Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMASI KOMUNITAS KLINIS

PELAYANAN RESEP PADA PASIEN ISPA DAN TB

NAMA : JINAN RANA SANINAH

NIM : 16 01 01 162

KELAS : S1 C

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI

PALEMBANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman


Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara
lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal
sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain
Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas
dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang
terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TBC. Gejala
utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk
dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah,
sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TBC
yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.

Penyakit TBC paru yang disebabkan terjadi ketika daya tahan tubuh
menurun. Dalam perspektif epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai
hasil interaksi antar tiga komponen pejamu (host), penyebab (agent), dan
lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-simpul tersebut.
Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat
dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV AIDS
atau orang dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan
terjangkit TBC. Pencegahan dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan
dengan cara: Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, Membudayakan
perilaku etika berbatuk, Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas
perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat, Peningkatan
daya tahan tubuh, Penanganan penyakit penyerta TBC; Penerapan pencegahan
dan pengendalian infeksi TB
B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan skrining resep yang meliputi skrining
administratif, farmasetis, dan klinis.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan pelayanan resep dengan memenuhi
kaidah good dispensing practice.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan


oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberkulosis. Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, namun dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Indonesia
merupakan negara yang termasuk sebagai 5 besar dari 22 negara di dunia dengan
beban TB. Kontribusi TB di Indonesia sebesar 5,8%. Saat ini timbul kedaruratan
baru dalam penanggulangan TB, yaitu TB Resisten Obat (Multi Drug Resistance/
MDR).Gejala umum TB Paru adalah batuk produktif lebih dari 2 minggu, yang
disertai:Gejala pernapasan (nyeri dada, sesak napas, hemoptisis) dan/atau Gejala
sistemik (demam, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, keringat malam dan
mudah lelah).
Pada pemeriksaa jika sputum BTA positif: Dua kali pemeriksaan
menunjukkan hasil BTA positif, atau satu kali pemeriksaan dengan hasil BTA
positif dan hasil pemeriksaan radiologis sesuai dengan TB paru, atau satu kali
sputum BTA positif dan hasil kultur positif. Sputum BTA negatif, bila: Dua kali
pemeriksaan dengan jarak 2 minggu dengan hasil BTA negatif. Darah:
limfositosis/ monositosis, LED meningkat, Hb turun.Pemeriksaan mikroskopis
kuman TB (Bakteri Tahan Asam/BTA) atau kultur kuman dari spesimen
sputum/dahak sewaktu-pagi-sewaktu.Untuk TB non paru, spesimen dapat diambil
dari bilas lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura ataupun biopsi
jaringan.Radiologi dengan foto toraks PA-Lateral/ top lordotik.Pada TB,
umumnya di apeks paru terdapat gambaran bercak-bercak awan dengan batas
yang tidak jelas atau bila dengan batas jelas membentuk tuberkuloma. Gambaran
lain yang dapat menyertai yaitu, kavitas (bayangan berupa cincin berdinding
tipis), pleuritis (penebalan pleura), efusi pleura (sudut kostrofrenikus tumpul).

Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal dan lanjutan:

1. Tahap awal menggunakan paduan obat rifampisin, isoniazid, pirazinamid


dan etambutol.

a) Pada tahap awal pasien mendapat pasien yang terdiri dari 4 jenis obat
(rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan etambutol), diminum setiap hari dan
diawasi secara langsung untuk menjamin kepatuhan minum obat dan mencegah
terjadinya kekebalan obat.

b) Bila pengobatan tahap awal diberikan secara adekuat, daya penularan menurun
dalam kurun waktu 2 minggu.
c) Pasien TB paru BTA positif sebagian besar menjadi BTA negatif (konversi)
setelah menyelesaikan pengobatan tahap awal. Setelah terjadi konversi
pengobatan dilanujtkan dengan tahap lanjut.

2. Tahap lanjutan menggunakan paduan obat rifampisin dan isoniazid

a) Pada tahap lanjutan pasien mendapat 2 jenis obat (rifampisin dan isoniazid),
namun dalam jangka waktu yg lebih lama (minimal 4 bulan).

b) Obat dapat diminum secara intermitten yaitu 3x/minggu (obat program) atau
tiap hari (obat non program).

c) Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah


terjadinya kekambuhan.

Panduan OAT lini pertama yang digunakan oleh Program Nasional


Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

Artinya pengobatan tahap awal selama 2 bulan diberikan tiap hari dan
tahap lanjutan selama 4 bulan diberikan 3 kali dalam seminggu. Jadi lama
pengobatan seluruhnya 6 bulan.

2. Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

Diberikan pada TB paru pengobatan ulang (TB kambuh,gagal pengobatan,


putus berobat/default). Pada kategori 2, tahap awal pengobatan selama 3 bulan
terdiri dari 2 bulan RHZE ditambah suntikan streptomisin, dan 1 bulan HRZE.
Pengobatan tahap awal diberikan setiap hari. Tahap lanjutan diberikan HRE
selama 5 bulan, 3 kali seminggu.Jadi lama pengobatan 8 bulan.
3. OAT sisipan : HRZE

Apabila pemeriksaan dahak masih positif (belum konversi) pada akhir


pengobatan tahap awal kategori 1 maupun kategori 2, maka diberikan pengobatan
sisipan selama 1 bulan dengan HRZE.

Kategori 1 (2HRZE/ 4H3R3): Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif,
pasien TB ekstra paru.

Kategori 2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3): Paduan OAT ini diberikan untuk


pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya: Pasien kambuh, pasien gagal,
pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

Dosis untuk paduan OAT KDT untuk Kategori 1

Berat Badan Tahap Intensif tiap hari selama Tahap Lanjutan 3 kali seminggu
56 hariRHZE (150/75/400/275) selama 16 minggu RH (150/150)

30- 37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT

38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT

55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT

71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
- Buku/referensi - Lumpang + alu
- Etiket - Perkamen
- Klip plastik - Sudip
- Blanko copy resep
2. Bahan
- Obat-obatan: PRO TB 4, Vitamin B6
B. Prosedur Praktikum
1. Praktikan menyiapkan etiket dan klip plastik, copy resep dan keperluan
lainnya untuk pelayanan resep.
2. Jika terdapat sesuatu hal yang belum sesuai berdasarkan skrining resep,
sebelum melaksanakan penyiapan obat konfirmasikan dengan dokter.
3. Lakukan pelayanan resep sesuai dengan kaidah good dispensing practice.
4. Resep yang sudah dikerjakan diserahkan kepada pasien dengan diserta
pemberian informasi obat.
C. Prosedur Kerja
1) Pengambilan Bahan
a. Pro TB 4 15okaplet
Isoniazid 75mg/hr
Rifamfisin 150mg/hr
Pyrazinamide 400mg/hr
Etambutol 275mg/hr
b. Vitamin B6 30 tablet
2) Cara kerja
a. Pro TB 4
- ambil 150 kaplet PRO TB 4 masukkan dalam wadah obat
- beri etiket

b. Vitamin B6

- ambil 30 tablet vitamin B6 masukkan dalam wadah obat


- beri etiket

 Informasi yang harus disampaikan kepada pasien


Pasien diatas menderita penyakit TB kategori 1, obat yang diberikan yaitu:
1) PRO TB 4 digunakan untuk pasien TB kategori 1 diberikan OAT sisipan
selama 1 bulan HRZE, diminum pada saat bangun tidur saat lambung
kosong

2) Vitamin B6 digunakan untuk indikasi kesemutan, kesemutan yang


disebabkan oleh efek samping isoniazid dan vitamin B6 diberikan sesudah
makan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Kasus : Rasa mual, kesemutan, riwayat penyakit TB kategori 1 minum obat Pro
TB 4 selama 2 bulan, pada diakhir fase dilakukan pemeriksaan sputum/ dahak
BTA +.
DIAGNOSA: TBC kategori 1

Resep yang belum diusulkan:


dr. Almaira SpPD
SIP: 1412/ KPPT/ 2017
Aryodila No. 22 A

Palembang, 21 oktober 2019


R/ Pro TB 4 XXX
S 1 d d 2 tablet
R/ Strepomisin injeksi XXX
S imm
R/ Parasetamol 500mg XV
S 3 d d 1 tab

Pro : Thomas
Umur : 50 thn
BB : 72 Kg
Alamat : Jl. Ariodillah III No. 22 A
Resep yang sudah diusulkan:
dr. Almaira SpPD
SIP: 1412/ KPPT/ 2017
Aryodila No. 22 A

