Untuk mengetahui pengaruh penambahan surfaktan pada senyawa sukar larut dalam
air
Kelarutan suatu senyawa dalam zat pelarut tergantung sifat fisik yang dapat kita
amati setiap saat adalah peristiwa larutnya yang merupakan suatu campuran homogen antara
zat dari molekul, atom, ataupun ion dimana zat yang dimaksud adalah zat padat, minyak larut
air.
Secara kuantitatif kelarutan suatu zat yang dinyatakan sebagai konsentrasi zat terlarut
didalam larutan jenisnya pada suhu dan tekanan tertentu.
Kelarutan mempunyai peranan dalam dunia farmasi karena suatu obat dapat diabsirbsi
setelah zat aktifnya terlarut dalam cairan usus sehingga salah satu usaha mempertinggi efek
farmakologi dari sediaann adalah dengan menekan kelarutan zat aktifnya.
Bebrapa hal yang dapat meningkatkan kelarutan senyawa obat yang sukar larut dalam
air pembentukan kompleks, penambahan surfaktan dan lain-lain. Salah satu sifat penting dari
surfaktan obat yang tidak larut / sedikit larut dalam medium dispersi surfaktan pada
konsentrasi rendah menurunkan tegangan permukaan dan menekan laju kelarutann obat pada
kadar yang lebih tinggi surfaktan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel.
Salah satu sifat penting dari surfaktan adalah kemampuan untuk meningkatkan
kelarutan bahan obat yang tidak larut atau sedikit larut dalam medium dispersi. Surfaktan
pada konsentrasi rendah, menurunkan teganggan permukaan dan menaikkan laju pelarutan
obat. Pada kadaryang lebih tinggi surfaktan berkumpul membentuk agregat disebut misel.
Alat
1. Buiret
2. Erlemeyer
3. Pipet tetes
4. Kertas saring
5. Gelas ukur
6. Beker gelas
Bahan
1. Larutan NaOH 0.1N
2. Asam oksalat 0,1N
3. Asam salisilat
4. Larutan twen 80 dengan berbagai konsentrasi ( 0,25% b/v, 0,50% b/v, 0,1% b/v )
5. Indikator fenolftalein
6. Aquadest
𝑔𝑟𝑎𝑚 /40 /1
0,1 =
1
Gram = 4 gram
𝑔𝑟𝑎𝑚/126/2
0,1 =
0,1
1. Konsentrasi 0,25%
0,25
0,25% = x 100 = 0,25gram
100
Timbang surfaktan 0,25gram
Larutkan dalam labu ukur 100ml dengan aquadest sampai larut
Cukupkan dengan aquadest sampai tanda batas
2. Konsentrasi 0,50%
0,50
0,50% = x 100 = 0,50gram
100
Timbang surfaktan 0,50gram
Larutkan dalam labu ukur 100ml dengan aquadest sampai larut
Cukupkan dengan aquadest sampai tanda batas
3. Konsentrasi 0,1%
0,1
0,1% = x 100 = 0,1gram
100
f. Cara kerja & Penentuan kadar asam salisilat dalam air dan dalam larutan
surfaktan
Cara kerja:
Rumus:
50𝑚𝑙
kadar zat dalam 50ml = x % kadar
10𝑚𝑙
Data Titrasi dan Perhitungan :
1. Pembakuan NaOH
2. Tween 0,1%
c. 2,7 ml
Perhitungan
m. asam salisilat = m. NaOH
= V x N x BE
Dalam 10 ml = 33,81 mg
33,81 𝑚𝑔
% kadar = 200 𝑚𝑔
x 100% = 16,9 %
3. Tween 0,25%
c. 5,1 ml
Perhitungan
m. asam salisilat = m. NaOH
= V x N x BE
= 5,8 x 0,098 x 138
f. 3,9 ml
Perhitungan
m. asam salisilat = m. NaOH
= V x N x BE
Dalam 10 ml = 41,38 mg
41,38 𝑚𝑔
% kadar = 200 𝑚𝑔
x 100% = 20,69 %
4. Tween 0,5%
Perhitungan
m. asam salisilat = m. NaOH
= V x N x BE
Dalam 10 ml = 43,19 mg
43,19 𝑚𝑔
% kadar = 200 𝑚𝑔
x 100% = 21 %
LAPORAN PRATIKUM
Nilai :
SKEMA KERJA :
Hasil Titrasi
NO Pelarut Rata-rata hasil Titrasi % Kadar
1 2 3
1 Air 50 ml 3,5 ml 3,3 ml 3,7 ml 3,5 ml 23,66%
2 Tween 0,25% + 40 ml air 2,5 ml 2,5 ml 2,7 ml 2,5 ml 16,9%
3 Tween 0,5% + 40 ml air 2,8 ml 2,5 ml 3,9 ml 3,06 ml 20,69%
4 Tween 1% + 40 ml air 3,5 ml 3,8 ml 2,7 ml 3,33 ml 21%
PEMBAHASAN
Kelarutan merupakan konsentrasi zat terlarut dalam larutan jernih pada temperature tertentu.
Bentuk serta ukuran partikel dapat mempengaruhi kecepatan waktu zat untuk larut. Percobaan ini
menggunakan metode titrasi dengan larutan baku sekunder NaOH 0,1 M dan larutan baku sekunder
Asama oxalate 0,1 M serta indicator phenolftalein untuk melihat perubahan warna. Sampel yang
digunakan yaitu Asama salisilat sebanyak 200 mg pada masing-masing percobaan. Dari hasil
percobaan ini, sampel 1-4 menunjukkan persen kadar yang meningkat, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar konsentrasi surfaktan maka akan semakin tinggi pula kelarutan asam salisilat
yang didapat.
Kelarutan suatu senyawa dalam zat pelarut tergantung sifat fisik dan kimia dari zat terlarut
tersebut. Faktor yang mempengaruhi kecepatan kelarutan antara lain: ukuran partikel, dimana makin
kecil/ halus ukuran partikel dapat memperluas permukaan cepat larut, suhu, dimana suhu merupakan
faktor yang penting karena kenaikan suhu dapat meningkatkan kelarutan solute.Ada juga faktor lain,
yaitu : tekanan, asam, dan basa larutan tersebut keadaan bagian dari zat terlarut dan pengadukan.
Dari hasil percobaan ini surfaktan (tween 80) dapat meningkatkan kelarutan asam salisilat
dikarenakan surfaktan tersebut telah menurunkan tegangan permukaan pada larutan asam salisilat
sampai pada titik critical micelle concentration (CMC), pada titik cmc ini surfaktan menjadi jenuh dan
surfaktan yang berlebih akan membentuk misel. Misel sendiri adalah suatu agregat yang mengandung
monomer-monomer surfaktan, pada konsentrasi cmc surfaktan akan meningkatkan kelarutan zat yang
tidak larut dikarenakan zat tersebut dapat tersembunyi di dalam sel.
KESIMPULAN :
1. Surfaktan dapat mempengaruhi zat yang tidak larut air seperti asam salisilat.
2. Semakin tinggi atau besar konsentrasi surfaktan (tween 80) semakin tinggi pula kelarutan
suatu zat asam salisilat
3. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan yaitu: ukuran partikel suhu,
tekanan,asam larutan, basa larutan,kecepatan pengadukan, kelarutan dalam farmakope Indonesia yaitu
kelarutan pada suhu 20°C (FI Edisi ke III) atau 25°C (FI Edisi IV) dinyatakan dalam suatu bagian
volume tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain.