien?
A. Meresepkan antibiotik
B. Memulangkan pasien tanpa memberi terapi obat
C. Memberi terapi simtomatis serta KIE kondisi saat ini
D. Merujuk ke rumah sakit
E. Melakukan imunisasi ulang
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. MEMBERI TERAPI SIMTOMATIS
SERTA KIE KONDISI SAAT INI
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Anak usia 7 tahun  demam setelah 3 hari lalu
imunisasi
45 • Tax 37,7
• Status lokalis : eritema, edema, nyeri tekan

• KIPI pasca imunisasi DT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJADIAN IKUTAN PASCA
IMUNISASI (KIPI)
• KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan
PEMBAHASAN
imunisasi baik berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, efek
farmakologis, kesalahan prosedur, koinsiden atau
45 hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. (Akib,
2011; Kemenkes RI, 2013)
• KIPI serius merupakan kejadian medis setelah imunisasi
yang tak diinginkan yang menyebabkan rawat inap atau
perpanjangan rawat inap, kecacatan yang menetap
atau signifkan dan kematian, serta menimbulkan
keresahan di masyarakat. (Kemenkes, 2013)

Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJADIAN IKUTAN PASCA
IMUNISASI (KIPI)
• telaah laporan KIPI oleh Vaccine Safety Comittee, Institute
PEMBAHASAN
of Medicine (IOM) United State of America (USA),
menyatakan bahwa sebagian besar KIPI terjadi secara
45 kebetulan saja (koinsidensi).
• Kejadian yang memang akibat imunisasi tersering adalah
akibat kesalahan prosedur dan teknik pelaksanaan
(programmatic errors). (Akib, 2011)

Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
IMUNISASI DT
Gejala KIPI:
PEMBAHASAN
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang
bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.

45 Tatalaksana KIPI:
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum anak lebih banyak.
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam)
• Anak boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.

Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
REAKSI KIPI DAN TATALAKSANA

PEMBAHASAN

45

Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

45

Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

45

Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

45

Sumber : Buku Bahan Ajar Imunisasi tahun 2014


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Meresepkan antibiotik  pemberian antibiotik
PEMBAHASAN pada KIPI ini belum dperlukan
B. Memulangkan pasien tanpa memberi terapi
45 obat  diperbolehka memberikan obat
simtomatis dengan kenyamanan pasien
D. Merujuk ke rumah sakit  derajat KIPI masih bisa
ditangani di faskes pertama. Rujukan dilakukan
bila memenuhi syarat seperti yg tertera di tabel
pembahasan
E. Melakukan imunisasi ulang  KIPI tidak
membutuhkan imnisasi ulangan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana yg tepat adalah

45 C. MEMBERI TERAPI SIMTOMATIS


SERTA KIE KONDISI SAAT INI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke
poliklinik dengan keluhan batuk sejak 2 minggu. Batuk
lebih dari 10 kali per hari, makin lama makin sering.
Ketika batuk, awalnya pasien menarik napas dalam
kemudian batuk melengking, wajah membiru, lidah
SOAL terjulur keluar dan mata membelalak. Pada
pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal,
hipersalivasi, pembesaran vena leher, stridor (-),
46 ronki (-), wheezing (-).
Apakah diagnosis pasien?
A. Epiglotitis
B. Bronkhitis
C. Pneumonia
D. Croup
E. Pertusis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. PERTUSIS

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak 2 tahun

46 • batuk sejak 2 minggu


• melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar
dan mata membelalak
• hipersalivasi, pembesaran vena leher, stridor (-),
ronki (-), wheezing (-).

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
Etiologi :
PEMBAHASAN
• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)

46 Manifestasi Klinis
• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata
merah (fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal
disertai nada yang meninggi/ melengking, batuk yang
sering hingga anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir
batuk anak menarik nafas dengan cepat, pada bayi
seringkali diikuti muntah dan apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang
Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
DIAGNOSIS
Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari 2
PEMBAHASAN minggu, terutama jika penyakit diketahui terjadi lokal.
Tanda diagnostik yang paling berguna:

46 • Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi, sering disertai


muntah
• Perdarahan subkonjungtiva
• Anak tidak atau belum lengkap diimunisasi terhadap pertusis
• Bayi muda mungkin tidak disertai whoop, akan tetapi batuk yang
diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti
tanpa batuk
• Periksa anak untuk tanda pneumonia dan tanyakan tentang kejang.
Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
TATALAKSANA
Kasus ringan pada anak-anak umur ≥ 6 bulan dilakukan
PEMBAHASAN secara rawat jalan dengan perawatan penunjang. Umur <
6 bulan dirawat di rumah sakit, demikian juga pada anak

46 dengan pneumonia, kejang, dehidrasi, gizi buruk, henti


napas lama, atau kebiruan setelah batuk.

Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
TATALAKSANA
Antibiotik
PEMBAHASAN
Beri eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) selama
10 hari atau jenis makrolid lainnya. Hal ini tidak akan
46 memperpendek lamanya sakit tetapi akan menurunkan
periode infeksius.

Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
TATALAKSANA
Oksigen
PEMBAHASAN
• Beri oksigen pada anak bila pernah terjadi sianosis atau berhenti
napas atau batuk paroksismal berat.

46 • Gunakan nasal prongs, jangan kateter nasofaringeal atau kateter


nasal, karena akan memicu batuk. Selalu upayakan agar lubang
hidung bersih dari mukus agar tidak menghambat aliran oksigen.
• Terapi oksigen dilanjutkan sampai gejala yang disebutkan di atas tidak
ada lagi.
• Perawat memeriksa sedikitnya setiap 3 jam, bahwa nasal prongs
berada pada posisi yang benar dan tidak tertutup oleh mukus
dan bahwa semua sambungan aman.

Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Epiglotitis (tidak ditemukan suara tambahan,
PEMBAHASAN dengan laringoskop indirek dapat ditemukan
peradangan pada epiglotis, pada xray
46 ditemukan thumb sign)
b. Bronkhitis (pada auskultasi akan ditemukan suara
bronkial)
c. Pneumonia (pada auskultasi khas diemukan
suara rhonki)
d. Croup (pada auskultasi ditemukan suara stridor)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien ini adalah

46 E. PERTUSIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak perempuan usia 13 bulan dibawa oleh ibunya ke
praktik dokter mandiri dengan keluhan batuk sejak 18 hari.
Batuk aman sangat sering. Ketika batuk disertai batuk
melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar. Pada
pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal,
SOAL pembesaran vena leher, stridor (-), ronki (-), wheezing (-).
Apakah pilihan antibiotik yang tepat pada kasus ini?
A. Ciprofloxacin
47 B. Amoxicillin
C. Metronidazole
D. Cloramphenicol
E. Erytromicyn

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. ERYTROMICYN

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak 13 bulan

47 • batuk sejak 18 hari


• melengking, wajah membiru, lidah terjulur keluar
• pembesaran vena leher, stridor (-), ronki (-),
wheezing (-).

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
Etiologi :
PEMBAHASAN
• Bordetella pertussis (cocobaccill gram negative)

47 Manifestasi Klinis
• Fase catarrhal : demam ringan, batuk pilek ringan, mata
merah (fase infeksius)
• Fase paroxysmal : whooping cough, batuk paroksismal
disertai nada yang meninggi/ melengking, batuk yang
sering hingga anak sulit bernafas/sianosis, pada akhir
batuk anak menarik nafas dengan cepat, pada bayi
seringkali diikuti muntah dan apnea
• Fase convalescence : batuk berkurang
Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
DIAGNOSIS
Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari 2
PEMBAHASAN minggu, terutama jika penyakit diketahui terjadi lokal.
Tanda diagnostik yang paling berguna:

47 • Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi, sering disertai


muntah
• Perdarahan subkonjungtiva
• Anak tidak atau belum lengkap diimunisasi terhadap pertusis
• Bayi muda mungkin tidak disertai whoop, akan tetapi batuk yang
diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti
tanpa batuk
• Periksa anak untuk tanda pneumonia dan tanyakan tentang kejang.
Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
TATALAKSANA
Kasus ringan pada anak-anak umur ≥ 6 bulan dilakukan
PEMBAHASAN secara rawat jalan dengan perawatan penunjang. Umur <
6 bulan dirawat di rumah sakit, demikian juga pada anak

47 dengan pneumonia, kejang, dehidrasi, gizi buruk, henti


napas lama, atau kebiruan setelah batuk.

Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
TATALAKSANA
Antibiotik
PEMBAHASAN
Beri eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari)
selama 10 hari atau jenis makrolid lainnya. Hal ini tidak
47 akan memperpendek lamanya sakit tetapi akan
menurunkan periode infeksius.

Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERTUSIS
TATALAKSANA
Oksigen
PEMBAHASAN
• Beri oksigen pada anak bila pernah terjadi sianosis atau berhenti
napas atau batuk paroksismal berat.

47 • Gunakan nasal prongs, jangan kateter nasofaringeal atau kateter


nasal, karena akan memicu batuk. Selalu upayakan agar lubang
hidung bersih dari mukus agar tidak menghambat aliran oksigen.
• Terapi oksigen dilanjutkan sampai gejala yang disebutkan di atas tidak
ada lagi.
• Perawat memeriksa sedikitnya setiap 3 jam, bahwa nasal prongs
berada pada posisi yang benar dan tidak tertutup oleh mukus
dan bahwa semua sambungan aman.

Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ciprofloxacin  kontraindikasi pada anak
PEMBAHASAN
B. Amoxicillin  bukan pilihan tatalaksana berdasar
panduan terapi
47
C. Metronidazole  bukan pilihan antibiotik untuk
tatalaksana

D. Cloramphenicol  bukan pilihan tatalaksana


berdasar panduan terapi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, pilihan antibiotik yg tepat adalah

47 E. ERYTROMICYN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki 4 tahun dibawa orang tuanya dengan
keluhan sulit menelan sejak 4 hari lalu. Keluhan
disertai demam ringan, lemas dan tidak nafsu makan.
Riwayat imunisasi anak tidak lengkap. Pemeriksaan
fisik didapatkan 38 C, ukuran tonsil T3-T4 dan
SOAL selaput membran putih yang sulit diangkat. Diagnosis
yang mungkin pada pasien ini adalah…
A. Tonsilitis difteri
48 B. Rhinitis alergi
C. Tonsilitis kronik
D. Faringitis
E. Rhinitis alergi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Tonsilitis difteri

PEMBAHASAN
• Keyword
• Anak laki-laki 4 tahun

48 • sulit menelan sejak 4 hari lalu


• Keluhan disertai: demam ringan, lemas dan
tidak nafsu makan.
• Riwayat imunisasi anak tidak lengkap
• PF: Tax: 38 C, ukuran tonsil T3-T4 dan
leukoplakia berdarah jika diangkat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Difteri

PEMBAHASAN
• Penyebab :
– toksin Corynebacterium diphteriae

48 • Organisme:
– Basil batang gram positif
– Pembesaran ireguler pada salah satu ujung
(club shaped)
– Setelah pembelahan sel, membentuk
formasi seperti huruf cina atau palisade
Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN
• Gejala:
– Gejala awal nyeri tenggorok

48 – Bull-neck (bengkak pada leher)


– Pseudomembran purulen berwarna putih
keabuan di faring, tonsil, uvula, palatum.
Pseudomembran sulit dilepaskan. Jaringan
sekitarnya edema.
– Edema dapat menyebabkan stridor dan
penyumbatan saluran napas
Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Pemeriksaan :
– Pemeriksaan Gram dan Kultur  sediaan berasal
dari swab tenggorok, jika bisa diambil dibawah
selaput pseudomembran
PEMBAHASAN – Kultur bisa menggunakan medium cystine tellurite
blood agar (CTBA), medium hoyle dan medium
tinsdale  medium selektif untuk kultur
48 Corynebacterium diphtheriae
– Untuk mengisolasi Corynebacterium digunakan agar
darah telurit (Mc Leod), sebagai media selektif,
setelah inkubasi selama 24 jam koloni bakteri terlihat
berwarna abu-abu tuahitam
– Selanjutnya untuk biakan murni Corynebacterium
digunakan media perbenihan Loeffler dalam
tabung
Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Anti Difteri Serum diberikan segera tanpa menunggu hasil
kultur,dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung umur dan
jenis kelamin
• Antibiotik  Penisillin prokain 50.000 Unit/kgBB IM per hari selama
7 hari atau eritromisin 25-50 kgBB dibagi 3 dosis selama 14 hari
PEMBAHASAN • Antipiretik untuk simptomatis
• Hindari oksigen kecuali jika terjadi obstruksi saluran repirasi

48 (Pemberian oksigen dengan nasal prongs dapat membuat


anak tidak nyaman dan mencetuskan obstruksi)
• Oksigen harus diberikan, jika mulai terjadi obstruksi saluran
respiratorik dan perlu dipertimbangkan tindakan trakeostomi
 Indikasi krikotirotomi/ trakeostomi/intubasi bila terdapat
tanda tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang
berat

Sumber : BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Imunisasi

PEMBAHASAN

48

Sumber : Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam infoimunisasi.com

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

48

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Rhinitis alergi : tidak sesuai gejala
PEMBAHASAN
C. Tonsilitis kronik : tidak tampak kripte yang
48 melebar dengan debris

D. Faringitis : jika faringitis bakteri tidak disertai


dengan selaput putih yg berdarah jika diangkat

E. Rhinitis alergi : tidak sesuai gejala

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien ini adalah

48 A. Tonsilitis difteri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuan usia 3,5 tahun datang ke IGD
dengan keluhan sesak. Keluhan memberat sejak petang
tadi. Diketahui bahwa pasien batuk pilek sejak 4 hari yang
lalu. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan suhu axilla
38,8 derajat celcius, laju napas 42x/menit, laju nadi
SOAL 120x/menit. Pada pemeriksaan fisik tidak ada head
nodding, tidak ada napas cuping hidung. Pada thorax :
retraksi subcostal dan intercostal ada, focal fremitus
49 meningkat, perkusi sonor, auskultasi terdengan rhonki di
seluruh lapang paru. Pada pemeriksaan xray thorax
ditemukan gambaran infiltratApakan antibiotik yang tepat
untuk tatalaksana kasus ini?
A. Kotrimoksasol (4 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari
B. Amoksisilin (15 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari
C. ampisilin(70mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam)
D. amoksisilin(50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam)
E. ciprofloxacin (15 mg/kgBB/kali)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. AMOKSISILIN(50 MG/KGBB/KALI
IV ATAU IM SETIAP 6 JAM)
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak laki-laki 3,5 tahun  sesak

49 • Demam batuk pilek sejak 4 hari


• Tax 38,8, napas 42x, nadi 120x
• Thorax : retraksi subcostal dan intercostal, focal
fremitus meningkat, rhonki seluruh lapang paru
• Xray thorax : infiltrat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
DEFINISI
• Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai
PEMBAHASAN
parenkim paru
• Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga
49 didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis,
dan perjalanan penyakitnya.
• Salah satu definisi klinis klasik menyatakan
pneumonia adalah penyakit respiratorik yang
ditandai dengan batuk, sesak napas, demam,
ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
ETIOLOGI
• bakteri yang paling berperan penting dalam
PEMBAHASAN
pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae,
haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus,
streptokokus grup B, serta kumanatipik klamidia
49 dan mikoplasma.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
GEJALA KLINIS
• Gejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan
PEMBAHASAN
menjadi gejala umum infeksi (nonspesifik), gejala
pulmonal, pleural, atau ekstrapulmonal.

49 • Gejala nonspesifik meliputi demam, menggigil,


sefalgia, resah dan gelisah.
• Gejala spesifik : demam dan batuk pilek, gejala
napas cuping hidung, takipnu, dispnu, dan timbul
apnu. Otot bantu napas interkostal dan
abdominal mungkin digunakan.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• DARAH LENGKAP : Leukositosis hingga >15.000/ul seringkali
dijumpai. Dominasi neutrofil pada hitung jenis atau
PEMBAHASAN adanya pergeseran ke kiri menununjukkan bakteri sebagai
penyebab. Leukosit >30.000/ul dengan dominasi neutrofil

49 mengarah ke pneumonia streptokokus.


• Laju endap darah dan C-reactive protein (CRP) indikator
inflamasi yang tidak khas sehingga hanya sedikit
membantu. Adanya CRP yang positif dapat mengarah
kepada infeksi bakteri.
• Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk
diagnosis namun hanya positif pada 10%-15% kasus
terutama pada anak kecil.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RONTGENT THORAX AP : tampal ilfiltrat luas hingga
konsolidasi
PEMBAHASAN
• Dapat pula ditemukan : menumpulnya sudut cotofrenikus
bila terjadi komplikasi berupa efusi pleura
49

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PNEUMONIA BERDASARKAN ETIOLOGI

PEMBAHASAN

49

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
KLASIFIKASI PNEUMONIA

PEMBAHASAN

49

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
Pneumonia Ringan
• Diagnosis
PEMBAHASAN • Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya
terdapat napas cepat saja.
49 • Napas cepat:
• pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥ 50 kali/menit
• pada anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
• pastikan bahwa anak tidak mempunyai tanda-tanda
pneumonia berat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Tatalaksana
• Anak di rawat jalan
PEMBAHASAN • Beri antibiotik: Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali)
2 kali sehari selama 3 hari atau Amoksisilin (25
49 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
Pneumonia Berat
• Diagnosis
PEMBAHASAN • Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah
minimal salah satu hal berikut ini:
49 •

Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
• Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia
(infiltrat luas, konsolidasi,dll)

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA

PEMBAHASAN

49

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Tatalaksana  rawat rumah sakit
• Terapi Antibiotik
PEMBAHASAN • Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau
IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam
49 selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka
diberikan selama 5 hari.
• Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di
rumah sakit dengan amoksisilin oral (15 mg/kgBB/kali
tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Terapi Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan
PEMBAHASAN
pneumonia berat
• Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai
49 panduan untuk terapi oksigen (berikan pada
anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia
oksigen yang cukup).
• Lakukan periode uji coba tanpa oksigen setiap
harinya pada anak yang stabil.
• Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap
stabil > 90%.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Kotrimoksasol (4 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari
PEMBAHASAN selama 3 hari  terapi pneumonia ringan
B. Amoksisilin (15 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama
49 3 hari  terapi pneumonia ringan
C. ampisilin(70mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam)
 terapi pneumonia berat
E. ciprofloxacin (15 mg/kgBB/kali)  bukan pilihan
terapi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, pilihan antibiotik yg tepat adalah
D. AMOKSISILIN(50 MG/KGBB/KALI IV
49 ATAU IM SETIAP 6 JAM)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak perempuan usia 2 tahun datang ke IGD
dengan keluhan demam dan sesak. Keluhan memberat
sejak sore tadi sehabis mandi. Diketahui bahwa pasien
batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan suhu axilla 38 derajat celcius, laju
SOAL napas 44x/menit, laju nadi 120x/menit. Pada pemeriksaan
fisik anak tampak sakit ringan, tidak ada head nodding,
tidak ada napas cuping hidung. Pada thorax : retraksi
50 tidak ada, focal fremitus meningkat, perkusi sonor,
auskultasi terdengan rhonki di seluruh lapang paru.
Apakah diagnosis pasien ini?
A. Pertusis
B. Bronkiolitis
C. Asma
D. Pneumonia
E. TB Paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. PNEUMONIA

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak perempuan 2 tahun  demam dan sesak

50 • Riwayat 3 hari batuk pilek


• Tax : 38, napas 44x, nadi 120x
• Thorax : focal fremitus meningkat, rhonki seluruh
lapang paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
DEFINISI
• Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai
PEMBAHASAN
parenkim paru
• Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga
50 didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis,
dan perjalanan penyakitnya.
• Salah satu definisi klinis klasik menyatakan
pneumonia adalah penyakit respiratorik yang
ditandai dengan batuk, sesak napas, demam,
ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
ETIOLOGI
• bakteri yang paling berperan penting dalam
PEMBAHASAN
pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae,
haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus,
streptokokus grup B, serta kumanatipik klamidia
50 dan mikoplasma.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
GEJALA KLINIS
• Gejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan
PEMBAHASAN
menjadi gejala umum infeksi (nonspesifik), gejala
pulmonal, pleural, atau ekstrapulmonal.

50 • Gejala nonspesifik meliputi demam, menggigil,


sefalgia, resah dan gelisah.
• Gejala spesifik : demam dan batuk pilek, gejala
napas cuping hidung, takipnu, dispnu, dan timbul
apnu. Otot bantu napas interkostal dan
abdominal mungkin digunakan.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• DARAH LENGKAP : Leukositosis hingga >15.000/ul seringkali
dijumpai. Dominasi neutrofil pada hitung jenis atau
PEMBAHASAN adanya pergeseran ke kiri menununjukkan bakteri sebagai
penyebab. Leukosit >30.000/ul dengan dominasi neutrofil

50 mengarah ke pneumonia streptokokus.


• Laju endap darah dan C-reactive protein (CRP) indikator
inflamasi yang tidak khas sehingga hanya sedikit
membantu. Adanya CRP yang positif dapat mengarah
kepada infeksi bakteri.
• Biakan darah merupakan cara yang spesifik untuk
diagnosis namun hanya positif pada 10%-15% kasus
terutama pada anak kecil.

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RONTGENT THORAX AP : tampal ilfiltrat luas hingga
konsolidasi
PEMBAHASAN
• Dapat pula ditemukan : menumpulnya sudut cotofrenikus
bila terjadi komplikasi berupa efusi pleura
50

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
PNEUMONIA BERDASARKAN ETIOLOGI

PEMBAHASAN

50

Sumber : Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2, September 2006


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
KLASIFIKASI PNEUMONIA

PEMBAHASAN

50

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
Pneumonia Ringan
• Diagnosis
PEMBAHASAN • Di samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya
terdapat napas cepat saja.
50 • Napas cepat:
• pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥ 50 kali/menit
• pada anak umur 1 tahun – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit
• pastikan bahwa anak tidak mempunyai tanda-tanda
pneumonia berat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Tatalaksana
• Anak di rawat jalan
PEMBAHASAN • Beri antibiotik: Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali)
2 kali sehari selama 3 hari atau Amoksisilin (25
50 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
Pneumonia Berat
• Diagnosis
PEMBAHASAN • Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah
minimal salah satu hal berikut ini:
50 •

Kepala terangguk-angguk
Pernapasan cuping hidung
• Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
• Foto dada menunjukkan gambaran pneumonia
(infiltrat luas, konsolidasi,dll)

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA

PEMBAHASAN

50

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Tatalaksana  rawat rumah sakit
• Terapi Antibiotik
PEMBAHASAN • Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau
IM setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam
50 selama 72 jam pertama.
• Bila anak memberi respons yang baik maka
diberikan selama 5 hari.
• Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah atau di
rumah sakit dengan amoksisilin oral (15 mg/kgBB/kali
tiga kali sehari) untuk 5 hari berikutnya.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PNEUMONIA
• Terapi Oksigen
• Beri oksigen pada semua anak dengan
PEMBAHASAN
pneumonia berat
• Bila tersedia pulse oximetry, gunakan sebagai
50 panduan untuk terapi oksigen (berikan pada
anak dengan saturasi oksigen < 90%, bila tersedia
oksigen yang cukup).
• Lakukan periode uji coba tanpa oksigen setiap
harinya pada anak yang stabil.
• Hentikan pemberian oksigen bila saturasi tetap
stabil > 90%.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, 2005


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Pertusis  batuk paroksismal yang diikuti dengan whoop, muntah,
sianosis atau apnu, bisa tanpa demam, imunisasi DPT tidak ada
PEMBAHASAN atau tidak lengkap, klinis baik di antara episode batuk
B. Bronkiolitis  episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun,

50 hiperinflasi dinding dada, ekspirasi memanjang, gejala pada


pneumonia juga dapat dijumpai, kurang/tidak ada respons dengan
bronkodilator
C. Asma  riwayat wheezing berulang, ada riwayat atopi pada
keluarga, terpapar pencetus berupa dingin, debu, asap
E. TB paru  riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasa, uji
tuberkulin positif (≥ 10 mm, pada keadaan imunosupresi ≥ 5 mm),
pertumbuhan buruk/kurus atau berat badan menurun, demam (≥ 2
minggu) tanpa sebab yang jelas, batuk kronis (≥ 3 minggu)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah

50 D. PNEUMONIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak usia 8 tahun datang ke puskesmas diantar
orang tua dengan keluhan kencing berwarna merah
seperti teh. Keluhan ini pertama kali dialami oleh pasien.
Selain kencing merah, pasien juga menjadi jarang
kencing, kelopak mata bengkak. Diketahui riwayat 2
SOAL minggu lalu pasien mengalami batuk dan nyeri
tenggorokan, namun dibiarkan hilang sendiri tanpa
mendapat pengobatan. Pada pemeriksaan tanda vital
51 didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax
36,6 derajat celcius. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
edema palpebra, edema tangan dan tungkai. Hasil
pemeriksaan urin ditemukan albumin +3, eritrosit 50/lpb,
silinder eritrosit (+). Apakah diagnosa pasien?
A. Pyeloneftis
B. Sindroma nefrotik
C. GNAPS
D. Akut tubular nekrosis
E. Nefrolithiasis WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. GNAPS
• anak usia 8 tahun
PEMBAHASAN
• kencing berwarna merah, sedikit kencing,
bengkak kelopak mata
51 • Riwayat nyeri tenggorokan 2 minggu lalu
• TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax
36,6
• edema palpebra, edema tangan dan
tungkai.
• urin : albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder
eritrosit (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
BATASAN
• GNAPS adalah snatu bentuk peradangan glomerulus yang
PEMBAHASAN secara histopatologi menunjukkan proliferasi & lnflamasi
glomeruli yang didahului oleh infeksi group A B-hemolytic
streptococci (GAB HS) dan ditandai dengan gejala nefritik
51 seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi
secara akut
• Sindrom nefritik akut [SNA]: suatu kumpulan gejala klinik berupa
proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria &
hipertensi (PHAROH) yang terjadi secara akut
• Glomerulonefritis akut (GNA): suatu istilah yang lebih bersifat
umum dan lebih menggambarkan suatu proses histopatologi
berupa proliferasi & inflamasi sel glomeruli akibat proses
imunologik.
Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
GEJALA KLINIK :
• GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6
PEMBAHASAN
sampai 15 tahun dan jarang pada usia di bawah
2 tahun
51 • GNAPS didahului oleh infeksi Grup A Beta
Hemolitikus Streptokokus melalui infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit
(piodermfa) dengan periode laten 1-2 minggu
pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
1. Periode laten :
• Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten
PEMBAHASAN
yaitu periode antara infeksi streptokokus dan
timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3
51 minggu;

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
2. Edema :
• Merupakan gejala yang paling sering, umumnya
PEMBAHASAN
pertama kali timbul, dan menghilang pada akhir
minggu pertama.
51 • Edema paling sering terjadi di daerah periorbital
(edema palpebra), disusul edema tungkai.
• Jika terjadi retensi cairan hebat, maka edema
timbul di daemh perut (asites), dan genitalia
eksterna (edema skrotum/vulva) menyerupai
sindrom nefrotik.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
3. Hematuria
• Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70%
PEMBAHASAN
kasus GNAPS, sedangkan hematuria mikroskopik
dijumpai hampir pada semua kasus.
51

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
4. Hipertensi :
• Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada
PEMBAHASAN
60-70% kasus GNAPS.
• Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan
51 menghilang bersamaan dengan menghilangnya
gejala klinik yang lain.
• Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi
ringan [tekanan diastolik 80-90 mmHg).

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
5. Oliguria
• Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 5-
PEMBAHASAN
10% kasus GNAPS dengan produksi urin kurang
dari 350 ml/m2 LPB/hari.
51 • Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau
timbul kegagalan ginjal akut.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
6. Edema paru
• Edema paru merupakan gejala yang paling
PEMBAHASAN
sering terjadi akibat bendungan sirkulasi.
• Kelainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya
51 hanya terlihat secara radiologik.
• Gejala-gejala klinik adalah batuk, sesak napas,
sianosis.
• Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah
kasar atau basah halus.
• Keadaan ini disebut acute pulmonary edema
Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
KELAlNAN LABORATORIUM
• Urin :
PEMBAHASAN
• Proteinuria:
• Secara kualitatif protein uria berkisar antara negatif
51 sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan +++.
• Secara kuantitatif proteinuria biasanya kurang dari 2
gram /m2 LPB/24 jam hingga lebih
• Hematuria mikroskopik :
• Hematuria mikroskopik merupakan kelainan yang
hampir selalu ada

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Darah
• Reaksi serologis
PEMBAHASAN • Titer ASO merupakan reaksi serologis yang paling sering
diperiksa, karena mudah dititrasi.

51 • Titer ini meningkat 70-80% pada GNAPS.


• Kenaikan titer ini dimulai pada hari ke-10 hingga 14
sesudah infeksi streptokokus dan mencapai puncaknya
pada minggu ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada
bulan ke-2 hingga 6.
• Laju endap darah :
• LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun
setelah gejala klinik menghilang.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
DIAGNOSIS
1. Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai
PEMBAHASAN full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi,
edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas
GNAPSA5
51 2. Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan
laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurnn) dan
pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria &
proteinuria.
3. Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk
streptokokus beta hemolitikus grup A.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
TATALAKSANA
1. Istirahat
PEMBAHASAN
• Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai
komplikasi yang biasanya timbul dalam minggu
51 pertama perjalanan penyakit GNAPS.
• Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lagi istirahat di
tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan
seperti sebelum sakit
• Lamanya perawatan tergantung pada keadaan
penyakit

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
2. Diet
• garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari.
PEMBAHASAN
• Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu
sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari.
51 • asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss [20-25
ml/ kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap
kenaikan suhu dari normal [10 ml/kgbb/hari).

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• 3. Antibiotik
• Terapi medikamentosa golongan penisilin
PEMBAHASAN
diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu Amoksisilin
50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.
51 • Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin,
dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda
edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya
PEMBAHASAN furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan
dialisis peritoneal.
51 • Hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda
serebral dapat diberi kaptopril (0,3 - 2 mg/ kgbb
/hari) atau furosemid atau kombinasi  cukup
baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual
dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat
diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Pyeloneftis : peradangan pada pyelum ginjal
PEMBAHASAN b. Sindroma nefrotik : kumpulan gejala berupa
proteinuria masif, hipoalbumin, edema, serta
51 hiperkolesterolemia
d. Akut tubular nekrosis : nekrosis pada tubulus
ginjal akibat hipoperfusi (misal ec. Syok
hipovolemia)
e. Nefrolithiasis : adanya batu pada ginjal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien adalah

51 C. GNAPS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki usia 12 tahun datang ke puskesmas diantar
orang tua dengan keluhan kencing berwarna merah. Selain kencing
merah, pasien juga menjadi jarang kencing, kelopak mata bengkak.
Diketahui riwayat 3 minggu lalu pasien mengalami bisul, namun
dibiarkan hilang sendiri tanpa mendapat pengobatan. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m,
SOAL RR 26x/m, Tax 36,6 derajat celcius. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan edema palpebra. Hasil pemeriksaan urin ditemukan
albumin +3, eritrosit 50/lpb, silinder eritrosit (+).
52 Manakah terapi non farmakologi yang tepat?
A. Pasien disarankan istirahat di kasur terus menerus
B. Garam dibatasi sebanyak 5-10 gr/hari
C. Protein dibatasi sebanyak 2,5-5,0 g/kgbb/hari
D. Asupan cairan = (20-25 ml/ kgbb/hari) + (10 ml/kgbb/hari)
E. Pemberian antibiotik serta antihipetensi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. ASUPAN CAIRAN = [20-25 ML/
KGBB/HARI) + [10 ML/KGBB/HARI)
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak laki-laki usia 12 tahun

52 • Kencing merah, bengkak


• Riwayat pioderma 3 minggu yang lalu
• TD 140/90 mmHg, Nadi 90x/m, RR 26x/m, Tax 36,6
• Pemfis : edema palpebra.
• Hasil pemeriksaan urin ditemukan albumin +3,
eritrosit 50/lpb, silinder eritrosit (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
BATASAN
• GNAPS adalah snatu bentuk peradangan glomerulus yang
PEMBAHASAN secara histopatologi menunjukkan proliferasi & lnflamasi
glomeruli yang didahului oleh infeksi group A B-hemolytic
streptococci (GAB HS) dan ditandai dengan gejala nefritik
52 seperti hematuria, edema, hipertensi, oliguria yang terjadi
secara akut
• Sindrom nefritik akut [SNA]: suatu kumpulan gejala klinik berupa
proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria &
hipertensi (PHAROH) yang terjadi secara akut
• Glomerulonefritis akut (GNA): suatu istilah yang lebih bersifat
umum dan lebih menggambarkan suatu proses histopatologi
berupa proliferasi & inflamasi sel glomeruli akibat proses
imunologik.
Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Proses Imunologik yang terjadi dapat melalui :
1. Soluble Antigen-Antibody Complex
PEMBAHASAN • Kompleks imun terjadi dalam sirkulasi NAPl’r sebagai antigen
dan antibodi anti NAPl’r larut dalam darah dan mengendap

52 pada glomerulus.
2. lnsitu Formation :
• Kompleks imun terjadi di glomerulus [insitu formation), karena
antigen nefritogenik tersebut bersifat sebagai
plantedantigen. Teori insitu formation lebih berarti secara
klinik oleh karena makin banyak HUMPS yang terjadi makin
lebih sering terjadi proteinuria masif dengan prognosis buruk.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
GEJALA KLINIK :
• GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6
PEMBAHASAN
sampai 15 tahun dan jarang pada usia di bawah
2 tahun
52 • GNAPS didahului oleh infeksi Grup A Beta
Hemolitikus Streptokokus melalui infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit
(piodermfa) dengan periode laten 1-2 minggu
pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
1. Periode laten :
• Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten
PEMBAHASAN
yaitu periode antara infeksi streptokokus dan
timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3
52 minggu;

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
2. Edema :
• Merupakan gejala yang paling sering, umumnya
PEMBAHASAN
pertama kali timbul, dan menghilang pada akhir
minggu pertama.
52 • Edema paling sering terjadi di daerah periorbital
(edema palpebra), disusul edema tungkai.
• Jika terjadi retensi cairan hebat, maka edema
timbul di daemh perut (asites), dan genitalia
eksterna (edema skrotum/vulva) menyerupai
sindrom nefrotik.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
3. Hematuria
• Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70%
PEMBAHASAN
kasus GNAPS, sedangkan hematuria mikroskopik
dijumpai hampir pada semua kasus.
52

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
4. Hipertensi :
• Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada
PEMBAHASAN
60-70% kasus GNAPS.
• Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan
52 menghilang bersamaan dengan menghilangnya
gejala klinik yang lain.
• Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi
ringan [tekanan diastolik 80-90 mmHg).

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
5. Oliguria
• Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 5-
PEMBAHASAN
10% kasus GNAPS dengan produksi urin kurang
dari 350 ml/m2 LPB/hari.
52 • Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau
timbul kegagalan ginjal akut.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
6. Edema paru
• Edema paru merupakan gejala yang paling
PEMBAHASAN
sering terjadi akibat bendungan sirkulasi.
• Kelainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya
52 hanya terlihat secara radiologik.
• Gejala-gejala klinik adalah batuk, sesak napas,
sianosis.
• Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah
kasar atau basah halus.
• Keadaan ini disebut acute pulmonary edema
Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
KELAlNAN LABORATORIUM
• Urin :
PEMBAHASAN
• Proteinuria:
• Secara kualitatif protein uria berkisar antara negatif
52 sampai dengan ++, jarang terjadi sampai dengan +++.
• Secara kuantitatif proteinuria biasanya kurang dari 2
gram /m2 LPB/24 jam hingga lebih
• Hematuria mikroskopik :
• Hematuria mikroskopik merupakan kelainan yang
hampir selalu ada

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Darah
• Reaksi serologis
PEMBAHASAN • Titer ASO merupakan reaksi serologis yang paling sering
diperiksa, karena mudah dititrasi.

52 • Titer ini meningkat 70-80% pada GNAPS.


• Kenaikan titer ini dimulai pada hari ke-10 hingga 14
sesudah infeksi streptokokus dan mencapai puncaknya
pada minggu ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun pada
bulan ke-2 hingga 6.
• Laju endap darah :
• LED umumnya meninggi pada fase akut dan menurun
setelah gejala klinik menghilang.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
DIAGNOSIS
1. Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai
PEMBAHASAN full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi,
edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas
GNAPSA5
52 2. Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan
laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurnn) dan
pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria &
proteinuria.
3. Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk
streptokokus beta hemolitikus grup A.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
TATALAKSANA
1. Istirahat
PEMBAHASAN
• Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai
komplikasi yang biasanya timbul dalam minggu
52 pertama perjalanan penyakit GNAPS.
• Sesudah fase akut, tidak dianjurkan lagi istirahat di
tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan
seperti sebelum sakit
• Lamanya perawatan tergantung pada keadaan
penyakit

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
2. Diet
• garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari.
PEMBAHASAN
• Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu
sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari.
52 • asupan cairan = jumlah urin + insensible water loss [20-25
ml/ kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap
kenaikan suhu dari normal [10 ml/kgbb/hari).

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• 3. Antibiotik
• Terapi medikamentosa golongan penisilin
PEMBAHASAN
diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu Amoksisilin
50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.
52 • Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin,
dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GNAPS
(GROMERULONEFRITIS AKUT PASCA STREPTOKOKUS)
• Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda
edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya
PEMBAHASAN furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan
dialisis peritoneal.
52 • Hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda
serebral dapat diberi kaptopril (0,3 - 2 mg/ kgbb
/hari) atau furosemid atau kombinasi  cukup
baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual
dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat
diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan.

Sumber : Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus, IDAI - 2012


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Pasien disarankan istirahat di kasur terus menerus 
PEMBAHASAN bedrest hanya dilakuan pada fase akut gejala

B. Garam dibatasi sebanyak 5-10 gr/hari  diet garam yang


52 tepat adalah 0,5-1 g/hari

C. Protein dibatasi sebanyak 2,5-5,0 g/kgbb/hari  diet


protein yg tepat adalah 0,5-1 g/kgbb/hari

E. Pemberian antibiotik serta antihipetensi  bukan terapi


non farmakologis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana non farmakologis yang
PEMBAHASAN tepat adalah

52 D. ASUPAN CAIRAN = [20-25 ML/


KGBB/HARI) + [10 ML/KGBB/HARI)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki usia 9 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan
keluhan sesak sejak tadi pagi. Awalnya sesak hanya dirasakan ketika
pasien tidur, namun sesak memberat sejak tadi pagi. Selain sesak,
badan pasien juga bengkak. Dikatakan mula 5 hari lalu, namun
hanya di kelopak mata, ketka bangun tidur, dan menghilang ketika
pasien berkativitas. Pada tanda vital didapatkan suhu axilla 36
SOAL derajat celcius, laju nadi 100x/menit, laju napas 35x/menit, tekanan
darah 110/60 mmHg. Pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka
bersifat pitting, rhongki basah halus pada kedua lapang paru, serta
53 asites. Hasil pemeriksaan urinalisis : proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen
eritrosit (-). Hasil lab darah didapatkan albumin 1,7 mg/dL. Apakah
diagnosis pasien ini?
A. Pneumonia
B. Asma
C. Sindroma nefrotik
D. GNAPS
E. Gagal ginjal akut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. SINDROMA NEFROTIK

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Anak laki-laki 9 tahun sesak dan bengkak

53 selutuh tubuh
• edema anasarka, rhongki basah halus dan ascites
• UL: proteinuria +4, eritrosit (-), sedimen eritrosit (-)
• albumin 1,2 mg/dL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik
dengan gejala:

53 1. Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau


rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2
mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
2. Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
DEFINISI/BATASAN
Beberapa definisi/batasan yang dipakai pada SN adalah:
• Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam)
3hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥ 40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
PEMBAHASAN berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps jarang : relaps terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 kali per tahun Pengamatan

53 • Relaps sering (frequent relaps) : relaps terjadi ≥ 2 kali dalam 6 bulan


pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam periode 1 tahun
• Dependen steroid : relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi
2 kali berturut-turut
• Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis
penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
GAMBARAN KLINIK
PEMBAHASAN
• Edema palpebra atau pretibia

53 • Asites, efusi pleura, dan edema skrotum


• Oliguria dan gejala infeksi,
• Nafsu makan berkurang, dan diare
• Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap kemungkinan
terjadinya peritonitis.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
PEMBAHASAN
2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari

53 3. Pemeriksaan darah
3.1 darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit,
hematokrit, LED)
3.2 kadar albumin dan kolesterol plasma
3.3 kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara klasik
atau dengan rumus Schwarzt

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diitetik
• Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan karena

53 akan menambah beban glomerulus


• Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended
daily allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari
• Diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi energi
protein (MEP)
• Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama
anak menderita edema.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diuretik
• Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat.

53 Biasanya diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-2


mg/kgBB/hari,
• bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton
(antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3
mg/kgBB/hari.
• Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu perlu
dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan
natrium).

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Antibiotik
Antibiotik diberikan jikalau terbukti terdapat infeksi,
53 meliputi amoxicillin atau eritromicin

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
Pengobatan dengan kortikosteroid
PEMBAHASAN
Kortikosteroid merupakan pengobatan SN idiopatik pilihan
pertama, kecuali bila ada kontraindikasi. Dapat diberikan
53 prednison atau prednisolon.

Pasien SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid


atau dalam 6 minggu setelah steroid dihentikan, hanya
boleh mendapatkan vaksin mati. Setelah lebih dari 6
minggu penghentian steroid, dapat diberikan vaksin hidup.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN

53

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
a. Pneumonia : sesak napas, demam, rhongki
PEMBAHASAN kasar, tidak ada ascites

b. Asma : sesak napas, riwayat asma sebelumnya,


53 wheezing, tidak ada edema anasarka

d. GNAPS : sindroma nefritik yg muncul pasca


infeksi streptokokus dengan ASTO (+)

e. Gagal ginjal akut : ditandai dengan


berkurangnya produksi urine dalam 6 jam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien adalah

53 C. SINDROMA NEFROTIK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki 6 tahun dibawa ke dokter oleh
orangtuanya karena terlihat bengkak di seluruh tubuh
sejak 4 hari yang lalu. Awalnya hanya terlihat sembab
di mata kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Orangtua juga mengatakan buang air kecil pasien
SOAL terlihat keruh,berbusa dan sering. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital normal. Penampilan fisik
ditemukan edema anasarka. Urinalisis menunjukkan
54 protein +3 dan tidak ditemukan eritrosit. Diet yang tepat
untuk kondisi pasien adalah?
A. mengurasi asiupan protein untuk mengurangi kerja
ginjal
B. menambah jumlah cairan masuk karena pasien
banyak kencing
C. tidak perlu mengatur jumlah asupan garam
D. asupan protein sesuai kebutuhan
E. tidak perlu mengatur diet
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. ASUPAN PROTEIN SESUAI
KEBUTUHAN
PEMBAHASAN
• Keyword
• Anak 6 tahun

54 • Bengkak di seluruh tubuh sejak 4 hari yang lalu


• Awalnya sembab di mata kemudian menyebar
ke seluruh tubuh
• Buang air kecil pasien terlihat keruh dan berbusa
• Pemeriksaan fisik  edema anasarka
• Urinalisis protein +3 dan tidak ditemukan
eritrosit
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN
Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik
dengan gejala:

54 1. Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau


rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2
mg/mg atau dipstik ≥ 2+)
2. Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
DEFINISI/BATASAN
Beberapa definisi/batasan yang dipakai pada SN adalah:
• Remisi : proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam)
3hari berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps : proteinuria ≥ 2+ (proteinuria ≥ 40 mg/m2 LPB/jam) 3 hari
PEMBAHASAN berturut-turut dalam 1 minggu
• Relaps jarang : relaps terjadi kurang dari 2 kali dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4 kali per tahun Pengamatan

54 • Relaps sering (frequent relaps) : relaps terjadi ≥ 2 kali dalam 6 bulan


pertama setelah respons awal atau ≥ 4 kali dalam periode 1 tahun
• Dependen steroid : relaps terjadi pada saat dosis steroid diturunkan
atau dalam 14 hari setelah pengobatan dihentikan, dan hal ini terjadi
2 kali berturut-turut
• Resisten steroid : tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison dosis
penuh (full dose) 2 mg/kgBB/hari selama 4 minggu.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
GAMBARAN KLINIK
PEMBAHASAN
• Edema palpebra atau pretibia

54 • Asites, efusi pleura, dan edema skrotum


• Oliguria dan gejala infeksi,
• Nafsu makan berkurang, dan diare
• Bila disertai sakit perut hati-hati terhadap kemungkinan
terjadinya peritonitis.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis dan bila perlu biakan urin
PEMBAHASAN
2. Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari

54 3. Pemeriksaan darah
3.1 darah tepi lengkap (Hemoglobin, leukosit, hitung jenis, trombosit,
hematokrit, LED)
3.2 kadar albumin dan kolesterol plasma
3.3 kadar ureum, kreatinin,serta klirens kreatinin dengan cara klasik
atau dengan rumus Schwarzt

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diitetik
• Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan karena

54 akan menambah beban glomerulus


• Diit protein normal sesuai dengan RDA (recommended
daily allowances) yaitu 2 g/kgBB/hari
• Diit rendah protein akan menyebabkan malnutrisi energi
protein (MEP)
• Diit rendah garam (1-2 g/hari) hanya diperlukan selama
anak menderita edema.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Diuretik
• Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema berat.

54 Biasanya diberikan loop diuretic seperti furosemid 1-2


mg/kgBB/hari,
• bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton
(antagonis aldosteron, diuretik hemat kalium) 2-3
mg/kgBB/hari.
• Pada pemakaian diuretik lebih lama dari 1-2 minggu perlu
dilakukan pemantauan elektrolit darah (kalium dan
natrium).

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
PEMBAHASAN Antibiotik
Antibiotik diberikan jikalau terbukti terdapat infeksi,
54 meliputi amoxicillin atau eritromicin

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK
TATALAKSANA
Pengobatan dengan kortikosteroid
PEMBAHASAN
Kortikosteroid merupakan pengobatan SN idiopatik pilihan
pertama, kecuali bila ada kontraindikasi. Dapat diberikan
54 prednison atau prednisolon.

Pasien SN yang sedang dalam pengobatan kortikosteroid


atau dalam 6 minggu setelah steroid dihentikan, hanya
boleh mendapatkan vaksin mati. Setelah lebih dari 6
minggu penghentian steroid, dapat diberikan vaksin hidup.

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN

54

Sumber : KONSENSUS TATA LAKSANA SINDROM NEFROTIK PADA ANAK - IDAI


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. mengurasi asiupan protein untuk mengurangi kerja ginjal 
mengurangi asupan protein akan menyebabkan anak
PEMBAHASAN kekurangan protein

54 B. menambah jumlah cairan masuk karena pasien banyak kencing


 asupan cairan harus diatur ketat guna mencegah edema
yang makin berat

C. tidak perlu mengatur jumlah asupan garam  asupan garam


juga harus dikurangi guna menceah retensi cairan

E. tidak perlu mengatur diet  diet protein, garam dan cairan perlu
diawasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diet yang tepat untuk kondisi pasien
PEMBAHASAN adalah

54 D. ASUPAN PROTEIN SESUAI


KEBUTUHAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Bayi usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD dengan
keluhan sesak dan tidak mau menetek sejak 1 hari yang
lalu. Riwayat sebelumnya lahir prematur usia kehamilan
35 minggu dan sempat dirawat di ruang intensif
menggunakan CPAP selama 3 hari. Pada pemeriksaan
SOAL fisik bayi terlihat sesak, sianosis (-), bunyi jantung S1 S2
tunggal, didapatkan bising kontinyu pada subklavikula
kiri. Apakah diagnosis bayi tersebut?
55 A. VSD
B. Coartation of aorta
C. ASD
D. PDA
E. TOF

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. PDA

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Bayi usia 1 minggu  sesak dan tidak mau

55 menetek sejak 1 hari yang lalu.


• Riwayat sebelumnya lahir prematur usia
kehamilan 35 minggu
• Pemfis bayi terlihat sesak, sianosis (-), bunyi
jantung S1 S2 tunggal, didapatkan bising kontinyu
pada subklavikula kiri.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PATEN DUCTUS ARTERIOSUS
° Gejala Klinis:
— Sesak
PEMBAHASAN
— Kesulitan makan/minum
— Sering ISPA berulang
55 ° Pemeriksaan Fisik :
— Murmur kontinyu / machinery di infraklavikula kiri
atau subklavikula kiri atau ICS 2 midclavicular line
kiri

Sumber : Konsep Terkini Diagnosis Dan Tatalaksana Gagal Jantung Pada Anak, Naskah Simposium
Paralel dan Temu Ahli Pertemuan Ilmiah Tahunan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ikatan
Dokter Anak Indonesia Cabang Jawa Timur, Surabaya.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

PEMBAHASAN

55

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. VSD  pemfis : Murmur sistolik gada ICS 3-4 Parasternal line kiri, meluas
sepanjang tepi kiri sternum + Pada VSD besar dapat terjadi peningkatan
PEMBAHASAN tahanan vaskuler paru sehingga dapat menyebabkan takipneu dan
retraksi

55 B. Coartation of aorta  gejala dan tanda: Sesak napas, kesulitan minum,


Tekanan darah di ekstremitas atas > ekstremitas bawah, Nadi Iebih keras di
ekstremitas atas dibanding ekstremitas bawah, Sianosis pada ekstremitas
bawah, Suara jantung S2 mengeras, cardiomegali
C. ASD  pemfis : bunyi jantung S2 melebar dan menetap gada saat inspirasi
maupun ekspirasi (splitting) + Murmur sistolik pada area katup pulmonal (ICS
2 parasternal line kiri) atau murmur diastolik pada area trikuspid (ICS 3-4
parasternal line kiri)
E. TOF  gejala : sianosis, jari tabuh, RVH, murmur sistolik pada regio katup
pulomnal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pasien adalah

55 D. PDA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki 30 tahun mengeluh keluar darah dari penis.
Riwayat trauma pinggul terbentur stang motor.
Didapatkan butterfly hematoma pada skrotum dan
proximal penis. Diagnosis pasien?
SOAL
A. Rupture buli
B. Rupture uretra anterior
C. Rupture uretra posterior
56 D. Rupture ureter anterior
E. Rupture ureter posterior

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Rupture uretra anterior

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Laki-laki 30 tahun

56 • keluar darah dari penis


• Riwayat trauma pinggul terbentur stang motor.
Didapatkan butterfly hematoma pada skrotum
dan proximal penis.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Uretra
• Curiga adanya trauma
PEMBAHASAN pada traktus urinarius
bag.bawah, bila:
56 – Terdapat trauma
disekitar traktus
urinarius  terutama
fraktur pelvis
– Retensi urin setelah
kecelakaan
– Darah pada muara OUE
– Ekimosis dan hematom
perineal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
http://urology.iupui.edu/papers/reconstructive_bph/s0094014305001163.pdf
Ruptur Urethra - Anatomi

PEMBAHASAN

56

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Uretra
Uretra Posterior :
Uretra Anterior: • Anatomy
PEMBAHASAN • Anatomy: – Prostatic urethra
– Bulbous urethra – Membranous urethra

56
– Pendulous urethra • Etiologi:
– Fossa navicularis • Etiologi: – Fraktur tulang Pelvis
• Gejala Klinis: – Straddle type injuries • Gejala klinis:
– Disuria, hematuria – Intrumentasi – Darah pada muara OUE
– Fractur penis – Nyeri Pelvis/suprapubis
– Hematom skrotal
– Perineal/scrotal hematom
– Hematom perineal akan timbul bila terjadi robekan
pada fasia Buck’s sampai ke dalam fasia – RT  Prostat letak tinggi atau
Colles  ‘‘butterfly’’ hematoma in the perineum melayang
– will be present if the injury has disrupted Buck’s • Radiologi:
fascia and tracks deep to Colles ’ fascia, creating a – Pelvic photo
characteristic ‘‘butterfly ’’ hematoma in the – Urethrogram
perineum
• Therapy:
• Therapy:
– Cystostomi
– Cystostomi
– Immediate Repair
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM – Delayed Repair
Trauma Uretra
Ruptur Urethra Anterior Ruptur urethra Posterior
PEMBAHASAN
Trauma tumpul Perineum (Straddle injury), Trauma tumpul, biasanya disertai trauma
biasanya disertai fraktur penis pelvis

56 Meatal bleeding
Retensi urin akut
Meatal bleeding
Retensi urin akut
Hemotama penis, hematoma perineum Floating Prostat
(butterfly-shaped hematoma)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ruptur Uretra Anteriora
PEMBAHASAN
Penyebab tersering : DIAGNOSIS
56 straddle injury ( cedera Klinis :
selangkangan ) • Perdarahan
peruretra/hematuri
• Hematom / butterfly
Jenis kerusakan : hematom
• Kontusio uretra • Kadang retensi urine
• Ruptur parsial • Kontusio : ekstravasasi –
• Ruptur total • Ruptur : ekstravasasi +
bulbosa
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sleeve Hematom

PEMBAHASAN

56

Butterfly Hematom

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RUPTUR URETRA POSTERIOR
PEMBAHASAN
• Ruptur uretra pars COLAPINTO DAN MCCOLLUM

56 prostato – membranasea.
• Terbanyak disebabkan
(1976 ) :
• Stretching (teregang)
– Tidak ada ekstravasasi.
• Uretra putus diatas prostato
fraktur tulang pelvis membranasea
• Robeknya ligamen pubo – Diaphragma urogenital utuh
– Ekstravasasi terbatas pada
-prostatikum diaphragma urogenital.
• Uretra posterior,
diaph.Urogenital & uretra pars
bulbosa proksimal rusak.
– Ekstravasasi sampai perineum
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Uretrografi

PEMBAHASAN

56
Ruptur Parsial

Ruptur total
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN
• Retrograde urethrography

56

Urethrografi normal Urethrografi pada ruptur urethra


 ekstravasasi kontras
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA

PEMBAHASAN AKUT : SISTOSTOMI


STABIL :
KOMPLIKASI
56 • Primary endoscopic
realigment, 1 minggu • Striktura uretra
paska ruptur • Disfungsi ereksi
• Uretroplasti, 3 bulan paska • Inkontinentia urine
ruptur.
• Rail roading kateter dilakukan
bila bersamaan dengan
operasi lain.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Ruptur Urethra

PEMBAHASAN
– Tindakan sementara  Pungsi

56 Pungsi
suprapubik
suprapubik
– Setelah kondisi gawat darurat
tertangani  sistostomi
suprapubic

– KATETERISASI URIN TRANSURETHRAL ->


KONTRAINDIKASI

Sistostomi
suprapubik
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Ruptur Urethra

PEMBAHASAN

56

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Rupture buli -> Hematuria, dapat merupakan
PEMBAHASAN gejala tunggal, nyeri perut bawah, kesulitan
berkemih, pruduksi urin menurun
56 C. Rupture uretra posterior -> meatal bleeding,
retensi urin akut, floating prostat
D. Rupture ureter anterior -> nyeri dapat menjalar
ke selangkangan, jarang terjadi, hematuria
E. Rupture ureter posterior -> nyeri dapat menjalar
ke selangkangan, jarang terjadi, hematuria

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

56 B. Rupture uretra anterior

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Ina 27 tahun, dibawa ke IGD setelah mengalami KLL.
Status lokalis femur dekstra: Luka ukuran 7 cm, soft tissue
baik Tidak tampak kerusakan saraf dan pembuluh darah.
Tampak deformitas dan teraba krepitasi disertai ROM
yang menurun. Arteri Dorsalis pedis +/+. Foto radiologi
SOAL menunjukan diskontinuitas tulang pada 1/3 tengah femur
dekstra. Diagnosis menurut klasifikasi fraktur terbuka
Gustilo and Anderson adalah...
57 A. Fraktur terbuka derajat 1, 1/3 tengah femur dekstra
B. Fraktur terbuka derajat 2, 1/3 tengah femur dekstra
C. Fraktur terbuka derajat 3A, 1/3 tengah femur dekstra
D. Fraktur terbuka derajat 3B, 1/3 tengah femur dekstra
E. Fraktur terbuka derajat 3C, 1/3 tengah femur dekstra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Fraktur terbuka derajat 3A,
1/3 tengah femur dekstra
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• Ny. Ina 27 tahun KLL

57 • femur dekstra: Luka ukuran 7 cm, soft tissue baik


Tidak tampak kerusakan saraf dan pembuluh
darah
• deformitas dan teraba krepitasi disertai ROM yang
menurun
• Arteri Dorsalis pedis +/+
• Foto radiologi diskontinuitas tulang pada 1/3
tengah femur dekstra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur
Klasifikasi fraktur terbuka (Gustillo & Anderson)
PEMBAHASAN

57

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur
PEMBAHASAN • Curiga fraktur jika
– Look: shortening, angulasi, rotasi,

57 – Feel: nyeri, krepitasi, pulsasi distal tidak teraba


– Move: ROM terbatas

• Sindrom kompartemen 6P:


– Pain
– Pulselessness
– Pallor
– Paresthesia
– Paralysis
– Poikilothermi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi
PEMBAHASAN • Pada fraktur terbuka, luka dibersihkan dengan cairan
fisiologis jika terdapat benda asing pada luka,
57 disingkirkan.
• Jika ada perdarahan, dilakukan balut tekan.
• Pada fraktur terbuka atau tertutup, sebisa mungkin
posisi dikembalikan ke posisi normalnya.
• Dilakukan bidai untuk fiksasi. Prinsip pemasangan bidai
adalah melewati 2 sendi dan minimal pada 2 sisi.
• Pemberian antibiotik, antitetanus, atau analgesik dapat
dipertimbangkan
• Konuslkan ke ortopedi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

57

Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D.


Handbook of Fractures, 3rd Edition
Choice of fixation
PEMBAHASAN • several options to stabilize an
open fracture • No consensus of what method to
57 – splinting,
– casting,
use
• Surgeons must make judgment of
– and traction which method is appropriate
– external fixation,
– plating, and
– intramedullary nailing
PEMBAHASAN

57

Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D.


Handbook of Fractures, 3rd Edition
Jawaban lainnya…
A. Fraktur terbuka derajat 1, 1/3 tengah femur
PEMBAHASAN dekstra
B. Fraktur terbuka derajat 2, 1/3 tengah femur
57 dekstra
D. Fraktur terbuka derajat 3B, 1/3 tengah femur
dekstra
E. Fraktur terbuka derajat 3C, 1/3 tengah femur
dekstra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

57 C. Fraktur terbuka derajat 3A,


1/3 tengah femur dekstra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Coco, 48 tahun, datang dengan keluhan benjolan
pada anus disertai BAB berdarah. Awalnya benjolan
dapat keluar masuk sendiri, 1 bulan yang lalu benjolan
dapat masuk dengan tangan, namun semenjak 2
minggu yang lalu benjolan tidak bisa masuk kembali
SOAL walaupun dengan bantuan tangan. Apakah diagnosis
pada pasien tersebut ?
A. Hemorrhoid interna grade 1
58 B. Hemorrhoid interna grade 2
C. Hemorrhoid interna grade 3
D. Hemorrhoid interna grade 4
E. Hemorrhoid eksterna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Hemorrhoid interna grade 4

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Tn. Coco, 48 tahun

58 • keluhan benjolan pada anus disertai BAB


berdarah
• Awalnya benjolan dapat keluar masuk sendiri, 1
bulan yang lalu benjolan dapat masuk dengan
tangan,
• 2 minggu yll benjolan tidak bisa masuk kembali
walaupun dengan bantuan tangan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HEMOROID

PEMBAHASAN

58
Hemoroid interna dan eksterna dibatasi
oleh linea dentata.

Hemoroideksterna HemoroidInterna
Di luar anal canal, sekitar sphincter Di dalam anal canal
Gejala terjadi karena thrombosis Gejala timbul karena perdarahan atau
Iritasi mukosa
Tidak dapat dimasukkan kedalam anal Dapat dimasukkan kedalam anal canal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
canal Sampai grade III
ANATOMI
Transisi epitel
gepeng (kulit) ke
PEMBAHASAN epitel kolumnar
(saluran cerna)

58 Bila benjolan
berasal dari atas
linea dentata 
hemoroid interna

Pada biopsi
ditemukan epitel
gepeng, artinya
benjolan berasal
dari bawah linea
dentata 
hemoroid eksterna
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN
• Internal Hemorrhoids 
Internal hemorrhoidal plexus
58 – V. Rectus Inferior
– V. Rectus Media
• External Hemorrhoids 
external hemrroidal plexus
– V. Rectus Inferior

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gambaran Histologis
• Hemoroid -> structur vaskular
PEMBAHASAN dalam anal canal
• Gambaran Histologis:
58 Epitel skuomosa kolumnar
simplex dan eptel
skuomosa bertingkat
dengan pelebaran vena
pada lapisan lamina
proria dan submukosa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Grading Hemoroid Interna
• Grade I hemorrhoids project into the anal canal and often bleed but do
PEMBAHASAN
not prolapse
• Grade II hemorrhoids may protrude beyond the anal verge with straining

58 or defecating but reduce spontaneously when straining ceases (ie, return


to their resting point by themselves)

• Grade III hemorrhoids protrude spontaneously or with straining and


require manual reduction (ie, require manual effort for replacement into
the anal canal)

• Grade IV hemorrhoids chronically prolapse and cannot be reduced; these


lesions usually contain both internal and external components and may
present with acute thrombosis or strangulation

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

58

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

58

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GRADING HEMORRHOIDS

PEMBAHASAN

58

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ACG (American College of
Gastroenterology Guideline
Treatment for internal hemorrhoids by grade:
PEMBAHASAN • Grade I hemorrhoids
– conservative medical therapy and avoidance of nonsteroidal anti- inflammatory drugs
(NSAIDs) and spicy or fatty foods

58 – Conservative therapy:
• Increased fiber intake and adequate fluids reducing both prolapse and bleeding
• Avoid straining and limit their time spent on the commode
• Topical and systemic analgesics; proper anal hygiene
• a short course of topical steroid cream
• Grade II or III hemorrhoids
– initially treated with nonsurgical procedures, rubber band ligation, sclerotherapy, and
infrared coagulation
– Rubber band Ligation is the treatment of choice for second- degree hemorrhoids, and
it is a reasonable first-line treatment for third-degree hemorrhoids
• Very symptomatic grade III and grade IV hemorrhoids
– surgical hemorrhoidectomy, or stapled
– Very symptomatic gr. III -> continous bleeding, intractable pain, large hemoroid gr. III
• Treatment of grade IV internal hemorrhoids or any incarcerated or gangrenous
tissue requires prompt surgical consultation

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wald A, Bharucha AE, Cosman BC, et al. ACG clinical guideline: management of benign anorectaldisorders. Am J Gastroenterol
Aug 2014
TATALAKSANA HEMORRHOIDS

PEMBAHASAN • Simptomatik (nyeri)


• Sitz baths (duduk di air hangat, 10-20
58 menit, dapat mengurangi nyeri)
• Perubahan gaya hidup (serat tinggi,
hindari menahan BAB/BAB mengejan)
• Tindakan operatif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA HEMORRHOIDS

PEMBAHASAN

58

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Lowry SF, Eisenstat TE. Perianal complaints. In: Lowry SF, Ciocca RG, Rettie CS. Learning surgery: the clerkship manual. New York: Springer; 2005. p. 468-78.
Jawaban lainnya…
A. Hemorrhoid interna grade 1 -> hemoroid belum
PEMBAHASAN keluar
B. Hemorrhoid interna grade 2 -> keluar namun
58 dapat masuk spontan
C. Hemorrhoid interna grade 3 -> benjolan masih
dapat dimasukkan kembali dengan jari
E. Hemorrhoid eksterna -> benjolan diluar rektum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

58 D. Hemorrhoid interna grade 4

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Dunahl. 40 tahun, datang dengan keluhan benjolan
pada lipatan paha kanan. Benjolan dirasakan nyeri sejak
1 hari ini, benjolan sudah ada sejak 2 tahun yang lalu,
bisa keluar masuk dan tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik
di dapatkan benjolan berbentuk lonjong pada skrotum
SOAL dextra, nyeri saat ditekan, tidak bisa masuk kembali
dengan dorongan. Apakah dignosis pada pasien
tersebut ?
59 A. Hernia inguinalis lateralis
B. Hernia inguinalis medialis
C. Hernia femoralis
D. Torsio testis
E. Orchitis akut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Hernia femoralis

PEMBAHASAN
• KEYWORD
59 • Tn. Dunahl. 40 tahun
• keluhan benjolan pada lipatan paha kanan.
• nyeri sejak 1 hari ini, benjolan sudah ada sejak 2
tahun yang lalu, bisa keluar masuk dan tidak nyeri.
• benjolan berbentuk lonjong pada skrotum dextra,
nyeri saat ditekan, tidak bisa masuk kembali
dengan dorongan
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hernia
PEMBAHASAN

59
TipeHernia Definisi
Reponible Kantong hernia dapat dimasukan kembali kedalam rongga
Peritoneum secara manual atau spontan
Irreponible Kantong hernia tidak dapat masuk kembali kerongga peritoneum

Inkarserata Obstruksi dari pasase usus halus yang terdapat didalam kantong
PEMBAHASAN hernia
Strangulata Obstruksi dari pasase usus dan obstruksi vascular dari kantong

59 hernia tanda-tanda iskemi kusus: bengkak, nyeri, merah,


demam
lnguinal hernia

PEMBAHASAN

59
Test Keterangan
Finger test
Untuk palpasi menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat
Teraba isi dari kantong hernia, misalnya usus atau omentum(sepertikaret).Dari
Skrotum maka jari telunjuk kearah lateral dari tuberculum pubicum, mengikuti
Fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus. Dapat dicoba
Mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus
Eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau
PEMBAHASAN tidak. Pada keadaan normal jari tidak bias masuk. Dalam hernia dapat
direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien piminta

59 Siemen test
mengedan. Bila hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis,
Dan bila hernia menyentuh samping ujung jari berarti hernia inguinalis medialis.

Dilakukan dengan meletakkan 3jari ditengah-tengah SIAS dengan tuberculum


Pubicum dan palpasi dilakukan digaris tengah, sedang untuk bagian medialis
Dilakukan dengan jari telunjuk melaluis krotum. Kemudian pasien diminta
Mengejan dan dilihat benjolan timbul di annulus inguinalis lateralis atau annulus
Inguinalis medialis dan annulus inguinalis femoralis.
Thumb test Sama seperti siemen test, hanya saja yang diletakkan di annulus inguinalis
lateralis, annulus inguinalis medialis, dan annulus inguinalis femoralis adalah ibu
jari.
Valsava test Pasien dapat diperiksa dalam posisi berdiri. Pada saat itu benjolan bias saja
Sudah ada, atau dapat dicetuskan dengan meminta pasien batuk atau
Melakukan maneuver valsava.
PEMBAHASAN

59
Jawaban lainnya…
A. Hernia inguinalis lateralis -> Bila hernia
PEMBAHASAN menyentuh ujung jari pada finger test
B. Hernia inguinalis medialis -> Bila hernia
59 menyentuh samping ujung jari pada finger test
D. Torsio testis -> nyeri hebat mendadak pada testis,
phern sign (-)
E. Orchitis -> nyeri testis, demam, phern sign (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

59 C. Hernia femoralis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Hyuga 23 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan
rasa nyeri pada daerah bahu. Pasien jatuh ke sisi kanan
mengenai bahu setelah terjadi kontak fisik saat
pertandingan sepak bola. Pada foto rongtgen
didapatkan hasil sebagai berikut ini.
SOAL

60
Penatalaksanaan awal yang tepat untuk dilakukan pada
pasien ini adalah...
A. Gips
B. ORIF dengan plate and screw
C. ORIF dengan K-wire
D. Figure of 8
E. Collar neck WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Figure of 8

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Tn. Hyuga 23 tahun,

60 • rasa nyeri pada daerah bahu


• Pasien jatuh ke sisi kanan mengenai bahu setelah
terjadi kontak fisik saat pertandingan sepak bola.
• DX: fraktur klavikula

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur Klavikula
PEMBAHASAN Tipe I: Fraktur mid klavikula (Fraktur 1/3 tengah
klavikula)
• Fraktur pada bagian tengah clavicula

60 • Lokasi yang paling sering terjadi fraktur, paling


banyak ditemui

Tipe II : Fraktur 1/3 lateral klavikula


Fraktur klavikula lateral dan ligament korako-
kiavikula , yang dapat dibagi:
– type 1: undisplaced jika ligament intak
– type 2: displaced jika ligamen korako-kiavikula ruptur.
– type 3: fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.

Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal clavicula .


Fraktur yang paling jarang terjadi
MANIFESTASI
Gejala
PEMBAHASAN
• Bahu tampak lebih pendek, dan asimetris

60 • Bengkak, ekimosis
• Krepitus
• Tenting: impending open fracture
Komplikasi
• Pneumothoraks
• Trauma arteri subklavia
• Trauma vena subklavia
• Trauma pleksus brakhialis
• Mal union
TATALAKSANA

PEMBAHASAN • Hasil baik dengan terapi nonoperatif, terutama fraktur medial,


• Simple support dengan Sling

60 • Reduksi dan Imobilisasi denan Figure 8

Indikasi operasi
• Fraktur displacement komplet
• Tenting
• Pemendekan 2 cm
• Fraktur kominutif
• Gangguan neurovasklar
• Fraktur terbuka
PEMBAHASAN

60
Komplikasi

PEMBAHASAN

60
Jawaban lainnya…
A. Gips -> tidak relevant
PEMBAHASAN B. ORIF dengan plate and screw -> pada kasus
tidak dijumpai indikasi oprasi
60 C. ORIF dengan K-wire -> pada kasus tidak dijumpai
indikasi oprasi
E. Collar neck -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penganan awal pada pasien adalah .
PEMBAHASAN ..

60 D. Figure of 8

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
An. Famina, usia 3 hari, datang ke IGD bersama ibu
dengan muntah hijau. Perut pasien buncit, kadang
disertai diare berdarah. Pada pemeriksaan fisik : KU
lemah, letargis, HR 160x/menit teraba lemah, RR
65x/menit. Pada pemeriksaan radiologi: spiral (corkscrew)
SOAL duodenum dan jejunum proksimal. Apakah diagnosis
yang tepat pada pasien tersebut ?
A. Hirsprung
61 B. Invaginasi
C. Volvulus
D. Malformasi anorectal
E. Hipertrofi stenosis pylorus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Volvulus

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• An. Famina, usia 3 hari,

61 • muntah hijau. Perut pasien buncit, kadang disertai


diare berdarah
• pemeriksaan fisik : KU lemah, letargis, HR
160x/menit teraba lemah, RR 65x/menit
• radiologi: spiral (corkscrew) duodenum dan
jejunum proksimal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EMBRIOLOGI INTESTINAL
Bagian midgut tumbuh ke luar rongga
PEMBAHASAN abdomen dan kembali ke dalam rongga
abdomen dengan melakukan putaran 270
61 derajat berlawanan arah jarum jam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Midgut Volvulus

PEMBAHASAN • Obstruction caused by twisting


of the intestines more than 180
61 degrees about the axis of the
mesentery
• 1-5% of large bowel
obstructions
– Sigmoid ~ 65%
– Cecum ~25%
– Transverse colon ~4%
– Splenic Flexure
Midgut volvulus
PEMBAHASAN
Klinis

61 • Children present with bilious


emesis (93%) and less often
• Abdominal Plain Film, Upright
– Dilated stomach
malabsorption, failure to thrive, – Distal paucity of gas
biliary obstruction, GERD • Contrast
• In adults intermittent abdominal – cork-screw appearance
pain (87%) and less often nausea – small bowel on the right side of
(31%) abdomen that does not cross
midline
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN • Muntah bilier  obstruksi cairan


empedu.
61 • Nyeri abdomen difuse
• Diare berdarah  nekrosis dinding usus
yang mengalami strangulasi
• Distensi abdomen
• Tanda-tanda syok jika iskemia dinding
usus berlangsung lama
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Volvulus Physical Examination
PEMBAHASAN • Abdominal distention • Progressive obstruction
commonly massive – Increased bowel sound

61 • characteristically tympanitic over


the gas-filled, thin-walled colon
– Metallic sound
– DRE collapsed
loop ampulla, no feces
• Overlying or rebound tenderness
raises the concern of peritonitis
• signs of systemic toxicity may be
apparent
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN • DPL: leukositosis


• Barium swallow: corkscrew sign
61 (kontras dari duodenum distal ke
jejunum proksimal tidak melintasi
garis tengah)
• Gaster berada di kiri
• kongenital

• Bedakan dengan volvulus sigmoid


(coffee bean)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

61
(coffee bean)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

61

corkscrew sign
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA

PEMBAHASAN
• Koreksi dehidrasi dan ketidakseimbangan
elektrolit
61 • NGT untuk dekompresi
• Drip dopamin jika terjadi syok  dopamin
meningkatan aliran darah splanknik
(mengurangi risiko iskemia)
• Bedah cito  prosedur Ladd

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Hirsprung -> aganglionik rectum, mega kolon,
PEMBAHASAN B. Invaginasi -> bab darah disertai lender, teraba
masa seperti sosis
61 D. Malformasi anorectal -> kelainan genetic dalam
pembentukan rektal
E. Hipertrofi stenosis pylorus -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

61 C. Volvulus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Azril 28 tahun mengalami kecelakaan sepeda motor
ditemukan warga helm sudah terlepas. Saat kejadian,
pasien sempat pingsan namun cepat kembali sadar.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, pasien mengalami
penurunan kesadaran kembali. Hasil pemeriksaan, GCS:
SOAL E3V3M5, tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 95 x /menit,
frekuensi nafas 26 x/menit. Pupil bulat anisokor
3mm/5mm, refleks cahaya menurun dan melambat
62 sebelah kanan, Diagnosis apakah yang sesuai dengan
anamnesis dan hasil pemeriksaan di atas?
A. Perdarahan epidural
B. Perdarahan subdural
C. Perdarahan subarakhnoid
D. Perdarahan intra cerebral
E. Perdarahan subkortex 7

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Perdarahan epidural
• KEYWORD
PEMBAHASAN • Tn. Azril 28 tahun
• kecelakaan sepeda motor ditemukan warga helm
62 sudah terlepas.
• sempat pingsan namun cepat kembali sadar. Dalam
perjalanan ke rumah sakit, pasien mengalami
penurunan kesadaran kembali
• GCS: E3V3M5, tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 95
x /menit, frekuensi nafas 26 x/menit. Pupil bulat
anisokor 3mm/5mm, refleks cahaya menurun dan
melambat sebelah kanan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Termasuk trauma pada:
PEMBAHASAN
- Otak
- SCALP
62 - Tengkorak
• Mekanisme:
1. Akselerasi/deselerasi → coup/countra-coup, diffuse axonal injury
2. Lokal
3. Penetrasi
4. Crush
JEJAS PRIMER

PEMBAHASAN

62 Diffuse Axonal Injury


TANDA PENINGKATAN TIK

PEMBAHASAN
• Nyeri kepala
• Muntah proyektil

62 • Papiledema
• Trias Cushing
1. Bradikardi
2. Hipertensi
3. Perubahan pola ventilasi
• Herniasi
Epidural hematomma
PEMBAHASAN

62
Epidural hematomma
PEMBAHASAN

62
Epidural hematomma
PEMBAHASAN

62
Epidural hematomma
PEMBAHASAN

62
Epidural hematomma
PEMBAHASAN

62
Cedera Kepala

PEMBAHASAN

62
TATALAKSANA PADA PENINGKATAN
TIK
• Hanya dilakukan bila:
PEMBAHASAN
- Penurunan kondisi neurologis cepat

62 - Tanda herniasi uncal


- Peningkatan TIK progressif saat monitoring
• Modalitas:
- Drainase CSF → VP shunt
- Intravenous manitol (20%)
- Hyperventilation
- Barbiturate
- Hipotermia ringan
- Kraniektomi dekompresi
Jawaban lainnya…
B. Perdarahan subdural -> pendarahan bentuk
PEMBAHASAN bulan sabit
C. Perdarahan subarakhnoid -> terdapat nyeri
62 kepala hebat, kaku kuduk +, mendadak
D. Perdarahan intra cerebral -> gangguan
neurologis, ptekie app pada ct scan, tidak
didapatkan gejala lucid interval
E. Perdarahan subkortex -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

62 A. Perdarahan epidural

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Pinto, 35 tahun, dibawa ke IGD setelah mengalami
kecelakaan kepala membentur aspal. Pemeriksaan fisik
normal. Pasien sempat muntah sebanyak 2 kali. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan raccoon eye (+), battle sign
(+), tekanan darah 120/80 mmHg, nafas 18x/menit, nadi
SOAL 87x/menit, suhu afebris. Kemungkinan diagnosis yang
paling tepat adalah...
A. Epidural hematom
63 B. Subdural hematom
C. Subarachnoid hematom
D. Fraktur clavari cranii
E. Fraktur basis cranii

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Fraktur basis cranii

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Tn. Pinto, 35 tahun,

63 • kecelakaan kepala membentur aspal


• Pemeriksaan fisik normal
• sempat muntah sebanyak 2 kali
• pemeriksaan fisik : raccoon eye (+), battle sign (+),
tekanan darah 120/80 mmHg, nafas 18x/menit,
nadi 87x/menit, suhu afebris

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur basis cranii

PEMBAHASAN • Fraktur yg terjadi pd


tulang yg membentuk

63 dasar tengkorak.
• Terbagi atas; fossa
anterior, fossa media dan
fossa posterior
• Fraktur pd masing2 fossa
akan memberikan
manifestasi yg berbeda

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Skull Base Anatomy
PEMBAHASAN

63

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Classification

PEMBAHASAN Anterior Skull • Posterior frontal sinus, roof of ethmoid,


cribriform, and orbital roof, sphenoid
Base Fracture bone

63 Middle Skull • Temporal bone


Base Fracture

Posterior Skull • Clivus occipital, condylus occipital


Base Fracture

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fr. basis cranii
(fossa anterior):
PEMBAHASAN • Dibatasi oleh; os.spenoid, procesus

clinoidalis anterior, dan jagum


63 spenoidalis.
• Manifestasi / tanda gejalanya terjadi
perlahan 12-24 jam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
tanda-tanda klinis :

PEMBAHASAN • Ekimosis periorbital ( Racoon


Eyes/brill hematome) ,
63 • Tidak disertai cedera lokal),
• Hematome subconjungtiva;
anosmia (Gg. N.olfactorius),
Rhinorea (Kebocoran CSS) dg
tanda pemeriksaan terdapat
`Halo - sign` pada kertas tissue
• Gangguan Visus (Gg.N.optikus)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur basis cranii
(fossa media) :
PEMBAHASAN • Dibatasi oleh; os.temporalis,
procesus clinoidalis posterior,
63 dan dorsum sella.
• Tanda-gejala; echymosis mastoid
(battle sign), othorrea,
hematompanum, sakit kepala,
Gg.visus dan gerak bola mata.
• 25% Gg.N.VII, N.VIII.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur basis cranii
(fossa media) :
PEMBAHASAN

63

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fraktur basis cranii
(fossa posterior) :
PEMBAHASAN
• Merupakan dasar kompartemen
63 infratentorial
• Sering tidak disertai tanda yg jelas
namun segera menimbulkan
kematian

Penekanan batang otak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

63

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

63

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Halo Sign
(Ring sign/Target sign)
PEMBAHASAN

63
• Tanda CSF leak:
– Glucose (+)
– Halo sign (+)
– Beta-2-transferrin (+) highly specific to CSF, not present
in plasma, nasal secretion, tear, saliva, or other fluid.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Epidural hematom > lucid interval, pada CT
PEMBAHASAN scan tampak bikonvek
B. Subdural hematom -> pendarahan bentuk
63 bulan sabit
C. Subarachnoid hematom -> terdapat nyeri
kepala hebat, kaku kuduk +, mendadak
D. Fraktur clavari cranii

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

63 E. Fraktur basis cranii

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki usia 45 tahun, datang mengeluh
nyeri pada kedua jari tangan disertai kehitaman,
edema, kemerahan, tidak dipengaruhi oleh
aktivitas. Pasien seorang perokok berat. Apa
SOAL
kemungkinan diagnosis pasien?
A. Burger disease
B. Takayashu
64 C. Varises
D. Deep vein trombosis
E. Tromboflebitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Burger disease

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang laki-laki

64 • nyeri pada kedua tungkai terutama bila berjalan


dan keluhan sedikit membaik ketika pasien
beristirahat, edema, kemerahan
• Pasien seorang perokok berat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Buerger ’s Disease
(Thrombangiitis Obliterans
• Secara khusus dihubungkan dengan merokok
• Terjadi Oklusi pada arteri muskular, dengan predileksi pada
PEMBAHASAN
pembuluh darah tibial
• Presentation
64 – Nyeri tidak dipengaruhi aktivitas
– Gangrene
– Ulceration
• Recurrent superficial thrombophlebitis (“phlebitis migrans ”)
• Dewasa muda, perokok berat, tidak ada faktor risiko
aterosklerosis yang lain
• Angiography - diffuse occlusion of distal extremity vessels
• Progresivitas – dari distal ke proximal
• Remisi klinis dengan penghentian merokok
Buerger ’s treatment
• Rawat RS
PEMBAHASAN • Memastikan diagnosis dan arterial imaging.
• Vasoactive dilation is done during initial
64 admission to hospital, along with debridement of
any gangrenous tissue.
• Tatalaksana selanjutnya diberikan bergantung
keparahan dan derajat nyeri
• Penghentian rokok menurunkan insidens
amputasi dan meningkatkan patensi dan limb
salvage pada pasien yang melalui surgical
revascularisation
PEMBAHASAN

64

CT-angiografi menunjukan stenosis


segmental arteri tungkai bawah
Vasoactive drugs
PEMBAHASAN
• Nifedipine  dilatasi perifer dan meningkatkan
aliran darah distal
64 – Diberikan bersamaan dengan penghentian rokok,
antibiotik dan iloprost
• Pentoxifylline and cilostazol have had good
effects, although there are few supportive data.
Pentoxifylline has been shown to improve pain
and healing in ischaemic ulcers. Cilostazol could
be tried in conjunction with or following failure of
other medical therapies (e.g., nifedipine).
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/1148/treatment/step-by-
step.html
Disease Pathophysiology Symptoms Physical Workup
Peripheral Claudication Ankle Brachial
Artery With exertion, in Abnormal Index.
Occlusive Arterial narrowing Severe occlusion lower Duplex
Disease Decreased Ischemic pain at extremity Ultrasound.
Blood flow=Pain rest. pulse Digital
PEMBAHASAN Pain results from Pain reproduced Mottling & Subtraction
An imbalance By elevating the cyanosis Angiography
Between supply leg. BuergerTest: Gold

64 And demand of
Blood flow
Elevate the leg Standard
To 45°-and Intervention
Look for pallor At thesame
time
Buerger Pain or Enlarged,red, Anangiogram
Tenderness not tendercord- orarteriogram
Combination of
Affected by likeveins. ofthe
acute
exercise Discoloration extremities.
Inflammation and
Numbness and Twoormore ADoppler
Thrombosis of the
Tingling in the limbsaffected ultrasound.
Arteries and veins
limbs.
In the hands and
Skin ulcersor
feet
Gangrene of the
digits.
TakayasuArteritisGiantCellArteritisTromboangitisObliterans

LokasiAorta&cabangutamaArterisedang-besar(kranial,Arterikecil-sedangdistal
aorta+cabang)(inflamasisegmental)
Prevalensi1-3per1juta24per100.000Pria<45tahun,merokok
80-90%wanita10-40tahun>50tahun,65%wanitaHLA-A9&HLAB-5+

GejalaMalaise&demamPolimialgiarheumatikaOklusiarteridistalfatigue,
PEMBAHASAN Iskemiaserebrovaskular,Nyerikepalaiskemia
miokard,claudicationNyeriwajah+fatiguemengunyahFenomenaRaynaud
lengan,hipertensiGangguanpenglihatanThrombophlebitis

64 HistologiInflamasigranulomatosa,Infiltrasilimfosit+makrofag,Inflamasi&thrombosistanpa
proliferasi&gangguanfibrosisintima,nekrosisfokal+nekrosis(keterlibatanvaskular
elastisitasintima,fibrosisgranulomaminimal)

PemeriksaanESR&CRPmeningkatPenandainflamasi&penyakit
USG:halohipoechoicsekitarautoimun(-)
lumenarteristenosisArteriograf:stenosissegmental
(distalberat),corkscrewkolateral,
aterosklerosisproks(-)
TatalaksanaSteroid&sitotoksik,SteroidsistemikdosistinggiPenghentianmerokok,
pembedahanbypassdebridemen

Prognosis5tahun80-90%Selflimiting1-5tahun
Lilly LS. Pathophysiology of heart disease. 5 th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p. 350 - 2
Fixed
mottling &
cyanosis
PEMBAHASAN

64
Discoloration and necrosis of finger tips
Jawaban lainnya…
B. Takayashu -> vasculitis pembuluh darah besar,
PEMBAHASAN perbedaan tensi kanan dan kiri
C. Varises -> tidak relevant
64 D. Deep vein trombosis -> kaki teraba hangat,
bengkak, riwayat stasis, Homan sign
E. Tromboflebitis -> nyeri pada area yang terkena,
eritema, inflamasi, edema, terkadang disertai
demam & menggigil, dapat terjadi pada
vena dalam ataupun superfisial

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

64 A. Burger disease

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita berusia 50 tahun datang ke klinik anda dengan
keluhan terdapat massa pada payudara kirinya sejak 1
tahun lalu berdiameter 20 cm. benjolan dirasakan
membesar dengan cepat. Pada pemeriksaan fisik,
ditemukan benjolan kenyal, berbatas tidak tegas, sedikit
SOAL bergelombang, kulit tampak mengkilap. Tidak ditemukan
pembesaran kelenjar pada aksila kiri. Diagnosis pada
pasien ini adalah...
65 A. Karsinoma mammae
B. Tumor phylloides
C. Infiltrating ductal carcinoma
D. Fibroadenoma mammae
E. Fibrokistik mammae

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Tumor phylloides

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Wanita berusia 50

65 • keluhan terdapat massa pada payudara kirinya


sejak 1 tahun lalu berdiameter 20 cm
• benjolan dirasakan membesar dengan cepat.
• benjolan kenyal, berbatas tidak tegas, sedikit
bergelombang, kulit tampak mengkilap
• Tidak ditemukan pembesaran kelenjar pada
aksila kiri.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Breast Swelling
Pregnancy,
Lactation
Bilateral
PEMBAHASAN Drug-induced
Whole Breast

65 Breast Swelling
Unilateral

Mastitis /
Pubertal

Newborn
Abscess Fibrocystic
Cystic
Localized Galactocele

Fibroadenoma
Solid lump
Malignancy

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TUMOR PAYUDARA JINAK VS
GANAS
Tanda Jinak Ganas
PEMBAHASAN
Retraksi papil - +

65 Perubahan kulit
(peaue de orange)
- +

Mobilitas Mobile Terfiksir


Bentuk Permukaan licin Berdungkul
Konsistensi Kenyal Keras
Kapsul + -
Pembesaran KGB - +
Regional
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis Banding Benjolan
Payudara
Fibroadenoma Mammae (FAM)
PEMBAHASAN
• Usia muda (15-25 tahun)
• Benjolan soliter, bulat, ukuran 1-3 cm, batas tegas, kenyal, mobile, tidak nyeri

65 (non tender)

Lesi Fibrokistik Mammae

• Usia reproduktif (25-40 tahun)


• Benjolan kistik, batas tidak tegas, ireguler, tender, soliter / multiple, nyeri dan
membesar saat menjelang haid

Tumor Phyllodes

• Usia 40-50an tahun


• Secara klinis -> tumor jinak, mirip FAM
• Massa payudara yang berukuran besar, ukuran dapat mencapai 20-30 cm
• Pertumbuhan tumor cepat dan menyebabkan regangan kulit -> kulit payudara
tampak mengkilap. Histopatologis -> “LEAF-LIKE PATTERN”
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis Banding Benjolan
Payudara
PEMBAHASAN Mastitis
• Biasanya pada wanita menyusui

65 • Tanda inflamasi lokal aktif -> eritema, edema, nyeri, teraba hangat pada
payudara.
• Gejala sistemik -> demam, malaise, sakit kepala, nyeri otot
Abses Mammae
• Komplikasi mastitis
• Benjolan FLUKTUATIF, nyeri, eritema, edema, hangat. Gejala sistemik (+)

Galaktokele
• Pada wanita menyusui
• Massa berisi susu akibat sumbatan duktus laktiferus
• Tanda inflamasi (-) WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

65

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fibrocystic Disease

PEMBAHASAN • Dikenal juga sebagai mammary displasia

• benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita.


65 • Benjolan ini harus dibedakan dengan keganasan.

• Umumnya terjadi pada wanita berusia 25-50 tahun (>50%).

• Ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gejala dan Tanda

PEMBAHASAN • benjolan fibrokistik biasanya multipel dan keras


• adanya kista, fibrosis,

65 • benjolan konsistensi lunak, terdapat penebalan


• Nyeri payudara siklik -> perubahan hormon estrogen dan
progesteron.
• Biasanya payudara teraba lebih keras dan membesar
sesaat sebelum menstruasi
• Menghilang seminggu setelah menstruasi selesai.
• Benjolan biasanya menghilang setelah wanita memasuki fase
menopause.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis

PEMBAHASAN • Evaluasi harus dilakukan dengan seksama untuk membedakannya


dengan keganasan.

65 • Apabila didapatkan benjolan difus (tidak memiliki batas jelas),


terutama berada di bagian atas-luar payudara tanpa ada benjolan
yang dominan,
• Diperlukan pemeriksaan USG, mammogram dan
pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi berikutnya.
• Apabila keluar cairan dari puting, baik bening, cair, atau
kehijauan, sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk
pemeriksaan sel keganasan.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN • USG:
– Multiple cysts
65 – Well circumscribed
thins walls
– Increased fibrous
stroma

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Mammogram
PEMBAHASAN
– Gambaran
kista dengan
penambahan
jaringan
fibrosa.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

65

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
The Breast Lump

PEMBAHASAN

65

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Karsinoma mammae -> Peau d’orange , hard,
PEMBAHASAN Painful, not clear border, infiltrative,
discharge/blood, Retraction of the nipple,Axillary
65 mass
C. Infiltrating ductal carcinoma -> mainly in large
ducts, present with a serous or bloody nipple
discharge
D. Fibroadenoma mammae -> solid, round, rubbery
lumps that move freely in
E. Fibrokistik mammae -> Benjolan kistik, batas tidak
tegas, ireguler, tender, soliter / multiple, nyeri dan
membesar saat menjelang haid
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pasien adalah . . .

65 B. Tumor phylloides

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki 72 tahun mengeluh tidak bisa buang air kecil
sejak 1 hari yang lalu. Awalnya buang air kecil tidak
lampias, harus mengejan, pancaran urin melemah, dan
sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
Apakah pemeriksaan selanjutnya yang dilakukan untuk
SOAL menunjang diagnosis?
A. Colok dubur
B. PSA
66 C. IVP
D. Sistogram
E. TAUS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Colok dubur

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Laki-laki 72 tahun

66 • tidak bisa buang air kecil sejak 1 hari yang lalu.


• Awalnya buang air kecil tidak lampias, harus
mengejan, pancaran urin melemah, dan sering
terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH
BPH
PEMBAHASAN

adalah pertumbuhan
66 berlebihan dari sel-sel
prostat yang tidak ganas.
Pembesaran prostat jinak
diakibatkan sel-sel prostat
memperbanyak diri
melebihi kondisi normal,
biasanya dialami laki-laki
berusia di atas 50 tahun
yang menyumbat saluran
kemih.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH
NORMAL TIDAK NORMAL
PEMBAHASAN

66

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH
 Angka kejadian BPH di Indonesia yang pasti belum pernah
PEMBAHASAN
diteliti.
 Penduduk Indonesia yang berusia tua jumlahnya semakin

66 meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria


di Indonesia berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta pria
diantaranya menderita gejala saluran kemih bagian bawah
(Lower Urinary Tract Symptoms/LUTS) akibat BPH.
 Prevalensi BPH yang bergejala pada pria berusia 40-49
tahun mencapai hampir 15%, usia 50-59 tahun
prevalensinya mencapai hampir 25%, dan pada usia 60
tahun mencapai angka sekitar 43%.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Etiologi

PEMBAHASAN Umur
Pria berumur lebih dari 50 tahun,

66 kemungkinannya memiliki BPH adalah 50%.


Ketika berusia 80 – 85 tahun, kemungkinan
itu meningkat menjadi 90%.

Faktor Hormonal
Testosteron – > hormon pada pria.
Beberapa penelitian menyebutkan karena
adanya peningkatan kadar testosteron pada pria
(namun belum dibuktikan secara ilmiah) .

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hipotesis penyebab timbulnya
hiperplasia prostat
PEMBAHASAN

66
Ketidaksei
Teori mbangan Interaksi Berkurangnya
Teori sel
dihidrotest antara stroma- kematian sel
stem
osteron estrogen- epitel prostat
testosteron

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

Kelenjar Prostat terdiri Mekanisme BPH secara umum

66 dari atas 3 jaringan :


• Epitel atau
glandular, stromal
patofisiologi penyebab
BPH secara jelas
belum diketahui
hasil dari faktor statik
(pelebaran prostat
secara berangsur-
dengan pasti. angsur) dan faktor
atau otot polos, dan dinamik (pemaparan
kapsul. Namun diduga terhadap agen atau
• Jaringan stromal intaprostatik kondisi yang
dan kapsul dihidrosteron (DHT) menyebabkan
ditempeli dengan dan 5 α - reduktase tipe konstriksi otot polos
reseptor adrenergik II ikut terlibat. kelenjar.)
α 1.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TANDA DAN GEJALA

PEMBAHASAN

66 

Sering kencing
Sulit kencing
Tanda klinis terpenting BPH
adalah ditemukannya
pembesaran konsistensi
 Nyeri saat berkemih
kenyal, pool atas tidak teraba
 Urin berdarah
pada pemeriksaan colok
 Nyeri saat ejakulasi
dubur/ digital rectal
 Cairan ejakulasi
examination (DRE) . Apabila
berdarah
teraba indurasi atau terdapat
 Gangguan ereksi
bagian yang teraba keras,
 Nyeri pinggul atau
perlu dipikirkan kemungkinan
punggung
prostat stadium 1 dan 2.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Manifestasi Klinis

PEMBAHASAN Dapat dibagi ke dalam dua kategori :

66 Obstruktif :
terjadi ketika faktor
dinamik dan atau
Iritatif :
hasil dari
obstruksi yang
faktor statik sudah berjalan
mengurangi lama pada leher
pengosongan kandung kemih.
kandung kemih.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosis of BPH
• Symptom assessment
– the International Prostate Symptom Score ( IPSS ) is recommended as it is used
worldwide
– IPSS is based on a survey and questionnaire developed by the American Urological
Association (AUA). It contains:
PEMBAHASAN • seven questions about the severity of symptoms; total score 0 – 7 (mild), 8 – 19 (moderate),
20 – 35 (severe)
• eighth standalone question on QoL

66 •


Digital rectal examination(DRE)
– inaccurate for size but can detect shape and consistency
Prostat Volume determination- ultrasonography
• Urodynamic analysis
– Q max >15mL/second is usual in asymptomatic men from 25 to more than 60 years of
age
• Measurement of prostate-specific antigen (PSA)
– high correlation between PSA and Prostat Volume, specifically Trantitional Zone
Volume
1
– men with larger prostates have higher PSA levels
– PSA is a predictor of disease progression and screening tool for CaP
– as PSA values tend to increase with increasing PV and increasing age, PSA may be
used as a prognostic marker for BPH
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

66

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH – Pemeriksaan Penunjang
• Prostate Specific Antigen (PSA)
– Spesifik ke prostat, tetapi tidak spesifik ke kanker
PEMBAHASAN – PSA tinggi  laju pertumbuhan prostat cepat, gejala BPH
lebih berat, risiko retensi urin akut meningkat

66 – Nilai normal di serum < 4 ng/mL


– Berdasarkan usia, rentang normalnya :
• 40-49 tahun = 0-2,5 ng/mL
• 50-59 tahun = 0-3,5 ng/mL
• 60-69 tahun = 0-4,5 ng/mL
• 70-79 tahun = 0-6,5 ng/mL
• Flowmetri  Qmax turun, biasanya < 15 cc
• Kateter  menilai volume urin residual
• Transrectal / Transabdominal Ultrasonography (TRUS
/ TAUS)  menilai volume prostat, volume urin residual
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN • International
Prostate

66 Symptoms
Score (IPSS)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kategori Keparahan Penyakit
BPH Berdasarkan
Keparahan SkorgejalaAUA Gejalakhasdantanda-tanda
penyakit (AsosiasiUrologis
PEMBAHASAN Amerika)
Ringan ≤7 •Asimtomatik(tanpagejala)

66 •Kecepatanurinaripuncak<10mL/s
•Volumeurineresidualsetelah
pengosongan25-50mL
•PeningkatanBUNdankreatininserum

Sedang 8-19 Semuatandadiatasditambahobstruktif


penghilangangejaladaniritatif
penghilangangejala(tandadaridetrusor
yangtidakstabil)
Parah ≥20 Semuahaldiatasditambahsatuatau
lebihkomplikasiBPH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Derajat BPH, Dibedakan menjadi
4 Stadium :
 Stadium 1 :
PEMBAHASAN
Obstruktif tetapi kandung kemih masih
mengeluarkan urin sampai habis.
66  Stadium 2 : masih tersisa urin 60-150 cc.

 Stadium 3 : setiap BAK urin tersisa kira-kira 150 cc.

 Stadium 4 :
retensi urin total, buli-buli penuh pasien tampak
kesakitan urin menetes secara periodik.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Grade Pembesaran Prostat

PEMBAHASAN
Rectal Grading
Dilakukan pada waktu vesika urinaria kosong :
66 • Grade 0 : Penonjolan prostat 0-1 cm ke dalam rectum.

• Grade 1 : Penonjolan prostat 1-2 cm ke dalam rectum.

• Grade 2 : Penonjolan prostat 2-3 cm ke dalam rectum.

• Grade 3 : Penonjolan prostat 3-4 cm ke dalam rectum.

• Grade 4 : Penonjolan prostat 4-5 cm ke dalam rectum.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gambaran BNO IVP
Pada BNO IVP dapat ditemukan:
• Indentasi caudal buli-buli
PEMBAHASAN • Elevasi pada intraureter
menghasilkan bentuk J-ureter
(fish-hook appearance)

66 • Divertikulasi dan trabekulasi


vesika urinaria

“Fish Hook appearance”(di tandai


Indentasi caudal buli-buli dengan anak panah)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Pada USG (TRUS, Transrectal
Ultrasound)
• Pembesaran kelenjar

66 pada zona sentral


• Nodul hipoechoid atau
campuran echogenic
• Kalsifikasi antara zona
sentral
• Volume prostat > 30 ml 8

CT Scan:
• Tampak ukuran prostat
membesar di atas ramus superior
simfisis pubis.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Algoritma manajemen terapi
BPH
BPH
PEMBAHASAN

66 Menghilangkan gejala
ringan
Menghilangkan gejala
sedang
Menghilangkan gejala parah
dan komplikasi BPH

Operasi
Watchful
waiting
α -adrenergik α -adrenergik
antagonis atau antagonis dan 5- α
5- α Reductace
Reductace inhibitor inhibitor

Jika respon Jika respon Jika respon Jika respon tidak


berlanjut tidak berlanjut, berlanjut berlanjut, operasi
operasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Farmakologi
Jika gejala ringan -> maka pasien cukup dilakukan watchful waiting
PEMBAHASAN
(perubahan gaya hidup).

66 Jika gejala sedang -> maka pasien diberikan obat tunggal antagonis α
adrenergik atau inhibitor 5α - reductase.
Jika keparahan berlanjut -> maka obat yang diberikan bisa dalam
bentuk kombinasi keduanya.
Jika gejala parah dan komplikasi BPH, dilakukan pembedahan.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
antagonis α adrenergik
PEMBAHASAN • Mekanisme kerja : memblok reseptor adrenergik α 1 sehingga
mengurangi faktor dinamis pada BPH dan akhirnya berefek
66 relaksasi pada otot polos prostat.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
inhibitor 5α - reductase

PEMBAHASAN • Mekanisme kerja dari obat ini adalah mengurangi volume


prostat dengan menurunkan kadar hormon testosteron.
66 • 5α -reduktase inhibitor digunakan jika pasien tidak dapat
mentolerir efek samping dari alfa blocker.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

66
• Alpha-1 Blocker  merelaksasikan otot polos di bladder neck, kapsul
prostat, dan urethra prostatika  mengurangi obstruksi
– Efek samping = hipotensi orthostatik dan dizziness.
– Alpha-1A Blocker (tamsulosin, alfuzosin, silodosin)  lebih uroselektif, EFEK
SAMPING HIPOTENSI MINIMAL
• 5-Alpha Reductase Inhibitor (5-ARI)  menghambat enzim 5-Alpha
Reductase yang mengubah testosteron menjadi dihidrotestosteron 
mengurangi volume prostat jangka panjang & menurunkan kebutuhan
pembedahan
– Efek samping = penurunan libido dan disfungsi ereksi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Non Farmakologi
PEMBAHASAN  Pembatasan Minuman Berkafein
 Tidak mengkonsumsi alkohol
66  Pemantauan beberapa obat seperti diuretik,
dekongestan, antihistamin, antidepresan
 Diet rendah lemak
 Meningkatkan asupan buah-buahan dan
sayuran
 Latihan fisik secara teratur
 Tidak merokok

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPH – Tatalaksana Bedah
PEMBAHASAN
• Indikasi • TURP (Trans Urethral
– Retensi urin akut

66 – Retensi urin kronis (selalu


>300 mL)
– Volume residu urin >100 mL
Resection Prostatectomy)
90-95%
– ISK berulang
– Gross hematuria
• Open prostatectomy
– Gagal ginjal – 5-10 %
– Divertikulum buli yang besar – BPH besar (>50-100 gram,
– Batu buli
– Keluhan pasien sedang-berat volume >80-100 cm3)
– Tidak ada perbaikan dengan
terapi non-bedah yang
optimal WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…

PEMBAHASAN B. PSA -> setelah dilakukan RT


C. IVP -> setelah dilakukan RT
66 D. Sistogram -> setelah dilakukan RT
E. TAUS -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
jadi, pemeriksaan awal yang dilakukan
PEMBAHASAN adalah . . .

66 A. Colok dubur

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Mike, 46 tahun kecelakaan kendaraan bermotor
dengan kecepatan tinggi tidak sengaja selip kemudian
menabrak dinding tembok gedung. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan luka lebam didaerah dinding thoraks
dengan kesan trakea terdeviasi ke kiri serta didapatkan
SOAL suara jantung meredup dengantensi 80/50 mmHg, nadi
teraba lemah 120x/menit. Apa tindakan yang paling
mungkin dilakukan pada pasien ini ?
67 A. USG thoraks
B. Incisi
C. Needle thorakosintesis
D. Pericardiosintesis
E. Pasang WSD

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Needle thorakosintesis

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Tn. Mike, 46 tahun

67 • kecelakaan kendaraan bermotor


• pemeriksaan fisik didapatkan luka lebam
didaerah dinding thoraks dengan kesan trakea
terdeviasi ke kiri, perkusi hiper sonor
• serta didapatkan suara jantung meredup
• tensi 80/50 mmHg, nadi teraba lemah 120x/menit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Hemotoraks Laserasi •Ansietas/ gelisah, takipneu, tanda-tanda syok,
PEMBAHASAN Pembuluh darah takikardia, Frothy/ bloodysputum.
Dikavum toraks •Suara napas menghilang pada tempat yang

67
terkena, vena leher mendatar, perkusi dada
pekak.
Simple Trauma tumpul •Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan
pneumotoraks spontan Udara bocor kedalam rongga dada.
•Nyeri dada, dispneu, takipneu.
•Suara napas menurun /menghilang, perkusi
Dada hipersonor
Open Luka penetrasi di •Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar
pneumotoraks areatoraks masukkeronggapleura.
•Dispneu, nyeri tajam, empisema subkutis.
•Suara napas menurun/ menghilang
•Red bubbles saat exhalasi dari luka penetrasi
•Sucking chest wound
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Tension Udara yg terkumpul •Tampak sakit berat, ansietas/ gelisah,
PEMBAHASAN pneumotoraks Dirongga pleura tidak •Dispneu, takipneu, takikardia, distensi
Dapat keluarlagi Vena jugular, hipotensi, deviasitrakea.
(mekanisme pentil) •Penggunaan otot-otot bantu napas,

67 Flailchest Fraktur segmental


Suara napas menghilang, perkusi
hipersonor.
•Nyeri saat bernapas
Tulang iga, •Pernapasan paradoksal
Melibatkan minimal 3
Tulang iga.
Efusipleura CHF, pneumonia, •Sesak,batuk,nyeridada,yang
keganasan, TBparu, disebabkanolehiritasipleura.
emboliparu •Perkusi pekak,fremitus taktil menurun,
Pergerakan dinding dada tertinggal
Pada area yang terkena.
Pneumonia Infeksi,inflamasi •Demam, dispneu, batuk, ronki
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

67

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

67

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

67

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. USG thoraks -> Tidak ada indikasi
PEMBAHASAN B. Incisi -> Tidak ada indikasi
D. Pericardiosintesis -> Tidak ada indikasi
67 E. Pasang WSD -> setelah needle thorakosintesis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan yang paling mungkin
PEMBAHASAN dilakukan pada pasien adalah

67 C. Needle thorakosintesis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
An. Yan 5 tahun, datang dengan keluhan orang tua
merasa anaknya lebih pendek dibandingkan teman
seusianya. Pada inspeksi tampak tampak kedua kaki
melengkung membentuk busur. Tulang iga menonjol
pada daerah costochondral junction menyerupai
SOAL untaian manik-manik. Pemeriksaan lab menunjukan
kadar vitamin D yang rendah. Pemeriksaan inspeksi mata
dalam batas normal. Diagnosis yang paling mungkin
68 pada pasien ini adalah...
A. Osteoporosis
B. Osteogenic imperfecta
C. Displasia fibrosa
D. Achondroplasia
E. Rickets disease

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Rickets disease

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• An. Yan 5 tahun

68 • lebih pendek dibandingkan teman seusianya.


• inspeksi tampak tampak kedua kaki melengkung
membentuk busur
• Tulang iga menonjol pada daerah costochondral
junction menyerupai untaian manik-manik.
• kadar vitamin D yang rendah
• inspeksi mata dalam batas normal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

68
PEMBAHASAN

68
PEMBAHASAN

68
PEMBAHASAN

68
PEMBAHASAN

68
Jawaban lainnya…
A. Osteoporosis -> tidak relevant
PEMBAHASAN B. Osteogenic imperfecta -> tidak relevant
C. Displasia fibrosa -> tidak relevant
68 D. Achondroplasia -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN pasien ini adalah...

68 E. Rickets disease

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Bayi perempuan 1 hari datang dengan keluhan benjolan
di punggung. Dijumpai gerakan tungkai bawah sedikit.
Riwayat BBLR dan ibu tidak ANC. Pada pemeriksaan fisik
tanda vital dbn dan dijumpai massa di punggung setinggi
L3-L4 berisi cairan dilapisi membrane translusen. Pada
SOAL pemeriksaan neurologis gerakan tungkai bawah minimal.
Apa diagnosis pada pasien ini?
A. Meningocele
69 B. Cystic spina bifida
C. Spina bifda okulta
D. Mielomeningocele
E. Meningoensefalocele

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Mielomeningocele

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Bayi perempuan 1 hari

69 • benjolan di punggung
• gerakan tungkai bawah sedikit
• Riwayat BBLR dan ibu tidak ANC
• tanda vital dbn dan dijumpai massa di punggung
setinggi L3-L4 berisi cairan dilapisi membrane
translusen
• neurologis gerakan tungkai bawah minimal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SPINA BIFIDA

PEMBAHASAN
• kelainan neural tube ( neural tube defect ) yang
terjadi akibat kegagalan neural tube untuk menutup
dengan sempurna
69 • Spina bifida terdiri dari sebuah hiatus yang biasanya
terletak dalam vertebra lumbosakralis, dan lewat
hiatus ini menonjol sakus meningus sehingga
terbentuk meningokel
• Jika sakus tersebut juga berisi medulla spinalis,
anomali tersebut dinamakan meningomielokel.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI
• Spina bifida okulta
• Menunjukkan suatu cacat yang lengkung-lengkung vertebranya
dibungkus oleh kulit
PEMBAHASAN • terjadi di daerah lumbosakral ( L4 – S1 ) dan biasanya ditandai
dengan plak rambut

69 • Spina bifida kistika


• defek neural tube berat dimana jaringan saraf dan atau
meningens menonjol melewati sebuah cacat lengkung vertebra
dan kulit sehingga membentuk sebuah kantong mirip kista
• Meningokel
• bentuk spina bifida dimana cairan yang ada di kantong terlihat
dari luar ( daerah belakang ), tetapi kantong tersebut tidak berisi
spinal cord atau saraf.
• Meningomielokel
• dimana jaringan saraf ikut di dalam kantong tersebut. Bayi yang
terkena akan mengalami paralisa di bagian bawah.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

69
SPINA BIFIDA

PEMBAHASAN
• Spina bifida didiagnosis prenatal dengan :
• Pemeriksaan kadar AFP di dalam serum ibu hamil dan
cairan amnion
69 • Ultrasonograf

• Pencegahan
• Penggunaan suplemen Folic acid 400 micrograms ( 0,4
mg ) / hari sebelum hamil dan 800 micrograms / hari
selama kehamilan.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Meningocele -> kantong cairan tanpa serabut
PEMBAHASAN saraf
B. Cystic spina bifida-> membentuk sebuah
69 kantong mirip kista
C. Spina bifda okulta-> lengkung-lengkung
vertebranya dibungkus oleh kulit
E. Meningoensefalocele -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah

69 D. Mielomeningocele

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki – laki, datang dengan keluhan nyeri
pinggang sebelah kiri, sejak 3 hari yang lalu. Disertai nyeri
berkemih dan demam menggigil. Pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80
x/menit, rr 24 x/menit, suhu 38.9 C dan terdapat nyeri
SOAL ketok CVA kanan. Apa hasil pemeriksaan penunjang
yang diharapkan ?
A. Sel darah merah pada urin 2/LPB
70 B. Sel darah putih pada urin 2/LPB
C. Keton urin positif
D. Leukosit esterase positif
E. Oval fat body positif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Leukosit esterase
17positif
PEMBAHASAN • KEYWORD
• Nyeri pinggang sebelah kiri
70 • Nyeri berkemih
• Demam menggigil
• suhu 38.9 C dan terdapat nyeri ketok CVA.
ISK
PEMBAHASAN Etiologi Tata laksana
• Non-komplikata: E. coli • Sistitis: fluorokuinolon atau

70 • Komplikata: E. coli,
enterococci, pseudomonas
• Uretritis: C. trachomatis, N.
gonorrhoeae
cotrimoxazole PO selama 3
hari (non-komp) atau 7-10
hari (komp)
• Uretritis: ceftriaxon 125 mg
IM 1x (untuk Neisseria) +
Penunjang doxycycline 2x100 mg PO
atau azithromycin 1 g PO 1x
• Urinalisis: pyuria, (untuk Chlamydia)
bakteriuria
• Urinalisis penting pada • Prostatitis: fluorokuinolon
wanita hamil untuk mencari atau cotrimoxazole PO 2-4
bakteriuria asimptomatik minggu
• Kultur urin • Pielonefritis: ceftriaxone IV
PEMBAHASAN

70

tmedweb.tulane.edu
Pyelonefritis
• Spektrum ISK  infeksi pada parenkim renal,
PEMBAHASAN umumnya o/k bakteri  ascending infection
• Tanda & Gejala:
70 • Demam
• Nyeri ketok CVA
• Mual , muntah, anoreksia
• Diagnosis:
• UL ( leukosit esterase , nitrit, hematuria  mikroskopik,
proteinuria  <2 g/dL, jika >3 g/dL pikirkan
glomerulonefritis). WBC > 10 / mL sensitif untuk infeksi
saluran kemih.
• Kultur urin  sensitivitas / resistensi antibiotik
• Radiologi  tidak rutin dilakukan, kecuali curiga ada
kelainan anatomi
Parenteral regimens for empiric treatment of complicated pyelonephritis

Antimicrobial agent Dose, interval


Mild to moderate pyelonephritis* Suportif
Ceftriaxone 1 g every 24 hours
PEMBAHASAN 400 mg every 12
Definitif: antibiotik
Ciprofloxacin
hours Pasien sebaiknya dirawat inap dan
750 mg every 24
diberikan antibiotik parenteral

70
Levofloxacin
hours

Aztreonam ¶ 1 g every 8 to 12

Severe pyelonephritis
hours Pilihan antibiotik oral:
Cefepime 2 g every 12 hours Ciprofloxacin 2x500
Piperacillin- 3.375 g every 6
tazobactam Δ
hours mg, 7 hari PO
Ceftolozane-
tazobactam
1.5 g every 8 hours
Levofloxacin 1x750
Ceftazidime-
avibactam
Δ
2.5 g every 8 hours
mg, 5 hari PO
Meropenem 500 mg every 8
hours Cotrimoxazole 2x960
500 mg every 6
Imipenem
hours mg, 14 hari PO
500 mg every 8
Doripenem
hours Amoxiclav 2x625 mg,
14 hari PO
Jawaban lainnya…
A. Sel darah merah pada urin 2/LPB -> tidak
PEMBAHASAN relevant
B. Sel darah putih pada urin 2/LPB -> tidak relevant
70 C. Keton urin positif -> tidak relevant
E. Oval fat body positif -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, hasil pemeriksaan penunjang yang
PEMBAHASAN diharapkan adalah. . . .

70 D. Leukosit esterase positif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan tidak
bisa BAB dan perut terasa kembung. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan darm contour dan
darm steifung, bising usus meningkat. Apa
SOAL
diagnosis kasus ini?
A. Ileus obstruksi
B. Ileus paralitik
71 C. Volvulus
D. Hernia inguinalis
E. Intususepsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Ileus obstruksi

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• laki-laki 40 tahun

71 • keluhan tidak bisa BAB dan perut terasa kembung


• darm contour dan darm steifung, bising usus
meningkat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ileus Obstruktif
PEMBAHASAN • Ileus:
– Kelainan fungsional atau terjadinya paralisis dari
71 gerakan peristaltik usus.
• Obstruksi:
– Adanya sumbatan mekanik yang disebabkan
karena adanya kelainan struktural sehingga
menghalangi gerak peristaltik usus.
– Obstruksi dapat parsial atau komplit
– Obstruksi simple atau strangulated
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

71

Intususepsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anamnesis

PEMBAHASAN

71 Hight

• Pain is rapid
• Vomiting copious and
contains bile jejunal
conte

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemeriksaan Fisik

PEMBAHASAN

71

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

71

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Radiologi
PEMBAHASAN

71

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

71

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Ileus paralitik-> obstruksi pada lumen usus akibat
PEMBAHASAN tidak ada kontraksi pada usus, bising usus (-)
C. Volvulus-> usus terpelintir, nyeri kolik, muntah
71 bilus, corkscrew apprearance
D. Hernia inguinalis -> benjolan pada inguinal
E. Intususepsi -> keadaan usus masuk kedalam,
donut sign, portio like sign, bab lendir darah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis kasus ini adalah . . .

71 A. Ileus obstruksi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
laki-laki, 27 tahun, dibawa ke RS setelah mengalami
kecelakaan 2 jam yang lalu. Tanda vital: TD 70/palpasi,
HR 120x/menit. Pemeriksaan fisik: konjungtivs anemis (+),
pada punggung: tampak hematom pada flank area
kanan. Mekanisme trauma: tertabrak sepeda motor, lalu
SOAL terjatuh dengan punggung menghantam trotoar.
Penyebab gejala pada pasien yang paling mungkin?
A. Perforasi usus
72 B. Ruptur mesentrika
C. Ruptur hepar
D. Ruptur ginjal kanan
E. Ruptur pancreas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Ruptur ginjal kanan
• KEYWORD
PEMBAHASAN
• laki-laki, 27 tahun,

72 • kecelakaan 2 jam yang lalu


• TD 70/palpasi, HR 120x/menit. Pemeriksaan fisik:
konjungtivs anemis (+), pada punggung: tampak
hematom pada flank area kanan
• Mekanisme trauma: tertabrak sepeda motor, lalu
terjatuh dengan punggung menghantam trotoar.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL:
• GRADE I : KONTUSIO DAN GRADE II : LASERASI KORTEK DAN
SUBKAPSULAR HEMATOM PERIRENAL HEMATOM
PEMBAHASAN

72
KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL:
GRADE III : LASERASI DALAM
HINGGA KORTIKOMEDULARI
JUNCTION GRADE IV : LASERASI MENEMBUS
PEMBAHASAN KOLEKTING SISTEM

72
CT Scan non contrast
Trauma ginjal grade I

Tidak ada jejas parenkim ginjal


PEMBAHASAN

72 Hematom Subkapsular

Ginjal Normal
CT Scan non contrast
Trauma ginjal grade II

Laserasi Korteks Ginjal


PEMBAHASAN

72 Hematom Perirenal

CT Scan non contrast


Trauma ginjal grade III

Panah merah menunjukan


Laserasi dalam hingga kortiko-medulari junction
CT Scan non contrast
Trauma ginjal grade IV

Laserasi mencapai collecting duct


PEMBAHASAN
Huruf U: menggambarkan

72 eksravasi urine ke peritoneal

CT Scan non contrast


Trauma ginjal grade V

Perdarahan intraperiotenal masif

Laserasi mengenai arteri


renalis

Gambaran perfusi ginjal


menurun
Plain X-Ray
BNO-IVP

PEMBAHASAN

72
Demonstrating
extravasation of contrast
from the right kidney, and a
functioning left kidney.

Blunt right renal trauma. Entire


collecting system, ureter and bladder
filled with a blood clot  radio-opac.
http://www.trauma.org/archive/abdo/renal/case.html (Plain X-Ray)
One shot-Intraoperative
Intraveous Pyelography
• Indikasi: pasien yang tidak stabil tidak
dimungkinkan dilakukan CT scan, maka
perlu dilakukan one shot-IVP di ruang
PEMBAHASAN operasi.
• Teknik: injeksi kontras sebanyak 2 ml/KgBB
dan diikuti dgn satu kali pengambilan plain

72 foto tunggal 10 menit post injeksi.


• Tujuan: memberikan informasi untuk
tindakan laparotomi segera, dan data
mengenai normal atau tidaknya fungsi
ginjal kontralateral.
• Pada trauma ginjal grade 5 (non-
functioning kidney) tidak akan tampak zat
kontras yang diekskresikan. Ekstravasasi zat
kontras di jaringan sekitar ginjal mungkin
terlihat pada grade 1-4.
• One-shot IVP tidak memiliki manfaat yang
signifikan untuk menilai pasien dengan
trauma tembus ginjal yang akan menjalani
operasi laparotomi.
BNO IVP
Pemeriksaan didaerah abdomen atau pelvis untuk mengetahu kelainan –
kelainan pada daerah tersebut khususnya pada system urinaria. Dibagi
beberapa tahap.
1. Foto 5 menit
PEMBAHASAN – Tujuan :Untuk melihat fungsi ginjal dan untuk melihat pengisian media
kontras pada pelvicocalises
2. Foto 15 menit post penyutikan
72 3.
– Tujuan: Untuk melihat pengisian media kontras pada ureter
Foto post 30 menit penyuntikan
– Tujuan :Untuk melihat pengisian ureter bag bawah dan kandung
kencing
– Tampak media kontras pada kandung kencing, tampak kedua ginjal,dan
ureter, daerah sympisis pubis masuk dalam radiograf.
– Apabila pada 30 menit setelah penyuntikan media kontras , kandung
kencing terisi penuh dengan media kontras , maka pasien dimohon
untuk kencing/ buang air kecil
– Apabila pada foto ke 30 menit media kontras belum mengisi penuh
kandung kencing maka pemeriksaan dilanjutkan sampai 60 menit , 90
menit , 120 menit
– Kemudian dilanjutkan dengan foto Post Miksi (PM )
PEMBAHASAN

72 1. Foto 5 menit 2. Foto 15 menit

3. Foto 30 menit 4. Foto Post Miksi (PM)


PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
KONSERVATIF
PEMBAHASAN • Trauma minor ( awasi vital sign) AWAL
• Perdarahan
72 OPERASI
Absolut
• Hematom yg pulsatif


Urinoma
Abses peri renal
• Laserasi mayor parenkim dan pembuluh • Urosepsis
darah • Fistula renokutan
Relatif
• Ekstra vasasi,non viable tissue,inkomplet
staging,trombosis arterial LATE
• Hipertensi
• Hidronefrosis
• Urolithiasis
• Pyelonefritis kronik
PEMBAHASAN

72
Jawaban lainnya…
A. Perforasi usus -> tidak relevant
PEMBAHASAN B. Ruptur mesentrika -> tidak relevant
C. Ruptur hepar -> tidak relevant
72 E. Ruptur pancreas -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Penyebab gejala pada pasien yang
PEMBAHASAN paling mungkin adalah . . .

72 D. Ruptur ginjal kanan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Wanita, 34 tahun, dibawa ke RS dengan keluhan sesak
napss dan nyeri dada kanan. Sebelumnya pasien
mengalami kecelakaan. Tanda vital: TD 90/50mmHg, HR
98x/menit, RR 26x/menit. Inspeksi: dinding dada asimetris,
hemithorax kanan tertinggal, jejas (-). Perkusi: dull sebelah
SOAL kanan. Auskultasi: melemah di kanan. Diagnosis yang
mungkin?
A. Haemothorax
73 B. Cardiac tamponade
C. Efusi pleura
D. Simple pneumothorax
E. Tension pneumothorax

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Haemothorax

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Wanita, 34 tahun,

73 • sesak napss dan nyeri dada kanan


• mengalami kecelakaan
• TD 90/50mmHg, HR 98x/menit, RR 26x/menit.
Inspeksi: dinding dada asimetris, hemithorax
kanan tertinggal, jejas (-)
• Perkusi: dull sebelah kanan. Auskultasi: melemah
di kanan
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Hemotoraks Laserasi •Ansietas/ gelisah, takipneu, tanda-tanda syok,
PEMBAHASAN Pembuluh darah takikardia, Frothy/ bloodysputum.
Dikavum toraks •Suara napas menghilang pada tempat yang

73
terkena, vena leher mendatar, perkusi dada
pekak.
Simple Trauma tumpul •Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan
pneumotoraks spontan Udara bocor kedalam rongga dada.
•Nyeri dada, dispneu, takipneu.
•Suara napas menurun /menghilang, perkusi
Dada hipersonor
Open Luka penetrasi di •Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar
pneumotoraks areatoraks masukkeronggapleura.
•Dispneu, nyeri tajam, empisema subkutis.
•Suara napas menurun/ menghilang
•Red bubbles saat exhalasi dari luka penetrasi
•Sucking chest wound
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Trauma Dada
Diagnosis Etiologi TandadanGejala
Tension Udara yg terkumpul •Tampak sakit berat, ansietas/ gelisah,
PEMBAHASAN pneumotoraks Dirongga pleura tidak •Dispneu, takipneu, takikardia, distensi
Dapat keluarlagi Vena jugular, hipotensi, deviasitrakea.
(mekanisme pentil) •Penggunaan otot-otot bantu napas,

73 Flailchest Fraktur segmental


Suara napas menghilang, perkusi
hipersonor.
•Nyeri saat bernapas
Tulang iga, •Pernapasan paradoksal
Melibatkan minimal 3
Tulang iga.
Efusipleura CHF, pneumonia, •Sesak,batuk,nyeridada,yang
keganasan, TBparu, disebabkanolehiritasipleura.
emboliparu •Perkusi pekak,fremitus taktil menurun,
Pergerakan dinding dada tertinggal
Pada area yang terkena.
Pneumonia Infeksi,inflamasi •Demam, dispneu, batuk, ronki
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hemothorax

PEMBAHASAN

73

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
• Hemotoraks ialah terdapatnya darah di dalam

rongga pleura. Kondisi tersebut disebabkan oleh


laserasi pembuluh darah interkostal atau arteri
mammaria interna atau laserasi paru, dapat
dicetuskan oleh trauma tembus atau tumpul.
Hemotoraks yang besar dan akut dapat terlihat
pada foto toraks, seperti gambaran efusi pleura,
yaitu radioopak
PEMBAHASAN • Tanda – dan gejala
• Anxiety/Restlessness

73
• Tachypnea
• Signs of Shock
• Frothy, Bloody Sputum
• Diminished Breath Sounds on Affected Side
• Tachycardia
TATALAKSANA
• Memerlukan pemasangan chest tube/water
sealed drainage (WSD). Jika volume darah yang
diperoleh 1500 ml dari tube atau lebih dari 200
ml/jam selama 2-4 jam, operasi eksplorasi
direkomendasikan.

May put pressure on the heart


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

73
Jawaban lainnya…
B. Cardiac tamponade-> Hipotensi, JVP meningkat,
PEMBAHASAN suara jantung menjauh (trias Beck)
C. Efusi pleura->perkusi pekak, vocal fremitus
73 menurun, sudut kostofrenikus tumpul, suara nafas
menurun
D. Simple pneumothorax -> Dispneu, takipneu,
Suara napas menghilang, perkusi hipersonor
E. Tension pneumothorax -> Dispneu, takipneu,
takikardia, distensi Vena jugular, hipotensi,
deviasitrakea, Suara napas menghilang, perkusi
hipersonor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kemungkinan diagnosis pasien adalah
PEMBAHASAN ...

73 A. Haemothorax

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bengkak
pada lutut. Keluhan nyeri dirasakan saat berjalan,
berlari dan meluruskan kaki. Pada pemeriksaan
ditemukan bengkak, nyeri dan ROM terbatas
SOAL
karena nyeri. Me Murray positif saat endorotasi
sendi lutut. Diagnosis pada kasus ini adalah?
A. Cedera ACL
74 B. Cedera PCL
C. Cedera meniskus medial
D. Cedera meniskus lateral
E. Tumor genu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Cedera meniskus lateral

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bengkak

74 pada lutut
• nyeri dirasakan saat berjalan, berlari dan
meluruskan kaki
• bengkak, nyeri dan ROM terbatas karena nyeri.
Me Murray positif saat endorotasi sendi lutut.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cedera Meniskus

PEMBAHASAN • Sering terjadi pada


olahraga yang melibatkan
74 gerakan berputar dan
squat seperti pada bola
basket, sepak bola atau
bulu tangkis.
• Mekanisme cedera
meniskus
– akibat gerakan berputar
dari sendi lutut
– akibat gerakan squat atau
fleksi (menekuknya) sendi
lutut yang berlebihan.
PEMBAHASAN

74

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cedera Meniskus
PEMBAHASAN

74
Tes-tes Meniskus Pada Regio
Knee (Lutut)
PEMBAHASAN Tes Apley
• Posisi pasien : telungkup,

74 dengan lutut fleksi ± 90˚.