Palembang, 21 oktober 2019


R/ Pro TB 4 CL
S 1 d d 5 kaplet a.c
R/ Vitamin B6 XXX
S 1 d d 1 tablet prn p.c

1. Persyaratan Administrasi
Pro : Thomas Dika
Umur : 50 thn
BB : 72 Kg
Alamat : Jl. Ariodillah III No. 22 A

No Kriteria Ada Tidak Tindak Lanjut


1 Nama pasien √ Tidak jelas, konfirmasi
2 Umur pasien √ -
3 Jenis kelamin pasien √ Tidak jelas, konfirmasi
4 Berat badan pasien √ -
5 Tinggi badan pasien √ Tidak ada, tidak diperlukan
6 Nama dokter √ -
7 Nomor Surat Izin Praktek dr √ -
8 Alamat dokter √ -
9 Paraf dokter √ Tidak ada, konfirmasi
10 Tanggal ditulisnya resep √ Tidak ada, konfirmasi
11 Alamat pasien/ ruangan asal √ Tidak ada, konfirmasi

2. Persyaratan Farmasetik

No Nama obat Ketidak sesuaian Tidak lanjut


farmasetis
1 PRO TB 4 - Tidak ada keterangan Lihat referensi ISO/MIMS
waktu minum obat
-Memastikan jumlah
sediaan obat yang harus
disiapkan
-Memastikan berapa kaplet
untuk pasien berumur 50
th BB 72 dalam satu hari
2 Streptomisin inj Tidak ada keterangan Lihat referensi ISO/MIMS
waktu minum obat
3 Parasetamol Tidak ada keterangan Lihat referensi ISO/MIMS
waktu minum obat

3. Pertimbangan Klinis

No Nama Obat Aturan Dosis Lazim Pehitungan Dosis


Pakai
1 PRO TB 4 Isoniazid INH 5(4-6) max 1. Isoniazid 1x sehari 75 mg/hr
75mg/hr 300mg/hr Perhitungan dosis 4-6 mg/kgbb
Rifampicin RIF 10(8-12) max Dosis: 4 x 72kg= 288 mg
150mg/hr 600 mg/hr 6 x 72 kg= 432 mg
Pyrazinami PZA 25(20-30) Rentang dosis 288 – 432 mg
de max 1600 mg/hr 1xp 75 mg x 5 tab = 375 mg (sesuai)
400mg/hr EMB 15 (15-20) 2. Rifamfisin 150 mg/hr
Etambutol max 1600 mg/ hr Perhitungan dosis 8-12 mg/kgbb
275mg/hr (PPK, fasyankes Dosis: 8 x 72kg= 576 mg
primer, 2014) hal: 12 x 72 kg= 864 mg
12 Rentang dosis 576– 864 mg
1xp 150 mg x 5 tab = 750 mg (sesuai)
3. Pirazinamid 400mg/hr
Perhitungan dosis 20-30 mg/kgbb
Dosis: 20 x 72kg= 1440 mg
30 x 72 kg= 2160 mg
Rentang dosis 1440-2160 mg
1xp 400 mg x 5 tab = 2000 mg
(sesuai)
4. Etambutol 275 mg/hr
Perhitungan dosis 15-20 mg/kgbb
Dosis: 15 x 72kg= 1080mg
20 x 72 kg= 1440 mg
Rentang dosis 1080-1440mg
1xp 275 mg x 5 tab = 1375 mg
(sesuai)
2 Streptomisin inj 1x sehari inj Dewasa15 Rentang dosis 1x = 120 mg – 250 mg
mg/KGBB
1xp = 250 mg (sesuai)
(maksimal 1
gram) (PIONAS)
3 Parasetamol 3x 1 tablet Dosis dewasa 0,5- 1XP = 500 mg ( sesuai)
500 mg 1 gram 4-6 jam
( max 4 gram) per
hari (PIONAS)

4. SOAP
a. Asessment

Problem
Subjektif &
Medik Terapi Analisis DRP
Objektif
Influenza S: rasa mual dan PRO TB 4 Pemakaian sudah benar 1 -
kesemutan kali sehari, seharusnya pada
pasien dengan penyakit TB
O: BTA + kategori 1, BTA + dengan
BB 72 kg minum obat
sisipan yaitu HRZE 5 tablet
selama 1 bulan diminum
pada pagi hari sebelum
makan / saat bangun tidur
Streptomisi Pemilihan
n inj Streptomisin inj digunakan obat tidak
pada pasien kategori 2, tepat
dalam kasus ini streptomisin
inj tidak digunakan karena
pasien mengalami TB
Parasetamol kategori 1.
Obat tanpa
Parasetamol tidak di berikan indikasi
Vitamin B6 karena tidak ada indikasi
demam. Indikasi
tanpa obat
Vitamin B6 diberikan pada
pasien karena bisa
digunakan untuk indikasi
kesemutan pada pasien
dengan efek samping
isoniazid. Diminum pada
saat setalah makan.