• Pegangan : pada kaki disertai
dengan pemberian tekanan
vertikal ke bawah
• Gerakan:
• Putar kaki ke eksorotasi -> kompresi
pada meniscus lateralis
• Putar kaki endorotasi -> kompresi
pada meniscus medialis
• Positif bila ada nyeri dan bunyi
“ kIik ”.
Tes-tes Meniskus
Tes McMurray
PEMBAHASAN
• Posisi pasien : telentang dengan
pancjgul ± 110˚ fIeksi, tungkai

74 •
bawah maksimal feksi.
Pegangan : tangan pasif pada
tungkai atas sedekat mungkin
dengan lutut, tangan aktif
memegang kaki.
• Gerakan :
• Tungkai bawah ekstensi disertai dengan
tekanan ke valgus dan eksorotasi -> provokasi
nyeri pada eksorotasi -> provokasi nyeri pada
meniscus medial dan bunyi “ kIik ”
• Gerakan tungkai bawah ekstensi disertai
dengan tekanan ke varus dan endorotasi ->
provokasi nyeri pada meniscus lateral dan bunyi
“ kIik ”
Tes-tes Meniskus
Tes Steinman
PEMBAHASAN
• Posisi pasien : telentang,
dengan lutut lurus

74 • Pegangan: tangan aktif pada kaki, tangan


pasif memegang lutut dari arah depan dengan
ibu jari memberi tekanan pada celah sendi
bagian medial (letak berpindah-pindah) untuk
provokasi nyeri tekan.

• Gerakan :
• Gerakkan tungkai bawah ke arah
fleksi dan ekstensi
• Positif bila ada nyeri tekan yang
berpindah letak saat posisi lutut
(ROM) berubah.
Jawaban lainnya…
A. Cedera ACL -> ROM terbatas, Lachman test (+),
PEMBAHASAN B. Cedera PCL -> ROM terbatas, Drower posterior
test (+)
74 C. Cedera meniskus medial -> tes mcmuray pada
eksorotasi (+)
E. Tumor genu -> pembengkakan, progresif kronis,

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis pada kasus ini adalah

74 D. Cedera meniskus lateral

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bongkak
pada lutut. Keluhan nyeri saat berjalan, berlari dan
meluruskan kaki. Pada pemeriksaan ditemukan
bengkak, nyeri dan ROM terbatas karena nyeri. Me
SOAL
Murray positif saat endorotasi sendi lutut.
Tatalaksana awal pada kasus ini adalah....
A. Rest, Ice, Compression, Elevation
75 B. Meniscectomy
C. Fiksasi eksternal dan reduksi
D. Arthroscopy
E. Eatrhography

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Rest, Ice, Compression,
Elevation
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang atlet mengeluhkan nyeri dan bengkak

75 pada lutut
• nyeri dirasakan saat berjalan, berlari dan
meluruskan kaki
• bengkak, nyeri dan ROM terbatas karena nyeri.
Me Murray positif saat endorotasi sendi lutut.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cedera Meniskus

PEMBAHASAN • Sering terjadi pada


olahraga yang melibatkan
75 gerakan berputar dan
squat seperti pada bola
basket, sepak bola atau
bulu tangkis.
• Mekanisme cedera
meniskus
– akibat gerakan berputar
dari sendi lutut
– akibat gerakan squat atau
fleksi (menekuknya) sendi
lutut yang berlebihan.
PEMBAHASAN

75

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Cedera Meniskus
PEMBAHASAN

75
Tes-tes Meniskus Pada Regio
Knee (Lutut)
PEMBAHASAN Tes Apley
• Posisi pasien : telungkup,

75 dengan lutut fleksi ± 90˚.


• Pegangan : pada kaki disertai
dengan pemberian tekanan
vertikal ke bawah
• Gerakan:
• Putar kaki ke eksorotasi -> kompresi
pada meniscus lateralis
• Putar kaki endorotasi -> kompresi
pada meniscus medialis
• Positif bila ada nyeri dan bunyi
“ kIik ”.
Tes-tes Meniskus
Tes McMurray
PEMBAHASAN
• Posisi pasien : telentang dengan
pancjgul ± 110˚ fIeksi, tungkai

75 •
bawah maksimal feksi.
Pegangan : tangan pasif pada
tungkai atas sedekat mungkin
dengan lutut, tangan aktif
memegang kaki.
• Gerakan :
• Tungkai bawah ekstensi disertai dengan
tekanan ke valgus dan eksorotasi -> provokasi
nyeri pada eksorotasi -> provokasi nyeri pada
meniscus medial dan bunyi “ kIik ”
• Gerakan tungkai bawah ekstensi disertai
dengan tekanan ke varus dan endorotasi ->
provokasi nyeri pada meniscus lateral dan bunyi
“ kIik ”
Tes-tes Meniskus
Tes Steinman
PEMBAHASAN
• Posisi pasien : telentang,
dengan lutut lurus

75 • Pegangan: tangan aktif pada kaki, tangan


pasif memegang lutut dari arah depan dengan
ibu jari memberi tekanan pada celah sendi
bagian medial (letak berpindah-pindah) untuk
provokasi nyeri tekan.

• Gerakan :
• Gerakkan tungkai bawah ke arah
fleksi dan ekstensi
• Positif bila ada nyeri tekan yang
berpindah letak saat posisi lutut
(ROM) berubah.
PEMBAHASAN
• Penatalaksanaan awal baik untuk cedara ACL
maupun lesi menniskus adalah RICE (rest, ice,
compression, elevation).
75

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Meniscectomy -> tidak relevant
PEMBAHASAN C. Fiksasi eksternal dan reduksi -> tidak relevant
D. Arthroscopy -> tidak relevant
75 E. Eatrhography -> tidak relevant

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Tatalaksana awal pada kasus ini
PEMBAHASAN adalah....

75 A. Rest, Ice, Compression,


Elevation

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki laki mengeluh benjolan di lipat paha
kanan. Benjolan bertambah parah setelah
menggendong benda berat. Keluhan dikatakan
dapat masuk spontan ketika pasien istirahat
SOAL
Apakah diagnosisnya?
A. Hernia inguinalis lateralis reponible
B. Hernia inguinalis lateralis ireponible
76 C. Hernia inkarserata
D. Hernia ingunalis medlanus
E. Hernia scrotalis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Hernia inguinalis lateralis
reponible
PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang laki laki

76 • benjolan di lipat paha kanan


• Benjolan bertambah parah setelah
menggendong benda berat
• dapat masuk spontan ketika pasien istirahat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Hernia
PEMBAHASAN

76
TipeHernia Definisi
Reponible Kantong hernia dapat dimasukan kembali kedalam rongga
Peritoneum secara manual atau spontan
Irreponible Kantong hernia tidak dapat masuk kembali kerongga peritoneum

Inkarserata Obstruksi dari pasase usus halus yang terdapat didalam kantong
PEMBAHASAN hernia
Strangulata Obstruksi dari pasase usus dan obstruksi vascular dari kantong

76 hernia tanda-tanda iskemi kusus: bengkak, nyeri, merah,


demam
lnguinal hernia

PEMBAHASAN

76
Test Keterangan
Finger test
Untuk palpasi menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat
Teraba isi dari kantong hernia, misalnya usus atau omentum(sepertikaret).Dari
Skrotum maka jari telunjuk kearah lateral dari tuberculum pubicum, mengikuti
Fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus. Dapat dicoba
Mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus
Eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau
PEMBAHASAN tidak. Pada keadaan normal jari tidak bias masuk. Dalam hernia dapat
direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien piminta

76 Siemen test
mengedan. Bila hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis,
Dan bila hernia menyentuh samping ujung jari berarti hernia inguinalis medialis.

Dilakukan dengan meletakkan 3jari ditengah-tengah SIAS dengan tuberculum


Pubicum dan palpasi dilakukan digaris tengah, sedang untuk bagian medialis
Dilakukan dengan jari telunjuk melaluis krotum. Kemudian pasien diminta
Mengejan dan dilihat benjolan timbul di annulus inguinalis lateralis atau annulus
Inguinalis medialis dan annulus inguinalis femoralis.
Thumb test Sama seperti siemen test, hanya saja yang diletakkan di annulus inguinalis
lateralis, annulus inguinalis medialis, dan annulus inguinalis femoralis adalah ibu
jari.
Valsava test Pasien dapat diperiksa dalam posisi berdiri. Pada saat itu benjolan bias saja
Sudah ada, atau dapat dicetuskan dengan meminta pasien batuk atau
Melakukan maneuver valsava.
PEMBAHASAN

76
Jawaban lainnya…
B. Hernia inguinalis lateralis ireponible -> dapat
PEMBAHASAN dimasukan kembalu
C. Hernia inkarserata-> penonjolan jaringan usus
76 dari defek dinding abdomen, disertai tanda2
obsruksi
D. Hernia ingunalis medianus
E. Hernia scrotalis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

76 A. Hernia inguinalis lateralis


reponible

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dgn keluhan
punggung nyeri sejak 1 bln yll. Nyeri diperberat jika
aktivitas atau berdiri lama kadang disertai dengan
kesemutan pada kaki. Pasien seorang atlet. Pada
SOAL
pemeriksaan rontgen didapatkan fraktur
intraartikuler 1 vertebrae L4-L5. Diagnosis?
A. Spondilosis
77 B. Spondiolitis
C. Spondilolisis
D. Ankolitis Spondilosis
E. Spondilolistesis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Spondilolisis

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang laki-laki usia 30 tahun

77 • punggung nyeri sejak 1 bln yll


• Nyeri diperberat jika aktivitas atau berdiri lama
kadang disertai dengan kesemutan pada kaki.
• Pasien seorang atlet
• rontgen didapatkan fraktur intraartikuler 1
vertebrae L4-L5.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

77
PEMBAHASAN

77
Spondylolysis
PEMBAHASAN • Spondylolysis
– Also known as pars defect

77 –


Also known as pars fracture
Dengan atau tanpa spondylolisthesis
Fraktur atau defek pada vertebra ,
biasanya pada bag.posterior, paling sering
pada pars interarticularis
PEMBAHASAN • Spondylolisthesis
• pergeseran vertebra kedepan terhadap segment yang

77 lebih rendah, yang biasa terjadi pada lumbal vertebra


ke 4 atau ke 5 akibat kelainan pada pars interartikularis.
• Spondilitis
• Inflamasi pada tulang vertebrae yang bisa disebabkan
oleh beberapa hal, misalnya proses infeksi, imunitas.

Vookshoor A, Spondilolisthesis, spondilosis and spondilysis


Jawaban lainnya…
A. Spondilosis-> kelainan pada vertebra, namun
PEMBAHASAN sering merujuk pada kondisi terkait penuaan,
berupa penyempitan diskus intervertebra
B. Spondiolitis-> Inflamasi pada tulang vertebrae
77 yang bisa disebabkan oleh beberapa hal,
misalnya proses infeksi, imunitas
D. Ankolitis Spondilosis-> Merupakan penyakit
autoimun -> peradangan pada tulang vertebra
-> bamboo spine
E. Spondilolistesis -> pergeseran vertebra kedepan
terhadap segment yang lebih rendah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah . . .

77 C. Spondilolisis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki berusi 36 tahun, datang dengan dibawa
temannya setelah mengalami KLL. Pasien mengeluhkan
nyeri dan bengkak pada paha kiri disertai kesemutan,
pucat, dan paresis. Pada ekstremitas distal didapatkan
nadi yang melemah. Terdapat length discrepancy antara
SOAL kaki kiri dan kanan. TD 120/80 mmHg, N: 90kali/menit.
Kemungkinan penyebab keluhan pasien diatas adalah…
A. Fraktur komplet femur kiri
78 B. Sindrom kompartemen
C. Fraktur inkomplet femur kiri
D. Dislokasi panggul
E. Ruptur arteri fermoralis sinistra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Sindrom kompartemen
• KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki berusi 36 tahun

78 • Mengalami KLL, mengeluh nyeri dan bengkak pada


paha kiri disertai kesemutan, pucat, dan paresis
• Pada ekstremitas distal didapatkan nadi yang
melemah
• Terdapat length discrepancy antara kaki kiri dan
kanan. TD 120/80 mmHg, N: 90kali/menit.
Compartment Syndrome
• Otot/jaringan membengkak atau perdarahan
PEMBAHASAN
di dalam fascia yang tidak dapat ikut
membesar
78 • Tekanan meningkat di dalam kompartemen
yang berisi otot, pembuluh darah, dan fascia.
• Akibatnya pembuluh darah arteri terjepit dan
alirah darah ke jaringan terhambat
• Iskemia jaringan, nyeri, dan gejala 6P
• Tatalaksana: fasciotomi untuk melepaskan
tekanan
Compartment Syndrome
• 6-P ofCompartment Syndrome
o Pain
PEMBAHASAN o Pallor
o Pulseless

78 o Paresthesis
o Paralysis
o Poikilotermia/suhu dingin
• Perbedaan lebar terhadap
ekstremitas lainya
• Lokasi tersering = antebrachii
dancruris
• Manajemen :Fasciotomy
• Apabila compartment syndrome
disebabkan karena pemasangan
cast yang terlalu kuat ->
longgarkan atau ganticast
Compartment Syndrome

PEMBAHASAN

78
Jawaban lainnya…
A. Fraktur komplet femur kiri -> pada kasus tidak
PEMBAHASAN dijelaskan tanda - tanda fraktur
B. Fraktur inkomplet femur kiri kiri -> pada kasus
78 tidak dijelaskan tanda - tanda fraktur
C. Dislokasi panggul -> jarang menyebabkan
kompartemen syndrome
D. Ruptur arteri fermoralis sinistra-> pada kasus
pulsasi femuralis masih teraba meskipun
melemah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Kemungkinan penyebab keluhan
PEMBAHASAN pasien adalah . . .

78 B. Sindrom kompartemen

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki umur 19 tanun datang dengan
keluhan nyeri pada lengan kanan atas, setelah
terjatuh sejak setengah jam yg lalu, nyeri (+). Pada
pemeriksaan radiologi ditemukan fraktur 1/3 ulna
SOAL
proksimal disertai dislokasi radio ulna proksimal,
terapi awal yang dilakukan di IGD?
A. Traksi dengan finger Chinese trap
79 B. Reposisi
C. Bidai
D. Operasi
E. orif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Reposisi

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Pasien laki-laki umur 19 tanun

79 • nyeri pada lengan kanan atas, setelah terjatuh


sejak setengah jam yg lalu, nyeri (+).
• radiologi ditemukan fraktur 1/3 ulna proksimal
disertai dislokasi radio ulna proksimal,

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jenis Fraktur

PEMBAHASAN •Galeazzi
•Montegia
•Colle’s
•Smith’s
Jenis Fraktur
• Montegia
PEMBAHASAN
– Dislokasi head radius

79 – Fraktur ½ proksimal ulna


• Galeazzi
– Dislokasi radioulnar
– Fraktur 1/3 distal radius
MU-GR = MAGER
• Galeazzi fraktur Radius
• Montegia fraktur Ulna
Colles vs Smith

PEMBAHASAN
• Montegia • Galeazzi

79
Colles vs Smith Smith
• Fraktur distal radius,
PEMBAHASAN
Colles Displace anterior,
• Fraktur distal radius, Displace Angulasi ventral/
palmar
79 posterior , Angulasi dorsal
• Jatuh dengan pergelangan • Jatuh dengan
tangan dalam ekstrensi pergelangan
(dorsofleksi) Tangan dalam
fleksi (palmarfleksi)
Colles vs Smith

PEMBAHASAN

79
PEMBAHASAN

79

Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D.


Handbook of Fractures, 3rd Edition
Choice of fixation
PEMBAHASAN • several options to stabilize an
open fracture • No consensus of what method to
79 – splinting,
– casting,
use
• Surgeons must make judgment of
– and traction which method is appropriate
– external fixation,
– plating, and
– intramedullary nailing
Jawaban lainnya…
A. Traksi dengan finger Chinese trap -> tidak
PEMBAHASAN relevant
C. Bidai -> setelah reposisi
79 D. Operasi -> bila ada indikasi
E. orif -> bila ada indikasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi awal yang dilakukan di IGD
PEMBAHASAN adalah . . .

79 B. Reposisi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang pasangan suami istri sudah menikah 5
tahun, namun belum memiliki anak. Selama ini istri
memiliki riwayat menstruasi yang teratur dan tidak
mengalami keluhan selama menstruasi. Si suami
merasa baik baik saja pada dirinya, sehingga
PEMBAHASAN mereka berinisiatif untuk memeriksaan morfologi
sperma. Dari hasil pemeriksaan, didapatkan cairan
sperma sejumlah 3 juta/mL, motilitas 5%, dan
80 morfologi normal 50%. Apakah diagnosa dari suami
tersebut?
a. Astenozoospermia
b. Oligozoospermia
c. Teratozoospermia
d. Oligoastenozoospermia
e. Oligoteratozoospermia
D. OLIGOASTENOZOOSPERMIA

PEMBAHASAN
• KEYWORD
• Seorang pasangan suami istri sudah menikah 5
tahun, namun belum memiliki anak.
80 • cairan sperma sejumlah 3 juta/mL, motilitas 5%,
dan morfologi normal 50%.

Apakah diagnosa dari suami tersebut?


Tes Analisa Sperma
Kriteria Semen Normal (WHO)
Kriteria Nilai Normal
PEMBAHASAN Volume 2 ml atau lebih
Ph 7,2-7,8

80 Jumlah sperma/ ml
Jumlah Sperma total/ejakulat
20 juta sperma/ml atau lebih
40 juta sprema/ejakulat atau lebih
Motilitas 50% atau lebih bergerak maju atau 25% lebih
bergerak maju dengan cepat dalam waktu 60
menit setelah ditampung
Morfologi 30% atau lebih morfologi normal
Motilitas Sperma (WHO)

PEMBAHASAN
• Kelas A : sperma yang berenang maju dengan
cepat dalam garis lurus, seperti peluru kendali
• Kelas B : sperma yang berenang maju dengan
80 cepat dalam garis melengkung atau
bergelombang atau garis lurus tetapi lambat
• Kelas C: Sperma menggerakkan ekornya tapi
tidak melaju
• Kelas D : Sperma yang tidak bergerak sama sekali
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN
a. Astenozoospermia Sperma yang mampu
begerak <40%
b. Oligozoospermia  Jumlah sperma < 15 juta/cc
80 c. Teratozoospermia >40% sperma memiliki bentuk
yang tidak normal
e. Oligoteratozoospermia Jumlah sperma < 15
juta/cc dan >40% sperma memiliki bentuk yang
tidak normal
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pasien adalah…

80 D. OLIGOASTENOZOOSPERMIA
Seorang wanita usia 23 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan menstruasi yang memanjang dan berlangsung
selama 12-14 hari dan banyak. Diagnosis yang tepat untuk
kasus tersebut adalah?

SOAL A. Menoragia
B. Metroragia
C. Menometroragia
81 D.
E.
Oligomenorea
Polimenorea

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. MENORAGIA
Keywords :
• Seorang perempuan usia 23 tahun
PEMBAHASAN
• Keluhan menstruasi memanjang

81 • Berlangsung selama 12-14 hari dan banyak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GANGGUAN HAID
Jumlah Perdarahan di luar haid
PEMBAHASAN Menoragia (hipermenorea) Metroragia

81 hipomenorea

Kelainan interval siklus


Menometroragia

Gangguan lain
Polimenorea Premenstrual tension
Oligomenorea Mittelschmerz (nyeri ovulasi)
Amenorea Dismenorea

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GANGGUAN HAID
Kelainan dalam banyak darah dan lama perdarahan pada
haid :
PEMBAHASAN
 Hipermenorea atau menoragia

81 • Perdarahan lebih banyak dari normal/lebih lama dari


normal (lebih dari 8 hari)

 Hipomenorea

• Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih


kurang dari biasanya

• Terkadang terjadi diluar siklus menstruasinya

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GANGGUAN HAID
Kelainan siklus :

 Polimenorea

PEMBAHASAN • Siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).
Jumlahj perdarahan kurang lebih sama/lebih banyak dari

81 haid biasa

 Oligomenorea

• Sillus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, perdarahan


biasanya berkurang

 Amenorea

• Keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan


berturut - turut

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GANGGUAN HAID
Perdarahan diluar haid :

 Metroragia

• Perdarahan yang terjadi di luar haid, bersifat bercak, terus-menerus, dan


PEMBAHASAN berkepanjangan

Gangguan lainnya

81  Premenstrual tension (ketegangan prahaid)

• Keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa hari sebelum


datangnya haid, dan menghilang setelah haid datang, walau kadang-
kadang berlangsung terus sampai haid berhenti

 Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi)

• Nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid pada saat
ovulasi

 Dismenorea

• Nyeri haid
Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

81

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Metroragia  perdarahan diluar siklus haid

PEMBAHASAN C. Menometroragia  perdarahan yang banyak dan diluar

81 siklus haid

D. Oligomenorea  siklus haid lebih panjang

E. Polimenorea  siklus haid lebih pendek

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

81 A. MENORAGIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 31 tahun, G4P3A0 datang ke UGD dengan
perdarahan dan nyeri perut hebat di bagian kanan yang terjadi tiba-
tiba. Pasien mengaku telah terlambat haid 2 bulan. Keluhan disertai
tubuh lemas dan pucat. Pada pemeriksaan vital didapatkan TD 90/50
mmHg, HR 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, akral dingin. Pemeriksaan lab
didapatkan Hb 7,5 g/dl. Tindakan awal yang dilakukan pada pasien ini
SOAL adalah?

82 A.
B.
C.
Rehidrasi cairan via IV line
Pasang oksigen
Laparotomi eksplorasi
D. Drip oksigen
E. Pemberian antibiotik IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. REHIDRASI CAIRAN VIA IV LINE
Keywords :
• Seorang wanita usia 31 tahun, G4P3A0
PEMBAHASAN • Keluhan perdarahan dan nyeri perut kanan yang terjadi secara
tiba-tiba

82 • Terlambat haid 2 bulan


• Keluhan disertai tubuh lemah dan pucat
• TD 90/50 mmHg, HR 100x/menit, RR 24x/menit
• Pemeriksaan fisik  konjungtiva anemis, akral dingin
• Pemeriksaan lab  Hb 7,5 g/dl

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
• Kehamilan ektopik  kehamilan dengan hasil konsepsi yang berimplantasi diluar endometrium
rahim

• Kehamilan ektopik terganggu  kehamilan ektopik yang terganggu  dapat terjadi abortus
PEMBAHASAN
Klasifikasi :

82  95% kehamilan ektopik terjadi di segmen tuba falopii :

• Ampula (55%)

• Isthmus (25%)

• Fimbria (15%)

• Interstitial (5%)

 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum, atau di dalam serviks

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Etiologi :

 Faktor Uterus :
PEMBAHASAN
• Tumor rahim yang menekan tuba

82 • Uterus hipoplastis (uterusnya kecil)

 Faktor Ovum :

• Migrasi eksterna dari ovum

• Perlengketan membrana granulosa

• Rapid cell division

• Migrasi internal ovum

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Etiologi:

 Faktor Tuba

• Penyempitan lumen tuba karena infeksi


PEMBAHASAN
• Tuba sempit, panjang, dan berlekuk

82 • Gangguan fungsi rambut getar atau silia tuba

• Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna

• Endometriosis tuba

• Struktur tuba sempit

• Tumor lain yang menekan tuba

• Lumen kembar dan sempit

• Perlekatan perituba dan lekukan tuba

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GEJALA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

• Nyeri abdomen mendadak


• Amenorea atau ganguan haid
PEMBAHASAN
• Bercak darah dan perdarahan pervaginam  syok

82 hipovolemik
• Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
• Nyeri goyang portio servix dan rasa nyeri pada cavum
douglas

• Nyeri pada palpasi  perut penderita terasa tegang dan


kembung
• Pembesaran uterus dan perubahan darah berwarna coklat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PEMBAHASAN

82 Kuldosintesis
• Dilakukan untuk memeriksakan cairan
abnormal pada cavum douglas
• (+) KET  jika keluar darah berwarna
hitam - coklat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PEMBAHASAN
Tatalaksana Umum :
• Resusitasi cairan kristaloid NaCl 0,9% atau

82 Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit


pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.

Tatalaksana Khusus :
• Laparotomi CITO

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Pasang oksigen  paling penting adalah resusitasi cairan

C. Laparotomi eksplorasi  tangani kegawatdaruratan dahulu


PEMBAHASAN
D. Drip oksigen  bukan pilihan utama yang tepat

82 E. Pemberian antibiotik IV  tangani kegawatdaruratan dahulu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan awal yang paling tepat dilakukan
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...

82 A. REHIDRASI CAIRAN VIA IV LINE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 32 tahun G3P2A1, saat ini umur kehamilan 12
minggu. TFU setengah simpisis dan umbilikus. Saat ini mengeluh keluar
cairan dari kemaluan, nyeri, dan muntah-muntah. Tampak keluar
gelembung-gelembung dari kemaluan. Dokter mendiagnosis mola
hidatidosa. Apa yang mendukung diagnosis mola?

A. Hiperemesis gravidarum
SOAL B. Keluar gelembung-gelembung dari kemaluan
C. Pendarahan pervaginam

83 D.
E.
Nyeri perut bagian bawah
Riwayat abortus spontan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. KELUAR GELEMBUNG-GELEMBUNG DARI KEMALUAN
Keywords :
• Seorang perempuan usia 32 tahun, G3P2A1, UK 12 minggu
PEMBAHASAN • TFU setengah simpisis dan umbilikus
• Mengeluh keluar darah dari kemaluan, nyeri, dan muntah-
83 muntah
• Tampak keluar gelembung-gelembung dari kemaluan
• Dokter mendiagnosis mola hidatidosa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MOLA HIDATIDOSA
DEFINISI

PEMBAHASAN
Mola Hidatidosa (hamil anggur)

83  Adalah suatu kehamilan yang berkembang secara tidak wajar,


dimana tidak ditemukan janin atau embrio tidak berkembang,
dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidrofik  membentuk anggur

 Secara makroskopis  berupa gelembung-gelembung putih,


tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran
bervariasi, dari beberapa milimeter hingga 1 atau 2 cm

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

KLASIFIKASI
PEMBAHASAN

83 Lengkap Parsial Invasif

• Vili Hidropik • Janin tidak • Korioadenoma


• Tidak ada janin teridentifikasi destruen
dan membran • Campuran vili • Menginvasi
• Kromosom hidropik dan miometrium
maternalhaploid normal • Terdiagnosis 6
• Paternal 2 haploid • Kromosom bulan pasca
paternal diploid evakuasi mola

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PEMBAHASAN

83

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

PEMBAHASAN
Penyebab belum diketahui
secara pasti

83 Faktor Predisposisi antara lain :


• Faktor ovum (ovum patologis sehingga mati, terlambat dikeluarkan)
• Imunoselektif  trofoblast
• Sosioekonomi rendah
• Paritas tinggi
• Usia hamil > 45 tahun
• Kekurangan protein
• Infeksi virus
• Faktor kromosom yang belum jelas

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
DIAGNOSIS MOLA HIDATIDOSA
• Besar uterus > UK (50% > UK)
• Perdarahan pervaginam
Gejala
• Gerak janin (-), DJJ (-), Ballotment (-)
PEMBAHASAN Klinis • Sering disertai hiperemesis gravidarum, toksimia, dan
tirotoksikosis

83 USG
• MHL  tampak gambaran ekogenik merata seperti badai
salju intra uterin dan tidak terlihat sakus gestasional
• MHP  tampak gambaran daerah kistik yang disertai
“echogenic chorionic material”. Terkadang terlihat saccus
gestasional dengan fetus hidup seperti kehamilan normal

Lab • Kadar ß-Hcg darah urin biasanya tingi

• Degenerasi hidropik vili korealis


Histo -
• Berkurang atau hilangnya pembuluh darah vili, dan
patologi • Proliferasi sel-sel trofoblas

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PEMBAHASAN

83
Hasil USG Kasus Mola
Hidatidosa

Gambaran Klinis Kasus


Mola Hidatidosa
Histopatologi Kasus
Mola Hidatidosa
www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PRINSIP TATALAKSANA
PEMBAHASAN
Perbaikan Keadaan Umum

83
Evakuasi Mola Hidatidosa

Pengawasan Lanjut Pasca


Evakuasi

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

TATALAKSANA
PEMBAHASAN  Perbaikan Keadaan Umum :

83 • Transfusi darah  memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan /


mengurangi penyulit seperti preeklamsia atau tirotoksikosis

• Waktu mengeluarkan mola dengan kuretage didahului dengan pemasangan


infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dalam 500 ml RL, 40-60 tetes / menit) 
sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan
 Pengeluaran jaringan mola :
• (kuretage / vakum kuretase)
• Histerektomi  bila umur tua dan / paritas banyak

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

TATALAKSANA
PEMBAHASAN  Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) :

83 • Untuk mencegah atau menghindari terjadinya degenerasi ganas


• Perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)  Methotraxate
(MTX) atau Actinomycin
 Pemeriksaan tindak lanjut :
• Tes Hcg harus mencapai nilai normal, 8 minggu setelah evakuasi (pengawasan 1
tahun)
• Bila setelah 8 minggu menjadi (naik atau positif lagi)  pikirkan keganasan
• Pasien disarankan untuk tidak hamil selama periode ini  agar tidak
mengacaukan hasil

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. Hiperemesis gravidarum  keluhan adalah mual dan muntah

B. Pendarahan pervaginam  belum tentu, karena bisa saja KET atau


PEMBAHASAN
abortus

83 C. Nyeri perut bagian bawah  belum tentu, karena bisa saja karena
KET

D. Riwayat abortus spontan  tidak ada hubungannya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, keluhan yang paling tepat untuk kasus diatas
PEMBAHASAN adalah ...
B. KELUAR GELEMBUNG-GELEMBUNG DARI KEMALUAN
83

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 39 tahun P5A0 setelah melahirkan bayi 20 menit
yang lalu, plasenta masih belum lahir. Perdarahan pervaginam dalam
batas normal, tanda vital dalam batas normal. Tinggi fundus uteri 2 jari
diatas pusat, kontraksi uterus baik. Diagnosis yang tepat untuk kasus
diatas adalah?

A. Retensio plasenta
SOAL B. Persalinan kala III
C. Persalinan kala IV

84 D.
E.
Persalinan kala III + retensio plasenta
Persalinan kala IV + retensio plasenta

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. PERSALINAN KALA III
Keywords :
• Seorang perempuan usia 39 tahun, P5A0 setelah melahirkan
PEMBAHASAN bayi 20 menit lalu
• Plasenta masih belum lahir

84 • Perdarahan pervaginam dalam batas normal, TTV dalam batas


normal
• TFU 2 jari diatas pusat, kontraksi uterus baik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PROSES PERSALINAN
KALA I

• Dari mulainya tanda inpartu  pembukaan lengkap


PEMBAHASAN
• Terdapat 2 fase  fase laten dan fase aktif

84 


Fase laten  pembukan mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam

Fase aktif  pembukaan > 3cm hingga lengkap (10cm), berlangsung sekitar 6
jam. Terbagi atas :

 Fase akselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 3cm hingga 4cm

 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam)  pembukaan 4cm hingga 8cm

 Fase deselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 9cm hingga lengkap (10cm)

 Partograf dimulai saat fase aktif

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA II

• Disebut kala pengeluaran  terjadi pengeluaran bayi dengan batas waktu 60


PEMBAHASAN menit (nulipara) dan 30 menit (multipara)

84 • Dari pembukaan lengkap  kelahiran bayi

• Tanda-tanda kala 2 :

 Ibu ingin mengejan saat his

 Perineum menonjol

 Vulva menonjol

 Anus membuka

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA III
• Disebut kala pengeluaran plasenta  dimulai sejak lahirnya bayi sampai
PEMBAHASAN lahirnya plasenta

84 • Maksimal ½ jam (30 menit)

• Manajemen aktif kala III :

 Oxytocin 10 IU/IM pada menit pertama, bisa diulang 1x pada menit ke-15

 Rangsang puting susu

 Masase uterus

 Peregangan tali pusat terkendali

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN

KALA III  Peregangan tali pusat berlebihan


PEMBAHASAN
• Hentikan penarikan umbilicus bila :

84  Uterus ikut tertarik ke bawah

 Ibu kesakitan

 Uterus tidak berkontraksi

• Tunggu beberapa saat, lalu coba ulangi peregangan tali pusat


terkendali

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA IV
PEMBAHASAN
• Pemantauan keadaan ibu (tanda-tanda vital)

84 • Dimulai sejak lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya

• Masa nifas :

 Dini  24 jam pertama

 Lanjut  hari ke-2 – hari ke-40

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. Retensio plasenta  plasenta tidak lahir diatas 30 menit

PEMBAHASAN C. Persalinan kala IV  pemantauan keadaan ibu

84 D. Persalinan kala III + retensio plasenta  bukan pilihan


yang tepat, karena belum 30 menit

E. Persalinan kala IV + retensio plasenta  bukan pilihan


yang tepat karena plasenta belum lahir

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

B. PERSALINAN KALA III


84

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 20 tahun G1P0A0 UK 32 minggu, datang untuk
memeriksakan kehamilan ke dokter obgyn karena merasa gerakan
janinnya berkurang. Dilakukan pemeriksaan CTG dengan hasil sebagai
berikut :

SOAL

85
Interpretasi hasil CTG diatas adalah?

A. Deselerasi menurun
B. Deselerasi memanjang
C. Deselerasi lambat
D. Kontraksi mencurigakan
E. Kontraksi biasa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. DESELERASI LAMBAT
Keywords :
• Seorang wanita usia 20 tahun, G1P0A0, UK 32 minggu
PEMBAHASAN • Datang ke dokter obgyn karena merasa gerakan janin
berkurang

85 • Pemeriksaan CTG didapatkan :

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KARDIOTOKOGRAFI
INDIKASI KTG

PEMBAHASAN • Ketuban mekoneal

• Ibu demam

85 • Induksi oxitocyn

• Perdarahan persalinan

• Fetal distress

• Regional anesthesia

• Permintaan ibu

Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010

www.futuredoctorindonesia.com
KARDIOTOKOGRAFI : Normal vs Abnormal
DJJ < 120
DJJ Abnormal
DJJ > 160
PEMBAHASAN

85 120 < DJJ < 160

Deselerasi lambat
Pola Deselerasi variabel
Deselerasi berkepanjangan

Akselerasi
Deselerasi dini

Normal

www.futuredoctorindonesia.com
KARDIOTOKOGRAFI

PEMBAHASAN

85 Kata kunci : Naik berbarengan

Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010

www.futuredoctorindonesia.com
KARDIOTOKOGRAFI

PEMBAHASAN

85 Kata kunci : Cermin

www.futuredoctorindonesia.com
KARDIOTOKOGRAFI

PEMBAHASAN

85 Kata kunci : Telat

Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010

www.futuredoctorindonesia.com
KARDIOTOKOGRAFI

PEMBAHASAN

85 Kata kunci : Berbeda-beda

www.futuredoctorindonesia.com
KARDIOTOKOGRAFI

PEMBAHASAN

85 Kata kunci : Pantang naik lagi

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. Deselerasi menurun  tidak ada istilah ini

PEMBAHASAN B. Deselerasi memanjang  tidak ada istilah ini

85 D. Kontraksi mencurigakan  tidak ada istilah ini


E. Kontraksi biasa  tidak ada istilah ini

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, hasil bacaan KTG yang paling untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

85 C. DESELERASI LAMBAT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan usia 25 tahun, usia kehamilan 38 minggu datang
ke RS mengeluh perutnya mulas-mulas yang semakin sering. Hasil
pemeriksaan ditemukan KU baik, TD 110/70 mmHg. HR 80x/menit, RR 24
x/menit, TFU 30cm, kepala sudah masuk 2/5. Hasil VT didapatkan
pembukaan serviks 9cm, selaput ketuban masih utuh, presentasi kepala,
dan penurunan di hodge III. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
diatas?
SOAL
A. Inpartu kala I fase laten

86 B.
C.
D.
Inpartu kala I fase aktif
Inpartu kala I fase aktif akselerasi
Inpartu kala I fase aktif deselerasi
E. Inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. INPARTU KALA I FASE AKTIF DESELERASI
Keywords :
• Seorang wanita usia 25 tahun, UK 38 minggu
PEMBAHASAN • Keluhan perut mulas-mulas
• KU baik, TD 110/70 mmHg, HR 80x/menit, RR 24x/menit, TFU 30cm
86 • Kepala sudah masuk 2/5
• Hasil VT  pembukaan serviks 9cm, selaput ketuban masih utuh,
presentasi kepala, penurunan di hodge III

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PROSES PERSALINAN
KALA I

• Dari mulainya tanda inpartu  pembukaan lengkap


PEMBAHASAN
• Terdapat 2 fase  fase laten dan fase aktif

86 


Fase laten  pembukan mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam

Fase aktif  pembukaan > 3cm hingga lengkap (10cm), berlangsung sekitar 6
jam. Terbagi atas :

 Fase akselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 3cm hingga 4cm

 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam)  pembukaan 4cm hingga 8cm

 Fase deselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 9cm hingga lengkap


(10cm)
 Partograf dimulai saat fase aktif

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA II

• Disebut kala pengeluaran  terjadi pengeluaran bayi dengan batas waktu 60


PEMBAHASAN menit (nulipara) dan 30 menit (multipara)

86 • Dari pembukaan lengkap  kelahiran bayi

• Tanda-tanda kala 2 :

 Ibu ingin mengejan saat his

 Perineum menonjol

 Vulva menonjol

 Anus membuka

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA III

• Disebut kala pengeluaran plasenta  dimulai sejak lahirnya bayi sampai


PEMBAHASAN lahirnya plasenta

86 • Maksimal ½ jam (30 menit)

• Manajemen aktif kala III :

 Oxytocin 10 IU/IM pada menit pertama, bisa diulang 1x pada menit ke-15

 Rangsang puting susu

 Masase uterus

 Peregangan tali pusat terkendali

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN

KALA III  Peregangan tali pusat berlebihan


PEMBAHASAN
• Hentikan penarikan umbilicus bila :

86  Uterus ikut tertarik ke bawah

 Ibu kesakitan

 Uterus tidak berkontraksi

• Tunggu beberapa saat, lalu coba ulangi peregangan tali pusat


terkendali

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA IV
PEMBAHASAN
• Pemantauan keadaan ibu (tanda-tanda vital)

86 • Dimulai sejak lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya

• Masa nifas :

 Dini  24 jam pertama

 Lanjut  hari ke-2 – hari ke-40

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. Inpartu kala I fase laten  pembukaan mencapai 3cm,
berlangsung selama 8 jam
PEMBAHASAN
B. Inpartu kala I fase aktif  pembukaan berlangsung dari 3cm – 10cm

86 berlangsung selama 6 jam

C. Inpartu kala I fase aktif akselerasi  pembukaan dari 3cm – 4 cm


berlangsung 2 jam

D. Inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal  pembukaan dari 4cm –


8cm berlangsung 2 jam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...
D. INPARTU KALA I FASE AKTIF DESELERASI
86

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 33 tahun, G3P2A0 hamil aterm, datang karena
keluhan sakit kepala sejak kemarin. Keluhan juga disertai pandangan
kabur dan nyeri ulu hati. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama hamil
yang sebelumnya tidak ada. Pada pemeriksaan didapatkan TD 160/110
mmHg, HR 89x/menit, RR 18x/menit, Tax afebris. Pemeriksaan lain
didapatkan nyeri tekan epigastrium dan proteinuria +3. Diagnosis yang
tepat pada kasus diatas adalah?
SOAL
A. Superimposed preeklamsia

87 B.
C.
D.
Pre-eklamsia ringan
Pre-eklamsia berat
Hipertensi gestasional
E. Impending eklamsia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. IMPENDING EKLAMSIA
Keywords :
• Seorang wanita usia 33 tahun, G3P2A0, aterm
PEMBAHASAN • Keluhan sakit kepala sejak, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati
sejak kemarin

87 • Memiliki riwayat hipertensi selama hamil yang sebelumnya tidak


ada
• TD 160/110 mmHg, HR 89x/menit, RR 18x/menit, Tax afebris
• Proteinuria +3

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
• Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik
PEMBAHASAN atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam
pada wanita yang sebelumnya normotensi.

87 • Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria


pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau seger setelah persalinan

• Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang tonik klonik disusul


dengan koma

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Hipertensi kronik :
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg
PEMBAHASAN • Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya
hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu

87 • Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)


• Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal

Preeklampsia Ringan

• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu

• Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan


protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24 jam

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Preeklampsia Berat

• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu

PEMBAHASAN • Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif

menunjukkan hasil >5 g/24 jam

87 •


Atau disertai keterlibatan organ lain:

Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati

Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas

• Sakit kepala , skotoma penglihatan

• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion

• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif

• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed
pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik :
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000
PEMBAHASAN sel/uL pada usia kehamilan > 20 minggu

87 Impending eklamsia  PEB disertai salah satu gejala dari nyeri kepala hebat,
gangguan visus, muntah2, nyeri epigastrium, atau kenaikan tekanan darah yang
progresif

Eklampsia :
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, dan meningitis)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

87

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

87

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan
awal MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml
4g akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara perlahan
IV selama 5-10 menit
PEMBAHASAN • Jika akses intravena sulit, memberikan
masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml
larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri

87 Dosis •
dan kanan

Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4


rumatan 40%) dan larutkan dalam 500 ml larutan
6g Ringer Laktat/ Ringer Asetat, lalu berikan
MgSO4 secara IV dengan kecepatan 28
tetes/menit selama 6 jam, dan diulang
hingga 24 jam setelah persalinan atau
kejang berakhir (bila eklampsia)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Superimposed preeklamsia  hipertensi kronis + PEB

PEMBAHASAN B. Pre-eklamsia ringan  HT + proteinuri (+1)

87 C. Pre-eklamsia berat  HT + proteinuri minimal (+2)

D. Hipertensi gestasional  HT saat mulai hamil atau > 20


minggu tanpa proteinuri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

87 E. IMPENDING EKLAMSIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 28 tahun, keluhan keluar air dari jalan lahir sejak 5
jam lalu. Saat ini ibu dengan G1P0A0 dan usia kehamilan adalah 34
minggu. Pemeriksaan fisik didapatkan kontraksi uterus tidak ada. Ada
riwayat keputihan yang telah dialami sejak minggu lalu. Pemeriksaan
apakah yang paling tepat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
tersebut?
SOAL A. USG
B. CTG

88 C.
D.
E.
Nitrazin test
Amniosintesis
Inspeksi genitalia eksterna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. NITRAZIN TEST
Keywords :
• Seorang wanita usia 28 tahun, G1P0A0, Uk 34 minggu
PEMBAHASAN • Keluhan keluar air dari jalan lahir sejak 5 jam lalu
• Pemeriksaan fisik  kontraksi uterus (-)
88 • Memiliki riwayat keputihan yang dialami sejak minggu lalu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETUBAN PECAH DINI
• Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan (sebelum onset persalinan
berlangsung)
PEMBAHASAN • PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) : ketuban pecah saat usia
kehamilan < 37 minggu

88 • PROM (Premature Rupture of Membranes) : usia kehamilan > 37 minggu

• Kriteria diagnosis :
 Usia kehamilan > 20 minggu

 Keluar cairan ketuban dari vagina

 Inspekulo : terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum

 Kertas nitrazin merah  biru (untuk memastikan ketuban)


 Mikroskopis : terlihat lanugo dan verniks kaseosa

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KETUBAN PECAH DINI

PEMBAHASAN

88
Pemeriksaan penunjang  USG (menilai jumlah cairan ketuban,
menetukan usia kehamilan, berat janin, letak janin, kesejahteraan
janin dan letak plasenta)

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. USG  bukan untuk menegakkan kasus KPD

PEMBAHASAN B. CTG  bukan, untuk menilai kesejahteraan janin

88 C. Amniosintesis  untuk mengambil cairan ketuban

D. Inspeksi genitalia eksterna  bisa dilakukan, namun


untuk memastikan cairan ketuban harus diperikakan
dengan nitrazin test

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan penunjang yang paling tepat
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...

88 C. NITRAZIN TEST

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 24 tahun dengan P2A0 datang ke IGD setelah
melahirkan sejak 1 jam yang lalu di bidan. Plasenta dikatakan belum
berhasil dikeluarkan walaupun sudah dilakukan manajemen aktif kala 3.
Tindakan apakah yang paling tepat dilakukan?

A. Injeksi oksitosin
B. Injeksi metilergometrin
SOAL C. Misoprostol
D. Sectio caesarea

89 E. Manual plasenta

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. MANUAL PLASENTA
Keywords :
• Seorang wanita usia 24 tahun, P2A0
PEMBAHASAN • Plasenta belum berhasil keluar setelah melahirkan 1 jam yang
lalu

89 • Sudah dilakukan manajemen aktif kala 3

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TISSUE  RETENSIO PLASENTA

PEMBAHASAN

89

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA RETENSIO PLASENTA

• Plasenta yang belum keluar 30 menit setelah janin lahir dan


PEMBAHASAN
dilakukan manajemen kala III maka termasuk retensio

89 plasenta

• Pada kasus retensio plasenta, manajemen terbaru dari WHO


meliputi :

• Oksitosin IV

• Manual plasenta

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

89

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Injeksi oksitosin  pada kasus sudah dilakukan manajemen
aktif kala III
PEMBAHASAN
B. Injeksi metilergometrin  untuk kasus atonia uteri

89 C. Misoprostol  untuk kasus atonia uteri

D. Sectio caesarea  bukan pilihan yang tepat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

89 E. MANUAL PLASENTA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 28 tahun, datang dengan keluhan perdarahan
pervaginam dan perut seperti diremas – remas. Riwayat menikah sejak 7
tahun lalu dan mengeluhkan bahwa 2 bulan terlambat haid. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan nyeri perut bawah. Pemeriksaan
laboratorium yang sebaiknya dilakukan saat ini adalah?

A. Fungsi ginjal
SOAL B. Fungsi hepar
C. Plano test

90 D.
E.
Urin lengkap
Darah perifer lengkap

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. PLANO TEST
Keywords :
• Seorang wanita usia 28 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan perdarahan pervaginam dan perut seperti
diremas – remas
90 • Riwayat menikah 7 tahun lalu
• 2 bulan terakhir sudah terlambat haid
• Pemeriksaan fisik  nyeri perut bawah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
• Kehamilan ektopik  kehamilan dengan hasil konsepsi yang berimplantasi diluar endometrium
rahim

• Kehamilan ektopik terganggu  kehamilan ektopik yang terganggu  dapat terjadi abortus
PEMBAHASAN
Klasifikasi :

90  95% kehamilan ektopik terjadi di segmen tuba falopii :

• Ampula (55%)

• Isthmus (25%)

• Fimbria (15%)

• Interstitial (5%)

 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum, atau di dalam serviks

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Etiologi :

 Faktor Uterus :
PEMBAHASAN
• Tumor rahim yang menekan tuba

90 • Uterus hipoplastis (uterusnya kecil)

 Faktor Ovum :

• Migrasi eksterna dari ovum

• Perlengketan membrana granulosa

• Rapid cell division

• Migrasi internal ovum

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
Etiologi:

 Faktor Tuba

PEMBAHASAN • Penyempitan lumen tuba karena infeksi

• Tuba sempit, panjang, dan berlekuk

90 • Gangguan fungsi rambut getar atau silia tuba

• Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna

• Endometriosis tuba

• Struktur tuba sempit

• Tumor lain yang menekan tuba

• Lumen kembar dan sempit

• Perlekatan perituba dan lekukan tuba

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GEJALA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)
• Nyeri abdomen mendadak
• Amenorea atau ganguan haid
PEMBAHASAN
• Bercak darah dan perdarahan pervaginam  syok

90 hipovolemik
• Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
• Nyeri goyang portio servix dan rasa nyeri pada cavum
douglas
• Plano test (+)  pasien nyeri perut + terlambat haid wajib
dicek

• Nyeri pada palpasi  perut penderita terasa tegang dan


kembung
• Pembesaran uterus dan perubahan darah berwarna coklat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PEMBAHASAN

90 Kuldosintesis
• Dilakukan untuk memeriksakan cairan
abnormal pada cavum douglas
• (+) KET  jika keluar darah berwarna
hitam - coklat

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

PEMBAHASAN
Tatalaksana Umum :
• Resusitasi cairan kristaloid NaCl 0,9% atau

90 Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit


pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.

Tatalaksana Khusus :
• Laparotomi CITO

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Fungsi ginjal  tidak diperlukan untuk mendiagnosis KET

PEMBAHASAN B. Fungsi hepar  tidak diperlukan untuk mendiagnosis KET

90 D. Urin lengkap  tidak diperlukan untuk mendiagnosis KET

E. Darah perifer lengkap  tidak diperlukan untuk


mendiagnosis KET

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan penunjang yang paling tepat
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...

90 C. PLANO TEST

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 7 tahun dibawa ibunya karena keluhan bercak
darah pada celana dalam. Pada anamnesis didapatkan bahwa sejak
beberapa bulan yang lalu payudara mulai membesar, awalnya satu
kemudian diikuti payudara satunya. Apakah yang menyebabkan
kondisi tersebut?

A. Peningkatan kadar LH
SOAL B. Penurunan kadar FSH
C. Peningkatan T3 dan T4

91 D.
E.
Peningkatan kadar estrogen
Peningkatan kadar ACTH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. PENINGKATAN KADAR LH
Keywords :
• Seorang wanita usia 7 tahun
PEMBAHASAN
• Keluhan bercak darah pada celana dalam

91 • Beberapa bulan lalu payudara membesar

• Awalnya satu, namun kemudian diikuti payudara satunya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pubertas Prekoks
• Bila wanita pubertas muncul sebelum 8 tahun, laki
PEMBAHASAN laki sebelum 9 tahun

91 • Dibedakan menjadi
• Central  gonadotropin dependent  pematangan
aksis hipotalamis-hipofisis-gonad

• Peningkatan LH/FSH

• Perifer atau pseudopuberty  non dependen


gonadotropin

Sumber : Sainsbury R. The breast. in: Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery. 25th ed. London:
Hodder Arnold; 2008. p. 827-48.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

91

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Penurunan kadar FSH  karena FSH harusnya naik

PEMBAHASAN C. Peningkatan T3 dan T4  karena biasanya dijumpai


pada pasien hipertiroid
91 D. Peningkatan kadar estrogen  karena lebih tepat LH

E. Peningkatan kadar ACTH  karena ini untuk premature


adrenarche

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kondisi yang paling tepat untuk kasus diatas
PEMBAHASAN adalah ...

91 A. PENINGKATAN KADAR LH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 30 tahun, hamil 38 minggu G2P1A0 datang dengan
keluhan keluar air sejak 12 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan
demam dan nyeri perut. Dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD
130/90 mmHg, HR 95x/menit, R 14x/menit, Tax 38,5oC. TFU sesuai usia
kehamilan, belum ada pembukaan, nitrazin test (+), cairan ketuban
berbau, DJJ 162x/menit. Apakah kemungkinan yang terjadi pada
pasien?
SOAL
A. Sepsis berat ec ketuban pecah dini

92 B.
C.
D.
Salpingitis ec ketuban pecah dini
Korioamnionitis ec ketuban pecah dini
Vulvovaginitis ec ketuban pecah dini
E. Ketuban pecah dini pada persalinan preterm

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KORIOAMNIONITIS EC KETUBAN PECAH DINI
Keywords :
• Seorang wanita usia 30 tahun, hamil 38 minggu, G2P1A0
PEMBAHASAN • Keluhan keluar air sejak 12 jam lalu
• Keluhan disertai demam dan nyeri perut
92 • TD 130/90 mmHg, RR 14x/menit, HR 95x/menit, Tax 38,5oC
• TFU sesuai usia kehamilan, pembukaan (-), nitrazin test (+)
• Cairan ketuban berbau, DJJ 162x/menit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Korioamnionitis
• Infeksi korion dan amnion
PEMBAHASAN • Ditegakkan dari demam dan
Leukosit > 15.000
92 Nadi ibu > 100
DJJ > 160
Nyeri tekan fundus
Amnion berbau

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Faktor Risiko Korioamnionitis
• Kelahiran prematur

PEMBAHASAN • Ketuban pecah dini


• Usia muda < 21 tahun

92 • Kehamilan pertama

• Proses persalinan yang berlangsung lama

• Ibu hamil yang mengalami IMS

• Pemantauan kondisi janin atau rahim yang berlebihan

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Sepsis berat ec ketuban pecah dini  bukan pilihan yang tepat,
karena sepsis harus ditemukan bakteri dan sepsis berat pasien
PEMBAHASAN
dalam kondisi syok

92 B. Salpingitis ec ketuban pecah dini  tidak ditemukan ada gejala


seperti nyeri panggul dan tanda infeksi lainnya

D. Vulvovaginitis ec ketuban pecah dini  bukan pilihan yang tepat

E. Ketuban pecah dini pada persalinan preterm  bukan pilihan yang


tepat karena pasien belum berada pada kondisi inpartu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kondisi yang paling tepat untuk kasus diatas
PEMBAHASAN adalah ...
C. KORIOAMNIONITIS EC KETUBAN PECAH DINI
92

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu dengan keluhan
keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam lalu, mual (+), muntah (+). Uterus
teraba setinggi pusat dan lembek, serviks uteri tertutup. Pemeriksaan
apa yang dapat digunakan untuk menunjang diagnosis?

A. Amniosintesis
B. Kuldosintesis
SOAL C. Kuantitatif HCG
D. Darah lengkap

93 E. Kadar prolaktin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KUANTITATIF HCG
Keywords :
• Seorang perempuan usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu
PEMBAHASAN • Keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam lalu
• Mual (+), muntah (+)
93 • Uterus teraba setinggi pusat dan lembek
• Serviks uteri tertutup

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MOLA HIDATIDOSA
DEFINISI

PEMBAHASAN
Mola Hidatidosa (hamil anggur)

93  Adalah suatu kehamilan yang berkembang secara tidak wajar,


dimana tidak ditemukan janin atau embrio tidak berkembang,
dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidrofik  membentuk anggur

 Secara makroskopis  berupa gelembung-gelembung putih,


tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran
bervariasi, dari beberapa milimeter hingga 1 atau 2 cm

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

KLASIFIKASI
PEMBAHASAN

93 Lengkap Parsial Invasif

• Vili Hidropik • Janin tidak • Korioadenoma


• Tidak ada janin teridentifikasi destruen
dan membran • Campuran vili • Menginvasi
• Kromosom hidropik dan miometrium
maternalhaploid normal • Terdiagnosis 6
• Paternal 2 haploid • Kromosom bulan pasca
paternal diploid evakuasi mola

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PEMBAHASAN

93

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

PEMBAHASAN
Penyebab belum diketahui
secara pasti

93 Faktor Predisposisi antara lain :


• Faktor ovum (ovum patologis sehingga mati, terlambat dikeluarkan)
• Imunoselektif  trofoblast
• Sosioekonomi rendah
• Paritas tinggi
• Usia hamil > 45 tahun
• Kekurangan protein
• Infeksi virus
• Faktor kromosom yang belum jelas

www.futuredoctorindonesia.com
DIAGNOSIS MOLA HIDATIDOSA
• Besar uterus > UK (50% > UK)
• Perdarahan pervaginam
Gejala
• Gerak janin (-), DJJ (-), Ballotment (-)
PEMBAHASAN Klinis • Sering disertai hiperemesis gravidarum, toksimia, dan
tirotoksikosis

93 USG
• MHL  tampak gambaran ekogenik merata seperti badai
salju intra uterin dan tidak terlihat sakus gestasional
• MHP  tampak gambaran daerah kistik yang disertai
“echogenic chorionic material”. Terkadang terlihat saccus
gestasional dengan fetus hidup seperti kehamilan normal

Lab • Kadar ß-Hcg darah urin biasanya tingi

• Degenerasi hidropik vili korealis


Histo -
• Berkurang atau hilangnya pembuluh darah vili, dan
patologi • Proliferasi sel-sel trofoblas

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PEMBAHASAN

93
Hasil USG Kasus Mola
Hidatidosa

Gambaran Klinis Kasus


Mola Hidatidosa
Histopatologi Kasus
Mola Hidatidosa
www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PRINSIP TATALAKSANA
PEMBAHASAN
Perbaikan Keadaan Umum

93
Evakuasi Mola Hidatidosa

Pengawasan Lanjut Pasca


Evakuasi

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

TATALAKSANA
PEMBAHASAN  Perbaikan Keadaan Umum :

93 • Transfusi darah  memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan /


mengurangi penyulit seperti preeklamsia atau tirotoksikosis

• Waktu mengeluarkan mola dengan kuretage didahului dengan pemasangan


infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dalam 500 ml RL, 40-60 tetes / menit) 
sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan
 Pengeluaran jaringan mola :
• (kuretage / vakum kuretase)
• Histerektomi  bila umur tua dan / paritas banyak

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

TATALAKSANA
PEMBAHASAN  Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) :

93 • Untuk mencegah atau menghindari terjadinya degenerasi ganas


• Perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)  Methotraxate
(MTX) atau Actinomycin
 Pemeriksaan tindak lanjut :
• Tes Hcg harus mencapai nilai normal, 8 minggu setelah evakuasi (pengawasan 1
tahun)
• Bila setelah 8 minggu menjadi (naik atau positif lagi)  pikirkan keganasan
• Pasien disarankan untuk tidak hamil selama periode ini  agar tidak
mengacaukan hasil

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. Amniosintesis  bukan pilihan yang tepat

PEMBAHASAN B. Kuldosintesis  untuk kasus KET


D. Darah lengkap  tidak ada indikasi
93 E. Kadar prolaktin  tidak ada indikasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan penunjang yang paling tepat
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...

93 C. KUANTITATIF HCG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6 minggu dengan keluhan
keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam lalu, mual (+), muntah (+). Uterus
teraba setinggi pusat dan lembek, serviks uteri tertutup. Tatalaksana
yang paling tepat dilakukan adalah?

A. Histerektomi total
B. Kuretase hisap
SOAL C. Kuretase tajam
D. Pemberian metrotrexat

94 E. Pemberian prostaglandin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. KURETASE HISAP
Keywords :
• Seorang perempuan usia 25 tahun, G1P0A0, hamil 6
PEMBAHASAN
minggu
• Keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 jam lalu
94 • Mual (+), muntah (+)
• Uterus teraba setinggi pusat dan lembek
• Serviks uteri tertutup

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MOLA HIDATIDOSA
DEFINISI

PEMBAHASAN
Mola Hidatidosa (hamil anggur)

94  Adalah suatu kehamilan yang berkembang secara tidak wajar,


dimana tidak ditemukan janin atau embrio tidak berkembang,
dan hampir seluruh vili korealis mengalami perubahan berupa
degenerasi hidrofik  membentuk anggur

 Secara makroskopis  berupa gelembung-gelembung putih,


tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran
bervariasi, dari beberapa milimeter hingga 1 atau 2 cm

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

KLASIFIKASI
PEMBAHASAN

94 Lengkap Parsial Invasif

• Vili Hidropik • Janin tidak • Korioadenoma


• Tidak ada janin teridentifikasi destruen
dan membran • Campuran vili • Menginvasi
• Kromosom hidropik dan miometrium
maternalhaploid normal • Terdiagnosis 6
• Paternal 2 haploid • Kromosom bulan pasca
paternal diploid evakuasi mola

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PEMBAHASAN

94

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

PEMBAHASAN
Penyebab belum diketahui
secara pasti

94 Faktor Predisposisi antara lain :


• Faktor ovum (ovum patologis sehingga mati, terlambat dikeluarkan)
• Imunoselektif  trofoblast
• Sosioekonomi rendah
• Paritas tinggi
• Usia hamil > 45 tahun
• Kekurangan protein
• Infeksi virus
• Faktor kromosom yang belum jelas

www.futuredoctorindonesia.com
DIAGNOSIS MOLA HIDATIDOSA
• Besar uterus > UK (50% > UK)
• Perdarahan pervaginam
Gejala
• Gerak janin (-), DJJ (-), Ballotment (-)
PEMBAHASAN Klinis • Sering disertai hiperemesis gravidarum, toksimia, dan
tirotoksikosis

94 USG
• MHL  tampak gambaran ekogenik merata seperti badai
salju intra uterin dan tidak terlihat sakus gestasional
• MHP  tampak gambaran daerah kistik yang disertai
“echogenic chorionic material”. Terkadang terlihat saccus
gestasional dengan fetus hidup seperti kehamilan normal

Lab • Kadar ß-Hcg darah urin biasanya tingi

• Degenerasi hidropik vili korealis


Histo -
• Berkurang atau hilangnya pembuluh darah vili, dan
patologi • Proliferasi sel-sel trofoblas

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PEMBAHASAN

94
Hasil USG Kasus Mola
Hidatidosa

Gambaran Klinis Kasus


Mola Hidatidosa
Histopatologi Kasus
Mola Hidatidosa
www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

PRINSIP TATALAKSANA
PEMBAHASAN
Perbaikan Keadaan Umum

94
Evakuasi Mola Hidatidosa

Pengawasan Lanjut Pasca


Evakuasi

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

TATALAKSANA
PEMBAHASAN  Perbaikan Keadaan Umum :

94 • Transfusi darah  memperbaiki syok atau anemia & menghilangkan /


mengurangi penyulit seperti preeklamsia atau tirotoksikosis

• Waktu mengeluarkan mola dengan kuretage didahului dengan pemasangan


infus dan uterotonika (10 UI oksitosin dalam 500 ml RL, 40-60 tetes / menit) 
sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarahan
 Pengeluaran jaringan mola :
• (kuretage / vakum kuretase)
• Histerektomi  bila umur tua dan / paritas banyak

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

www.futuredoctorindonesia.com
MOLA HIDATIDOSA

TATALAKSANA
PEMBAHASAN  Pengobatan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi) :

94 • Untuk mencegah atau menghindari terjadinya degenerasi ganas


• Perlu diberikan profilaksis dengan sitostatika (kemoterapi)  Methotraxate
(MTX) atau Actinomycin
 Pemeriksaan tindak lanjut :
• Tes Hcg harus mencapai nilai normal, 8 minggu setelah evakuasi (pengawasan 1
tahun)
• Bila setelah 8 minggu menjadi (naik atau positif lagi)  pikirkan keganasan
• Pasien disarankan untuk tidak hamil selama periode ini  agar tidak
mengacaukan hasil

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. Histerektomi total  bila umur tua dan paritas banyak

PEMBAHASAN C. Kuretase tajam  kontraindikasi pada mola

94 D. Pemberian metrotrexat  tidak ada indikasi

E. Pemberian prostaglandin  diberikan pada kasus atonia


uteri yang tidak membaik dengan oksitosin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

94 B. KURETASE HISAP

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 25 tahun, G2P1A0 dengan usia kehamilan 32
minggu datang untuk pemeriksaan ANC pertama kali. Berat badan ibu
adalah 40 kg dan tingi badan 159cm. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TFU setengah simfisis dan pusat. Apa kemungkinan yang
terjadi ?

A. Mikrosefali
SOAL B. Makrosefali
C. Gemeli/bayi kembar

95 D.
E.
Hidrosefalus
Pertumbuhan janin terhambat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT
Keywords :
• Seorang wanita usia 27 tahun, G2P1A0, UK 32 minggu
PEMBAHASAN • Datang untuk memeriksakan ANC pertama kali
• BB 40kg, TB 159cm
95 • Pemeriksaan fisik  TFU setengah simfisis dan pusat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Kehamilan Normal
• Usia 32 minggu  TFU antara pusat dengan proc
PEMBAHASAN
xyphoideus

95 • Lebih kecil dari TFU normal  curiga pertumbuhan


janin terhambat (Intrauterine Growth Retardation)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Mikrosefali  dilihat dari USG

PEMBAHASAN B. Makrosefali  dilihat dari USG

95 C. Gemeli/bayi kembar  teraba banyak bagian kecil,


terdengar 2 djj

D. Hidrosefalus  bukan pilihan utama

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kondisi yang paling tepat untuk kasus diatas
PEMBAHASAN adalah ...

95 E. PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 33 tahun, datang dengan keluhan perdarahan
pasca melahirkan sejak 1 jam lalu dirujuk ke dokter oleh bidan. Plasenta
telah lahir dengan kotiledon lengkap. Pada pemeriksaan fisik TD 100/70
mmHg, HR 110x/menit, RR 28x/menit, Tax afebris. Pada pemeriksaan
uterus teraba lunak. Apa tatalaksana farmakologi yang tepat pada
kasus ini?
SOAL A. Resusitasi cairan + kortikosteroid
B. Resusitasi cairan + antibiotik

96 C.
D.
E.
Resusitasi cairan + asam traneksamat
Resusitasi cairan + MgSO4
Resusitasi cairan + oksitosin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. RESUSITASI CAIRAN + OKSITOSIN
Keywords :
• Seorang wanita usia 33 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan perdarahan pasca melahirkan sejak 1 jam lalu
• Plasenta lahir dengan kotiledon lengkap
96 • Pemeriksaan fisik  TD 100/70 mmHg, HR 110x/menit, RR
28x/menit, tax afebris
• Pemeriksaan uterus  teraba lunak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TONUS : ATONIA UTERI
Definisi :

 Keadaan terhadap lemah atau gagalnya


PEMBAHASAN
tonus/kontraksi otot rahim yang menyebabkan

96 uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka


dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir

 Uterus menjadi lunak dan pembuluh darah pada


daerah bekas perlekatan plasenta terbuka lebar

 Penyebab tersering perdarahan postpartum (2/3


dari semua perdarahan postpartum disebabkan
oleh atonia uteri

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TONUS : ATONIA UTERI
Faktor Risiko :

 Distensi rahim yang berlebihan oleh karena kehamilan


PEMBAHASAN
gemeli, polihidramnion, atau bayi makrosomia

96 


Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep

Kehamilan grande multipara

 Ibu dengan keadaan umum yang jelek seperti anemis


atau menderita penyakit kronis

 Adanya mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim

 Memiliki riwayat atonia uteru sebelumnya

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TONUS : ATONIA UTERI

TANDA DAN GEJALA


PEMBAHASAN

96 Gejala Yang Selalu


Ada
• Kontraksi lembek
• Perdarahan post
partum

Gejala Yang Syok (TD rendah,


Terkadang Timbul Takikardia, gelisah)

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ATONIA UTERI
1. Oksitosin

• Jika uterus tidak keras  diindikasikan untuk pemijatan fundus


secara kuat
PEMBAHASAN
• Berikan 20 unit (2 ampul) oksitosin dalam 1000 ml cairan

96 kristaloid dengan kecepatan 10 ml/menit bersamaan dengan


pemijatan uterus.

• Jangan diberikan bolus  Hipotensi dan aritmia

2. Ergotamin

• Diberikan jika oksitosin yang disalurkan secara cepat melalui infus tidak
terbukti efektif

• Sebagian dokter memberikan metergin 0,2 mg secara intramuskuler

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ATONIA UTERI
3. Derivat Prostaglandin (Misiprostol)

• Dalam keadaan uterus tidak berespon terhadap


oksitosin/ergometrin  hal ini dapat dipergunakan
PEMBAHASAN
• Berikan prostaglandin F2a (250 mg) secara intramuskuler atau

96
langsung pada miometrium (trans abdominal)

• Pemberian dapat diulang dalam 5 menit dan 2 atau 3 jam


setelahnya

4. Kompresi Bianual

• Jika obat-obatan tersebut tidak berespons untuk waktu yang singkat


 kompresi bimanual

• Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam vagina dan sambil


membuat kepalan yang diletakkan pada forniks anterior,
sedangkan tangan kanan pada perut penderita dan memegang
fundus dengan telapak tangan dan dengan ibu jari didepan serta
jari-jari lain di belakang uterus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA ATONIA UTERI

5. Tampon uretrovaginal

PEMBAHASAN • Selain kompresi bimanual  hal ini dapat digunakan

• Namun sudah jarang digunakan  harus dilakukan

96 secara sempurna

6. Tindakan Operatif

• Jika semua usaha yang dilakukan gagal  Tindakan


Operatif

• Dapat dilakukan laprotomi  mengikat arteri hipogastrika


kanan dan kiri
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Resusitasi cairan + kortikosteroid  tidak diperlukan

PEMBAHASAN B. Resusitasi cairan + antibiotik  tidak diperlukan

96 C. Resusitasi cairan + asam traneksamat  bukan indikasi


pada kasus atonia uteri

D. Resusitasi cairan + MgSO4  pada kasus preeklamsia


dan eklamsia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

96 E. RESUSITASI CAIRAN + OKSITOSIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 21 tahun merasa siklus menstruasi yang
terlalu cepat. Biasanya pasien mengalami menstruasi
dengan siklus 28 hari, namun saat ini setiap rentang 19 hari
pasien sudah menstruasi. Hal ini terjadi sudah 4 bulan
terakhir. Pasien ganti pembalut 2-3 kali sehari. Kelainan
SOAL pada pasien ini adalah?

A. Masih dalam batas normal


97 B.
C.
Menoragia
Metroragia
D. Polimenorea
E. Oligomenorea

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. POLIMENOREA
Keywords :
• Seorang wanita usia 21 tahun
PEMBAHASAN • Merasa siklus menstruasi yang terlalu cepat
• Biasanya mens terjadi dengan siklus 28 hari, saat ini terjadi tiap
97 rentang 19 hari
• Sudah terjadi sejak 4 bulan terakhir
• Pasien ganti pembalut sebanyak 2-3 kali perhari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GANGGUAN HAID
Jumlah Perdarahan di luar haid
PEMBAHASAN Menoragia (hipermenorea) Metroragia

97 hipomenorea

Kelainan interval siklus


Menometroragia

Gangguan lain
Polimenorea Premenstrual tension
Oligomenorea Mittelschmerz (nyeri ovulasi)
Amenorea Dismenorea

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GANGGUAN HAID
Kelainan dalam banyak darah dan lama perdarahan pada
haid :
PEMBAHASAN
 Hipermenorea atau menoragia

97 • Perdarahan lebih banyak dari normal/lebih lama dari


normal (lebih dari 8 hari)

 Hipomenorea

• Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih


kurang dari biasanya

• Terkadang terjadi diluar siklus menstruasinya

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GANGGUAN HAID
Kelainan siklus :

 Polimenorea

PEMBAHASAN • Siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari).
Jumlahj perdarahan kurang lebih sama/lebih banyak dari

97 haid biasa

 Oligomenorea

• Sillus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, perdarahan


biasanya berkurang

 Amenorea

• Keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan


berturut - turut

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GANGGUAN HAID
Perdarahan diluar haid :

 Metroragia

• Perdarahan yang terjadi di luar haid, bersifat bercak, terus-menerus, dan


PEMBAHASAN berkepanjangan

Gangguan lainnya

97  Premenstrual tension (ketegangan prahaid)

• Keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa hari sebelum


datangnya haid, dan menghilang setelah haid datang, walau kadang-
kadang berlangsung terus sampai haid berhenti

 Mittelscherz (rasa nyeri pada ovulasi)

• Nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid pada saat
ovulasi

 Dismenorea

• Nyeri haid

Sumber : Wiknjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

97

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Masih dalam batas normal  normal siklus haid terjadi

PEMBAHASAN selama 7 hari

B. Menoragia  perdarahan dalam jumlah banyak


97 C. Metroragia  perdarahan diluar siklus haid

E. Oligomenorea  siklus haid memanjang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kondisi yang paling tepat untuk kasus diatas
PEMBAHASAN adalah ...

97 D. POLIMENOREA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 30 tahun, hamil, datang dengan
keluhan BAK sedikit nyeri, disertai dengan anyang-
anyangan. Tax 38,0Oc namun BAK tidak berdarah.
Kemudian diberikan antibiotik oleh seorang dokter. Dari
pilihan antibiotik, mana yang tidak boleh diberikan bagi
SOAL pasien ini?

A. Siprofloksasin
98 B.
C.
Fosfomisin
Amoksisilin
D. Kotrimoksazol
E. Nitrofurantoin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. SIPROFLOKSASIN
Keywords :
• Seorang wanita usia 30 tahun
PEMBAHASAN • Datang keluhan BAK sedikit nyeri dan anyang-anyangan
• Tax 38,0oC namun tidak berdarah
98 • Dokter memberikan antibiotik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ISK pada kehamilan

PEMBAHASAN

98

Sumber : Sainsbury R. The breast. in: Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery. 25th ed. London:
Hodder Arnold; 2008. p. 827-48.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Alternatif terapi untuk Infeksi Saluran Kemih
pada Kehamilan

PEMBAHASAN

98

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Antibiotik Ibu Hamil
PEMBAHASAN

98

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Fosfomisin  boleh

PEMBAHASAN C. Amoksisilin  boleh, pilihan utama


D. Kotrimoksazol  boleh, trisemester 2
98 E. Nitrofurantoin  boleh, trisemester 1 dan 2

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, obat antibiotik yang tidak boleh diberikan
PEMBAHASAN adalah ...

98 A. SIPROFLOKSASIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita dengan G4P3A0, merasakan perutnya kencang-
kencang, saat ini akan segera melahirkan. Pemeriksaan pertama
ditemukan pembukaan 3cm, effacement 70%. Pemeriksaan kedua
ditemukan pembukaan 5-6cm, effacement 80%, kontraksi dirasakan
semakin berkurang, penurunan janin adalah 0/5, kesan inersia uteri. DJJ
140x/menit. Hal yang perlu dilakukan adalah?
SOAL A. Tanpa intervensi, observasi kemajuan persalinan normal
B. Pimpin ibu meneran

99 C.
D.
E.
Persiapan untuk SC
Drip oksitosin
Menggunakan manuver Mc. Roberts

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. DRIP OKSITOSIN
Keywords :
• Seorang wanita G4P3A0
PEMBAHASAN • Merasa perut kencang-kencang, saat ini akan melahirkan
• Pemeriksaan pertama ditemukan pembukaan 3cm, efacement
99 70%
• Pemeriksaan berikutnya pembukaan 5-6cm, effacement 80%,
penurunan janin adalah 0/5, kesan inersia uteri, DJJ 140x/menit
• Kontraksi dirasakan semakin berkurang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INERSIA UTERI
 Inersia uteri  Kelainan HIS

PEMBAHASAN  HIS baik apabila :


• Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus

99 •


Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
• Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang
mengandung serabut otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-
otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar (cervical
effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan
terbuka.

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
INDUKSI
• Induksi persalinan  inisiasi kontraksi untuk membantu
PEMBAHASAN
persalinan pervaginam dalam 24-48 jam

99 • Induksi dikatakan sukses  persalinan pervaginam


terjadi dalam 24-48 jam
• Pematangan serviks  penggunaan agen
medikamentosa untuk melunakan atau mendilatasi
serviks

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PROSES INDUKSI PERSALINAN

PEMBAHASAN

99

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PROSES INDUKSI PERSALINAN

PEMBAHASAN

99

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PROSES INDUKSI PERSALINAN

PEMBAHASAN

99

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Tanpa intervensi, observasi kemajuan persalinan normal  tidak
tepat karena janin masih berada pada posisi 0/5
PEMBAHASAN
B. Pimpin ibu meneran  tidak tepat, karena kontraksi berkurang,

99 bukaan belum lengkap, bayi masih di 0/5

C. Persiapan untuk SC  belum ada indikasi

E. Menggunakan manuver Mc. Roberts  dilakukan pada kasus


distosia bahu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

99 D. DRIP OKSITOSIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia hamil 38 minggu datang ke puskesmas dengan
keluhan mules-mules sejak 6 jam lalu. Keluar sedikit darah sejak 1 jam
yang lalu. Pasien memiliki riwayat persalinan 3 kali. Pemeriksaan leopold
TFU 3 jari dibawah prosesus xiphoideus, teraba bagian yang keras pada
fundus, dan bagian lunak dibawah. Serta bagian-bagian kecil pungung
janin. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 2cm, ketuban sudah
pecah. DJJ janin 145x/menit. Diagnosis kehamilan untuk pasien ini
SOAL adalah?

100 A.
B.
C.
G4P3A1 aterm, kala I fase laten
G3P3A0 aterm, kala I fase laten
G3P3A1 aterm, kala I fase aktif dengan KPD
D. G4P3A0 aterm, kala I fase laten
E. G4P3A0 aterm, kala I fase aktif dengan gawat janin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. G4P3A0 ATERM, KALA I FASE LATEN
Keywords :
• Seorang wanita hamil 38 minggu
PEMBAHASAN • Keluhan mules-mules sejak 6 jam lalu
• Keluar sedikit darah sejak 1 jam lalu. Memiliki riwayat persalinan
100 3 kali
• Pemeriksaan leopold  TFU 3 jari dibawah prosesus xiphoideus,
teraba bagian keras pada fundus, dan bagian lunak dibawah
• Bagian-bagian kecil dan punggung janin
• Pembukaan 2cm, ketuban sudah pecah, DJJ 145x/menit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PROSES PERSALINAN
KALA I

• Dari mulainya tanda inpartu  pembukaan lengkap


PEMBAHASAN
• Terdapat 2 fase  fase laten dan fase aktif

100 


Fase laten  pembukan mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam

Fase aktif  pembukaan > 3cm hingga lengkap (10cm), berlangsung sekitar 6
jam. Terbagi atas :

 Fase akselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 3cm hingga 4cm

 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam)  pembukaan 4cm hingga 8cm

 Fase deselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 9cm hingga lengkap (10cm)

 Partograf dimulai saat fase aktif

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA II

• Disebut kala pengeluaran  terjadi pengeluaran bayi dengan batas waktu 60


PEMBAHASAN menit (nulipara) dan 30 menit (multipara)

100 • Dari pembukaan lengkap  kelahiran bayi

• Tanda-tanda kala 2 :

 Ibu ingin mengejan saat his

 Perineum menonjol

 Vulva menonjol

 Anus membuka

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA III

• Disebut kala pengeluaran plasenta  dimulai sejak lahirnya bayi sampai


PEMBAHASAN lahirnya plasenta

100 • Maksimal ½ jam (30 menit)

• Manajemen aktif kala III :

 Oxytocin 10 IU/IM pada menit pertama, bisa diulang 1x pada menit ke-15

 Rangsang puting susu

 Masase uterus

 Peregangan tali pusat terkendali

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN

KALA III  Peregangan tali pusat berlebihan


PEMBAHASAN
• Hentikan penarikan umbilicus bila :

100  Uterus ikut tertarik ke bawah

 Ibu kesakitan

 Uterus tidak berkontraksi

• Tunggu beberapa saat, lalu coba ulangi peregangan tali pusat


terkendali

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
PROSES PERSALINAN
KALA IV
PEMBAHASAN
• Pemantauan keadaan ibu (tanda-tanda vital)

100 • Dimulai sejak lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya

• Masa nifas :

 Dini  24 jam pertama

 Lanjut  hari ke-2 – hari ke-40

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

www.futuredoctorindonesia.com
Jawaban lainnya…
A. G4P3A1 aterm, kala I fase laten  tidak tepat, karena tidak ada
riwayat abortus
PEMBAHASAN
B. G3P3A0 aterm, kala I fase laten  gravida harusnya 4, karena hamil

100 ke-4

C. G3P3A1 aterm, kala I fase aktif dengan KPD  tidak ada riwayat
abortus dan gejala KPD

E. G4P3A0 aterm, kala I fase aktif dengan gawat janin  tidak ada
gawat janin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis kehamilan yang paling tepat untuk
PEMBAHASAN kasus diatas adalah ...

100 D. G4P3A0 ATERM, KALA I FASE LATEN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 18 tahun dngan nyeri perut hebat yang terjadi
mendadak sejak 1 jam yang lalu disertai mual dan muntah. Terdapat
riwayat menstruasi tidak teratur, tidak ada riwayat perdarahan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, HR
120x/menit, RR 19 x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan ginekologis
didapatkan massa dneksa kenyal, unilateral, plano test (-). Pada USG
didapatkan ovarium tampak membesar. Tatalaksana yang paling tepat
SOAL pada pasien ini adalah?

101 A.
B.
C.
Observasi saja
Laparoskopi
Histerektomi
D. Tubektomi
E. Pemberian analgetik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. LAPAROSKOPI
Keywords :
• Seorang wanita usia 18 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan nyeri perut hebat mendadak sejak 1 jam lalu
• Keluhan lain  mual dan muntah
101 • TD 110/70 mmHg, HR 120x/menit, RR 19x/menit, suhu afebris
• Pemeriksaan ginekologi  massa adneksa kenyal, unilateral,
plano test (-)
• USG  ovarium tampak membesar

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KISTA OVARIUM TERPUNTIR/TORSI
 Kantong berisi cairan yang terdapat pada ovarium yang mengalami torsi pada tangkai
vaskulernya sehingga secara klinis pasien mengalami nyeri akut abdomen

 Manifestasi

PEMBAHASAN • Nyeri perut bagian bawah onset mendadak dengan intensitas yang tinggi

• Perut membengkak

101 •


Mual dan muntah

Nyeri saat menstruasi

• Nyeri saat bersenggama

• Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki

• Siklus menstruasi tidak teratur

• Teraba massa dalam rongga pelvis

 Tatalaksana

• Bedah  laparotomi/laparoscopy

Sumber : Ilmu kandungan edisi ketiga. 2011.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TREATMENT OF OVARIAN TORSION
• Any patient with a typical history, positive physical

PEMBAHASAN findings and ultrasound images suggestive of ovarian


torsion should be prepared for operation. Surgical

101 treatment is the only treatment for ovarian torsion.

ensure its viability. The best outcomes are when the


operation is within 8 hours from the onset of the
torsion. Laparoscopy (key-hole surgery) is diagnostic
and only treatment of choice.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

101
USG findings  Ovarian enlargement secondary to impaired venous and lymphatic
drainage is the most common sonographic finding in ovarian torsion . A coexistent

mass is often seen. The ovary usually contains several cysts along its periphery;
these are follicles that have likely been displaced peripherally because of ovarian
edema and venous congestion.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Observasi saja  tidak tepat, pasien sudah dalam

PEMBAHASAN kondisi kesakitan

C. Histerektomi  bukan indikasi pada kasus torsi ovarium


101 D. Tubektomi  dilakukan jika untuk strelisisasi atau KB
mantap

E. Pemberian analgetik  bukan terapidefinitif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tindakan yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

101 B. LAPAROSKOPI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
keputihan sejak 5 bulan yang lalu. Dari anamnesis diketahui bahwa
pasien pernah menikah sebanyak 4 kali dan mempunyai 8 orang anak.
Pasien pertama kali menikah pada usia 16 tahun. Pada pasien
dilakukan tes IVA dan ditemukan bercak putih. Pemeriksaan selanjutnya
yang harus dilakukan adalah?
SOAL A. Kultur
B. Darah lengkap

102 C.
D.
E.
Pemeriksaan virologi HPV
IVA ulang
Kolposkopi + biopsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. KOLPOSKOPI + BIOPSI
Keywords :
• Seorang wanita usia 45 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan keputihan sejak 5 bulan lalu
• Pernah menikah sebanyak 4 kali dan mempunyai 8 orang anak
102 • Pertama kali menikah usia 16 tahun
• Tes IVA  ditemukan bercak putih

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CA SERVIKS
 Definisi  Keganasan pada leher rahim

 Etiologi  HPV 16 dan 18 (paling sering)

PEMBAHASAN  Faktor Risiko

102
• Menikah/memulai aktivitas seksual pada usia muda (<20
tahun)

• Berganti-ganti pasangan seksual

• Multiparitas

• Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul

• Perempuan yang merokok

• Sering berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti


pasangan

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CA SERVIKS
PEMBAHASAN  Pemeriksaan penunjang :

102 • IVA dan Pap Smear  untuk deteksi dini lesi pra kanker
(tidak dilakukan pada lesi kanker)

• Biopsi

Sumber : Buku saku, Pelayanan kesehatan ibu Di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan, ed pertama, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN
RENTETAN PEMERIKSAAN PENUNJANG CA CERVIX
102
PAP COLPOS- CONE
IVA
SMEAR COPI BIOPSY

www.futuredoctorindonesia.com
INTERPRETASI HASIL IVA
INTERPRET PEMERIKSAAN
ASI

PEMBAHASAN Normal Licin, merah muda, bentuk


porsio normal

102 Infeksi Servisitis (inflamasi,


hiperemis)
Banyak fluor
Ektropion
Polip
Positif IVA Plak putih
Epitel acetowhite (bercak
putih)

Kanker Leher Pertumbuhan seperti


Rahim bunga kol
Pertumbuhan mudah
berdarah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Kultur  tidak ada indikasi, biasanya untuk mengetahui

PEMBAHASAN infeksi bakteri atau jamur

B. Darah lengkap  tidak ada indikasi


102 C. Pemeriksaan virologi HPV  bukan pilihan yang tepat

D. IVA ulang  bukan pilihan yang tepat karena telah


memberikan hasil

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan selanjutnya yang paling tepat
PEMBAHASAN untuk kasus diatas adalah ...

102 E. KOLPOSKOPI + BIOPSI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 36 tahun dengan P3A0 baru saja
melahirkan. Saat anda melakukan pemeriksaan, ia
dinyatakan mengalami ruptur preineum grade IIIB.
Interpretasinya adalah?

SOAL A. Ruptur hanya di mukosa vagina


B. Ruptur mengenai otot perineum
C. Ruptur mengenai sfingter ani interna
103 D.
E.
Ruptur mengenai sfingter ani eksterna
Ruptur hingga mukosa rektum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. RUPTUR MENGENAI SFINGTER ANI EKSTERNA
Keywords :
• Seorang wanita usia 36 tahun, P3A0
PEMBAHASAN • Baru saja melahirkan
• Ditemukan mengalami ruptur perineum grade IIIB
103

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA : LASERASI JALAN LAHIR

PEMBAHASAN

103

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA : LASERASI JALAN LAHIR

Robekan Perineum
PEMBAHASAN

103

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ruptur hanya di mukosa vagina  derajat 1

PEMBAHASAN B. Ruptur mengenai otot perineum  derajat 2


C. Ruptur mengenai sfingter ani interna  derajat 3c
103 E. Ruptur hingga mukosa rektum  derajat 4

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, interpretasi yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...
D. RUPTUR MENGENAI SFINGTER ANI EKSTERNA
103

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 22 tahun dengan G1P0A0 hamil 30 minggu datang
dengan keluhan kontraksi perut yang dirasakan sudah teratur. Pada
pemeriksaan didapatkan sudah terjadi pembukaan 2cm dan
didiagnosis sebagai persalinan preterm. Anda memberikan
kortikosteroid dan berencana untuk menunda kontraksi sementara.
Terapi yang dapat diberikan adalah?
SOAL A. Asam mefenamat
B. Oksitosin

104 C.
D.
E.
Metilergometrin
Terbutalin
Misoprostol

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. TERBUTALIN
Keywords :
• Seorang wanita usia 22 tahun, G1P1A0, Uk 30 minggu
PEMBAHASAN
• Keluhan kontraksi perut yang sudah teratur

104 • Pembukan 2cm dan didiagnosis dengan persalinan preterm


• Rencana menunda kontraksi sementara

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PARTUS PREMATURUS IMMINENS
 Diagnosis :
PEMBAHASAN • Usia kehamilan < 37 minggu

104 • Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit diikuti dengan
perubahan serviks yang progresif

• Pembukaan serviks ≥ 2 cm

 Manajemen umum :

• Tokolitik  nifedipine, terbutaline, salbutamol

• Kortikosteroid  dexamethasone, betamethason

• Antibiotik profilaksis  ampisilin IV, Penicilin G IV, klindamisin PO

Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MANAJEMEN PPI
 Tokolitik tidak perlu diberikan, jika :
PEMBAHASAN
• UK < 24 atau > 34 minggu

104 • Pembukaan > 3cm

• Ada tanda korioamnionitis, preeklamsia, atau perdarahan aktif

• Gawat janin

• Janin meninggal atau dengan kelainan kongenital yang kemungkinan

hidupnya kecil

Sumber: Buku Ajar Kebidanan FKUI, 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Asam mefenamat  bersifat analgesik, bukan tokolitik

PEMBAHASAN B. Oksitosin  untuk manajemen aktif kala III, atonia uteri

104 C. Metilergometrin  untuk kasus atonia uteri

D. Misoprostol  bersifat analog prostaglandin, jika tidak


mempan dengan oksitosin pada kasus atonia uteri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...

104 D. TERBUTALIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita usia 30 tahun dengan G2P2A0 hamil 18 minggu datang
untuk periksa kehamilan, pasien merasa perut tidak semakin membesar.
Riwayat keluar darah dan perut mules disangkal. Pada pemeriksaan
obstetri didapatkan TFU teraba di simfisis, OUE tertutup, djj (-).
Tatalaksana yang paling tepat dilakukan adalah?

A. Resusitasi cairan segera


SOAL B. Observasi saja karena abortus sudah terjadi secara sempurna
C. Evakuasi dengan sendok kuret

105 D.
E.
Evakuasi dengan AVM
Matangkan serviks, infus oksitosin, tunggu ekspulsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. MATANGKAN SERVIKS, INFUS OKSITOSIN, TUNGGU EKSPULSI
Keywords :
• Seorang wanita usia 30 tahun, G2P2A0, hamil 18 minggu
PEMBAHASAN • Datang periksa kehamilan dan mengeluh perutnya tidak
bertambah besar

105 • Riwayat keluar darah dan perut mules disangkal


• Pemeriksaan obstetri  TFU teraba di simfisis, OUE tertutup, djj (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ABORTUS
• Definisi  pengeluaran hasil • Diagnosis
konsepsi sebelum janin dapat
• Perdarahan pervaginam
PEMBAHASAN hidup di luar kandungan  <22
• Nyeri perut
minggu / <20 minggu/<500 gram

105 (who)

• Etiologi
• Pengeluaran sebagian produk
konsepsi

• Serviks dapat tertutup/


• Janin  kelainan genetic/
kromosom terbuka

• Ibu  infeksi, hormonal, • Ukuran uterus lebih kecil dari

imunologis, anatomis, sinekia seharusnya


uteri
• Penunjang  USG
• Ayah  kelainan sperma

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS – JENIS ABORTUS
Jenis abortus Portio Jaringan Tatalaksana
IMINENS Tertutup (-) Tirah baring

INSIPIENS Terbuka (-) Evakuasi jaringan + kuretase


PEMBAHASAN
INKOMPLIT Terbuka (+) Evakuasi jaringan + kuretase

105 KOMPLIT Tertutup (+)

Abortus lainnya
Tidak ada tindakan khusus

Abortus habitualis  telah terjadi abortus selama min 3 kali berturut-turut


Abortus septik  abortus yang diikuti dengan komplikasi dan tanda-tanda infeksi
Missed abortion  fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil
konsepsi masih berada di dalam uterus. Penderita tidak merasakan keluhan apa – apa
(perdarahan, nyeri perut)

Sumber : Buku Ilmu Kebidanan (Sarwono Prawirohardjo)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA MISSED ABORTION
• Usia < 12 minggu  evakuasi AVM atau sendok kuret
PEMBAHASAN
• Usia 12 – 16 minggu :

105  Bila serviks terbuka  kuret

 Pematangan serviks bila perlu

 Keluarkan jaringan dengan tang abortus atau sendok kuret

• Usia 16-22 minggu  pematangan serviks, induksi


oksitosin hingga ekspulsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Resusitasi cairan segera  pasien belum syok

PEMBAHASAN B. Observasi saja karena abortus sudah terjadi secara


sempurna  bukan kasus abortus komplit
105 C. Evakuasi dengan sendok kuret  bukan kasus abortus
inkomplit

D. Evakuasi dengan AVM  bukan kasus abortus inkomplit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tatalaksana yang paling tepat untuk kasus
PEMBAHASAN diatas adalah ...
E. MATANGKAN SERVIKS, INFUS OKSITOSIN, TUNGGU
105 EKSPULSI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki berusia 10 tahun datang ke poli KIA
dengan keluhan sering memincingkan mata saat di
kelas terutama saat duduk di kursi belakang. Anak suka
bermain gawai dan membaca buku sambil tiduran
dengan jarak dekat. Pemeriksaan visus menunjukkan
SOAL VODS 6/20 → koreksi lensa S -2.25 menjadi 6/6, S -2.00
mejadi 6/6, S -1.75 menjadi 6/6, S -1.5 menjadi 6/7.5,
106 dan S -1.25 menjadi 6/9. Koreksi lensa yang perlu
diberikan pada pasien ini adalah…
A. S -2.25
B. S -2.00
C. S -1.75
D. S -1.5
E. S -1.25

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. S -1.75

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Anak laki-laki,10 tahun

106 • sering memincingkan mata saat di kelas, suka


bermain gawai dan membaca buku sambil
tiduran
• VODS 6/20 → koreksi lensa S -2.25 menjadi 6/6, S -
2.00 mejadi 6/6, S -1.75 menjadi 6/6, S -1.5
menjadi 6/7.5, dan S -1.25 menjadi 6/9
→ Diagnosis: miopia ringan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIOPIA
• Rabun jauh
• Bayangan jatuh di depan retina
PEMBAHASAN • Etiologi:
• Kurvatura kornea atau lensa terlalu besar
• Diameter aksial bola mata terlalu panjang
106 •

Indeks refraksi nukleus lensa
Posisi lensa terlalu di depan
• Klasifikasi:
• Ringan: -1.00 sampai -3.00
• Sedang: > -3.00
• Berat: > -6.00
• Sangat berat: > -9.00
• Tatalaksana:
• Koreksi lensa negatif, pilih sferis terkecil agar bayangan jatuh tepat
di retina, bukan di belaakng retina
Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIOPIA
a. Titik fokus cahaya
masuk sejajar ke
depan retina
PEMBAHASAN b. Hanya benda dekat
yang akan
diteruskan fokus

106 pada retina


c. Miopia aksial: daya
refraksi normal pada
bola mata yang
panjang
d. Miopia refraktif:
daya refraksi
berlebih pada bola
mata normal
e. Katarak nuklear
dengan titik fokus
sekunder (pasien
melihat diplopia)
Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. S -2.25 : bukan sferis terkecil
PEMBAHASAN B. S -2.00: bukan sferis terkecil
D. S -1.5: tidak menghasilkan visus 6/6

106 E. S -1.25 : tidak menghasilkan visus 6/6

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, koreksi lensa yang perlu diberikan
PEMBAHASAN pada pasien ini adalah…

106 C. S -1.75

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan berusia 35 tahun datang ke poli umum
dengan keluhan mata merah sejak 3 minggu yang lalu.
Mata nyeri, silau, dan penglihatan buram. Pasien
merasakan keluhan serupa 2 bulan yang lalu. Riwayat
trauma atau pemakaian lensa kontak disangkal.
SOAL Pemeriksaan visus menunjukkan OD 20/200 dan OS 20/200.
Pemeriksaan oftalmologi menunjukkan injeksi silier, keratik
presipitat dan fibrin (+), sinekia posterior (+), dan pupil miosis.
107 Diagnosa pada kasus ini adalah…

A. Keratitis
B. Uveitis anterior
C. Uveitis posterior
D. Skleritis
E. Endoftalmitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. UVEITIS ANTERIOR

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Perempuan, 35 tahun

107 • mata merah, 3 minggu. Mata nyeri, silau, dan


penglihatan buram. Riw. keluhan serupa 2 bulan
yll.
• VODS 20/200
• PF: injeksi silier, keratik presipitat dan fibrin (+),
sinekia posterior (+), pupil miosis.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
UVEITIS

PEMBAHASAN

107

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
UVEITIS ANTERIOR : IRIDOSIKLITIS
• Inflamasi badan silier dan iris
• Gejala dan tanda:
PEMBAHASAN • Mata merah, nyeri, fotofobia, visus turun
• Injeksi silier
• Pupil miosis

107 • Keratik presipitat (deposit sel inflamasi di


kornea)
• Komplikasi = sinekia (posterior: perlengketan
Injeksi silier
iris dengan lensa, anterior: perlengkatan iris
dengan kornea)
• Cell and Flare (kekeruhan cairan di bilik mata
depan)
• Hipopion (eksudat di dasar bilik mata)
• Tatalaksana
• Kortikosteroid
• Midriatikum (sulfas atropin) → cegah sinekia Keratik presipitat

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
UVEITIS

PEMBAHASAN

107

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Keratitis : ukuran pupil normal, terdapat sekret
PEMBAHASAN C. Uveitis posterior : tidak nyeri, terdapat floaters pada
lapang pandang, jarang ditemukan
D. Skleritis : ukuran pupil normal, penglihatan normal,
107 hiperemis pada lapisan sklera
E. Endoftalmitis: terdapat kekeruhan vitreus, hipopion,
biasanya post op katarak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…

107 B. UVEITIS ANTERIOR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan berusia 18 tahun datang ke poli
umum dengan keluhan sakit kepala sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien sering menggunakan komputer
dalam kesehariannya. Pemeriksaan visus: OD: 2/60
SOAL
terkoreksi dengan S -5.50 menjadi 6/6 OS: 6/15
terkoreksi dengan S -1.50 menjadi 6/6. Diagnosis
pada kasus ini adalah…
108
A. Miopia sedang
B. Hemeralopia
C. Ambliopia
D. Antimetropia
E. Anisometropia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. ANISOMETROPIA

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Perempuan,18 tahun

108 • sakit kepala, 1 minggu. Sering menggunakan


komputer.
• Visus OD: 2/60 terkoreksi dengan S -5.50 menjadi
6/6 OS: 6/15 terkoreksi dengan S -1.50 menjadi
6/6.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANISOMETROPIA
• Kekuatan refraksi kedua mata berbeda lebih dari atau
sama dengan 4D. Apabila perbedaan refraksi kurang dari
PEMBAHASAN 4D, dapat dikoreksi untuk masing-maing mata dengan
lensa yang berbeda. Tetapi jika perbedaannya ≥ 4D, akan
menyebabkan terjadinya aniseikonia (gangguan pada
108 penglihatan binokular, ukuran gambar di retina yang
berbeda), yang pada akhirnya dapat terjadi ambliopia.
• Keluhan utama: mata cepat lelah dan diplopia.
• Tatalaksana: kacamata dengan koreksi iseikonik
(penyesuaian besar gambar yang dihasilkan kedua mata)
atau lensa kontak.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Miopia sedang: kekuatan lensa antara -3 sampai -6
PEMBAHASAN dan perbedaan kekuatan lensa kanan dan kiri tidak
lebih dari 3D
B. Hemeralopia: ketidakmampuan melihat dengan jelas
108 pada cahaya terang
C. Ambliopia: mata tidak dapat dikoreksi sampai 6/6
D. Antimetropia: salah satu mata miopia, sedangkan
mata lain hipermetropia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…

108 E. ANISOMETROPIA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki berusia 7 tahun, datang dengan
keluhan mata merah sejak 5 hari yang lalu. Mata
gatal dan terasa mengganjal. Penglihatan buram
disangkal. Saat pagi tidak keluar kotoran mata.
SOAL
Riwayat ibu sering bersin-bersin dan hidung gatal di
pagi hari. Tanda patognomonis yang dapat
ditemukan pada pemeriksaan oftalmologi pasien
109 ini adalah…
A. Cobble stone
B. Folikel
C. Papil
D. Pseudomembran
E. Kemosis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. COBBLESTONE

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Anak laki-laKI, 7 tahun

109 • mata merah, 5 hari . Mata gatal dan terasa


mengganjal. Penglihatan buram (-)
• Riwayat ibu sering bersin-bersin dan hidung gatal
di pagi hari.

→ Diagnosis: konjungtivitis vernal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana

Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa Bakteri: kloramfenikol


streptococci, gonococci, berpasir, sensasi terbakar, tetes 6 dd gtt 1 / salep
PEMBAHASAN corynebacterium strains biasanya bilateral, mata 3 dd ue 3 hari
kelopak mata susah Gonore: kloramfenikol
membuka, injeksi tetes mata 0,5 – 1% 1

109 konjungtiva difus,


discharge mukopurulen,
papil (+)
tetes/jam dan bayi: inj
penicillin 50.000
U/kgbb/hari sampati
tidak ditemukan kuman
GO pada sediaan apus 3
hari berutut-turut.
Virus Adenovirus, herpes Mata berair unilateral, Air mata buatan
simplex virus atau merah, rasa tidak Antiviral → herpes simplex
varicella-zoster virus nyaman, fotofobia, virus / varicella-zoster virus
edema kelopak mata, : salep acyclovir 3% 5 dd
limfadenopati preauriklar, ue 10 hari
injeksi konjungtiva
folikular, pseudomembran
(+/-)
Memburuk pada hari 3-5,
sembuh sendiri dalam 7-
Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017 14 hari
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana

Jamur Candida sp, Jarang, pasien Antijamur topikal


PEMBAHASAN Blastomyces imunokompromais,
dermatitidis, Sporothrix pasien yang mendapat
schenckii terapi antibiotik

109 Vernal Alergi Peradangan


konjungtiva kronis, riw
keluarga atopi, gatal ,
fotofobia, sensasi
benda asing,
Hindari alergen,
antihistamin topikal,
mast cell stabilizer,
simptomatik,
fluorometolon tetes
blefaropsame, mata 2 dd gtt 1 2
cobblestone pappilae, minggu
horner trantas dot
Inklusi Chlamydia trachomatis Mata merah dan nyeri Doxycycline 100 mg 2
selama beberapa dd 1 21 hari / eritromisi
minggu/bulan, sekret 240 mg 4 dd 1 21 hari
mukopurulen, lengket, Antibiotik topikal
sensasi benda asing,
mata berair, kelopak
mata bengkak, kemosis,
Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017 folikel
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS

PEMBAHASAN

109

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS VERNAL vs ATOPIK

PEMBAHASAN

109 Horner trantas dots

Cobblestone app

https://emedicine.medscape.com/article/1194480-differential
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Folikel : ditemukan pada konjungtivitis viral dan
PEMBAHASAN chlamydial
C. Papil : ditemukan pada konjungtivitis bakteri,
chlamydial, alergi (tidak patognomonis)
109 D. Pseudomembran: ditemukan pada konjungtivitis viral
E. Kemosis: ditemukan pada konjungtivitis bakteri, viral,
alergi (tidak patognomonis)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, tanda patognomonis yang dapat
ditemukan pada pemeriksaan oftalmologi
PEMBAHASAN pasien ini adalah…

109 A. COBBLESTONE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki berusia 7 tahun, datang dengan keluhan
mata merah sejak 5 hari yang lalu. Mata gatal dan terasa
mengganjal. Penglihatan buram disangkal. Saat pagi tidak
keluar kotoran mata. Riwayat ibu sering bersin-bersin dan
hidung gatal di pagi hari. Pemeriksaan oftalmologi
SOAL menunjukkan adanya cobble stone appearance dan
horner trantas dot di konjungtiva tarsal. Tatalaksana pada
kasus ini adalah…
110
A. Acyclovir salep mata
B. Gentamycin salep mata
C. Sodium cromolyn tetes mata
D. Sodium hyaluronate tetes mata
E. Tropikamid tetes mata

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. SODIUM CROMOLYN TETES MATA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 7 tahun
• mata merah, 5 hari . Mata gatal dan terasa
110 mengganjal. Penglihatan buram (-)
• Riwayat ibu sering bersin-bersin dan hidung gatal di
pagi hari.
• PF: cobble stone appearance dan horner trantas dot
di konjungtiva tarsal.

→ Diagnosis: konjungtivitis vernal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana

Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa Bakteri: kloramfenikol


streptococci, gonococci, berpasir, sensasi terbakar, tetes 6 dd gtt 1 / salep
PEMBAHASAN corynebacterium strains biasanya bilateral, mata 3 dd ue 3 hari
kelopak mata susah Gonore: kloramfenikol
membuka, injeksi tetes mata 0,5 – 1% 1

110 konjungtiva difus,


discharge mukopurulen,
papil (+)
tetes/jam dan bayi: inj
penicillin 50.000
U/kgbb/hari sampati
tidak ditemukan kuman
GO pada sediaan apus 3
hari berutut-turut.
Virus Adenovirus, herpes Mata berair unilateral, Air mata buatan
simplex virus atau merah, rasa tidak Antiviral → herpes simplex
varicella-zoster virus nyaman, fotofobia, virus / varicella-zoster virus
edema kelopak mata, : salep acyclovir 3% 5 dd
limfadenopati preauriklar, ue 10 hari
injeksi konjungtiva
folikular, pseudomembran
(+/-)
Memburuk pada hari 3-5,
sembuh sendiri dalam 7-
Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017 14 hari
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana

Jamur Candida sp, Jarang, pasien Antijamur topikal


PEMBAHASAN Blastomyces imunokompromais,
dermatitidis, Sporothrix pasien yang mendapat
schenckii terapi antibiotik

110 Vernal Alergi Peradangan


konjungtiva kronis, riw
keluarga atopi, gatal ,
fotofobia, sensasi
benda asing,
Hindari alergen,
antihistamin topikal,
mast cell stabilizer
(sodium cromolyn 4%),
simptomatik,
blefaropsame, fluorometolon tetes
cobblestone pappilae, mata 2 dd gtt 1 2
horner trantas dot minggu
Inklusi Chlamydia trachomatis Mata merah dan nyeri Doxycycline 100 mg 2
selama beberapa dd 1 21 hari / eritromisi
minggu/bulan, sekret 240 mg 4 dd 1 21 hari
mukopurulen, lengket, Antibiotik topikal
sensasi benda asing,
mata berair, kelopak
mata bengkak, kemosis,
Sumber: PPK Faskes Primer IDI 2017 folikel
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS

PEMBAHASAN

110

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KONJUNGTIVITIS VERNAL vs ATOPIK

PEMBAHASAN

110 Horner trantas dots

Cobblestone app

https://emedicine.medscape.com/article/1194480-differential
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Acyclovir salep mata : untuk konjungtivitis virus
PEMBAHASAN B. Gentamycin salep mata: untuk konjungtivitis bakteri
D. Sodium hyaluronate tetes mata: untuk dry eyes
(artificial tears)
110 E. Tropikamid tetes mata: siklopegik, membuat pupil
midriasis untuk pemeriksaan funduskopi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana pada kasus ini adalah…

110 C. SODIUM CROMOLYN TETES MATA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki berusia 13 tahun, datang dengan keluhan
sering sakit kepala sejak 1 minggu terakhir. Pasien baru
memakai kacamata sekitar 1 minggu yang lalu. Saat ini
memakai kacamata S -2.50 D. Pemeriksaan visus ODS 6/12
terkoreksi dengan S -2.00 menjadi 6/6, S -2.25 menjadi 6/6, S -
SOAL 2.50 menjadi 6/6, dan S -2.75 menjadi 6/9. Penyebab sakit
kepala pada pasien ini adalah…

111
A. Mata selalu berakomodasi karena kekuatan lensa terlalu
rendah
B. Mata selalu berakomodasi karena kekuatan lensa terlalu
tinggi
C. Ketegangan otot-otot periorbital
D. Vasokonstriksi pembluh darah meningeal
E. Peningkatan tekanan intraokuler karena lensa tidak sesuai

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. MATA SELALU BERAKOMODASI KARENA
KEKUATAN LENSA TERLALU TINGGI

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Anak laki-laki,13 tahun

111 • sering sakit kepala, 1 minggu, baru memakai


kacamata (S -2.50 D) sekitar 1 minggu.
• VODS 6/12 terkoreksi dengan S -2.00 menjadi 6/6,
S -2.25 menjadi 6/6, S -2.50 menjadi 6/6, dan S -
2.75 menjadi 6/9.

→ Diagnosis: miopia ringan


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIOPIA
• Rabun jauh
• Bayangan jatuh di depan retina
PEMBAHASAN • Etiologi:
• Kurvatura kornea atau lensa terlalu besar
• Diameter aksial bola mata terlalu panjang
111 •

Indeks refraksi nukleus lensa
Posisi lensa terlalu di depan
• Klasifikasi:
• Ringan: -1.00 sampai -3.00
• Sedang: > -3.00
• Berat: > -6.00
• Sangat berat: > -9.00
• Tatalaksana:
• Koreksi lensa negatif, pilih sferis terkecil agar bayangan jatuh
tepat di retina, bukan di belakang retina
Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIOPIA
a. Titik fokus cahaya
masuk sejajar ke
depan retina
PEMBAHASAN b. Hanya benda dekat
yang akan
diteruskan fokus

111 pada retina


c. Miopia aksial: daya
refraksi normal pada
bola mata yang
panjang
d. Miopia refraktif:
daya refraksi
berlebih pada bola
mata normal
e. Katarak nuklear
dengan titik fokus
sekunder (pasien
melihat diplopia)
Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MIOPIA
• Pasien memakai kacamata berukuran -2.50 dioptri. Padahal
seharusnya cukup dengan sferis terkecil, yakni S -2.00 dioptri.
PEMBAHASAN • Akibat bila menggunakan sferis minus terbesar, bayangan
akan jatuh terlalu ke belakang → mata perlu terus
berakomodasi agar bayangan tepat jatuh di retina kembali
111 → memicu sakit kepala kronik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Mata selalu berakomodasi karena kekuatan lensa
PEMBAHASAN terlalu rendah : tidak tepat, kekuatan lensa yang
rendah justru yang dipilih karena mata tidak perlu
berakomodasi maksimal
111 C. Ketegangan otot-otot periorbital : nyeri kepala pada
cluster headache
D. Vasokonstriksi pembuluh darah meningeal: nyeri kepala
pada migrain
E. Peningkatan tekanan intraokuler karena lensa tidak
sesuai: nyeri kepala pada glaukoma

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, penyebab sakit kepala pada pasien ini
PEMBAHASAN adalah…
B. MATA SELALU BERAKOMODASI
111 KARENA KEKUATAN LENSA TERLALU
TINGGI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki berusia 33 tahun, datang dengan keluhan
nyeri kepala sejak 1 bulan terakhir, memberat saat pasien
bekerja di depan komputer dan membaca dekat.
Penglihatan jauh kabur, terutama saat berkendara di
malam hari. Sensitif jika melihat sinar. Pemeriksaan fisik
SOAL dalam batas normal. Pemeriksaan visus VODS 6/40, dikoreksi
dengan S +3.00 menjadi 6/6, S +2.50 menjadi 6/6, dan S
+2.25 menjadi 6/9. Ukuran koreksi lensa yang tepat pada
112 kasus ini adalah…

A. S +3.25
B. S +3.00
C. S +2.75
D. S +2.50
E. S +2.25

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. S +3.00

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Pasien laki-laki, 33 tahun

112 • nyeri kepala,1 bulan terakhir, memberat saat


pasien bekerja di depan komputer dan
membaca dekat. Penglihatan jauh kabur, sensitif
jika melihat sinar
• VODS 6/40, dikoreksi dengan S +3.00 menjadi 6/6,
S +2.50 menjadi 6/6, dan S +2.25 menjadi 6/9.
→ Diagnosis: hipermetropia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KELAINAN REFRAKTIF

PEMBAHASAN

112

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPERMETROPIA
a. Titik fokus sinar sejajar
masuk ke belakang retina.
b. Sinar divergen difokuskan
PEMBAHASAN tepat di retina. Titik fokus
virtual terletak di belakang
retina (garis putus-putus).
c. Agar titik fokus tepat di
112 retina, penderita
hipermeropia harus
berakomodasi bahkan
ketika melihat jauh
d. Hipermetropia aksial: Daya
refraktif normal tetapi bola
mata terlalu pendek.
e. Hipermetropia refraktif:
Bola mata normal, tetapi
daya refaktif kurang
f. Bentuk khusus
hipermetropia refraktif
adalah afakia
Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BENTUK HIPERMETROPIA
• Hipermetropia manifes:
• Hipermetropia yang dapat dikoreksi dnegan lensa positif maksimal
yangmemberikan tajam penglihatan normal, tidak ada akomodasi sama sekali
PEMBAHASAN (koreksi yang ideal)
• Hipermetropia absolut:
• Hipermetropia yang dikoreksi dengan kacamata positif minimal

112 •
yangmemberikan tajam penglihatan normal, penderita masih memiliki
cadangan kemampuan akomodasi
Hipermetropia fakultatif:
• Kelainan hipermteropia yang dapat diimbangi dengan akomodasi atau
dengan lensa positif
• Penglihatan penderita normal walau tidak memakai kacamat apositif, namun
apabila diberi kacamata positif, oto akomodasinya dapat beristirahat
• Hipermetropia laten:
• Hipermteropia yang didapat tanpa sikloplegia yang dapat diimbangin
dengan akomodasi
• Hipermetropia total:
• Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah pemberian sikloplegia

Sumber: Ilmu Penyakit Mata. Universitas Indonesia. 2004


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CONTOH PASIEN HIPERMETROPIA
• Tajam penglihatan 6/20
• Dikoreksi dengan sferis +3.00 D → 6/6
PEMBAHASAN • Dikoreksi dengan sferis +3.50 D → 6/6
• Diberikan siklopegia, dikroeksi +5.00 D → 6/6

112 • Maka pasien ini memiliki:




Hipermetropia absolut sferis +3.00 D
Hipermetropia manifes sferis +3.50 D
• Hipermetropia fakultatif (manifs – absolut) +3.50 - +3.00 = +0.50 D
• Hipermetropia total sferis +5.00 D
• Hipermetropia laten sferis +5.00 - +3.50 = +1.50 D

Sumber: Ilmu Penyakit Mata. Universitas Indonesia. 2004


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SKEMA HIPERMETROPIA

PEMBAHASAN
HIPERMETROPIA TOTAL

112 HIPERMETROPIA MANIFES


HIPERMETROPIA
LATEN
HIPERMETROPIA HIPERMETROPIA
ABSOLUT FAKULTATIF

HILANG DENGAN AKOMODASI

HILANG DENGAN KACAMATA

Sumber: Ilmu Penyakit Mata. Universitas Indonesia. 2004


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. S +3.25 : visus tidak menjadi 6/6
PEMBAHASAN C. S +2.75: bukan lensa terbesar
D. S +2.50: bukan lensa terbesar

112 E. S +2.25: visus tidak menjadi 6/6

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, ukuran koreksi lensa yang tepat pada
PEMBAHASAN kasus ini adalah…

112 B. S +3.00

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki berusia 9 tahun, datang dengan
keluhan tidak dapat menggambar garis lurus.
Pemeriksaan visus ODS 6/9 dikoreksi dengan lensa
C -4.50 S -1.00 90o menjadi 6/6. Diagnosa pada
SOAL
kasus ini adalah…
A. Astigmatisma hipermetropia simpleks
113 B.
C.
Astigmatisma hipermetropia kompositus
Astigmatisma miopia simpleks
D. Astigmatisma miopia kompositus
E. Astigmatisma mixtus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. ASTIGMATISMA MIOPIA KOMPOSITUS

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Anak laki-laki,9 tahun

113 • tidak dapat menggambar garis lurus.


• VODS 6/9 dikoreksi dengan lensa C -4.50 S -1.00
90o menjadi 6/6.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KELAINAN REFRAKTIF

PEMBAHASAN

113

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ASTIGMATISMA

PEMBAHASAN

113
• Kelainan pada kelengkungan kornea sehingga bayangan
tidak jatuh tepat di retina
• Pemeriksaan: keratometer, topografi kornea
• Terapi: kontak lensa, kacamata, operasi LASIK
Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI ASTIGMATISMA
• Astigmatisma miopia simpleks → lensa C (-) aso
• Astigmatisma hipermetropia simpleks → Lensa C (+) aso
PEMBAHASAN → hanya ada komponen silindris
• Astigmatisma miopia kompositus → Lensa S (-), C (-) aso
113 • Astigmatisma hipermetropia kompositus → Lensa S (+), C
(+) aso
→ ada komponen siferis dan silindris, tanda sama
• Astigmatisma mikstus
→ ada komponen siferis dan silindris, tanda beda

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI ASTIGMATISMA

PEMBAHASAN

113

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Astigmatisma hipermetropia simpleks : hanya
PEMBAHASAN komponen silindris
B. Astigmatisma hipermetropia kompositus: ada
komponen silindris dan sferis, tanda sama (+)
113 C. Astigmatisma miopia simpleks: hanya ada komponen
silindris
E. Astigmatisma mixtus: ada komponens sferis dan silindris,
tanda beda

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…
D. ASTIGMATISMA MIOPIA KOMPOSITUS
113

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki berusia 34 tahun datang dengan
keluhan mata kanan merah dan nyeri sejak 2 hari
yang lalu. Penglihatan kabur dan silau bila terkena
cahaya. Mata pasien baru terkena daun padi saat
SOAL
dia sejak bekerja di sawah. Pemeriksaan visus OD
2/6 dan OS 6/6. Pemeriksaan oftalmologi
menunjukkan terdapat injeksi silier dan lesi satelit di
114 kornea pada mata kanan pasien. Diagnosis pada
kasus ini adalah…
A. Keratitis bakterialis
B. Ulkus kornea
C. Keratitis jamur
D. Keratitis viral
E. Konjungtivitis bakterialis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KERATITIS JAMUR

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• laki-laki, 34 tahun

114 • mata kanan merah dan nyeri sejak 2 hari yang


lalu. Penglihatan kabur dan silau bila terkena
cahaya. Mata pasien baru terkena daun padi
• VOD 2/6 dan VOS 6/6.
• PF: injeksi silier dan lesi satelit di kornea pada mata
kanan pasien

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KERATITIS
• Inflamasi pada kornea → kornea edema, injeksi silier, mata
nyeri, visus turun
PEMBAHASAN • Etiologi: virus, bakteri, jamur, parasit (Acanthamoeba),
atau non infeksi (trauma, garukan, defisiensi vit A, dll)

114 • Pemeriksaan penunjang :


• Uji fluoresens: kalau ada defek kornea (inflamasi, ulkus, perforasi):
fluorescent test (+) karena fluorescent dye tidak menetap pada
stroma/epitel kornea yang intak

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KERATITIS

PEMBAHASAN

114
Keratitis herpes Keratitis jamur: ulkus Keratitis
simpleks: lesi dendritik kornea dan hipopion acanthamoeba: ring-
shaped corneal abscess

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KERATITIS

PEMBAHASAN

114

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KERATITIS

PEMBAHASAN

114

Sumber: Lang, Ophthalmology © 2015 Thieme


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Keratitis bakterialis : akibat pemakaian lensa kontak,
PEMBAHASAN sekret purulen
B. Ulkus kornea: tes fluoresens (+), hipopion (+)
D. Keratitis viral: lesi dendritik
114 E. Konjungtivitis bakterialis: tidak ada penurunan visus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…
C. KERATITIS JAMUR
114

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien wanita berusia 55 tahun datang dengan
keluhan mata kiri tiba-tiba kabur sejak 3 jam yang
lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, mual,
dan muntah. Pasien tidak mempunyai riwayat
SOAL
hipertensi. Pada pemeriksaan oftalmologi
didapatkan mata kanan merah, injeksi silier, bilk
mata depan dangkal, VOD 6/6, VOS 1/60, TIO
115 mata kiri 49 mmHg. Diagnosis pada pasien ini
adalah…
A. Glaukoma sudut terbuka kronik
B. Glaukoma sudut tertutup akut
C. Glaukoma primer
D. Glaukoma sekunder
E. Glaukoma kongenital

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP AKUT

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Wanita, 55 tahun

115 • mata kiri tiba-tiba kabur sejak 3 jam yang lalu.


nyeri kepala, mual, dan muntah. riw hipertensi (-)
• PF: mata kanan merah, injeksi silier, bilk mata
depan dangkal, VOD 6/6, VOS 1/60, TIO mata kiri
49 mmHg

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GLAUKOMA AKUT
• Disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler yang mendadak. Sering merupakan
glaukoma primer sudut tertutup.
• Tanda dan gejala:
PEMBAHASAN • Mata merah dan nyeri
• Visus turun mendadak
• Mual muntah – akibat tekanan bola mata yang sangat tinggi

115 • Edema kornea


• Bilik mata depan dangkal
• Pupil middilatasi ,refleks pupil negatif
• Iris bombe
• Injeksi: silier, konjungtiva, mixed (silier+konjungtiva)
• Pemeriksaan → tonometri: mengukur TIO
• Normal : 16 ± 3 mmHg
• Per palpasi:
• N+1 = agak tinggi
• N + 2 = tinggi
• N – 1 = agak rendah
Sumber: PPK IDI 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GLAUKOMA AKUT
• Tatalaksana
• Non medikamentosa
PEMBAHASAN • Pembatasan asupan cairan untuk menjaga agar
tekanan intra okular tidak semakin meningkat

115 • Medikamentosa
• Asetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250
mg//hari
• KCl 0,5% 2 x 1 tetes/hari
• Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4 -6 x
1 tetes sehari
• Terapi simptomatik
• Terapi definitif: iridotomi
Sumber: PPK IDI 2017
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GLAUKOMA AKUT
• Kontraindikasi pada glaukoma akut sudut tertutup:
midriatikum – siklopegik
PEMBAHASAN • Midriatiku : obat yang digunakan untuk memperbesar
pupil mata → sudut COA semakin tertutup →
memperberat glaukoma
115 • Siklopelgia : untuk melemahkan otot sliaria sehingga
memungkinkan mata untuk fokus pada objek yang
dekat
• Contoh: tropoicamide, atropin, homatropine

Sumber: PPK IDI 2017


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Glaukoma sudut terbuka kronik: penurunan visus
PEMBAHASAN perlahan, lapang pandang sempit, tunnel vision, PF:
mata tenang, TIO normal/agak tinggi, funduskopi:
hilangnya cup/disc ratio (“menggaung”)
115 C. Glaukoma primer : tidak disertai dengan penyakit mata
lainnya
D. Glaukoma sekunder: disebabkan oleh peradangan
pada lapisan tengah mata (uveitis) atau cedera pada
mata
E. Glaukoma kongenital: kelainan pada mata sejak lahir

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosa pada kasus ini adalah…
B. GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP AKUT
115

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Ahmad, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri
kepala berputar yang terjad selama 15 menit. Nyeri
kepala berputar biasanya dicetuskan akibat perubahan
posisi dari tidur kemudian bangun. Penurunan
SOAL pendengeran disangkal. Suara berdengung di telinga
disangkal. PF TV dbn. Pemeriksaan telinga luar dan
otoskopi dbn. Manuever untuk home treatment yang
116 dapat dilakukan pasien adalah ?

A. Dix Halpike
B. Epley
C. Brandt daroff
D. Tandem Gait
E. Finger to nose to finger

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Brandt Daroff

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo

116 • Selama 15 menit → durasi singkat


• Dicetuskan akibat perubahan posisi dari tidur kemudian
bangun

 Diagnosis : BPPV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPPV
• Menurut neurotologi secara umum Vertigo Perifer terdiri atas dua jenis
gangguan yakni: BPPV dan Non-BPPV
PEMBAHASAN
• Manifestasi vertigo vestibuler perifer non-BPPV diantaranya adalah
Penyakit Meniere, Labirinitis, akibat ototoksisitas, hingga neuroma

116 akustik.

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPPV
• BPPV is diagnosed based on medical history, physical examination, the
results of vestibular and auditory (hearing) tests, and possibly lab work
PEMBAHASAN to rule out other diagnoses.
• Vestibular tests include the Dix-Hallpike maneuver and the Supine Roll

116 test.
• These tests allow a physician to observe the nystagmus elicited in
response to a change in head position. The problematic semicircular
canal can be identified based on the characteristics of the observed
nystagmus.
• Dix-Hallpike (also referred to as the Nylen-Barany) manoeuvre is the
definitive diagnostic test for posterior canal BPPV

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Dix-Halpike

PEMBAHASAN

116

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi BPPV : Epley Maneuver

PEMBAHASAN

116

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi BPPV

PEMBAHASAN
Home treatment for BPPV:
Brandt Daroff maneuver

116 • 3 sets x 5 repetitions/day


for 2 weeks
• Success rate 95%
• Mostly complete relief
after 30 sets (10 days)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi BPPV : Epley Maneuver
Symptomatic treatment:
PEMBAHASAN
Antivertigo (vestibular suppressant) :

116 • Ca channel blocker: flunarizin


• Histaminic: betahistine mesilat
• Antihistamin: difenhidramine, sinarisin
Antiemetic:
• prochlorperazine, metoclopramide
Psycoaffective :
• Clonazepam, diazepam for anxiety & panic attack
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Dix Halpike : Px untuk mendiagnosa BPPV
PEMBAHASAN B. Epley : Terapi yang dilakukan oleh Dokter
D. Tandem Gait : Px untuk gangguan
116 keseimbangan sentral
E. Finger to nose to finger : Px untuk gangguan
keseimbangan sentral

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Manuever untuk home treatment yang
PEMBAHASAN dapat dilakukan pasien adalah . . .
C. BPPV
116

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Ahmad, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri
kepala berputar yang terjadi sudah lebih dari 30 menit yll.
Selain itu pasien merasa pendengaran berkurang akhir2
ini dan terdapat suara berdenging di telinganya. Nyeri
SOAL kepala berputar tidak dipengaruhi perubahan posisi.
Riwayat keluar cairdan dari telinga disangkal. PF TV dbn.
Pemeriksaan telinga luar dan otoskopi dbn, px audiometri
117 didapatkan SNHL. Diagnosis ?

A. Migrain
B. Meniere Disease
C. BPPV
D. Labirinitis
E. Neuritis Vestibular

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Meniere Disease

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo

117 • Lebih dari 30 menit → durasi panjang


• Tidak dicetuskan perubahan posisi → non BPPV
• Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal → riw infeksi
telingansebelumnya
• Vertigo, SNHL dan tinitus → trias meniere

 Diagnosis : Meniere Disease

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Meniere Disease
• Patofisiologi: akibat hidrops endolimfe
PEMBAHASAN • Gejala meniere: sensorineural hearing loss, vertigo perifer, fluctuating
aural fullness.
• Menurut consensus ICVD (International Classification of Vestibular
117 Disorders) didiagnosis sebagai definite meniere apabila terdapat:
 Minimal terdapat 2 gejala vertigo vestibuler perifer spontan dengan
durasi minimal 20 menit
 SNHL (frekuensi rendah-sedang) yang terdokumentasi melalui
audiometri yang terjadi saat atau setelah serangan episodik vertigo.
 Fluctuating aural symptoms (seperti tinnitus, telinga terasa penuh) →
biasanya unilateral
 Kemungkinan diagnosis vestibuler lain telah disingkirkan.

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Meniere Disease
• Tatalaksana Umum • Terapi Spesifik keluhan Kronis
PEMBAHASAN  Mengurangi konsumsi garam  Prochlorperazine 10 mg, 3x1
maksimal 1.5-2.0 gram per hari  Asam nicotinic, 50 mg, 3x1
 Berhenti merokok sebelum makan

117  Membatasi konsumsi air


 Membatasi konsumsi kopi, teh,
 Betahistin 8 mg, 3x1
 Diuretic; furosemid 40 mg,
diberikan selang seling
alcohol.
• Terapi bedah
• Saat Serangan
 Prosedur konservatif misalnya;
 Tirah baring dengan kepala lebih dekompresi kantung
tinggi dari badan endolymphatic, operasi shunt
endolymphatic, sacculotomy,
 Dimenhydrinate atau pemotongan syaraf vestibular,
promethazine labirynthectomy,

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Migrain : Bukan nyeri kepala berputar, melainkan
PEMBAHASAN nyeri kepala sebelah bersifat berdenyut
C. BPPV : durasi vertigo singkat (<30 menit) dan
dipengaruhi oleh perubahan posisi
117 D. Labirinitis : durasi vertigo tidak singkat (>30
menit), disertai MHL dengan atau tanpa tinitus,
diawali infeksi (OMSK) kemudian menyebar ke
labirin (otitis media internus)
E. Neuritis Vestibular : durasi vertigo tidak singkat
(>30 menit), TANPA SNHL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
B. Meniere Disease
117

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Joko, 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala
berputar yang terjadi sudah lebih dari 30 menit yll. Selain
itu pasien merasa pendengaran berkurang mendadak
akhir2 ini. Nyeri kepala berputar tidak dipengaruhi
SOAL perubahan posisi. Riwayat keluar cairdan dari telinga (+)
sudah 3 bulan yll. PF TV dbn. Pemeriksaan telinga luar dan
otoskopi dbn, px audiometri didapatkan CHL dan SNHL.
118 Diagnosis ?