b. Plan

Bentuk sediaan/
Signa & aturan minum Rencana
No Nama obat kekuatan jumlah
(ac, dc, pc) monitoring
sediaan

1 PRO TB 4 Kaplet, 150 mg/ 150 S 1 d d 5 kaplet a.c 1 Kondisi


75 mg/ 400 mg/ kaplet bulan pada pagi hari klinik: mual
275 mg sebelum makan / pada dan muntah
saat bangun tidur Tanda vital: -
2 Vitamin B6 Tablet 100 mg S 1 d d tab 1 prn dc Pemeriksaan
30 tablet lab : BTA +

B. Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan tentang pelayanan resep pada pasien TBC
didapatkan hasilnya bahwa tedapat beberapa masalah pada penggunaan obat yang
termasuk kedalam Drug Related Problems (DRPs) yaitu:

1. Aturan Pakai Kurang Tepat

Dalam kasus ini aturan pakai PRO TB 4 1x sehari 5 tablet pada pasien BB
72 kg TB kategori 1

2. Pemilihan obat tidak tepat


Dalam kasus ini Streptomisin inj tidak digunakan pada pasien kategori I,
streptomisin inj digunakan pada pasien yang sudah mengalami kategori II

3. Pemilihan obat tanpa indikasi

Dalam kasus ini terdapat obat tanpa indikasi yaitu parasetamol tidak
diberikan karena tidak ada indikasi demam.

4. Indikasi Tanpa Obat

Dalam kasus ini terdapat indikasi tanpa obat yaitu Vitamin B6 100 mg.
Pada kasus ini pasien mengalami mual dan kesemutan. Vitamin B6 untuk
mengatasi mual kesemutan diberikan 1x sehari 1 tablet.

BAB V

KESIMPULAN

Simpulan yang didapatkan dari praktikum yang dilakukan tentang


pelayanan resep pada pasien TBC terdapat 4 parameter DRPs yaitu:.aturan pakai
tidak tepat, pemilihan obat tidak tepat, pemilihan obat tanpa indikasi, indikasi
tanpa obat Sehingga perlu dilakukan monitoring resep untuk mengurangi
terjadinya kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2012.
Drug Information Handbook, 21th edition, Lexi-Comp for the American
Pharmacists Association.

BPOM RI, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Badan


Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. Terdapat di:
http://pionas.pom.go.id

Farhanisa,(2015). Kejadian Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (Oat)


Kategori 1 pada Pasien Tb Paru di Unit Pengobatan Penyakit Paru-paru
(Up4) Provinsi Kalimantan Barat.  Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas
Kedokteran UNTAN.
Ikatan Dokter Indonesia. 2014, Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2014.

APOTEK SEJATI
Jl. Menuju roma No.22A palembang
Telp. 0711-130898
APA : Jinan Rana Saninah, S.Farm.Apt.
SIPA : 813/IPA/0021/KPPT/2019
SIA : 813/IPSPA/081/KPPT/2019
No.Resep : 03 Tgl.21-102019
Tgl Lahir :21-06-1969
Nama Pasien : Tn. Thomas Wijaya

L
1 Kali sehari 5 Kaplet
(Setiap 24 jam)
(Sebelum makan)

Nama Obat : Pro TB 4


Jumlah : 150 Kaplet
Tgl kadaluarsa :29-10-2019
Petunjuk Khusus : HABISKAN ( Diminum
sebelum makan)
APOTEK SEJATI
Jl. Menuju roma No.22A palembang
Telp. 0711-130898
APA : Jinan Rana Saninah, S.Farm.Apt.
SIPA : 813/IPA/0021/KPPT/2019
SIA : 813/IPSPA/081/KPPT/2019
No.Resep : 03 Tgl.21-102019
Tgl Lahir :21-06-1969
Nama Pasien : Tn. Thomas Wijaya

L
1 Kali sehari 1 Tablet
(Setiap 24 jam)
(Sesudah makan)

Nama Obat : Vitamin B6


Jumlah : 30 tablet
Tgl kadaluarsa :29-10-2019
Petunjuk Khusus : BILA PERLU

Anda mungkin juga menyukai