A. Migrain
B. Meniere Disease
C. BPPV
D. Labirinitis
E. Neuritis Vestibular

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Labirinitis

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo
• Lebih dari 30 menit → durasi panjang
118 • Tidak dicetuskan perubahan posisi → non BPPV
• Riwayat keluar cairan dari telinga (+) → riw OMSK →
penyebaran infeksi dari telinga tengah ke telinga dalam
(labirint) → Labirinitis
• CHL dan SNHL→ Mix Hearing loss mendadak

 Diagnosis : Labirinitis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Labirinitis
• Disebut juga sebagai otitis interna (inflamasi pada labirin atau saraf VIII
ganglion koklearis)
PEMBAHASAN
• Biasanya menyebabkan vertigo dan tuli mendadak
• Ketulian melibatkan sistem konduktif dan sensorineural
118 • Etiologinya penyebaran infeksi dari cavum timpani ke labirint
• Merupakan salah satu indikator dari OMSK Maligna

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Migrain : Bukan nyeri kepala berputar,
PEMBAHASAN melainkan nyeri kepala sebelah bersifat
berdenyut
B. Meniere Disease : durasi vertigo tidak singkat (>30
118 menit), disertai trias meniere (vertigo, SNHL,
tinitus), tanpa riwayat infeksi telinga
tengah(OMSK) sebelumnya
C.BPPV : durasi vertigo singkat (<30 menit) dan
dipengaruhi oleh perubahan posisi
E. Neuritis Vestibular : durasi vertigo tidak singkat
(>30 menit), TANPA SNHL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
D. Labirinitis
118

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Joko, 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala
berputar yang terjadi sudah lebih dari 30 menit yll.
Pendengaran berkurang disangkal. Nyeri kepala berputar
tidak dipengaruhi perubahan posisi. Riwayat keluar
SOAL cairdan dari telinga disangkal. PF TV dbn. Pemeriksaan
telinga luar dan otoskopi dbn, px audiometri tidak
didapatkan kelainan. Diagnosis ?
119 A. Migrain
B. Meniere Disease
C. BPPV
D. Labirinitis
E. Neuritis Vestibular

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Neuritis Vestibular

KEYWORDS:
PEMBAHASAN • Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo
• Lebih dari 30 menit → durasi panjang

119 • Tidak dicetuskan perubahan posisi → non BPPV


• Riwayat keluar cairan dari telinga (-) → riw OMSK (-)
• Tanpa disertai hearing loss→ menandakan yang terkena hanya komponen
vestibular saja, komponen cochlear tidak terdapat kelainan. Perlu diingat
N.VIII (vestibulocochlear) memiliki komponen vestibular dan cochlear, pada
neuritis vestibular hanya komponen vestibular saja yang terganggu
sehingga komponen cochlear tidak terdapat kelaianan.

 Diagnosis : Neuritis Vestibular

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Neuritis Vestibular
• Disebut juga sebagai epidemic vertigo
PEMBAHASAN • Etiologi terbanyak akibat infeksi virus pada ganglion vestibularis
• Serangan vertigo mendadak dengan intensitas berat (sering
ditemukan nistagmus spontan) disertai dengan gejala otonom hebat
119 (mual/muntah)
• Dapat ditemukan SNHL namun kasusnya sangat jarang ditemukan,
biasanya pasien hanya mengeluhkan adanya tinnitus.
• Penyebab tersering ke dua gangguan vestibuler perifer

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Migrain : Bukan nyeri kepala berputar, melainkan
nyeri kepala sebelah bersifat berdenyut
PEMBAHASAN
B. Meniere Disease : durasi vertigo tidak singkat (>30
menit), disertai trias meniere (vertigo, SNHL, tinitus),
119 tanpa riwayat infeksi telinga tengah(OMSK)
sebelumnya
C. BPPV : durasi vertigo singkat (<30 menit) dan
dipengaruhi oleh perubahan posisi
D. Labirinitis : durasi vertigo tidak singkat (>30 menit),
disertai MHL dengan atau tanpa tinitus, diawali
infeksi (OMSK) kemudian menyebar ke labirin (otitis
media internus)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosis untuk pasien adalah...
E. Neuritis Vestibular
119

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Ahmad, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri
kepala berputar yang terjadi sudah lebih dari 30 menit yll.
Selain itu pasien merasa pendengaran berkurang akhir2
ini dan terdapat suara berdenging di telinganya. Nyeri
SOAL kepala berputar tidak dipengaruhi perubahan posisi.
Riwayat keluar cairdan dari telinga disangkal. PF TV dbn.
Pemeriksaan telinga luar dan otoskopi dbn, px audiometri
120 didapatkan SNHL. Patofisiologi dari penyakit tersebut ?

A. Canalolithiasis
B. Cupulolithiasis
C. Hydrops Endolimfe
D. Infeksi pada Labirinth
E. Infeksi pada Ganglion Vestibularis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Hidrops Endolimfe

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan nyeri kepala berputar → vertigo

120 • Lebih dari 30 menit → durasi panjang


• Tidak dicetuskan perubahan posisi → non BPPV
• Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal → riw infeksi
telingansebelumnya
• Vertigo, SNHL dan tinitus → trias meniere

 Diagnosis : Meniere Disease

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Meniere Disease
• Patofisiologi: akibat hidrops endolimfe
PEMBAHASAN • Gejala meniere: sensorineural hearing loss, vertigo perifer, fluctuating
aural fullness.
• Menurut consensus ICVD (International Classification of Vestibular
120 Disorders) didiagnosis sebagai definite meniere apabila terdapat:
 Minimal terdapat 2 gejala vertigo vestibuler perifer spontan dengan
durasi minimal 20 menit
 SNHL (frekuensi rendah-sedang) yang terdokumentasi melalui
audiometri yang terjadi saat atau setelah serangan episodik vertigo.
 Fluctuating aural symptoms (seperti tinnitus, telinga terasa penuh) →
biasanya unilateral
 Kemungkinan diagnosis vestibuler lain telah disingkirkan.

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Meniere Disease
• Tatalaksana Umum • Terapi Spesifik keluhan Kronis
PEMBAHASAN  Mengurangi konsumsi garam  Prochlorperazine 10 mg, 3x1
maksimal 1.5-2.0 gram per hari  Asam nicotinic, 50 mg, 3x1
 Berhenti merokok sebelum makan

120  Membatasi konsumsi air


 Membatasi konsumsi kopi, teh,
 Betahistin 8 mg, 3x1
 Diuretic; furosemid 40 mg,
diberikan selang seling
alcohol.
• Terapi bedah
• Saat Serangan
 Prosedur konservatif misalnya;
 Tirah baring dengan kepala lebih dekompresi kantung
tinggi dari badan endolymphatic, operasi shunt
endolymphatic, sacculotomy,
 Dimenhydrinate atau pemotongan syaraf vestibular,
promethazine labirynthectomy,

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Canalolithiasis → BPPV
PEMBAHASAN B. Cupulolithiasis → BPPV
D. Infeksi pada Labirinth → Labirinitis
120 E. Infeksi Ganglion Vestibularis → Neuritis Vestibularis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Patofisiologi untuk kasus diatas
PEMBAHASAN adalah...
C. Hydrops Endolimfe
120

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Luna, 25 tahun, datang dengan keluhan hidung
tersumbat disertai gatal dan bersin-bersin. Selain itu
pasien juga mengeluhkan keluar cairan encer dari
hidungnya. Keluhan diatas dialami terutama pagi dan
SOAL malam hari bahkan hingga mengganggu waktu tidur
pasien. keluhan sudah berlangsung hampir setiap hari
dan sudah dialami sejak 3 bulan yll. Riwayat alergi
121 makanan sewaktu remaja (+). PF TV dbn. Status lokalis
didapatkan chonca edema warna livid, cavum nasi
sempit terisi discharge encer dan bening. Diagnosa ?

A. Rhinitis Alergi intermitten ringan


B. Rhinitis Alergi intermitten sedang-berat
C. Rhinitis Alergi persisten ringan
D. Rhinitis Alergi persisten sedang-berat
E. Rhinitis Medikamentosa
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Rhinitis Alergi persisten sedang-berat

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan hidung tersumbat, gatal, bersin dan rhinorea

121 • Mengganggu waktu tidur → intensitas sedang-berat


• Berlangsung hampir tiap hari dan sudah 3 bulan yll →
frekuensi persisten
• Riwayat alergi makanan (+)→ Riwayat atopi
• Chonca edema, livid, discharge serous

 Diagnosis : Rhinitis Alergi Persisten Sedang-Berat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rhintis Alergi
• Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi
alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi
PEMBAHASAN dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia
ketika terjadi paparan berulang.

121  Diagnosis :
• Anamnesis: Serangan bersin berulang terutama bila terpajan alergen
disertai rinore yang encer dan banyak, hidung tersumbat, gatal,
lakrimasi, riwayat atopi
• PF dan Rinoskopi anterior: Mukosa edema, basah, pucat/livid, sekret
banyak, allergic shiner, allergic salute, allergic crease, facies adenoid,
geographic tongue, cobblestone appearance
• Penunjang: Darah tepi: eosinofil meningkat, IgE spesifik meningkat,
Sitologi hidung, Prick test, Alergi makanan : food challenge test

Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rhintis Alergi
Klinis
• Pada rhinoskopi anterior: mukosa edema, basah, pucat/livid
PEMBAHASAN • Allergic shiner: bayangan gelap dibawah mata akibat stasis vena
• Allergic salute: anak menggosok-gosok hidung dengan punggung

121 tangan karena gatal


• Allergic crease: penggosokan hidung berulang akan menyebabkan
timbulnya garis di dorsum nasi sepertiga bawah.
Terapi
• Hindari faktor pencetus
• Medikamentosa (antihistamin H1, oral dekongestan, kortikosteroid topikal,
sodium kromoglikat)
• Operatif konkotomi (pemotongan sebagian konka inferior) → bila konka
inferior hipertrofi berat.
• Imunoterapi → dilakukan pada kasus alergi inhalan yang sudah tidak
responsif dengan terapi lain. Tujuan imunoterapi adalah pembentukan
IgG blocking antibody dan penurunan IgE.
Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Rhintis Alergi

PEMBAHASAN

121

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi RA

PEMBAHASAN

121

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Rhinitis Alergi intermitten ringan : frekuensi <4 hari
PEMBAHASAN atau < 4 minggu dan tidak mengganggu aktivitas
atau tidur
B. Rhinitis Alergi intermitten sedang-berat : frekuensi
121 <4 hari atau < 4 minggu dan mengganggu
aktivitas atau tidur
C. Rhinitis Alergi persisten ringan : frekuensi >4 hari dan
> 4 minggu dan tidak mengganggu aktivitas atau
tidur
E. Rhinitis Medikamentosa : Hidung tersumbat yang
memburuk terkait penggunaan vasokonstriktor
topikal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosa untuk pasien adalah...
D. Rhinitis Alergi persisten sedang-berat
121

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Budi 25 thn, keluhan hidung tersumbat dan keluar cairan
bening dari hidungnya. Keluhan tsb awalnya hilang
dengan pemakaian obat oxymetazolin semprot hidung
SOAL namun semakin lama penggunaan mejadi semakin sering
dan saat ini keluhan tidak hilang walaupun sudah
disemprot berulang kali. Riwayat alergi sebelumnya (-),
122 riwayat alergi pada orang tua (-). PF TV dbn. Status lokalis
Rinoskopi anterior didaptkan edema konka disertai sekret
serous. Diagnosa ?

A. Rhinitis Alergi
B. Rhinitis Akut
C. Rhinitis Medikamentosa
D. Rhinitis Atrofikans
E. Rhinitis Vasomotor
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Rhinitis Medikamentosa

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan hidung tersumbat dan rhinorea

122 • Pencetus pemakaian rutin oxymetazolin semprot hidung →


dekongestan topikal
• Riwayat atopik (-)→ Rhinitis Alergi

 Diagnosis : Rhinitis Medikamentosa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rhinitis Medikamentosa
• Kelainan hidung berupa gangguan respons normal vasomotor akibat
pemakaian vasokonstriktor topikal (tetes hidung atau semprot hidung)
PEMBAHASAN dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan
sumbatan menetap →terjadi rebound dilatation dan rebound

122 congestion
• Anjuran: pemakaian obat topikal sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu
• Diagnosa :
 Ax : Hidung tersumbat yang memburuk terkait penggunaan
vasokonstriktor topikal
 PF: edema/hipertrofi konka dengan sekret berlebihan. Apabila diberi
tampon, edema tidak berkurang
• Tatalaksana: hentikan obat topikal hidung, steroid oral dosis tinggi
jangka pendek dan tappering off, dekongestan oral

Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Rhinitis Alergi : Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal,
PEMBAHASAN
rinorea, kongesti. Tanda: mukosa edema, basah,
pucat atau livid, sekret banyak.
B. Rhinitis Akut : Sekret serosa, demam, sakit kepala,
122 mukosa bengkak dan merah.
D. Rhinitis Atrofikans : Sekret hijau kental, napas bau,
hidung tersumbat, hiposmia, sefalgia. Rinoskopi: atrofi
konka media & inferior, sekret & krusta hijau.
E. Rhinitis Vasomotor : hidung tersumbat dipengaruhi
posisi, rinorea, bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas,
dingin, perubahan suhu, lelah, stres. Tanda: mukosa
edema, konka hipertrofi merah gelap

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosa untuk pasien adalah...
C. Rhinitis Medikamentosa
122

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Inem 35 thn, keluhan hidung tersumbat dan keluar
cairan hijau kental, dan nyeri kepala. Selain akhir akhir ini
pasien merasa nafasnya bau sekali dan sulit untuk mencium
SOAL bau bau masakan saat dia memasak. Riwayat alergi (-). PF
TV dbn. Rinoskopi : atrofi konka media & inferior, sekret
kental & krusta hijau. Diagnosa ?
123 A. Rhinitis Alergi
B. Rhinitis Akut
C. Rhinitis Medikamentosa
D. Rhinitis Ozaena
E. Rhinitis Vasomotor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Rhinitis Ozaena

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan hidung tersumbat, nyeri kepala, nafas bau dan
hipoosmia
123 • Riwayat atopik (-)→ Rhinitis Alergi
• Rinoskopi : atrofi konka media & inferior, sekret kental &
krusta hijau

 Diagnosis : Rhinitis Ozaena

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rhinitis Ozaena
• Rinitis atrofi adalah penyakit hidung kronik yang ditandai atrofi
progresif mukosa hidung dan tulang penunjangnya disertai
PEMBAHASAN pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengering
membentuk krusta, menyebabkan obstruksi hidung, anosmia, dan

123 mengeluarkan bau busuk.


• Rinitis atrofi disebut juga rinitis sika, rinitis kering, sindrom hidung-
terbuka, atau ozaena.
• Disebabkan Klesiella ozaena atau stafilokok, streptokok, P. Aeruginosa
pada pasien ekonomi/higiene kurang.

Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rhinitis Ozaena
• Diagnosa :
PEMBAHASAN  Anamnesis : Sekret hijau kental, napas bau, hidung tersumbat,
hiposmia, sefalgia.
 Rhinoskopi : Atrofi konka media & inferior, sekret & krusta hijau.
123 • Terapi :
 Topikal : irigasi NaCl
 Sistemik : Antibiotik adekuat
 Bedah : jika gagal terapi topikal & sistemik

Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Rhinitis Alergi : Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal,
rinorea, kongesti. Tanda: mukosa edema, basah,
PEMBAHASAN pucat atau livid, sekret banyak.
B. Rhinitis Akut : Sekret serosa, demam, sakit kepala,
123 mukosa bengkak dan merah.
C. Rhinitis Medikamentosa : Hidung tersumbat yang
memburuk terkait penggunaan vasokonstriktor topikal.
Perubahan: vasodilatasi, stroma edema,hipersekresi
mukus. Rinoskopi: edema/hipertrofi konka dengan
sekret hidung yang berlebihan.
E. Rhinitis Vasomotor : hidung tersumbat dipengaruhi
posisi, rinorea, bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas,
dingin, perubahan suhu, lelah, stres. Tanda: mukosa
edema, konka hipertrofi merah gelap

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosa untuk pasien adalah...
D. Rhinitis Ozaena
123

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
An. Paijo 12 thn, datang dengan keluhan hidung tersumbat
dan keluar cairan kuning dari hidungnya. Keluhan disertai
demam dan nyeri kepala yang sudah berlangsung 3 hari.
SOAL Riwayat alergi (-). PF TV dbn. Rinoskopi : konka edema dan
hiperemis, sekret mukopurulen. Diagnosa ?

124 A. Rhinitis Alergi


B. Rhinitis Akut
C. Rhinitis Medikamentosa
D. Rhinitis Ozaena
E. Rhinitis Vasomotor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Rhinitis Akut

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan hidung tersumbat dan rhinorea

124 • Demam dan nyeri kepala → terdapat tanda infeksi


• Riwayat atopik (-)→ Rhinitis Alergi
• Rinoskopi : konka edema dan hiperemis, sekret
mukopurulen warna kekuningan

 Diagnosis : Rhinitis Akut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rhinitis Akut
• Rhinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung
yangberlangsung akut(<12 minggu). Hal ini dapat disebabkan oleh
PEMBAHASAN infeksi virus, bakteri, ataupun iritan.
• Radang sering ditemukan karena manifestasi dari rhinitis simpleks

124 (common cold), influenza, penyakit eksantem (seperti morbili, variola,


varicella, pertusis), penyakit spesifik, serta sekunder dari iritasi lokal atau
trauma.

Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Rhinitis Akut
Klasifikasi berdasarkan etiologi:
1. Rhinitis Virus
a. Rhinitis simplek (pilek, Selesema, Comman Cold, Coryza) : disebabkan oleh
PEMBAHASAN virus antara lain, adenovirus, picovirus, dan subgrupnya seperti rhinovirus,
coxsakievirus, dan ECHO.
b. Rhinitis Influenza : Virus influenza A, Batau C berperan dalam penyakit ini.

124 c. Rhinitis Eksantematous : Morbili, varisela, variola, dan pertusis, sering


berhubungan dengan rhinitis

2. Rhinitis Bakteri
a. Infeksi non spesifik
1. Rhinitis Bakteri Primer. infeksi pneumococcus, streptococcus atau
staphylococcus.
2. RhinitisBakteri Sekunder merupakan akibat dari infeksi bakteri pada
rhinitis viral akut.
b. Rhinitis spesifik (Difteri)

3. Rhinitis Iritan Tipe rhinitis akut ini disebabkan oleh paparan debu, asap atau
gas yang bersifat iritatif seperti ammonia, formalin, gas asam dan lain-lain.
Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Diagnosa Rhinitis Akut
Anamnesis :
Pasien datang dengan keluhan keluar ingus dari hidung (rinorea), hidung tersumbat disertai rasa
panas dan gatal pada hidung.
PEMBAHASAN • Rhinitis simpleks: hidung tersumbat, rinore, dan bersin yang berulang-ulang. Demam ringan.
Pada infeksi bakteri ingus menjadi mukopurulen, diikuti juga dengan gejala sistemik seperti
demam, malaise dan sakit kepala.

124 • Rhinitis influenza: gejala sistemik umumnya lebih berat disertai sakit pada otot.
• Rhinitis eksantematous: gejala terjadi sebelum tanda karakteristik atau ruam muncul.
• Rhinitis iritan: gejala berupa ingus yang sangat banyak dan bersin.
• Rhinitis difteria: gejala berupa demam, toksemia, terdapat limfadenitis, dan mungkin ada
paralisis otot pernafasan

PF :
• Rinoskopi anterior : kavum nasi sempit, terdapat sekret serous atau mukopurulen dan mukosa
udem dan hiperemis.
• Pada rhinitis difteri tampak ada ingus yang bercampur darah. Membran keabu-abuan
tampak menutup konka inferior dan kavum nasi bagian bawah, membrannya lengket dan
bila diangkat dapat terjadi perdarahan.

Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Rhinitis Akut
Penatalaksanaan :
• Istirahat yang cukup
PEMBAHASAN • Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat
• Rhinitis akut merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri secara spontan setelah kurang

124 lebih 1 - 2 minggu. Karena itu umumnya terapi yang diberikan lebih bersifat simptomatik,
seperti analgetik, antipiretik, dan nasal dekongestan disertai dengan istirahat yang cukup.
Terapi khusus tidak diperlukan kecuali bila terdapat komplikasi seperti infeksi sekunder bakteri,
maka antibiotik perlu diberikan.
 Antipiretik dapat diberikan parasetamol.
 Dekongestan oral dapat mengurangi sekret hidung yang banyak, membuat pasien merasa
lebih nyaman, seperti pseudoefedrin, fenilpropanolamin, atau fenilefrin.
 Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi bakteri, seperti amoxicillin, eritromisin, cefadroxil.
 Pada rhinitis difteri terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik, dan antitoksin difteri

Sumber: Soepardi EA, et al, editor. Buku Ajar Ilmu THT-KL. Ed 6. Jakarta: FKUI. 2009
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Rhinitis Alergi : Riwayat atopi. Gejala: bersin, gatal, rinorea,
kongesti. Tanda: mukosa edema, basah, pucat atau livid,
PEMBAHASAN sekret banyak.
C. Rhinitis Medikamentosa : Hidung tersumbat yang memburuk
terkait penggunaan vasokonstriktor topikal. Perubahan:
124 vasodilatasi, stroma edema,hipersekresi mukus. Rinoskopi:
edema/hipertrofi konka dengan sekret hidung yang
berlebihan.
D. Rhinitis Atrofikans : Sekret hijau kental, napas bau, hidung
tersumbat, hiposmia, sefalgia. Rinoskopi: atrofi konka media
& inferior, sekret & krusta hijau.
E. Rhinitis Vasomotor : hidung tersumbat dipengaruhi posisi,
rinorea, bersin. Pemicu: asap/rokok, pedas, dingin,
perubahan suhu, lelah, stres. Tanda: mukosa edema, konka
hipertrofi merah gelap

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Diagnosa untuk pasien adalah...
B. Rhinitis Akut
124

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Lulu, 25 tahun, datang dengan keluhan hidung
tersumbat disertai gatal dan bersin-bersin. Selain itu
pasien juga mengeluhkan keluar cairan encer dari
hidungnya. Keluhan diatas dialami terutama pagi dan
SOAL malam hari. keluhan sudah berlangsung hampir setiap
hari dan sudah dialami sejak 3 bulan yll. Tidak
mengganggu saat aktivitas maupun istirahat. Riwayat
125 alergi makanan sewaktu remaja (+). PF TV dbn. Status
lokalis didapatkan chonca edema warna livid, cavum
nasi sempit terisi discharge encer dan bening. Terapi ?

A. Dekongestan Topikal
B. Antibiotik
C. Antihistamine oral
D. Kortikosteroid intrnasal
E. Irigasi hidung dengan NaCl
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Antihistamine oral

KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Keluhan hidung tersumbat, gatal, bersin dan rhinorea

125 • Tidak mengganggu waktu aktivitas & tidur → intensitas ringan


• Berlangsung hampir tiap hari dan sudah 3 bulan yll →
frekuensi persisten
• Riwayat alergi makanan (+)→ Riwayat atopi
• Chonca edema, livid, discharge serous

 Diagnosis : Rhinitis Alergi Persisten Ringan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Klasifikasi Rhintis Alergi

PEMBAHASAN

125

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi RA

PEMBAHASAN

125
Antihistamine oral

Sumber: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. 2014. Jakarta : Media Aesculapius


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Dekongestan Topikal : bukan pilihan pada RA
PEMBAHASAN persisten ringan
B. Antibiotik : pada rhinitis akut bakterial
125 D. Kortikosteroid intranasal : pd RA persisten sdg-berat
E. Irigasi hidung dengan NaCl : pada rhinitis atrofikan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Terapi untuk pasien adalah...
C. Antihistamine oral
125

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 10 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan muncul bintil-bintil pada jari dan
tangannya sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan semakin
banyak dan bertambah besar. Tidak ada rasa gatal
maupun nyeri. Pada pemeriksaan fisik tampak papul dan
SOAL nodul hiperkeratotik, eksofitik seperti pada gambaran
sebagai berikut. Tatalaksana yang anda pertimbangkan
adalah…
126 A. Liquor carbonis detergent
B. Gameksan
C. Eksisi
D. Krioterapi
E. Kortikosteroid super poten

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. KRIOTERAPI
KEYWORDS :
• Pasien perempuan, 10 tahun
PEMBAHASAN
• Muncul bintil-bintil pada jari dan tangannya, 3 bulan,
semakin banyak dan bertambah besar
126 • Gatal (-) nyeri (-)
• PF: papul dan nodul hiperkeratotik, eksofitik

 Diagnosis : veruka vulgaris


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
VERUKA
• Merupakan hiperplasia epidermis
yang disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV)
PEMBAHASAN
• Transmisi: kontak langsung
• Epidemiologi: anak, remaja >>
126 Klasifikasi:
• Veruka vulgaris (VV) dengan
Faktor risiko:
• Biasanya terjadi pada anak-anak
varian veruka filiformis dan orang dewasa sehat
• Veruka plana juvenile (VPJ) • Pekerjaan yang berhubungan
• Veruka plantaris (VP) dengan daging mentah
• Veruka akuminatum (kondiloma • Imunodefisiensi
akuminata)
VERUKA VULGARIS
Pemeriksaan fisik:
• Tanda patognomonis papul
PEMBAHASAN berwarna kulit sampai keabuan,
dengan permukaan kasar
(verukosa), keratotik, ukuran

126 sampoai 1cm. Lesi bisa


berkonfluensi
• Papul ini dapat dijumpai pada
kulit, mukosa, dan kuku
• Apabila permukaannya rata,
maka disebut dengan veruka
plana
• Dengan goresan dapat timbul
autoinokulasi sepanjang goresan
(fenomena Koebner)
VERUKA VULGARIS
Tatalaksana:
• Lini pertama umumnya barupa:
PEMBAHASAN • Krioterapi  dgn nitrogen cair, potensi tetap ada
• Asam salisilat (destruktif)  konsentrasi tinggi (17-40%)

126 Jumlah
kutil
Kaki dan tangan Wajah Tempat lain

Sedikit Cryotherapy Cryotherapy Cryotherapy


Salicylic acid Excision Salicylic acid
Adhesive tape
Laser
Banyak Salicylic acid Cryotherapy Imiquinod
Cryotherapy Tretinoin cream Tretinoin cream
Squaric acid or DCNB Squaric acid or DCNB
Laser
Jawaban lainnya…
A. Liquor carbonis detergent : untuk kasus psoriasis
PEMBAHASAN B. Gameksan : tidak ada indikasi pada kasus kutil (untuk
kasus pedikulosis)

126 C. Eksisi : sebaiknya dihindari, menyebabkan scar yang


membekas
E. Kortikosteroid super poten : tidak ada indikasi pada
kasus kutil
Jadi, tatalaksana yang anda pertimbangkan
PEMBAHASAN adalah…

126 D. KRIOTERAPI

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 53 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan kuku. Kemudian anda sebagai dokter menduga
kukunya terinfeksi jamur dengan gambaran klinis sebagai
berikut.

SOAL

127
Kelainan yang ditemukan pada kasus diatas adalah…
A. Onycholysis, edema periunguinal
B. Onycholysis, skuama periunguinal, onychohauxis
C. Onycholysis, edema periunguinal, onychomycosis
D. Onycholysis, skuama periunguinal
E. Onycholysis, onychorrhexis, onychohauxis
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. ONYCHOLYSIS, EDEMA
PERIUNGUINAL, ONYCHOMYCOSIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, 53 tahun
• Keluhan kuku seperti gambara berikut.
127

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TERMINOLOGI KELAINAN KUKU
• Onycholysis: bagian putih/kuning
distal kuku terangkat. Penyebab:
• Idiopatik, tirotoksikosis, DKI/DKA,
PEMBAHASAN infeksi kuku akibat jamur,
fotosensitivitas obat

127 • Onychorrhexis: garis-garis longitudinal.


Kemungkinan penyebab:
• Lichen planus, psoriasis, infeksi
kuku akibat jamur
• Onychomycosis: infeksi kuku oleh
jamur. Dapat disebabkan oleh
dermatofita, candida, maupun
golongan mould
• Onychauxis: kuku tebal akibat
psoriasis, trauma, atau infeksi kuku
akibat jamur
Sumber: Pedoman Infeksi Menular Seksual. DEPKES. 2011
ONIKOMIKOSIS
(Kelainan kuku akibat infeksi jamur)

Onikomikosis subungual distal: Onikomikosis subungual putih:


• Infeksi mulai di hiponikium  • Invasi langsung lapisan
PEMBAHASAN menyebar ke proksimal superfisial lempeng kuku 
• Hiperkeratosis subungual, bercak putih, kuku lunak, rapuh
onikolisis, kuku kekuningan
127 Onikomikosis subungual
Onikomikosis candida:
• Paronikia: menyerang matriks
proksimal:  depresi transversal kuku
• Infeksi mulai di kutikula  • Kandidosis kronik mukokutan:
menjalar ke distal bengkak lipat kuku proksimal
• Hiperkeratosis subungual, dan distal
onikolisis proksimal, distruksi • Invasi pada kuku yang sudah
lempeng kuku proksimal onikolisis

Sumber: Infeksi Menular Seksual. DEPKES. 2011


ONIKOMIKOSIS
(Kelainan kuku akibat infeksi jamur)

Diagnosis: Tatalaksana:
• Sediaan KOH 20-30% untuk lisis • Flukonazole 100 mg/hari
PEMBAHASAN keratin selama 6-12 bulan
• Ditambah zat warna • Itralonazole 200 mg/hari
tambahan untuk selama 3 bulan
127 mempermudah visualisasi
jamur: Parker blue-black atau
pewarnaan PAS
• Terbinafine 250 mg/hari selama
3 bulan

Sumber: Infeksi Menular Seksual. DEPKES. 2011


Jawaban lainnya…
A. Onycholysis, edema periunguinal : bagian putih/kuning distal
kuku terangkat dan terdapat pembengkakan pada daerah
PEMBAHASAN sekitar kuku saja
B. Onycholysis, skuama periunguinal, onychohauxis : bagian

127 putih/kuning distal kuku terangkat, terdapat skuama putih di


sekitar kuku, dan adanya penebalan kuku
D. Onycholysis, skuama periunguinal : bagian putih/kuning distal
kuku terangkat dan terdapat skuama putih di sekitar kuku
E. Onycholysis, onychorrhexis, onychohauxis : bagian putih/kuning
distal kuku terangkat, terdapat garis-garis kekuningan pada
kukus, dan adanya penebalan kuku
Jadi, kelainan yang ditemukan pada kasus diatas
PEMBAHASAN adalah…

127 C. ONYCHOLYSIS, EDEMA


PERIUNGUINAL, ONYCHOMYCOSIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 41 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan timbul bercak kemerahan pada kulit badan,
lengan, dan kaki sejak 3 bulan yang lalu. Selain itu, pasien
merasakan baal pada kedua telapak tangan dan kaki.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya plak
SOAL eritematosa berbatas tegas, berukuran numular, berjumlah
8, tersebar pada badan, lengan, dan kaki. Terdapat
pembesaran N. ulnaris bilateral. Hasil BTA kerokan kulit (+)
128 dengan rata-rata 110 BTA dalam 1 lapang pandang. Indeks
bakteri pasien tersebut adalah…
A. +5
B. +4
C. +3
D. +2
E. +1

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. + 5
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, 41 tahun
• Timbul bercak kemerahan pada kulit badan, lengan, dan
128 kaki, 3 bulan
• Disertai baal pada kedua telapak tangan dan kaki
• PF: plak eritematosa berbatas tegas, berukuran numular,
berjumlah 8, tersebar pada badan, lengan, dan kaki.
Pembesaran N. ulnaris (+)
• Lab: Hasil BTA kerokan kulit (+) dengan rata-rata 110 BTA
dalam 1 lapang pandang

 Diagnosis : Morbus Hansen


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MORBUS HANSEN / KUSTA / LEPRA
• Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium leprosum
• Tanda kardinal
PEMBAHASAN • Bercak kulit yang mati rasa
• Penebalan saraf tepi dengan/tanpa gangguan subyektif:
mencakup n. aurikularis magnus, n. ulnaris, dan n. peroneus
128 • Gangguan subyektif dapat berupa gangguan sensorik,
motorik, maupun otonom
• Pemeriksaan BTA
• Spesimen: sayatan kulit
• Jumlah: 3 spesimen, biasanya dari lesi kulit paling aktif, cuping
telinga kanan dan kiri
• Parameter: indeks bakteri (IB) yang dinilai dalam 100 lapang
pandang (LP)

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
MORBUS HANSEN / KUSTA / LEPRA
Parameter Indeks Bakteri (IB)
• +1 = 1 – 10 BTA dalam 100 LP
PEMBAHASAN • +2 = 1 – 10 BTA dalam 10 LP
• +3 = 1 – 10 BTA rata-rata dalam 1 LP

128 • +4 = 11 – 100 BTA rata-rata dalam 1 LP


• +5 = 101 – 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
• +6 = > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
MORBUS HANSEN / KUSTA / LEPRA
Gambaran pembesaran
N. aurikularis magnus
PEMBAHASAN pada pasien MH

128

Sumber: Menaldi, Sri Linuwih. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh, 2015. Badan Penerbit FKUI
MORBUS HANSEN – KLASIFIKASI
PB MB
Lesi kulit, dapat berupa: • Jumlah 1 – 5 lesi • Jumlah > 5 lesi
• Makula • Berupa • Lebih sering lesi yang
PEMBAHASAN
• Papul meninggi hipopigmentasi/ meninggi
• Infiltrat, plak eritematosa (lesi • Distribusi simetris

128 ertitematosa
• Nodul
cenderung tidak
meninggi)
• Distribusi tidak simetris
Kerusakan saraf, ditandai • Hilang sensasi jelas • Hilang sensasi kurang
dengan: • Hanya melibatkan satu jelas
• Hilangnya sensasi cabang saraf • Melibatkan banyak
• Kelemahan otot cabang saraf

Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.
MORBUS HANSEN – KLASIFIKASI

PEMBAHASAN

128

Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.
MORBUS HANSEN – TATALAKSANA
Regimen MB (lesi > 5 buah) atau BTA positif (terlepas klasifikasi klinis)

Dapson Rifampisin Klofazimin


PEMBAHASAN Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan • 50 mg/hari DAN
(diawasi) • 300 mg/bulan,

128 Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari 450 mg/bulan


(diawasi)
diawasi
• 50 mg selang
sehari DAN
• 150 mg/bulan,
diawasi
Anak < 10 tahun 25 mg/hari 300 mg/bulan • 50 mg 2x/minggu
(1-2 mg/kg/hari) (diawasi) DAN
(5-15 mg/kg/hari) • 100 mg/bulan,
diawasi
(1 mg/kg/hari)

Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.
MORBUS HANSEN – TATALAKSANA
Regimen PB (lesi 2 – 5 buah)

Dapson Rifampisin
PEMBAHASAN Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan (diawasi)
Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari 450 mg/bulan (diawasi)

128 Anak < 10 tahun 25 mg/hari


(1-2 mg/kg/hari)
300 mg/bulan (diawasi)
(5-15 mg/kg/hari)

Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.
MORBUS HANSEN – TATALAKSANA
Regimen PB (lesi tunggal)
• Rifampisin 600 mg dosis tunggal
PEMBAHASAN • Ofloksasin 500 mg dosis tunggal
• Minoskilin 100 mg dosis tunggal

128

Sumber: WHO: Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta. Kelompok Studi MH. 2003.
Jawaban lainnya…
B. +4 : 11 – 100 BTA rata-rata dalam 1 LP
PEMBAHASAN C. +3 : 1 – 10 BTA rata-rata dalam 1 LP
D. +2 : 1 – 10 BTA dalam 10 LP

128 E. +1 : 1 – 10 BTA dalam 100 LP


PEMBAHASAN Jadi, indeks bakteri pasien tersebut adalah…

128 A. + 5

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 30 tahun, G2P1A0 hamil 30 minggu,
datang ke poliklinik dengan keluhan keputihan bergumpal
sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal dan
panas. Pada pemeriksaan ginekologis didapatkan vulva
hiperemis dengan sekret putih bergumpal. Apakah yang
SOAL dapat ditemukan dari pemeriksaan mikroskopik diatas?
A. Hifa sejati dan arthrospora
B. Diplokokus intrasel gram negatif
129 C. Parasit berflagel
D. Hifa palsu dengan budding yeast dan blastospora
E. Clue cell

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. HIFA PALSU DENGAN BUDDING
YEAST DAN BLASTOSPORA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 30 tahun, G2P1A0 hamil 30 minggu
• Keputihan bergumpal, 3 minggu
129 • Gatal (+) terasa panas (+)
• Ginekologis: vulva hiperemis dengan sekret putih
bergumpal

 Kesan: Kandidiasis vulvovaginalis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
• Discharge: keputihan putih kekuningan
kental/bergumpal seperti susu pecah
• Gejala: gatal terutama pada vulva, tanda
PEMBAHASAN radang akut (+), dispareunia superfisial,
asimptomatik (sampai dengan 20%)

129 Faktor predisposisi:


Tidak semata-mata sebagai penyakit menular
seksual
• Penggunaan antibiotik baru dan/atau
jangka lama
• Kehamilan
• Diabetes mellitus (terutama tidak terkontrol)
• Penggunaan kortikosteroid
• Imunokompromised

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016
PEMBAHASAN

129

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Theraphy. 6th ed. 2016
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
Pemeriksaan penunjang:
• Pemeriksaan KOH 10%: pseudohifa dengan
blastospora
PEMBAHASAN

129

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016
BAKTERIAL VAGINOSIS (BV)

PEMBAHASAN

129
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

129

Trikomoniasis
DIAGNOSA BANDING
Trikomoniasis:
• Discharge: keputihan kuning-kehijauan, berbau busuk, berbusa,
banyak
PEMBAHASAN • Pemeriksaan mikroskopik: motile trichomonads dan leukosit
• Pemeriksaan Amine Whiff Test: strong odor

129

Gambaran parasit
Trichomonas vaginalis
pada sediaan basah NaCl Gambaran inspekulo
0,9% serviks
DIAGNOSA BANDING
Bacterial Vaginosis (BV)
• Discharge: putih keabuan dengan bau amis,
Whiff test (KOH 10%)
PEMBAHASAN
• Pemeriksaan NaCl: Clue cell (+)
• Pemeriksaan Amine Whiff Test: strong odor
129

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

129

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

129

Sumber: Habif T.P. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 6th ed. 2016
Jawaban lainnya…
A. Hifa sejati dan arthrospora : pada kasus tinea
PEMBAHASAN B. Diplokokus intrasel gram negatif : pada kasus gonorrhoe
C. Parasit berflagel : pada kasus trikomoniasis (trofozoid dari

129 Trichomonas vaginalis)


E. Clue cell : pada kasus bakterial vaginosis
Jadi, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan
PEMBAHASAN mikroskopik pada kasus diatas adalah…

129 D. HIFA PALSU DENGAN BUDDING


YEAST DAN BLASTOSPORA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 30 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan timbul kemerahan pada wajah sisi kanan dan kiri
yang sangat gatal sejak 1 minggu yang lalu. Kemerahan
semakin meluas dalam 2 hari terakhir. Gatal akan semakin
bertambah apabila terpapar sinar matahari. Pasien memiliki
SOAL hobi baru yakni berkebun untuk mengisi waktu luangnya.
Pemeriksaan status dermatologis pada area antara zygoma
dan preaurikularis kanan didapatkan plak eritematosa
130 soliter berukuran plakat, dengan tepi yang lebih aktif dan
tertutup skuama halus putih. Diagnosis yang tepat pada
pasien adalah…
A. Dermatitis venenata
B. Dermatitis seboroik
C. Tinea barbae
D. Tinea fasialis
E. Polymorphous light eruption

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. TINEA FASIALIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, 30 tahun
• Timbul kemerahan pada wajah sisi kanan dan kiri yang
130 sangat gatal, 1 minggu
• Kemerahan semakin meluas dalam 2 hari terakhir
• Gatal akan semakin bertambah apabila terpapar sinar
matahari
• PF: area antara zygoma dan preaurikularis kanan
didapatkan plak eritematosa soliter berukuran plakat,
dengan tepi yang lebih aktif dan tertutup skuama halus
putih
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TINEA FASIALIS
• Infeksi dermatofita pada kulit
wajah, tidak termasuk area
jambang, janggut, dan jumis
PEMBAHASAN
(tinea barbae)
• Transmisi: antrofilik, zoofilik,
geofilik
130 Etiologi:
• Tricophyton rubrum: antropofilik • Gatal
Manifestasi klinik

• Microsporum canis: kucing dan • Paling sering: plak kemerahan


anjing berbentuk bulat/oval,
• T. verrucosum: dari hewan berskuama, dengan tepi lebih
ternak aktif (central healing)
• Pemeriksaan: • Lebih jarang: bentuk yang kronis
(inflamasi <<) dan kerion (= abses
fungi)

Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. PERDOSKI. 2004


TINEA FASIALIS
Pemeriksaan penunjang:
• Mikroskopik: pengambilan
sampel dari lesi aktif
PEMBAHASAN
• KOH 20% (kuku dan kulit) 
hifa sejati/hifa panjang

130 bersepta/double contour


bersekat/septa dan
dikhotomi & arthrospora/
arthokonidia
• Lampu Wood: hijau/tidak
didapatkan (Microsporum)
• Kultur: Agar Dextrose
Subarround

Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. PERDOSKI. 2004


TATALAKSANA TINEA FASIALIS
• Prinsip: topikal terlebih dahulu  terapi selama 4 minggu  apabila
tidak respon, pertimbangkan terapi sistemik
• 1st line: antijamur topikal • Terapi antijamur oral
PEMBAHASAN
Diaplikasikan 2x/hari selama • Indikasi: jika terapi topikal gagal
minimal 2-4 minggu atau lesi luas
130 (diberikan sampai lesi
hilang, lanjut 1-2 minggu)
• Golongan imidazole:
• Griseofulvin 500-1000 mg/hari
selama 2-6 minggu (dosis
dewasa 0,5-1 gram/hari; anak
• Clotrimazole cream 1% 0,25-0,5 gram/hari)
• Ketoconazole cream • Ketoconazole 1x200 mg selama
2% 4 minggu
• Mikonazole cream 2% • Itrakonazole 1x100 mg selama 2
• Terbinafine cream 1% minggu
• Terbinafine 1x250 mg selama 1-2
minggu
Sumber: Dermatomikosis Superfisialis. PERDOSKI. 2004
Jawaban lainnya…
A. Dermatitis venenata : = dermatitis kontak iritan akut,
termasuk akibat venom binatang (tomcat), zat kimia,
PEMBAHASAN
tumbuhan
B. Dermatitis seboroik : plak eritematosa dengan skuama
130 kuning pada area seboroik (misal kulit kepala, lipat
nasolabial)
C. Tinea barbae : infeksi dermatofita pada area jambang,
janggut, dan kumis
E. Polymorphous light eruption : lesi kulit yang timbul akibat
paparan sinar matahari; muncul pada seluruh area
tubuh yang terpapar sinar matahari. Paling sering bentuk
papul eritematosa.
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien adalah…

130 D. TINEA FASIALIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 14 tahun, dibawa ibunya ke
poliklinik dengan keluhan terdapat bercak berwarna merah
muda dan pucat di daerah wajah dan leher sejak 2 minggu
yang lalu. Bercak berdiameter ± 2 cm dengan bentuk oval.
Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan adanya skuama
SOAL putih halus diatasnya, yang kemudian bercak tersebut
berubah warna menjadi hipopigmentasi. Tidak terdapat
gatal maupun rasa baal pada lesi tersebut. Tidak ada
131 keluhan lain pada pasien. Higiene pasien kesan baik.
Manakah pernyataan yang benar dibawah ini?
A. Tidak ada hubungan dengan riwayat atopi
B. Salah satu bentuk keganasan kulit yang berasal dari sel
melanosit
C. Dapat ditemukan koloni pseudohifa dan blastospora
pada pemeriksaan mikroskopik
D. Diagnosa pada kasus adalah pitiriasis versikolor
E. Bersifat swasirna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. BERSIFAT SWASIRNA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 10 tahun
• Terdapat bercak berwarna merah muda dan pucat di
131 daerah wajah dan leher, 2 minggu  berubah warna
menjadi hipopigmentasi, skuama halus putih (+)
• Tidak ada keluhan gatal maupun baal
• Higiene pasien kesan baik  sudah mampu menyingkirkan
pitiriasis versikolor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PITIRIASIS ALBA
• Dermatitis non-spesifik, predileksi
pada anak dan remaja (usia 3-16
tahun)
PEMBAHASAN • Predileksi: area wajah dan leher
• Etiologi: belum diketahui

131 (diperkirakan atopi, pajanan sinar


matahari)
Manifestasi klinis:
• Berupa plak/makula eritematosa
ringan, warna memudar menjadi
plak warna putih atau
hipopigmentasi
• Bentuk bulat-oval, tidak
beraturan, batas agak tegas
PITIRIASIS ALBA
Tatalaksana:
• Belum ada yang terbukti efektif
PEMBAHASAN • Bersifat swasirna
• Krim emolien  untuk
menghilangkan skuama
131 • Preparat tar + dijemur dibawah
sinar matahari  untuk lesi
hipopigmentasinya
• Kortikosteroid topikal
Jawaban lainnya…
A. Tidak ada hubungan dengan riwayat atopi :
diperkirakan ada
PEMBAHASAN
B. Salah satu bentuk keganasan (kanker) pada kulit yang
berasa dari sel melanosit : melanoma maligna
131 C. Dapat ditemukan koloni pseudohifa dan blastospora
pada pemeriksaan mikroskopik : pada kasus kandidiasis
D. Pitiriasis versikolor : salah, diagnosa yang benar adalah
ptiriasis alba
PEMBAHASAN Jadi, penyataan yang benar adalah…

131 E. BERSIFAT SWASIRNA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak laki-laki, usia 6 tahun, dibawa orangtuanya ke
puskesmas dengan keluhan terdapat luka borok pada kaki
kanan. Lima hari sebelumnya, pasien jatuh dari sepeda dan
mengalami luka lecet pada area tulang kering kaki kanan.
Luka lecet terasa gatal sehingga digaruk. Saat ini luka justru
SOAL melebar, sempat keluar nanah, dan kulit sekitarnya terasa
nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu afebris, tidak
terdapat pembesaran KGB lokal. Status dermatologis pada
132 tungkai bawah kaki kanan sisi ekstensor, terdapat sebuah
ulkus berdiameter ± 4 cm, dasar ulkus krusta kuning
kecoklatan, tepi sedikit menonjol (punched out), kulit sekitar
ulkus tampak kemerahan. Pernyataan dibawah ini yang
benar adalah…
A. Ektima akibat infeksi Streptococcus beta-hemolitikus
B. Ulkus venosus akibat Streptococcus beta-hemolitikus
C. Ektima akibat Pseudomonas aeruginosa
D. Ulkus venosus akibat Pseudomonas aeruginosa
E. Ektima akibat Staphylococcus aureus
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. EKTIMA AKIBAT INFEKSI
STREPTOCOCCUS BETA-HEMOLITIKUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 6 tahun
• Kaki kanan terdapat luka borok
132 • Jatuh dari sepeda  luka lecet  gatal  digaruk
• Luka melebar, nanah (+), nyeri (+)
• PF: afebris, pembesaran KGB (-)
• St. Dermatologis: pada tungkai bawah kaki kanan sisi
ekstensor, terdapat sebuah ulkus berdiameter ± 4 cm,
dasar ulkus krusta kuning kecoklatan, tepi sedikit menonjol
(punched out), kulit sekitar ulkus tampak kemerahan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EKTIMA
• =Impetigo ulseratif
• Infeksi kulit yang mencakup epidermis
PEMBAHASAN dan dermis
• Epidemiologi: anak >> dewasa

132 • Predileksi: ekstremitas bawah


• Patogenesis: kunci utama  ada port
d’entry, higiene buruk, imunodefisiensi
• Efloresensi: ulkus dangkal berbentuk
cakram disertai perdarahan yang
tertutup krusta tebal
Etiologi:
• Streptococcus beta-hemolitikus  paling
sering
• Staphylococcus aureus  jarang
EKTIMA
Pemeriksaan penunjang:
• Pengambilan dari discharge  dilakukan
PEMBAHASAN pengecatan gram  crystal violet dan
safranin
• Hasil ditemukannya etiologi dari tiap
132 penyakit  berbentuk bulat seperti buah
anggur, warna biru/ungu
EKTIMA
Tatalaksana:
• Wound toilet  biasanya NaCl 0,9%
PEMBAHASAN • Lesi sedikit:
• Antibiotik topikal  mupirocin, asam fusidat 2% salep, neomisin,

132 bacitrasin
• Lesi banyak
• Antibiotik sistemik
• 1st line: oksasilin/kloksasilin/ dikloksasilin/flukoksasilin
• Amoksasilin 3 x 500 mg selama 5-7 hari
• Sefalosporin
• Eritromisin

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI


Jawaban lainnya…
B. Ulkus venosum akibat infeksi Streptococcus beta-
hemolitikus : ulkus venosus paling sering di malleolus
PEMBAHASAN
medialis; terdapat tanda-tanda insufisiensi vena kronis
C. Ektima akibat infeksi Pseudomonas aeruginosa : bakteri
132 anaerob, tidak menginfeksi luka superfisialis, dapat
menyebabkan ektima gangrenosum
D. Ulkus venosum akibat infeksi Pseudomonas aeruginosa :
ulkus venosus paling sering di malleolus medialis;
terdapat tanda-tanda insufisiensi vena kronis
E. Ektima akibat infeksi Staphylococcus aureus : salah satu
etiologi ektima, namun lebih jarang dibandingkan
Streptococcus
PEMBAHASAN Jadi, pernyataan yang benar adalah…
A. EKTIMA AKIBAT INFEKSI
132 STREPTOCOCCUS BETA-
HEMOLITIKUS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 22 tahun, datang ke puskesmas dengan
keluhan terdapat benjolan di kedua ketiak yang
bergerombol sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan terasa nyeri
dan bila dipencet mengeluarkan nanah yang berbau tidak
sedap. Keluhan disertai demam. Pasien memiliki kebiasaan
SOAL mencukur rambut ketiaknya. Beberapa bulan sebelumnya
pasien pernah mengalami hal yang sama. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,2C. Pemeriksaan
133 status dermatologis pada ketiak bilateral didapatkan nodul
multipel ukuran rata-rata 2 x 5 cm, berwarna merah, nyeri
pada penekanan, fluktuasi (+), jika ditekan akan keluar
nanah, dan berbau. Apa kemungkinan diagnosis pada
pasien ini?
A. Furunkel
B. Karbunkel
C. Limfadenitis
D. Skrofuloderma
E. Hidradenitis supurativa
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. HIDRADENITIS SUPURATIVA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, 22 tahun
• Terdapat benjolan di kedua ketiak yang bergerombol, 1
133 minggu
• Nyeri (+) mengeluarkan nanah berbau(+) demam (+)
• Kebiasaan mencukur rambut ketiak
• Riwayat sebelumnya (+)
• PF: febris (suhu 38,2C)
• St. dermatologis: pada ketiak bilateral didapatkan nodul
multipel ukuran rata-rata 2 x 5 cm, berwarna merah, nyeri
pada penekanan, fluktuasi (+), jika ditekan akan keluar
nanah, berbauWWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
(+)
HIDRADENITIS SUPURATIVA
• Distribusi: ketiak, perineum
• Disertai gejala konstitusi
(demam, malaise)
PEMBAHASAN
Manifestasi klinis:
Terdapat 3 komponen yang

133 penting untuk diagnosis


• Lesi tipikal
• = Acne inversa • Distribusi khas
• Penyakit inflamatorik pada kulit • Rekurensi
yang memiliki kelenjar apokrin Tatalaksana:
• Didahului trauma/mikrotrauma, • Antibiotik sistemik
misalnya banyak keringat, • Jika telah terbentuk abses, harus
pemakaian deodoran, atau diinsisi
rambut ketiak digunting

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011
HIDRADENITIS SUPURATIVA
Lesi tipikal dapat berupa:
• Papul/nodul eritema, nyeri (+)
PEMBAHASAN • Abses berisi nanah
• Kontraktur kulit

133 • Double-ended comedones

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI, 2011
Jawaban lainnya…
A. Furunkel : pada permukaan nodus terdapat papul, lokasi
biasanya di area yang banyak rambut
PEMBAHASAN
B. Karbunkel : beberapa furunkel

133 C. Limfadenitis : radang pada kelenjar getah bening (KGB).


Jika infeksi bakterial, jarang melibatkan kedua sisi
D. Skrofuloderma : penyebaran perkontinua limfadenitis TB
ke jaringan subkutis dan kutis. Khas berupa ulkus dengan
dinding bergaung dan kulit sekitar berwarna putih-
keunguan (vivid)
Jadi, kemungkinan diagnosis yang tepat pada
PEMBAHASAN pasien adalah…

133 E. HIDRADENITIS SUPURATIVA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 56 tahun, datang ke praktek dokter
keluarga untuk melakukan pemeriksaan medis rutin 6 bulan
sekali. Dokter menyadari bahwa pada kelopak mata
bawah kanan dan kiri sisi medial terdapat beberapa
benjolan sebesar biji jagung, berwarna coklat kekuningan.
SOAL Pasien diketahui dalam pengobatan kaptopril dan
metformin dengan tekanan darah serta kadar gula darah
yang terkontrol. Hasil pemeriksaan laboratorium rutin pasien
134 menunjukkan kadar kolesterol total 250 mg/dl, HDL 40
mg/dl, LDL 200 mg/dl, dan trigliserida 260 mg/dl. Pernyataan
yang benar dibawah ini adalah…
A. Diagnosa yang tepat adalah lipoma
B. Hanya bermanifestasi pada kulit terutama kelopak mata
C. Keluhan pasien adalah salah satu bentuk keganasan
pada kulit
D. Deposisi lipid akibat dislipidemia sebagai etiologi kelainan
pada kasus
E. Merupakan infeksi virus HPV
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. DEPOSISI LIPID AKIBAT DISLIPIDEMIA
SEBAGAI ETIOLOGI KELAINAN PADA KASUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 56 tahun
• Melakukan pemeriksaan rutin  ditemukan palpebra
134 inferior bilateral sisi medial terdapat beberapa benjolan
sebesar biji jagung, berwarna coklat kekuningan
• Dalam pengobatan kaptopril dan TD terkontrol; dalam
pengobatan metformin dan GDS terkontrol
• Lab: kadar kolesterol total 250 mg/dl (↑), HDL 40 mg/dl,
LDL 200 mg/dl (↑), dan trigliserida 260 mg/dl (↑) 
Dislipidemia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
XANTHOMA
• Lesi kulit yang timbul akibat
akumulasi lemak di dalam sel
makrofag di kulit
• Sebagian besar menandakan
PEMBAHASAN gangguan metabolisme lipid 
berhubungan dengan peningkatan
risiko penyakit jantung koroner dan
134 pankreatitis
Beberapa jenis xanthoma: Beberapa jenis xanthoma lainnya:
• Xanthoma palpebrum/xanthelasma • Tuberous xanthoma
• Paling sering: lesi simetris, pada • Tendinous xanthoma
kelopak mata, baik atas
maupun bawah • Eruptive xanthoma
• Berupa plak atau papul beratap • Plane xanthoma
rata, berwarna kuning, velvety,
lembut
• Dapat berhubungan dengan
hiperlipidemia
XANTHOMA

PEMBAHASAN

134 Tendinous xanthoma Xanthoma palpebrum/xanthelasma

Tuberous xanthoma
Jawaban lainnya…
A. Diagnosa yang tepat adalah lipoma : salah, yang benar
adalah xanthoma palpebrum atau xanthelasma
PEMBAHASAN
B. Hanya bermanifestasi pada kulit terutama kelopak mata
: salah, xanthoma dapat terjadi di berbagai tempat,
134 misal tendon, otot
C. Keluhan pasien adalah salah satu bentuk keganasan
pada kulit : salah, selain itu tidak ada tanda-tanda
keganasan baik pada lesi ataupun kondisi umum pasien
E. Merupakan infeksi virus HPV : salah, ini bukan merupakan
kutil/warts, ataupun veruka
PEMBAHASAN Jadi, pernyataan yang benar adalah…
D. DEPOSISI LIPID AKIBAT
134 DISLIPIDEMIA SEBAGAI ETIOLOGI
KELAINAN PADA KASUS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 30 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan terdapat ruam di seluruh tubuh yang tidak kunjung
sembuh sejak 2 minggu yang lalu. Ruam berupa bercak
kemerahan, terutama pada lengan dan tungkai, termasuk
telapak tangan dan kaki. Tidak ada gatal, nyeri, dan demam.
Pasien sudah ke dokter, mendapatkan obat oles luar dan obat
SOAL minum, tetapi belum ada perbaikan. Dua bulan sebelumnya,
pasien menyadari ada luka kecil pada kemaluannya yang

135 tidak nyeri dan hilang dengan sendirinya. Pada pemeriksaan


fisik regio ekstremitas atas dan bawah bilateral didapatkan
makula eritematosa berukuran numular hingga plakat,
berbentuk bulat-oval, berbatas tegas, tepi ireguler, eksfoliasi
kulit diatas lesi (+). Diagnosis yang tepat pada pasien adalah…
A. Tinea korporis
B. Sifilis stadium 2
C. Viral exanthema
D. Erupsi obat
E. Dermatitis kontak iritan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. SIFILIS STADIUM 2
KEYWORDS :
• Pasien laki-laki, 30 tahun
PEMBAHASAN • Ruam di seluruh tubuh yang tidak kunjung sembuh, 2 minggu,
kemerahan pada tungkai, telapak kaki, dan tangan

135 • Gatal (-) nyeri (-) demam (-)


• Obat oles luar dan minum dari dokter  belum ada
perbaikan
• 2 bulan sebelumnya ada luka kecil di kemaluan, nyeri (-),
hilang sendiri
• PF: regio ekstremitas atas dan bawah bilateral didapatkan
makula eritematosa berukuran numular hingga plakat,
berbentuk bulat-oval, berbatas tegas, tepi ireguler, eksfoliasi
kulit diatas lesi (+)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SIFILIS

PEMBAHASAN

135
STADIUM SIFILIS
Sifilis stadium I (primer) Sifilis stadium II (sekunder)
• Masa inkubasi: 2-4 minggu • 6-8 minggu setelah stadium I
• Papul  erosi  ULKUS • S II dini vs laten
PEMBAHASAN
• Bulat, soliter • Dini: distribusi lesi kulit
• Dasar jaringan granulasi, bersih generalisata
135 • Dinding tidak bergaung
• Tidak ada tanda inflamasi
• Laten: lokalisir
• Variasi lesi kulit:
• Indurasi  ULKUS DURUM • Roseola sifilitika
• Sembuh sendiri 3-10 minggu • Papul  papuloskuamosa
• Pustul: paling jarang
Stadium laten lanjut
• Tidak menular Sifilis stadium III (tersier)
• Asimptomatis Sistemik: berupa destruksi jaringan
akibat guma
Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI
BENTUK LESI SIFILIS
STADIUM II
Roseola
• Makula eritematosa (merah
PEMBAHASAN tembaga), berbentuk bulat atau
lonjong

135 • Nama lain = roseola sifilitika


• Lokasi: generalisata, bilateral
simetris, telapak tangan dan kaki
Papul
• Biasanya menyertai roseola 
paling sering
(+) • Papul lentikular dengan skuama
• Dapat bertahan beberapa bulan (+)  papuloskuamosa
Pustul • Generalisata dan simetrik (pada
• Jarang, biasanya vesikel  pustul stadium 2 dini)
Bentuk lain • Termasuk: kondiloma lata yaitu
• Sifilis impetiginosa, ektima sifilitikum, papul erosif dan eksudatif,
rupia sifilitika, sifilis ostrasea, sifilis terutama di area lipatan
magna
Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI
SIFILIS STADIUM 2

PEMBAHASAN

135
SIFILIS

PEMBAHASAN

135
PEMBAHASAN

135
SIFILIS

PEMBAHASAN

135
Jawaban lainnya…
A. Tinea korporis : lesi eritematosa dengan tepi yang lebih
aktif disertai gatal terutama saat berkeringat
PEMBAHASAN
C. Viral exanthema : biasanya disertai gejala sistemik seperti
demam, malaise, dan erupsi kulit yang biasanya sudah
135 mereda dalam 2 minggu
D. Erupsi obat : bentuk erupsi pada kulit setelah minum obat
E. Dermatitis kontak iritan : lesi biasanya terlokalisir pada
area yang terpapar iritan
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien adalah…

135 B. SIFILIS STADIUM 2

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak perempuan, usia 5 tahun, dibawa ibunya ke poliklinik
dengan keluhan muncul bruntusan dan gatal pada leher
dan dada bagian atas sejak 5 hari yang lalu. Gatal sangat
mengganggu hingga pasien kesulitan tidur. Ibunya
mengaku bahwa jarang mengganti pakaian pasien bila
SOAL berkeringat. Riwayat demam sebelum ruam muncul
disangkal. Pemeriksaan status dermatologis pada leher sisi
depan, serta dada bagian atas didapatkan papul-papul
136 milier multipel berukuran 1-2 mm dengan dasar kulit
eritematosa. Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah…
A. Bedak salisilat
B. Bedak salisilat dan asiklovir
C. Bedak salisilat dan prednison
D. Bedak salisilat dan ketokonazol
E. Bedak salisilat dan cetirizine

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. BEDAK SALISILAT DAN CETIRIZINE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak perempuan, 5 tahun
• Muncul bruntusan dan gatal pada leher dan dada bagian

136 atas, 5 hari


• Gatal sangat mengganggu tidur
• Riwayat demam disangkal
• Ibunya mengaku bahwa jarang mengganti pakaian
pasien bila berkeringat
• PF: pada leher sisi depan, serta dada bagian atas
didapatkan papul-papul milier multipel berukuran 1-2 mm
dengan dasar kulit eritematosa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MILIARIA
• = Liken tropikus/ biang keringat/
Prickle heat
• Blokade saluran keluar kelenjar
PEMBAHASAN keringat ekrin yang terjadi akibat
cuaca panas dengan Karakteristik demografis:

136 kelembaban tinggi


• Blokade  sekret kelenjar ekrin
bocor ke lapisan kulit sekitarnya
• M. kristalina: bayi < 2 minggu; org
dewasa yang sedang demam
• M. rubra: bayi 1-3 minggu; org
Jenis miliaria: dewasa baru pindah ke tropis
• Miliaria kristalina
• Miliaria rubra  jika berubah Faktor predisposisi:
menjadi pustula (miliaria
pustulosa) • Lingkungan panas
• Miliaria profunda • Pakaian
• Daerah tropis
Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011
JENIS MILIARIA
Miliaria Kristalina
• Obstruksi di stratum korneum
PEMBAHASAN • Retensi keringat awal
• Lesi berupa vesikel
bergerombol berukuran 1-2
136 mm tanpa tanda radang
• Tempat predileksi terutama
Tatalaksana:
• KIE  menghindari lingkungan
pada tempat tertutup yang terlalu panas dan lembab
pakaian
• Muncul terutama saat setelah
banyak berkeringat
• Umumnya tidak memberi
keluhan dan sembuh dengan
sisik yang halus

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011
JENIS MILIARIA
Miliaria Rubra
• Obstruksi di epidermis yang
lebih dalam
PEMBAHASAN
• Retensi keringat akut
• Lebih berat dari miliaria
136 kristalina
• Terdapat pada badan yang
Tatalaksana:
• KIE  menghindari lingkungan
sering terkena tekanan atau yang terlalu panas dan lembab
gesekan
• Bedak salisil 2% + Mentol 0,25-2% /
• Lesi berupa papul merah atau Lusio Faberi
papul vesikuler ekstrafolikular
• Antihistamin-1 per oral bila perlu
• Terasa sangat gatal dan pedih

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011
JENIS MILIARIA

PEMBAHASAN

136
Miliaria pustulosa (miliaria rubra + pustul)

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011
JENIS MILIARIA
Miliaria Profunda
• Obstruksi di dermoepidermal
junction
PEMBAHASAN
• Retensi keringat kronis
• Biasanya timbul setelah
136 miliaria rubra, ditandai papul
putih, keras, berukuran 1-3 mm Tatalaksana:
• Terutama pada badan dan • KIE  menghindari lingkungan
ekstremitas yang terlalu panas dan lembab
• Lesi lebih banyak papul • Losio calamin + Mentol 0,25% /
dibandingkan vesikel Resorsin 3%
• Tidak gatal dan tidak terdapat • Antihistamin-1 per oral bila perlu
eritema, tanda radang kronis
(+)

Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011
Jawaban lainnya…
A. Bedak salisilat : kurang tepat, karena pada kasus pasien
mengalami kesulitan tidur karena gatalnya
PEMBAHASAN
B. Bedak salisilat dan asiklovir : salah, karena etiologi pada
kasus ini bukanlah virus
136 C. Bedak salisilat dan prednison : tidak ada indikasi
pemberian kortikosteroid
D. Bedak salisilat dan ketokonazole : salah, karena etiologi
pada kasus ini bukanlah jamur/fungi
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…

136 E. BEDAK SALISILAT DAN


CETIRIZINE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 19 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan timbul jerawat kemerahan pada wajah.
Keluhan akan semakin bertambah banyak dan bertambah
merah saat menjelang menstruasi. Pasien belum pernah
berobat sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
SOAL lesi papul kemerahan, nyeri (+), jumlah 12. Tatalaksana yang
tepat pada pasien adalah…
A. Retinoid topical 0,05% cream
137 B. Retinoid topical 0,05% cream + clindamycin gel
C. Retinoid topical 0,05% cream + eritromisin 4 x 250 mg PO
D. Eritromisin 4 x 250 mg PO + etinil estradiol 1 x 50 mg PO
E. Isotretinoin 0,5-1 mg/kgBB/hari

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. RETINOID TOPICAL 0,05% CREAM
+ CLINDAMYCIN GEL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 19 tahun
• Timbul jerawat kemerahan pada wajah  semakin >> saat
137 menjelang menstruasi
• PF: lesi papul kemerahan, nyeri (+), jumlah 12

 Diagnosis : Akne derajat ringan tipe papular

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

137
AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

137
AKNE VULGARIS Klasifikasi  Lehman
Ringan
• Komedo <20, atau
• Lesi inflamasi <15, atau
PEMBAHASAN
• Total lesi <30

137 Sedang
• Komedo 20-100, atau
• Lesi inflamasi 15-50, atau
• Total lesi 30-125
Berat
• Kista >5 atau komedo >100, atau
• Lesi inflamasi >50, atau
• Total lesi >125
TATALAKSANA AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

137
TATALAKSANA AKNE VULGARIS

PEMBAHASAN

137
Jawaban lainnya…
A. Retinoid topical 0,05% cream : akne vulgaris derajat
ringan tipe komedonal
PEMBAHASAN
C. Retinoid topical 0,05% cream + eritromisin 4 x 250 mg PO :
akne vulgaris derajat sedang
137 D. Eritromisin 4 x 250 mg PO + etinil estradiol 1 x 50 mg PO :
akne vulgaris derajat sedang (alternatif)
E. Isotretinoin 0,5-1 mg/kgBB/hari : akne vulgaris derajat
berat
Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien
PEMBAHASAN adalah…

137 B. RETINOID TOPICAL 0,05%


CREAM + CLINDAMYCIN GEL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 26 tahun, datang ke poliklinik dengan
keluhan wajah kemerahan dan berminyak sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan disertai rambut yang berketombe, gatal,
dan berminyak. Kondisi seperti ini sudah terjadi berulang
kali, hilang timbul. Pemeriksaan status dermatologis pada
SOAL kulit kepala didapatkan makula eritematosa minimal
dengan skuama halus yang berminyak, pada area hidung,
dahi, dan pipi terdapat papul eritematosa minimal dengan
138 skuama halus yang juga berminyak. Tatalaksana yang tepat
untuk pasien ini adalah…
A. Shampo selenium sulfida untuk rambut dan krim
betametason valerat untuk wajah
B. Shampo selenium sulfida saja untuk rambut
C. Shampo selenium sulfida untuk rambut dan krim urea 10%
untuk wajah
D. Krim urea 10% saja untuk wajah
E. Prednisone 10 mg/hari oral saja

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. SHAMPO SELENIUM SULFIDA UNTUK
RAMBUT DAN KRIM UREA 10% UNTUK
WAJAH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien laki-laki, 26 tahun
• Wajah kemerahan dan berminyak , 1 bulan
138 • Rambut berketombe, gatal, dan berminyak
• Berulang, hilang timbul
• St. Dermatologis:
• Pada kulit kepala: makula eritematosa minimal dengan
skuama halus yang berminyak
• Pada area hidung, dahi, dan pipi: papul eritematosa
minimal dengan skuama halus yang juga berminyak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DERMATITIS SEBOROIK
• Kelainan kulit dengan faktor konstitusi
pada “area seboroik”
• Kelainan konstitusi = status seboroik
• Pertumbuhan berlebihan
PEMBAHASAN Pityrosporum ovale  metabolit
masuk ke epidermis  inflamasi

138 • Aktivasi glandula sebasea >>


Manifestasi klinis:
• Eritema dan skuama berminyak,
agak kekuningan, batasnya agak
kurang tegas
• Yang ringan: pada kulit kepala =
pitiriasis sika
• Yang berat: skuama tebal,
berminyak dan luas (seluruh kulit
kepala, dahi, glabella, telinga, leher)
• Pada area pipi, hidung, dahi: papul
multipel (+)
Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011
TATALAKSANA
Pengobatan topikal: Pengobatan sistemik:
• Untuk pitiriasis sika: Shampo • Kortikosteroid: prednisone 20-30
selenium sulfida 2-3x/minggu mg/hari pada kasus berat
selama 5-15 menit
PEMBAHASAN • Isotretinoin 0,1-0,3 mg/kgBB/hari
• Pilihan obat topikal: pada kasus rekalsitran
• Krim urea 10% sbg emolien • Fototerapi NBUVB
138 untuk tipe ringan dengan
inflamasi minimal
• Likuor karbonas detergens 2-5%
• Sulfur presipitatum 4-20% dapat
digabung dengan asam
salisilat 3-6%
• Kortikosteroid: Hidrokortison
2,5%; betametason valerat
hanya pada kasus yang berat!
• Ketoconazole 2% cream:
hanya bila pada sediaan
banyak P.ovale Sumber: Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011
Jawaban lainnya…
A. Shampo selenium sulfida untuk rambut dan krim
betametason valerat untuk wajah : salah, karena krim
PEMBAHASAN
betametason valerat diberikan untuk kasus berat
B. Shampo selenium sulfida saja untuk rambut : tidak cukup,
138 karena ada lesi papul pada pipi, hidung, dll
D. Krim urea 10% saja untuk wajah : tidak cukup, karena
ada lesi pada kulit kepala
E. Prednisone 10 mg/hari oral saja : dosis salah, dan
diberikan untuk kasus berat
Jadi, tatalaksana yang tepat untuk pasien ini
PEMBAHASAN adalah…
C. SHAMPO SELENIUM SULFIDA
138 UNTUK RAMBUT DAN KRIM UREA
10% UNTUK WAJAH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 66 tahun, datang diantar anaknya
ke poliklinik karena mengkhawatirkan bercak kecoklatan
pada pipi kirinya yang terlihat berubah. Bercak tersebut
sudah ada sejak lama, tetapi dalam beberapa minggu
terakhir bercak menjadi lebih menonjol dan berwarna lebih
SOAL gelap. Pemeriksaan status dermatologis pada pipi sisi kiri
didapatkan papul hiperpigmentasi, berbatas tegas,
permukaan verukosa, dengan perabaan kenyal. Diagnosis
139 yang paling memungkinkan pada kasus diatas adalah…
A. Squamous cell carcinoma
B. Basal cell carcinoma
C. Keratosis seboroik
D. Nevus melanositik
E. Melanoma maligna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KERATOSIS SEBOROIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 66 tahun
• Bercak kecoklatan pada pipi kirinya yang terlihat berubah
139  lebih menonjol; warna lebih gelap
• PF: pada pipi sisi kiri didapatkan papul hiperpigmentasi,
berbatas tegas, permukaan verukosa, dengan perabaan
kenyal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KERATOSIS SEBOROIK (Basal Cell Papilloma)
• Proliferasi sel epidermis dengan
atau tanpa pigmentasi.
• Berkaitan dengan proses aging 
ditemukan ± 90% usia > 64 tahun
PEMBAHASAN
• Predileksi: batang tubuh,
punggung tangan, wajah dan
139 leher
• Manifestasi klinis:
• Awalnya biasanya makula
kecoklatan berbatas tegas Tatalaksana:
• Berkembang menjadi • Bedah listrik
papul/nodul dengan • Bedah beku
permukaan verukosa, lebih
terpigmentasi • Bedah laser

• Folikel rambut sekitar lesi tidak


berkembang
Sumber: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan Pelayanan Medis. PERDOSKI. 2011
Jawaban lainnya…
A. Squamous cell carcinoma : penonjolan dengan ulkus
yang berkembang dari luka yang tidak kunjung sembuh,
PEMBAHASAN
skuama (+)
B. Basal cell carcinoma : destruktif lokal, berupa ulkus yang
139 dasarnya perdarahan
D. Nevus melanositik : makula hiperpigmentasi (biasanya
warna nyaris hitam), tidak terbatas pada area yang
terpapar sinar UV, tidak berhubungan dengan penuaan,
permukaan rata
E. Melanoma maligna : ada progresi (bertambah luas
dalam waktu singkat), warna beragam, tepi ireguler,
batas tidak tegas
Jadi, diagnosis yang paling memungkinkan pada
PEMBAHASAN kasus diatas adalah…

139 C. KERATOSIS SEBOROIK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 30 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan muncul kemerahan pada bagian atas bibir
sisi kanan dan kiri serta dagu sejak 1 minggu yang lalu.
Ruam tersebut cukup gatal. Pasien baru saja membeli
kosmetik baru dan mencoba memakainya saat hendak
SOAL pergi ke pesta. Sempat menggunakan krim anti iritasi
namun tidak ada perbaikan. Riwayat keluhan serupa
sebelumnya ada. Pemeriksaan status dermatologis pada
140 bibir bagian atas, tepi nostril hingga lipat nasolabial, dan
dagu terdapat vesikel dan papul multipel eritematosa,
berbatas tegas. Diagnosis yang tepat pada pasien
adalah…
A. Herpes zoster
B. Dermatitis seboroik
C. Dermatitis perioral
D. Acne rosacea
E. Fixed drug eruption

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. DERMATITIS PERIORAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien perempuan, 30 tahun
• Muncul kemerahan pada bagian atas bibir sisi kanan dan
140 kiri serta dagu, 1 minggu
• Gatal (+)
• Riwayat pakai kosmetik baru (+); riwayat berulang (+)
• Tidak mempan dengan krim anti iritasi (kemungkinan
kortikosteroid)
• PF: pada bibir bagian atas, tepi nostril hingga lipat
nasolabial, dan dagu terdapat vesikel dan papul multipel
eritematosa, berbatas tegas
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DERMATITIS PERIORAL
• Merupakan masalah kulit wajah
dengan karakteristik kumpulan
papul eritematosa yang gatal
PEMBAHASAN
Etiologi:
• Kortikosteroid topikal, yang
140 dioleskan langsung pada wajah
• Steroid nasal, inhalan steroid, dan
kortikosteroid sistemik
• Krim kosmetika, sunscreen
• Pasta gigi berflorin
• Higiene buruk (jarang mencuci
muka)
• Perubahan hormonal dan/atau
penggunaan kontrasepsi oral
DERMATITIS PERIORAL
Karakteristik:
• Erupsi uni/bilateral pada pipi, bibir
PEMBAHASAN bagian atas, lipatan nasolabial,
perinasal dan periokular
• Merenggangkan kulit yang
140 membatasi bibir (yang kemudian
berubah menjadi pucat),
disekitar lipatan mata dan hidung
• Timbul gerombolan papul-pustul
eritematosa hingga 1-2 mm
• Kulit kering
• Iritasi seperti terbakar
DERMATITIS PERIORAL
Tatalaksana:
• Hentikan semua penggunaan
PEMBAHASAN krim kosmetika/make-up pada
wajah, termasuk kortikosteroid
topikal, dan sunscreen

140 • Antibiotika topikal diberikan untuk


kasus sedang-berat, yaitu:
• Eritromisin
• Klindamisin
• Metronidazole
Jawaban lainnya…
A. Herpes zoster : lesi sesuai dermatom
PEMBAHASAN B. Dermatitis seboroik : kelainan kulit pada area seboroik
(area berambut). Khasnya terdapat skuama kuning
berminyak, dengan/tanpa gatal
140 D. Acne rosacea : lesi berupa ruam papular, flushing, dan
telangiektasis, namun tidak ada komedo
E. Fixed drug eruption : lesi yang biasa timbul setelah
mengonsumsi obat (riwayat alergi sebelumnya positif)
pada lokasi yang sama dengan riwayat sebelumnya
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien adalah…

140 C. DERMATITIS PERIORAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki 57 tahun pusing berputar terutama bangun tidur.
Keluhan lain terdapat mual, muntah, dan keringat dingin.
Tidur biasa posisi miring kiri. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan THT dalam batas
normal. Head roll test ke kiri sekitar 10 detik nistagmus
SOAL horizontal dan mual muntah hebat.
Diagnosis pada pasien ini adalah?

141 A.
B.
Vertigo servikal
Vertigo nonvestibuler
C. BPPV
D. Hipotensi ortostatik
E. Meniere disease

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. BPPV
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 57 tahun
• Pusing berputar terutama bangun tidur, tidur biasa
141 miring kiri  dipengaruhi posisi
• Mual, muntah, keringat dingin  gejala penyerta
BPPV
• Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
• Pemeriksaan THT dalam batas normal
• Head roll test ke kiri sekitar 10 detik nistagmus
horizontal dan mual muntah hebat  BPPV tipe
kanalis horizontal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BPPV
• Vertigo yang dicetuskan oleh perubahan posisi
PEMBAHASAN kepala
• Ada nistagmus rotatorik ke arah telinga yang
141 mengalami gangguan pada pemeriksaan Dix-
Hallpike
• Pemeriksaan yang menunjang diagnosis salah
satunya adalah: Dix-Hallpike maneuver
• Diagnosis Banding:
• Neuritis vestibuler : gejala vertigo perifer, riwayat infeksi viral
(+), nistagmus horizontal ke arah telinga yang sehat, nyeri (+)
• Labirinitis : vertigo (+), onset akut, penurunan pendengaran
(+), tinnitus (-)
Sumber: Buku Ajar THT FKUI, Medscape.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATA LAKSANA

PEMBAHASAN • Vestibulosupresan
• CRP (canalith repositioning procedure) dengan
141 maneuver Epley kanalitiasis pada kanal anterior
dan posterior, dilakukan setelah Dix-Hallpike
• Perasat Liberatory (Semont)  kupulolitiasis
• Latihan Brandt-Daroff  untuk gejala sisa ringan,
dapat dilakukan mandiri

Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Vertigo servikal  vertigo akibat vertebra servikal,
masih belum jelas patogenesisnya
PEMBAHASAN

B. Vertigo nonvestibuler  bukan pusing berputar, lebih


141 ke perasaan mengambang, tidak stabil. Lesi pada
pengatur keseimbangan di luar sistem vestibuler.

D. Hipotensi ortostatik  pusing ketika berubah posisi


akibat perubahan tekanan darah

E. Meniere disease  trias meniere: tinitus, pusing


berputar, penurunan pendengaran

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi diagnosis pada pasien di atas yaitu….

141 C. BPPV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita, 36 tahun, datang ke IGD dengan keluhan
penglihatan ganda yang semakin memburuk sejak 6 jam
SMRS. Keluhan berulang kali dialami namun selalu kembali
normal. Ia juga merasa tungkai kanannya sulit digerakkan
disertai keluhan nyeri di telapak kaki sejak seminggu yang
SOAL lalu. Demam (-), fatigue (+), inkontinensia uri (+).
Pemeriksaan mata menunjukkan neuritis retrobulbar (+).
Pemeriksaan motorik didapatkan motorik tungkai kanan
142 yang sangat menurun disertai peningkatan refleks fisiologis
dan refleks patologis (+).
Diagnosis yang paling sesuai adalah…

A. Poliomielitis
B. Guillain-Barre syndrome
C. Amyotrophiclateral sclerosis
D. Miastenia gravis
E. Multiple sclerosis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. MULTIPLE SCLEROSIS
KEYWORDS:
PEMBAHASAN • wanita, 36 tahun
• penglihatan ganda yang semakin memburuk sejak 6 jam
142 SMRS
• Sudah berulang, namun sebelumnya membaik sendiri.
• Tungkai kanan sulit digerakkan, nyeri di telapak kaki sejak
seminggu yang lalu
• Demam (-), fatigue (+), inkontinensia uri (+)
• Pemeriksaan mata: neuritis retrobulbar (+)
• Pemeriksaan motorik: motorik tungkai kanan sangat
menurun, refleks fisiologis (+) meningkat, refleks patologis
(+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MULTIPLE SCLEROSIS

PEMBAHASAN

142

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MULTIPLE SCLEROSIS
• Merupakan penyakit demielinisasi sistem saraf pusat oleh
PEMBAHASAN karena proses autoimun
• Beberapa keluhan pasien dengan MS adalah:
• Lemah otot (weakness)
142 •


Numbness
Tingling
Paraparesis spastik
• Neuritis retrobulbar
• Diplopia
• Disekuilibrium
• Gangguan pada sfingter
•Biasanya tidak semua gejala atau keluhan ini muncul langsung
tapi muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah keluhan
pertama muncul (seperti relapse). Pemicu paling sering adalah
infeksi atau kehamilan.
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LHERMITTE SIGN
• Pemeriksaan pada regio
PEMBAHASAN leher/cervical
• Multiple Sclerosis, Herniasi discus,
spondilitis cervical, dll
142 • Pasien duduk dengan fleksi
panggul dan leher
• Nilai positif (+) bila: terdapat
sensasi seperti aliran listrik atau
parestesia/disestesia pada tangan
atau kaki saat fleksi leher
• Nama lain: Barber’s chair
phenomenon
Sumber: Ann Indian Acad Neurol, 2015.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Poliomielitis  infeksi poliovirus terhadap cornu
PEMBAHASAN anterior medulla spinalis  kelumpuhan
permanen
B. Guillain-Barre syndrome  demielinisasi saraf
142 perifer oleh karena proses autoimun
C. Amyotrophiclateral sclerosis  penyakit
degeneratif neuron motorik, berupa atrofi serat
otot akibat degenerasi cornu anterior. Columna
lateralis medula spinalis juga degenerasi dan
terjadi gliosis. Berakibat fatal.
D. Miastenia gravis autoantibodi terhadap
reseptor asetilkolin di membran post sinaps
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi diagnosis yang paling sesuai pada
PEMBAHASAN pasien di atas yaitu….

142 E. MULTIPLE SCLEROSIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 30 tahun, terjatuh dari pohon dan
kepalanya membentur tembok. Setelah kejadian pasien
sempat pingsan sebentar lalu sadar dan berjalan pulang
ke rumah. Beberapa saat kemudian pasien ditemukan
tidak sadar di rumah. Keluarga segera membawa ke IGD.
SOAL Di RS dilakukan pemeriksaan CT scan kepala.
Apa yang ditemukan pada pemeriksaan CT scan kepala
pasien ini?
143 A. Subdural hematom
B. Epidural hematom
C. Sub arachnoid hemorrhage
D. Intracranial hematom
E. Hydrocephalus communicans

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. EPIDURAL HEMATOM

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Terjatuh dari pohon dan kepala membentur
tembok  riwayat trauma kepala (+)
143 • Pasien sempat pingsan sadar sendiri dan bisa
berjalan pulang  ditemukan tidak sadar
kemudian. Ada lucid interval.

 Gambaran EDH

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Didahului riwayat trauma sebelumnya.
• Ada periode tidak sadar – sadar – tidak sadar
PEMBAHASAN (lucid interval)
• Gejala klasik: lucid interval,
hemiparesis/hemiplegia, pupil anisokor
143 • Penurunan kesadaran disebabkan oleh efek
peningkatan tekanan intracranial karena
desakan dari volume perdarahan yang aktif
meningkat.
• Sering akibat ruptur a. meningea media
• Hematom terlihat sebagai gambaran hiperdens
bikonveks (panah merah). Akumulasi darah
terdapat di antara tabula interna calvaria dan
EPIDURAL HEMATOM bagian luar dari duramater yang terlepas dari
tulang calvaria yang dilekatinya.
• Biasanya disertai dengan fraktur tulang yang
Sumber: Medscape, 2016 berkaitan dengan lokasi hematom
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Subdural hematom (SDH) merupakan jenis massa
PEMBAHASAN intrakranial akibat trauma yang tersering.
• Didahului riwayat trauma sebelumnya. Baik
trauma berat maupun yang tidak terlalu berat,

143 terutama pada orang usia tua ataupun yang


menerima pengobatan dengan antikoalgulan.
• Sering akibat ruptur bridging veins
• SDH dibedakan berdasarkan ukuran, lokasi, dan
waktu terjadinya. (akut, subakut, kronik)
• Hematom terlihat sebagai gambaran hiperdens
semilunar (akut). Akumulasi darah terdapat di
antara bagian dalam duramater dan luar
parenkim otak dan arachnoid
SUBDURAL HEMATOM

Sumber: Medscape, 2016

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Perdarahan subarachnoid (SAH) merupakan
PEMBAHASAN perdarah yang terjadi di antara cavum
subarachnoid dan piamater.
• SAH dapat terjadi dalam berbagai situasi klinis,

143 salah satunya trauma kepala.


• SAH spontan (nontraumatik) biasanya terjadi
akibat ruptur aneurisma ataupun malformasi
arteri-vena (AVM)
• Ditandai dengan: nyeri kepala hebat
(thunderclap headache), nyeri pada mata, bisa
terdapat gangguan penglihatan ataupun
diplopia, muntah, tanda rangsang meningeal
(+), peningkatan suhu tubuh, takikardia
SUBARACHNOID HEMORRHAGE • Gambaran CT scan berupa hiperdensitas yang
terlihat di daerah cisterna subarachnoid
Sumber: Medscape, 2017 mengikuti girus.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KEPALA
• Intracerebral hemorrhage (ICH) merupakan
PEMBAHASAN akumulasi darah yang patologis di dalam
parenkim otak.
• ICH dapat disertai dengan edema yang

143 kemudian dapat menimbulkan desakan


terhadap daerah sekitarnya sehingga
menyebabkan gangguan neurologis.
• ICH nontraumatika paling sering akibat rusaknya
pembuluh darah di otak karena hipertensi,
namun dapat juga karena disfungsi autoregulasi
otak yang menyebabkan aliran darah di otak
menjadi berlebihan.
• Bisa juga akibat ruptur AVM ataupun aneurisma,
INTRACEREBRAL HEMORRHAGE gangguan hemostasis, dan gangguan aliran
vena
Sumber: Medscape, 2017

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Subdural hematom  pasien usia muda, tidak
PEMBAHASAN ada riwayat terapi antikoagulan, mekanisme
trauma bukan accelerate-decelerate
C. Subarachnoid hemorrhage tidak disebutkan
143 riwayat nyeri kepala hebat, adanya bruit
D. Intracerebral hemorrhage  riwayat
peningkatan tekanan darah sebelumnya,
gangguan hemostasis
E. Hydrocephalus communicans pelebaran
sistem ventrikel, tanda peningkatan tekanan
intracranial, riwayat trauma (-)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, temuan CT Scan kepala pada kasus ini
PEMBAHASAN yaitu

143 B. EPIDURAL HEMATOM

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki, usia 2 tahun dibawa keluarganya
ke IGD RS karena kejang di rumah. Kejang sekitar 2 menit,
kemudian berhenti sendiri. Sebelumnya pasien tidak
pernah kejang. Saat ini pasien sedang demam, sejak 3
hari sebelumnya. Batuk (+), pilek (+). Menurut keluarga,
SOAL saat kejang pasien kelojotan seluruh tubuhnya, sebelum
dan setelah kejang pasien bisa diajak berkomunikasi, saat
kejang tidak bisa. PF kesadaran CM, suhu 39.6, RR 30x/m.
144 Sp.O2 99%, defisit neurologis (-). Diagnosis yang paling
mungkin?

A. Epilepsi
B. Epilepsi yang diinduksi demam
C. Kejang demam sederhana
D. Kejang demam kompleks
E. Status konvulsivus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. KEJANG DEMAM SEDERHANA
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 2 tahun
• Kejang di rumah, durasi sekitar 2 menit, berhenti
144 sendiri
• Sebelumnya pasien tidak pernah kejang
• Saat ini pasien demam(+)3 hari, batuk (+), pilek (+)
• Saat kejang pasien kelojotan seluruh tubuhnya,
sebelum dan setelah kejang pasien bisa diajak
berkomunikasi, saat kejang tidak bisa
• PF kesadaran CM, suhu 39.6, RR 30x/m. Sp.O2 99%,
• defisit neurologis (-)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM
• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak
berumur 6 bulan sampai dengan 5 tahun yang mengalami kenaika
PEMBAHASAN
suhu tubah (suhu di atas 38C) dengan metode pengukura apapun,
yang tidak disebabkan oleh proses intrakranial.
144 • Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan kelainan elektrolit
ataupun metabolik lainnya
• Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya  bukan kejang
demam
• Anak 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang demam
• Bila anak kurang dari 6 bulan kejang dengan didahului demam,
pikirkan kemungkinan lain seperti infeksi SSP.
• Bayi berusia kurang dari 1 bulan masuk dalam kejang neonatus

Sumbe: Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam IDAI 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM SEDERHANA
• = simple febrile seizure
• Kejang demam yang berlangsung singkat (<15 menit), bentuk
PEMBAHASAN
kejang umum (tonik dan/atau klonik), tidak berulang dalam waktu
24 jam
144

Sumbe: Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam IDAI 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG DEMAM KOMPLEKS
• Kejang demam dengan salah satu ciri berikut:
• Kejang lama (>15 menit)
PEMBAHASAN
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umu didahului
kejang parsial
144 • Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam

Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit,


atau kejang berulang lebih dari 2 kalo dan di antara 2 bangkitan
kejang anak tidak sadar.

Sumbe: Rekomendasi penatalaksanaan kejang demam IDAI 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Epilepsi  2 bangkitan kejang tanpa pencetus,
PEMBAHASAN
jarak antar 2 bangkitan lebih dari 24 jam

B. Epilepsi yang diinduksi demam  sebelumnya ada


144 riwayat epilepsi, lalu demam, epilepsinya jadi kumat.

D.Kejang demam kompleks  penjelasan di slide


sebelumnya

E. Status konvulsivus  Kejang terus-menerus selama 30


menit atau berulang tanpa disertai pemulihan
kesadaran diantara kejang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

144 C. KEJANG DEMAM SEDERHANA

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 40 tahun, dibawa keluarga ke IGD
karena penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu.
Sebelumnya, pasien demam, mengeluhkan sakit kepala,
dan keluar cairan kekuningan dari telinga kanan. Pada
pemeriksaan GCS 12, kaku kuduk (+). Hasil lab Hb 13,
SOAL leukosit 18.000, trombosit 200.000.
Diagnosis yang paling mungkin adalah?

145 A.
B.
Meningitis bakterial
Meningitis viral
C. Meningoensefalitis viral
D. Ensefalitis toxoplasma
E. Meningitis tuberculosis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. MENINGITIS BAKTERIAL
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 40 tahun

145 • Penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu


• Demam (+), nyeri kepala (+), dan keluar cairan
kekuningan dari telinga kanan  otitis media
perforasi/OMSK/mastoiditis
• GCS 12, kaku kuduk (+)  kelainan pada
meninges
• Hb 13, leukosit 18.000, trombosit 200.000 
leukositosis, curiga infeksi bakterial

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MENINGITIS BAKTERIAL
• Meningitis bakterialis akut adalah infeksi meningitis yang terjadi dalam waktu
kurang dari 3 hari dan umumnya disebabkan oleh bakteri banal.
PEMBAHASAN
• Anamnesis:
• Demam

145 • Nyeri kepala


• Fotofobia
• Penurunan kesadaran
Sumber:
Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
• Kejang
• Kelemahan 1 sisi
• Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus: nyeri kepala berat,
muntah, kejang.
• Pasien dewasa biasa diawali dengan ISPA kemudian diikuti gejala-gejala
SSP.
• Meningitis Mengingokokus sering diawali dengan gejala septikemia dan syok
septik (demam, nyeri lengan dan/atau tungkai). Riwayat berpergian haji
atau orang lain yang mengalami hal yang sama epidemi meningitis.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MENINGITIS BAKTERIAL
• Pemeriksaan Fisik:
PEMBAHASAN  PF dan TTV
 Pemeriksaan neurologis: GCS, kaku kuduk (+), motorik (bisa

145 ditemukan hemiparesis)


 Stadium lanjut  hidrosefalus, papiledema (+)
 Meningitis meningokokus  septikemia dan syok septik. Kulit
teraba dingin, bibir sianosis, papul-ekimosis pada ekstremitas

Sumber:
Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LUMBAL PUNGSI
• Mendukung diagnosis bila:

PEMBAHASAN  Tanda dan gejala klinis meningitis (+) ditambah adanya penilaian hasil
analisis LCS abnormal: predominan PMN, rasio glukosa LCS : darah <0.4
 DAN ditemukannya bakteri pada LCS baik secara mikroskopik nampak

145 maupun dengan kultur.

ATAU

 Tanda dan gejala klinis meningitis (+) ditambah adanya penilaian LCS
abnormal seperti di atas ditambah Kultur LCS (-)
 DAN kultur darah (+)/tes antigen atau PCR dari LCS menunjukkan hasil
(+)
 Dengan/tanpa riwayat ISPA atau
pneumonia/sinusitis/otitismedia/gangguan imun/ alkoholisme/ DM
Sumber:
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
LUMBAL PUNGSI
• KONTRAINDIKASI: • KONTRAINDIKASI RELATIF:
PEMBAHASAN  Infeksi daerah tusukan
 Papiledema
 Penurunan  Syok
145 kesadaran yang
dalam dan progresif
 Koagulopati
 Trombosit <50.000
 Curiga SOL
 Defisit neurologis
fokal (+)

Sumber:
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
Jawaban lainnya…
B. Meningitis viral  pada kasus ada leukositosis,
PEMBAHASAN tidak seperti pada infeksi viral

C. Meningoensefalitis viral  pada kasus ada


145 leukositosis, tidak seperti pada infeksi viral

D. Ensefalitis toxoplasma  gambaran ensefalitis,


riwayat pelihara hewan

E. Meningitis tuberculosis  biasanya komplikasi tb


paru

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang paling mungkin pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

145 A. MENINGITIS BAKTERIAL

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang anak laki-laki, usia 5 tahun dibawa ke poliklinik
dengan keluhan tampak sering bengong mendadak.
Pasien sering mendadak bengong sekitar 1 menit, terjadi
bisa 2-3 kali dalam sehari. Saat sedang serangan, pasien
tidak bisa diajak bekomunikasi, namun ketika sudah
SOAL selesai serangan pasien kembali berkomunikasi normal
namun tidak ingat kejadian yang terjadi sebelumnya.
Terapi medikamentosa yang paling tepat untuk diberikan
146 pada pasien ini yaitu?

A. Carbamazepine
B. Haloperidol
C. Fenitoin
D. Asam Valproat
E. Diazepam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. ASAM VALPROAT
KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 5 tahun
• Tampak sering bengong mendadak
146 • Bengong sekitar 1 menit, terjadi bisa 2-3 kali dalam
sehari
• Saat sedang serangan, tidak bisa berkomunikasi,
selesai serangan pasien kembali berkomunikasi
normal, namun tidak ingat kejadian yang terjadi
sebelumnya

• Diagnosis: kejang absans


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG ABSANS (PETIT MAL)

PEMBAHASAN

146

Sumber: Netter Atlas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KEJANG ABSANS (PETIT MAL)
• Setelah serangan langsung beraktivitas seakan – akan tidak
PEMBAHASAN terjadi apa – apa  absans umum/tipikal
• Setelah serangan bingung  absans atipikal

146 •


Bengong / melamun beberapa detik
Dapat terjadi automatisme
Mata memandang jauh ke depan
• Kegiatan motorik terhenti
• Pasien diam tanpa reaksi

• Tata laksana:
• Ethosuximide (first line)
• Asam Valproat (bila tidak ada Ethosuximide)
• Lamotrigine
Sumber: Pedoman tata laksana epilepsi, 2008

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Carbamazepine  pilihan untuk terapi kronik
PEMBAHASAN kejang parsial ataupun kejang umum sekunder

146 B. Haloperidol  antipsikotik

C. Fenitoin  bersama carbamazepine,


merupakan pilihan untuk terapi kronik kejang
parsial ataupun kejang umum sekunder

E. Diazepam  pemutus kejang akut

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi medikamentosa yang paling
PEMBAHASAN tepat diberikan pada kasus ini yaitu

146 D. ASAM VALPROAT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 35 tahun, dibawa ke IGD pasca
mengalami kecelakaan lalu lintas. Ketika dilakukan
pemeriksaan kesadaran, pasien dapat membuka
mata ketika diberikan rangsang nyeri, pasien dapat
SOAL
melokalisasi nyeri, mengeluarkan suara mengerang
saja. Berapa GCS pada pasien ini?
A. 6
147 B.
C. 8
7

D. 9
E. 10

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. 9

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Seorang laki-laki, 35 tahun, penurunan kesadaran

147 pasca KLL


• Pemeriksaan kesadaran:
• Membuka mata dengan rangsang nyeri = E2
• Mampu melokalisir nyeri = M5
• Mengeluarkan suara mengerang dengan rangsang
nyeri = V2
• GCS = E2M5V2  9

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GLASGOW COMA SCALE
Komponen Respon Nilai

Eye Membuka mata spontan 4


PEMBAHASAN Terhadap rangsang suara 3
Terhadap rangsang nyeri 2

147 Verbal
Menutup mata terhadap semua rangsangan
Bicara kalimat jelas, orientasi baik
Disorientasi
1
5
4
Bisa membentuk kata tetapi tdk mampu ucapkan kalimat 3
Mengeluarkan suara yang tidak berarti/mengerang 2
Tidak ada suara 1
Motoric Menurut perintah 6
Dapat melokalisir rangsang setempat 5
Menolak rangsang nyeri pada anggota gerak (withdrawal) 4
Fleksi abnormal (dekortikasi) 3
Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2
Tidak ada gerakan samasekali 1
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GLASGOW COMA SCALE

PEMBAHASAN

147

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GLASGOW COMA SCALE

PEMBAHASAN

147

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GLASGOW COMA SCALE

PEMBAHASAN

147

Sumber: Netter atlas


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. 6
PEMBAHASAN B. 7
C. 8
147 E. 10

 Sudah dieksklusi dengan penjelasan GCS di atas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, GCS pasien pada kasus ini yaitu

147 D. 9

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita, 55 tahun, datang dengan keluhan rasa
kebas pada tangan kanan, terutama sekitar jari I-III.
Pasien bekerja sebagai pedangang gado-gado di
warung. PF tanda vital dalam batas normal. Terdapat
abduksi jari I tangan kanan dan atrofi otot daerah thenar.
SOAL Gejala dirasakan memberat terutama ketika dilakukan
pemeriksaan dengan cara mengetuk pergelangan
tangan pasien.
148 Pemeriksaan yang dimaksud yaitu?

A. Phalen test
B. Finkelstein test
C. Flick test
D. Tinnel test
E. Laseque test

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. TINNEL TEST

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Kebas pada tangan kanan, jari I-III

148 • Pekerjaan: pedagang gado-gado  aktivitas


banyak menggunakan gerakan pada
pergelangan tangan
• Gejala memberat ketika dilakukan pengetukan
pada daerah pergelangan tangan yang
mengalami keluhan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CARPAL TUNNEL SYNDROME

PEMBAHASAN

148

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CARPAL TUNNEL SYNDROME
• Kumpulan tanda dan gejala akibat penekanan
PEMBAHASAN nervus medianus dalam terowongan karpal (carpal
tunnel)
• Gejala umum : kesemutan, kebas, nyeri pada lokasi
148 yang dipersafari nervus medianus (terutama malam
hari
• Gejala lain : kadang pasien menjatuhkan barang
yang digenggam tanpa terasa, gejala intermitten.
• Gejala malam hari biasana cukup spesifik untuk CTS
terutama bila gejala berkurang bila mengerak –
gerakkan tangan.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMERIKSAAN PADA CTS
• TINNEL SIGN
PEMBAHASAN
• Pemeriksaan dengan cara
perkusi ringan pada N.
148 Medianus
• Positif bila: ada sensasi
baal/kesemutan/nyeri
pada regio distribusi N.
Medianus (dari jari I hingga
½ jari IV)

Sumber : Urbano FL. Review of Clinical Signs : Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMERIKSAAN PADA CTS
• PHALEN SIGN:
PEMBAHASAN
• pasien diminta menekuk
tangan hingga fleksi
148 maksimum ke arah telapak
tangan dan mempertahankan
posisi tersebut selama 60 detik.
• Positif bila: ada sensasi baal /
kesemutan / nyeri pada regio
distribusi N. Medianus

Sumber : Urbano FL. Review of Clinical Signs : Tinnel Sign and Phalen’s Maneuver
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMERIKSAAN PADA CTS
• TORNIQUET TEST
PEMBAHASAN • Pemeriksaan ini dilakukan pemasangan tomiquet dengan
menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di
atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS,

148 tes ini menyokong diagnosis.


• FLICK SIGN
• Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau
menggerakgerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau
menghilang akan menyokong diagnosis CTS. Harus diingat bahwa
tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud
• Wrist extension test
• Penderita diminta melakukan ekstensi tangan secara maksimal,
sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat
dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS,
maka tes ini menyokong diagnosis CTS
Sumber : Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMERIKSAAN PADA CTS
• Pressure test
• Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan
PEMBAHASAN menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul
gejala seperti CTS, tes ini menyokong diagnosis.
• Luthy's sign (bottle's sign)
148 • Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada
botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh
dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung
diagnosis
• Pemeriksaan sensibilitas
• Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point
discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus,
tes dianggap positif dan menyokong diagnosis
• Pemeriksaan fungsi otonom
• Apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang
terbatas pada daerah inervasi nervus medianus. Bila ada akan
mendukung diagnosis CTS
Sumber : Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Phalen test  pemeriksaan dengan fleksi
PEMBAHASAN maksimal telapak tangan selama 60 detik
B. Finkelstein test  pemeriksaan untuk tenosinovitis
148 de quervain
C. Flick test  pemeriksaan dengan mengebaskan
tangan, pada CTS, ketika dilakukan
pemeriksaan ini maka keluhan dirasakan
berkurang
E. Laseque test  pemeriksaan pada low back
pain/ischialgia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, pemeriksaan yang dimaksud pada
PEMBAHASAN kasus ini yaitu

148 D. TINNEL TEST

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita, 59 tahun diantar ke RS dengan keluhan
lumpuh tubuh sisi kanan yang terjadi mendadak saat
pasien bangun tidur 2 jam SMRS. Wajah pasien tampak
tertarik ke sisi kiri, selain itu pasien juga berbicara pelo. PF
kesadaran composmentis, TD: 190/90, Nadi: 82x/m. St
SOAL neurologis hemiparesis dextra, paresis Nn. Craniales VII
dan XII tipe central.
Baku emas pemeriksaan kasus tersebut adalah?
149 A. Darah lengkap
B. EMG + EEG
C. Pungsi lumbal
D. MRI
E. CT scan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. CT SCAN
• KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Wanita, 59 tahun
• Lumpuh tubuh sisi kanan mendadak saat bangun
149 tidur 2 jam SMRS.
• Wajah pasien tampak tertarik ke sisi kiri, bicara pelo.
• Kesadaran composmentis TD: 190/90, Nadi: 82x/m.
• St neurologis hemiparesis dextra, paresis Nn. Craniales
VII dan XII tipe central

 diagnosis stroke

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STROKE
• Kumpulan gejala defisit neurologis otak, baik fokal
PEMBAHASAN maupun global, onset mendadak, akibat
gangguan peredaran darah pada parenkim
149 otak, retina, maupun medula spinalis yang dapat
disebabkan oleh tersumbatnya ataupun
pecahnya pembuluh arteri maupun vena.
• Pembuktian  pemeriksaan pencitraan/imaging
dan/atau patologi
• Gold standard: CT Scan

Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Darah lengkap  tidak spesifik
PEMBAHASAN
B. EMG + EEG  pemeriksaan kelistrikan otot dan
149 otak

C. Pungsi lumbal  pemeriksaan untuk


menganalisis LCS

D. MRI  bagus melihat soft tissue, kurang baik


untuk struktur keras seperti tulang, pemeriksaan
membutuhkan waktu cukup lama
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, baku emas pemeriksaan pada kasus
PEMBAHASAN ini yaitu

149 E. CT SCAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang pria, 40 tahun, dengan lumpuh anggota gerak
bawah kiri dan kanan. Keluhan disertai dengan
gangguan BAK dan BAB. Pasien memiliki riwayat batuk
lama, penurunan berat badan, dan sering mengeluhkan
keringat malam hari. Tanda vital dalam batas normal,
SOAL status neurologis paraparesis UMN setinggi T5, gibus (+),
retensio uri et alvi.
Diagnosis pada kasus ini?
150 A. Brown sequard syndrome
B. Tuberculous granuloma
C. Trauma medulla spinalis
D. Spondilitis tuberculosis
E. Central cord syndrome

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. SPONDILITIS TUBERCULOSIS
• KEYWORDS:
PEMBAHASAN
• Pria, 40 tahun,

150 •

Lumpuh anggota gerak bawah kiri dan kanan.
Gangguan BAK dan BAB.
• Riwayat batuk lama, penurunan berat badan, dan
sering mengeluhkan keringat malam hari 
mengarah ke infeksi TB
• Tanda vital dalam batas normal
• St. neurologis paraparesis UMN setinggi T5, gibus (+),
retensio uri et alvi.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SPONDILITIS TUBERCULOSIS
• Salah satu manifestasi infeksi kuman TB ekstraparu
PEMBAHASAN
• Dapat terjadi mendadak ataupun perlahan
berupa kelemahan yang progresif disertai
150 penurunan BB, keringat malam hari
• Gejala:
• Nyeri punggung
• Demam naik turun, terutama sore hari
• Penurunan BB
• Gangguan neurologis dapat berupa paraplegia,
paraparesis, nerve root pain, ataupun cauda equina
syndrome
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SPONDILITIS TUBERCULOSIS
• Pemeriksaan fisik: • Pemeriksaan penunjang:
PEMBAHASAN
• Pada tanda vital (demam), • Foto vertebra
pada pemeriksaan

150 menyeluruh (manifestasi


tuberkulosis ekstraskeletal)
• Deformitas tulang belakang
(kifosis)
• Lab darah rutin, Ur/Cr, GDS,
Kadar Na
• Mikrobiologi: pengecatan ZN,
kultur Ogawa, GeneXpert
• Nyeri lokal dan spasme otot
paravertebral • Pemeriksaan LCS: peningkatan
• Pemeriksaan neurologis: protein, penurunan glukosa,
clumsiness walking, pleiositosis limfositik pada 30-
spontaneous muscle 50% pasien
twitching, nerve palsy,
hemiplegia, paraplegia • Myelografi: filling defet medulla
spastik, gangguan sensorik, spinalis
bladder and/or bowel • MRI dengan/tanpa kontras
involvement.
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SPONDILITIS TUBERCULOSIS
• Tatalaksana non-operatif:
PEMBAHASAN • OAT
• Steroid: dexamethasone iv, lanjut po

150 •

KIE durasi pengobatan panjang, perawatan di rumah
Diet tinggi kalori tinggi protein

• Tatalaksana operatif
• Koreksi deformitas pada tulang  rujuk ortopedi

Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Brown sequard syndrome  lesi inkomplit
PEMBAHASAN medula spinalis: hemiparaplegia di satu sisi dan
hemianestesia di sisi kontralateralnya
B. Tuberculous granuloma  tuberculoma,
150 granuloma akibat respon terhadap infeksi tb di
otak
C. Trauma medulla spinalis  riwayat trauma tidak
dijelaskan
E. Central cord syndrome  trauma medulla
spinalis yang ditandai dengan kelemahan
anggota gerak atas>bawah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada kasus ini yaitu

150 D. SPONDILITIS TUBERCULOSIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, usia 40 tahun, datang dengan keluhan
mulut mencong ke kiri sejak 2 hari yang lalu, mata kanan
sulit ditutup, dan alis kanan tidak dapat diangkat. PF
tanda vital dalam batas normal. St neurologis parese N.
VII perifer sinistra.
SOAL Terapi medikamentosa pada kasus ini?

A. Ibuprofen
151 B.
C.
Piracetam
Prednison
D. Aspilet
E. Piroxicam

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. PREDNISON

PEMBAHASAN • KEYWORDS:
• Laki-laki, 40 tahun
151 • Mulut mencong ke kiri sejak 2 hari yang lalu
• Mata kanan sulit ditutup
• Alis kanan tidak dapat diangkat
• PF tanda vital dalam batas normal
• St neurologis parese N. VII perifer sinistra.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATA LAKSANA BELL’S PALSY
• Tujuan pengobatan: memperbaiki fungsi dan mengurangi
kerusakan N.VII.
PEMBAHASAN
- Pengobatan inisial
• Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk

151 pengobatan Bells’ palsy


• Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi
saraf kranial, jika diberikan pada onset awal
• Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6
hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari
• Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari
selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg
oral 5 kali/hari.
- Lindungi mata
• Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang
hari) dapat mencegah corneal exposure.
- Fisioterapi atau akupunktur : dapat mempercepat perbaikan
dan menurunkan sequele
Sumber: Acuan PPK Neurologi PERDOSSI, 2016
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Ibuprofen  NSAID
PEMBAHASAN
B. Piracetam  derivat neurotransmitter GABA,
151 efek neuroprotektif (+)

D. Aspilet  antiplatelet

E. Piroxicam  NSAID

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi medikamentosa yang diberikan
PEMBAHASAN pada kasus ini yaitu

151 C. PREDNISON

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 25 tahun, datang dengan keluhan demam
tinggi sejak 5 hari SMRS. Mual (+), muntah (+), Sebelumnya
mengeluhkan sakit telinga kanan hingga keluar cairan dan
bengkak di belakang telinga kanan. Tanda vital tekanan dari
130/80, Nadi 100x/m, Suhu 39.5, RR 20x/m. Kaku kuduk (+). Dokter
akan melakukan pemeriksaan pungsi lumbal.
SOAL Temuan hasil pemeriksaan LCS yang paling mungkin adalah?

152 A. Warna keruh, protein menurun, glukosa menurun, leukosit


MN meningkat
B. Warna xanthochrome, protein menurun, glukosa menurun,
leukosit PMN meningkat
C. Warna keruh, protein meningkat, glukosa menurun, leukosit
PMN meningkat
D. Warna bening, protein menurun, glukosa tetap, leukosit
PMN dan MN tidak ada
E. Warna bening, protein tetap, glukosa tetap, leukosit PMN
meningkat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. WARNA KERUH, PROTEIN
MENINGKAT, GLUKOSA MENURUN,
LEUKOSIT PMN MENINGKAT
PEMBAHASAN KEYWORDS:
• Laki-laki, 25 tahun
152 • Demam tinggi 5 hari SMRS
• Mual (+), muntah (+), sebelumnya mengeluhkan
sakit telinga kanan hingga keluar cairan dan
bengkak di belakang telinga kanan.
• Tanda vital tekanan dari 130/80, Nadi 100x/m,
Suhu 39.5, RR 20x/m. Kaku kuduk (+)
• Pemeriksaan pungsi lumbal
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIAGNOSIS BANDING INFEKSI SSP
Klinis/Lab Ensefalitis Mening Bakterial Meningitis TBC Meningitis Virus Ensefalopati

Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/Kronik


PEMBAHASAN
Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari

152 Kejang
Penurunan
Kesadaran
Umum/fokal
Somnolen-
sopor
umum
apatis
umum
Variasi, apatis-
sopor
umum
Cm-apatis
Umum
Apatis-
somnolen
Paresis +/- +/- ++/- - -
Perbaikan Lambat cepat lambat cepat Cepat/ lambat
kesadaran
Etiologi Tdk dapat ++/- TBC/riw. kontak - Ekstra SSP
diidentifikasi
Terapi Simptomatik Antibiotik tuberkulostatik Simptomatik Atasi penyakit
/antiviral primer
Sumber: Medscape
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TEMUAN LCS PADA INFEKSI SSP
Bacterial Viral TBC Meningitis Encephalitis Encephalopathy
Meningitis Meningitis viral
Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑
PEMBAHASAN
Makros. Keruh Jernih Xantokrom Jernih Jernih

152 Leukosit

PMN (%)
>1000

+++
10-1000

+
500-1000

+
10-500

+
<10

MN (%) + +++ +++ ++ -

Protein ↑↑ Normal/↑ ↑ Normal Normal

Glukosa ↓↓ Normal ↓↓ Normal Normal

Gram / Rapid Positif Negatif Negatif Negatif Negatif


test Sumber: Medscape
Sumber: Medscape
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Warna keruh, protein menurun, glukosa
PEMBAHASAN menurun, leukosit MN meningkat
B. Warna xanthochrome, protein menurun, glukosa
152 menurun, leukosit PMN meningkat
D. Warna bening, protein menurun, glukosa tetap,
leukosit PMN dan MN tidak ada
E. Warna bening, protein tetap, glukosa tetap,
leukosit PMN meningkat

 Lihat tabel
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, temuan hasil pemeriksaan LCS yang
PEMBAHASAN paling mungkin pada kasus ini yaitu
C. WARNA KERUH, PROTEIN
152 MENINGKAT, GLUKOSA MENURUN,
LEUKOSIT PMN MENINGKAT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang pria, usia 40 tahun, dibawa ke IGD dengan GCS 1-1-5.
1 jam SMRS pasien mengalami kecelakaan lalu lintas saat naik
sepeda motor. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah
110/70, nadi 114 kali/menit, respirasi 30 kali/menit, tanda
rangsang meningeal (-), pinpoint pupil (+), refleks patologis
SOAL babinski (+).
Jika terdapat herniasi otak pada pasien ini maka herniasi
sudah sampai ke…
153 A. Medula oblongata
B. Mesensefalon
C. Pons
D. Subkorteks serebri
E. Korteks serebri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. PONS

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Seorang pria, 40 tahun, penurunan kesadaran

153 GCS 1-1-15


• Post KLL 1 jam sebelumnya
• PF: TD 110/70, nadi 114x/menit, respirasi 30x/menit,
pinpoint pupil (+), refleks patologis babinski (+)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
EFEK HERNIASI PADA PUPIL
• Refleks Babinski (+)  lesi UMN
PEMBAHASAN

153

Sumber: Netter Atlas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Medula oblongata  lihat gambar
PEMBAHASAN B. Mesensefalon  lihat gambar
D. Subkorteks serebri  lihat gambar
153 E. Korteks serebri  lihat gambar

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, herniasi otal pada kasus ini telah
PEMBAHASAN sampai bagian

153 C. PONS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, usia 28 tahun, kecelakaan jatuh dari motor.
Saat terjatuh, bahu kirinya membentur trotoar. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan jari-jari bisa digerakkan bebas,
tapi lengan dan bahu tidak bisa digerakan.
Apa diagnosis pasien tersebut?
SOAL
A. Erb palsy
B. Carpal Tunnel Syndrome
154 C.
D.
Drop hand
Klumpke palsy
E. Guyon Canal Syndrome

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. ERB PALSY

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 28 tahun

154 • Post KLL jatuh dari motor dengan bahu kiri


membentur trotoar  riwayat trauma (+)
• Jari-jari bisa digerakkan bebas, tapi lengan dan
bahu tidak bisa digerakan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CEDERA SARAF PERIFER
• Drop wrist/drop hand  cedera n. radialis
PEMBAHASAN • Claw hand  cedera n. ulnaris
• Ape thumb  cedera n. medianus
154 • Pointing index  cedera n. medianus
• Winging scapula  cedera n. thoracodorsalis
• Drop foot  cedera n. poplitea lateralis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CEDERA PLEKSUS BRACHIALIS
• Erb-Duchenne Palsy
• Lesi Pleksus pada C5-6
PEMBAHASAN
• Penyebabnya antara lain:
–Trauma Lahir (traksi bahu pada bayi sungsang, traksi kepala
154 pada distosia bahu )
–Jatuh kepala dengan lateralisasi maksimal

• Sikap:
–Lengan atas : adduksi + internal rotasi
–Lengan bawah : ekstensi + pronasi
–Tangan : fleksi POLICEMAN’S TIP HAND,
–Jari : normal
WAITER’S TIP HAND

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
POLICEMAN’S TIP HAND

PEMBAHASAN

154

Sumber: JAMAnetwork, 2001


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CEDERA PLEKSUS BRACHIALIS
• Klumpke-Dejerine Palsy
• Lesi Pleksus pada C8-T1
PEMBAHASAN
• Penyebabnya antara lain:
–Elevasi bahu/overekstensi (traksi kepala pada presentasi
154 kepala, lengan tertinggal pada persalinan sungsang)
–Jatuh dari pohon mendadak (masih dapat
berpegangan/bergantung)

• Sikap:
–Lengan atas : normal
–Lengan bawah : fleksi ringan
–Tangan : dorsofleksi + claw hand
–Jari : ekstensi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLUMPKE-DEJERINE PALSY

PEMBAHASAN

154

Sumber: Journal of Hand Surgery, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Carpal Tunnel Syndrome  N. medianus
PEMBAHASAN
C. Drop hand  N. radialis
154 D. Klumpke palsy  C8-T1

E. Guyon Canal Syndrome  N. ulnaris

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini yaitu

154 A. ERB PALSY

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki, 35 tahun, mengeluh lemah pada lengan kiri.
Pasien pernah mengalami kecelakaan motor 1 bulan yang
lalu. Pada PF kesadaran dan TTV dalam batas normal,
ditemukan atrofi m.brachioradialis sinistra dan tangan kiri tidak
bisa dorsofleksi.
SOAL Kelainan pada kasus ini terdapat pada?

A. n. radialis
155 B.
C.
n. ulnaris
n. medianus
D. Pleksus brachialis
E. n. axillaris

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. N. RADIALIS

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Laki-laki, 35 tahun

155 • Lemah pada lengan kiri


• Riwayat KLL motor 1 bulan yang lalu
• Kesadaran dan TTV dalam batas normal
• Atrofi m.brachioradialis sinistra (+), dorsofleksi
manus sinistra (-) drop hand

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CEDERA NERVUS RADIALIS
• Penyebabnya antara lain:
PEMBAHASAN • Axilla : aneurisma pembuluh darah axilla, crutch palsy
• Bahu : fraktur proksimal humerus, dislokasi bahu
• Sulcus spiralis : fraktur corpus humerus, Saturday night
155 palsy, syringe palsy
• Antara sulcus spiralis dan epicondilus lateralis  fraktur
humerus, fraktur supracondilar, fraktur epicondilus
lateralis, cedera penetrasi
• Siku : fraktur caput radii, fraktur monteggia, dislokasi
elbow posterior

Sumber: American Association of Orthopaedic Surgeons, 2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CEDERA NERVUS RADIALIS
• Sikap:
–Tergantung letak cedera
PEMBAHASAN
Daerah atas axilla:
• Kelemahan lengan atas  ekstensi dan fleksi (-) ec
155 kelemahan m. triceps brachii dan m. brachioradialis
• Kelemahan otot ekstensor wrist dan jari  wrist drop
dan finger drop
• Kelemahan abduktor longus dan otot otot ekstensor
Lesi sekitar humerus:
• Gangguan m. brachioradialis dan m. extensor carpi
radialis longus
Gangguan sensoris pada daerah inervasi n. radialis
Sumber: American Association of Orthopaedic Surgeons, 2009

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. n. ulnaris  sisi fleksor ½ jari IV dan V manus,
PEMBAHASAN guyon canal syndrome

C. n. medianus  sisi fleksor lengan bawah, carpal


155 tunnel syndrome

D. Pleksus brachialis erb/klumpke paralysis

E. n. axillaris  kelemahan otot deltoid, gangguan


fleksi lengan bawah, abduksi lengan, dan hilang
sensorik daerah bawah bahu

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, letak kelainan pada pasien ini yaitu

155 A. N. RADIALIS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Wisnu, 29 tahun, datang dibawa keluarga karena
percobaan bunuh diri, pasien sering merasa sedih dan
murung, pasien tidak lagi bekerja sejak 2 minggu yang lalu.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan hasil pasien tidak
merasa melihat bayangan atau mendengar suara tanpa
SOAL sumber, isi pikir realistih, pasien tampak tidak memiliki minat,
serta tidak bertenaga. Apa terapi paling tepat yang
diberikan kepada pasien ini ?
156 A. Amitriptilin
B. Gabapentin
C. Fluoxetine
D. Haloperidol
E. Trifluoperazine

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Fluoxetine
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • 2 minggu tidak bekerja
• Percobaan bunuh diri
156 • Pasien sering murung dan sedih
• Pemeriksaan status mental didapatkan hasil pasien tidak
merasa melihat bayangan atau mendengar suara tanpa
sumber, isi pikir realistih, pasien tampak tidak memiliki
minat, serta tidak bertenaga
 Mengarah ke Depresi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Episode Depresif
• Gejala Utama :
• Afek depresif
PEMBAHASAN • Anhedonia  kehilangan minat dan kegembiraan
• Anergia  hilangnya energi (mudah lelah)
• Gejala Lainnya :
156 •

Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram
• Gagasan/perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
• 2 minggu untuk penegakkan diagnosis
Sumber:
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)
DSM IV-TR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana Gangguan Depresi
• Tatalaksana utama adalah
pemeberian obat
Antidepresan
PEMBAHASAN
• Mekanisme kerja obat ini :
• Menghambat re-uptake

156 neurotransmitter aminergik


(noradrenaline, serotonin,
dopamine)
• Menghambat penghancuran
neurotransmitter oleh enzim
“monoamine oxidase”

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Obat-obat Antidepresan
Golongan Nama Generik Sediaan Dosis Anjuran Warna Sediaan
Amitriptilin 25 mg 75 - 150 mg/h Merah
Imipramin 25 mg 75 - 150 mg/h
Trisiklik (TCA) Clomipramine 25 mg 75 - 150 mg/h
Tianeptine 12,5 mg 25 - 50 mg/h
PEMBAHASAN Opipramol

tab (10, 25, 50, 75


Maprotiline mg) drops 2% 50 ml 75 - 150 mg/h

156 Tetrasiklik ampul 25 mg/5 ml

Mianserin tab (10, 30 mg) 30 - 60 mg/h


Amoxapine 100 mg 200-300 mg/h
MAOI-
Meclobemide 300 - 600 mg/h
Reversible 150 mg
Trazodone Tidak ada
Atypical Tianeptine 12,5 mg 25 - 50 mg/h
Mirtazapine 30 mg 15 - 45 mg/h
Sertraline 50 mg 50 -100 mg/h Putih

Caps ( 10-20mg, Caps (Putih, hijau


Fluoxetine 20 mg), Caplet 20 20 - 40 mg/h
tosca)
SSRI mg
Fluvoxamine tab (50, 100 mg) 50 - 100 mg/h
Paroxetine 20 mg 20 - 40 mg/h
Citalopram 20 mg 20 - 60 mg/h

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemilihan Obat Antidepresan
• Obat Antidepresan memiliki efek primer yang sama pada dosis ekuivalen,
perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping)
• Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan
PEMBAHASAN dan sedang yang datang berobat jalan pada faskes umum, pemilihan obat
antidepresan sebaiknya mengikuti step care :
• Step 1 = Golongan SSRI

156
• Step 2 = Golongan Trisikilik
• Step 3 + Golongan Tetrasiklik / atypical / MAOI-Reversible

• Pertama menggunakan golongan SSRI  efek samping minimal, spektrum efek anti
depresi luas, dan gejala putus obat sangat minimal, dan lethal dose yang sangat
tinggi
• Setelah menggunakan dosis adekuat sekitar 3 bulan tidak efektif, bisa berganti ke
trisiklik  efek sampingnya lebih besar, tp spektrum anti depresinya luas
• jika masih belum efektif bisa berganti ke golongan MAOI-Reversible  efek
samping lebih ringan disbanding trisiklik, tp spektrum anti depresi yang sempit
• Pergantian SSRI ke MAOI membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk “washout
period” guna mencegah Serotonin Malignant Syndrome

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemilihan Obat Antidepresan
• Obat Antidepresan memiliki efek primer yang sama pada dosis ekuivalen,
perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping)
• Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan
PEMBAHASAN dan sedang yang datang berobat jalan pada faskes umum, pemilihan obat
antidepresan sebaiknya mengikuti step care :
• Step 1 = Golongan SSRI

156
• Step 2 = Golongan Trisikilik
• Step 3 + Golongan Tetrasiklik / atypical / MAOI-Reversible

• Pertama menggunakan golongan SSRI  efek samping minimal, spektrum efek anti
depresi luas, dan gejala putus obat sangat minimal, dan lethal dose yang sangat
tinggi
• Setelah menggunakan dosis adekuat sekitar 3 bulan tidak efektif, bisa berganti ke
trisiklik  efek sampingnya lebih besar, tp spektrum anti depresinya luas
• jika masih belum efektif bisa berganti ke golongan MAOI-Reversible  efek
samping lebih ringan disbanding trisiklik, tp spektrum anti depresi yang sempit
• Pergantian SSRI ke MAOI membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk “washout
period” guna mencegah Serotonin Malignant Syndrome

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Amitriptilin (golongan trisiklik anti depresan, digunakan
PEMBAHASAN setelah step 1 digunakan dan tidak efektif )
B. Gabapentin (obat yang digunakan untuk nyeri
neuropatik, bekerja dengan menstimulasi gaba pada
156 sistem saraf)
D. Haloperidol (obat antipsikotik)
E. Trifluoperazine (obat antipsikotik)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang paling tepat yang
PEMBAHASAN diberikan kepada pasien ini adalah…

156 C. Fluoxetine

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan dengan keluhan penampilan afek
depresi, tampak anhedonia,dan anergia, dan tidak percaya
diri, tidak tahu masa depannya sekarang akan bagaimana,
tidak dapat tidur setrta tidak mau makan. Mencoba bunuh
diri tetapi tidak berhasil. Gejala sudah berlangsung > 2
SOAL minggu. Dulu pernah seperti ini tetapi didahalui kondisi ceria.
Sekarang pasien masih ingin bunuh diri. Terapi yang tepat
pada kasus di atas?
157 A. Haloperidon
B. Risperidon
C. Diazepam
D. Amitriptiline
E. Gabapentin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Amitriptilin
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Afek depresi, anhedonia, anergia
• Percobaan bunuh diri
157 • Dulu pernah mengalami hal seperti ini, tetapi sebelumnya
sudah pernah ceria.
 Mengarah ke Depresi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Episode Depresif
• Gejala Utama :
• Afek depresif
PEMBAHASAN • Anhedonia  kehilangan minat dan kegembiraan
• Anergia  hilangnya energi (mudah lelah)
• Gejala Lainnya :
157 •

Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram
• Gagasan/perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan berkurang
• 2 minggu untuk penegakkan diagnosis
Sumber:
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)
DSM IV-TR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Obat-obat Antidepresan
Golongan Nama Generik Sediaan Dosis Anjuran Warna Sediaan
Amitriptilin 25 mg 75 - 150 mg/h Merah
Imipramin 25 mg 75 - 150 mg/h
Trisiklik (TCA) Clomipramine 25 mg 75 - 150 mg/h
Tianeptine 12,5 mg 25 - 50 mg/h
PEMBAHASAN Opipramol

tab (10, 25, 50, 75


Maprotiline mg) drops 2% 50 ml 75 - 150 mg/h

157 Tetrasiklik ampul 25 mg/5 ml

Mianserin tab (10, 30 mg) 30 - 60 mg/h


Amoxapine 100 mg 200-300 mg/h
MAOI-
Meclobemide 300 - 600 mg/h
Reversible 150 mg
Trazodone Tidak ada
Atypical Tianeptine 12,5 mg 25 - 50 mg/h
Mirtazapine 30 mg 15 - 45 mg/h
Sertraline 50 mg 50 -100 mg/h Putih

Caps ( 10-20mg, Caps (Putih, hijau


Fluoxetine 20 mg), Caplet 20 20 - 40 mg/h
tosca)
SSRI mg
Fluvoxamine tab (50, 100 mg) 50 - 100 mg/h
Paroxetine 20 mg 20 - 40 mg/h
Citalopram 20 mg 20 - 60 mg/h

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemilihan Obat Antidepresan
• Obat Antidepresan memiliki efek primer yang sama pada dosis ekuivalen,
perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping)
• Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan
PEMBAHASAN dan sedang yang datang berobat jalan pada faskes umum, pemilihan obat
antidepresan sebaiknya mengikuti step care :
• Step 1 = Golongan SSRI

157
• Step 2 = Golongan Trisikilik
• Step 3 + Golongan Tetrasiklik / atypical / MAOI-Reversible

• Pertama menggunakan golongan SSRI  efek samping minimal, spektrum efek anti
depresi luas, dan gejala putus obat sangat minimal, dan lethal dose yang sangat
tinggi
• Setelah menggunakan dosis adekuat sekitar 3 bulan tidak efektif, bisa berganti ke
trisiklik  efek sampingnya lebih besar, tp spektrum anti depresinya luas
• jika masih belum efektif bisa berganti ke golongan MAOI-Reversible  efek
samping lebih ringan disbanding trisiklik, tp spektrum anti depresi yang sempit
• Pergantian SSRI ke MAOI membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk “washout
period” guna mencegah Serotonin Malignant Syndrome

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pemilihan Obat Antidepresan
• Obat Antidepresan memiliki efek primer yang sama pada dosis ekuivalen,
perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping)
• Mengingat profil efek sampingnya, untuk penggunaan pada sindrom depresi ringan
PEMBAHASAN dan sedang yang datang berobat jalan pada faskes umum, pemilihan obat
antidepresan sebaiknya mengikuti step care :
• Step 1 = Golongan SSRI

157
• Step 2 = Golongan Trisikilik
• Step 3 + Golongan Tetrasiklik / atypical / MAOI-Reversible

• Pertama menggunakan golongan SSRI  efek samping minimal, spektrum efek anti
depresi luas, dan gejala putus obat sangat minimal, dan lethal dose yang sangat
tinggi
• Setelah menggunakan dosis adekuat sekitar 3 bulan tidak efektif, bisa berganti ke
trisiklik  efek sampingnya lebih besar, tp spektrum anti depresinya luas
• jika masih belum efektif bisa berganti ke golongan MAOI-Reversible  efek
samping lebih ringan disbanding trisiklik, tp spektrum anti depresi yang sempit
• Pergantian SSRI ke MAOI membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk “washout
period” guna mencegah Serotonin Malignant Syndrome

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Haloperidol (obat antipsikotik tipikal)
PEMBAHASAN B. Risperidon (obat antipsikotik atipikal)
C. Diazepam (obat golongan benzodiazepine, digunakan
157 untuk obat anti cemas atau insomnia)
E. Gabapentin (obat yang digunakan untuk nyeri
neuropatik, bekerja dengan menstimulasi gaba pada
sistem saraf)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang paling tepat yang
PEMBAHASAN diberikan kepada pasien ini adalah…

157 D. Amitriptilin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Ainun, 25 tahun datang ke klinik dengan keluhan mudah
merasa lelah dan mengantuk jika sedang bekerja ataupun
sedang dirumah, setiap hari, selama1,5 bulan terakhir. Pasien
sehari hari tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 06.00, namun
pasien masih merasa badan terasa berat, mulut kering, dan
SOAL tidak bersemangat. Pasien seing kali mengeluhkan jika sekitar
pukull 09.00 atau 10.00 mata terasa mengantuk sekali dan
lemas. Diagnosis apa yg tepat untuk kasus diatas?
158 A. Insomnia
B. Parasomnia
C. Hipersomnia
D. Katapleksi
E. Narkolepsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Hipersomnia

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Mudah lelah dan mengantuk
158 • Setiap hari, selama 1 bulan terakhir
• Tidur cepat dan bangun juga sudah cukup
• Pagi hari pasien merasa mengantuk  sleep
attacks

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Tidur (F51)
Dyssomnia Parasomnia
Insomnia Hypersomnia Gangguan Jadwal Peristiwa episodik
PEMBAHASAN Tidur-jaga abnormal yang
terjadi pada saat
Kriteria Waktu Minimal 3 kali / 1 Setiap hari dalam Setiap hari dalam
tidur
minggu selama 1 waktu 1 bulan waktu 1 bulan

158 Penemuan Klinis


bulan
• Sulit masuk tidur/
mempertahank
an/ kualitas tidur


Sleep attacks
Tidak ada gejala
tambahan
• Pola tidur-jaga
dari individu
tidak seirama
yg buruk narcolepsy atau dengan pola
• Preokupasi tidak bukti klinis sleep tidur-jaga yang
bisa tidur apnoe normal
• Ketidak puasan • Tidak ada gejala • Insomnia pada
baik kualitas/ neurologis waktu orang
kuantitas tidur tidur,
hypersomnia
waku orang
jaga
• Ketidak puasan
baik kualitas/
kuantitas tidur
Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Insomnia (tidak dapat tidur di waktu tidur, selalu merasa
PEMBAHASAN lelah, minimal 3 hari dalam 1 minggu selama 1 bulan)
B. Parasomnia (Peristiwa episodik abnormal yang terjadi
pada saat tidur)
158 D. Katapleksi (keadaan yang menyebabkan tiba-tiba jatuh
walaupun kesadaran tetap terjaga pada saat emosinya
meluap  kelemahan otot)
E. Narkolepsi (gangguan neurologis dalam jangka waktu
lama yang menyebabkan ketidakmampuan mengatur
jadwal tidur-jaga)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah …

158 C. Hipersomnia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Setelah melihat pertengkaran orang tuanya dengan mata
kepalanya sendiri, seorang wanita muda mengalami
kebutaan tiba-tiba, tetapi ia tidak tampak seperti putus asa
dengan keadaannya sekarang. Lalu dia biawa keluarganya
ke dokter, dan dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan
SOAL bahwa pupil dapat bereaksi dengan rangsangan cahaya,
dan dia juga merasakan nyeri jika iya tersandung. Orang tua
pasien, yang sedang berada ditengah-tengah perceraian,
159 menyingkirkan perbedaan pendapat mereka dan focus
terhadap keadaan anak perempuannya. Diagnosis yang
paling tepat pada keadaan wanita ini adalah ?

A. Body Dysmorphic Disorder


B. Malingering
C. Gangguan Somatisasi
D. Gangguan Konversi
E. Gangguan kepribadian Histerionik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Gangguan Konversi

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Wanita muda mengalami kebutaan tiba-tiba
159 • Setelah melihat pertengkaran orang tuanya 
Stressor
• Pemeriksaan fisik didapatkan bahwa pupil dapat
bereaksi dengan rangsangan cahaya, dan dia
juga merasakan nyeri jika iya tersandung

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Konversi (Disosiatif)
• Gejala utama  kehilangan dari integrasi normal
PEMBAHASAN (dibawah kendali kesadaran)
• Ingatan masa lalu

159 • Kesadaran identitas dan peng-indera-an segera


• Kontrol terhadap gerakan tubuh
• Gambaran sesuai dengan keluhan
• Tidak ada bukti gangguan fisik
• Bukti penyebab psikologi  kejadian stressful

Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Konversi (Disosiatif)
Gangguan
PEMBAHASAN Konversi

159
Amnesia Ggn. Trans dan Ggn. Motorik Konvulsi Anestesia dan
Fugue Disosiatif Stupor Disosiatif Kehilangan
Disosiatif Kesurupan Disosiatif Disosiatif
Sonsorik
Disosiatif

Hilangnya
Hilangnya daya Melakukan Kehilangan Ketidakmampuan
gerakan
ingat (total atau perjalanan identitas diri dan menggerakan Mirip
volunteer dan Anestesi kulit dan
parsial mengenai tertentu + ciri ciri kesadaran thd sebagian atau kejang
respon luar thd gangguan
kejadian stressful amnesia disosiatif lingkungan seluruh anggota epilepsi
rangsang luar penglihatan
gerak

Pada kasus terdapat kejadian stressful dan pasien tersebut mengalami


gangguan penglihatan

Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Body Dysmorphic Disorder (salah memiliki keyakinan
PEMBAHASAN bahwa tubuhnya terdapat kecacatan)
B. Malingering (mengeluarkan gejala fisik atau psikologis
yang dilebih-lebihkan untuk menghindari suatu keadaan
159 tertentu)
C. Gangguan Somatisasi (Keluhan fisik yang lebih dari satu,
tidak menerima penjelasan dokter, disabilitas sosial)
E. Gangguan Kepribadian Histerionik (emosi yang dibuat-
buat, suka bersandiwara, tidak ada keluhan gangguan
fisik)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah …

159 D. Gangguan Konversi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang sekretaris berusia 34 tahun, selalu menaiki tangga 12
tingkat untuk mencapai kantornya, karena ia selalu merasa
ketakutan terjebak di dalam lift. Apakah diagnosis yang
sesuai dengan keadaan pasien di atas ?

SOAL A. Fobia Sosial


B. Gangguan Panik
C. Gangguan Cemas Menyeluruh
160 D. Fobia Spesifik
E. Agorafobia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Fobia Spesifik
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Selalu menaiki tangga untuk menuju kantor 
menghindari ketakutan
160 • Takut akan terjabak di lift  ketakutan yang
abnormal terhadap sesuatu yang spesifik

• mengarah ke ketakutan akan ruangan yang


sempit  Claustrophobia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Anxietas Fobik
Agorafobia Fobia Sosial Fobia Khas

Kunci (House Bound) • Keluar dari Situasi spesifik


lingkungan keluarga
PEMBAHASAN • Center of attention
Pencetus Pergi : keluar rumah, Situasi sosial tertentu, Terbatas pada
sendiri, bertemu banyak misalkan tampil di objek/situasi tertentu

160 Kriteria Kejadian


orang

Takut, dengan
depan umum yang
kemungkinan dinilai
orang lain
Takut, dengan Takut, dengan
beragam ciri fisik beragam ciri fisik beragam ciri fisik
fisiologis ( Otonom ↑) fisiologis ( Otonom ↑) fisiologis ( Otonom ↑)
jika ada/terpapar jika ada/terpapar jika ada/terpapar
pencetus pencetus pencetus
Pembagian • Agorafobia dgn - Tidak terhitung
panic banyaknya
• Agorafobia tanpa
panik

Sumber:
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Fobia Spesifik
• Berdasarkan DSM IV-TR,
fobia spesifik dibagi 4
PEMBAHASAN
spesifikasi utama
• Tipe binatang
• Tipe lingkungan (Ketinggian,
160 air, badai)
• Tipe luka injeksi pengambilan
darah
• Tipe situasional (pesawat,
tempat tertutup, lift)
• Tipe lain (penyakit, tercekik,
tokoh dengan pakaian
seperti badut)

Sumber:
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), DSM IV-TR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Fobia Sosial (ketakutan yang terjadi jika sesorang
berada dalam keadaan harus berdiri dihadapan orang
PEMBAHASAN banyak (center of attention) )
B. Gangguan Panik (munculnya serangan panik dalam
160 beberapa waktu selama 1 bulan, pada keadaan yang
tidak ada bahaya, tidak terbatas pada situasi yang
telah diketahui atau diduga sebelumnya, terdapat
anxietas antisipatorik)
C. Gangguan Cemas Menyeluruh(cemas terus menerus,
tidak diketahui penyebab cemasnya)
E. Agorafobia (fobia yang muncul jika berpergian keluar
rumah di suasana ramai, sendiri seingga menimbulkan
House Bound)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, diagnosis yang sesuai dengan kondisi
PEMBAHASAN pasien ini ….

160 D. Fobia Spesifik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Vina, 25 tahun, seorang penjaga perpustakaan muda,
selalu merasa malu dan takut jika bertemu dengan orang
sejak kecil. Dia susah mencari teman dan jika melakukan
kontak sosial dengan orang lain, dia masih merasa malu dan
cemas. Dia tidak pernah datang ke pesta dan meminta
SOAL untuk bekerja di bagian yang jarang bertemu dengan orang
lain di perpustakaan tersebut, walaupun ini menyebabkan
dia mendapatkan gaji yang kecil. Dia tidak dapat melihat
161 pelanggannya tanpa malu dan dia yakin mereka dengan
melihat dia sebagai seorang yang inkompeten dan ceroboh.
Gangguan Kepribadian apa yang sesuai dengan kondisi
pasien ini ?

A. Skizotipal
B. Menghindar
C. Dependen
D. Skizoid
E. Paranoid
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Menghindar
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Merasa malu dan takut jika bertemu dengan
orang sejak kecil
161 • Susah mencari teman dan jika melakukan kontak
sosial dengan orang lain
• Tidak pernah datang ke pesta dan meminta
untuk bekerja di bagian yang jarang bertemu
dengan orang lain di perpustakaan tersebut
• Dia yakin mereka dengan melihat dia sebagai
seorang yang inkompeten dan ceroboh

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Kepribadian
• Tidak ada gangguan organik
• Memenuhi kriteria :
PEMBAHASAN • Disharmoni sikap dan perilaku yang berat
• Pola perilaku abnormal berlangsung lama

161 • Pola perilaku abnormal bersifat pervasive (mendalam) dan


maladaptif
• Manifestasi muncul pada masa kanak atau remaja hingga
dewasa
• Gangguan menyebabkan penderitaan pribadi
• Ganguan ini juga mempengaruhi pekerjaan dan kinerja
sosial
• Untuk budaya berbeda, dapat dihubungkan dengan
norma khas
Sumber:
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Kepribadian Cluster C
Obsesif-Kompulsif
Menghindar Dependen
PEMBAHASAN (Anankastik)
• Menjauhi aktivitas yg • Tidak dapat mengambil • Perfeksionis
berhubungan dengan keputusan sendiri • Preokupasi terhadap

161 •
kontak interpersonal 
takut dikritik
Berhubungan dengan
• Membutuhkan orang lain
untuk melanjutkan
aktivitas

detil, peraturan, jadwal
Selalu berusaha
mendominasi jika berada
orang yang ia suka • Merasa tidak berguna jika dalam suatu kelompok
• Preokupasi perasaan sedang sendiri
dikritik atau dipermalukan

Sumber : DSM IV-TR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Skizotipal (berhubungan dengan magis mistis, ilusi yang
PEMBAHASAN berhubungan dengan magis mistis)
C. Dependen (Selalu bergantung dengan orang lain, tidak
dapat melakukan sendiri apapun jika tidak bersama
161 orang lain)
D. Skizoid (senang sendiri, sering menutup diri, cenderung
dingin, afek datar)
E. Paranoid (rasa curiga, kepekaan terhadap suatu
kegagalan sehingga selalu menghindari akan suatu hal)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, gangguan kepribadian yang sesuai
PEMBAHASAN dengan kondisi pasien ini ….

161 B. Menghindar

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sdr. Heru, 25 tahun, ditangkap oleh satpam setelah
dilaporkan melakukan tindakan asusila terhadap
penumpang kereta perempuan. Dia suka menggosok-
gosokkan alat kelaminnya di pantat perempuan terutama
jika keadaan di kereta sedang penuh. Hal ini diakuinya
SOAL karena membuat dia terasa terpuaskan jika melakukan hal
tersebut. Kondisi apakah yang paling tepat pada laki-laki ini
?
162 A. Fetishism
B. Transvestic Fetishism
C. Voyeurism
D. Exhibitionism
E. Frotteurism

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Frotteurism
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Menggosok-gosokan alat kelaminnya di pantat
wanita muda
162 • Hal ini membuat terpuaskan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Paraphilia
• Paraphilia ada suatu penyimpangan rangsangan
seksual dari perilaku seksual normal, hal ini dilakukan
PEMBAHASAN sebagian orang untuk meningkatkan gairah atau
mendapatkan kepuasan seksual.

162 • Orang-orang ini dapat mengalami kenikmatan


seksual, tetapi terhambat untuk menanggapi
rangsangan yang biasanya dianggap erotis.
• Paraphilias dapat berkisar dari perilaku yang “hampir
normal” ke perilaku yang bersifat merusak atau
menyakiti diri sendiri atau ke orang lain atau
pasangannya, dan akhirnya perilaku ini yang
dianggap mengancam masyarakat pada umumnya
Sumber:
DSM IV-TR
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jenis-Jenis Paraphilia
Sumber: DSM IV-TR
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

Paraphilia Pengertian
Memperlihatkan alat kelaminnya
Exhibitionism dihadapan orang lain yang berbeda jenis
kelaminnya
PEMBAHASAN
mendapatkan kepuasan seksual dengan
melihat dan menggunakan barang mati
Fetishism dari jenis kelamin yang berbeda (ex :

162 Transvestic Fetishism


Celana dalam, bra)

Menggunakan barang serta berperilaku


dari jenis kelamin yang berbeda (cross-
dressing) --> laki-laki menggunakan
celana dalam atau bra perempuan
Frotteurism
Sadism-
Masochism

menggesekkan alat kelamin ke tubuh


Frotteurism lawan jenis tanpa meminta izin lawan jenis
tersebut

menyukai anak dibawah 13 tahun,


Pedophilia dengan pelaku berusia > 16 tahun, dan 5
tahun lebih tua dari anak kecil tersebut

Sadism : mendapatkan kepuasan dengan


Sexual Sadism menyiksa orang lain

Sexual Masochism
Masochism : mendapatkan kepuasaan Voyeurism
dengan disiksa atau disakiti
Transvestic
Mengintip seseorang yang sedang
Voyeurism telanjang atau berhubungan seksual
Fetishism

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Fetishism (mendapatkan kepuasan seksual dengan
PEMBAHASAN melihat dan menggunakan barang mati dari jenis
kelamin yang berbeda (ex : Celana dalam, bra))
B. Transvestic Fetishism (Menggunakan barang serta
162 berperilaku dari jenis kelamin yang berbeda (cross-
dressing) --> laki-laki menggunakan celana dalam atau
bra perempuan)
C. Voyeurism (Mengintip seseorang yang sedang telanjang
atau berhubungan seksual)
D. Exhibitionism (Memperlihatkan alat kelaminnya
dihadapan orang lain yang berbeda jenis kelaminnya)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kondisi yang paling tepat pada laki-
PEMBAHASAN laki ini adalah …

162 E. Frotteurism

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sdr. Yogi, 21 tahun sudah beberapa tahun ini melakukan
masturbasi dengan cara menunjukkan alat kelaminnya
hadapan perempuan yang tidak dikenal. Hal ini dilakukan
untuk memuaskan hasrat seksualnya. Dia mengaku tidak
berani melakukannya kembali dalam waktu yang cukup
SOAL lama karena takut tertangkap oleh pihak berwajib karena
melakukan tindakan yang tidak senonoh tersebut. Tetapi
akhir-akhir ini tidak dapat menahan untuk melakukannya
163 kembali. Keadaan yang paling sesuai pada laki-laki ini
adalah ?

A. Fetihism
B. Transvestic Fetishism
C. Voyeurism
D. Exhibitionism
E. Frotteurism

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Exhibitionism
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Menunjukkan alat kelaminnya hadapan
perempuan yang tidak dikenal
163 • Hal ini membuat terpuaskan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Paraphilia
• Paraphilia ada suatu penyimpangan rangsangan
seksual dari perilaku seksual normal, hal ini dilakukan
PEMBAHASAN sebagian orang untuk meningkatkan gairah atau
mendapatkan kepuasan seksual.

163 • Orang-orang ini dapat mengalami kenikmatan


seksual, tetapi terhambat untuk menanggapi
rangsangan yang biasanya dianggap erotis.
• Paraphilias dapat berkisar dari perilaku yang “hampir
normal” ke perilaku yang bersifat merusak atau
menyakiti diri sendiri atau ke orang lain atau
pasangannya, dan akhirnya perilaku ini yang
dianggap mengancam masyarakat pada umumnya
Sumber:
DSM IV-TR
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jenis-Jenis Paraphilia
Sumber: DSM IV-TR
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

Paraphilia Pengertian
Memperlihatkan alat kelaminnya
Exhibitionism dihadapan orang lain yang berbeda jenis
kelaminnya
PEMBAHASAN
mendapatkan kepuasan seksual dengan
melihat dan menggunakan barang mati
Fetishism dari jenis kelamin yang berbeda (ex :

163 Transvestic Fetishism


Celana dalam, bra)

Menggunakan barang serta berperilaku


dari jenis kelamin yang berbeda (cross-
dressing) --> laki-laki menggunakan
celana dalam atau bra perempuan
Frotteurism
Sadism-
Masochism

Menggesekkan alat kelamin ke tubuh


Frotteurism lawan jenis tanpa meminta izin lawan jenis
tersebut

menyukai anak dibawah 13 tahun,


Pedophilia dengan pelaku berusia > 16 tahun, dan 5
tahun lebih tua dari anak kecil tersebut

Sadism : mendapatkan kepuasan dengan


Sexual Sadism menyiksa orang lain

Sexual Masochism
Masochism : mendapatkan kepuasaan Voyeurism
dengan disiksa atau disakiti
Transvestic
Mengintip seseorang yang sedang
Voyeurism telanjang atau berhubungan seksual
Fetishism

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Fetishism (mendapatkan kepuasan seksual dengan
PEMBAHASAN melihat dan menggunakan barang mati dari jenis
kelamin yang berbeda (ex : Celana dalam, bra))
B. Transvestic Fetishism (Menggunakan barang serta
163 berperilaku dari jenis kelamin yang berbeda (cross-
dressing) --> laki-laki menggunakan celana dalam atau
bra perempuan)
C. Voyeurism (Mengintip seseorang yang sedang telanjang
atau berhubungan seksual)
E. Frotteurism (Menggesekkan alat kelamin ke tubuh lawan
jenis tanpa meminta izin lawan jenis tersebut)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, kondisi yang paling tepat pada laki-
PEMBAHASAN laki ini adalah …

163 D. Exhibitionism

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Ny. Hanin, 30 tahun, dianr oleh keluarganya dengan keluhan
tangan gemetar tidak dapat dikontrol sejak 2 minggu yang
lalu, keluhan ini juga tampak seperti sedang melintir-
melintirkan jari, dan disertai mulut yang bergerak sendiri. 1
tahun sebelumnya pasien didiagnosis oleh dokter mengalami
SOAL gangguan jiwa berat dan diberikan obat haloperidol. Terapi
apakah yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala
pada pasien tersebut ?
164 A. Clozapin
B. Methampyron
C. Trifluoperazine
D. Chlorpromazine
E. Trihexyphenidyl

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Trihexyphenidyl
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Tangan gemetar tidak dapat dikontrol
• Sedang melintir-melintirkan jari
164 • Mulut yang bergerak sendiri
• 1 tahun sebelumnya pasien didiagnosis oleh
dokter mengalami gangguan jiwa berat dan
diberikan obat haloperidol
• Mengarah ke Neuroleptic-Induced Parkinsonism

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Dopamine Pathway
• Untuk mengetahui kerja dari obat-
obatan antipsikotik, maka perlu
dipahami dopamine pathway
PEMBAHASAN • Mesolimbic
• Mesocortical
• Nigrostriatal

164 • Tuberoinfundibular
• Berdasarkan penelitian bahwa pasien
dengan schizophrenia memiliki kadar
dopamine yang tinggi terutama pada
reseptor dopamine D2  obat
antipsikotik tipikal memblokir reseptor
D2  efek samping ggn extrapiramidal
besar

Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
DSM IV-TR
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Obat Antipsikotik Tipikal vs
Atipikal
Tipikal Atipikal
PEMBAHASAN Blokade reseptor D2 Blokade reseptor 5HT2 (serotonin), D4,
dan D2 (tetapi lemah)
Efek samping besar  gangguan Efek samping kecil  blockade

164 extrapyramidal dan


hyperprolactinemia (blokade reseptor
D2)
reseptor D2 lemah

Efektif untuk gejala positif, Efektif untuk gejala positif dan negatif,
memperburuk gejala negatif terutama tidak memperburuk gejala
negatif
Efektif terhadap pasien yang tidak
mempan terhadap obat tipikal
Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
DSM IV-TR
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Efek Samping Pemberian Obat
Antipsikotik
Distonia Akut Parkinsonism Akathisia
• Muncul dalam beberapa hari - • Muncul dalam beberapa hari - • Muncul dalam beberapa hari
minggu setelah minggu setelah - minggu setelah
PEMBAHASAN pemberian/penaikan dosis pemberian/penaikan dosis pemberian/penaikan dosis
antipsikotik antipsikotik antipsikotik
• Posisi abnormal kepala dan leher • Tremor parkinsonisme (tremor
• Keluhan subjektif kegelisahan

164
dalam hubungannnya dengan kasar, ritmik, terjadi saat istirahat
• Menggerakkan atau
tubuh (retrokolis, tortikolis) yang mengenai anggota gerak,
• Spasme otot rahang (trismus, kepala, mulut, atau lidah mengayunkan kaki yang
menganga, menyeringai) dapat berupa tremor fokal resah
• Disfagia, gangguan berbicara, perioral seperti gerakan • Menggoyangkan kaki saat
atau bernafas (spasme laring- mengecap, mengunyah, atau berdiri
faring, disfonia) menggulung pil. • Berjalan bolak-balik untuk
• Penebalan lidah atau bicara • Rigiditas menghilangkan kegelisahan
cadel akibat lidah hipertonik • Akinesia (penurunan ekspresi • Tidak dapat duduk atau
atau membesar (makroglosia wajah, gerak-gerik, bicara, atau berdiri selama sekurangnya
atau disartria) gerakan tubuh spontan) beberapa menit
• Penonjolan lidah atau disfungsi
lidah
• Mata deviasi ke atas, ke bawah,
ke arah samping (krisis
okulogirik)
• Posisi abnormal anggota gerak
distal atau batang tubuh.
Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
DSM IV-TR
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi Gangguan Extrapiramidal
Golongan Generik Dosis Sehari Indikasi
Sumber:
0,5-2 mg PO (3 kali
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
Benztropine sehari); 1-2 mg IM / (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
IV DSM IV-TR
distonia akut, Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan
2-6 mg PO (3 kali
PEMBAHASAN Biperiden
sehari); 2 mg IM / IV parkinsonism,aki Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock,
Antikolinergik nesia, akathisia Virginia A. Sadock; EGC; 2010
2,5-5 mg PO (2-4 kali
Procyclidine
sehari)

164
2-5 mg PO (3 kali
Trihexyphenidyl
sehari)
50-100 mg PO (2-4 Rabbit
Orphenodrine
kali sehari); 60 mg IV Syndrome

distonia akut,
25 mg PO (4 kali parkinsonism,aki
Diphenhydramine
sehari); 25 mg IM/IV nesia, akathisia,
Antihistamin rabbit syndrome

parkinsonism,
100-200 mg PO (2
Amantadine akinesia, Rabbit
kali sehari)
Syndrome
20-40 mg PO (3 kali
I2-Adrenergik Antagonis Propranolol Akathisia, tremor
sehari)
0,1 mg PO (e kali
I1-Adrenergik Antagonis Clonidine Akathisia
Sehari)
1 mg PO (2 kali Akathisia,
Clonazepam
sehari) distonia akut
1 mg PO (3 kali
Benzodiazepine Lorazepam
sehari)
20-40 mg PO (4 kali Tardive
Buspirone
sehari) dyskinesia
1200-1600 mg PO Tardive
Vitamin E
IU/hari dyskinesia

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Clozapine (Antipsikotik atipikal)
PEMBAHASAN B. Methampyron (analgetik)
C. Trifluoperazine (Antipsikotik tipikal)
164 D. Chlorpromazine(Antipsikotik tipikal)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, terapi yang diberikan untuk
PEMBAHASAN mengurangi gejala tersebut adalah…

164 E. Trihexylphenidyl

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tn. Danu, 30 tahun, terancam akan dipecat oleh bosnya
karena dia selalu datang terlambat ke kantor. Setelah
dilakukan wawancara, dia mengaku bahwa dia selalu tidak
tenang ketika keluar dari kamar mandi, selalu mengecek
ulang berulang kali apakah keran air sudah mati, bahkan jika
SOAL dihitung bisa sampai 10 kali bolak-balik ke kamar mandi. Jika
dia tidak melakukan hal ini, dia tidak akan tenang.
Neurotransmitter yang berpengaruh pada kelainan ini adalah
165 ?

A. Norepinephrine
B. Dopamine
C. Acetylcholine
D. Serotonin
E. Histamine

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Serotonin
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Selalu tidak tenang ketika keluar dari kamar
mandi
165 • Mengecek ulang berulang kali apakah keran air
sudah mati, bahkan jika dihitung bisa sampai 10
kali bolak-balik ke kamar mandi  melakukan
kegiatan repetitif
• tidak melakukan hal ini,tidak akan tenang
• Kasus di atas mengarah ke gangguan Obsesif
Kompulsif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Obsesif Kompulsif
• Harus ada gejala obsesif / kompulsif / keduanya
PEMBAHASAN
• Setiap hari selama 2 minggu
• Menyebabkan distress yang bemakna
165 • Gejala Obsesif
• Disadari dari pikiran atau impuls diri sendiri
• Ada 1 pikiran atau tindakan yang tidak dapat dilawan
• Memeberikan perasaan lega atau ketenangan
• Pengulangan yang tidak menyenangkan
Sumber: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Gangguan Obsesif Kompulsif
• Pola :
PEMBAHASAN • Kontaminasi (berhubungan dengan kotoran)
• Keraguan yang berlebihan (patologis)
165 •

Pikiran Intrusif
Simetris atau detail
• Tatalaksana pada pasien dengan gangguan ini :
dengan psikoterapi serta pemberian
farmakoterapi (SSRI  Fluoxetin)
Buku Ajar: Psikiatri (Edisi 2): Silvia D. Elvira; Balai Penerbit FK UI, 2013

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Neurotransmitter pada Gangguan
Obsesif Kompulsif
• Berdasarkan penelitian ditemukan
bahwa disregulasi dari serotonin
PEMBAHASAN berhubungan dengan munculnya
gangguan obsesif kompulsif
• Serotonin tidak banyak yang masuk

165 kedalam neuron post synapse. Banyak


yang berada di celah synapse dan
banyak yang ditarik kembali ke neuron
pre synapse
• Penelitian terdahulu melihat dari LCS
ditemukan banyak metabolit serotonin
pada pasien OCD  dan setelah
diberikan obat clomipramine kadar
metabolit serotonin menurun dalam LCS
Sumber:
Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr. Rusdi Maslim, Sp. KJ.
DSM IV-TR
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2); Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Terapi pada Pasien Gangguan
Obsesif Kompulsif
• Secara patofisiologi pasien
PEMBAHASAN gangguan obsesif kompulsif
terjadi karena disregulasi
serotonin.

165 • Terapi terbaik adalah kombinasi


antara terapi perilaku +
farmakoterapi
• Farmakoterapi pada pasien
obsesif kompulsif adalah obat
antidepresan gol. SSRI (Fluoxetine,
Sertraline, Fluvoxamine)
• Clomipramine (antidepresan
tetrasiklik/trisiklik) juga dapat
digunakan sebagai obat Sumber:
Gangguan Obsesif Kompulsif Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Edisi Ketiga), Dr.
Rusdi Maslim, Sp. KJ.
DSM IV-TR
Buku Ajar Psikiatri Klinis: Kaplan dan Sadock (Eidisi 2);
Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock; EGC; 2010
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Norepinephrine (berdasarkan penelitian tidak ditemukan
PEMBAHASAN pengaruh dari NE terhadap gangguan obsesif kompulsif)
B. Dopamine (pada gangguan obsesif kompulsif NT
dopamine tidak berpengaruh)
165 C. Acetylcholine (tidak ada hubungan)
E. Histamine(tidak ada hubungan)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, neurotransmitter yang berpengaruh
PEMBAHASAN pada kelainan ini adalah ….

165 D. Serotonin

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
seorang wanita 15 thn setelah memeriksakan
kehamilannya trrnyata positif, tetapi pasien tdk
menghendaki kehamilannya, pasien datang ke klinik utk
aborsi namun dokter menolak. Tetapi dokter yang
bersangkutan memberitahukan tempat dimana tdp klinik
SOAL yg dapat melakukan praktek aborsi, setalah beberap
abulan kasus ini di proses oleh pihak berwajib, termasuk
pelanggaran apakah yang dilakukan dokter
166 a. pidana
b. perdata
c. administratif negara
d. disiplin kedokteran
e. kode etik kedokteran

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Pidana

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. seorang wanita 15 thn setelah memeriksakan

166 kehamilannya trrnyata positif, tetapi pasien tdk


menghendaki kehamilannya
B. pasien datang ke klinik utk aborsi namun dokter
menolak. Tetapi dokter yang bersangkutan
memberitahukan tempat dimana tdp klinik yg
dapat melakukan praktek aborsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pembahasan
Berdasarkan KUHP pasal 283mengenai
Barangsiapa mempertunjukkan alat/cara
PEMBAHASAN
menggugurkan kandungan kepada anak
dibawah usia 17 tahun/dibawah umur
166 Berdasarkan KUHP tersebut dapat disimpulkan
kasus ini merupakan kasus pidana

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lain...
b. Perdata: hukum perdata sendiri bersifat privat, yang
PEMBAHASAN menitikberatkan dalam mengatur mengenai hubungan
antara orang perorangan, dengan kata lain menitikberatkan
kepada kepentingan perseorangan.
166 c. administratif negara : Hukum Administrasi Negara yaitu/
Hukum Administrasi Negara merupakan/ yang dimaksud
Hukum Administrasi Negara/ arti Hukum Administrasi
Negara/ definisi Hukum Administrasi Negara.
d. disiplin kedokteran : norma disiplin dan standar profesi
diatur oleh KKI, diawasi oleh MKDKI
e. kode etik kedokteran: seperangkat perilaki para dokter
dan dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien,
keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi pelanggaran pada kasus ini adalah

166 A. Pidana

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Perempuan 18 thn diculik dari kampus, 2 hari setelah itu
ditemukan mayat perempuan mengapung di sungai
tidak jauh dari kampus. Mayat sudah busuk. Korban
dibawa ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan demi
kepentingan visum. Dari hasil pemeriksaan ditemukan,
SOAL mayat sudah mulai menggembung, terdapat beberapa
luka lecet pada tungkai dan pada leher ditemukan
bekas luka yang sudah mulai menghitam. Pada
167 pemeriksaan getah paru tidak ditemukan tumbuhan air,
pada selaput dara ditemukan robekan sampai ke dasar.
Apakah kemungkinan sebab kematian korban tersebut?

a. Kekerasan tumpul pada seluruh tubuh


b. Kekerasan tumpul pada leher
c. Perkosaan
d. Mati lemas
e. Tenggelam
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Mati Lemas

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. terdapat beberapa luka lecet pada tungkai

167 dan pada leher ditemukan bekas luka yang


sudah mulai menghitam.
B. Pada pemeriksaan getah paru tidak ditemukan
tumbuhan air

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MEKANISME KEMATIAN
Pembahasan
• Sumbatan jalan nafas
Jerat yang menutup jalan napas →sumbatan jalan
nafas + tekanan pada arteri → anoksik anoksia
PEMBAHASAN
otak→hilangnya kesadaran
• Syok karena reflek vagal
167 Kompresi corpus caroticus →rangsangan pada
reseptor nervus vagus →reflek vaso-vagal-->
penghentian rangsang ritmik dari nodus SA
→bradikardi + cardiac arrest
• Fraktur dan dislokasi tulang vertebra cervicalis
→penusukan medula oblongata oleh dens opis
tropius
• Kompresi pada arteri karotis
Oklusi bilateral pada arteri karotisgangguan
kesadaran
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lain...
a. Kekerasan tumpul pada seluruh tubuh: kemungkinan
PEMBAHASAN kematian akibat asfiksia mekanik yaitu pencekikan.
b. Kekerasan tumpul pada leher
c. Perkosaan: kronologi kejadian kemungkinan terjadinya
167 perkosaan diikuti dengan pencekikan. Hal ini terlihat adanya
jejas intravital di leher. Kemungkinan kematian akibat afiksia
mekanik
e. Tenggelam: pada pemeriksaan getah paru tidak
ditemukan tumbuhan air

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi penyebab kematian pada kasus ini
PEMBAHASAN adalah

167 D. Mati lemas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang dokter menerima pasien baru di UGD. Dari peme
riksaan pasien didiagnosa menderita tuberkolosis. Dokter
muda pun menceritakan diagnose pasien tersebut saat
makan di kantin. Keluarga pasien pun mendengar hal ters
ebut dan melaporkan dokter muda ke polisi.
SOAL Apa yang mendasari terjadinya pelaporan tersebut

a. Terjadi kerugian moril pada pasien


168 b. Terjadi kerugian materil pada pasien
c. Pencemaran nama baik pasien
d. Pencemaran nama baik keluarga pasien
e. Pembocoran rahasia kedokteran

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Pembocoran Rahasia
Kedokteran
PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Dokter muda pun menceritakan diagnose

168 pasien tersebut saat makan di kantin.


B. Keluarga pasien pun mendengar hal tersebut
dan melaporkan dokter muda ke polisi.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pembahasan
• PP No. 10 tahun 1966 mengenai kewajiban dokter
untuk menyimpan rahasia kedokteran
• Pasal 1 tentang rahasia kedokteran yaitu
PEMBAHASAN segala sesuatu yang diketahui pada waktu
atau selama melakukan pekerjaan di lapangan

168 kedokteran
• Pasal 2 mengenai daya berlakunya wajib
simpan rahasia kedokteran
• Pasal 3 tentang subyek yang menyimpan
rahasia kedokteran
• KUHP pasal 32 mengenai mereka yang membuka
rahasia pekerjaan maupun rahasia jabatan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lain...
a. Terjadi kerugian moril pada pasien: tidak teapt pada kasus
PEMBAHASAN ini
b. Terjadi kerugian materil pada pasien: tidak menimbulkan
kerugian pada kasus ini
168 c. Pencemaran nama baik pasien: Pasal 310 KUHP,
menerangkan bahwa, “menghina” adalah
“menyerang kehormatan dan nama baik seseorang”. Yang
diserang ini biasanya merasa “malu”
d. Pencemaran nama baik keluarga pasien : sama dengan
pencemaran nama baik pasien

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi yang mendasari pelaporan pada kasus
PEMBAHASAN ini adalah

168 E. Pembocoran Rahasia


Kedokteran

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pada suatu kasus terorisme pemboman, dengan
dugaan pelaku seorang laki laki 17 tahun. Korban
mengalami luka parah diwajah dan dada
sehingga sulit dikenali. Penyidik meminta tes DNA.
SOAL
Sampel yang tidak bisa dijadikan pembanding
adalah
a. Orangtua
169 b. Kakek dan nenek
c. Paman dan bibi
d. Anak
e. Istri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. Istri

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Korban mengalami luka parah diwajah dan

169 dada sehingga sulit dikenali.


B. Penyidik meminta tes DNA.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

169
Sampel yang bisa digunakan sebagai pembanding
adalah kerabat dengan hubungan darah. Pada
kasus ini, istri korban tidak memiliki hubungan darah
dengan korban sehingga tidak dapat digunakan.
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lain...
a. Orangtua: bisa digunakan sebagai sampel
PEMBAHASAN pembanding
b. Kakek dan nenek : bisa digunakan sebagai
169 sampel pembanding
c. Paman dan bibi : bisa digunakan sebagai
sampel pembanding
d. Anak : bisa digunakan sebagai sampel
pembanding

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi yang tidak bisa menjadi sampel
PEMBAHASAN pembanding pada kasus ini adalah

169 E. Istri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang narapidana usia 28 tahun yang berusaha kabur
dari penjara mendapat tembakan pada perut dan keluar
pada pinggang kiri. Narapida tersebut dibawa ke RSUD
kota semarang dan dilakukan perawatan. Setelah
perawatan 2 hari kondisi napi tersebut semakin memburuk
SOAL sehingga meninggal dunia. Jenazah kemudian dibawa ke
RSUP dr. Kariadi semarang untuk dilakukan otopsi. Pada
pemeriksaan luka tembak masuk hanya didapatkan cincin
170 lecet dan lubang luka. Pada pemeriksaan yang
menunjukkan bahwa luka diperut merupakan luka tembak
masuk adalah
a. Ukuran lebih kecil dari ukuran luka
b. Ukuran lebih besar dari ukuran luka
c. Bentuk tidak beraturan
d. Tidak terdapat cincin lecet
e. Pakaian tidak ikut terkena

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Ukuran lebih kecil dari ukuran
luka
PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Seorang narapidana usia 28 tahun yang

170 berusaha kabur dari penjara mendapat


tembakan pada perut dan keluar pada
pinggang kiri
B. Pada pemeriksaan luka tembak masuk hanya
didapatkan cincin lecet dan lubang luka.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Luka Tembak Masuk dan Keluar

PEMBAHASAN
LUKA TEMBAK MASUK (LTM)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lain...
b. Ukuran lebih besar dari ukuran luka: ukuran luka
tembak masuk lebih kecil daripada keluar
PEMBAHASAN c. Bentuk tidak beraturan: bentuk beraturan
d. Tidak terdapat cincin lecet: terdapar cicin lecet
170 e. Pakaian tidak ikut terkena: jika memakai baju ikut
terkena

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi kesimpulan pada kasus ini adalah

170 B. Ukuran lebih kecil dari ukuran


luka

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki 24 tahun ditemukan tewas meninggal di kos
dalam posisi terlentang dilantai.
Dari pemeriksaan luar didapatkan luka robek pada sela jari. Pe
meriksaan kelenjar getah bening leher kanan dan kiri dengan
ukuran terbesar 6x4x3 cm dan 3x2x1 cm yang terfiksir. Jenazah
SOAL mempunyai riwayat suka batuk-batuk sebelumnya.
Kemudian keluarga meminta untuk dilakukan otopsi.
171 Teknik pengangkatan organ yang paling tepat dilakukan pada
jenazah di atas adalah

a. Virchow
b. Rokitanski
c. Lenule
d. Ghon
e. Modifikasi lenule

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. Ghon

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Pemeriksaan kelenjar getah bening leher kanan

171 dan kiri dengan


ukuran terbesar 6x4x3 cm dan 3x2x1 cm yang
terfiksir
B. Jenazah mempunyai riwayat suka batuk-batuk
sebelumnya.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tekhnik Ghon
ORGAN-ORGAN DALAM DIKELUARKAN SEBAGAI
KUMPULAN ORGAN: BLOK THORAK, BLOK
INTESTINAL, BLOK COELIAC, BLOK UROGENITAL
PEMBAHASAN

Dilakukan tekhnik ini karena kemungkinan pasien


171 memiliki riwayat TB

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lain...
TEKNIK ROKITANSKY
PEMBAHASAN MENGIRIS ORGAN SECARA IN SITU,
KEMUDIAN DIPERIKSA SECARA
LANGSUNG
171 TEKNIK VIRCHOW
MENGELUARKAN ORGAN SATU PER
SATU KEMUDIAN LANGSUNG DIPERIKSA
TEKNIK LETULE
PENGANGKATAN ORGAN-ORGAN
SECARA EN MASSES

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi teknik pengangkatan organ pada
PEMBAHASAN kasus ini adalah

171 D. Ghon

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sebuah tengkorak manusia ditemukan di kebun kopi
Ungaran. Polisi kemudian membawa tengkorak tersebut
ke bagian kedokterak Forensik dan Medikolegal FK Undip
RSUP dr Kariadi Semarang untuk dilakukan identifikasi. Dari
pemeriksaan didapatkan dahi curam dan kurang
SOAL
membundar, tonjolan supraorbital besar, orbital
berbentuk segiempat, processus mastoideus besar. Sudah
172 didapatkan obliterasi sutura lamdoidea.
Apakah bagian tulang lain yang bisa digunakan untuk
mengetahui jenis kelamin

a. Processus mentalis
b. Protuberentia occipitalis eksterna
c. Arcus zygomaticus
d. Protuberentia occipitalis interna
e. Os vomer
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Arcus Zygomaticus

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Dari pemeriksaan didapatkan dahi curam dan

172 kurang membundar, tonjolan supraorbital besar,


orbital berbentuk segiempat, processus
mastoideus besar. Sudah didapatkan obliterasi
sutura lamdoidea.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pembahasan

PEMBAHASAN

172

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lain
a. Processus mentalis: tidak bisa
PEMBAHASAN b. Protuberentia occipitalis eksterna: tidak bisa
d. Protuberentia occipitalis interna: tidak bisa

172 e. Os vomer: tidak bisa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi bagian tulang lain untuk mengetahui
PEMBAHASAN jenis kelamin pada kasus ini adalah

172 C. Arcus Aygomaticus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita ditemukan tewas dikos-kosan beserta janin
dan plasenta. Dari pemeriksaan luar didapatkan conjuctiva
dan kulit tampak pucat, fundus uteri diatas simphisis,striae
gravidarum, payudara tegang dan kencang, dinding perut
kendor dan robekan pada perineum. Polisi kemudian
SOAL melakukan penyelidikan pada tersangka yaitu pacar
korban dan didapatkan ketrangan bahwa aborsi dilakukan
173 sang pacar tersebut atas persetujuan korban. Jika kematian
jenazah diatas dalam jangka waktu sedang (moderate),
maka kemungkinan penyebabnya adalah

a. Vagal refleks
b. Emboli udara
c. Pendarahan
d. Sepsis
e. Gagal ginjal akut
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. Perdarahan

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Dokter diminta mempromosikan produk.

173 B. Dokter tersebut berhati-hati dalam hal ini karena


tidak berani mempromosikan sesuatu yang
belum diuji kebenarannya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Patofisiologi perdarahan

PEMBAHASAN

173

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lain...
a. Vagal refleks: kematian jangka waktu cepat
PEMBAHASAN
(immediate)
b. Emboli udara: kematian jangka waktu cepat
173 (immediate)
d. Sepsis: kematian jangka waktu lama
e. Gagal ginjal akut: kematian jangka waktu lama

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi penyebab kematian pada kasus ini
PEMBAHASAN adalah

173 C. Perdarahan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang kakek ditemukan meninggal di belakang stasiun.
Jenazah kemudian dilakukan pemeriksaan luar. Kemudian
dilakukan pemeriksaan pada pukul 19.00 WIB tidak
didapatkan tanda-tanda kekerasan tajam maupun tumpul,
lebam mayat pada tengkuk, punggung, pinggang, warna
SOAL merah keunguan, hilang dengan penekanan, kaku mayat
pada kelopak mata dan rahang mudah dilawan, pembusu
174 kan belum ada. Kemungkinan waktu kematian jenazah diat
as adalah

a. Pukul 16.00-17.00
b. Pukul 14.00-15.00
c. Pukul 12.00-13.00
d. Pukul 10.00-11.00
e. Pukul 08.00-09.00

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. Pukul 16.00-17.00

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Jenazah dilakukan pemeriksaan pada pukul

174 19.00 WIB


B. lebam mayat pada tengkuk, punggung,
pinggang, warna merah keunguan, hilang
dengan penekanan, kaku mayat
pada kelopak mata dan rahang mudah
dilawan, pembusukan belum ada.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pembahasan

PEMBAHASAN

174
Pada kasus ini lebam mayat hilang dengan penekanan (<6-
12 jam), kaku mayat otot kecil mudah digerakan (2 jam),
dan pembusukan belum terjadi (<24 jam) perkiraan 2-3
jam sebelum kejadian
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi perkiraan waktu kematianpada kasus
PEMBAHASAN ini adalah

174 A. Pukul 16.00-17.00

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki ditemukan tewas di kali dengan beberapa
luka di tubuhnya. Polisi menduga adanya suatu tindakan
pidana. Korban kemudian dilakukan otopsi. Dari pemeriksaan
luar didapatkan buih halus berwarna kemerahan keluar dari
hidung dan mulut, luka robek pada kepala dan wajah, dan
SOAL darah keluar dari lubang telinga yang bertambah banyak saat
dimiringkan, memar dan luka lecet pada anggota gerak atas
175 kanan dan kiri, serta didapatka adanya sperma dan feses
pada celana dalam korban. Apakah mekanisme yang terjadi
jika ternyata pasien tenggelam di dalam air tawar?

a. Hemokonsentrasi
b. Hemodilusi
c. Hemokromogen
d. Hemodifusi
e. Hemoimbibisi
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B. Hemodilusi

PEMBAHASAN
• KEYWORD
A. Seorang laki-laki ditemukan tewas di kali

175 dengan beberapa luka di tubuhnya


B. mekanisme yang terjadi jika ternyata pasien
tenggelam di dalam air tawar

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tipe II A ( tenggelam di air tawar ) :

PEMBAHASAN
• Air masuk alveoli Kadar NaCl darah >
kadar NaCl air tawar osmosis air ke
175 dlm darah hemodilusi  eritrosit
pecah Ion K keluar  hiperkalemi 
atrium fibrilasi (kadar NaCl jantung
kanan > jantung kiri)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lain...
a. Hemokonsentrasi: terjadi pada tipe IIB
PEMBAHASAN tenggelam di air laut
c. Hemokromogen: terjadi pada luka bakar
175 d. Hemodifusi: volume darah bertambah. Terjadi
fisiologis pada ibu hamil
e. Hemoimbibisi: peristiwa masuknya air ke dalam
suatu zat melalui pori-pori

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi mekanisme kasus ini adalah

175 B. Hemodilusi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Berikut adalah hasil uji statistik hubungan antara
kebiasaan memakan sate dengan angka kejadian Ca
Nasofaring dengan menggunakan metode case control.
CA NASOFARING
Positif Negatif
SOAL KEBIASAAN Iya 150 100
MAKAN SATE Tidak 50 200

176 Berapa Odds Rationya?


A. (150*200)/(50*100)
B. (150/(150+100))/(50/(50+200))
C. (50*100)/(150*200)
D. (50/(50+200))/(150+(150+100))
E. (150/(150+100))

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. (150*200)/(50*100)

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Case Control

176 • Odds Ratio

 OR= ad/bc= (150*200)/(50*100)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CASE CONTROL
Penyakit
PEMBAHASAN
Positif Negatif
Faktor (+) (a) (b)

176 Risiko (-)

Odds Ratio= ad/bc


(c) (d)
Interpretasi
• OR = 1 , faktor risiko bersifat netral;
risiko kelompok terpajan sama
dengan kelompok tidak terpajan.
• OR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1
 faktor risiko menyebabkan sakit
• OR < 1 ; Confient Interval (CI) < 
faktor risiko mencegah sakit

Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar


Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
COHORT
Penyakit
PEMBAHASAN
Positif Negatif
Faktor (+) (a) (b)

176 Risiko (-)

Relative Risk (RR)=


(c) (d)
Interpretasi
• RR = 1 , faktor risiko bersifat netral;
risiko kelompok terpajan sama
(a/a + b)/ (c/c + d) dengan kelompok tidak terpajan.
• RR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 ,
Insiden Risk ( IR )= faktor risiko menyebabkan sakit
• RR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 ,
a/ (a+b) faktor risiko mencegah sakit

Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar


Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CROSS SECTIONAL
Penyakit
PEMBAHASAN
Positif Negatif
Faktor (+) (a) (b)

176 Risiko (-) (c)

Prevalency Risk (PR)=


(d)
Interpretasi
• PR = 1 , faktor risiko bersifat netral;
risiko kelompok terpajan sama
(a/a + b)/ (c/c + d) dengan kelompok tidak terpajan.
• PR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 ,
faktor risiko menyebabkan sakit
• PR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 ,
faktor risiko mencegah sakit

Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar


Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. (150/(150+100))/(50/(50+200)): Relative Risk
PEMBAHASAN C. (50*100)/(150*200): 1/ Odds Ratio
D. (50/(50+200))/(150+(150+100)): 1/Relative Risk
176 E. (150/(150+100)): Incidence Risk

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Odds Rationya adalah...

176 A. (150*200)/(50*100)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Berikut adalah hasil uji statistik hubungan antara
kebiasaan meminum susu sapi dengan angka kejadian
Asma pada anak dengan menggunakan metode cohort.
ASMA
Positif Negatif
SOAL KEBIASAAN Iya 350 150
MINUM SUSU Tidak 200 300

177 SAPI
Berapa Relative Risknya?
A. (350*300)/(150*200)
B. (350/(350+150))/(200/(200+300))
C. (150*200)/(350*300)
D. (200/(200+200))/(350+(350+300))
E. (350/(350+150))

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
B.
(350/(350+150))/(200/(200+300))
PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Cohort

177 • Relative Risk

RR= (a/a + b)/ (c/c + d)


RR= (350/(350+150))/(200/(200+300))

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CASE CONTROL
Penyakit
PEMBAHASAN
Positif Negatif
Faktor (+) (a) (b)

177 Risiko (-)

Odds Ratio= ad/bc


(c) (d)
Interpretasi
• OR = 1 , faktor risiko bersifat netral;
risiko kelompok terpajan sama
dengan kelompok tidak terpajan.
• OR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1
 faktor risiko menyebabkan sakit
• OR < 1 ; Confient Interval (CI) < 
faktor risiko mencegah sakit

Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar


Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
COHORT
Penyakit
PEMBAHASAN
Positif Negatif
Faktor (+) (a) (b)

177 Risiko (-)

Relative Risk (RR)=


(c) (d)
Interpretasi
• RR = 1 , faktor risiko bersifat netral;
risiko kelompok terpajan sama
(a/a + b)/ (c/c + d) dengan kelompok tidak terpajan.
• RR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 ,
Insiden Risk ( IR )= faktor risiko menyebabkan sakit
• RR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 ,
a/ (a+b) faktor risiko mencegah sakit

Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar


Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CROSS SECTIONAL
Penyakit
PEMBAHASAN
Positif Negatif
Faktor (+) (a) (b)

177 Risiko (-) (c)

Prevalency Risk (PR)=


(d)
Interpretasi
• PR = 1 , faktor risiko bersifat netral;
risiko kelompok terpajan sama
(a/a + b)/ (c/c + d) dengan kelompok tidak terpajan.
• PR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 ,
faktor risiko menyebabkan sakit
• PR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 ,
faktor risiko mencegah sakit

Sumber: Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. 2008. Dasar- Dasar


Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. (350*300)/(150*200): Odds Ratio
PEMBAHASAN C. (150*200)/(350*300): 1/ Odds Ratio
D. (200/(200+200))/(350+(350+300)): 1/ Relative Risk
177 E. (350/(350+150)): Incidence Risk

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, Relative Risknya adalah...

177 B.
(350/(350+150))/(200/(200+300))

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang dokter ingin meneliti tentang pengaruh
hubungan antara kadar gula dengan kadar kolesterol
dalam darah. Namun pada penelitian ini terdapat pasien
yang merokok sehingga menganggu baik kadar gula
maupun kadar kolesterol dalam darah. Merokok
SOAL merupakan variabel?
A. Bebas
B. Terikat
178 C. Intervening
D. Confounding
E. Kontrol

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. CONFOUNDING

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Meroko mengganggu kadar gula (variabel

178 bebas) dan kadar kolesterol darah (variabel


terikat)

 Variabel perancu (Confounding)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SKEMA VARIABEL

PEMBAHASAN Variabel Perancu


(Confouding)

178
Variabel
Variabel Antara Variabel
Bebas (Intervenin Terikat
g)
Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis
Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
JENIS-JENIS VARIABEL
• Variabel bebas atau independent variables
PEMBAHASAN • Variabel bebas adalah variabel yang nilainya mempengaruhi variabel lainnya, yaitu
variable terikat.
• Variabel terikat atau dependent variabel

178 • Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya tergantung dari nilai vaiabel lainnya.
• Variabel perancu (confounding variable)
• Variabel perancu merupakan variabel yang berhubungan variabel bebas dan variabel
terikat, tetapi bukan variable antara.
• Variabel antara (Intervening)
• variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur.
• Variabel Kontrol
• variabel yang dikendalikan / dibuat konstan sehingga pengaruh variabel Independen/
variabel bebas terhadap variabel dependen/ variabel tergantung, tidak dapat
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti

Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis


Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Bebas: variabel yang nilainya mempengaruhi
variabel lainnya, yaitu variable terikat.
PEMBAHASAN
B. Terikat: variabel yang nilainya tergantung dari nilai
vaiabel lainnya
178 C. Intervening: variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur
E. Kontrol: variabel yang dikendalikan / dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel Independen/ variabel
bebas terhadap variabel dependen/ variabel
tergantung, tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN Jadi, merokok merupakan variabel...

178 D. CONFOUNDING

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang dokter puskesmas di Desa X ingin
mengetahui 10 besar penyakit terbanyak di
wilayah kerjanya. Dokter tersebut ingin melakukan
distribusi penyakit. Apa jenis penelitian yang paling
SOAL
tepat?
A. Eksperimental
B. Analitik
179 C. Case Control
D. Deskriptif
E. Cohort

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. DESKRIPTIF

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Distribusi data

179  Deskriptif

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DESAIN PENELITIAN

PEMBAHASAN Laboratorium
Experimental Hewan
intervensi
Manusia
179 Deskriptif
(tanpa
Case report
Case series
Paparan alami pembanding)
Case study
Observasional Analitik
Cross-sectional
Dengan
Case control
Kelompok Cohort
pembanding

Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis


Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DESAIN PENELITIAN
• Rancangan Penelitian Deskriptif: digunakan untuk
PEMBAHASAN menggambarkan besarnya masalah dan distribusi
data (variabel Orang, Tempat, Waktu)
• Rancangan penelitian Analitik: digunakan untuk
179 mengetahui hubungan sebab akibat antara dua
variabel secara observasional, dimana bentuk
hubungan dapat: perbedaan, hubungan atau
pengaruh
• Rancangan Penelitian Eskperimen: digunakan untuk
mengetahui hubungan sebab akibat antara dua
variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi
peneliti
Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis
Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DESAIN PENELITIAN ANALITIK
CROSS SECTIONAL CASE CONTROL COHORT
PEMBAHASAN
•Waktu singkat •Retrospektif (Meninjau ke •Prospektif(diikuti) &
•Faktor Risiko dan Penyakit belakang) retrospektif (Meninjau ke

179 dianalisa secara BERSAMAAN


saat itu juga
•Faktor Risiko yang pertama
diketahui baru Penyakit
•Subyek biasanya digolongkan
menjadi kelompok sakit dan
sehat lalu dicari faktor risiko ke
belakang
belakang, ex: rekam medis)
•Ada Durasi Waktu
•Semua subyek berawal
dari kondisi sehat
•Hubungan kausal paling •Artinya penyakit diketahui •Kendala etik (+)
lemah pertama baru Faktor Risiko •Waktu lama
•Hubungan kausal diukur •Hubungan kausal >kuat •Hubungan kausal diukur
dengan Prevalensi Risk dr cross sectional dengan Relative Risk
•Kendala etik (-)
•Hubungan kausal diukur
dengan Odds ratio

Sumber: Sastroasmoro, S. Sofyan I. (2014). DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis


Edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Eksperimental: digunakan untuk mengetahui
hubungan sebab akibat antara dua variabel,
PEMBAHASAN dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti
B. Analitik: digunakan untuk mengetahui hubungan
179 sebab akibat antara dua variabel secara
observasional, dimana bentuk hubungan dapat:
perbedaan, hubungan atau pengaruh
C. Case Control: penelitian analitik retrospektif untuk
mencari faktor risiko dimana penyakit sudah terjadi
E. Cohort: penelitian analitik dimana subyek diikuti dari
awal sejak sehat baik yang terkena paparan faktor
risiko maupun tidak diikuti sampai terjadinya
penyakit

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, jenis penelitian yang paling tepat
PEMBAHASAN adalah...

179 D. DESKRIPTIF

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Prinsip BPJS dimana peserta mampu membantu peserta
yang kurang mampu, peserta berisiko rendah membantu
yang berisiko tinggi dan peserta sehat membantu yang
sakit. Sesuai uraian diatas, prinsip BPJS yang diterapkan
adalah?
SOAL A. Nirlaba
B. Portabilitas
C. Dana Amanat
180 D. Kegotongroyongan
E. Kepesertaan wajib

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. KEGOTONGROYONGAN

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Peserta mampu membantu yang kurang mampu

180 • Peserta yang sehat membantu yang sakit


• Peserta berisiko rendah membantu yang berisiko
tinggi

 Prinsip Kegotongroyongan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
UU No 40/2004 TENTANG SISTEM
JAMINAN SOSIAL NASIONAL
PEMBAHASAN 1. Kemanusiaan 1. Jaminan Kesehatan .1. Kegotong-royongan

3 Azas

5 Program

9 Prinsip
2. Manfaat (BPJS Kesehatan) 2. Nirlaba

180 3. Keadilan sosial bagi


seluruh rakyat indonesia
2. Jaminan Kecelakaan Kerja
3. Jaminan Hari Tua
4. Jaminan Pensiun
3. Keterbukaan
4. Kehati-hatian
5. Akuntabilitas
5. Jaminan Kematian 6. Portabilias
(BPJS Ketenagakerjaan 7. Kepesertaan Wajib
8. Dana Amanat
9. Hasil Pengelolaan dana
digunakan seluruhnya untuk
pengembangan program
dan sebesar-besarnya untuk
kepentingan peserta
Sumber: UU No 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
9 PRINSIP BPJS

PEMBAHASAN

180

Sumber: Buku Pegangan Sosialisasi JKN dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional
www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya..
A. Nirlaba: prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan
PEMBAHASAN penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta.
B. Portabilitas: Prinsip portabilitas adalah prinsip memberikan
180 jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah
pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
C. Dana Amanat: Prinsip dana amanat adalah bahwa iuran dan
hasil pengembangannya merupakan dana titipan dari
peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan
peserta Jaminan Sosial.
E. Kepesertaan wajib: Prinsip kepesertaan bersifat wajib adalah
prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi
peserta Jaminan Sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN
Jadi, prinsip BPJS yang diterapkan adalah...

180 D. KEGOTONGROYONGAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Di Puskesmas A diketahui angka capain imunisasi
rendah. Lalu dilakukan analisis penyebab masalah
oleh dokter puskesmas. Menurut metode analisis
masalah, metode yang mungkin digunakan dokter
SOAL
untuk menganalisis penyebab masalah adalah?
A. Metode Fishbone
B. Curah Pendapat
181 C. Hanlon Kuantitatif
D. Hanlon Kualitatif
E. Delbeq

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. METODE FISH BONE

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Analisis Penyebab Masalah

181  Fish Bone

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
METODE ANALISIS MASALAH

PEMBAHASAN

181 Mencari Mencari Menentukan


Menentukan Mencari
Menentukan Prioritas alternatif prioritas
Prioritas Penyebab
Masalah Penyebab pemecahan pemecahan
Masalah Masalah
Masalah masalah masalah

Sumber: Sukiarno, E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. 2013. Balai Pelatihan
Kesehatan Semarang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
METODE ANALISIS MASALAH

PEMBAHASAN

181

Sumber: Sukiarno, E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. 2013.


Balai Pelatihan Kesehatan Semarang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
METODE HANLON KUANTITATIF :
PRIORITAS MASALAH
PEMBAHASAN
Tujuan
1. Identifikasi faktor-faktor luar yg dapat
181 diikutsertakan dalam proses penentuan masalah
2. Mengelompokkan faktor-faktor yg ada dan
memberikan bobot kepada kelompok faktor
tersebut
3. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor
dan nilai sesuai dengan kebutuhannya
Sumber: Sukiarno, E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. 2013.
Balai Pelatihan Kesehatan Semarang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
METODE FISH BONE UNTUK
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
MAN MONEY
PEMBAHASAN Kurang motivasi
Dan terampil
Dana alokasi
Dalam sosialisasi
Kurang

181
ASI Ekslusif

Beban tugas
Terlalu berat Cakupan Bayi
Mendapat ASI
Ekslusif rendah

Blm ada
P1 : blm ada
SOP utk keg
jdw penyul
ASI eksklu
P2 : tdk ada keg
sif
penyul klp
sec berkala
P3 : kurang leng-
kapnya lap PROSES METHOD
dari kader

Sumber: Sukiarno, E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. 2013.


Balai Pelatihan Kesehatan Semarang
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Curah Pendapat: teknik kualitatif membuat
PEMBAHASAN prioritas masalah
C. Hanlon Kuantitatif: teknik kuantitatif membuat
181 prioritas masalah
D. Hanlon Kualitatif: teknik kualitatif membuat
prioritas masalah
E. Delbeq: teknik kuantitatif membuat prioritas
masalah

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, metode yang mungkin digunakan
dokter untuk menganalisis penyebab
PEMBAHASAN masalah adalah...

181 A. METODE FISH BONE

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Di puskesmas A terjadi Kejadian Luar Biasa penyakit Difteri. Lalu
dokter puskesmas melakukan pelaporan ke Dinkes setempat.
Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 yang bukan termasuk KLB
adalah?
A. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah
SOAL B. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga)
kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut

182 jenis penyakitnya


C. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu
jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya
D. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 2 (dua)
kurun waktu berturut-turut
E. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. PENINGKATAN KEJADIAN
KESAKITAN TERUS-MENERUS SELAMA
2 (DUA) KURUN BERTURUT-TURUT
PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Permenkes 1501 Tahun 2010

182 • KLB

 PENINGKATAN KEJADIAN KESAKITAN TERUS-


MENERUS SELAMA 2 (DUA) KURUN BERTURUT-TURUT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KRITERIA KEJADIAN LUAR BIASA
(KLB) MENURUT PERMENKES 1501
TAHUN 2010
1) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
pada suatu daerah
PEMBAHASAN 2) Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari
atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
3) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode

182 4)
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya
Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya
5) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun sebelumnya
6) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
7) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama

Sumber: Permenkes 1501 Tahun 2010 tentang Kriteria Kejadian Luar Biasa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu
PEMBAHASAN daera
B. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3
(tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu
182 berturut-turut menurut jenis penyakitnya
C. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam
kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis
penyakitnya
E. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu)
bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan
dalam tahun sebelumnya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010
PEMBAHASAN yang bukan termasuk KLB adalah...
D. PENINGKATAN KEJADIAN
182 KESAKITAN TERUS-MENERUS SELAMA 2
(DUA) KURUN BERTURUT-TURUT

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Di suatu desa di wilayah kerja puskesmas dokter A
diketahui angka kematian Angka kematian bayi tinggi
dan angka PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi) tinggi, Infrastruktur (tenaga, sarana, dana
kurang) dan selama 3 tahun berturut-turut tidak
SOAL mencapai target UCI (Universal Child Imunization).
Sebagai dokter puskesmas tindakan imunisasi tambahan
yang diperlukan oleh dokter A adalah?
183 A. Crash Program
B. Pekan Imunisasi Nasional
C. Sub PIN
D. Backlog Fighting
E. Imunisasi akibat Kejadian Luar Biasa

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. CRASH PROGRAM

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• AKB tinggi dan angka PD3I tinggi

183 • Infrastruktur kuranga


• Desa selama 3 tahun berturut-turut tidak
mencapai target UCI (Universal Child Imunization).

 Crash Program

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
IMUNISASI TAMBAHAN
•Anak 1-3 Tahun tidak mencapai UCI selama 2 tahun berturut-
Back Log Fighting turut
PEMBAHASAN
•Intervensi cepat cegah KLB, tidak capai UCI 3 tahun berturut-
Crash Program

183 Outbreak Response


Immunization
turut, IMR dan PD3I tinggi, infrastruktur jelek

•Penanggulangan KLB

Pekan Imunisasi Nasional •Percepat pemutus siklus hidup virus polio


(PIN)

Sub PIN •2x imunisasi polio (interval 1 bln), serentak pada anak < 1 rtahun

Catch Campaign Campak •Vaksinasi semua anak usia <15 tahun pada suatu waktu

Sumber: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN


2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CRASH PROGRAM
• Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang
PEMBAHASAN
memerlukan intervensi secara cepat untuk
mencegah terjadinya KLB (kejadian luar biasa).
183 • Pemilihan lokasi crash program didasarkan atas
beberapa kriteria, yaitu:
• Angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I (penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi) tinggi
• Infrastruktur (tenaga, sarana, dana kurang)
• Desa selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai
target UCI (Universal Child Imunization).

Sumber: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN


2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BACKLOG FIGHTING
• Merupakan upaya aktif dalam melengkapi imunisasi dasar
PEMBAHASAN pada anak yang berumur 1-3 tahun.
• Sasaran utama dari backlog fihgting adalah desa atau
kelurahan yang belum mencapai desa UCI selama dua tahun
183 berturut-turut.
• Universal child imunization (UCI) adalah tercapainya imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita
usia subur dan anak sekolah tingkat dasar.
• Imunisasi lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BC, 3 dosis DPT, 4
dosis Polio, 3 dosis Hepatitis B, 1 dosis Campak.
• Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT.
• Untuk anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis
campak dan 2 dosis TT
Sumber: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN
2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Pekan Imunisasi Nasional: Percepat pemutus
PEMBAHASAN siklus hidup virus poli
C. Sub PIN: 2x imunisasi polio (interval 1 bln),
183 serentak pada anak < 1 tahun
D. Backlog Fighting: Anak 1-3 Tahun tidak
mencapai UCI selama 2 tahun berturut-turut
E. Imunisasi akibat Kejadian Luar Biasa: Imunisasi
untuk penanggulangan KLB

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Sebagai dokter puskesmas tindakan
imunisasi tambahan yang diperlukan oleh
PEMBAHASAN dokter A adalah...

183 A. CRASH PROGRAM

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang laki-laki 28 tahun mengalami kecelakaan
lalu lintas saat mengendarai motor. Pasien juga
memiliki kartu BPJS dan jasa raharja. Diketahui
biaya pengobatan pasien lebih dari 10 juta. Yang
SOAL
menanggung biaya pengobatan pasien adalah?
A. Jasa Raharja
B. BPJS
184 C. Jasa Raharja dan BPJS
D. Pembayaran Mandiri
E. Ditanggung RS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. JASA RAHARJA DAN BPJS

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Kecelakaan saat mengendarai motor

184 • Punya kartu Jasa Raharja dan BPJS


• Biaya pengobatan lebih dari 10 juta

 Jasa Raharja dan BPJS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
BAGAN KLAIM ASURANSI
Sumber: PERJANJIAN
KERJASAMA NOMOR :
PEMBAHASAN
SKEB/6/2013 dan
NOMOR : 285/KTR/VIII-

184 04/1213 ANTARA PT.


JASA RAHARJA
(PERSERO) & PT. ASKES
(PERSERO) TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
PENYELENGGARAAN
KOORDINASI MANFAAT
DALAM IMPLEMENTASI
JAMINAN SOSIAL
BIDANG KESEHATAN
DAN BIDANG
KECELAKAAN LALU
LINTAS
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR :
SKEB/6/2013 dan NOMOR :
285/KTR/VIII-04/1213
• PERJANJIAN KERJASAMA NOMOR : SKEB/6/2013 dan NOMOR : 285/KTR/VIII-
04/1213 ANTARA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) & PT. ASKES (PERSERO) TENTANG
PEMBAHASAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN KOORDINASI MANFAAT DALAM
IMPLEMENTASI JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN DAN BIDANG
KECELAKAAN LALU LINTAS

184 • Pasal 4 :
a. JASA RAHARJA bertindak sebagai Penjamin Pertama bagi Peserta BPJS
Kesehatan yang mengalami kecelakaan lalu lintas yang terjamin oleh JASA
RAHARJA sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan
lalu lintas
b. ASKES/BPJS Kesehatan bertindak sebagai Penjamin Kedua bagi Peserta
BPJS Kesehatan yang mengalami kecelakaan lalu lintas yang terjamin oleh
JASA RAHARJA atas nilai selebihnya yang tidak ditanggung oleh program
jaminan kecelakaan lalu lintas
• PASAL 5: Koordinasi manfaat oleh JASA RAHARJA dan ASKES/BPJS Kesehatan
diselenggarakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing dan
sesuai dengan syarat dan ketentuan yang diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku • Prinsip Penjaminan dalam proses
mendapatan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Jasa Raharja: bila biaya pengobatan <10 juta
PEMBAHASAN dan adanya laporan polisi
B. BPJS: menjamin pengobatan >10 juta setelah
184 dijamin jasa raharja
D. Pembayaran Mandiri: ditanggung oleh Jasa
raharja dan BPJS
E. Ditanggung RS: ditanggung oleh Jasa raharja
dan BPJS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Yang menanggung biaya
PEMBAHASAN pengobatan pasien adalah...

184 C. JASA RAHARJA DAN BPJS

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Di Indonesia telah terjadi Flu Burung di banyak
tempat beberapa tahun yang lalu. Lalu ditetapkan
sebagai wabah flu burung. Yang memiliki
wewenang menetapkan wabah adalah?
SOAL
A. Menteri Kesehatan
B. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
C. Dokter
185 D. Puskesmas
E. Kepala Puskesmas

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. MENTERI KESEHATAN

PEMBAHASAN
KEYWORDS:
• Wabah

185  Menurut UU No. 4 tahun 1984 yang menentukan


Wabah adalah menteri kesehatan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
UU NO. 4 TAHUN 1984 TENTANG
WABAH PENYAKIT MENULAR
PEMBAHASAN
• Dalam UU No. 4 Tahun 1984 disebutkan, menteri
menetapkan daerah tertentu dalam wilayah
Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah
185 wabah.

SUMBER: UU NO. 4 TAHUN 1984 TENTANG WABAH PENYAKIT MENULAR

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1501/MENKES/PER/X/2010
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
PEMBAHASAN
INDONESIA NOMOR 1501/MENKES/PER/X/2010
TENTANG JENIS PENYAKIT MENULAR TERTENTU
185 YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA
PENANGGULANGAN
• Pasal 7 (1) Kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi,
atau Menteri dapat menetapkan daerah dalam
keadaan KLB, apabila suatu daerah memenuhi
salah satu kriteria sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota:
PEMBAHASAN berwenang menetapkan KLB
C. Dokter: berkewajiban melaporkan KLB/Wabah
185 ke dinas kesehatan
D. Puskesmas: berkewajiban melaporkan
KLB/Wabah ke dinas kesehatan
E. Kepala Puskesmas:berkewajiban melaporkan
KLB/Wabah ke dinas kesehatan

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jadi, Yang memiliki wewenang
PEMBAHASAN menetapkan wabah adalah...

185 A. MENTERI KESEHATAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 32 tahun sedang dalam perawatan
di RS karena infeksi saluran kemih. Setelah diberikan obat
melalui intravena, pasien mengeluhkan sesak napas, gatal-
gatal, dada berdebar, dan mual. Pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran kompos mentis, pasien tampak
SOAL gelisah, TD 80/60 mmHg, nadi 128 kali/menit, lemah, RR 32
kali/menit, suhu 36,8C. Tampak urtikaria dan terdengar
stridor. Apa tatalaksana yang paling tepat pada kasus ini?
186 A. Pemberian antibiotik intravena
B. RL 20 cc/kgBB secepatnya
C. Injeksi adrenalin 0,3 mg, IM
D. Injeksi deksametasone 1 mg, IM
E. Injeksi dopamine 5 µg/kgBB/menit, IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. INJEKSI ADRENALIN 0,3 MG, IM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien perempuan, 32 tahun
• Sesak napas, gatal-gatal, dada berdebar, dan mual
186 setelah diberikan obat melalui intravena
• PF: kesadaran kompos mentis, pasien tampak gelisah, TD
80/60 mmHg, nadi 128x/m, lemah, RR 32x/m, suhu 36,8C.
Tampak urtikaria dan terdengar stridor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MACAM-MACAM SYOK
• Syok hipovolemik: diakibatkan oleh hilangnya cairan
a) Takikardia, hipotensi
b) Penyebab: muntah, diare, malnutrisi
PEMBAHASAN
• Syok hemoragik: doakibatkan oleh hilangnya darah
a) Takikardia, hipotensi
186 b) Setiap pasien KLL harus dicurigai syok hemoragik
c) Pasien cedera kepala tidak dapat menyebabkan syok
hemoragik
• Syok anafilaktik: ada riwayat alergi
• Syok sepsis: ada riwayat infeksi
• Syok neurogenik: biasa didahului trauma
a) Bradikardia, hipotensi (gejala parasimpatis)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
MACAM-MACAM SYOK

PEMBAHASAN

186

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
MACAM-MACAM SYOK

PEMBAHASAN

186

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SYOK ANAFILAKTIK
• Reaksi hipersensitivitas tipe I (IgE)
• Terjadi sistemik di seluruh tubuh
• Sistem saluran napas  hiperaktivitas bronkus, edema laring
PEMBAHASAN • Sistem kardiovaskular  perubahan vaskuler, vasodilatasi
sistemik

186 • Sistem saluran cerna  mual, muntah, diare


• Mata  angioedema, konjungtivitis
• Kulit  urtikaria, angioedema

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
SYOK ANAFILAKTIK

PEMBAHASAN

186

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: http://science.unctv.org/content/peanut-solution-0
TATALAKSANA SYOK
ANAFILAKTIK

PEMBAHASAN

186

Sumber: Working Group of Resuscitation Council


(UK). Emergency Treatment of Anaphylactic
Reactions: Guidelines for Health Providers. 2008
SYOK ANAFILAKTIK

PEMBAHASAN

186

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

186

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Pemberian antibiotik intravena : syok septik
PEMBAHASAN B. RL 20 cc/kgBB secepatnya : terutama untuk tatalaksana
syok hipovolemik

186 D. Injeksi deksametasone 1 mg, IM : bukan tatalaksana


utama
E. Injeksi dopamine 5 µg/kgBB/menit, IV : syok kardiogenik
Jadi, tatalaksana yang paling tepat pada
PEMBAHASAN kasus ini adalah…

186 C. INJEKSI ADRENALIN 0,3 MG,


IM

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 35 tahun, datang ke IGD dengan
keluhan mata kanan terkena cairan pembersih WC saat
sedang bekerja. Pada pemeriksaan didapatkan visus
menurun, kemosis konjungtiva, injeksi konjungtiva, kornea
edema. Urutan penatalaksanaan yang tepat adalah...
SOAL A. Irigasi – debridemen – salep mata
B. Irigasi – debridemen – awasi TIO
C. Irigasi – debridemen – siklopegik
187 D. Tetes pantokain – irigasi – debridemen – manajemen TIO
E. Tetes pantokain – irigasi – debridemen – siklopegik –
antibiotik salep

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. TETES PANTOKAIN-IRIGASI-DEBRIDEMEN-
SIKLOPEGIK-ANTIBIOTIK SALEP
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 35 tahun
• Mata kanan terkena cairan pembersih WC saat sedang
187 bekerja
• PF: visus menurun, kemosis konjungtiva, injeksi konjungtiva,
kornea edema

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA KIMIAWI MATA
Trauma asam Trauma basa:
• Terjadi koagulasi protein epitel • Biasanya lebih berat daripada
kornea  kekeruhan kornea. trauma asam.
PEMBAHASAN Biasanya kerusakan hanya • Bahan basa memiliki 2 sifat,
pada bagian superfisial saja. yaitu hidrofilik dan lipofilik 
dapat secara cepat untuk

187 • Bahan kimia bersifat asam:


asam sulfat, air accu, asam
sulfit, asam hidroklorida, zat
penetrasi sel membran dan
masuk ke bilik mata depan
bahkan sampai retina. Terjadi
pemutih, asam asetat, asam penghancuran jaringan
nitrat, asam kromat, asam kolagen kornea. Bahan kimia
hidroflorida basa bersifat koagulasi sel dan
terjadi proses saponifikasi
disertai dengan dehidrasi.
• Bahan kimia bersifat basa:
NaOH, CaOH, amoniak, freon/
bahan pendingin lemari es,
sabun, shampoo, kapur
gamping, semen, tiner, lem,
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COMcairan pembersih RT, soda kuat
TRAUMA KIMIAWI MATA
Klasifikasi (derajat keparahan):
• Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis
sangat baik)
PEMBAHASAN
• Derajat 2: kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih
terlihat dan terdapat <1/3 iskemik limbus (prognosis baik)

187 • Derajat 3: epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan


gambaran iris tidak jelas dan sudah terdapat ½ iskemik limbus
(prognosis kurang baik)
• Derajat 4: kornea opak dan sudah terdapat iskemik > ½ limbus
(prognosis sangat buruk)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA TRAUMA KIMIAWI MATA
Emergensi:
• Irigasi: larutan normal saline (atau yang setara) selama 15-30
menit s/d pH mata normal (7,3) minimal 2 liter. Dimana untuk
PEMBAHASAN mengoptimalkan kenyamanan pasien dan keefektifan dalam
irigasi, umumnya diberikan anestesia topikal (Pantokain).

187 • Double eversi pada kelopak mata: memindahkan material yang


terdapat pada bola mata, menghindarkan terjadinya
perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan
konjungtiva forniks
• Debridemen: pada daerah epitel kornea yang mengalami
nekrotik sehingga dapat terjadi reepitelisasi pada kornea
Lanjutan:
• Bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artificial
tears (air mata buatan)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: Chemical (Alkali and Acid) Injury of the Conjunctiva
and Cornea. American Academy of Opthalmology. Updated on
Feb, 17th, 2017

PEMBAHASAN

187

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

187

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA TRAUMA KIMIAWI MATA
Medikamentosa:
• Steroid: me↓ inflamasi dan infiltrasi neutrofil, menghambat
penyembuhan stroma dengan me ↓ sintesis kolagen dan
PEMBAHASAN menghambat migrasi fibroblas. Maka steroid hanya diberikan
secara inisial dan ditappering off selama 7-10 hari.
Dexamethasone 0,1% ED dan Prednisolone 0,1% ED diberikan
187 setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat diberikan Prednisolone IV 50-
200 mg.
• Sikloplegik: mengistirahatkan iris, mencegah iritis dan sinekia
posterior. Atropin 1% ED atau Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali
sehari.
• Asam askorbat: mengembalikan keadaan jaringan scorbutik dan
me↑ penyembuhan luka dengan membantu pembentukan
kolagen matur oleh fibroblas kornea. Natrium askorbat 10% topikal
diberikan setiap 2 jam. untuk dosis sistemik dapat diberikan sampai
dosis 2 gram.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA TRAUMA KIMIAWI MATA
Medikamentosa:
• Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor: me↓ tekanan intraokular
dan risiko terjadinya glaukoma sekunder. Diberikan secara oral
PEMBAHASAN yaitu asetazolamide (Diamox) 500 mg.
• Antibiotik: sebagai profilaksis untuk mencegah infeksi oleh kuman

187 oportunis. Tertasiklin efektif untuk menghambat kolagenase,


menghambat aktifitas neutrofil dan me↓ pembentukan ulkus.
Dapat diberikan bersamaan antara topikal dan sistemik (Doksisiklin
100 mg)
• Asam hyaluronik: membantu proses reepitelisasi kornea dan
menstabilkan barier fisiologis. Asam sitrat menghambat aktivitas
neutrofil dan me↓ respon inflamasi. Natrium sitrat 10% topikal
diberikan setiap 2 jam selama 10 hari. Tujuannya untuk
mengeliminasi fagosit fase kedua yang terjadi 7 hari setelah
trauma.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Irigasi – debridemen – salep mata : salah, tidak jelas jenis
dari salep mata
PEMBAHASAN
B. Irigasi – debridemen – awasi TIO : kurang tepat karena
ada jawaban yang lebih lengkap
187 C. Irigasi – debridemen – siklopegik : kurang tepat karena
ada jawaban yang lebih lengkap
D. Tetes pantokain – irigasi – debridemen – manajemen TIO:
tidak spesifik manajemen TIO seperti apa
Jadi, urutan penatalaksanaan yang tepat
PEMBAHASAN adalah…

187 E. TETES PANTOKAIN-IRIGASI-


DEBRIDEMEN-SIKLOPEGIK-
ANTIBIOTIK SALEP

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 28 tahun, datang ke IGD RS
dengan keluhan pembengkakan pada mata dan bibir,
disertai benjolan dan kemerahan di tubuh yang gatal serta
menyengat, setelah 15 menit mengonsumsi obat anti nyeri
yang diberikan oleh kakak pasien. Suara serak, kesulitan
SOAL menelan, maupun sesak napas disangkal. Lemah seluruh
tubuh juga itu disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 110/80mmHg, nadi 86 kali/menit, reguler, kuat, isi cukup,
188 RR 20 kali/menit, suhu 36,8C. Pada kepala tampak area
periorbital bilateral, perioral, dan bibir bengkak; mukosa
mulut dan nasal dalam batas normal. Pada lengan dan
tungkai bilateral serta dada tampak urtikaria multipel.
Apakah penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini?
A. Antihistamin
B. Adrenalin
C. Steroid
D. Anti inflamasi
E. Beta-2 agonis
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
A. ANTIHISTAMIN
KEYWORDS :
• Pasien perempuan, 28 tahun
PEMBAHASAN
• Pembengkakan pada mata dan bibir

188 • Disertai benjolan dan kemerahan di tubuh, gatal (+)


menyengat, (+) setelah 15 menit mengonsumsi obat anti
nyeri yang diberikan oleh kakak pasien
• Suara serak, kesulitan menelan, maupun sesak napas (-) 
ancaman obstruksi saluran napas tidak ada
• PF: TTV dalam batas normal  eksklusi syok anafilaktik
• Area periorbital bilateral, perioral, dan bibir bengkak 
angioedema
• Pada lengan dan tungkai bilateral serta dada tampak
urtikaria multipel
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
ANGIOEDEMA
• Reaksi kulit dna mukosa dengan
patofisiologi serupa dengan
urtikaria
PEMBAHASAN • Pembengkakan kulit dan
membran mukosa yang terjadi

188 mendadak (1-2 jam) dan akan


hilang dengan sendirinya dalam
waktu singkat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: www.dermnetnz.org/reactions/angioedema.html
ANGIOEDEMA
Perbedaan antara angioedema dan urtikaria
Parameter Angioedema Urtikaria
PEMBAHASAN Jaringan yg terlibat Jaringan bawah dermis: Epidermis dan dermis
subkutan dan submukosa

188 Organ yg terlibat

Durasi
Kulit, mukosa: terutama
palpebra dan bibir
Hanya kulit

Sementara, biasanya 1-2 hari Sementara;, biasanya < 24


jam
PF Bengkak kemerahan pada Plak eritematosa berupa
jaringan bawah kulit biduran pada permukaan
kulit
Gejala Gatal +/- Gatal +
Nyeri + nyeri tekan + Nyeri jarang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: www.dermnetnz.org/reactions/angioedema.html
PENYEBAB ANGIOEDEMA
Acute allergic angioedema Angioedema idiopatik
• Onset 1-2 jam pasca paparan • Kronik; rekuren; kemungkinan
• Alergi makanan: kacang, autoimun
PEMBAHASAN seafood, susu, telur Angioedema herediter
• Obat: penisilin, NSAID, sulfa, • Autosomal dominan; sangat

188 vaksin
• Agen radiokontras
jarang

• Venom dari serangga


• Karet lateks
Reaksi obat non-alergi
• Onset beberapa hari-bulan
pasca paparan
• ACE inhibitor

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: www.dermnetnz.org/reactions/angioedema.html
GEJALA ANGIOEDEMA
• Bengkak periorbital dan perioral
(++)
• Mukosa saluran napas, lidah,
PEMBAHASAN dan genital bisa terlibat
• Mukosa GIT  nyeri perut

188 Acute allergic angioedema


• Hampir selalu terjadi bersamaan
dengan urtikaria
• Mereda dalam 1-3 hari
• Berulang jika terpapar ulang
Reaksi obat non-alergi
• ACE inhibitor  angioedema
tanpa urtikaria

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: www.dermnetnz.org/reactions/angioedema.html
TATALAKSANA
Antihistamin

PEMBAHASAN

188

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA
Antihistamin
• 1st line bila tanpa gejala anafilaktik
• Difenhidramin 25-50 mg IV; anak 1
PEMBAHASAN mg/kg IV
• Steroid  2nd line karena onset

188 lambat; terutama untuk mencegah


rebound

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
B. Adrenalin : 1st line jika ada tanda-tanda syok anafilaktik
PEMBAHASAN C. Steroid : 2nd line, onset lambat, bisa menjadi tambahan
dalam tatalaksana antihistamin

188 D. Anti inflamasi : tidak spesifik


E. Beta-2 agonis : tatalaksana alergi obat jika ad
akomponen bronkokonstriksi
Jadi, penatalaksanaan yang tepat ada pasien
PEMBAHASAN ini adalah…

188 A. ANTIHISTAMIN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 32 tahun, datang ke IGD RS setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 1 jam SMRS. Pasien
membuka mata dengan respon nyeri, dapat melokalisasi
nyeri, dan hanya mengeluarkan erangan ketika dirangsang
nyeri. Berapakah nilai GCS pasien tersebut?
SOAL A. E2M4V1
B. E2M4V2
C. E2M5V1
189 D. E2M5V2
E. E2M5V3

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. E2M5V2
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 32 tahun
• Mengalami kecelakaan lalu lintas 1 jam SMRS
189 • Pasien membuka mata dengan respon nyeri, dapat
melokalisasi nyeri, dan hanya mengeluarkan erangan
ketika dirangsang nyeri

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
GLASGOW COMA SCALE (GCS)

PEMBAHASAN

189
GLASGOW COMA SCALE (GCS)

PEMBAHASAN

189
Jawaban lainnya…
A. E2M4V1 : membuka mata dengan rangsangan nyeri,
ekstremitas atas fleksi cepat dengan abduksi bahu, dan
PEMBAHASAN
tidak mengeluarkan suara meskipun menggunakan
rangsangan nyeri
189 B. E2M4V2 : membuka mata dengan rangsangan nyeri,
ekstremitas atas fleksi cepat dengan abduksi bahu, dan
mengeluarkan erangan jika dirangsang nyeri
C. E2M5V1 : membuka mata dengan rangsangan nyeri,
dapat melokalisasi nyeri, dan tidak mengeluarkan suara
meskipun menggunakan rangsangan nyeri
E. E2M5V3 : membuka mata dengan rangsangan nyeri,
dapat melokalisasi nyeri, dan mengucapkan kata-kata
namun tidak berhubungan/sesuai
PEMBAHASAN Jadi, nilai GCS yang tepat adalah…

189 D. E2M5V2

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 28 tahun, dibawa oleh keluarganya ke
IGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit
SMRS. Pasien mengeluhkan sesak dan nyeri pada dada
kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70
mmHg, nadi 112 kali/menit, RR 34 kali/menit, dan suhu
SOAL 36,8C. Pada dada kanan ditemukan bunyi napas melemah
dan tampak gerak napas paradoksal. Pada foto thoraks
menunjukkan adanya gambaran radiolusen di paru kanan
190 dan terdapat fraktur iga multipel (iga 4-7 kanan).
Kemungkinan diagnosisnya adalah…
A. Ruptur diafragma
B. Hematotoraks
C. Hematopneumotoraks
D. Flail chest
E. Tension pneumotoraks

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. FLAIL CHEST
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 28 tahun
• Sesak dan nyeri pada dada kanan setelah mengalami
190 kecelakaan lalu lintas 30 menit SMRS
• PF: TD 110/70 mmHg, nadi 112x/m, RR 34x/m, suhu 36,8C.
Pada dada kanan ditemukan bunyi napas melemah dan
tampak gerak napas paradoksal
• Ro thoraks: gambaran radiolusen di paru kanan dan
terdapat fraktur iga multipel (iga 4-7 kanan)

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
DIAGNOSIS ETIOLOGI TANDA DAN GEJALA
Hematotoraks Laserasi pembuluh darah di • Ansitas/gelisah, takipnea, tanda-tanda syok,
kavum toraks takikardia, froty/bloody sputum
• Suara napas menghilang pada tempat yang
terkena, vena leher mendatar, perkusi dada
pekak
PEMBAHASAN Simpel pneumotoraks Trauma tumpul spontan • Jejas di jaringan paru sehingga menyebabkan
udara bocor ke dalam rongga dada
• Nyeri dada, dyspnea, takipnea

190 Open pneumotoraks Luka penetrasi di area


• Suara napas menghilang/menurun, perkusi
dada hipersonor
• Luka penetrasi menyebabkan udara dari luar
toraks masuk ke dalam rongga pleura
• Dyspnea, nyeri tajam, emfisema subkutis
• Suara napas menurun/menghilang
• Red bubbles saat ekshalasi pada luka penetrasi
• Sucking chest wound
Tension Udara yang terkumpul di • Tampak sakit berat, ansietas/gelisah
pneumotoraks rongga pleura tidak dapat • Dyspnea, takipnea, takikardia, distensi vena
keluar lagi (mekanisme jugularis, hipotensi, deviasi trakea
pentil) • Penggunaan otot-otot bantu napas, suara
napas menghilang, perkusi hipersonor
DIAGNOSIS ETIOLOGI TANDA DAN GEJALA
Flail chest Fraktur segmental tulang • Nyeri saat bernapas
iga, melibatkan minimal 3 • Pernapasan paradoksal
tulang iga
Efusi pleura CHF, pneumonia, • Sesak, batuk, nyeri dada yang disebabkan oleh
PEMBAHASAN keganasan, TB paru, emboli iritasi pleura
paru • Perkusi pekak, fremitus taktil menurun,
pergerakan dinding dada tertinggal pada area

190 Pneumonia Infeksi, inflamasi


yang terkena
Demam, dyspnea, batuk, ronki
FLAIL CHEST
• Gerakan paradoksal pada dinding
dada akibat fraktur iga multipel
yang berurutan (misal iga 4-7).
Dengan demikian terbentuk
PEMBAHASAN
segmen bebas yang dapat tertarik
ke dalam saat inspirasi (paradoks:

190 karena dinding dada seharusnya


bergerak keluar/mengembang saat
ekspirasi)
• Pemeriksaan: X-ray
• Tatalaksana:
• Bedah:
• Stabilisasi bedah  tidak rutin
• Operasi fiksasi jika ada
penyakit yang mendasari
misal Multipel Myeloma
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
FLAIL CHEST
• Beberapa tulang iga
• Beberapa garis fraktur pada 1
tulang iga
• Sehingga ada bagian dari
PEMBAHASAN
dinding dada yang bergerak
secara independen

190
The first rib is often fractured posteriorly
(black arrows). If multiple rib fractures
occur along the midlateral (red
arrows) or anterior chest wall (blue
arrows), a flail chest (dotted black
lines) may result
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/433779
FLAIL CHEST

PEMBAHASAN

190

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


FLAIL CHEST

PEMBAHASAN

190
Pernapasan paradoksal

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


FLAIL CHEST

PEMBAHASAN

190

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


TATALAKSANA FLAIL CHEST
• ABC’s dengan c-spine control sesuai indikasi
• Analgesik kuat
• Intercostal blocks
PEMBAHASAN • Hindari analgesik narkotik
• Ventilasi membaik  tidal volume ↑, oksigen darah ↑

190 • Ventilasi tekanan positif


• Hindari barotrauma
• Chest tubes bila dibutuhkan
• Perbaiki posisi pasien
• Posisikan pasien pada posisi yang paling nyaman dan
membantu mengurangi nyeri  miring pada sisi yang terkena
• Aggressive pulmonary toilet
• Surgical fixation  rarely needed
• Rawat inap  24 hours observasion
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
Jawaban lainnya…
A. Ruptur diafragma : nyeri alih ke puncak bahu (Kehr’s
sign), biasa dicetuskan oleh cedera limpa
PEMBAHASAN
B. Hematotoraks : darah di kavum toraks  sering
mencetuskan tamponade jantung (TD turun, suara
190 napas melemah, tekanan JVP naik)
C. Hematopneumotoraks : darah dan udara di kavum
toraks  perkusi sonor + redup, gambaran air fluid level
(+)
E. Tension pneumotoraks : udara di dalam kavum toraks 
napas melemah, hipersonor, deviasi trakea ke sisi sehat,
TTV buruk.
PEMBAHASAN Jadi, kemungkinan diagnosisnya adalah…

190 D. FLAIL CHEST

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 60 tahun, dibawa ke IGD RS dengan
keluhan berdebar-debar sejak 30 menit yang lalu. Pasien
juga merasa badan lemas dan keringat yang bercucuran.
Diketahui pasien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 10
tahun yang lalu dan rutin menggunakan insulin. Pagi ini
SOAL pasien menyuntikkan insulin namun lupa sarapan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD
100/70 mmHg, nadi 102 kali/menit, RR 22 kali/menit, dan
191 suhu 37,2C. Pada pemeriksaan GDS didapatkan 50 mg/dl.
Apakah tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien?
A. Bolus dextrose 40% 20 cc IV
B. Bolus dextrose 40% 30 cc IV
C. Bolus dextrose 20% 50 cc IV
D. Bolus NaCl 0,9% 1 L secepatnya
E. Bolus RL 1 L secepatnya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. BOLUS DEXTROSE 20% 50 CC
IV
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 60 tahun
• Berdebar-debar sejak 30 menit yang lalu
191 • Disertai badan lemas dan keringat yang bercucuran
• Memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu
dan rutin menggunakan insulin
• PF: kesadaran kompos mentis, TD 100/70 mmHg, nadi 102
kali/menit, RR 22 kali/menit, dan suhu 37,2C
• GDS 50 mg/dl

 Diagnosis: Hipoglikemia
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HIPOGLIKEMIA

PEMBAHASAN

191
HIPOGLIKEMIA
Whipple’s Triad Tanda dan gejala hipoglikemia:
• Gejala yang menandakan Manifestasi neuroglikopenia
hipoglikemia • Perubahan perilaku
PEMBAHASAN • Konsentrasi gula darah yang • Kebingungan, lemah
rendah (diukur secara presisi)
• Kejang, penurunan kesadaran
191 • Gejala tersebut hilang setelah
kadar gula darah meningkat
Tiga penyebab hipoglikemia
Manifestasi otonom (= gejala
adrenergik dan kolinergik)
paling sering: • Palpitasi, tremor, ansietas
(adrenergik)
• Obat antidiabetes: insulin dan
oral gol. Sulfonylurea • Berkeringat, rasa lapar, dan
kesemutan (kolinergik)
• Alkohol
• Keringat dingin
• Penyakit kritis: gagal hepar,
ginjal, jantung, sepsis • pucat

Sumber: Dennis Kasper, Anthony Fauci, et al. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th ed. 2015
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia ringan; pasien Hipoglikemia berat, pasien sadar:
sadar • Glukosa 20 g yang dilarutkan
• Konsumsi makanan tinggi gula dalam air
PEMBAHASAN  gula murni • Cek GDS dengan glucometer 15
• Glikosa 15 g yang dilarutkan menit setelah terapi
dalam air jika pasien masih
191 sadar
• Cek GDS dengan glucometer
• Sudah ≥ 70 mg/dl  pasien
diminta untuk makan
• Masih < 70 mg/dl  tambah
15 menit setelah terapi 15 g lagi
• Sudah ≥ 70 mg/dl  pasien
diminta untuk makan
• Masih < 70 mg/dl  tambah
15 g lagi

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM. 2015


TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
Hipoglikemia berat; pasien tidak
sadar
• Ada akses IV: 50 cc Dextrose
PEMBAHASAN 20% atau 25 cc Dextrose 40%
bolus (dosis 10-25 g glukosa)
• Secara simultan: infus D5% atau
191 D10%
• Cek GDS 15 menit  ulangi 50
cc Dextrose 20% jika masih < 70
mg/dl
• Monitoring gula darah/1-2 jam
untuk mengantisipasi
hipoglikemia berulang

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM. 2015


Jawaban lainnya…
A. Bolus dextrose 40% 20 cc IV : salah, seharusnya 25 cc
PEMBAHASAN B. Bolus dextrose 40% 30 cc IV : salah, seharusnya 25 cc
D. Bolus NaCl 0,9% 1 L secepatnya : salah, seharusnya bolus

191 glukosa karena masalah utama adalah hipoglikemia,


bukan hipovolemia
E. Bolus RL 1 L secepatnya : salah, seharusnya bolus glukosa
karena masalah utama adalah hipoglikemia, bukan
hipovolemia
Jadi, tatalaksana yang tepat diberikan pada
PEMBAHASAN pasien adalah…

191 C. BOLUS DEXTROSE 20% 50 CC


IV

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 55 tahun, dalam perawatan di RS
mengeluhkan sesak napas sejak 1 hari yang lalu. Dua hari
sebelumnya pasien menjalani operasi tumor mediastinum.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 70/50 mmHg, nadi
118 kali/menit, RR 28 kali/menit, bunyi jantung terdengar
SOAL menjauh, terdapat pulsus paradoksus, JVP meningkat, dan
akral dingin. Foto thoraks paru dalam batas normal dan
gambaran jantung seperti kendi. Pemeriksaan
192 ekokardiogram kesan jantung berada dalam ruang
perikardium. Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien?
A. Emboli paru
B. Edema paru
C. Tamponade jantung
D. Kardiomiopati hipertrofi
E. Kardiomiopati dilatasi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. TAMPONADE JANTUNG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 55 tahun
• Sesak napas 1 hari, post operasi tumor mediastinum 2 hari
192 yang lalu
• PF: TD 70/50 mmHg, nadi 118 kali/menit, RR 28 kali/menit,
bunyi jantung terdengar menjauh, terdapat pulsus
paradoksus, JVP meningkat, dan akral dingin
• Ro: jantung seperti kendi
• ECG: kesan jantung berada dalam ruang perikardium

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CONDITION ASSESSMENT MANAGEMENT
(Physical Examination)
Tension pneumothorax • Tracheal deviation • Needle decompression
• Distended neck veins • Tube thoracotomy
• Tympany
• Absent breath sounds
Massive hematothorax • ± Tracheal deviation • Venous access
PEMBAHASAN • Flat neck veins • Volume replacement
• Percussion dullness • Surgical consultation
• Absent breath sounds • Tube thoracotomy

192 Cardiac tamponade • Distended neck veins


• Muffled heart tones
• Ultrasound
Pericardiocentesis
• Venous access
• Volume replacement
• Pericardiotomy
• Thoracotomy
Intrabdominal hemorrhage • Distended abdomen • Venous access
• Uterine lift, if pregnant • Volume replacement
• DPL/ultrasonography • Surgical consultation
• Vaginal examination • Displace uterus from vena cava
Obvious external bleeding Identity source of obvious external Control external hemorrhage from all
bleeding obvious sources
• Direct pressure
• Splints
• Closure of actively scalp wounds
TAMPONADE
JANTUNG

PEMBAHASAN

192

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TAMPONADE JANTUNG
• Salah satu kegawatdaruratan Pemeriksaan fisik:
medik • Takikardi
• Cairan mengisi ruang • Trias Beck:
PEMBAHASAN perikardium  jantung sulit • Hipotensi  syok
mengembang  diastolic failure
• Elevated JVP with y descent
192 Gejala:
• Muffled heart sound
• Pulsus paradoxus (bunyi jantung
• Takipnea dan DOE, rest air masih terdengar namun a.
hunger radialis tidak teraba saat
• Weakness inspirasi)
• Presyncope • Pericardial friction rub
• Dysphagia
• Batuk
• Anorexia
• Chest pain WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TAMPONADE
JANTUNG

PEMBAHASAN

192

“Water bottle configuration” 


bayangan pembesaran jantung yang
simetris
TAMPONADE JANTUNG
• Dicurigai tamponade jantung:
• Echocardiography
• Pericardiocentesis
PEMBAHASAN
• Dilakukan segera  untuk
diagnosis dan terapi (awal)

192 Needle pericardiocentesis


• Seringkali merupakan pilihan
terbaik saat terdapat
kecurigaan adanya tamponade
jantung atau terdapat
penyebab yang tidak diketahui
untuk timbulnya tamponade
jantung

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERICARDIOCENTESIS

PEMBAHASAN

192

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PERICARDIOCENTESIS

PEMBAHASAN

192

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Emboli paru : penyumbatan arteri paru oleh suatu
embolus yang terjadi secara tiba-tiba, berupa sesak
PEMBAHASAN
napas mendadak dan nyeri dada
B. Edema paru : gambaran foto thoraks berupa butterfly
192 appearance pada area paru
D. Kardiomiopati hipertrofi : salah satu jenis kardiomiopati
dengan ciri yang dominan terjadi hipertrofi otot jantung
yang ekstensif
E. Kardiomiopati dilatasi : salah satu jenis kardiomiopati
dengan ciri terdapat dilatasi ruang ventrikel yang
progresif dan disertai disfungsi dari kontraksi ventrikel saat
sistolik, terkadang ditemukan fibrosis interstitial dan
perivaskular yang sangat luas
Jadi, kemungkinan diagnosis pada pasien
PEMBAHASAN adalah…

192 C. TAMPONADE JANTUNG

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien perempuan, usia 35 tahun, dibawa ke IGD dengan
keluhan luka bakar pada dada dan perut setelah tersiram
air panas sejak 1 jam SMRS. Luka bakar di lengan kiri, perut,
punggung, paha kanan, dan kiri. Luka berbentuk hiperemis
sebagian ada yang berbentuk bula. Sebelum dibawa ke
SOAL IGD luka sempat diguyur air. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran compos mentis, TD 100/70 mmHg,
nadi 72 kali/menit, RR 20 kali/menit, dan suhu 36,7C. Total
193 luka bakar 45% dan BB 50 kg. Apakah tatalaksana yang
tepat diberikan?
A. 2250 cc/8 jam, 6750 cc/16 jam, antibiotik, analgesik
B. 3000 cc/8 jam, 6000 cc/16 jam, antibiotik, analgesik
C. 4500 cc/8 jam, 4500 cc/16 jam, antibiotik, analgesik
D. 9000 cc/8 jam, 9000 cc/16 jam, antibiotik, analgesik
E. 2250 cc/8 jam, 9000 cc/16 jam, antibiotik, analgesik

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. 4500 CC/8 JAM, 4500 CC/16
JAM, ANTIBIOTIK, ANALGESIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Seorang perempuan, 35 tahun
• Luka bakar pada dada dan perut setelah tersiram air
193 panas 1 jam SMRS
• PF: kesadaran compos mentis, TD 100/70 mmHg, nadi 72
kali/menit, RR 20 kali/menit, dan suhu 36,7C. Total luka
bakar 45% dan BB 50 kg. Luka bakar pada lengan kiri,
perut, punggung, paha kanan, dan kiri, berbentuk
hiperemis sebagian ada yang berbentuk bula

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

193
PEMBAHASAN

193
TATALAKSANA EMERGENSI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

193

Emergency Management of Sever Burns (EMSB). Course Manual 17th edition Feb 2013.
Austalia dn New Zealand Burn Association Ltd 1996
PEMBAHASAN

193
RULE OF NINE

PEMBAHASAN

193

Dewasa Bayi/anak
• Bayi berusia sampai satu tahun
• Luas permukaan kepala dan leher berkisar 18%
• Luas permukaan tubuh dan tungkai berkisar 14%
• Dalam masa pertumbuhan, setiap tahun diatas usia satu tahun,
PEMBAHASAN maka ukuran kepala berkurang sekitar 1% dan ukuran tungkai
bertambah 0,5%

193 • Proporsi dewasa tercapai saat seorang anak mencapai usia 10


tahun
• Usia 10 tahun, penambahan ukuran tungkai dipindahkan ke
genitalia dan perineum 1%

Sumber: Emergency Management of Sever Burns (EMSB). Course Manual 17th edition
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Feb 2013. Austalia dn New Zealand Burn Association Ltd 1996
ANALISA KASUS
• Luas luka bakar = 45%
• BB = 50 kg
PEMBAHASAN
Total cairan yang dibutuhkan:

193 RUMUS BAXTER = 4 X LUAS LUKA BAKAR X BB (KG)


4 X 45% X 50 = 9000 cc/24 jam
Dalam 8 jam pertama = 4500 cc
Dalam 16 jam berikutnya = 4500 cc

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. 2250 cc/8 jam, 6750 cc/16 jam, antibiotik, analgesik : jika
ditotal memang benar volume cairan dalam 24 jam
PEMBAHASAN
sebanyak 9000 cc, namun seharusnya dalam 8 jam
pertama dibutuhkan ½ volume cairan
193 B. 3000 cc/8 jam, 6000 cc/16 jam, antibiotik, analgesik : jika
ditotal memang benar volume cairan dalam 24 jam
sebanyak 9000 cc, namun seharusnya dalam 8 jam
pertama dibutuhkan ½ volume cairan
D. 9000 cc/8 jam, 9000 cc/16 jam, antibiotik, analgesik :
salah, karena yang dibutuhkan hanya 9000 cc/24 jam
E. 2250 cc/8 jam, 9000 cc/16 jam, antibiotik, analgesik :
salah, karena yang dibutuhkan hanya 9000 cc/24 jam
PEMBAHASAN Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…

193 C. 4500 CC/8 JAM, 4500 CC/16


JAM, ANTIBIOTIK, ANALGESIK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 32 tahun, dibawa ke IGD setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 1 jam SMRS. Pasien
mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Tampak darah
segar menetes pada meatus urethra eksternum. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan suprapubik,
SOAL stabilitas pelvis dalam batas normal, RT didapatkan flying
prostate (+). Apakah tindakan berikutnya yang dilakukan
pada pasien?
194 A. Meminta pemeriksaan BNO-IVP
B. Melakukan pemeriksaan USG testis
C. Melakukan pemasangan kateter suprapubik
D. Melakukan pemasangan kateter urine ukuran terbesar
E. Melakukan pemasangan kateter urine ukuran terkecil

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. MELAKUKAN PEMASANGAN
KATETER SUPRAPUBIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 32 tahun, post KLL
• Nyeri perut bagian bawah
194 • PF: nyeri tekan suprapubik, stabilitas pelvis dalam batas
normal
• RT: flying prostate (+)

 Diagnosis: Ruptur Urethra Posterior

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RUPTUR ORGAN
Organ Gejala
Ginjal Nyeri di pinggang, hematuria
PEMBAHASAN Ureter Nyeri dapat menjalar ke selangkangan, jarang
terjadi, hematuria

194 Vesika urinaria


Urethra anterior
Nyeri di suprapubik, hematuria
Nyeri di selangkangan, paling sering terjadi, paling
sering karena straddle injury, butterfly hematome
Urethra posterior Nyeri di selangkangan, biasanya disebabkan oleh
fraktur pelvis, floating prostate

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
KLASIFIKASI GOLDMAN UNTUK
RUPTUR URETHRA

PEMBAHASAN

194

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
RUPTUR URETHRA
Trauma urethra anterior
• TRIAS: bloody discharge, retensio urine, hematome/jejas
peritoneal/urin infiltrat
PEMBAHASAN • Ditandai dengan butterfly appearance

194 Trauma urethra posterior


• TRIAS: bloody discharge, retensio urine, floating prostate

Diagnosis
• Retrograde urethrography, urinalisis, foto pelvis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

194

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

194

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TRAUMA URETHRA POSTERIOR
Klasifikasi menurut Colapinto – McCollum:
Jenis Ruptur Gambaran Uretrogram
PEMBAHASAN Urethra posterior utuh, Memanjang, ekstravasasi (-)
stretching

194 Urethra posterior putus,


diafragma urethra anterior
utuh
Ekstravasasi kontras terbatas di atas diafragma
urethra anterior

Urethra posterior, Ekstravasasi yang luas


diafragma urethra anterior,
dan urethra pars bulbosa
bagian proksimal rusak

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA RUPTUR URETHRA
Simptomatik
• Initial  Atasi retensi urine  akses dari regio suprapubik 
pasang kateter suprapubik (sistostomi)
PEMBAHASAN
• Bedah (rekonstruksi)  terutama pada ruptur urethra
posterior yang disertai cedera pelvis (koreksi urethra
194 dilakukan setelah masalah pelvis tertangani), seperti
anastomosis urethra, uretrotomia interna

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya…
A. Meminta pemeriksaan BNO-IVP : tidak dilakukan pada
PEMBAHASAN kasus kecurigaan ruptur urethra, namun untuk patologi
ginjal dan sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan
fungsi ginjal
194 B. Melakukan pemeriksaan USG testis : dilakukan pada
kondisi acute scrotal condition seperti pada kasus torsio
testis
D. Melakukan pemasangan kateter urine ukuran terbesar :
kontraindikasi pemasnagan kateter urine
E. Melakukan pemasangan kateter urine ukuran terkecil :
kontraindikasi pemasnagan kateter urine
Jadi, tindakan berikutnya yang dilakukan
PEMBAHASAN adalah…

194 C. MELAKUKAN PEMASANGAN


KATETER SUPRAPUBIK

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Pasien laki-laki, usia 32 tahun, dibawa ke IGD dengan
keluhan sesak napas sejak mengalami kecelakaan lalu lintas
30 menit yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri dada
sebelah kiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
kompos mentis, pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg,
SOAL nadi 90 kali/menit, RR 32 kali/menit, dan suhu 36,6C. Gerak
dada hemitoraks kiri tertinggal, sela iga melebar, perkusi
redup hingga setinggi ICS 3, dan suara napas menghilang.
195 Berdasarkan pemeriksaan foto toraks didapatkan
perselubungan homogen di hemitoraks kiri, sudut
kostophrenikus tertutup perselubungan. Tatalaksana awal
yang tepat pada pasien tersebut adalah…
A. Intubasi
B. Plester 3 sisi
C. Torakotomi
D. Pemasangan WSD
E. Dekompresi dengan jarum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. PEMASANGAN WSD
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien laki-laki, 32 tahun
• Sesak napas sejak mengalami kecelakaan lalu lintas 30
195 menit yang lalu
• Disertai dengan nyeri dada sebelah kiri
• PF: kesadaran kompos mentis, pasien tampak sesak, TD
120/80, nadi 98x/m, RR 34x/m, suhu 36,6C, gerak dada
hemitoraks kiri tertinggal, sela iga melebar, perkusi redup
hingga setinggi ICS 3, dan suara napas menghilang
• Ro: perselubungan homogen di hemitoraks kiri, sudut
kostophrenikus tertutup perselubungan
 Diagnosis: Hematothoraks Sinistra
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CONDITION ASSESSMENT MANAGEMENT
(Physical Examination)
Tension pneumothorax • Tracheal deviation • Needle decompression
• Distended neck veins • Tube thoracotomy
• Tympany
• Absent breath sounds
Massive hematothorax • ± Tracheal deviation • Venous access
PEMBAHASAN • Flat neck veins • Volume replacement
• Percussion dullness • Surgical consultation
• Absent breath sounds • Tube thoracotomy

195 Cardiac tamponade • Distended neck veins


• Muffled heart tones
• Ultrasound
Pericardiocentesis
• Venous access
• Volume replacement
• Pericardiotomy
• Thoracotomy
Intrabdominal hemorrhage • Distended abdomen • Venous access
• Uterine lift, if pregnant • Volume replacement
• DPL/ultrasonography • Surgical consultation
• Vaginal examination • Displace uterus from vena cava
Obvious external bleeding Identity source of obvious external Control external hemorrhage from all
bleeding obvious sources
• Direct pressure
• Splints
• Closure of actively scalp wounds
PEMBAHASAN

195

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
HEMATOTORAKS
• Terdapatnya darah di dalam
rongga pleura
• Disebabkan oleh laserasi
pembuluh darah interkostal
PEMBAHASAN
atau arteri mammaria interna
atau laserasi paru, dapat

195 dicetuskan oleh trauma


tembus atau tumpul
Tanda dan Gejala:
• Anxiety/restlessness
• Tachypnea
Signs of shock;
• Frothy, bloody sputum
• Diminished breath sounds on
affected side
• Tachycardia
• Flat neck veins
Sumber: ATLS Coursed 9th Edition
HEMATOTORAKS
Tatalaksana:
• Memerlukan pemasangan chest
tube/water sealed drainage (WSD)
PEMBAHASAN • Jika volume darah yang diperoleh
1500 ml dari tube atau lebih dari 200
ml/jam selama 2-4 jam, operasi
195 eksplorasi direkomendasikan

Sumber: ATLS Coursed 9th Edition


PEMBAHASAN

195
Jawaban lainnya…
A. Intubasi : salah, karena pasien dalam keadaan compos
mentis
PEMBAHASAN
B. Plester 3 sisi : salah, dilakukan pada kasus open
pneumotoraks
195 C. Torakotomi : salah, bukan merupakan tatalaksana awal
E. Dekompresi dengan jarum : salah, dilakukan pada
tension pneumotoraks
Jadi, tatalaksana awal yang tepat pada
PEMBAHASAN pasien tersebut adalah…

195 D. PEMASANGAN WSD

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Anak usia 3 hari datang ke IGD dengan keluhan muntah
hijau. Perut pasien buncit disertai diare berdarah.
Pemeriksaan fisik : KU lemah, letargis, HR 160x/menit
teraba lemah, RR 65x/menit. Pada pemeriksaan radiologi
didapatkan spiral (cockscrew) duodenum dan jejunum
SOAL proksimal. Diagnosis yang tepat adalah?
A. Malformasi anorectal
B. Hirschsprung
196 C. Hipertrofi stenosis pylorus
D. Invaginasi
E. Volvulus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. VOLVULUS

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Anak usia 3 hari

196 • Perut buncit, diare berdarah


• KU lemah, letargis nadi teraba lemah
• Radiologi : spiral (cockscrew) duodenum dan
jejunum proksimal

Diagnosis : Volvulus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
VOLVULUS
• Volvulus adalah kondisi dimana usus terpelintir
PEMBAHASAN
sebagai akibat dari malrotasi saat fetal development

196 • Gejala : Bilious vomiting, tanda obstruksi dan


malabsorbsi lain

• Pada anak yang lebih tua, semakin sulit untuk menilai


gejala malrotasi. Manifestasinya dapat berupa gagal
tumbuh, abdominal pain yang kronik dan rekuren
serta tanda malabsorbsi lainnya

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
X-ray Abdomen

PEMBAHASAN

196

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainnya
A. Malformasi anorektal
PEMBAHASAN
Perempuan: MAR letak tinggi ditemukan fistel ke vestibulum atau

196 vagina, MAR letak rendah ditemukan fistel perineum atau stenosis

anus

Laki : MAR letak tinggi meconium keluar dari OUE, MAR letak rendah

ditemukan fistel perineum, stenosis anus atau atreksia rectum

B. Hirschsprung

Tidak menegeluarkan meconium > 48 jam

Saat RT, keluar feses menyemprot


WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainnya

PEMBAHASAN C. Hipertropi stenosis pylorus

Gejala : non bilious vomiting, terjadi setelah makan

196 PF : terdapat massa keras, dapat digerakkan, berukuran 2

cm terletak did aerah atas dan kanan umbilicus

D. Invaginasi

Nyeri, red currant jelly stool, sausage shaped abdominal mass

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang perempuan 56 tahun mengalami penurunan
kesadaran sejak 5 jam yang lalu disertai kelemahan
anggota gerak kiri. Pasien sempat mengeluh nyeri
kepala, mual dan muntah. Pemeriksaan fisik, TD 200/100
mmHg, HR 88 x/menit RR 21x/menit, suhu 37,5 C dan
SOAL hemiparesis sinistra.
Pemeriksaan penunjang yang tepat adalah ?

197 A. MRI
B. CT-Scan dengan kontras
C. USG
D. EEG
E. CT-Scan tanpa kontras

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
E. CT SCAN TANPA KONTRAS

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Perempuan, 56 tahun

197 • PenUrunan kesadaran


• Hemiparesis Sinistra
• Riwayat nyeri kepala, mual, muntah
• Hipertensi

Diagnosis : Stroke Hemorrhagic

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
STROKE ISKEMIK VS STROKE HEMORRHAGIC

Stroke Iskemik Stroke Hemorrhagic


PEMBAHASAN
Etiologi : thrombus (aterosklerosis) ; Etiologi : perdarahan intraserebral
Emboli (pada gangguan irama jantung)

197 Gejala :
• Defisit neurologis akut
Gejala :
• Defisit neurologis akut
• Kesadaran baik • Penurunan kesadraan
• Tanda lesi UMN (hiperreleks, ada • Nyeri kepala
refleks patologis) • Muntah protyektil
• Tanda lesi UMN, hipertensi,
hiperthermi
CT scan non kontras : area hipodens CT scan non kontras : area hiperdens di
seebrum serebrum

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
TATALAKSANA
Stroke Iskemik
PEMBAHASAN • rTPA dalam 3 jam/endovascular fibrinolysis
• Antikoagulan tidak harus segera

197 • Antiplatelet : aspirin, clopidogrel

Stroke Hemorrhagic
• Perbaiki faal hemostasis, tangani hipertensi
• Antivasospasme
• Operatif, bila
Perdarahan >30cc
Ancaman herniasi
Perdarah sereblum
Hydrosefalus

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainnya…

PEMBAHASAN
A. MRI : HNP
B. USG Doppler : untuk pembuluh darah

197 C.
D.
CT scan contrast
EEG
: perlu persiapan
: epilepsi

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Seorang wanita, 58 tahun datang dengan nyeri
punggung hebat yang dialami 1 tahun terakhir dan
memberat 1 minggu terakhir. Pasien sudah menopause
10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
krepitasi di vertebra saat melakukan fleksi punggung.
SOAL Pada x-ray ditemukan fraktur kompresi setinggi torakal
dan penurunan densitas tulang. Diagnosis yang tepat
adalah?
198 A. Osteoartritis
B. Gout Artritis
C. Osteoporosis
D. Rhematoid Artritis
E. Fraktur Vertebra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
C. OSTEOPOROSIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 58 tahun

198 • Nyeri punggung hebat


• Menopause
• Krepitasi vertebra
• X-ray : fraktur kompresi setinggi torakal dan
penurunan densitas tulang

Diagnosis : Osteoporosis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
OSTEOPOROSIS
Osteoporosis primer :
PEMBAHASAN • Tipe 1 : kehilangan massa tulang yang terjadi sesuai proses
penuaan, yaitu akibat kekurangan estrogen (menopause)
dan akibat kekurangan testosterone, (andropause)
198 • Tipe 2 : osteoporosis senil/ penuaan

Osteoporosis sekunder : Akibat adanya penyakit dasar,


obat-obatan.

Osteoporosis idiopatik : Tidak diketahui penyebabnya,


biasanya anak-anak (juvenile, remaja atau usia
pertengahan)
INFODATIN. DATA DAN KONDISI PENYAKIT
OSTEOPOROSIS DI INDONESIA, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
OSTEOPOROSIS
Modifying factors :
PEMBAHASAN
• Kurang aktivitas fisik
• Kurang asupan kalsium
198 •

Kurang protein
Kurang paparan sinar matahari
• Kurang asupan vitamin D
• Konsumsi minuman tinggi kafein
dan tinggi alcohol
• Merokok
• Hormon estrogen rendah
• Konsumsi steroid
INFODATIN. DATA DAN KONDISI PENYAKIT
OSTEOPOROSIS DI INDONESIA, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
OSTEOPOROSIS
Not modifying factors :
PEMBAHASAN • Riwayat keluarga
• Jenis kelamin perempuan
198 • Usia
• Menopause

Manifestasi Klinis :
• Asimptomatis
• Fraktur hip
• Fraktur kompresi vertebra
• Fraktur radius ulna
INFODATIN. DATA DAN KONDISI PENYAKIT
OSTEOPOROSIS DI INDONESIA, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
OSTEOPOROSIS

PEMBAHASAN
Diagnosis :
X-ray : mengidentifikasi keretakan tulang

198 BMD : mengukur kepadatan tulang

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Tatalaksana

PEMBAHASAN
• Pencegahan : Jauhi faktor resiko
• First line : Bifosfonat

198 • Second line


Ibandronat
Raloxifene
Kalsitonin
PTH

INFODATIN. DATA DAN KONDISI PENYAKIT


OSTEOPOROSIS DI INDONESIA, 2015
WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainnya…

PEMBAHASAN
A. Osteoartritis : penyakit degenerasi yg
terjadi karena inflamasi kronis pd sendi dan
tulang
198 B. Gout Artritis : penumpukan kristal MSU
pada sendi dan jaringan lunak
D. Rhematoid Artritis : penyakit autoimun yg
ditandai oleh sinovitis erosive yg simetris
E. Fraktur Vertebra : tidak tepat

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 27 tahun mengeluh nyeri punggung yang
memberat sejak 2 miinggu terakhir. Ditemukan jejas di
punggung belakang. Pada pemeriksaan X-ray vertebra
ditemukan gambar seperti berikut :
Diagnosis yang tepat?
SOAL A. Spondilitis
B. Spondilosis
C. Spondilodesis
199 D. Spondilolistesis
E. Spondiloartritis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. SPONDILOLISTESIS

PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Laki-laki, 27 tahun

199 • Nyeri punggung hebat


• Jejas di punggung belakang
• X-ray : subluksasi ke depan dari satu korpus
vertebra terhadap yang lain dibawahnya

Diagnosis : Spondilolistesis

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

199

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban lainnya
A. Spondilitis : radang pada spondylitis TB
PEMBAHASAN

B. Spondilosis : kelainan pada vertebra yang biasanya


199 terkait penuaan, berupa penyempitan diskus
intervertebral

C. Spondilodesis : jenis pembedahan (spinal fusion


surgery) untuk mengurangi nyeri akibat spondilistesis

E. Spondiloartritis : inflamasi yang menyerang vertebra

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Laki-laki, 30 tahun baru saja mengalami kecelakaan lalu
lintas datang ke UGD. Tanda vital yaitu TD 120/80 mmHg,
HR 96x/menit, RR 32x/menit. Pasien kemudian mendapat
okigen sebanyak 4L/menit dan dipasang peyangga leher
serta infus. Saat ini pasien tidak menyahut ketika
SOAL dipanggil, hanya menggumam, mata terbuka dengan
rangsang nyeri, anggota gerak atas dalam posisi terlipat
walaupun telah diberi rangsang nyeri. Pemeriksaan
200 radiologi yang sebaiknya diberikan?
A. Angiografi
B. Rontgen Skull
C. CT scan kepala dengan kontras
D. CT scan kepala tanpa kontras
E. MRI kepala

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
D. CT SCAN KEPALA TANPA
KONTRAS
PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Laki-laki, 30 tahun

200 • Post KLL


• Takipneu
• E2V2M3

Pemeriksaan Penunjang?

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

200

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
CT SCAN KEPALA TANPA KONTRAS

PEMBAHASAN
• CT scan pada kepala sebenarnya bisa dilakukan
dengan kontras atau tanpa kontras.

200 • Ct scan dengan kontras terdapat beberapa


syarat :
- Dilakukan cek BUN dan kreatinin
- Puasa 4 jam sebelum pemeriksaan
• Pada kondisi gawat darurat, lebih mengarah ke
CT scan tanpa kontras

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
Jawaban Lainnya

PEMBAHASAN
A. Angiografi : untuk menilai pembuluh darah

200 B. Rontgen Skull : untuk mengevaluasi tulang wajah,


hidung dan sinus

E. MRI kepala : untuk melihat kelainan intracranial


dan ekstrakranial lebih lanjut seperti tumor,
stroke, peradangan otak dan cairan otak.

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM
PEMBAHASAN

WWW.FUTUREDOCTORINDONESIA.COM

Anda mungkin juga menyukai